LANDASAN TEORI
A. Pengertian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang
tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung
banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu
disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Mochtar, Rustam, dkk, 1998).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma
vilus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal
akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh
terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur
(Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh
villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik (Mansjoer, Arif, dkk,
2001).
Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari
berbagai tingkat proliferasi tropoblast dan edema stroma villi (Jack A.
Pritchard, dkk, 1991).
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik
menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan
cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan
menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (Hcg)
(Hamilton, C. Mary, 1995).
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan
pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan
degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau mola
hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi
sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur.
B. Etiologi
terlambat dikeluarkan
Imunoselektif dari tropoblast
Keadaan sosio-ekonomi yang rendah. Paritas tinggi
Kekurangan protein
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Mochtar,
rustam, 1998).
C. Gambaran Klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan mola
hidatidosa adalah:
1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan
2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna
coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola
3. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya
BJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih
5. Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24
minggu (Mansjoer, Arif, dkk, 2001).
D. Patofisiologi
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis
dari penyakit trofoblast: Teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan
3 5 minggu karena itu terjadi gangguan perdarahan darah sehingga terjadi
penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast adalah
abnormal dan memilik fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan
yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung. Studi dari Hertig
lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi
cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit
pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus
menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan
melakukan fungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000).
E. Komplikasi
f.
Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat
dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda-tanda
metastasis maka pasien harus dievaluasi dan dimulai pemberian
kemoterapi.