Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

A. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui golongan darah seseorang
B. Alat dan Bahan
1. Kaca objek
2. Lancet
3. Kapas Alkohol
4. Reagen, 1 Set anti sera yang berisi
a. Serum anti A
b. Serum anti B
c. Serum anti AB
d. Anti Rh faktor

C. Prosedur Kerja :
1. Menaruh pada sebuah kaca objek
:
1 tetes Serum anti A
1 tetes Serum anti B
1 tetes Serum anti AB
1 tetes Anti Rh faktor
2. Setetes kecil darah kapiler atau vena meneteskannya pada serum-serum tersebut,
Mencampurkan dengan ujung lidi (satu lidi untuk satu macam campuran)
3. Menggoyangkan kaca objek dengan membuat gerakan melingkar selama 4 menit.
4. Melihat bagian mana yang ada aggulutinasinya.
D. Hasil Pengamatan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Anti Serum

Aglutinasi

Anti A
Anti B
Anti AB
Anti A
Anti B
Anti AB
Anti A
Anti B
Anti AB
Anti A
Anti B
Anti AB
Anti Rh faktor
Anti Rh faktor

+
+
+
+
+
+
+
+
-

Hasil
Golongan darah A
Golongan darah B
Golongan darah AB
Golongan darah O
Rh +
Rh -

Hasil Percobaan
Nama
Haris Munandar
Faisyal ramadhani
Faizah izzati
Herianto
Indri rahmawati

Anti A
+

Anti B
+
-

Rh
+
+
+
+
+

Hasil
B+
O+
O+
O+
A+

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Cara Sahli)

A. Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin yaitu dicampurkan dengan larutan HCl,
lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan
warna standard memakai mata telanjang.
B. Tujuan
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.
C. Alat dan Bahan
1. Hemoglobinometer (hemometer) Sahli :
a. Gelas berwana sebagai warna standard (pembanding)
b. Tabung hemometer dengan perbandingan skala putih 2-22.
c. Pengaduk dari gelas.
d. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/l.
e. Pipet pasteur.
f. Kertas saring/tissue/kasa kering.
2. Reagen
a. Larutan HCl 0,1 N
b. Aquades
D. Prosedur Kerja
1. Mengisi tabung hemometer dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
2. Menghisap darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20l.
3. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet degan kertas tissue
secara hati-hati, jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
4. Memasukkan darah sebanyak 20l ini kedalam tabung yang berisi larutan HCl tanpa
menimbulkan gelembung udara.
5. Membilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl
dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.
6. Menunggu selama 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
7. Mengencerkan asam hematin dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk
dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna
standard.
8. Membaca miniskus dari larutan.
9. Mencatat hasil pengamatan dengan membulatkan angka.
E. Hasil Pengamatan
Nilai Normal :
Laki-Laki
Wanita

14-18 gr/dl
12-16 gr/dl

Hasil percobaan
Nama
Faizah izzati

nilai
12

Hasil
Normal

PEMERIKSAAN GLUKOSA
A. Prinsip
Glukosa dapat mereduksi ion Cupri dalam larutan alkalis sehingga terjadi perubahan warna.
B. Tujuan
Menentukan adanya glukosa dalam urin secara semikuantitatif.

C. Persiapan Pasien
Pasien dilarang minum obat-obatan seperti Vit. C dosis tinggi, salisilat berlebihan,
streptomycin dan lain-lain, karena dapat memberikan hasil positif palsu.
D. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Pipet
3. Penangas air atau lampu spiritus
4. Penjepit tabung
5. Reagen Benedict
E. Prosedur Kerja
1. Memasukkan 5 ml atau 2,5 ml reagen Benedict kedalam tabung reaksi.
2. Meneteskan kedalamnya 8 tetes urin (untuk 5 ml reagen) atau 4 tetes urin (untuk 2,5 ml
reagen).
3. Memasukkan tabung kedalam air mendidih selama 5 menit atau memanaskan perlahanlahan diatas api selama 2 menit, tetapi dijaga, jangan sampai mendidih.
4. Mengangkat dan mengocok isi tabung.
5. Membaca hasil reduksi.
F. Hasil Pengamatan

Warna

Hasil

Larutan tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijaun


dan agak keruh
Hijau kekuning-kuningan dan keruh
Kuning Keruh

Negatif

Positif (+)
Positif (++)

Jingga atau warna lumpur keruh


Merah keruh

Positif (+++)
Positif (++++)

Hasil percobaan
Nama
Irma susanti
Erviana

warna
Biru jernih
Biru jernih

hasil
normal
normal

UJI KOAGULASI
1. Dasar
2. Bahan,alat, dan pereaksi

: Protein bila di panaskan akan mengalami koagulasi


: Urin sendiri,urin patologis
Pemanas air mendidih
1

Asam Asetat 6 %
3. Pelaksanaan
:
Masukkan masing-masing 5 ml urin sendiri,5 ml urin patologis ke dalam 2 tabung reaksi.
Masukkan ke dalam pemanas air mendidih sampai terbentuk endapan.Kemudian
tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6 %.Bila endapan tersebut hilang,maka hal itu
menyatakan endapan tersebut bukan protein,tetapi fosfat.

Tabung

Urin sendiri
1 ml
Urin Patologis
1ml
Masukkan ke dalam pemanas air mendidih sampai terbentuk endapan
Larutan asam asetat 6%
3-5 tetes
3-5 tetes
Hasil :
Tidak ada endapan
Ada endapan
Simpulan :
Bila endapan hilang,maka hal itu menyatakan bahwa urin tersebut normal dan
mengandung fosfat bukan protein. Sedangkan bila endapan tersebut tidak
hilang,maka urin di nyatakan tidak normal.
Hasil percobaan
Nama
Irma susanti
Erviana

Endapan
tidak
tidak

Hasil
normal
normal

METODE CARIK CELUP


Dipstick (carik celup) adalah strip reagen berupa strip plastic tipis yang yang di tempeli
kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan di
periksa. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa,
protein,bilirubin,urobilinogen,Ph,berat jenis,keton,nitrit,dan leukosit esterase.

Cara Pemeriksaan :
Ambil hanya sebagian strip yang yang di perlukan dari wadah dan segera tutup wadah.
Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin.
Hilangkan kelebihan urin dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.
Perubahan warna di interprestasikan dengan membandingkannya strip dengan skala warna
rujukan yang biasanya ditempel pada botol atau wadah reagen.Perhatikan waktu reaksi
untuk setiap item.
Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat,atau
jika pencahayaan kurang.
Dalam memeriksa urin dengan metode carik celup terdapat beberapa potensi kesalahan yang
dapat dilakukan di antaranya :
a) Sampel urin tidak didinginkan kembali ke suhu kamar sebelum pengujian.
b) Urin yang terkontaminasi dengan desinfektan.
c) Carik celup kadaluarsa.
d) Tidak tepat penyimpanan dengan paparan udara atau cahaya.
e) Kebocoran kimia reagen dari satu tes ke tes lain jika tes ini dibaca secara vertikal
bukan horizontal.
f) Tes dibaca di baca diwaktu yang tidak tepat.
Untuk mengurangi potensi kesalahan yang dapat berakibat pada tidak akuratnya
pemeriksaan,yaitu :
Celupkan carik hanya sekejap saja
Jangan pegang bagian dari carik celup yang mengandung reagen dengan jari
Keluarkan hanya sebanyak carik celup dari botolnya yang akan segera di pakai
Botol wadah carik celup harus selalu di tutup kuat-kuat
Jangan taruh wadah yang berisi cari celup disinar matahari.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan antara lain:
Pemeriksaan golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah sesorang.
Pemeriksaan darah rutin untuk menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.

Pemeriksaan urin untuk menentukan adanya glukosa dan protein dalam urin secara
semikuantatif.
Carik celup untuk menentukkan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis standar.

B. Saran
Dalam melakukan percobaan, kita haruslah seteliti mungkin. Karena kesalahan sedikit saja
dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Dan jika hasil diagnosa salah maka akan menyebabkan
salahnya tindakan yang bisa berakibat fatal.

Anda mungkin juga menyukai