Anda di halaman 1dari 32

BAB III

TINJAUAN KASUS

1.1 Identitas Klien


Inisial /Nama
Umur
Informan
Ruang Rawat
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
No. RM

:
:
:
:
:
:
:

Tn. K
40 tahun
Klien dan status klien
Gunung Sitoli
12 Juni 2016
18 November 2016
01.92.47

1.2 Alasan Masuk Rumah Sakit


Klien dibawa ke rumah sakit jiwa pada tanggal 12 Juni 2016 karena klien
bicara-bicara sendiri, mendengar suara-suara seperti bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk memukul keluarganya, marah-marah, ketawa-ketawa
sendiri , dan sulit tidur.
1.3 Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien sudah
berulang masuk keluar rumah sakit jiwa. Klien pernah masuk Rumah Sakit
Jiwa Mahoni Medan dan Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara. Pertama kali masuk pada bulan September tahun
2015 dan masuk keluar Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 kali, dan terakhir
klien kembali masuk Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 Juni 2016. Klien pernah
diberikan pengobatan tapi kurang berhasil karena klien berobat tidak
teratur. Karena pasien tidak teratur minum obat ketika dirumah, halusinasi
klien sering kambuh, sehingga keluarga klien memutuskan untuk

membawa klien ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara


untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya.
Masalah keperawatan:
1. Regimen terapeutik inefektif
2. Koping keluarga inefektif
2. Anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: pacar klien menikah
dengan orang lain.
Masalah keperawatan: Koping individu tidak efektif
3.4 Fisik
1. Tanda Vital
2. Ukur
3. Keluhan Fisik
Masalah keperawatan
3.5 Psikososial
1. Genogram

:
:
:
:

TD = 130/80 mmHg
N = 80 x/i
RR = 24 x/i
T = 37oC
TB = 160 cm
BB = 49 kg
Klien tidak memiliki keluhan fisik
Tidak ada masalah

Laki-laki

Perempuan

Telah meninggal

Klien

Menikah

Tinggal serumah

Keterangan :

Klien anak pertama dari empat bersaudara, ayah klien telah meninggal
dunia karena stroke beberapa tahun yang lalu, tidak ada faktor endogen.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Konsep Diri
a.

Citra Tubuh

Klien menerima dirinya karena klien merasa tubuhnya

b.

Identitas

sempurna, klien menyukai semua bagian tubuhnya.


Klien belum menikah, pendidikan klien sarjana,
pekerjaan klien PNS, klien merasa puas dengan
pekerjaannya sebagai pegawai dikantor camat. Klien
merasa puas dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki

c.

Peran

dan klien suku batak.


Klien berperan dalam keluarga sebagai anak, dan
dalam pekerjaannya. Semenjak klien masuk Rumah
Sakit

d.

Ideal Diri

Jiwa,

tugas/peran

tersebut

dilaksanakan dengan baik.


Klien ingin dapat melaksanakan

tidak

dapat

tugas/perannya

sebagai anak dalam keluarga, klien ingin kembali ke


posisinya sebagai pegawai kantor camat, klien ingin
bisa berkumpul kembali dengan keluarganya. Dan
e.

Harga Diri

klien berharap agar penyakitnya segera sembuh.


Klien merasa sedih dan malu, klien merasa tidak berarti
bagi

Masalah Keperawatan
3. Hubungan Sosial
a.

Orang terdekat

keluarga

dan

lingkungannya,

karena

tugas/perannya tidak dapat dilaksanakan dengan baik.


Gangguan konsep diri : harga diri rendah
:

Orangtuanya terutama ibunya karena selalu


memperhatikannya dan memberi

b.

Peran serta dalam

sokongan/motivasi kepada klien


Klien tidak aktif dalam kegiatan kelompok

c.

kelompok/masyarakat
Hambatan dalam
berhubungan dengan

masyarakat
Klien
mengalami

hambatan

dalam

berhubungan dengan orang lain karena klien


orang lain
tidak

aktif

dengan

kegiatan

kelompok

masyarakat, klien lebih sering berhubungan


dengan keluarganya saja. Klien merasa dirinya
Masalah keperawatan

tidak diterima bergaul dengan oranglain.


Isolasi sosial menarik diri

4. Spiritual
a.
b.

Nilai dan keyakinan


Kegiatan ibadah

Masalah keperawatan

Klien beragama Islam dan percaya kepada Tuhan

Yang Maha Esa


Selama klien dirawat di rumah sakit klien jarang
melakukan ibadah
Gangguan spiritual

3.6 Status Mental


1.

2.

3.

Penampilan
:
Tidak rapi
Klien berpenampilan tidak rapi yaitu rambut klien acak-acakan, gigi klien tampak
kotor, kuku klien panjang dan baju klien kadang terbalik.
Masalah keperawatan
:
Defisit perawatan diri
Pembicaraan
:
Lambat
Klien kalau diajak biacara agak lambat, tetapi klien berbicara dengan perawat jelas
dan sesuai dengan topik pembicaraan, bila ditanya klien menjawab.
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Aktivitas Motorik
:
Tidak ada gangguan
Klien tidak mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah

4.

5.
6.

7.

Alam Perasaan

Putus asa

Klien merasa putus asa karena belum pulang


Masalah keperawatan
:
Depresi
Afek
:
Klien mampu merespon dengan baik terhadap rangsangan yang diberikan
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
Klien selama diajak wawancara, kontak mata kurang/tidak mau menatap lawan
bicaranya.
Masalah keperawatan
:
Gangguan interaksi komunikasi
Persepsi halusinasi
:
Pendengaran
Klien sering mendengar suara-suara bisikan di telinganya, seperti bisikan-bisikan
yang menyuruhnya untuk memukul keluarganya, halusinasi klien muncul 2 kali
dalam sehari yaitu siang dan malam sebelum tidur. Situasi pencetus halusinasi klien
yaitu ketika klien sedang menyendiri dan ketika klien mau tidur. Respon klien
apabila halusinasinya muncul yaitu marah-marah, bicara-bicara sendiri, ketawaketawa sendiri dan klien sulit tidur.
Masalah keperawatan
:
- Gangguan sensori persepsi : halusinasi
pendengaran
- Resiko tinggi perilaku kekerasan

8.
9.

10.

11.

Proses Pikir
Klien mampu mempertahankan topik pembicaraan
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Isi Pikir dan Waham
Klien tidak menunjukkan gangguan isi pikir dan waham
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Tingkat Kesadaran
Compos mentis, klien menyadari bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit jiwa
dan sedang dalam proses pengobatan
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Memori
Klien dapat mengingat apa yang terjadi di masa lalu dan hal apa saja yang
dilakukannya
Masalah keperawatan

Tidak ada masalah


5

12.
13.
14.

Tingkat Konsentrasi
Klien dapat berhitung secara sederhana tanpa bantuan perawat dan orang lain
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana untuk dirinya
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah
Daya Tilik Diri
Klien menyadari dirinya sakit dan sedang dirawat di rumah sakit jiwa
Masalah keperawatan
:
Tidak ada masalah

3.7 Kebutuhan Pasien Pulang


1. Makan
Klien makan 3x sehari dan dapat makan sendiri
2. BAK
Klien dapat BAK sendiri
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari dan dapat mandi sendiri
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian sendiri
5. Istirahat dan tidur
Klien dapat tidur siang setelah makan siang dan tidur malam setelah
makan malam
6. Penggunaan obat
Klien minum obat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan : ya
Sistem pendukung : ya
Klien sudah mampu memelihara kesehatan secara mandiri dan minum obat
secara teratur
8. Aktivitas dalam ruangan
Klien melakukan aktivitas ringan di dalam ruangan seperti menyapu lantai.
3.8 Mekanisme Koping
Klien mampu menghardik halusinasinya dengan mengatakan tidak dengan
cara menutup telinganya jika mendengar suara-suara yang tidak tahu dari
mana asalnya dan siapa yang berbicara, meminum obat secara teratur
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
3.9 Masalah Psikososial dan Lingkungan

a. Klien dapat menerima dukungan dari kelompok demi kesembuhan


b.
c.
d.
e.
f.

penyakitnya
Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya
Klien ingin melanjutkan pendidikannya setelah ia sembuh
Klien merasa nyaman tinggal di rumahnya bersama keluarganya
Klien hidup dengan sederhana
Klien mengatakan senang di rawat dan diperhatikan di rumah sakit jiwa

tempatnya dirawat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3.10
1.
2.
3.

Kurang Pengetahuan tentang


Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
Koping

3.11Aspek Medik
Diagnosa Medik
Terapi Medik

3.12

:
:

Skizoprenia paranoid
Risperidone
2x1
THP (Trihexyphenidil) 2 mg
2x1
CPZ (Chlorpromazine) 100 mg 1x1

Analisa Data
No
Data
.
1.

Ds :

Klien

Masalah Keperawatan

mengatakan

sering Gangguan

Sensori

Persepsi:

mendengar suara-suara bisikan Halusinasi Pendengaran


seperti

menyuruhnya

untuk

Do : memukul oranglain, suara-suara


tersebut dipagi dan malam hari
sebelum tidur
Klien
bicara-bicara

sendiri,

ketawa-ketawa sendiri, dan klien

2.

Ds :

sulit tidur.
Klien mengatakan tidak suka Isolasi sosial menarik diri
keramaian

dan

lebih

suka

menyendiri, klien juga merasa


Do :
dirinya tidak diterima bergaul
dengan oranglain
Klien tampak sering menyendiri
Klien
mengatakan
tidak

3.

Ds :

4.

Do : diperhatikan dan kurang dihargai


Klien tampak sedih
Ds : Keluarga klien tidak mengetahui

Gangguan

Konsep

Diri

Harga Diri Rendah


Koping Keluarga Inefektif

Do : cara pemberian obat yang benar


Klien dibawa kembali dan
5.

Ds :

dirawat di Rumah sakit Jiwa


Klien mengatakan malas mandi

Defisit perawatan diri

dan mengatakan kebersihan tidak


Do :
penting baginya.
Klien
tampak kotor, rambut
7.

Ds :

kotor, gigi kotor dan bau


Klien mengatakan merasa kecewa

Do : dengan seseorang
Klien pernah ditinggal nikah
pacarnya

Koping Individu Inefektif

3.13 Daftar Masalah Keperawatan


1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial menarik diri
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
4. Koping keluarga inefektif
5. Defisit perawatan diri
6. Koping individu inefektif

3.14

Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

Regimen Terapeutik Inefektif

Isolasi Sosial Menarik Diri

Koping Keluarga Inefektif

Gangguan Konsep Diri


Harga Diri Rendah
Koping Individu Inefektif

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Gangguan

SP 1

Kriteria Hasil
Setelah

Intervensi

3x, a. Bina hubungan saling

sensori persepsi: Tujuan:

interaksi

halusinasi

menunjukkan

b. Ciptakan lingkungan

membina

tanda-tanda

yang tenang

hubungan

percaya

saling percaya

perawat:

pendengaran

a. Klien dapat

klien percaya

kepada c. Dorong dan beri


kesempatan pada klien

Klien

mau untuk mengungkapkan

berjabat tangan

perasaannya.

- Ekspresi wajah d. Observasi tingkah laku


klien bersahabat

verbal dan non verbal

- Ada kontak mata

yang berhubungan dengan

Klien

dapat halusinasinya.

mengungkapkan
perasaannya
secara verbal.
Setelah

3x a. Kaji jenis, isi, waktu,

b. Klien dapat

berinteraksi klien

frekuensi halusinasi

mengontrol

mampu menyebut

serta situasi yang

halusinasinya

cara

menimbulkan

mengontrol

halusinasinya

10

halusinasi
b. Ajarkan cara

mengontrol
halusinasinya dengan
cara menghardik
c. Anjurkan klien untuk
mendemonstrasikan
tehnik yang telah
diajarkan.
d. Berikan pujian apabila
klien mampu
melakukan dengan
baik.
e. Evaluasi cara
mengontrol halusinasi
yang telah diajarkan.
f. Observasi respon
klien.

11

SP 2

Setelah

3x a. Evaluasi cara

Tujuan:

berinteraksi klien

a. Klien dapat

mampu menyebut

mengontrol halusinasi

yang telah diajarkan


b. Observasi respon klien
mengontrol c. Ajarkan klien

mengontrol

cara

halusinasinya

halusinasinya

melakukan kegiatan

dengan

yang biasa dilakukan.


d. Berikan pujian apabila

melakukan
klien mampu
minum obat
melakukan dengan
teratur.
baik.
a. Diskusikan dengan
klien jenis-jenis obat
b. Klien dapat

Klien

minum

menerapkan 5

obat sesuai dengan

prinsip benar

jadwal

yang dimakan
b. Jelaskan kegunaan
obat
c. Latih klien minum

dalam minum

obat dengan prinsip 5

obat

benar.

SP 3

Setelah

3x a. Evaluasi cara

Tujuan:

berinteraksi klien

a. Klien dapat

mampu menyebut

yang telah diajarkan


e. Observasi respon klien
mengontrol f. Ajarkan klien

mengontrol

cara

halusinasinya

halusinasinya

dengan cara

- Klien bercakap-

bercakap-

cakap dengan
12

mengontrol halusinasi

melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan.
g. Berikan pujian apabila

cakap dengan

salah seorang

klien mampu

orang lain.

pegawai atau

melakukan dengan

teman satu

baik.

ruangannya.

a. Evaluasi daftar
kegiatan harian klien.
b. Observasi respon klien

SP 4

Klien melakukan

Tujuan:

kegiatan yang

a. Klien dapat

biasa dilakukan

mengontrol

dirumah sakit

halusinasinya
dengan cara
melakukan
Isolasi sosial

kegiatan
SP 1

Klien mampu

a. Identifikasi penyebab

menarik diri

Tujuan:

berkenalan dan

klien menarik diri.


b. Sebutkan keuntungan

Klien dapat

berinteraksi
berhubungan dengan

menangani

dengan orang lain


orang lain.
c. Latih klien berkenalan

perasaan yang
menyebabkan

dengan orang lain


d. Motivasi klien untuk

perilakunya
mendemonstrasikan
menarik diri.
cara berkenalan.
a. Berikan kesempatan

SP 2

Klien dapat

Tujuan:

berinteraksi

kepada klien untuk

Klien dapat

dengan salah

mempraktekkan cara

13

berkenalan dengan seorang temannya.

berkenalan dengan

salah seorang

salah seorang

temannya.

temannya.
b. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
berkenalan dengan

SP 3

Klien dapat

orang lain
a. Dorong dan bantu

Tujuan:

berinteraksi

klien berhubungan

Klien dapat

dengan temannya

dengan orang lain

berkenalan dengan yang lain.

secara bertahap.
b. Libatkan klien dalam

temannya yang
kegiatan TAK
c. Reinforcement positif

lain.

atas kebersihan yang


telah dicapai klien.
a. Identifikasi aspek
Gangguan

SP 1

Klien dapat

konsep diri:

Tujuan:

menemukan aspek

positif yang dimiliki


klien
b. Diskusikan kelebihan

harga diri

Klien dapat

positif yang

rendah

menyelidiki diri.

dimiliki dirinya.

SP 2

Klien dapat

Tujuan:

menyebutkan cita-

mengembangkan

Klien dapat

cita dan harapan

keingananya dan

mengevaluasi

yang sesuai.

kemampuan yang

14

dan kekurangan yang


dimiliki klien
a. Bantu klien

dirinya.

dimilikinya.
b. Diskusikan dengan
klien ideal dirinya, apa
harapan selama di
rumah, rencana klien
setelah pulang dan
cita-cita yang ingin
dicapai.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Strategi
Hari/Tanggal

Implementasi

Jumat/18

Pertemuan
DX 1

November

Gangguan

2016

sensori

Pukul: 08.00
wib

Evaluasi

A. Membina hubungan saling

S= Klien

percaya.

menyebutkan

Menyapa klien dan

nama

Memperkenalkan diri Selamat

panggilannya.

persepsi:

pagi pak, Saya Emmi Maliza

O= Bicara

halusinasi

Hutagaol perawat dari UNPRI

spontan, ekspresi

yang dinas diruangan ini selama

klien tenang

2 minggu ke depan.
Menanyakan nama klien dan

A= Hubungan

nama panggilan sesuka klien

harus

Nama Bapak siapa ? dan

dipertahankan

pendengaran
SP 1
a. Membina
hubungan

senangnya dipanggil siapa ?


15

saling percaya

saling

percaya

Membuat kontrak interaksi yang

P= Intervensi

jelaspak pagi ini kita sudah

dilanjutkan pada

berkenalan dan bapak boleh

pertemuan

menceritakan apa saja yang

berikutnya pada

bapak mau ceritakan dengan

pukul 10.00 wib.

Saya.
Memberikan kesempatan klien
mengungkapkan perasaan
mengenai hal yang dirasakan

selama ini..
Mengucapkan salam teraupetik
Selamat pagi pak, saya perawat
E dari UNPRI, pagi ini kita akan
berbincang-bincang tentang
halusinasi yang bapak alami

saat ini.
Menanyakan akan mengingat
kontrak yang telah
disepakati,Bagaimana apakah
bapak masih ingat janji kita
kemarin??
Membantu klien untuk

mengidentifikasi situasi yang


menyebabkan
halusinasiApakah bapak ada
mendengar suara-suara? Pada
saat mendengar suara itu,berapa
kali bapak mendengar suara itu?
kita akan membicarakan tentang
halusinasi apakah bapak setuju?

16

B. Mengontrol Halusinasi
Jumat/18

dengan cara menghardik.


Mengucap salam

teraupetikSelamat sore pak?


Menanyakan atau mengingatkan

November
2016

kontrak yang disepakati

Pukul: 10.00

Bagaimana apakah bapak masih

wib

mengingat janji kita tadi pagi?


Mendiskusikan cara mengontrol

halusinasi : Cara pertama


untuk mengontrol halusinasi

adalah dengan menghardik


Menjelaskan cara
mengardikCaranya sebagai
berikut saat suara-suara itu
muncul, pertama bapak tutup
kedua telinga lalu bapak bilang
saya tidak mau dengar, saya
tidak mau dengar suara palsu, itu
diulang-ulang sampai suara itu
terdengar lagi. Coba bapak
peragakan : nah begitu,coba
lagi ya bagus bapak sudah
bisa,bagaimana perasaan bapak
setelah latihan tadi, silahkan
coba cara tersebut.
SP 2
Melakukan minum obat

Jumat/18

secara teratur.
Memberikan salam terapeutik
selamat pagi pak ? bagaimana
perasaan bapak pagi ini ?

17

S= Klien

November
2016
Pukul: 10.00
wib

apakah suara-suara masih

mengatakan

muncul ? apakah sudah pakai 3

sudah bisa

cara yang kita latih ? apakah

menghardik

pagi ini sudah minum obat ?


Mendiskusikan cara minum obat

halusinasinya

baik hari ini kita akan

obat

mendiskusikan tentang obat-

O= Klien minum

obatan yang bapak minum kita

obat sesuai jadwal

akan diskusi selama 20 menit

A= Masalah

sambil menunggu makan siang

sebagian teratasi

disini saja ya pak ? apakah

P= Intervensi

bapak minum obat secara teratur

dilanjutkan

? minum obat penting untuk


menghilangkan suara-suara yang

bapak dengar.
Memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengingat obat
obatnya berapa macam obat
yang bapak minum ? ( perawat
menyiapkan obat ). THP 2 x 1
( setelah makan pagi dan
malam ) fungsinya
menghilangkan suara, CPZ 2 x 1
setalah makan pagi dan malam )
dan HLP 5 mg 2 x mg
fungsinya mengilangka suara .
jangan keliru dengan obat lain,
baca nama kemasannya,
pastikan obat diminum pada
waktunya dengan cara yang

benar.
Bagaimana perasaan bapak
18

dengan minum

setelah bercakap cakap tentang


obat? Sudah berapa cara yag kita
latih untuk mencegah suarasuara. ( jika jawabannya benar)
mari kita masukan kedalam
jadwal minum obatnya pada
jadwal kegitan bapak jangan
lupa waktunya minta obat sama
perawat.
SP 3.
Mengontrol Halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan

orang lain.
Memberi salam teraupetik :
selamat pagi pak? Bagaimana
perasaan suara itu sering bapak

Sabtu/19

dengarkan pak?
Mendiskusikan cara mengontrol

S= Klien sudah

halusinasi. Baiklah saya akan

mengerti bahwa

melatih mengotrol halusinasi

suara yang di

Pukul: 10.00

dengan cara bercakap-cakap

dengarnya itu

wib

dengan orang lain kita akan

adalah palsu

latihan selama 15 menit mau

O= Kontak mata

dimana pak..?
Memperagakan cara mengotrol

baik, ekpresi

November

2016

halusinasi contohnya, tolong..!!


Saya mulai dengar suara-suara,
ayo ngobrol dengan saya,
begitu. Coba bapak lakukan

seperti yang saya lakukan..!!


Mengingatkan topik
pembicaraan yang kemarin
Jadi sudah berapa cara yang
19

wajah baik
A= Masalah
Teratasi
P= Intervensi
dilanjutkan pada
pukul 13.00

bapak pelajari untuk mengotrol


suara-suara itu? Bagus cobalah
cara ini kalau bapak mengalami
halusinasi lagi, bagaimana kalau
kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak, mau jam
berapa latihan bercakap- cakap ?
nah nanti lakukan secara teratur

ketika suara itu muncul.


Membuat kontrak pertemuan
selanjutnya. Bagaimana kalau
kita latihan cara ke 3 untuk
melakukan aktivitas terjadwal ,

Sampai nanti sore ya pak.


SP 4.
Mengontrol halusinasi dengan

melakukan aktivitas.
Melakukan salam terpeutik dan
menyatakan perasaan saat ini
selamat sore pak: bagaimana
perasaan pak sore ini? Bagus
sesuai janji kita tadi pagi kita

akan belajar cara yang ketiga.


Mendiskusikan cara mengotrol
halusinasi yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu

Sabtu/19

melakukan kegiatan terjadwal,


mau dimana kita bicara pak?

November

Baik kita bicara di ruang tamu,


2016

berapa lama kita bicara /

Pukul: 13.00

bagaimana kalau 20 menit?


Mendiskusikan aktivitas yang
20

S= Klien
mengatakan
kepada suara
suara yang
muncul saya tidak

wib

dilakukan baiklah apa saja

mau.

yang bapak bisa lakukan? Pagi-

O= Klien sudah

pagi apa kegitannya, terus jam

bisa menghardik

berikutnyaa hingga malam hari?

halusinasinya

contoh jadwal seperti pagi-

dengan cara

pagi membersihkan ruangan,

menolak perintah

dan membersihkan tempat tidur

dari suara suara

dan kegitan lainnya, wah banyak

tersebut

sekali kegitannya.
Menyusun aktivitas harian yang

A= SP 1 tercapai

dilakukan ini, mari latih 2

memperagakan

kegiatan hari ini (latihan kegitan

cara menghardik

tersebut).
Kegiatan ini bisa dilakukan

halusinasinya.

untuk mencegah suara-suara


tersebut muncul kegiatan yang
lain akan kita latih agar pagi
sampai malam ada kegitan :
bagaimana perasaan bapak
selama berbincang bincang
yang ketiga untuk mencegah
suara-suara bagus sekali, coba
sebut 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah tersebut muncul
kegitan yang lain akan kita latih
agar pagi sampai malam ada
kegiatan. Bagaimana perasaan
bapak selama berbincang
bincang yang ke 3 untuk
mencegah suara suara. Bagus
sekali.

21

pasien dapat

P= Intervensi
dilanjutkan

SP 1 :
a. Menyadari penyebab
Isolasi sosial

Menanyakan pendapat klien


tentang keberhasilan berinteraksi
dengan orang lain sebelum
disini apakah bapak aktif
mengikuti kegiatan seperti

beribadah dll.?
Menanyakan pada klien yang
menyebabkan tidak berinteraksi
dengan orang lain mengapa
bapak tidak mengikuti kegitan
kelompok disini dan bapak

Senin/21
November

sering mennyendiri?
Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya.

2016
b. Menyebutkan keuntungan

Pukul: 09.00

dan kerugian bila tidak

wib

berhubungan dengan orang


lain.

Salam terapeutik selamat pagi


pak bagaimana perasaan bapak

hari ini?
masih ada hal yang membuat
bapak bercakap -cakap dengan
orang lain? Oh begitu ya pak,
baiklah seperti janji saya yang
lalu hari ini kita mendiskusikan

22

S= Klien
menyebutkan apa
yang
menyebabkan dia
menarik diri dan
menyebutkan
manfaat
berhubungan
dengan orang lain
O= Klien
berkenalan
dengan perawat
A= Masalah
teratasi
P= Intervensi

tentang apa yang menyebabkan

dilanjutkan

bapak tidak mau bergaul dengan

DX 2
Senin/21

Isolasi sosial

pasien di ruangan ini.


Menurut bapak apa saja

November

menarik diri

keuntungan bila tidak

mengatakan

mempunyai teman, benar sekali

keuntungan jika

pak selain itu apalagi yang

mempunyai

Pukul: 11.00

bapak ketahui keuntungan

teman

wib

mempunyai teman, ternyata ibu

O= Klien mau

sudah mengetahui keuntungan

bergaul teman

mempunyai teman.
Membuat kontrak untuk

seruangan

2016

pertemuan selanjutnya.

S= Klien mampu

A= Masalah
teratasi

SP 2
Klien dapat berkenalan

P= Intervensi

dengan temannya yang lain.


Salam terapeutik selamat sore

pukul 14.00 wib.

dilanjutkan pada

pak? Bagaimana perasaan bapak


sore ini, sesuai janji saya yang
akan mengajari bapak untuk
berkenalan dengan teman
sekamar bapak, perhatikan ya
pak, ulurkan tangan bapak
sebutkan nama lau tanyakan
nama lawan bapak bicara,

bagus.. sekali lagi pak.


Menanyakan atau mengingatkan
kontrak yang disepakati
bagaimana apakah bapak masih

Senin/ 21

ingat janji kita kemarin?


Menganjurkan klien untuk dapat
berkenalan dengan orang lain

23

S= Klien

November
2016

bagaimana kalau besok kita

menjawab salam

lanjutkan berkenalan dengan

perawat dan

teman saya.?

mengingat janji

Pukul: 14.00

yang dibuat dan

wib

ingin berkenalan
dengan orang
lain.
SP 3
Membantu klien untuk

O= Klien mau
mengulurkan

berkenalan dengan orang lain.


Mengucapkan salam terapeutik

perawat yang lain,

selamat pagi pak..!!


Membantu kontrak dengan klien
untuk melakukan pertemuan

kecil, klien

bagaimana pak masih ingat

tampak tidak

dengan janji kita semalam,

menyendiri lagi.

bagaimana kalau siang ini ibu

A= Masalah

berkenalan dengan perawat yang

lain yang akan merawat bapak..?


Mengajak klien untuk ikut TAK
dan membentuk kelompok kecil
dalam permainan Nanti bapak

tangan dengan
klien tersenyum

sebagian teratasi
P= Intervensi
dilanjutkan ke SP

akan ikut dalam sebuah

3 dengan topic

permainan di dalam permainan

membantu klien

tersebut bapak akan di bentuk


kelompok dimana didalam

untuk berkenalan

kelompok harus kerjasama untuk dengan orang


Selasa/ 22

menang.
Memberi Reinforcement positif

lain.

kepada klien. selamat ya pak


November
2016

atas kemenangan kelompok


bapak dan bapak tampak
kompak dalam permainan tadi
24

S= Klien
mengatakan

Pukul: 09.00

dan bapak akan mendapat


hadiah karena telah menjadi

wib

senang mengikuti
TAK

juara dan sebagai tim yang

paling kompak.
Mengakhiri kontrak baiklah
bapak besok kita sambung lagi
pertemuan kita pukul 10.00 wib.

O= Klien sudah
mulai bergaul
dengan perawat

Dan akan membicarakan tentang

dan sesama klien

Harga diri rendah.

A= Masalah
teratasi
P= Pertahankan
tindakan
keperawatan.

Selasa/ 22

DX 3

SP 1 :

S= Klien

November

Gangguan

Klien dapat menyelidiki diri.


Mengucapkan salam terpeutik

mengatakan

2016

konsep diri :

selamat pagi Bapak, bagaimana

mengenali dirinya

Pukul: 13.00

harga diri

perasaannya hari ini..?


Mengingatkan kontrak yang

dan menjadi lebih

wib

rendah

dibuat.Baiklah pak seperti janji

percaya diri

saya, kita kita hari ini akan

O= Klien tampak

mendiskusikan tentang apa yang


membuat bapak menjadi minder

dan merasa rendah diri.


Mengobservasi respon klien
verbal dan nonverbal. Apa

ceria dan bergaul


dengan temannya
A= Masalah

yang bapak rasakan sehingga

teratasi

bapak merasa minder dengan

P= Intervensi

25

diri sendiri, sebanarnya bapak

dilanjutkan

mempunyai kemampuan yang


tidakmdimiliki oleh orang lain,
tidak seharusnya bapak untuk

minder,
Mendiskusikan apa kelebihan
klien apa kelebihan bapak
yang bapak miliki? bagus pak.
Coba bapak praktikan kelebihan
bapak, saya ingin melihatnya,

bagus pak sangat mengesankan.


Menyimpulkan hasil pertemuan
Setelah kita mendiskusikan
kelebihan bapak, tak sewajarnya
bapak untuk minder karena
bapak mempunyai potensi yang

tidak dimiliki oleh orang lain.


Mengakhiri pertemuan.Baiklah
pak, kita besok jumpa lagi pukul
10.00 Wib, bapak sekarang bisa
istirehat.
SP 2 :
Klien dapat mengevaluasi

Selasa/22
November

dirinya.
Mengucapkan salam terapeutik
selamat pagi bapak,

2016

bagaimana perasaan hari ini apa

Pukul: 14.00
wib

lebih baik dari sebelumnya?.


Mengingatkan kontrak . sesuai
dengan janji kita, kita akan
mengevaluasi hasil dari

26

S= Klien mampu
mengungkapkan
tentang dirinya
dengan bantuan
perawat, namun
perlu
ditingkatkan. Dan

pembicaraan kita selama 2

klien mengatakan

minggu terakhir.
Membantu klien

sudah mulai

mengembangkan keinginannya

O= Klien tampak

dan kemampuan yang

tenang

dimilikinya.setelah bapak

A= Masalah

sembuh apa keinginan terbesar

teratasi

bapak? Bagus pak, pasti

P= Intervensi

keluarga akan mendukung

dipertahankan

percaya diri

keinginan bapak.
Membantu klien
mengungkapkan
perasaannya.Setelah kita
berbincang bincang bagaiman
perasaan bapak, bagus pak. Saya
juga sangat senang benkenalan
dengan bapak dan bapak juga

sangat humoris.
Mengakhiri pertemuan. Terima
kasih bapak, telah bekerjasama,
bapak bisa kembali ke ruangan
dan bapak bisa beristrahat.

BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. K
dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran di ruangan Gunung
Sitoli Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka Penulis

27

mendapatkan perbedaan dalam pembelajaran yang penulis terapkan dalam


pembuatan kasus ini. Penulis mencoba membandingkan antara teori yang ada
hubungannya

dengan

kenyataan

dilahan

praktek

melalui

tahap

proses

keperawatan.
4.1 Pengkajian
Dalam pengkajian persepsi halusinasi pendengaran, penulis lebih banyak
menjangkau hal hal sesuai dengan teori pengkoping yang dilakukan pada Tn. K.
Pada tahap ini penulis sedikit mengalami kendala dalam memperoleh data dari
keluarga karena jarang berkunjung kerumah sakit, maka upaya yang penulis
lakukan adalah:
1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik sehingga klien
dapat lebih terbuka dan percaya dalam mengungkapkan perasaannya.
2. Mengadakan pengkajian klien dengan wawancara untuk memperoleh
data ke tempat yang tenang.
3. Membantu

klien

dalam

memecahkan

masalahnya

dengan

mengungkapkan perasaannya.
4. Membantu mengklasifikasikan perasaan, ide dan persepsi klien dengan
tindakannya.
5. Melakukan pengkajian berulang ulang.
6. Menunjukan rasa empati pada klien
7. Melihat data status klien
8. Bertanya kepada kakak pegawai tentang klien.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Dalam tinjauan teoritis ditemukan diagnosa keperawatan yaitu gangguan
persepsi halusinasi. Sedang yang ditemukan pada tinjauan kasus adalah :
1. Halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial menarik diri.
3. Gangguan konsep diri harga diri rendah.

28

Didalam diagnosa penulis menemukan adanya kesenjangan dimana


masalah keperawatan tinjauan kasus terdapat tiga diagnosa utama sedangkan pada
teoritis hanya satu diagnosa.
Masalah keperawatan yang terdapat di tinjauan kasus tetapi tidak terdapat
di teoritis adalah :
a.

Gangguan persepsi sensori: halusinasi. Diagnosa ini karena Klien


sering mendengar suara-suara bisikan di telinganya, seperti bisikanbisikan yang menyuruhnya untuk memukul keluarganya, halusinasi
klien muncul 2 kali dalam sehari yaitu siang dan malam sebelum tidur.
Situasi pencetus halusinasi klien yaitu ketika klien sedang menyendiri
dan ketika klien mau tidur. Respon klien apabila halusinasinya muncul
yaitu marah-marah, bicara-bicara sendiri, ketawa-ketawa sendiri dan

klien sulit tidur.


b. Gangguan konsep diri diri harga diri rendah. Diagnosa ini karena Klien
berperan dalam keluarga sebagai anak, dan dalam pekerjaannya, klien
berperan sebagai pegawai di kantor camat. Semenjak klien masuk
Rumah Sakit Jiwa, tugas/peran tersebut tidak dapat dilaksanakan
dengan baik.
c. Menarik diri. Diagnosa ini muncul karena Klien merasa sedih dan malu,
klien merasa tidak berarti bagi keluarga dan lingkungannya, karena
tugas/perannya tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

4.3 Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemukan hambatan karena
semua fasilitas di Rumah Sakit Jiwa sangat mendukung rencana dan tindakan
yang penulis terapkan.
4.4 Pelaksanaan

29

Pada tahap ini dapat berjalan sesuai rencana, hal ini disebabkan karena
klien dapat bekerjasama dan kooperatif sehingga penulis dapat melaksanakan
tindakan seoptimal mungkin dan didukung dengan tersedianya sarana ruangan
perawat yang baik dan adanya bimbingan dan petunjuk dari petugas kesehatan
dari Rumah Sakit Jiwa yang diberikan kepada penulis. Selama melaksanakan
Asuhan Keperawatan, hambatan yang dirasakan oleh penulis adalah masih
kurangnya klien untuk diajak berinteraksi dengan orang lain, sehingga penulis
melakukan upaya penanggulangan :
1. Implementasi untuk diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran yaitu membina hubungan saling percaya
mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik, melakukan minum obat
secara teratur, mengontrol Halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain dan mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas.
2. Implementasi untuk diagnosa keperawatan isolasi sosial menarik diri yaitu
menyebutkan keuntungan dan kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain, membantu klien dapat berkenalan dengan temannya yang lain
dan membantu klien untuk berkenalan dengan orang lain.
3. Implementasi untuk diagnosa keperawatan Gangguan konsep diri : harga
diri rendah yaitu klien dapat menyelidiki diri dan klien dapat mengevaluasi
dirinya

4.5 Tahap Evaluasi


Pada saat evaluasi dilakukan penulis menemukan diagnosa keperawatan
yang sudah tercapai antara lain :
1. Gangguan persepsi halusinasi pendengaran
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik
c. Klien minum obat dengan teratur.

30

d. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap


dengan orang lain.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas/
kegiatan
2. Isolasi sosial menarik diri
a. Klien dapat menangani perasaan yang menyebabkan perilakunya
menarik diri.
b. Klien dapat menyebut keuntungan dan kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
c. Klien dapat berkenalan dengan temannya yang lain.
d. Klien dapat berkenalan dengan orang lain.
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
a. Klien dapat menyelidiki diri
b. Klien dapat mengevaluasi dirinya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kelainan
kejiwaan baik dalam gangguan persepsi halusinasi pendengaran maupun kelainan
kejiwaan yang lain yang terpenting adalah kita harus menanamkan rasa percaya
klien terhadap perawat, sehingga klien mau mengungkapkan segala yang menjadi
masalah bagi klien sendiri.
Sebagai seorang perawat yang memberikan Asuhan Keperawatan kepada
klien gangguan jiwa bukanlah hanya kemampuan saja yang diperlukan, namun
31

kesabaran adalah yang paling utama mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
mengatasi masalah.
Dalam memperoleh penyembuhan bagi penderita, maka diperlukan
kerjasama yang baik antara dokter, perawat, klien, keluarga dan masyarakat.
Tujuan dari perawatan dan pengobatan klien adalah untuk mengembalikan klien
agar pulih kembali pada taraf kemampuan fungsional yang tinggi.
5.2 Saran
1. Jika ditemukan masalah seperti pada kasus ini, hendaknya dilakukan usaha
dengan

membawanya

ke

dokter

atau

pelayanan

kesehatan

untuk

ditanggulangi sehingga tidak terjadi kelainan yang merugikan.


2. Kepada keluarga klien dapat memberikan dukungan baik dari materi maupun
spritual untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
3. Apabila masalah klien telah dapat diselesaikan maka dianjurkan kepada
keluarga agar memberikan perawatan lanjut melalui tahap rehabilitasi yang
telah di tetapkan oleh RSJD PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM yang
berguna bagi klien.

32

Anda mungkin juga menyukai