Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANGAN MELUR RSJ.PROF.Dr.MUHAMMAD ILDREM
DISUSUN OLEH :
1. Haposan Sihotang

7. Dewi Rospikar Zebua

2. M. Fadli

8. Ifmi Fazli

3. Heropati

9. Nurfisawah

4. Ashabul Yamin

10. Wilda Astuti

5. Berkat Gea

11. Winda Yani M Bakara

6. Bezisokhi Daeli

12. Suandi

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN 2016

LEMBARAN PENGESAHAN
ASUAHN KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI MELUR
RSJ PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM

Disetujui Oleh

Pembimbing akademik

(Erwin Silitonga M.Kep)

Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan Dewi Maya Medan

( Erwin Silitonga, M.Kep )

Koordinator RSJ

(Erwin Silitonga M,Kep)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan kasus ini dengan baik dengan
judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.D DENGAN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG MELUR


RSJ PROF. Dr. MUHAMMAD IRLEND
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis tidak lupa mengucapkan
terimaksih kepada :
1. Bapak Dr. Candra Safei, Sp OG selaku Direktur RSJ Prof.Dr.Muhammad
Ildrem
2. Ibu crismis novalinda ginting
3. Erwin Silitonga M,Kep selaku koordinator PBL RSJ Prof.Dr.Muhammad
Ildrem dan sekaligus dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan
laporan tugas akhir di RSJ Prof.Dr.Muhammad Ildrem
4. Seluruh staff RSJ.Prof Dr.Muhammad Ildrem
5. Seluruh staff pengajar Akademi Keperawatan Dan Kebidanan Universitas
Prima Indonesia
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/I yang turut membantu penulis dalam
menyusun laporan kasus ini
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik isi maupun susunanya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu penulis sehingga laporan kasus ini dapat di selesaikan tepat waktu
.
Medan,

November 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Rung Lingkup Penulisan..........................................................

C. Tujuan Penulisan......................................................................

D. Metode Penulisan.....................................................................

E. Sistematika Penulisan...............................................................

LANDASAN TEORITIS...............................................................

A. Teoritis Medis

....................................4

1. Defenisi

........................................................................4

2. Etiologi

........................................................................4

3. Manifestasi Klinis...............................................................

4. Pelaksanaan........................................................................

B. Teoritis Keperawatan
.

....................................8

1. Defenisi Halusinasi.............................................................

2. Masalah Keperawatan........................................................

3.

Tujuan................................................................................

4. Tindakan Keperawatan.......................................................

5. Evaluasi

........................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................

10

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................

33

A. Tahap Pengkajian......................................................................

33

B. Tahap Diagnosa Keperawatan..................................................

33

C. Tahap Perencanaan...................................................................

33

D. Tahap Pelaksanaan....................................................................

34

E. Tahap Evaluasi..........................................................................

34

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................

35

A. Kesimpulan...............................................................................

35

B. Saran ........................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................

36

iv
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap
individu, salah satu diantaranya Kesehatan Jiwa, dimana kita menyadari
bahwa setiap individu dapat mengalami gangguan jiwa. Hal ini disebabkan
banyaknya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dimana untuk
memenuhi kebutuhan tersebut mengakibatkan individu mengalami stres, bila
stres tersebut berkelanjutan dapat mengakibatkan gangguan mental bagi
dirinya. Untuk itu kita harus meningkatkan kerja sama antara bidang
penyembuhan dengan bidang perawatan serta pengobatan.
Adapun

peran

perawat

psikiatri

dimasa

kini

yaitu

mampu

meningkatkan derajat kesehatan jiwa, mencegah terjadinya penyakit/gangguan


jiwa, memulihkan dan menghilangkan penderitaan. Peran ini dilaksanakan
atas dasar pelayanan perawatan yang paripurna melalui suatu proses
keperawatan.
Dengan ini penulis membuat kasus ini dengan judul: asuhan
keperawatan pada Ny. D dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran di ruang melur rumah sakit jiwa pusat medan
B. Ruang Lingkup Penulisan
Dengan keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan yang dimiliki
maka penulis hanya membatasi satu pasien saja yaitu : Asuhan Keperawatan
Pada Ny.D Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Di
Ruang Melur Rumah Sakit Jiwa Pusat Medan.

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini :
1. Tujuan umum
Untuk menambah dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam bidang
perawatan penyakit jiwa agar dapat diterapkan di Rumah Sakit Jiwa
manapun di lapangan.
2. Tujuan khusus
-

Mampu melakukan pengkajian perawatan untuk mengumpulkan data


dan terumuskan diagnosa keperawatan.

Mampu membuat perencanaan keperawatan berdasarkan perioritas


masalah yang dihadapi.

Mampu melaksanakan tindakan keperawata secara baik dan benar.

Mampu mengevaluasi hasil yang telah dicapai berdasarkan tujuan yang


diterapkan.

Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan gangguan halusinasi


pendengaran.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu metode ilmiah yang bersifat untuk mengumpulkan data,
menganalisa data dan menarik kesimpulan yang relevan.
Pengumpulan data penulisan dilakukan dengan:
1. Observasi terhadap tindakan yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan diamati agar dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai
perawatan pada pasien skizofrenia paranoid.
2. Wawancara memperoleh data dengan auto anamnese, allo anamnese.
3. Metode dokumentasi penulis memperoleh data dari buku dokumentasi atau
catatan yang melalui prosedur, Medical record RS Jiwa Provinsi sumatera
utara

E. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri dari 5 bab :
BAB I

Pendahuluan

meliputi latar belakang, ruang lingkup, tujuan

penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.


Bab

II Landasan Teoritis meliputi tinjauan teoritis Medis, tinjauan teoritis


keperawatan.

Bab

III Tinjauan kasus meliputi pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.

Bab

IV Pembahasan ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,


intervensi, implementasi, evaluasi.

Bab

V Penutu meliputi kesimpulan dan saran

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Teoritis Keperawatan
2.1.1

Defenisi
Halusinasi adalah persepsiklien terhadap lingkungan tanpa

stimulus yang nyata, artinya klien mennginterpretasikan sesuatu yang


nyata tanpa stimulus atau rangsang dari luar. Halusinasi merupakan
distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia,2015).
Menurut (Valcatoris, 2006), halusinasi dapat didefenisikan sebagai
terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
Tipe halusinasi yang paling sering adalah halusinasi pendengaran,
pengecapan dan penciuman.
Halusinasi

adalah

keadaan

dimana

seseorang

mengalami

perubahan dalam jumlah dan pola stimulus yang mendekat yang


diprakarsai secara internal atau eksternal disrtai dengan pengurangan
berlebihan distorsi atau kelainan berespon terhadap stimulus (Budianna,
2012).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
halusinasi adalah persepsi klien yang salah terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang
sesuatu tanpa ada objek rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan
manusia untuk membedakan rangsang internal pikiran dan rangsang
eksternal.

2.1.2

Jenis-jenis halusinasi
Jenis halusinasi menurut Stuart (2007), mengatakan bahwa

halusinasi dapat terjadi pada salah satu dari lima modalitas sensori utama
penglihatan, pendengaran, bau, rasa, dan perabaan persepsi terhadap
stimulus eksternal dimana stimulus tersebut sebenarnya tidak ada.
Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang paling sering terjadi.
Penelitian Sousa (2007) menyebutkan bahwa tipe halusinasi yang sering
muncul adalah halusinasi pendengaran sebanyak 69,27 % diikuti dengan
halusinasi penglihatan sebanyak 5,72% dan sisanya halusinasi tipe lain.
Maka halusinasi dapat terjadi berupa stimulus palsu terhadap seluruh
panca indra, tetapi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi
pendengaran.

2.1.3

Klasifikasi Halusinasi
1.

Halusinasi pendengaran ( auditory )

Mendengar suara yang membicarakan, mengejek, mentertawakan,


mengancam, memerintahkan untuk melakukan sesuatu ( kadang
kadang hal yang berbahaya ).Perilaku yang muncul adalah
mengarahkan telinga pada sumber suara, bicara atau tertawa sendiri,
marah marah tanpa sebab, menutup telinga, mulut komat kamit,
dan ada gerakan tangan.
2.

Halusinasi penglihatan ( visual )

Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar, orang


atau panorama yang luas dan kompleks, bisa yang menyenangkan
atau yang menakutkan. Perilaku yang muncul adalah tatapan mata
pada tempat tertentu, menunjuk kearah tertentu, ketakutan pada
objek yang dilihat.
3.

Halusinasi penciuman ( olfactory )

Tercium bau busuk, amis dan bau yang menjijikan, seperti bau darah,
urine atau fases atau bau harum seperti parfum.Perilaku yang muncul
adalah ekspresi wajah seperti mencium dengan gerakan cuping
hidung, mengarahkan hidung pada tempat tertentu, menutup hidung.
4.

Halusinasi pengecapan ( gustatory )

Merasa mengecap sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan, mulut


seperti rasa darah, urine dan fases. Perilaku yang muncul adalah
seperti mengecap, mulut seperti gerakan mengunyah sesuatu, sering
meludah dan muntah.
5.

Halusinasi perabaan ( taktil )

Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat,
seperti merasakan sensasi listrik dari tanah, benda mati atau orang.
Merasakan ada yang mengerayangi tubuh seperti tangan, binatang
kecil dan makhluk halus. Perilaku yang muncul adalah mengusap,
mengaruk garuk atau meraba raba permukaan kulit, terlihat
menggerak gerakan badan, seperti merasakan sesuatu rabaan.
2.1.4 Rentang Respon Halusinasi
Rentang respon Neuro biologik
Respon Adaptif

Respon

maladaptif
- Pikiran logis

- Proses pikir terganggu

- Gangguan proses pikir

- Persepsi akurat

- Ilusi

- Halusinasi

konsistens - Emosi berlebihan

- Kesukaran

- Emosi

dengan pengalaman - Perilaku


- Perilaku cocok
- Hubungan

yang

biasa

tidak

emosi
- Perilaku

sosial - Menarik diri

harmonis

proses

terorganisir

tidak

Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang


berada dalam respon neurubiologinya, ini merupakan respon persepsi
2.1.4

Tanda dan gejala halusinasi


Menurut Stuart dan Sundeen (1998) yang dikutip oleh Nasution
(2003),

seseorang

yang

mengalami

halusinasi

biasanya

memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:


a. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai
b. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
c. Gerakan mata abnormal
d. Respon verbal yang lambat
e. Diam
f. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan
g. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah
h. Penyempitan kemampuan konsentrasi
i. Dipenuhi dengan pengalaman sensori
j. Mungkin

kehilangan

kemampuan

untuk

membedakan

antara

halusinasi dengan realitas


k. Lebih

cenderung

mengikuti

petunjuk

yang

diberikan

oleh

halusinasinya daripada menolaknya


l. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
m. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
n. Berkeringat banyak
o. Tremor
p. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk
q. Perilaku menyerang teror seperti panik
r. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain
s. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi
t. Menarik diri atau katatonik
9

u. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks


v. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
2.1.6 Jenis-jenis Halusinasi
w. Halusinasi pendengaran : mendengar sesuatu yang membicarakan,
mengejek, mengancam, tetapi tidak ada sumber dari sekitarnya
x. Halusinasi penglihatan

: individu melihat pemandangan, orang,

binatang, atau sesuatu yang tidak ada


y. Halusinasi penciuman

: individu mengatakan mencium bau bunga,

kemenyan, maya dan lain-lain yang tidak ada sumbernya


z. Halusinasi perabaan : individu merasa ada seseorang yang meraba,
memukul atau binatang yang merayap pada kulit
aa. Halusinasi pengecapan

: individu merasa mengecap suatu rasa di

mulut yang sumbernya tidak ada.


2.1.7 Pengendalian Halusinasi
Menurut Trimelia (2011) untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, keluarga dapat melatih pasien dengan empat cara
yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara
tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul, sehingga
halusinasi tersebut terputus, pasien terlatih untuk mengatakan
tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memperdulikan
halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini
pasien akan larut untuk menurut apa yang ada d dalam
halusinasinya.
b. Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi, pasien juga harus dilatih
untuk menggunakan obat secara sesuai program. Pasien gangguan jiwa
10

yang dirawat dirumah sering kali

mengalami putus obat sehingga

akibatnya pasien mengalami kekambuhan, bila kekambuhan terjadi maka


untuk mencapai kondisi semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien dilatih
menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
c. Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap
dengan orang lain maka terjadi distraksi fokus perhatian pasien akan
beralih dari halusinasi kepercakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut. Sehingga halusinasi yang muncul akan terputus dan juga
dicegah untuk tidak muncul lagi sehingga salah satu cara yang efektif
untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
d. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur, karena aktivitas
teratur

dapat

mencegah

munculnya

halusinasi.

Dengan

beraktivitas secra terjadwal, pasien tidak ada mengalami banyak


waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan halusinasi.
Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi biasa dibantu untuk
mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur
dari bangun pagi sampai tidur malam.

2.1.8 Komplikasi
1. Munculnya perilaku untuk menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan yang mengakibatkan dari persepsi sensori palsu, tanpa
adanya stimulus exsternal.

11

2. Klien dengan halusinasi mengisolasi dirinya dari orang lain, karena


tidak peka terhadap sesuatu yang nyata dan tidak nyata.
3. Klien tidak memperlihatkan perlindungan diri seperti kebersihan diri
dan nutrisi.
2.2 Teori Proses Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan menunggu hubungan interpersonal
yang dapat meningkatkan stress dan ansietas yang dapat berakhir
dengan gangguan persepsi. Klien mungkin menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektaul dan emosi tidak efektif.
2) Faktor Sosial Budaya
Berbagai

faktor

di

masyarakat

yang

membuat

seseorang

disingkirkan atau kesepian yang selanjutnya tidak dapat diatasi


sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.
3) Faktor Psikologi
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, peran ganda atau
peran yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat yang
berakhir dengan peningkaran terhadap kenyataan.

4) Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada gangguan oriental
realitas, dapat ditemukan atropi otak, persepsi pembesaran
ventrikel, perubahan besar dan bentuk sel kortikal dan limbik.

12

5) Faktor Genetik
Gangguan orientasi realitas umumnya ditemukan pada klien
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga
yang yang anggota ada yang skizofrenia dan akan lebih tinggi jika
kedua orang tua skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
1) Stressor Sosial Budaya
Stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga terpisah untuk orang yang penting atau
diasingkan dan kelompok.
2) Faktor Biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamine, norepinefrin, indolamin, zat
halusinogenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realita.
3) Faktor Psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai
terbatasnya

kemampuan

mengatasi

masalah

kemungkinan

berkembangnya gangguan orientasi realita. Klien mengembangkan


koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.

c. Karakteristik Perilaku
1) Bicara, senyum, tertawa sendiri
2) Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, mencium dan
merasa sesuatu yang tidak nyata
13

3) Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan


4) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang tidak nyata
5) Tidak dapat memusatkan perhatian/konsentrasio
6) Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
7) Sikap curiga dan bermusuhan
8) Menarik diri sendiri dan orang lain
9) Sulit membuat keputusan
10)Menyalahkan diri sendiri dan orang lain
11) Tekanan darah meningkat
12)Nafas terengah-engah
13)Nadi cepat
14)Banyak keringat
2.2.3 Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran
b. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dari lingkungan
berhubungan dengan perilaku kekerasan
c. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran berhubungan
dengan menarik diri
d. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
e. Defisit perawatan diri : kebersihan diri berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat klien.

2.2.4 Intervensi Keperawatan


Strategi pertemuan pada pasien halusinasi:
a. pasien
strategi pertemuan satu (SP 1)
14

1. Mengidentifikasikan jenis halusinasi


2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasikan waktu halusinasi
4. Mengidentifikasikan situasi yang menimbulkan halusinasi
5. Mengidentifikasikan respon tanpa halusinasi
6. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
Strategi pertemuan kedua (SP 2)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pertemuan ke tiga (SP 3)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pertemuan ke empat (SP 4)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih

pasien

mengendalikan

halusinasi

dengan

melakukan kegiatan yang bisa dilakukan di rumah sakit


3. Menganjurkan pasienmemasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

2.2.5 Tindakan Keperawatan Pada Pasien


a. Tujuan tindakan untuk pasien
1. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2. Pasien saat mengontrol halusinasinya
15

3. Pasien mengikuti pengobatan secara optimal


Tindakan Keperawatan
1. Membantu pasien halusinasi dapat dilakukan dengan berdiskusi
dengan pasien tentang isi halusinasinya, waktu terjadinya,
frekuensi dan perasaan pasien saat halusinasi muncul.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Adanya cara-cara adalah
sebagai berikut :
1. Menghardik halusinasi
2. Bercakap-cakap dengan orang lain
3. Melakukan aktifitas yang terjadwal
4. Menggunakan obat secara teratur
5. Tindakan keperawatan kepada keluarga
Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah dan menjadi
sistem pendukung yang efektif untuk pasien
Tindakan keperawatan
Perlindungan kesehatan kepada keluarga dapat dilakukan
melalui 3 tahapan meliputi:
1. SP 1: Menjelaskan tentang masalah yang dialami oleh
pasien dan pentingnya peran keluarga untuk mendukung
pasien
2. SP 2: Melatih keluarga merawat pasien
3. SP 3: Melatih keluarga untuk merawat pasien langsung
informasi yang perlu disamping kepada keluarga
meliputi:
a. Pengertian halusinasi
b. Jenis halusinasi yang dialami pasien
c. Tanda dan gejala halusinasi
d. Proses terjadinya halusinasi
16

e. Cara merawat halusinasi


- Cara berkomunikasi
- Pemberian obat
- Pemberian aktivitas kepada pasien
f. Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang dijangkau
2.2.6 Evaluasi
Adanya hal-hal yang dievaluasikan pada klien dengan
gangguan halusinasi: Halusinasi Pendengaran.
a. Pasien mempercayai saudara sebagai terapis, ditandai
dengan:
1. Pasien mau menerima saudara sebagai perawatnya
2. Pasien menceritakan masalah yang ia hadapi kepada
perawat, bahkan hal-hal yang selama ini dianggap
rahasia untuk orang lain
3. Pasien mau bekerja sama dengan perawat, seperti
program perawatan tawarkan ditaati oleh pasien
b. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada
objek dan merupakan masalah yang harus diatasi yang
harus diatasi ditandai dengan:
1. Pasien mengungkapkan isi halusinasi yang dialami
2. Pasien menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi
yang dialaminya
3. Pasien

menjelaskan

situasi

yang

mencetuskan

halusinasinya
4. Pasien menjelaskan perasaanya ketika mengalami
halusinasi
5. Pasien

menjelaskan

bahwa

ia

akan

mengatasi halusinasi yang dialaminya.

17

berusaha

c. Pasien dapat mengontrol halusinasi ditandai dengan:


1. Menghardik halusinasi
2. Bercakap-cakap dengan orang lain disekitarnya bila
timbul halusinasinya
3. Menyusun jadwal kegiatan
4. Mematuhi program pengobatan
d. Keluarga mampu merawat mampu merawat pasien
ditandai dengan:
1. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi
yang dialami oleh pasien
2. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien
dirumah
3. Keluarga mampu memeragakan cara sikap terhadap
pasien
4. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pasien
5. Keluarga melaporkan kebersihan merawat pasien

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Ruang Rawat:

Melur

Tanggal dirawat
18

: 06 -04- 2016

Tanggal pengkajian : 10-11-2016


I. Identitas klien
Nama

: Ny.D

Umur

: 49 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

No.Register

: 02-12-92

II. Alasan masuk


Suka marah-marah, bicara sendiri, mondar-mandir, gelisah, susah tidur.
III. Faktor Predisposisi
1.

Sebelumnya

klien

sudah

pernah mengalami gangguan jiwa 6 tahun lalu, klien dibawa berobat


ke RSJ Pempropsu Medan, tapi pengobatan kurang berhasil, dan klien
masih pernah mendengar suara-suara yang dianggap membahayakan
dirinya juga keluarganya.
Masalah Keperawatan : Regiment theraupetik inefektif
2.

Pengobatan sebelum nya


Pengobatan sebelum nya kurang berhasil, dan klien kembali di rawat
di RSJ Pempropsu Medan oleh keluarga

3.

Trauma
Klien pernah melakukan Aniaya fisik yaitu memukul abang klien
pada umur 20 tahun, klien juga pernah melakukan kekerasan dalam
keluarga dan tetangga.
Masalah Keperawatan: - Resiko Perilaku Kekerasan
- Koping individu inefektif

4.

Klien mengatakan tidak ada


anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan

: Tidak di temukan masalah keperawatan

IV. Keadaan fisik


19

1.

Tanda vital:
TD : 120/80 mmHg

Pols

: 80 x/menit

S : 36,80C

RR

: 24 x/menit

2.

Ukur
TB : 166 cm
BB : 53 kg

3.

Keluhan fisik : tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

V. Psikososial
1.

Genogram

Keterangan:
: Laki Laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

20

: Serumah
Orang tua klien sudah meninggal, klien anak ke 7 dari 8
bersaudara, penyakit klien bukan merupakan penyakit keturunan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2.

Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai bentuk tubuhnya terutama wajahnya
b. Identitas

: Klien dapat menyebutkan nama dengan jelas

c. Peran

: Sebagai seorang anak dalam keluarganya

d. Ideal diri

: Klien ingin sembuh dan berkumpul dengan keluarga

e. Harga diri

: Klien merasa takut dan merasa tidak berguna

Masalah keperawatan : harga diri rendah


3.

Hubungan sosial
1.

Orang yang paling berarti


bagi klien adalah orang tua dan keluarga

2.

Peran serta dalam kegiatan


kelompok masyarakat : Terganggu dalam berhubungan dengan
masyarakat.

3.

Hambatan

dalam

berhubungan dengan orang lain Tidak semua mau berinteraksi dengan


klien
Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial, menarik diri.

VI. Status Mental


a. Penampilan
21

Cara berpakaian klien rapi, dan tampak rapi


Masalah keperawatan : Tidak di temukan masalah keperawatan
b. Pembicaraan
Klien memberi respon ketika diajak bicara, selalu menjawa pertanyaan
yang diberikan, tetapi klien berbicara lambat.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tapi
lambat
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas
d. Suasana perasaan
Klien mengatakan seperti tidak di perdulikan lagi oleh keluarganya
Masalah keperawatan: gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
e. Afek
Klien berespon terhadap rangsangan yang diberikan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien tampak kooperatif, dan selalu menjawab
pertanyaan dengan baik
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
g. Persepsi
Klien

mendengarkan

suara-suara

yang

berbisik

ditelinganya

mengatakan untuk lari dan mendengar suara pukulan-pukulan, bisikan


bisikan itu sering di alami klien pada malam hari dan saat sendiri,dan
respon klien ketika mendengar suara itu dengan memukul bantal dan
berdoa.
Masalah keperawatan : Perubahan

persepsi

pendengaran.
h. Proses pikir

22

sensori,

halusinasi

Klien tidak mengalami gangguan proses pikir, daya ingat masih bagus,
baik ingatan lampau maupun kini.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
i. Isi piker
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan tidak ditemukan waham
pada klien.
Masalah keperawatan : tidak di temukan masalah keperawatan
j.

Tingkat kesadaran
Klien tidak bingung dan dapat menyebutkan hari/waktu, tanggal, nama
orang terdekat dengan klien.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

k.

Memori
Klien mampu mengingat kejadian masa lampau, dan masa sekarang
yang dialaminya.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

l. Tingkat konsentrasi berhitung


Klien mampu berhitung dan bisa menjawab pertanyaan soal
perhitungan yang perawat berikan
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu menentukan mana yang lebih dulu, mis : kebersihan
dulu baru makan, klien suka kebersihan.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
n. Daya tarik diri
Klien tidak mengingkari penyakit nya dan klien sadar kalau saat ini
klien sedang sakit dan berada di RSJ.
Masalah Keperawatan : Tidak di temukan masalah keperawatan

o. Aspek Medis
23

VII.

Diagnosa Medis

: Skizofrenia Paranoid

Therapy Medis

: Risperidone 2 mg

2x1

clozaril 25 mg

2x1

Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan : klien dapat makan sendiri tanpa bantuan orang lain dan
makanan yang disajikan dihabiskan oleh klien
2. BAK / BAB : klien dapat melakukan BAK dan BAB sendiri tanpa
bantuan orang lain
3. Mandi : klien dapat mandi tanpa bantuan dan mengerti pentingnya
mandi bagi kebersihan
4. Berpakaian : klien dapt berpakaian sendiri dan menyesuaikan
dengan hiasan yang harus dipakai
5. Istirahat dan tidur : klien tidur tanpa ada masalah dengan jam tidur
9 jam dan berdoa sebelum dan sesudah tidur
6. Pengguanaan obat : klien dapat meminum obat sesuai jadwal yang
di tentukan
7. Pemeliharaan kesehatan : klien dapat memelihara kesehatan dan
kebersihan secara optimal
8. Kegiatan didalam rumah : klien dapat membantu kegiatan
membersihkan rumah
9. Kegiatan di luar rumah : klien dapat berkendara sendiri dan pergi
kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Masalah keperawatan : tidak di temukan masalah keperawat

3.2 Analisa Data

24

No.
1

Data
Masalah keperawatan
DS : - Klien mengatakan mendengarkan suara-suara Gangguan
persepsi
yang berbisik ditelinganya mengatakan untuk sensori

Halusinasi

lari dan mendengar suara pukulan-pukulan, pendengaran


bisikan bisikan itu sering di alami klien pada
malam hari dan saat sendiri,dan respon klien
ketika mendengar suara itu dengan memukul
bantal dan berdoa
DO : - Klien tampak sering bicara dan bernyanyi
sendiri
- gelisah
2

DS : - klien mengatakan seperti sudah tidak di Gangguan konsep diri:


perdulikan lagi oleh keluarganya

harga diri rendah

DO : - Klien tampak sering menyendiri kesana sini

DS : - Klien mengatakan takut mendengarkan suara Resiko


suara bisikan tersebut

kekerasan

- Klien mengatakan jika mendengar suara


tersebut ia ingin memukul teman nya
DO : - wajah klien tampak merah dan pandangan
mata tajam

25

perilaku

No.
4

Data
DS: - Klien sulit memulai pembicaraan.

Masalah keperawatan
Isolasi sosial ( menarik
diri).

DO

- Klien merasa malu saat berhubungan dengan

orang lain
-Klien melirik ke kiri dan ke kanan, pasien
hanya menjawab pertanyaan seradainya

Daftar masalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


Isolasi sosial menarik diri
Koping individu inefektif
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Resiko perilaku kekerasan

Pohon Masalah
Resiko tinggi kekerasan

26

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

Regimen terapeutik

Gangguan konsep diri : HDR

in efektif

Isolasi penarik diri

3.5 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa
1

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

Keperawatan
Gangguan
SP. 1

Setelah

persepsi

Tujuan:

klien menunjukan tanda- percaya

sensori:

- Klien

3x

interaksi Bina hubungan saling

dapat tanda

Halusinasi

membina

pendengaran

hubungan saling - Ekspresi

percaya menggunakan

padaperawat

percaya

prinsip

teraupetik:
wajah - Sapa klien dengan

bersahabat
- Mau berjabat tangan
ada kontak mata
- Mau
duduk
berdampingan

dan

ramah, baik verbal


maupun nonverbal
- Perkenalkan nama,
nama panggilan dan
tujuan perkenalan
- Tanya nama lengkap
dan nama panggilan
yang di sukai
- Buat kontrak yang
jelas
- Tunjukkan
yang

jujur

sikap
dan

menepati janji setiap

27

kali berinteraksi
- Tunjukkan
rasa
empati

dan

menerima

apa

adanya
- Beri
kepada

perhatian
klien

dan

perhatikan
kebutuhan

dasar

klien
Tanyakan
Setelah

3x

interaksi

perasaanklien

dan

- Klien mengenali klien menyebutkan:


halusinasi

yang

di alaminya

masalah yang dihadapi


Isi halusinasinya
klien
Waktu terjadinya
Frekuensi
- Dengan
penuh
Kondisi
yang
ekspresi wajah klien
menimbulkan
- Diskusikan dengan
halusinasi

klien tentang waktu


frekuensi,

isi,

dan

terjadinya halusinasi

Menyebutka
mengontrol
- Klien

dapat

mengonrol

cara Diskusikan

halusinasi klien cara mengontrol

dengan
menghardik

halusinasi dengan
cara menghardik
SP 2:

- Menyebutkan

28

dengan

cara halusinasi yaitu:


- Menghardik
- Bercakap

cakap

dengan orang lain


- Melakukan aktifitas
- Minum obat teratur
cara - Diskusikan dengan

Tujuan
- Klien

dapat

bercakap-cakap
- Mempraktekkan cara

klien cara bercakapcakap dengan orang

mengontrol halusinasi

mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
dengan orang lain

dengan

lain
bercakap- - Peragaka mengontrol

cakap dengan orang

halusinasi

dengan

lain

bercakap-cakap
dengan orang lain
- Jelaskan
cara
bercakp-cakap

SP 3
Tujuan

mengontrol halusinasi

Klien

dapat

mengontrol
halusinasi

nya

dengan

cara

melakukan aktifitas

dengan

melakukan

aktifitas terjadwal
- Mempraktekan cara
mengontrol halusinasi
dengan
melakukan

terjadwal

cara
aktifitas

Tujuan
Klien
mengontrol

terjadwal
- Susun

jadwal

bersama klien yang


dapat dilakukan
- Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan

tentang

obat klien
- Beri ujian tindakan

obat

secara teratur
Gangguan

aktifitas

tim medis

dengan

cara minum

melakukan

terjadwal
- Mengenali jenis obat
- Beri
kesempatan
- Mengetahui
jam
kepada klien untuk
pemberian obat
dapat
mengingat obat nya
- Mengetahui jenis obat
- Diskusikan
kepda

SP 4

halusinasi

dengan prang lain


cara - Jelaskan
cara

- Mengevaluasi

yang dilakukan

SP 1

Setelah satu berinteraksi - Diskusikan

dgn

konsep

diri Tujuan

klien daat menyebutkan

tentang kemampuan

harga

diri Klien

kemampuan dan aspek

dan

rendah

mengidentifikasikan postif yang dimiliki


kemampuan

dan

aspek

yang dimiliki
- Beri pujian

positif
yang

realistik / nyata atas


29

aspek positif yang

kemampuan

dimiliki

yang

dimiliki
- Hindari

setiap

bertemu

dengan

klien penilaian yang


negatif
dapat Setelah 2 kali interaksi - Bantu klien untuk

Klien
menerapkan
memilih,
dan
rencana

klien dapat
melatih

menyusun
kegiatan

- Menetapkan
memilih
yang

memilih
atau
kegiatan

aktifitas

yang dapat dilatih


- Beri contoh aktifitas
pelaksanaan

sesuai

yang

dapat dilakukan klien


kemampuan
- Susun bersama klien
- Melatih
kegiatan
dan
buat
daftar
yang sesuai dengan
aktifitas
atau
kemampuannya
- Menyusun rencana
kegiatan sehari-hari
- Susun daftar aktifitas
kegiatan yang sesuai
yang sudah dilatih
dengan kegiatan
bersama klien
- Berikan kesempatan

sesuai kemampuan

mengungkappkan
perasaannya
- Yakinkan

bahwa

keluarga mendukung
setiap aktifitas yang
dilakukan klien

3.6 Implementasi
Hari

Strategi

/tgl/jam

pertemuan

Implementasi

30

Evaluasi

Rabu,9

DX I

- Menyapa

klien

dengan S:klien

November SP I

memperkenalkan

mengatakan

mau

2016

Membina

diriselamat pagi ibu,nama berkenalan,

dan

09.10 wib

hubungan

saya Yanti lumban gaol, saya senang

saling

berasal

dari

percaya

maya

medan

keperawatan,

akper
saya

dipanggil

dewi Ny.D
jurusan
dinas O :

disini selama 2 minggu.


Saat
berkenalan
- Menanyakan nama klien dan
klien
berbicara
nama panggilan kesukaan
sopan,
mau
klien nama Ibu siapa?, dan
berjabat
tangan,
senangnya dipanggil apa?
klien
terkesan
- Membuat kontrak interaksi
terbuka.
yang jelas Ibu hari ini
sudah berkenalan dan Ibu
boleh menceritakan hal apa

Masalah

teratasi/ hubungan
saja dengan saya.
- Memberikan
kesempatan saling
percaya
klien

mengungkapkan sudah

terbina

perasaannya mengenai hal setelah


yang dirasakan selama ini.

kali

pertemuan
P

intervensi

dilanjutkan
Pertemuan
selanjutnya kamis
10

November

pukul 11.00 WIB


mengenal
halusinasi.

31

Kamis,10

Mengenal

- Mengucapkan

salam S :

November halusinasi

terapeutik

2016

ibu, bagai mana perasaan ibu sudah

yang dialami

selamat

siang

Klien mengatakan
mengerti

14.00

siang ini? Sesuai janji kita bahwa suara yang

WIB

kemarin, siang ini kita akan didengarnya

itu

berbincang-bincang tentang adalah palsu


halusinasi yang ibu alami.
- Menanyakan
akan
mengingat

kontrak

yang

telah disepakatibagaimana
apakah ibu masih ingat janji
kita kemarin?
- Membantu
klien

untuk

mengidentifikasi

situasi

yang

menyebabkan

halusinasi

apakah

ibu

mendengar suara tanpa ada


wujud? Apa yang dikatakan
32

O:
Kontak mata baik,
Ekspresi

wajah

baik
A

masalah

teratasi,

klien

sudah

dapat

mengenali

suara itu?

halusinasinya

Apakah

terus

terdengar

menerus

atau

sewaktu- P

intervensi

waktu? Kapan yang paling dilanjutkan


sering ibu

dengar? Apa Jumat,11

yang ibu rasakan pada saat november

2016

mendengar suara itu? Apa pukul 10.00 topik


yang

ibu

lakukan

saat mengontrol

mendengar suara itu?


- Menjelaskan
bahwa

halusinasi

pada

klien

suara

yang

didengarnya adalah palsu


- Bagaimana
kalau
kita
bertemu lagi untuk belajar
dan melatih mengendalikan
suara-suara
berapa

tersebu?

ibu?

Jam

Bagaimana

kalau besok?brapa lama kita


berlatih

dan

dimana

tempatnya?

Jum.at 11 Mengontrol
november

halusinasi

2016

dengan

10.00 wib

menghardik

-Mengucapkan

salam

Klien mengatakan

terapeutikselamat pagi ibu?


kepada suara-suara
- Menanyakan atau mengingat
yang didengarnya,
kontrak
yang
telah
saya tidak mau
disepakati
bagaimana
dengar kamu lagi
apakah ibu masih mengingat
janji kita kemarin?
- Mendiskusikan
mengontrol

cara O :

halusinasinya Klien sudah bisa

adalah dengan menghardik


menghardik
- Menjelaskan
cara
halusinasinya
33

menghardik

caranya dengan

cara

sebagai berikut saat suara- menolak

perintah

suara itu muncul, pertama dari suara tersebut


bapak

tutup kedua telinga

lalu ibu bilang, saya tidak A : SP I tercapai


mau

dengar

palsu,

suara-suara Klien

itu

sampai

diulang-ulang memperagakan

suara

terdengar

itu

tidak cara

lagi.

manghardik

Coba halusinasinya

peragakan, nah begitu, coba


lagi ibu, bagus ibu

sudah P : intervensi di

biasa, bagaimana perasaan lanjutkan

ibu setelah latihan tadi? pertemun


kalau suara-suara itu muncul berikutnya dengan
lagi,

silahkan

tersebut.
- Bagaimana

coba

cara mengontrol
halusinasinya

kalau

kita

bertemu lagi untuk belajar


dan melatih mengendalikan
suara-suara tersebut dengan

dengan bercakapcakap

sabtu,

november

13
2016

10.00 wib

cara kedua? Jam berapa ibu?


Bagaimana

kalau

besok?

berapa lama kita berlatih dan


dimana tempatnya?
Sabtu,12

SP

november

Mengontrol

selamat

2016

halusinasi

bagaimana perasaan ibu hari sudah

Pukul

dengan

ini?

10.00 wib

bercakapcakap

II - Memberi salam terapeutik S :


pagi

Apakah

muncul lagi
- Mendiskusikan
mengontrol
34

ibu? klien mengatakan

suara

bisa

itu mengontrol
halusinasinya
cara

halusinasi

dengan

cara

bercakap-cakap

baiklah saya akan melatih dengan orang lain


cara

kedua

mengontrol

untuk
halusinasi O : Klien tampak

dengan cara bercakap-cakap sudah

bisa

dengan orang lain ,dan kita mengontrol


akan

latihan

selama

menit, mau, dimana?


- Memperagakan

15 halusinasinya
dengan bercakapcara

mengontrol

halusinasi

contohnya,

tolong,saya

mulai

dengar suara-suara

ayo ngobrol dengan saya


begitu. Coba ibu lakukan,
seperti yang saya lakukan,
ya begitu ibu coba, coba
sekali

lagi.....nah,

topik

pembicaraan yang kemarin


jadi sudah berapa cara
ibu

pelajari

untuk

mengontrol suara-suara itu?


Bagus cobalah cara ini kita
masukkan
kegiatan
berapa

dalam
ibu,

latihan

jadwal

mau

jam

bercakap-

orang lain
A : SP 2 tercapai,
klien sudah bisa
mengajak

Nah nanti lakukan secara


teratur jika suara itu muncul
kontrak

pertemuan selanjutnya senin


14 november 2016
35

orang

lain bercakap saat


halusinasi datang
P:

pukul

intervensi

dilanjutkan

pertemuan
berikutnya

senin

14 november 2016
10.30

wib

mengontrol
halusinasi dengan
cara
jadwal

cakap?

- Membuat

dengan

latihan

terus ya bu?
- Mengingatkan

yang

cakap

harian

membuat
kegiatan

10.30 WIB
Bagaimana kalau kita
latihan cara ketiga untuk
melakukan

aktivitas

terjadwal?

Mau

pukul

berapa? Bagaimana kalau


pukul 10.30? mau dimana?
Disini lagi? Sampai jumpa
lagi ya bu ? Selamat pagi...
Senin,1 3 SP

III - Melakuka salam terapeutik S:Klien

november

Mengontrol

dan menanyakan perasaan mengatakan

2016

halusinasinya

saat ini selamat pagi ibu mampu

pukul

dengan

bagaimana

10.30 wib

aktifitas

pagi ini apakah suara itu halusinasinya

terjadwal

masih muncul lagi ? sesuai dengan

perasaan

ibu mengontrol
cara

janji kita jumat kemarin melakukan


kita akan belajar tentang aktifitas terjadwal
cara yang ketiga
- Mendiskusikan cara ketiga
untuk mencegah halusinasi
yaitu melakukan aktifitas
terjadwal, mau dimana kita
bicara? Baik lah kita bicara
di halaman depan? Berapa
lama

kita

O :Klien tampak
sudah

bisa

mengontrol
halusinasiny
dengan

cara

membersihkan

bicara?

tempat tidur dan


Bagaimana kalau 20 menit ?
ruangan
- Mendiskusikan
aktifitas
yang

dilakukan

baiklah,

apa saja yang bisa ibu


lakukan?

Pagi-pagi

kegiaatanya,
36

terus

apa
jam

A : SP 3 tercapai
klien

mampum

melakukan

berikutya

hingga

malam kegiatan

hari? Contoh jadwal pada yang


pagi

hari

aktifitas
telah

di

membersihkan jadwalkan

ruangan dan membersihkan


tempat tidur dan kegiatan P

Intervensi

lainya wah banyak sekali . dilnjutkan


- Menyusun aktifitas harian
petemuan
yang dilakukan hari ini.
berikutnya , selasa
Mari kita latih dua kegiatan
15 november 2016
hari ini kegiatan ini bisa
pukul
11.00
dilakukan
untuk
minum obat secara
menghilangkan
atau
teratur
mencegah
suara-suara
tersebut muncul, kegiatan
yang lain akan kita latih
agar pgi sampai malam ada
kegiatan

bagaimana

perasaan ibu setelah kita


berbincang-bincang
- Meminta
pelaksanaan
jadwal kegiatan mari kita
masukan

dalam

jadwal

kegiatan harian ibu , coba


lakukan sesuai jadwal dari
mulai

pagi

pukul 06.00

sampai 08.00 membersihkan


ruangan dan sebagainya
- Membuat kotrak selanjutnya
bagaimana kalau besok kita
bahas cara keempat yaitu
minum obat secara teratur
serta guna obatnya sampai
37

jumpa selamat pagi ibu..


Selasa, 15 SP 4

- Memberikan

salam S :

november

Melakukan

terapeutik selamt pagi ibu - Klien mengatak

2016

minum

pukul

secra teratur

11.00 wib

obat

bagaimana

bapak

pagi

perasaan
apakah

obat,

suara-suara tersebut masi

obat

muncul,

ini

dapat mengenali

apakah

ibu

melakukan 3 cara yang


telah kita latih sebelumnya
apakah

jadwal

sudah

kegiatan

dilaksanakan?

Apakah pagi ini ibu sudah

jumlah
yang

di

minum
- Klien
mengatakan
dapat
memyebutkan
guna obat sesuai

instruksi dokter
minum obat?
- Klien
- Mendiskusikan cara minum
mngatakan
obat baik hari ini kita akan
meminum obat
mendiskusikan obat yang
sesuai instruksi
ibu
minum, kita akan
dokter
mendiskusikanya selama 20
menit

sambil

makan

siang

menunggu
ya

ibu

Apakah ibu minum obat


secara teratur? Minum obat
itu penting, agar suara yang
ibu dengar berkurang dan

O:
Klien
memperhatiakan
obat

yang

di

berikan perawat

tidak muncul lagi, berapa


macam obat yang bapak
minum?
Ini yg warnanya orange
(CPZ) 3 kali sehari pukul 7
pagi, pukul 1 siang, dan
pukul 7 malam gunanya
38

A : SP 4 tercapai
klien

dapat

menyebutkan obat
dan manfaat obat
yang di minum

untuk

membuat

pikiran P

tenng. Ini yang putih (THP) tercapai


2 kali sehari pada waktu
yang sama gunanya untuk
rileks

dan

sedangkan

tidak
yang

kaku,
merah

jambu (HP) 3 kali per hari,


waktu yang sama, gunanya
untuk menghilangkan surasuara. Kalau suaranya sudah
hilang obatnya tidak boleh
di berhentikan, sebab jika
putus obat ibu

kambuh

lagi..
- Memberi kesempatan pada
klien

untuk

mengingat

obatnya berapa macam


obat yang ibu

minum

jangan keliru dengan obat


lain baca kemasan pastikan
obat

diminum

pada

waktunya dengan cara yang


benar yaitu diminum setelah
makan dan tepat waktunya
dan cukup minum 10 gelas
perhari
- Bagaimana
setelah

perasaan

ibu

bercakap-cakap

dengan saya tentang obat?


Sudah berapa cara yang kita
latih untuk mencegah suara-

39

intervensi

suara coba ibu sebutkan?


Wah,ibu

benar mari kita

masukkan jadwal minum


obat kedalam jadwal harian
ibu , jangan lupa pada
jadwal minum obat kepada
perawat,, nah makan siang
sudah datang silahkan ibu
makan,

pertemuan

cukup sampai disini ya.

40

kita

Hari

Strategi

Implementasi

Evaluasi

tagl/jam
pertemuan
Rabu 16 Harga
diri SP I

S:

november

rendah .

- Diskusikan

tentang klien

2016

Klien

kemampuan

pukul

mengidentifi

positif yang dimiliki

10.00 wib

kasikan

dan

mengatakan

aspek nama Ny. D dan


panggilannya Dewi

- Beri pujian yang realistik / Bicara

kemampuan

nyata

dan

yang dimiliki

aspek

positif

yang

dimiliki

atas

- Hindari
dengan

sopan,suara

kemampuan pelan, kebawah

setiap
klien

A : klien tampak
bertemu sedih disertai bahu
penilaian membungkuk

yang negatif

saat

menceritakan alasan
dia tidak berbaur
P

intervensi

dilanjutkan,
pertemuan
berikutnya, selasa 20
jan

2015

pukul

10.00 wib
S:
kamis, 22 Klien

dapat

Desember

menerapkan

2015

memilih,

pukul

melatih

10.00 wib

menyusun

- Bantu klien untuk memilih klien


aktifitas yang dapat dilatih
- Beri

dan

rencana

contoh

aktifitas kegiatan

dengan
bersih-

pelaksanaan yang dapat bersih


dilakukan klien
- Susun bersama klien dan O :

kegiatan

buat daftar aktifitas atau

sesuai

kegiatan sehari-hari

kemampuan

suka

mengatakan

bicara sopan,suara
pelan,ekspresi

- Susun daftar aktifitas yang tenang,

41

sudah

dilatih

bersama

klien

A : klien tampak

- Berikan

kesempatan rajin

mengungkapkan

merapikan

tempat tidurnya

perasaannya
- Yakinkan bahwa keluarga P
mendukung

pertemuan

setiap selanjutnya rabu,16

aktifitas yang dilakukan november


klien

2016

pukul 11.00wib.
S::

Melatih

SP II

kemampuan

- Diskusikan dengan klien dan

ke

dan

klien

dimiliki

nya

kesempatan kepada klien sakit

berikan dilakukan

jadwal

untuk

kegiatan

kegiatan yang dilatih klien

harian klien

menetapkan

kemampuan ke 2 yang kegiatan yang dapat

memasukkan
dalam

menyebutkan

dirumah
seperti

memperagakan menyapu
pagi

halaman

hari

- Beri pujian atas mencoba menyiram


kegiatan yang telah dilatih

dan
bunga

sore hari
O:
bicra

sopan,suara

pelan,ekspresi
tenang
A : klien dengan
menyebutkan

dan

mempraktekkan
dengan baik secara
rutin
P

intervensi

dilanjutkan.
42

BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran diruangan Melur Rumah
Sakit Jiwa Prof Dr.Muhammad Ildrem Provinsi sumatera Utara, maka penulis
menemukan kesenjangan antara kasus dan teori sehingga permasalahan tersebut
dapat diuraikan dalam pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
A. Tahap Pengkajian
Berdasarkan teori bahwa pasien dengan halusinasi pendengaran akan
dijumpai gejala sebagai berikut: menyendiri, menolak bicara dengan orang
lain, kurang berpartisipasi aktivitas, perasaan lemah, merasa bersalah,
perasaan gagal, tidak mampu melakukan yang berarti, isolasi, menolak
interaksi, acuh terhadap lingkungan, tidak percaya terhadap orang lain, tidak
mau mandi, malas mengurus diri sendiri dan merasa rendah diri.
Dari gejala tidak semuanya muncul pada Ny D sedangkan pada Ny D
gejala yang muncul adalah marah-marah, merusak barang-barang dan
pernah memukul tetanga nya.
B. Tahap Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diri dari pengkajian diagnosa keperawatan yang
muncul pada klien dengan perilaku menarik diri pada Ny D adalah:
1. Resiko tinggi terhadap kekerasan
2. Regimen terapeutik inefektif
3. Komunikasi verbal inefektif
4. Coping indifidu
5. Intoleransi aktivitas

43

C.Tahap Perencanaan
Pada tahap intervensi penulis menerapkan rencana sesuai situasi dan
kondisi klien, serta kerja sama dengan tim medik yang lainnya untuk
melakukan:
1. Pendekatan terhadap klien dengan sikap ramah dan sopan.
2. Melibatkan klien pada kegiatan yang terarah sehingga terbina hubungan
saling percaya antara perawat dan klien dan orang lain sehingga dapat
menjalin hubungan inter personal dan menimbulkan minat klien terhadap
perawat diri.
C. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap implementasi penulis menemukan kesulitan/hambatan
dimana pembicaraan sering terputus karena klien selalu menarik diri. Pada
implementasi perawat melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan
upaya pencegahan dengan melibatkan keluarga turut membantu dan
mendukung kesembuhan klien dan perawat juga akan terus membina
hubungan saling percaya.
D. Tahap Evaluasi
Dalam hal ini sebagian dari tujuan tercapai, karena klien sudah mulai
mau diajak untuk kerjasama dan sudah mulai mau diajak berkomunikasi. Akan
tetapi klien perlu pengawasan dan perhatian yang cukup agar perilaku yang
efektif pasien dapat terus ditingkatkan.

44

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.D.
Dengan gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran diruang
Melur di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr.Mohammad Ildrem provinsi Sumatera
Utara maka penulis mengambil kesimpulan:
1.

Halusinasi

mempresepsikan

adalah

gangguan

atau

tanggapan

persepsi
dan

panca

dimana

pasien

indera

adanya

rangsangan (stimulus) eksternal suatu yang sebenarnya tidak terjadi.


(Stuard dan Sundden 2015)
2.

Kerja sama yang baik antara keluarga dan tim kesehatan yang

sangat dibutuhkan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan guna


memecahkan masalah yang dialami pasien.
3.

Peran keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan klien,

dengan adanya dukungan keluarga kesembuhan klien dapat tercapai


sesuai dengan yang diharapkan.
4.

Dalam melakukan implementasi pada klien,rencana asuhak

keperawatan sudah dapat dilakukan pada klien, misalnya untuk


mengurangi/menghilangkan adanya suara atau bisikan yang dialami
pasien. Perawat memberikan mengajarkan untuk menutup telingan,
dan mengatakan tidak memberikan kegiatan, menginstruksikan pada
pasien untuk selalu bergabung dengan teman-temannya untuk
bercakap-cakap serta patuh dalam minum obat dengan prinsip lima
benar.
5.

Dari hasil pengkajian terdapat 4 masalah keperawatan:


a. Koping individu inefektif
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
c. Harga diri rendah
d.

Gangguan menarik diri: isolasi diri


45

B. Saran
1. Diharapkan klien mendengarkan dan mengikuti anjuran dan nasehat dari
tim kesehatan yang merawatnya.
2. Hendaknya perawat menerapkan pendekatan diri terhadap klien dan
membina hubungan kerja sama dalam kesembuhan klien.
3. Diharapkan kepada keluarga agar tetap terlibat dalam kesembuhan dan
mengamati tiap perkembangan kesehatan klien.

46

DAFTAR PUSTAKA
1. Atiek S. Soemanto, Husna Ameiz, Purnama Junadi : Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Kedua, 1982, Jakarta.
2. Bernyamin J, Sadoek, MD. Haroid I Kaplan Mp, Psikiatrik Klinik.
3. Budi Ana Keliat, Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta, 1000
4. Hamid Achir Yoni, S. dkk, 1996, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa,
Penerbit Direktorat Kesehatan Jiwa, Bandung.
5. Stuard Sunden, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta.

47

Anda mungkin juga menyukai