Anda di halaman 1dari 12

Ginekologi

Perdarahan Uterus
Disfungsional
(PUD)

adalah perdarahan uterus abnormal (lama,


frekuensi,jumlah) yang terjadi di dalam
maupun di luar siklus haid, yang semata-mata
disebabkan gangguan fungsional mekanisme
kerja hipotalamus-hipofisis-ovariumendometrium tanpa kelainan organik alat
reproduksi dan hematologik . PUD paling
banyak dijumpai pada usia perimenars (816th), masa reproduksi (16-35) dan
perimenopause (45-65).

Haid Normal
ciri-ciri perdarahan normal dari haid baik jumlahnya,

lamanya, maupun keteraturannya. Pada waktu haid


jumlah darah yang keluar rata-rata 45-50 mL,
minimal 35 mL dan maksimal tidak lebih dari pada
80 mL.lamanya berlangsung perdarahan Rata-rata
5-7 hari, dan datangnya menurut siklus setiap 28
hari dengan variasi siklus terpendek 21 hari dan
siklus terpanjang 35 hari. menurut arey (1939) 95 %
siklus haid pada usia 20-40 tahun panjangnya antara
21-35 hari.
3 fase: 1) fase menstruasi, 2) fase proliferasi, 3) fase
sekresi,

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi endometrium (dilatasi dan curretase

diagnostic) bila tidak ada kontraindikasi.


Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan hematologi lengkap
Pemeriksaan hormon reproduksi (bila
dimungkinkan dari segi biaya oleh pasien)

Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim


disfungsional (DUB) belum diketahui secara pasti.
Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan
rahim disfungsional, antara lain:
A)Kegemukan (obesitas)
B)Faktor kejiwaan
C)Alat kontrasepsi hormonal
D)Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
E)Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan
rahim (DUB), misalnya: trombositopenia (kekurangan
trombosit atau faktor pembekuan darah), Kencing
Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain
F)Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi
karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium
(polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan lainlain.

FAKTOR PENYEBAB

KLASIFIKASI PUD

A. pada usia remaja


Latar belakang etiologinya diperkirakan karena
disfungsi dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium
yang mengakibatkan anovulasi sekunder. Pada masa
ini ovarium masih belum berfungsi dengan baik
(disfungsi ovarium) dan pada remaja yang
mengalami perdarahan disfungsional sistem
mekanisme siklus feedback yang normal belum
mencapai kematangan.
B. pada masa reproduksi
Pada masa kehidupan yang reproduktif ini bila terjadi
perdarahan yang tidak teratur pada seorang wanita
kebanyakan sebabnya adalah organik walaupun
perdarahan uterus disfungsional bisa juga terjadi.

Lanjutan.
C. Masa Menjelang Menopause
Beberapa tahun menjelang menopause fungsi
ovarium mengalami kemunduran karena
secara histologis didalam korteks ovarium
hanyaa tersisa sedikit jumlah folikel
primordial yang resisten terhadap
gonadotropin.

Diagnosis
Gejala klinis
Kerokan endometrium
Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan penunjang / laboratoium untuk

mendeteksi kelainan pembekuan darah,


hormonal

Terapi operatif , yakni dilatasi dan kuratese, dilakukan pada yang


sudah menikah atau life saving untuk yang belum menikah

Terapi hormonal dibagi menjadi 2 yaitu:


a.PUD ovulasi
1.Pertengahan siklus : estrogen 0,625 mg-1,25 mg pada
hari ke 10-15 siklus
2.Bercak pra haid : progesteron 5-10 mg pada hari ke 15-26
siklus
3.Pasca haid: estrogen 0,625 mg-1,25 g pada hari ke 2-7
siklus
4.Polimenorea: progsteron 10 mg pada hari ke 15-25 siklus
b. PUD anovulasi : menghentikan perdarahan segera
dengan dilatasi dan kuretase. Bisa juga estrogen selama 20
hari dan progesteron selama 10 hari

Komplikasi

Sebagai akibat dari perdarahan berulang terlebih

bila perdarahan itu berlangsung lama dan


berjumlah banyak , maka komplikasi yang paling
sering adalah anemia. Tidak jarang anemia itu
sangat berat sehingga penderitanya perlu dirawat
inap rumah sakit untuk mengatasi perdarahan
dan memberinya transfusi darah. Pada beberapa
penderita perdarahan uterus difungsional terjadi
kegagalan dengan terapi yang konservatif
sehingga diperlukan tindakan operatif yang lebih
radikal seperti kuretase dan bahkan histerektomi
yang bila terlalu cepat diputuskan dan langsung
dierjakan bagi sebagian pasien mempunyai resiko
psikologis yang mendalam .

Prognosis
Bisa mendatangkan morbiditas yang

serius dan kronis akibat anemia berat


yang tidak terkendali dengan terapi
obat-obatan. Walaupun demikian
prognosis penyakit umumnya tidak
buruk sekalipun histerektomi total pada
akhirnya terpaksa dilakukan dan
penanganannya dilakukan oleh dokter
spesialis penyakit kandungan terutama
yang berpengalaman dalam hal
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai