Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA

KODE ETIK PERAWAT GIGI DI INDONESIA

KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Dewa Ayu Dewi S.P


Dian Anggita R.
Rafika Chintya D.
Titik Okta Suryani
Ria Hartatama R.
Varadita Vebri
Yeni Witriani
Anita Rahmawati
Iput Damayanti
Kurnia Ramadhani
Bagus Manik Panji
Eri Septiana
Damairia Hayu P
Prima Aretha
RR Nabila ZA
Ummu Athiyah
Dini Julianti
Ristina Noviatun
Firra Septyanti
Budi Utomo
Dessy Ratna P
Etna Nur U.K

23.
47.
48.
49.

(8604)
(8613)
(8653)
(8655)
(8657)
(8661)
(8662)
(8670)
(8673)
(8675)
(8679)
(8682)
(8685)
(8687)
(8688)
(8694)
(8696)
(8700)
(8708)
(8713)
(8714)
(8715)

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.

Mayka Dilistiani
Aini Sunar
Eka Aulia Rachman
Sri Mulyaningsih
Catarina Srihanani
Violita Sheilla
Istighfari Zahra Maulida
Riana Febriani
Yessy Trisnaningsih
Ayu Uswatun Hasanah
Melia Oktafiani
Meia Audinah
Ika Ratna Primasasti
Juliyanti Manulang
Siska Pramita Sari
Zam Basir Angga W.
Elylla Oktaviana
Atwina Rizki A. I. D.
Irsa Grusninda Praditia
Nopris Tiara Anisa
Selviani Fharifatun
Pangky Fajar Sagita
46.

(8718)
(8719)
(8802)
(8811)
(8823)
(8831)
(8847)
(8857)
(8871)
(8879)
(8882)
(8885)
(8888)
(8892)
(8893)
(8894)
(9803)
(8905)
(8908)
(8916)
(9919)
(8920)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
50.
2012

51. KATA PENGANTAR


52.

Pertama-tama penyusun memanjatkan

puji syukur ke

hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya lah penulisan makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
53.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika semester
empat.

Sekaligus untuk menambah wawasan

penulis, mengenai

kode

etik

perawat gigi di Indonesia yang nantinya dapat di jadikan sebagai pegangan kita
di masa mendatang.
54.

Banyak kendala yang muncul dalam penyelesaian makalah ini. Namun


karena kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

55.

Penyusun menyadari terdapat beberapa materi yang belum penyusun


sertakan dalam makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan dalam penulisan selanjutnya di masa
yang akan datang. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca khususnya dan juga berguna bagi nusa dan bangsa umumnya.
56.
57. Yogyakarta, 10 Maret 2012
58.
59.

60.

Penyusun
61.
62.
63.
64.
65.

66.

67. DAFTAR ISI


68. Halaman
sampul ...............................................................................................................i
69. Kata
Pengantar ................................................................................................................
.ii
70. Daftar
isi...........................................................................................................................ii
i
71. Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................iv
1.2 Tujuan dan Manfaat ..........................................................................................
72.
Bab 2.
Pembahasan...........................................................................................................3
73.

2.1 Kewajiban

Umum.................................................................................................
74.

2.2 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap

Masyarakat....................................................
75.

2.3

Kewajiban

Perawat

Gigi

Terhadap

Teman

Sejawatnya.....................................
76.

2.4

Kewajiban

Perawat

Gigi

Terhadap

Sendiri.................................................
77.

Bab 3. Penutup
78.
3.1

Kesimpulan.........................................................................................................10
79.
3.2
Saran...................................................................................................................10
80.
Daftar
Pustaka.................................................................................................................11
81.
82.

Diri

83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.

91. BAB I
92. PENDAHULUAN
93. 1.1 Latar Belakang
94.
Perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam
kelompok keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus
berdasarkan Standar Profesi (SK Menkes Nomor 1035 Tahun 1998). Pengertian
dari profesi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu (ketrampilan,kejujuran,dan
sebagainya).
95.
Setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi harus memenuhi
beberapa persyaratan, salah satunya adalah memiliki kode etik sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
96.
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik juga menyatakan perbuatan apa yang
benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap mereka yang menjalankan profesi seperti dokter, perawat, perawat gigi dan
profesi lainnya.
97.
Begitu halnya dengan perawat gigi yang merupakan suatu profesi bidang
keperawatan gigi juga memiliki kode etik. Dengan adanya kode etik ini diharapkan

dapat memberikan pedoman bagi tiap anggota profesi tentang prinsip


profesionalitas, dimana pelaksana profesi (perawat gigi) mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Disamping itu kode etik
juga merupakan sarana kontrol bagi masyarakat maupun profesi yang bersangkutan,
serta mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi.
98.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Organisasi profesi merupakan
suatu wadah/tempat para anggota profesi tersebut menggabungkan diri dan
mendapat perlindungan. Di Indonesia, organisasi profesi bidang keperawatan gigi
adalah Persatuan Perawat Gigi Indonesia(PPGI). Sebagai seorang perawat gigi kita
wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan apa yang sudah tertera didalam kode
etik diwilayah hukum Indonesia. Kewajiban-kewajiban sebagai seorang perawat
gigi senantiasa harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, baik itu kewajiban
umum dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, agama,
hukum, kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap diri sendiri, bahkan
kewajiban terhadap rekan sejawat.
99.
100.

1.2 Tujuan dan Manfaat


101.

Tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui kode etik perawat gigi Indonesia serta kekurangan dan


kelebihannya.
2. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak sesuai dengan
standar profesi.
3. Melindungi tenaga kesehatan dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.
4. Sebagai pedoman dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan
pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan.
5. Sebagai pedoman menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien.

102.
103.

BAB 2
PEMBAHASAN

104.

2.1 Kewajiban Umum

105.

Pasal 1
106. Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa menjalankan

profesinya secara optimal.


107.

Perawat gigi melakukan pekerjaannya sesuai dengan pelayanan

asuhan kesehatan gigi dan mulut, etika umum, etika kesehatan gigi, hukum dan
agama. Pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut
perlu dipelihara dan ditingkatkan sesuai dengan kompetensi perawat gigi, etika
umum dan etika kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam rangka member
pelayanan terbaik pada pasien.
108.

Sebagai contoh seorang perawat gigi

dalam memberikan

pelayanan kesehatannya perlu memperhatikan prinsip etika dan pengetahuan


yang didapat supaya mendapat hasil yang maksimal.
109.
110.

Pasal 2
111.

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-

norma hidup yang luhur.


112.

Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya harus

membawa diri dalam sikap yang terpuji. Baik dalam hubungannya terhadap
pasien, masyarakat, teman sejawat maupun profesinya. Dalam menjalankan
tugasnya, perawat gigi harus mematuhi norma-norma luhur yang berlaku di
daerah dimana ia menjalankan tugas sebagai perawat gigi. Oleh karena itu
Perawat gigi Indonesia berkewajiban untuk menjaga tingkah laku, tutur kata
serta sikapnya agar selalu seimbang dengan martabat jabatan Perawat Gigi
sebagai salah satu tenaga kesehatan gigi. Masyarakat memandang perawat gigi
yang terampil adalah perawat gigi yang menjunjung tinggi norma hidup yang
luhur baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya.

Karena Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan


kemampuan dalam

113.

memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada

masyarakat, tetapi juga berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat.
114.
115.

Pasal 3
116. Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi Indonesia tidak

dibenarkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Kode Etik.


117.

Dalam hal ini sebagai seorang perawat yang profesional harus

bekerja berdasarkan kode etik yang telah diatur dan disepakati. Apabila ada
pelanggaran yang dilakukan dalam proses perawatan maka akan diberi sanksi
yang telah dimuat dalam kode etik profesi perawat gigi. Contoh: apabila seorang
perawat gigi membuka praktik tanpa lisensi maka akan diberi peringatan dan
jika hal itu terus berlanjut maka akan dikeluarkan dari organisasi profesi.
118.
119.

Pasal 4
120.

Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan kesan dan

keterangan atau pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.


121.

Yang dimaksud dalam pasal 4 itu adalah bahwa setiap perawat

gigi harus mampu mempertanggungjawabkan tentang apa yang telah


disampaikan kepada pasien. Misalnya dalam hal melakukan tindakan scaling
pada pasien, apa saja langkah-langkah yang akan dilakukan dan dihadapi oleh
pasien, seberapa besar kemungkinan perawatan akan berhasil dan bahkan resiko
seperti apa yang akan dihadapi ketika pasien melakukan tindakan scaling.
122.

Kemudian

perawat

gigi

juga

berwenang

dalam

hal

mempertanggung jawabkan rekam medis pasien dan harus sesuai dengan


keadaan pasien yang sebenarnya terjadi pada diri pasien itu sendiri, bahkan
ketika terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan
terhadap diri pasien sang perawat akan mempertanggunjawabkan nya ataupun
mempertanggunggugatkan.
123.
1

124.

Pasal 5
125.

Setiap perawat gigi Indonesia agar menjalin kerja sama yang

baik dengan tenaga kesehatan lainnya.


126.

Perawat gigi harus dapat menjalin kerjasama dengan pelaksana

tenaga kesehatan menyeluruh seperti dokter gigi, dokter umum, bidan, perawat
umum, ahli gizi maupun penyuluh kesehatan masyarakat agar terjalin hubungan
yang baik, harmonis dan saling menghargai. Hubungan kerjasama yang baik
dapat mendukung terjalinnya kolaborasi perawat gigi dengan tenaga kesehatan
yang lain sehingga dapat melakukan asuhan pelayanan kesehatan dengan
terapeutik.
127.
128.

Pasal 6
129.

Setiap perawat gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator

dan pendidik masyarakat.


130.

Perawat bertindak sebagai motivator bertujuan untuk memberi

suatu motivasi/semangat dalam hal kesehatan gigi dan mulut pasien. Hal ini
diterapkan karena motivasi merupakan suatu pencegahan primer.
131.
132.

Pasal 7
133.

Setiap perawat gigi Indonesia wajib berupaya meningkatkan

kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam bidang promotif, preventif, dan
kuratif sederhana.
134.

Perawat gigi Indonesia dalam rangka meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut diwajibkan untuk melakukan usaha baik secara pencegahan,
promotif, maupun tindakan kuratif sederhana. Peran perawat gigi dalam upaya
promotif dan preventif dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan
mulut, upaya ini dilakukan sebagai rencana berjangka guna menekan angka

terjadinya penyakit gigi dan mulut dalam masyarakat, sedangkan peran perawat
gigi dalam upaya kuratif sederhana adalah dengan memberikan tindakan yang
bersifat kuratif yakni disaat penyakit gigi dan

mulut sudah menjangkiti

seseorang, namun tindakan kuratif yang diberikan adalah sederhana, tidak


melebihi batas wewenang yang dimiliki oleh seorang perawat gigi sesuai SOP.
135.
136.

2.2 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Masyarakat

137.

Pasal 8
138.

Dalam melaksanakan profesinya, setiap Perawat Gigi Indonesia

wajib memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada individu


masyarakat.
139.

Perawat gigi juga termasuk tenaga kesehatan yang di didik dan

nantinya juga bekerja untuk masyarakat luas. Jadi sudah seharusnya menjadi
kewajiban untuk perawat gigi memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada
individu masyarakat.
140.

Selain itu perawat gigi juga wajib untuk memperhatikan dan

mendapat persetujuan apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak,
perawatan tidak mungkin bisa diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal
mungkin. Dengan adanya prosedur seperti ini, tidak mendapat kesan kalau
pasien tidak tahu apa yang dilakukan perawat terhadapnya, walaupun si perawat
sudah menjelaskan tentang indikasi yang sesuai dengan keadaan penderitanya,
tapi pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan dilakukan tindakan atau
tidak.
141.
142.

Pasal 9
143.

Dalam hal ini ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat

Gigi Indonesia berkewajiban merujuk kasus yang ditemukan kepada tenaga


yang lebih ahli.

144.

Setuju, karena apabila seorang perawat gigi tidak dapat

menangani sebuah kasus, dikarenakan hal tersebut bukan kompetensinya, maka


ia harus merujuknya ke tenaga medis yang lebih ahli atau berkompeten dalam
bidangnya misalnya ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
145.
146.
147.
148.

Pasal 10
149.

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan segala

sesuatu yang ia ketahui tentang kliennya.


150.
pasien.

Setuju, hal tersebut merupakan hal yang sangat sensitive bagi

Ketidaknyamanan si pasien, merasa rendah diri, minder, atau

lingkungan sosialisasinya akibat rahasia medis yang tidak dijaga dapat


menurunkan semangat untuk sembuh karena pasien tersebut sudah tidak nyaman
dengan lingkungannya.
151.

Namun, jika harus dirahasiakan kepada keluarganya, nampaknya

kurang setuju. Karena keluarga adalah orang terdekat pasien sehingga


diharapkan mereka bisa membantu dalam proses penyembuhan, seperti
memberikan semangat, mengupayakan pelayanan yang lebih baik, dan sebagai
wujud kasih sayang terhadap pasien.
152.
153.
154.

Pasal 11
155.

Setiap Perawat gigi indonesia wajib memberikan pertolongan

darurat dalam batas-batas kemampuan, sebagai suatu tugas perikemanusiaan,


kecuali pada waktu itu ada orang lain yang lebih mampu memberikan
pertolongan.

156.

Pasal tersebut menjelaskan kewajiban perawat gigi terhadap

masyarakat. Dalam keadaan darurat seorang Perawat Gigi wajib memberikan


pertolongan kepada siapapun yang membutuhkan dan apapun yang dideritanya.
Pertolongan yang diberikan tentu dalam batas-batas tindakan keterampilan,
keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya. Walaupun sangat terbatas, namun
tetap harus mengerjakan segala sesuatu dalam upaya menyelamatkan seseorang.
Pertolongan harus diberikan apabila tidak ada orang lain yang mampu
memberikan.
157.

Kami sependapat, karena bagaimanapun juga kita sebagai tenaga

kesehatan harus siap dan sigap dalam melayani masyarakat dalam kondisi
apapun dan kapanpun. Namun memang perlu diperhatikan sejauh mana
kemampuan yang kita miliki agar tidak terjadi kesalah yang tidak diinginkan.
Sebaiknya jangan menangani kasus di luar kompetensi kita sebagai perawat gigi,
lakukan pertolongan sederhana sesuai kompetensi kita, kemudian rujuk pada
orang yang lebih mampu menangani kasus tersebut, misalnya dokter gigi.
Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat berakibat fatal dan
merugikan pasien, alih alih bertujuan menolong tapi yang terjadi malah
membahayakan pasien.
158.
159.
160.
2.3 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Teman Sejawatnya.
161.

Pasal 12
162.

Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memperlakukan teman

sejawatnya sebagaimana ia sendiri diperlakukan.


163.

Sesama Perawat Gigi sebaiknya tidak merasa lebih tinggi dari

rekan kerjanya. Hal ini dikarenakan untuk menciptakan proses kerja yang, adil
serta tidak menimbulkan kesenjangan. Selain itu, bertujuan untuk membentuk
lingkungan kerja yang nyaman, sehingga kinerja yang dihasilkan pun optimal.
164.

Dalam usaha menciptakan suasanan kerja yang diinginkan,

tentunya tidak terlepas dari andil organisasi profesi yang menaungi. Pengetahuan
yang dimiliki hendknya dibagikan kepada sesama perawat gigi. Untuk

memudahkan adanya sharing pengalaman antar sesama perawat gigi, alangkah


baiknya jika setiap perawat gigi menjadi anggota dari organisasi Persatuan
Perawat Gigi Indonesia. Bisa juga aktif untuk mengikuti pertemuan yang
diselenggarakan oleh PPGI, sehingga feel kerjasama dan penerimaan dalam
sebuah komunitas itu ada.
165.

Forum antar perawat gigi juga dapat memfasilitasi dalam

pencarian solusi atas kesalahpahaman yang timbul antar sesama perawat gigi.
Selain itu dapat dijadikan sebagai sarana curah pendapat tentang isu-isu teraktual
dalam dunia kedokteran gigi.
166.
167.
168.
169.

2.4 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Diri Sendiri

170.

Pasal 13
171.

Setiap perawat gigi Indonesia wajib mempertahankan dan

meningkatkan martabat dirinya.


172.

Meningkatkan martabat dirinya, berarti bahwa perawat gigi wajib

bekerja secara teleti dan hendaknya selalu berusaha mawas diri untuk
meningkatkan citra perawat gigi di masyarakat.
173.
174.

Pasal 14
175.

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib mengikuti secara aktif

perkembangan pengetahuan dan teknologi.


176.

Kami setuju dengan pasal 14 karena bagaimanapun ilmu

pengetahuan itu terus berkembang seimbang dengan kemajuan zaman. Oleh


sebab itu, sebagai seorang perawat gigi tentunya kita juga harus aktif mengikuti
perkembangan tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan ilmu

ilmu baru yang lebih memadai. Dapat kita lihat pada realitanya dilapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional,
belum disertai dengan sistem/perangkat tekhnolgi yang memadai. Contohnya
dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga
perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian
dalam praktek. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka sangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik.
177.
178.

Pasal 15
179.

Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memelihara kesehatannnya

supaya dapat bekerja dengan baik.


180.

Dalam pasal 15 disebutkan bahwa setiap perawat gigi di

Indonesia harus memeliharanya kesehatannya, kita sebagai calon perawat gigi


harusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat tentang bagaimana
caranya memelihara kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut. Seperti
memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali, menggosok gigi minimal 2 kali
sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur). Dan menjaga kebersihan dirinya serta
lingkungan sekitarnya, dan memperhatikan syarat-syarat pencegahan antara lain
dengan imunisasi, mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
181. Tapi dalam realitanya di Indonesia masih sering ditemui perawat
gigi yang tidak memperhatikan syarat-syarat kesehatan.
182.
183.
184.
185.
186.
187.

188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah dijabarkan pada bab pembahasan,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


a. Kode Etik Perawat Gigi Indonesia dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan
profesi secara baik untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan
pengembangan tenaga kesehatan gigi di masa mendatang.
b. Dapat dijadikan evaluasi bagi seluruh perawat gigi Indonesia terhadap
profesinya.
203.
204.

3.2 Saran

a. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan tingkat profesionalitas yang tinggi dari seluruh


perawat gigi Indonesia dan partisipasi antar sesama teman sejawatnya.
1

b. Perawat gigi Indonesia harus menjaga nama baik dengan ilmu, moral dan etika
agar tidak berdampak buruk pada nama baik seluruh perawat gigi di Indonesia
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.

DAFTAR PUSTAKA

215.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
378/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang Standar Profesi Perawat Gigi
216.

Nomor

217.
http://prasxo.wordpress.com/2011/02/17/definisi-perawat-gigi/
melalui Google Chrome 10/03/2012

diunduh

218.
http://www.pdgi.or.id/assets/files/2010/Kepmenkes.pdf diunduh melalui
Mozzila Firework Standar Profesi Perawat Gigi tanggal 10/3/2012.
219.
http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/kode-etik.pdf
diunduh
di
unduh melalui Mozzila Firework Profesi,Kode Etik,dan Profesionalisme
tanggal 10/3/2012.
220.
221.

Anda mungkin juga menyukai