Anda di halaman 1dari 124

BAB I PENDAHULUAN

A. UMUM
Rumah sakit pemerintah secara bertahap diharapkan dapat mengembangkan
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan holistik seiring dengan
perkembangan jenis penyakit, kemajuan ilmu kedokteran serta peningkatan
pendapatan dan pendidikan masyarakat. Kondisi tersebut akan
terwujud apabila jumlah,

dapat

jenis dan mutu layanan dapat disediakan dan

ditingkatkan oleh unsur-unsur yang berperan dalam menentukan arah


kebijakan dan pelaksanaan operasional rumah sakit.
Pemerintah sebagai eksekutor kebijakan publik telah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum yang
memberikan peluang bagi setiap rumah sakit pemerintah untuk lebih leluasa
menentukan keputusan-keputusan strategis dan operasionalnya sehingga
dapat

melepaskan diri dari sekat-sekat birokrasi yang kadang justru

menghambat pencapaian visi rumah sakit itu sendiri. Tentu saja keleluasaan
itu mensyaratkan rumah sakit untuk menjalankan praktik-praktik bisnis yang
sehat, dikelola oleh orang-orang yang profesional sehingga diharapkan rumah
sakit mampu bertahan bahkan

bersaing dan/atau mandiri dengan tetap

sinergi dengan program-program pelayanan kesehatan yang ditetapkan


pemerintah.
Suatu pilihan yang tepat bagi Rumah sakit Umum Daerah Kota Tidore
Kepulauan.sebagai penyedia jasa

layanan kesehatan di

Kota Tidore

Kepulauan merespon peraturan pemerintah tersebut menuju Badan Layanan


Umum. Sebagai BLU Rumah Sakit adalah instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Implementasi praktek bisnis yang sehat sesuai prinsip efisiensi dan
produktivitas hanya jika, kinerja rumah sakit dapat diukur, dievaluasi dan
1

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

dijadikan

umpan

balik perencanaan berikutnya. Siklus

tersebut

membutuhkan suatu dokumen standar tentang penyelenggaraan pelayanan


(pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan dan manajemen) yang
minimum harus diselenggarakan oleh RS atau Standar Pelayanan Minimum
(SPM),

yang selanjutnya

akan

dijadikan

target

pembanding apakah

pelayanan rumah sakit produktivitasnya bertumbuh secara efesien sesuai


dengan kualitas yang diharapkan dari tahun ke tahun.
B. LANDASAN HUKUM
Penyusunan SPM tidak lepas dari berbagai aturan yang dijadikan landasan
penyusunannya, yaitu :
1. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
3. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2006.
4. Peraturan Pemerintah No. 65 tanggal 28 Desember 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006.
6. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 228/Menkes/Sk/III/2002
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit
yang Wajib Dilaksanakan Daerah.
7. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.129 Tahun 2008 tentang
SPM Rumah Sakit.
8. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan N0. 139 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di
Provinsi Sulawesi Selatan.
C. TUJUAN
Sebagai instrumen pengendalian rumah sakit, maka Standar Pelayanan
Minimum menjadi hal yang wajib dilaksanakan oleh unit-unit pelayanan yang
ada, dengan tujuan:

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

a. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis layanan yang


disediakan rumah sakit dengan mutu tertentu yang dilakukan masingmasing unit pelayanan.
b. Menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam menyediakan suatu
layanan sesuai klasifikasi rumah sakit, sehingga SPM dapat menjadi dasar
penentuan kebutuhan pembiayaan dalam mengusulkan anggaran kepada
Panitia Anggaran Daerah dan DPRD.
c. Menentukan usulan perimbangan keuangan dan/atau bantuan lain fungsi
pelayanan kesehatan yang lebih adil dan transparan dari pemerintah pusat
atau pihak lain.
d. Meningkatkan

akuntabilitas

rumah

sakit

terhadap

masyarakat.

Sebaliknya, masyarakat dapat mengukur sejauhmana rumah s akit dapat


memenuhi kewajibannya dalam menyediakan pelayanannya.
e. Memperjelas tugas pokok rumah sakit dan mendorong terwujudnya checks
and balances yang efektif.
f. Mendorong

transparansi

dan partisipasi

masyarakat

dalam proses

penyelenggaraan pelayanan rumah sakit.


D. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Sebagai suatu sub sistem pelayanan kesehatan, target grup pelayanan
kesehatan rumah sakit adalah jumlah pasien yang memanfaatkan rumah
sakit, dengan demikian pemenuhan SPM terbatas pada cakupan mutu layanan
tertentu atas sejumlah masyarakat yang menggunakan jasa layanan rumah
sakit. Hal tersebut untuk menghindari deferensiasi persepsi tentang SPM
yaitu pemenuhan kewenangan wajib yang memiliki target grup cakupan
layanan dasar dan esensial terhadap angka kesakitan (morbiditas) di suatu
wilayah yang menjadi bagian dari kebijakan fungsi pelayanan kesehatan
Pemerintah Daerah.
Standar

Pelayanan

Minimum

Rumah

Sakit

adalah

penyelenggaraan

pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang


dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang
minimum harus diselenggarakan rumah sakit. SPM memiliki pengertian
3

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

sebagai standar kinerja pelayanan atas pelaksanaan Standard Operating


Procedure (SOP) pada setiap jenis layanan.
Hubungan SPM Kewenangan Wajib Bidang Kesehatan, SPM Rumah Sakit
dan Standard Operating Procedure adalah sebagai berikut :

SPM Kewenangan
Wajib Bidang
Kesehatan

SPM Rumah Sakit

Standard
Operating
Procedure (SOP)

E. KERANGKA KONSEPTUAL
MINIMUM

Target Grup : Standar kinerja


pelayanan dengan ruang
lingkup Populasi Masyarakat di
suatu wilayah atas pelayanan
kesehatan dasar dan esensial
yang disediakan Pemerintah
Target Grup : Standar kinerja
pelayanan dengan ruang lingkup
masyarakat/pasien yang
menggunakan jasa layanan
yang disediakan rumah sakit

Digunakan sebagai pedoman


langkah-langkah kerja
pelaksanaan pelayanan yang
wajib dipatuhi seluruh petugas
pelayanan

PENYUSUNAN

STANDAR

PELAYANAN

Kepuasan pasien atas pelayanan rumah sakit terletak pada bagaimana


rumah sakit mampu mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik pasien
yang dilayani. Kebutuhan dan karakteristik yang telah diidentifikasi tersebut
digunakan untuk merencanakan dan merancang suatu produk layanan yang
dibutuhkan ke dalam suatu proses yang memenuhi standar- standar teknis
dan mutu produk layanan. Standar teknis tersebut dibuat berdasarkan
kaidah-kaidah profesi medis yang telah diakui secara nasional dan atau
internasional dan diukur pencapaian kinerjanya dengan indikator-indikator
4

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

keberhasilan.
RSD

Kota

Tidore

Kepulauan

adalah

Rumah

Sakit

Tipe

yang

pembentukannya melalui proses identifikasi kondisi masyarakat sebagai


pengguna. Dengan demikian segala aktivitas yang dilakukan rumah sakit
memiliki ruang lingkup sesuai karakteristik tipe yang dimilikinya. Keberadaan
standar peralatan, Sumber Daya Manusia dan bangunan rumah sakit
merupakan titik awal untuk menentukan kemampuan yang dapat dilakukan
rumah sakit dalam melaksanakan pelayanannya. Standar tersebut akan
dijadikan dasar dalam penetapan standar cakupan minimum layanan yang
seharusnya mampu disediakan rumah sakit untuk mencapai mutu layanan
yang diinginkan.
Sesuai kerangka konseptual input-output model maka standar penyediaan
sumber daya tersebut merupakan unsur input dari pelayanan manajemen
rumah sakit untuk mendukung proses layanan baik medis, penunjang medis
maupun keperawatan sebagai core bisnis rumah sakit.
F. HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DALAM PELAKSANAAN
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
Standar

Pelayanan

Minimum

berisikan

indikator-indikator

mulai

dari

penyediaan sumberdaya, cakupan layanan dan mutu layanan, yang


digunakan sebagai alat ukur keberhasilan. Bagi rumah sakit, penetapan dan
pencapaian indikator-indikator SPM tersebut adalah hak untuk :
1. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah
sakit sesuai dengan kondisi atau keadaan yang ada di rumah sakit tersebut
(hospital by laws).
2. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
peraturan rumah sakit.
3. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
instruksi yang diberikan dokter kepadanya.
4. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah
sakit melalui panitia kredensial.
5

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

5. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan


wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).
6. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum.
Sedangkan kewajiban rumah sakit adalah :
1. Rumah sakit wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
2. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa
membedakan suku, ras, agama, seks, dan status sosial pasien.
3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak
membedakan kelas perawatan (duty of care).
4. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan
kelas perawatan (quality of care).
5. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit UGD tanpa
meminta jaminan materi terlebih dahulu.
6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan perawatan umum yang
dibutuhkan.
7. Rumah sakit wajib sarana dan peralatan medic (medical equipment) sesuai
dengan standar yang berlaku.
8. Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa
dalam keadaan siap pakai (ready for use).
9. Rumah sakit wajib merujuk pasien kepada rumah sakit lain apabila tidak
memiliki saran, prasarana, peralatan dan tenaga yang diperlukan.
10. Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana
pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.
11.

Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan


administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter
tersebut mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien
atau keluarganya.

12. Rumah sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter
yang bekerja di rumah sakit tersebut.
6

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

13. Rumah sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk
pelayanan medik, penunjang medik dan non medik.
G. METODOLOGI PENYUSUNAN SPM
Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan
disusun

dengan

memanfaatkan

dokumen-dokumen

yang

tersedia,

pengamatan, wawancara dan menyebarkan formulir-formulir pengumpulan


data yang dilakukan oleh tim yang dibentuk dengan surat tugas. Tim tersebut
terdiri dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi pelayanan yang
dimiliki rumah sakit. Seluruh isi materi SPM telah ditelaah dan dibahas secara
transparan

dengan

menggunakan

kaidah-kaidah

sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari tim.

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

profesi

medis

yang

BAB II
JENIS DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
BPKD RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN
Di bawah ini diuraikan beberapa jenis dan prosedur pelayanan yang ada di RSD
Kota Tidore Kepulauan:

A.

PELAYANAN POLIKLINIK

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Pelayanan poliklinik yang dimiliki RSD Kota Tidore Kepulauan adalah :

Poli Penyakit Dalam


Poli Anak
Poli Bedah
Poli Obgyn
Poli Syaraf
Poli Mata

Poli THT
Poli Kulit dan Kelamin
Poli Jiwa
Poli Gigi
Poli Umum
Poli TB

Rencana Pengembangan Poliklinik RSD Kota Tidore Kepulauan


berdasarkan perencanaan akan diadakan akreditasi dan harapan menaikan tipe RSD
menajadi tipe B maka poliklinik diusahakan sesuai dengan PMK no.340 tahun 2010 yang
mana akan diadakan penambahan sebagai berikut:
Poli Jantung dan

pembuluh darah
Poli Paru
Poli Bedah Urologi

B. INSTALASI GAWAT DARURAT


Pelayanan gawat darurat di RSD Kota Tidore Kepulauan dibuka 7x24 jam
dan ditangani oleh dokter umum serat dokter spesialis terkait jika dibutuhkan
penanganan oleh dokter ahli. Dalam keseluruhan pelayanan gawat darurat
terdapat registrasi oleh petugas rekam medis, ruang gawat darurat pasien
umum yang terbagi menjadi ruang anak dan dewasa, ruang gawat darurat
untuk pasien obgyn, ruang resusitasi serta ruang observasi.
Sesuai dengan rencana akan diadakan akreditasi yang mana diharapkan
tipe Rumah Sakit akan dinaikan menjadi Tipe B maka perencanaan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pelayanan pada instalasi gawat darurat akan dilengkapi lagi sesuai dengan
klasifikasi pada PMK no 304 tahun 2010 terutama di bidang SDM dan
Peralatan penunjang seperti penambahan tenaga medis yang bersertifikat,
kasir pada IGD, Laboratorium ada di IGD, Instalasi Farmasi pada IGD dll.

C. PELAYANAN RAWAT INAP


Pelayanan Rawat Inap pada RSD Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 2
ruang rawat inap Pavilium, 16 ruang rawat inap VIP, 1 ruang rawat inap
bangsal pria terdiri dari kelas I, II, dan III. 1 ruang rawat inap bangsal wanita
yang terdiri dari kelas I, II, dan III. 1 ruang rawat inap bangsal perawatan
bedah yang terdiri dari 3 ruang VIP, kelas II dan III, 1 ruang rawat inap
bangsal anak yang terdiri dari VIP, kelas II, dan III. 1 ruang rawat inap Obgyn
yang terdiri dari VIP, kelas I, II, dan III. 1 Ruang ICU terdiri dari 4 bed. 1
ruang NHCU yang terdiri dari ruang observasi dan ruang dengan incubator.
Pengembangan

ruang

rawat

inap

selanjutnya

sesuai

dengan

perencanaan dan sudah dalam tahap pembangunan adalah 1 ruang rawat


inap untuk kelas III penyakit dalam. Untuk kedepan nanti sesuai dengan
perencanaan akan dibangun untuk ruang rawat inap khusus penyakit
menular (TBC).
D. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
Pelayanan penunjang medis yang terdapat di RSD Kota Tidore Kepulauan
adalah Laboratorium, Radiologi, Rehab Medis, Gizi dan Farmasi Yang mana
masing dari pelayanan penunjang tadi masing ada beberapa item yang belum
terpenuhi sesuai standar Rumah Sakit Tipe C.

10

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Untuk pengembangan pelayanan penunjang medik selanjutnya sesuaii


dengan akan diadakan akreditasi dan diharapkan adanya peningkatan RSD
menjadi tipe B maka akan diadakan Alat penunjang medik seperti CT scan dan
Hemodialisa

yang

mana

dipertimbangkan

juga

jumlah

pasien

yang

membutuhkan pelayanan tersebut. Serta untuk melengkapi sarana prasarana


RSD sesuai kelas Tipe C maka akan dibangun gedung pemulasaraan jenazah.
F. PELAYANAN PENUNJANG NON MEDIS
Pelayanan penunjang non medis yang terdapat pada RSD Kota Tidore
kepulauan adalah IPSRS dan Laundry yang mana tentu masih perlu
perbaikan sarana dan penambahan alat yang dibutuhkan terkait pelayanan
ke pasien dan kebutuhan RS.
Pengembangan dari pelayanan penunjang non medis untuk laundry akan
dibangun gedung baru serta penambahan alat untuk kebutuhan dan
kelancaran pelayanan ke pasien. Sedangkan IPSRS akan juga dibangun
gedung baru serta penambhan SDM yang terkait.

BAB III
INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMUM

Standar Pelayanan Minimal RSD bertujuan untuk :


1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat memberikan
layanan paripurna.
2. Memberikan

pemberdayaan

sumber

daya

meningkatkan kepuasan pelanggan.

11

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

manusia

untuk

dapat

3. Meningkatkan sarana dan prasarana RSD agar dapat memberikan


peningkatan pelayanan kesehatan.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Daerah Kota Tidre Kepulauan adalah
standar pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus
dilaksanakan

Rumah

Sakit

Daerah

Kota

Tidore

Kepulauan

dalam

penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai instrument pembinaan dan


pengawasan pemerintah Kota Tidore Kepulauan kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Tidore Kepulauan
Standar pelayanan berisikan indikator-indikator kinerja yang penetapannya
harus memenuhi 4 kriteria sebagai berikut :
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek
yang

akan dinilai. Dengan demikian indikator memiliki target pencapaian

yang realistis dan dapat dicapai sesuai dengan kemampuan minimum yang
dimiliki rumah sakit sesuai dengan kelasnya.
2. Dapat dipercaya (reliable) yaitu didasarkan pada data yang akurat dan
didokumentasikan sesuai dengan sistem informasi yang memadai.
3. Sensisitif,

yaitu cukup peka terhadap kebutuhan pengendalian dan

pengambilan keputusan perencanaan.


4. Spesifik, yaitu memiliki tujuan tertentu sehingga dapat menunjukkan obyek
penilaian yang jelas pada pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi.
Setiap indikator ditetapkan standar minimum pencapaiannya. Standar minimum
adalah suatu kondisi minimum yang mampu dicapai RSD Kota Tidore
Kepulauan dalam kurun waktu tertentu.

12

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar pelayanan minimal Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan


pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
diselenggarakan oleh rumah sakit.
Indikator adalah merupakan variabel ukuran atau tolak ukur yang dapat
menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu untuk mengukur
kinerja rumah sakit yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu :
a. Input, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur sarana
dan prasarana yang akan digunakan untuk memberikan pelayanan
misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
b. Proses, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
pelaksanaan pelayanan yang diberikan rumah sakit, misalnya kecepatan
pelayanan, ketetapan pelayanan, pelayanan yang ramah dan lain-lain.
c. Output, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur keluaran
langsung atas pelayanan yang diberikan rumah sakit, misalkan jumlah
pasien yang dioperasi, jumlah yang dilayani dan lain-lain.
d. Outcome, yang dapat menjadi tolak ukur dan merupakan dampak dari hasil
pelayanan, misalnya kepuasan pelanggan rumah sakit.
e. Benefit, adalah tolak ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien, misalnya biaya pelayanan yang
lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
f. Impact, tolak ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya
angka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat.

13

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Selanjutnya indikator tersebut dijabarkan menjadi

indikator kinerja

berdasarkan jenis pelayanan antara lain : gawat darurat, rawat jalan, rawat
inap, bedah sentral, KIA, ICU, radiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi,
gizi,

UTDRS,

rekam

medic,

pengelolaan

limbah,

administrasi

dan

manajemen, ambulance, pemulasaraan jenazah, IPSRS, laundry, dan PPI


(Pencegahan

dan

Pengendalian

Infeksi).

Atas

kelompok-kelompok

pelayanan tersebut, ditetapkan jenis pelayanan yang merupakan area


pengukuran dan indikator kinerja sebagai tolok ukur penilaian atas standar
minimum yang minimum dicapai berdasarkan target pencapaian tiap tahun
selama lima tahun. Proyeksi pencapaian tiap tahun selama lima tahun yang
ditetapkan pada RSD Kota Tidore Kepulauan didasarkan pada hasil
pengukuran tahun 2015. Pencapaian standar
prakiraan atau prognosis pencapaian

tahun 2016 merupakan


indikator

kinerja

tahun

berjalan, dan standar yang ditetapkan mulai tahun 2017 sebagai


murni target kinerja BLUD.
A. Ruang Lingkup Area Pengukuran SPM
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340/MENKES/PER/III/
2010 pasal 14 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. maka kriteria klasifikasi
rumah sakit daerah tipe C berdasarkan jenis pelayanan adalah sebagai
berikut :
1. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik.
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik

14

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis


Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
3. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak
/Keluarga Berencana.
4. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus
gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
5. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
6. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
7. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
9. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik.

B. Standar Input

15

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja Rumah


Sakit atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang dapat diukur
dari aspek sumber daya yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan
kepada pasien.
Meskipun sumber daya (Input) yang digunakan untuk pelayanan cukup
beragam namun dalam

menetapkan

standar

minimum

penyediaan

sumberdaya pelayanan pada RSD Kota Tidore Kepulauan dibatasi pada


penyediaan tenaga pelayanan, peralatan medis dan luasan bangunan.
Pertimbangan pembatasan dikarenakan sumberdaya-sumberdaya tersebut
adalah

paling berpengaruh dalam operasi bisnis Rumah Sakit Daerah.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan perlu pengembangan lebih


lanjut terhadap standar penyediaan sumberdaya tersebut sesuai kebutuhan
RS berdasarkan pertimbangan profesional. Standar Pelayanan Minimum
penyediaan

sumberdaya

pelayanan

RSD

Kota

Tidore

Kepulauan

merupakan jumlah agregat standar input pada masing-masing unit layanan.


Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 tanggal 28 oktober 2009 Tentang RS
pasal 7 sampai dengan pasal 16 mengatur tentang persyaratan Rumah
Sakit, diantaranya adalah pasal 12 Tentang SDM, pasal 16 tentang
peralatan dan pasal 10 Tentang ruangan, yang dijabarkan lebih rinci ke
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340/MENKES/PER/III/ 2010
pasal 15, standar SDM untuk Rumah Sakit kelas C maka sudah menjadi
kewajiban RS untuk memenuhi standar tersebut, sehingga berdasarkan
aturan tersebut RSD Kota Tidre Kepulauan berkewajiban memenuhi
persyaratan tersebut agar terhindar dari sanksi berupa pencabutan izin
Rumah Sakit.
1. Tenaga Pelayanan.

16

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Table 3-1
STANDAR TENAGA PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT KELAS C
NO

UNIT PELAYANAN

Ket

STANDAR
(MINIMAL)

TT

Dokter Umum

Dokter Gigi

Interna

Bedah

Obgyn

Anak

Pelayanan Medik Dasar

Pelayanan Medik Sp Dasar


1

Pel. Medik Sp Penunjang


C

(Anestesi, Radiologi, Patologi Klinik,


Rehabilitasi Medik)

Pel.Medik Spesialis Gigi Mulut

Keperawatan
Perawat & Bidan

17

2:3

119

103

Kefarmasian

Gizi

Keterapian Fisik

Keteknisian Medis

Petugas Rekam Medik

10

15

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Petugas Ipsrs

Petugas Pengelola Limbah

Petugas Kamar Jenazah

8
2

Lebih lanjut pada pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


340/MENKES/PER/III/ 2010 dijelaskan bahwa :
1. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan
tingkat pelayanan.
2. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 (sembilan)
orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga
tetap.
3. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2
(dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan
yang berbeda.
4. Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-masing
minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2
(dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan
yang berbeda.
5. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di
Rumah Sakit.
Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

18

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

2. Peralatan
Berdasarkan Pedoman Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Daerah
Kelas C yang disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
departemen kesehatan tahun 1994 dan diperbaharui dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Di Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Departemen kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, maka standar
minimum peralatan yang harus ada di sebuah rumah sakit kelas C
untuk tiap-tiap unit pelayanan adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 1(Tabel 1 s.d. tabel. 16), Standar peralatan tersebut dinilai
dari tiga aspek yaitu :
o Kelengkapan peralatan yaitu jumlah bobot peralatan yang
ada dibagi dengan jumlah bobot peralatan sesuai standar.
o Kondisi peralatan yaitu jumlah peralatan dengan kondisi
baik dibagi jumlah seluruh peralatan yang ada.
o Kalibrasi peralatan (untuk yang disyaratkan) yaitu jumlah
peralatan yang ada yang memiliki sertifikat kalibrasi dibagi
dengan jumlah peralatan yang wajib kalibrasi.
3. Luas Gedung
Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan RS yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan Tahun 2008 , standar luas gedung rumah sakit
adalah sebagai berikut:
Table 3-2
STANDAR LUAS GEDUNG

19

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

NO

BANGUNAN

STANDAR

(1)

(2)

(3)

Luas bangunan

KET

50m2/TT
7250 m2

Ruang perawatan

Minimal 4,5
m2/TT

Ruang Periksa

3x3m2

Ruang Tindakan

3x4m2

C. STANDAR OUTPUT DAN OUTCOME


Standar output adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
Rumah Sakit atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang
dapat diukur secara langsung setelah pelayanan diberikan, seperti
ketepatan waktu pelayanan, jumlah yang dilayani, pemeliharaan alat, dan
lain-lain sebagainya, sedangkan standar outcome dan impact adalah hasil
yang diharapkan sebagai tolak ukur kinerja yang diukur setingkat lebih
tinggi dari output, seperti kepuasan pelanggan, angka kematian, kejadian
Infeksi, dan lain-lain.
Indikator standar pelayanan minimum rumah sakit pada RSD Kota Tidore
Kepulauan. berpedoman pada keputusan menteri kesehatan

No. 129

Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penerapan Standar Pelayanan

20

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Minimal Rumah Sakit, dan Peraturan Walikota Nomor 14.2 Tahun 2011
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan
Standar output, outcome dan impact disajikan dalam Tabel 3-3.

21

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tabel 3-3
SPM Standar Output dan Outcome
No Jenis Pelayanan
Indikator
Standar
1. Gawat Darurat
1. Kemampuan
1. 100%
menangani live saving
anak dan dewasa
2. 24 Jam
2. Jam buka Pelayanan
Gawat Darurat
3. Pemberi pelayanan ke 3. 100 %
Gawat Darurat yang
bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPG
4. 5 menit terlayani
D
setelah
pasien
4. Waktu
tanggap
datang
pelayanan Dokter di
5. 70%
Gawat Darurat
6. 2 perseribu
(Pindah ke pelayanan
5. Kepuasan Pelanggan
rawat inap setelah 8
6. Kematian Pasien 24
jam)
jam
7. 100%

7. Tidak adanya pasien


yang
diharuskan
membayar uang muka
2.

Rawat Jalan

22

1. Dokter
pemberi 1. 100%
pelayanan di Poliklinik
Spesialis
Spesialis dan Poliklinik
Eksekutif.
2. Ketersediaan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dokter

Pelayanan

2. a. Klinik Anak
b. KlinikPenyakit
Dalam

3. Jam Buka Pelayanan

c. Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah
e. Klinik Mata
f. Klinik THT
3. 08.00
s/d
13.00
setiap hari kerja
4. 60 menit

4. Waktu tunggu di rawat


5. 90%
jalan
5. Kepuasan Pelanggan
3.

Rawat Inap

1. Pemberi Pelayanan di 1. a. Dr.Spesialis


Rawat Inap
b. Perawat mini
al pendidikan
D3
2. Dokter
penanggung 2. 100%
jawab pasien Rawat
3. a. Anak
Inap
3. Ketersediaan
b. Penyakit Dalam
Pelayanan Rawat Inap
c. Kebidanan
d. Bedah
4. 08.00 s/d 14.00
setiap hari
Dokter 5. Maksimal 1,5%

4. Jam Visite
Spesialis
6. Maksimal 1,5%
5. Kejadian Infeksi Pasca
7. 100%
Operasi
6. Kejadian
Infeksi

23

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Nosokomial
7. Tidak adanya kejadian 8. 0,24%
pasien jatuh yang 9. Maksimal 5%
10. 90%
beakibat
kecacatan/kematian
8. Kematian pasien>48
jam
9. Kejadian pulang paksa
10. Kepuasan pelanggan
4.

5.

Bedah Sentral

Persalinan dan
perinatologi
(kecuali Rumah
Sakit khusus di

24

1. Waktu tunggu operasi


efektif
2. Kejadian
kematian
dimeja operasi
3. Tidak adanya kejadian
operasi salah sisi
4. Tidak adanya kejadian
operasi salah orang
5. Tidak adanya kejadian
salah tindakan operasi
6. Tidak adanya kejadian
tertinggalnya
benda
asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi
7. Komplikasi
anastesi
karena
overdosis,reaksi
anastesi, dan salah
penempatan
endotrachealtube

1. 2 hari
2. Maksimal 1%

3. 100%

4. 100%

5. 100%
6. 100%

7. 6%

1. Kejadian
kematian 1. a. Pendarahan
maks 1%
ibu
karena
b.Pre-ekslampsia
persalinan
maks. 30%

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

luar Rumah Sakit


ibu dan anak)

c. Spesis maks.
0,2%
2. a. Dokter Sp. OG
2. Pemberi
pelayanan
persalinan normal

b. Dokter umum
terlatih (Asuhan
Persalinan Normal)
c. Bidan

3. Tim PONEK yang


terlatih
4. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
pelayanan
c. Dokter Sp.An
dengan
5. 100%

3. Pemberi
persalinan
penyulit
4. Pemberi
pelayanan
persalinan
dengan
6. Maks 20%
tindakan operasi
7. 80%
5. Kemampuan
menangani
BBLR
1500gr 2500gr
6. Pertolongan
persalinan
melalui
seksio cesaria
7. Kepuasan pelanggan
5.

Persalinan dan
perinatologi
(kecuali Rumah
Sakit khusus di
luar Rumah Sakit
ibu dan anak)

25

1. Kejadian
kematian 1. a. Pendarahan
maks 1%
ibu
karena
b.Pre-ekslampsia
persalinan
maks. 30%
c. Spesis maks.
0,2%
2. a. Dokter Sp. OG
b. Dokter umum
terlatih
(Asuhan
2. Pemberi pelayanan
Persalinan
Normal)
persalinan normal
c. Bidan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

3. Tim PONEK yang


terlatih
3. Pemberi pelayanan
persalinan
dengan
penyulit
4. Pemberi pelayanan
persalinan
dengan
tindakan operasi
5. Kemampuan
menangani
BBLR
1500gr 2500gr
6. Pertolongan
persalinan
melalui
seksio cesaria
7. Kepuasan pelanggan
6.

Intensif

5.

Persalinan dan
perinatologi
(kecuali Rumah
Sakit khusus di
luar Rumah Sakit

26

4. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An
5. 100%
6. Maks 20%
7. 80%

1. Rata-rata pasien yang 1. Maks 3%


kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama <72 jam
2. Pemberian pelayanan 2. a.DokterSp. AnasUnit Intensif
tesi dan dokter
spesialis sesuai
dengan kasus
yang ditangani
b. 0%Perawatan
minimal dengan
sertifikat
1. Kejadian
kematian
ibu
karena
persalinan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

1.a. Pendarahan
maks 1%
b.Pre-ekslampsia
maks. 30%
c. Spesis maks.

ibu dan anak)

0,2%
2. a. Dokter Sp. OG
b. Dokter umum
terlatih (Asuhan
2. Pemberi pelayanan
Persalinan Normal)
persalinan normal
c. Bidan

3.

4.

5.

6.

7.
6.

Intensif

27

3. Tim PONEK yang


terlatih
4. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An
Pemberi pelayanan
5. 100%
persalinan
dengan
penyulit
Pemberi pelayanan
6. Maks 20%
persalinan
dengan
7. 80%
tindakan operasi
Kemampuan
menangani
BBLR
1500gr 2500gr
Pertolongan
persalinan
melalui
seksio cesaria
Kepuasan pelanggan

1. Rata-rata
pasien 1. Maks 3%
yang
kembali
ke
perawatan
intensif
dengan kasus yang
sama <72 jam
2. a.DokterSp. Anas2. Pemberian pelayanan
tesi dan dokter
spesialis sesuai
Unit Intensif
dengan kasus
yang ditangani
b. 0%Perawatan
minimal dengan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

sertifikat
Perwat.......
ICU/........... (D4)
5.

Persalinan dan
perinatologi
(kecuali Rumah
Sakit khusus di
luar Rumah Sakit
ibu dan anak)

1. Kejadian
kematian
ibu
karena
persalinan

1. a. Pendarahan
maks 1%
b.Pre-ekslampsia
maks. 30%
c. Spesis maks.
0,2%
2. a. Dokter Sp. OG

2. Pemberi pelayanan
persalinan normal

3.

4.

5.

6.

7.
6.

Intensif

28

b. Dokter umum
terlatih (Asuhan
Persalinan Normal)
c. Bidan

3. Tim PONEK yang


terlatih
4. a. Dokter
Sp.OG
Pemberi pelayanan
b.
Dokter
Sp.A
persalinan
dengan
c. Dokter Sp.An
penyulit
Pemberi pelayanan
5. 100%
persalinan
dengan
tindakan operasi
Kemampuan
6. Maks 20%
menangani
BBLR
1500gr 2500gr
Pertolongan
persalinan
melalui 7. 80%
seksio cesaria
Kepuasan pelanggan

1. Rata-rata
pasien 1. Maks 3%
yang
kembali
ke

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

perawatan
intensif
dengan kasus yang
sama <72 jam
2. a.DokterSp. Anas2. Pemberian pelayanan
tesi dan dokter
spesialis sesuai
Unit Intensif
dengan kasus
yang ditangani
b. 0%Perawatan
minimal dengan
sertifikat
Perwat.......
ICU/........... (D4)
7.

Radiologi

1. Waktu tunggu hasil


pelayanan thorax foto
2. Pelaksanaan
ekspertisi
3. Kejadian
kegagalan
pelayanan Rontgen

1. Maks. 3 Jam
2. Dokter Spesialis
3. Maks.kerusakan 2%
4. 80%

4. Kepuasan pelanggan
8.

9.

Lab.Patologi
Klinik

1. Waktu tunggu hasil


pelayanan
laboratorium
2. Pelaksana Ekspertisi
3. Tidak
adanya
kesalahan pemberian
hasil
pemeriksaan
laboratorium
4. Kepuasan pelanggan

Rehabilitasi Medik 1. Kejadian


pasien

29

1. Maks 140 menit

2. Dokter Spesialis
3. 100%

4. 80%

Drop Out 1. Maks. 50%


terhadap

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pelayanan Rehabilitasi 2. 100%


2. Tidak adanya kejadian
kesalahan
tindakan
rehabilitasi medik
3. 80%
3. Kepuasan pelanggan
10
.

Farmasi

1. Waktu
pelayanan

tunggu 1. a. 30 menit
b. 60 menit

a. Obat Jadi
b. Obat Racikan

2. 100%

2. Tidak adanya kejadian


3. 100%
kesalahan pemberian
obat
3. Penulisan
resep
4. 80%
sesuai formula-rium
4. Kepuasan Pelanggan
11. Gizi

13
.

Pelayanan GAKIN

30

1. Ketetapan
waktu 1. 90%
pemberian makanan
kepada pasien
2. Sisa makanan yang 2. Maks 80%
tidak termakan oleh
pasien
3. Tidak adanya kejadian 3. 100%
kesalahan pemberian
diet
Pelayanan terhadap
pasien GAKIN yang
datang ke Rumah Sakit
pada setiap unit
pelayanan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

100 % terlayani

14
.

15
.

Rekam Medik

Pengolahan
Limbah

1. Kelengkapan
pengisian
rekam
medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
2. Kelengkapan Informed
Concent
setelah
mendapatkan
informasi yang jelas
3. Waktu
penyediaan
dokumen rekam medik
pelayanan
Rawat
Jalan
4. Waktu
penyediaan
dokumen rekam medik
pelayanan Rawat Inap

1. 100%

1. Baku mutu limbah cair

1. a. BOD <80 mg
b. COD<80 mg
c. TSS<80mg
d. PH 6-8
2. 100%

2. 100%

3. 10 menit

4. 15 menit

2. Pengelolaan
limbah
padat infeksius sesuai
dengan aturan
16
.

Administrasi dan
manajemen

31

1. Tindak
lanjut 1. 100%
penyelesaian
hasil
pertemuan direksi
2. Kelengkapan laporan 2. 100%
akuntabili-tas kinerja
3. Ketepatan
waktu
pengusulan kenaikan 3. 100%
pangkat
4. Ketepatan
waktu

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pengurusan
gaji 4. 100%
berkala
5. Karyawan
yang
mendapat pelati-han 5. 60%
minimal
20
jam
setahun
6. 40%
6. Cost recovery
7. 100%
7. Ketepatan
waktu
penyusunan laporan
keuangan
8. Maksimal 2 jam
8. Kecepatan
waktu
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap
9. 100%
9. Ketepatan
waktu
pemberian
imbalan
(insentif)
sesuai
kesepakatan waktu
17
.

Ambulance/Keret
a Jenazah

32

1. Waktu
pelayanan 1. 24 jam
ambulance / kereta
jenazah
2. Kecepatan
2. 30 menit
memberikan pelayanan
ambulance
/
kereta
jenazah
di
Rumah Sakit
3. 5
menit
setelah
3. Response
time
panggilan diterima
pelayanan ambu-lance
oleh masyarakat yang
membutuhkan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

18
.

Pemulasaraan
Jenazah

1. Waktu
tanggap 1. 2 Jam
(response
time)
pelayanan
pemulasaraan jenazah

19
.

Pelayanan
pemeliharaan
sarana rumah
sakit

1. Kecepatan
waktu 1. 80%
menangani kerusakan
alat
2. Ketepatan
waktu 2. 100%
pemeliharaan
3. 100%
3. Peralatan laboratorium
dan alat ukur yang
digunakan
dalam
pelayanan terkalibrasi
tepat waktu sesuai
dengan
ketentuan
kalibrasi

20
.

Pelayanan
Laundry

1. Tidak adanya kejadian 1. 100%


linen yang hilang
2. Ketepatan
waktu
penyediaan
linen 2. 100%
untuk ruang rawat inap

Sedangkan Penanganan penyakit digunakan untuk mengukur kemampuan


rumah sakit dalam menangani sepuluh penyakit dengan frekuensi kejadian
terbanyak di masing-masing unit pelayanan medis. Data Sepuluh penyakit
terbanyak di RSD Kota TIdore Kepulauan beserta indikator dan standarnya
disajikan sebagai berikut:

33

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

BAB IV
MEKANISME PENGUKURAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
I. PELAYANAN GAWAT DARURAT.
1. Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa
Judul

Kemampuan menangani life saving di Gawat

Dimensi Mutu

darurat
Keselamatan

34

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam

Definisi Operasional

memberikan Pelayanan Gawat Darurat


Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia

Frekuensi Pengumpulan Data

dengan urutan Airway, Breath, Circulation


Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan

Denominator

life saving di Gawat Darurat


Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

penanganan life saving di Unit Gawat Darurat


Rekam Medik di Gawat Darurat
100 %
Kepala Instalasi Gawat Darurat

2. Jam buka pelayanan gawat darurat

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Jam buka pelayanan Gawat darurat


Keterjangkauan
Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di

Definisi Operasional

setiap Rumah Sakit


Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap

Frekuensi Pengumpulan Data

memberikan pelayanan selama 24 jam penuh.


Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam

Denominator

satu bulan
Jumlah hari dalam satu bulan

35

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

Laporan Bulanan
24 Jam
Kepala Instalasi Gawat Darurat

3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS

Judul

Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang

Dimensi Mutu
Tujuan

bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Kompetensi teknis
Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga

Definisi Operasional

kompeten dalam bidang ke gawat daruratan


Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah
tenaga yang sudah memiliki sertifikat pelatihan

Frekuensi Pengumpulan Data

BLS/PPGD/GELS/ALS
Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah tenaga yang bersertifikat

Denominator

BLS/PPGD/GELS/ALS
Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

kegawat daruratan
Kepegawaian
100 %
Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Ketersediaan tim penanggulanagan bencana


Keselamatan dan efektifitas
Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan

Definisi Operasional

pelayanan penanggulangan bencana


Tim penanggulangan bencana adalah tim yang
dibentuk di rumah sakit dengan tujuan untuk

36

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

penanggulangan akibat bencana yang mungkin


Frekuensi Pengumpulan Data

terjadi sewaktu - waktu


Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah Tim penanggulangan bencana yang ada di

Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

rumah sakit
Tidak ada
Instalasi gawat darurat
satu tim
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mu

5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat

Judul

Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat

Dimensi Mutu
Tujuan

Darurat
Keselamatan dan efektifitas
Terselenggaranya pelayanan yang cepat,
responsif dan mampu menyelamatkan pasien

Definisi Operasional

gawat darurat
Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat
adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien
datang sampai mendapat pelayanan dokter

Frekuensi Pengumpulan Data

(menit)
Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan
sejakkedatanagan semua pasien yang di

Denominator

sampling secara acak sampai dilayani dokter


Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal

Sumber Data

n = 50)
Sample

37

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

5 menit terlayani setelah pasien datang


Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu /
Panitia Mutu

6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat


Kenyamanan
Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang

Definisi Operasional

mampu memberikan kepuasan pelanggan


Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi

Frekuensi Pengumpulan Data


Periode Analisa
Numerator

pelanggan terhadap pelayanan yang di berikan


Setiap bulan
Tiga bulan sekali
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien

Denominator

Gawat Darurat yang di survey


Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

(minimal n = 50)
Survey
70 %
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia
Mutu

7. Kematian Pasien 24 jam di Gawat Darurat


Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional

Kematian Pasien 24 jam di Gawat Darurat


Efektifitas dan Keselamatan
Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat
Kematian 24 jam adalah kematian yang terjadi

Frekuensi Pengumpulan Data

dalam periode 24 jam sejak pasien datang


Tiga bulan

Periode Analisa

Tiga bulan

38

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Numerator

Jumlah pasien yang meninggal dalam periode 24

Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

jam sejak pasien datang


Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Rekam Medik
2 perseribu
Kepala Instalasi Gawat Darurat

8. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka

Judul

Tidak adanya keharusan untuk membayar

Dimensi Mutu
Tujuan

uang muka
Akses dan Keselamatan
Terselenggaranya pelayanan yang mudah
diakses dan mampu segera memberikan

Definisi Operasional

pertolongan pada pasien gawat darurat


Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada
pihak rumah sakit sebagai jaminan terhadap

Frekuensi Pengumpulan Data

pertolongan medis yang akan diberikan


Tiga bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan
Jumlah pasien gawat darurat yang tidak

Denominator

membayar uang muka


Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

Darurat
Survei
100 %
Kepala Instalasi Gawat Darurat

II. PELAYANAN RAWAT JALAN


1.

Pemberi pelayanan di klinik spesialis


Judul
Dimensi Mutu

39

Pemberi pelayanan di klinik spesialis


Kompetensi tehnis

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga

Definisi Operasional

spesialis yang kompeten


Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat
jalan di rumah sakit yang dilayani oleh dokter
spesialis (untuk rumah sakit pendidikan dapat
dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special

2.

Frekuensi Pengumpulan Data

privilege yang diberikan)


1 bulan

Periode Analisa
Numerator

3 bulan
Jumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani

Denominator

oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan


Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

waktu satu bulan


Register rawat jalan poliklinik spesialis
100 %
Kepala Instalasi rawat jalan

Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Ketersediaan pelayanan rawat jalan


Akses
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan
spesialistik yang minimal harus ada di rumah

Definisi Operasional

sakit
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat
jalan spesialistik yang dilaksanakan di rumah
sakit. Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk
rumah sakit khusus disesuaikan dengan

Frekuensi Pengumpulan Data


Periode Analisa

40

spesifikasi dari rumah sakit tsb.


1 bulan
3 bulan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Numerator

Jenis jenis pelayanan rawat jalan spesialistik

Denominator
Sumber Data
Standar

yang ada (kualitatif)


Tidak ada
Register rawat jalan
Minimal kesehatan anak, penyakit dalam,

Penanggung jawab Pengumpulan data

kebidanan dan bedah


Kepala Instalasi rawat jalan

3.

Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa

Judul

Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah

Dimensi Mutu
Tujuan

sakit jiwa
Akses
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang

Definisi Operasional

minimal harus ada di rumah sakit jiwa


Pelayanan rawat jalan dilaksanakan di rumah

Frekuensi Pengumpulan Data

sakit.
1 bulan

Periode Analisa
Numerator

3 bulan
Jenis jenis pelayanan rawat jalan spesialistik

Denominator
Sumber Data
Standar

yang ada (kualitatif)


Tidak ada
Register rawat jalan
Minimal
a. NAPZA
b. Gangguan Psikotik

41

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

c. Gangguan Neurotik
Penanggung jawab Pengumpulan data

d. Gangguan Organik
Kepala Instalasi rawat jalan

4. Buka Pelayanan Sesuai Ketentuan

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Buka pelayanan sesuai ketentuan


Akses
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan

Definisi Operasional

spesialistik pada hari kerja di rumah sakit


Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya
pelayanan rawat jalan oleh tenaga spesialis jam
buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali

Frekuensi Pengumpulan Data


Periode Analisa
Numerator

jumat
1 bulan
3 bulan
Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang

Denominator

buka sesuai ketentuan dalam satu bulan


Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

spesialistik dalamsatu bulan


Register rawat jalan
100 %
Kepala Instalasi rawat jalan

42

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

5. Waktu Tunggu di Rawat Jalan

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Waktu tunggu di Rawat Jalan


Akses
Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik
pada hari kerja di setiap rumah sakit yang

Definisi Operasional

mudah dan cepat diakses oleh pasien


Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan
mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh

Frekuensi Pengumpulan Data

dokter spesialis
1 bulan

Periode Analisa
Numerator

3 bulan
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat

Denominator

jalan yang disurvey


Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

disurvey
Survey Pasien rawat jalan
60 menit
Kepala Instalasi rawat jalan/komite mutu/tim
mutu

6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan

Judul
Dimensi Mutu
Tujuan

Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan


Kenyamanan
Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang

Definisi Operasional

mampu memberikan kepuasan pelanggan


Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi

Frekuensi Pengumpulan Data

pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan


Setiap bulan

Periode Analisa
Numerator

Tiga bulan sekali


Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan

43

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Denominator

pasien rawat jalan yang disurvey


Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang

Sumber Data
Standar
Penanggung jawab Pengumpulan data

disurvey (minimal n = 50)


Survey
90 %
Kepala Instalasi rawat jalan /tim mutu/panitia
mutu

7. Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS


Judul

Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani


dengan strategi DOTS

Dimensi Mutu

Akses, efisiensi

Tujuan

Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi


pasein tuberkulosis dengan strategi DOTS

Definisi Operasional

Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi


DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5
strategi penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan
pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus
menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang
sesuai dengan standar penanggulanagn
tuberculosis nasional, dan semua pasien yang
tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort
sesuai dengan penanggulangan nasional

Frekuensi Pengumpulan Data

Tiap tiga bulan

Periode Analisa

Tiap tiga bulan

44

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Numerator

Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis


yang ditangani dengan strategi DOTS

Denominator

Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis


yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga
bulan

Sumber Data

Register rawat jalan, register TB 03 UPK

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala Instalasi rawat jalan

III. PELAYANAN RAWAT INAP


1.

Pemberi pelayanan rawat inap


Judul

Pemberi pelayanan rawat inap

Dimensi Mutu

Kompetensi tehnis

Tujuan

Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga


yang kompeten

Definisi Operasional

Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan


tenaga perawat yang kompeten (minimal D3)

Frekuensi Pengumpulan Data

6 bulan

Periode Analisa

6 bulan

Numerator

Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi


pelayanan diruang rawat inap yang sesuai dengan
ketentuan

Denominator

Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang


bertugas di rawat inap

Sumber Data

45

Kepegawaian

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

2.

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala Instalasi rawat inap

Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap


Judul

Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

Dimensi Mutu

Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan

Tujuan

Tersedianya pelayanan rawat inap yang


terkoordinasi untuk menjamin kesinambungan
pelayanan

Definisi Operasional

Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang


mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap
sesuai kebutuhan pasien

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan

Periode Analisa

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai


dokter sebagai penanggung jawab

Denominator

Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu


bulan

3.

Sumber Data

Rekam medik

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala Instalasi rawat inap

Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap


Judul

Ketersediaan pelayanan rawat inap

Dimensi Mutu

Akses

46

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang


minimal harus ada di rumah sakit

Definisi Operasional

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah


sakit yang diberikan tirah baringdi rumah sakit.
Untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan
spesifikasi rumah sakit tsb.

Frekuensi Pengumpulan Data

3 bulan

Periode Analisa

3 bulan

Numerator

Jenis jenis pelayanan rawat inap spesialistik


yang ada (kualitatif)

Denominator

Tidak ada

Sumber Data

Register rawat inap

Standar

Minimal kesehatan anak, penyakit dalam,


kebidanan dan bedah (kecuali rumah sakit khusus
disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb)

Penanggung jawab Pengumpulan data

4.

Kepala Instalasi rawat inap

Jam Visite Dokter Spesialis


Judul

Jam visite dokter spesialis

Dimensi Mutu

Akses, kesinambungan pelayanan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan


waktu pemberian pelayanan

Definisi Operasional

Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis


setiaphari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada

47

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya, yang


dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi Pengumpulan Data

tiap bulan

Periode Analisa

Tiap tiga bulan

Numerator

Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai


dengan 14.00 yang disurvey

5.

Denominator

Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey

Sumber Data

Survey

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala Instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu

Kejadian Infeksi Pasca Operasi


Judul

Kejadian infeksi pasca operasi

Dimensi Mutu

Keselamatan, kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan


pasca operasi yang bersih sesuai standar

Definisi Operasional

Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi


nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi
bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai
oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color),
pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam
waktu lebih dari 3 x 24 jam

Frekuensi Pengumpulan Data

tiap bulan

Periode Analisa

tiap bulan

Numerator

Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi

48

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

dalam satu bulan

6.

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam medis

Standar

1,5 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Ketua komite medik/komite mutu/tim mutu

Angka Kejadian Infeksi Nosokomial


Judul

Angka kejadian infeksi nosokomial

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial


rumah sakit

Definisi Operasional

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialamioleh


pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit
yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi
luka operasi

Frekuensi Pengumpulan Data

tiap bulan

Periode Analisa

tiap tiga bulan

Numerator

Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi


nosokomial dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber Data

Survei, laporan infeksi nosokomial

Standar

1,5 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala instalasi rawat inap/komite medik/panitia mutu

49

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

7.

Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat Kecacatan/Kematian


Judul

Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat


kecacatan/kematian

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi


pasien

Definisi Operasional

Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh


selama dirawat baik akibat jatuh dari tempat tidur, di
kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau
kematian

Frekuensi Pengumpulan Data

tiap bulan

Periode Analisa

tiap bulan

Numerator

Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi


jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau
kematian

Denominator

Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut

Sumber Data

Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala instalasi rawat inap

8. Kematian Pasien > 48 Jam

50

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Kematian Pasien > 48 Jam

Dimensi Mutu

Keselamatan dan Efektifitas

Tujuan

Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah


sakit yang aman dan efektif

Definisi Operasional

Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang


terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat
inap masuk rumah sakit

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan

Periode Analisa

1 bulan

Numerator

Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam


dalam satu bulan

Denominator

Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam Medis

Standar

0,24 % 2,4/1000 (internasional) (NDR 25/1000,


Indonesia)

Penanggung jawab Pengumpulan data

Ketua komite mutu/tim mutu

9. Kejadian Pulang Paksa


Judul

Kejadian pulang paksa

Dimensi Mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan

51

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas


pelayanan rumah sakit

Definisi Operasional

Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau


keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh
dokter

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan

Periode Analisa

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam Medis

Standar

5%

Penanggung jawab Pengumpulan data

Ketua komite mutu/tim mutu

10. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Judul

Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

Dimensi Mutu

Kenyamanan

Tujuan

Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu


pelayanan rawat inap

Definisi Operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan rawat inap

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan

Periode Analisa

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang


disurvey (dalam prosen)

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)

Sumber Data

Survei

52

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar

90 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Ketua komite mutu/tim mutu

11. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
Judul

Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani


dengan strategi DOTS

Dimensi Mutu

Akses, efisiensi

Tujuan

Terselenggaranya pelayanan rawat Inap bagi pasein


tuberkulosis dengan strategi DOTS

Definisi Operasional

Pelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategi


DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis
harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengobatan harus menggunakan paduan obat anti
tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua
pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara
kohort sesuai dengan penanggulangan nasional

Frekuensi Pengumpulan Data

Tiap tiga bulan

Periode Analisa

Tiap tiga bulan

Numerator

Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang


ditangani dengan strategi DOTS

Denominator

53

Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan


Sumber Data

Register rawat inap, register TB 03 UPK

Standar

100 %

Penanggung jawab Pengumpulan data

Kepala Instalasi rawat inap

IV. BEDAH SENTRAL


1.

Waktu Tunggu Operasi Elektif


Judul

Waktu tunggu operasi elektif

Dimensi Mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan penanganan antrian


pelayanan bedah

Definisi Operasional

Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu


mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana
sampai dengan operasi mulai dilaksanakan

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan

Periode Analisa

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana


dari seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan

2.

Denominator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam medis

Standar

2 hari

Penanggung jawab Pengumpulan Data

Ketua instalasi bedah sentral

Kejadian Kematian Dimeja Operasi

54

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Kejadian kematian dimeja operasi

Dimensi Mutu

Keselamatan, efektifitas

Tujuan

Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan


anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien

Definisi Operasional

Kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi


di atas meja operasi pada saat operasi berlangsung
yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun
tindakan pembedahan

Frekuensi Pengumpulan Data

Tiap bulan dan sentinel event

Periode Analisa

Tiap bulan dan sentinel event

Numerator

Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam


satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan


dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar

1%

Penanggung jawab

Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

3.

Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi

Judul

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah


sentral terhadap keselamatan pasien

Definisi Operasional

Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana


pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang

55

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

semestinya dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang


dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan dan sentinel event

Periode Analisa

1 bulan dan sentinel event

Numerator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan


dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam
waktu satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data

Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar

100 %

Penanggung jawab

Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

4. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Orang


Judul

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah


sentral terhadap keselamatan pasien

Definisi Operasional

Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana


pasien dioperasi pada orang yang salah

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan dan sentinel event

Periode Analisa

1 bulan dan sentinel event

Numerator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan


dikurangi jumlah operasi salah orang dalam waktu satu
bulan

56

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Denominator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data

Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar

100 %

Penanggung jawab

Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

5. Tidak Adanya Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi

6. Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing Pada Tubuh Pasien Setelah Operasi

57

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian


dimana benda asing sepertikapas, gunting, peralatan
operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatu
pembedahan

Definisi Operasional

Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah


kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan dan sentinel event

Periode Analisa

1 bulan dan sentinel event

Numerator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan


dikurangi jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu
bulan

Denominator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan

Sumber Data

Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar

100 %

Penanggung jawab

Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

7. Komplikasi Anastesi Karena Over Dosis, Reaksi Anantesi dan Salah Penempatan Endotracheal
Tube
Judul

Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi


anantesi dan salah penempatan endotracheal tube

58

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dimensi Mutu

Keselamatan pasien

Tujuan

Tergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan


monitoring pasien selama proses penundaan
berlangsung

Definisi Operasional

Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak


diharapkan sebagai akibat komplikasi anastesi antara
lain karena over dosis, reaksi anantesi dan salah
penempatan endotracheal tube

Frekuensi Pengumpulan Data

1 bulan dan sentinel event

Periode Analisa

1 bulan dan sentinel event

Numerator

Jumlah pasien yang mengalami komplikasianastesi


dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data

Rekam medis

Standar

6%

Penanggung jawab

Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

V. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI (KECUALI RUMAH SAKIT KHUSUS DI LUAR RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK)
1.

Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan


Judul

Kejadian kematian ibu karena persalinan

Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap


pelayanan persalinan.

59

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Definisi operasional

Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena


perdarahan, pre eklamsia, eklampsia, partus lama dan
sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada
kehamilan trimester kedua, pre-eklampsia dan
elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga
tanda, yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik
>110 mmHg
- Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan
kualitati
- Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai
dengan kejang dan atau penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak
ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong.

Frekuensi pengumpulan data

Tiap bulan

Periode analisis

Tiap tiga bulan

Numerator

Jumlah kematian pasien persalinan karena

60

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis


Denominator

Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,


pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis.

Sumber data

Rekam medis rumah sakit

Standar

Pendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis <


0,2%

Penanggung jawab

Komite medik

2. Pemberi pelayanan persalinan normal


Judul

Pemberi pelayanan persalinan normal

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang


kompeten

Definisi operasional

Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter


umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan


persalinan normal) dan bidan yang memberikan pertolongan
persalinan normal.

Denominator

Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan


normal.

61

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Sumber data

Kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Komite mutu

3. Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit


Judul

Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga


yang kompeten

Definisi operasional

Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah


Tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp,OG, dengan
dokter umum dan bidan (perawat yang terlatih).

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan


dan perawat terlatih.

Denominator

Tidak ada

Sumber data

Kepegawaian dan rekam medis

Standar

Tersedia

Penanggung jawab

Komite mutu

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi


Judul

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan


operasi

62

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan


operasi oleh tenaga yang kompeten

Definisi operasional

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan


operasi adalah dokter Sp,OG, dokter spesialis anak,
dokter spesialis anastesi

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak,


dokter spesialis anastesi yang memberikan
pertolongan persalinan dengan tindakan operasi.

Denominator

Jumlah seluruh tenaga yang melayani persalinan


dengan tindakan operasi

Sumber data

Kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Komite mutu

5. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr


Judul

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr

Dimensi mutu

Efektifitas dan keselamatan

Tujuan

Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam


menangani BBLR

Definisi operasional

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500


gr-2500 gr

Frekuensi pengumpulan data

63

1 bulan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani

Denominator

Jumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani

Sumber data

Rekam medis

Standar

100%

Penanggung jawab

Komite medik/Komite mutu

6. Pertolongan Persalinan Melalui Seksio Cesaria


Judul

Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria

Dimensi mutu

Efektifitas, keselamatan dan efisiensi

Tujuan

Tergambarnya pertolongan di rumah sakit yang sesuai


dengan indikasi dan efisien.

Definisi operasional

Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui


pembedahan abdominal baik elektif maupun
emergensi.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1


bulan

Denominator

Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan

Sumber data

Rekam medis

Standar

< 100%

Penanggung jawab

Komite mutu

64

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

7.a. Keluarga Berencana


Judul

Keluarga Berencana Mantap

Dimensi mutu

Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap

Tujuan

Mutu dan kesinambungan pelayanan

Definisi operasional

Keluarga berencana yang menggunakan metode


operasi yang aman dan sederhana pada alat
reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan
fertilitas oleh tenaga yang kompeten

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jenis pelayanan KB mantap

Denominator

Jumlah peserta KB

Sumber data

Rekam medik dan laporan KB rumah sakit

Standar

100%

Penanggung jawab pengumpulan data

Direktur Pelayanan Medik

7.b. Konseling KB Mantap


Judul

Keluarga Berencana Mantap

Dimensi mutu

Ketersediaan kontrasepsi mantap

Tujuan

Mutu dan kesinambungan pelayanan

Definisi operasional

Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih

65

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

untuk mendapatkan pilihan pelayanan KB mantap


yang sesuai dengan pilihan status kesehatan pasien.
Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah konseling layanan KB mantap

Denominator

Jumlah peserta KB mantap

Sumber data

Laporan unit layanan KB

Standar

100%

Penanggung jawab pengumpulan data

Direktur Pelayanan Medik

8. Kepuasan Pelanggan
Judul

Kepuasan Pelanggan

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu


pelayanan persalinan

Definisi operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan persalinan.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei (dalam prosen)

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data

Survei

Standar

> 80%

66

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Penanggung jawab

Ketua komite mutu/tim mutu

VI. PELAYANAN INTENSIF


1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Judul

Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan


intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

Dimensi mutu

Efektifitas

Tujuan

Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif

Definisi operasional

Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat


inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif


dengan kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan.

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif


dalam 1 bulan.

Sumber data

Rekam medis

Standar

< 3%

Penanggung jawab

Komite mudik/mutu

2. Pemberi Pelayanan Unit Intensif


Judul

67

Pemberi pelayanan unit intensif

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tersedianya pelayanan intensif tenaga yang kompeten

Definisi operasional

Pemberi pelayanan intensif adalah dokter Sp.An dan


dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani,
perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang sesuai


dengan kasus yang ditangani, perawat D3 dengan
sertifikat perawat mahir ICU/setara yang melayani
pelayanan perawatan intensif

Denominator

Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang


melayani perawatan intensif

Sumber data

Kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Komite medik/mutu

VII. RADIOLOGI
1. Waktu tunggu hasil pelayanan Thorax foto
Judul

Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

Dimensi mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi

68

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Definisi operasional

Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah


tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax


foto dalam satu bulan.

Denominator

Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan


tersebut.

Sumber data

rekam medis

Standar

< 3%

Penanggung jawab

Kepala instalasi radiologI

2. Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan


Judul

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan

Dimensi mutu

Kompetensi tehnis

Tujuan

Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen


dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan
ketepatan diagnosis

Definisi operasional

Pelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis


Radiologi yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil
pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi
adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis
radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang
dikirimkan kepada dokter yang meminta.

69

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh


dokter spesialis radiologi dalam 1 bulan.

Denominator

Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam 1


bulan.

Sumber data

Register di Instalasi Radiologi

Standar

100 %

Penanggung jawab

Kepala instalasi radiologI

3. Kejadian Kegagalan Pelayanan Roentgen


Judul

Kejadian kegagalan pelayanan rontgen

Dimensi mutu

Efektifitas dan efisiensi

Tujuan

Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen

Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan

3 bulan

foto yang tidak dapat dibaca


Numerator

Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan

Denominator

Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan

Sumber data

Register radiology

70

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar

<2%

Penanggung jawab

Kepala instalasi Radiologi

4. Kepuasan Pelanggan
Judul

Kepuasan pelanggan

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan radiologi

Definisi operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan radiology

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data

Survei

Standar

> 80 %

Penanggung jawab

Ketua komite mutu/tim mutu

VIII. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
lJudul

Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

Dimensi mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium

71

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Definisi operasional

Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah


pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia
darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan


laboratorium pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang


disurvey dalam bulan tersebut.

Sumber data

Survey

Standar

< 140 menit (manual)

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Laboratorium

2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium


Judul

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium


dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan
diagnosis.

Definisi operasional

Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter spesialis


patologi klinik yang mempunyai kewenangan untuk melakukan

72

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pembacaan hasil pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan


ekspertisi adalah adanya tandatangan pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimkan pada dokter yang meminta.
Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis


patologi klinik dalam satu bulan.

Denominator

Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan

Sumber data

Register di instalasi laboratorium

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala instalasi laboratorium

3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium


Judul

Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil


pemeriksaan laboratorium

Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Definisi operasional

Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah


penyerahan hasil laboratorium pada salah orang.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium


dalam satu bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil
laboratorium salah orang dalam satu bulan

73

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Denominator

Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam


bulan tersebut

Sumber data

Rekam medis

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Laboratorium

4. Kepuasan pelanggan
Judul

Kepuasan pelanggan

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan laboratorium

Definisi operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan laboratorium.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei (dalam prosen)

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data

Survei

Standar

> 80 %

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Laboratorium

IX. REHABILITASI MEDIK

74

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

1. Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan.


Judul

Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan


rehabilitasi yang direncanakan.

Dimensi mutu

Kesinambungan pelayanan dan efektifitas

Tujuan

Tergambarnya kesinambungan pelayanan rehabilitasi


sesuai yang direncanakan

Definisi operasional

Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang


direncanakan adalah pasien tidak bersedia
meneruskan program rehabilitasi yang direncanakan.

Frekuensi pengumpulan data

3 bulan

Periode analisis

6 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam 3 bulan

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi


medik dalam 3 bulan

Sumber data

Rekam medis

Standar

< 50%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik

2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik


Judul

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan


rehabilitasi medik

Dimensi mutu

Keselamatan dan kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam


rehabilitasi medik

75

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Definisi operasional

Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah


memberikan atau tidak memberikan tindakan
rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak sesuai
dengan rencana asuhan dan/atau tidak sesuai dengan
pedoman/standar pelayanan rehabilitasi medik.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi


medik dalam 1 bulan dikurangi jumlah pasien yang
mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medik
dalam 1 bulan.

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi


medik dalam 1 bulan

Sumber data

Rekam medis

Standar

100 %

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rehabilitas Medik

3. Kepuasan Pelanggan
Judul

Kepuasan pelanggan

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan rehabilitasi medik

Definisi operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan rehabilitas medik.

Frekuensi pengumpulan data

76

1 bulan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei (dalam prosen)

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data

Survei

Standar

>80 %

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rehabilitas Medik

X. FARMASI
1.a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Judul

Waktu tunggu pelayanan obat jadi

Dimensi mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional

Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang


waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan menerima obat jadi

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi


pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.

Sumber data

Survey

Standar

<30 %

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Farmasi

77

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

1.b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan


Judul

Waktu tunggu pelayanan obat racikan

Dimensi mutu

Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional

Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang


waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan menerima obat racikan

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan


pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.

Sumber data

Survey

Standar

<60 %

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Farmasi

2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Judul

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

Dimensi mutu

Keselamatan dan kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian

78

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

obat
Definisi operasional

Kesalahan pemberian obat meliputi :


1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey


dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
pemberian obat

Denominator

Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Farmasi

3. Kepuasan Pelanggan
Judul

79

Kepuasan pelanggan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan farmasi

Definisi operasional

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan farmasi.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei (dalam prosen)

Denominator

Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)

Sumber data

Survey

Standar

>80%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Farmasi

4. Penulisan resep sesuai formularium


Judul

Penulisan resep sesuai formularium

Dimensi mutu

Efisiensi

Tujuan

Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien

80

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Definisi operasional

Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan


di rumah sakit.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah resep yang diambil sebagai sample yang


sesuai formularium dalam satu bulan.

Denominator

Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel


dalam satu bulan (n minimal 50)

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Farmasi

XI. Gizi
1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Judul

Ketepatan waktu pemberian makanan kepada


pasien

Dimensi mutu

Efektifitas, akses, kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi

Definisi operasional

Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

81

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

adalah ketepatan penyediaan makanan, pada pasien


sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang


mendapat makanan tepat waktu dalam satu bulan.

Denominator

Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei

Sumber data

Survey

Standar

>90%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien


Judul

Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien

Dimensi mutu

Efektifitas dan efisien

Tujuan

Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan


instalasi gizi

Definisi operasional

Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa


yang tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan
pedoman asuhan gizi rumah sakit)

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang

82

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

disurvey
Denominator

Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan

Sumber data

Survey

Standar

>20%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet


Judul

Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet

Dimensi mutu

Keamanan, efisien

Tujuan

Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan


instalasi gizi

Definisi operasional

Kesalahan dalam memberikan diet adalah kesalahan


dalam memberikan jenis diet.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pemberian makanan yang disurvey dikurangi


jumlah pemberian makanan yang salah diet.

Denominator

Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan

Sumber data

Survey

Standar

100%

83

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap

XII. TRANSFUSI DARAH


1. Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
Judul

Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap


pelayanan transfusi

Dimensi mutu

Keselamatan dan kesinambungan pelayanan

Tujuan

Tergambarnya kemampuan bank darah rumah sakit


dalam menyediakan kebutuhan darah.

Definisi operasional

Cukup jelas

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat


dipenuhi dalam 1 bulan

Denominator

Jumlah seluruh permintaan darah dalam 1 bulan

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan bank

84

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

darah

2. Kejadian reaksi transfusi


Judul

Kejadian reaksi transfusi

Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Tergambarnya manajemen risiko pada UTD

Definisi operasional

Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan


(KTD) yang terjadi akibat transfusi darah, dalam
bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi
akibat golongan darah tidak sesuai, atau gangguan
sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan

Denominator

Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam


satu bulan

Sumber data

Rekam medis

Standar

<0,01%

Penanggung jawab

Kepala UTD

85

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

XIII. PELAYANAN GAKIN


1. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
Judul

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke


RS pada setiap unit pelayanan

Dimensi mutu

Akses

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


masyarakat miskin

Definisi operasional

Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien


pemegang kartu askeskin

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam


satu bulan

Denominator

Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah


sakit dalam satu bulan.

Sumber data

Register pasien

Standar

100%

Penanggung jawab

Direktur Rumah Sakit

86

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

XIV. REKAM MEDIK


1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
Judul

Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam


setelah selesai pelayanan

Dimensi mutu

Kesinambungan pelayanan dan keselamatan

Tujuan

Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam


kelengkapan informasi rekam medik.

Definisi operasional

Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang


telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu < 24 jam
setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah
pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan


yang diisi lengkap

Denominator

Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan.

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala instalasi rekam medik/wadir pelayanan medik.

2. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Judul

87

Kelengkapan informed concent setelah

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

mendapatkan informasi yang jelas


Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk


memberikan kepada pasien dan mendapat persetujuan
dari pasien akan tindakan medik yang dilakukan.

Definisi operasional

Informed concent adalah persetujuan yang diberikan


pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang


disurvey yang mendapat informasi lengkap sebelum
memberikan persetujuan tindakan medik dalam 1
bulan.

Denominator

Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang


disurvey dalam 1 bulan

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala instalasi rekam medik

3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan


Judul

Waktu penyediaan dokumen rekam medik


pelayanan rawat jalan

Dimensi mutu

88

Efektifitas, kenyamanan, efisiensi

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran


rawat jalan

Definisi operasional

Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen


rekam medis pasien baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien
mendaftar sampai rekam medis disediakan/ditemukan
oleh petugas.

Frekuensi pengumpulan data

tiap bulan

Periode analisis

Tiap 3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis


sampel rawat jalan yang diamati

Denominator

Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N


tidak kurang dari 100).

Sumber data

Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat


jalan untuk pasien baru/diruang rekam medis untuk
pasien lama.

Standar

Rerata < 10 menit

Penanggung jawab

Kepala instalasi rekam medis

4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap


Judul

Waktu penyediaan dokumen rekam medik


pelayanan rawat inap

Dimensi mutu

Efektifitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik

89

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

rawat inap
Definisi operasional

Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen


rekam medis pasien baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat
inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk
rawat inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap
tersedia di bangsal pasien.

Frekuensi pengumpulan data

tiap bulan

Periode analisis

Tiap 3 bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis


sampel rawat inap yang diamati

Denominator

Total sampel penyediaan rekam medis rawat inap yang


diamati

Sumber data

Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat


jalan

Standar

Rerata < 15 menit

Penanggung jawab

Kepala instalasi rekam medis

XV. Pengolahan Limbah


1. Baku mutu limbah cair
Judul

Baku mutu limbah cair

Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap

90

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

keamanan limbah cair rumah sakit


Definisi operasional

Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair


yang dianggap aman bagi kesehatan, yang merupakan
ambang batas yang ditolerir dan diukur dengan
indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
PH : 6-9

Frekuensi pengumpulan data

3 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah


sakit yang sesuai dengan baku mutu.

Denominator

Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair.

Sumber data

Hasil pemeriksaan

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala IPSRS

2. Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan


Judul

Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai


dengan aturan

Dimensi mutu

Keselamatan

Tujuan

Tergambarnya mutu penanganan limbah padat

91

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

infeksius di rumah sakit


Definisi operasional

Limbah padat berbahaya adalah sampah pada akibat


proses pelayanan yang mengandung bahan-bahan
yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan
penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain :
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan
Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola
sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan


standar prosedur operasional yang diamati

Denominator

Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang


diamati

Sumber data

Hasil pengamatan

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala IPSRS / Kepala K3 RS

XVI. Administrasi dan Manajemen


1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi

92

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat


direksi

Dimensi mutu

Efektivitas

Tujuan

Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya


perbaikan pelayanan di rumah sakit

Definisi operasional

Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat


direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap
kesepakatan atau keputusan yang telah diambil dalam
pertemuan tersebut sesuai dengan permasalahan
pada bidang masing-masing

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Hasil keputusan pertemuan direksi yang ditindaklanjuti


dalam satu bulan

Denominator

Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti dalam


satu bulan

Sumber data

Notulen rapat

Standar

100%

Penanggung jawab

Direktur rumah sakit

2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja


Judul

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Dimensi mutu

Efektivitas, efisiensi

93

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit


dalam menunjukkan akuntabilitas kinerja pelayanan.

Definisi operasional

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban


rumah sakit untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.
Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah
laporan kinerja yang memuat pencapaian indikatorindikator yang ada pada SPM (Standar Pelayanan
Minimal), indikator-indikator kinerja pada rencana
strategik bisnis rumah sakit dan indikator-indikator
kinerja yang lain yang dipersyaratkan oleh pemerintah
daerah.
Laporan akuntabilitas kinerja minimal 3 bulan sekali.

Frekuensi pengumpulan data

1 tahun

Periode analisis

3 tahun

Numerator

Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan


dilakukan minimal 3 bulan dalam satu tahun

Denominator

Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disusun


dalam satu tahun

Sumber data

Bagian Tata Usaha

Standar

100%

Penanggung jawab

Direktur

3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

94

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Dimensi mutu

Efektivitas, efisiensi, kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap tingkat


kesejahteraan pegawai.

Definisi operasional

Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan dua periode


dalam satu tahun yaitu bulan April dan Oktober

Frekuensi pengumpulan data

1 tahun

Periode analisis

1 tahun

Numerator

Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai


periode kenaikan pangkat dalam satu tahun.

Denominator

Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan


kenaikan pangkat dalam satu tahun.

Sumber data

Sub bagian kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Bagian Tata Usaha

4. Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala


Judul

Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

Dimensi mutu

Efektivitas, kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kesejahteraan pegawai

Definisi operasional

95

Usulan kenaikan berkala adalah kenaikan gaji secara

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

periodik sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku


(UU No. 8/1974, UU No. 43/1999)
Frekuensi pengumpulan data

Satu tahun

Periode analisis

Satu tahun

Numerator

Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai


periode kenaikan gaji berkala dalam satu tahun.

Denominator

Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan


kenaikan gaji berkala dalam satu tahun.

Sumber data

Sub bagian kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Bagian Tata Usaha

5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun


Judul

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam


pertahun

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kualitas sumber daya manusia

Definisi operasional

Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan


kompetensi karyawan yang dilakukan baik dirumah
sakit ataupun di luar rumah sakit yang bukan

96

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

merupakan pendidikan formal. Minimal per karyawan


20 jam per tahun.
Frekuensi pengumpulan data

Satu tahun

Periode analisis

Satu tahun

Numerator

Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20


jam per tahun

Denominator

Jumlah seluruh karyawan di rumah sakit

Sumber data

Sub bagian kepegawaian

Standar

>60%

Penanggung jawab

Kepala Bagian Tata Usaha

6. Cost Recovery
Judul

Cost recovery

Dimensi mutu

Efisiensi, efektivitas

Tujuan

Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit

Definisi operasional

Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam


periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan
operasional dalam periode waktu tertentu.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan

Denominator

Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan

Sumber data

Sub bagian kepegawaian

97

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar

>40%

Penanggung jawab

Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan

7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan


Judul

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

Dimensi mutu

Efektivitas

Tujuan

Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumah


sakit

Definisi operasional

Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan


arus kas
Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum
tanggal 10 setiap bulan berikutnya

Frekuensi pengumpulan data

Tiga bulan

Periode analisis

Tiga bulan

Numerator

Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum


tanggal setiap bulan berikutnya dalam tiga bulan

Denominator

Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan


dalam tiga bulan

Sumber data

Sub bagian kepegawaian

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan

8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

98

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Judul

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang


tagihan pasien rawat inap

Dimensi mutu

Efektivitas, kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi


pembayaran pasien rawat inap

Definisi operasional

Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua


tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien
rawat inap adalah waktu mulai pasien dinyatakan
boleh pulang oleh dokter sampai dengan informasi
tagihan diterima oleh pasien.

Frekuensi pengumpulan data

Tiap bulan

Periode analisis

Tiap tiga bulan

Numerator

Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan


pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan

Denominator

Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam


satu bulan

Sumber data

Hasil pengamatan

Standar

< 2 jam

Penanggung jawab

Bagian Keuangan

9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu


Judul

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif)


sesuai kesepakatan waktu

99

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dimensi mutu

Efektivitas,

Tujuan

Tergambarnya kinerja manajemen dalam


memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Definisi operasional

Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada


karyawan sesuai dengan kinerja yang dicapai dalam
satu bulan.

Frekuensi pengumpulan data

Tiap 6 bulan

Periode analisis

Tiap 6 bulan

Numerator

Jumlah bulan dengan kelambatan pemberian insentif

Denominator

Sumber data

Catatan di bagian keuangan

Standar

100%

Penanggung jawab

Bagian Keuangan

XVII. AMBULANCE/KERETA JENAZAH


1. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Judul

Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah

Dimensi mutu

Akses

Tujuan

Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah


yang dapat diakses setiap waktu oleh pasien/keluarga
pasien yang membutuhkan.

Definisi operasional

Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah


ketersediaan waktu penyediaan ambulance/kereta
jenazah untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga

100

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pasien
Frekuensi pengumpulan data

Setiap bulan

Periode analisis

Tiga bulan sekali

Numerator

Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance


dalam satu bulan

Denominator

Jumlah hari dalam bulan tersebut

Sumber data

Instalasi gawat darurat

Standar

24 jam

Penanggung jawab

Penanggungjawab ambulance/kereta jenazah

2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit


Judul

Kecepatan memberikan pelayanan


ambulance/kereta jenazah di rumah sakit

Dimensi mutu

Kenyamanan, keselamatan

Tujuan

Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam


menyediakan kebutuhan pasien akan
ambulance/kereta jenazah

Definisi operasional

Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta


jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai
permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh
pasien/keluarga pasien di rumah sakit sampai
tersedianya ambulance/kereta jenazah. Maksimal 30
menit

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang

101

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

tepat waktu dalam 1 bulan


Denominator

Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah


dalam satu bulan

Sumber data

Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah

Standar

100%

Penanggung jawab

Penanggungjawab ambulance/kereta jenazah

XVIII. PEMULASARAAN JENAZAH


1. Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
Judul

Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah

Dimensi mutu

Kenyamanan

Tujuan

Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kebutuhan pasien akan pemulasaraan jenazah.

Definisi operasional

Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah


adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai
ditangani oleh petugas.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan


jenazah pasien yang diamati dalam satu bulan

Denominator

Total pasien yang diamati dalam satu bulan

Sumber data

Hasil pengamatan

Standar

< 2 jam

102

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Penanggung jawab

Kepala instalasi pemulasaraan jenazah

XIX. PELAYANAN PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT


1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Judul

Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

Dimensi mutu

Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan

Tujuan

Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam


pemeliharaan alat

Definisi operasional

Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah


waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak
diterima sampai dengan petugas melakukan
pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak
lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit
harus sudah ditanggapi.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang


atau sama dengan 15 menit dalam satu bulan.

Denominator

Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu


bulan

Sumber data

Catatan laporan kerusakan alat

Standar

> 80 %

Penanggung jawab

Kepala IPRS

103

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat


Judul

Ketepatan waktu pemeliharaan alat

Dimensi mutu

Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan

Tujuan

Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam


pemeliharaan alat

Definisi operasional

Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang


menunjukkan periode pemeliharaan/service untuk tiaptiap alat sesuai ketentuan yang berlaku.

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service)


tepat waktu dalam satu bulan

Denominator

Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan


pemeliharaan dalam satu bulan

Sumber data

Register pemeliharaan alat

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala IPRS

3. Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi.
Judul

Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain)


yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi.

Dimensi mutu

104

Keselamatan dan efektivitas

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Tujuan

Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium

Definisi operasional

Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan


peralatan laboratorium oleh Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK)

Frekuensi pengumpulan data

1 tahun

Periode analisis

1 tahun

Numerator

Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat


waktu dalam satu tahun

Denominator

Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam 1


tahun

Sumber data

Buku register

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Laboratorium

XX. PELAYANAN LAUNDRY


1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Judul

Tidak adanya kejadian linen yang hilang

Dimensi mutu

Efisiensi dan efektifitas

Tujuan

Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry

Definisi operasional

Tidak ada

Frekuensi pengumpulan data

1 bulan

Periode analisis

1 bulan

Numerator

Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam

105

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

satu tahun
Denominator

Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling


tersebut

Sumber data

Survey

Standar

100%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Laundry

XXI. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI


1. Tim PPI
Judul

Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih

Dimensi mutu

Kompetensi teknis

Tujuan

Tersedianya anggota Tim PPI yang kompeten untuk


melaksanakan tugas-tugas Tim PPI

Definisi operasional

Adalah anggota Tim PPI yang telah mengikuti pendidikan


dan pelatihan dasar dan lanjut PPI

Frekuensi pengumpulan data

Tiap 3 bulan

Periode analisis

Tiap 1 bulan

Numerator

Jumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih

Denominator

Jumlah anggota Tim PPI

Sumber data

Kepegawaian

Standar

75%

Penanggung jawab

Ketua Komite PPI

106

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

2. Koordinasi APD
Judul

Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)

Dimensi mutu

Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung

Tujuan

Tersedianya APD di setiap instalasi RS

Definisi operasional

Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga


kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS
seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots
dan gaun

Frekuensi pengumpulan data

Setiap hari

Periode analisis

1 bulan

Numerator

Jumlah instalasi yang menyediakan APD

Denominator

Jumlah instalasi di rumah sakit

Sumber data

Survey

Standar

75%

Penanggung jawab

Tim PPI

3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


Judul

Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi


nosokomial di rumah sakit

Dimensi mutu

Keamanan pasien, petugas dan pengunjung

Tujuan

Tersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi di RS

Definisi operasional

Kegiatan pengamatan faktor resiko infeksi nosokomial,


pengumpulan data (cek list) pada instalasi yang tersedia di RS,
minimal 1 parameter (ILO, ILI, VAP, ISK)

107

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Frekuensi pengumpulan data

Setiap hari

Periode analisis

1 bulan

Numerator

Jumlah instalasi yang melakukan pencatatan dan pelaporan

Denominator

Jumlah instalasi yang tersedia

Sumber data

Survey

Standar

75%

Penanggung jawab

Tim PPI RS

Keterangan :
ILO : Infeksi Luka Operasi
ILI : Infeksi Luka Infus
VAP : Ventilator Associated Pneumonie
ISK : Infeksi Saluran Kemih

MASUKAN TENTANG PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS (TB) DI RS


No.

Jenis Pelayanan

1.

Rawat jalan

Indikator

a. Penegakan diagnosis TB melalui

108

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Standar

pemeriksaan mikroskopis TB

60%

b. Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
Rumah Sakit

2.

Rawat Inap

60%
c. Penegakan diagnosis TB melalui
pemeriksaan mikroskopis TB
d. Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
rumah sakit

A. RAWAT JALAN
1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)
Judul

Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB

Dimensi mutu

Efektivitas dan keselamatan

Tujuan

Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB

Definisi operasional

Penegakan diagnosis pasti TB melalui pemeriksaan


mikroskopis pada pasien rawat jalan

Frekuensi pengumpulan data

109

3 bulan

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan

Denominator

Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan

Sumber data

Rekam medik

Standar

60%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rawat Jalan

2. Kegiatan pencatatan dan pelaporan (TB) di RS


Judul

Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan (TB)


di RS

Dimensi mutu

Efektivitas

Tujuan

Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di RS

Definisi operasional

Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat


rawat jalan ke RS.

Frekuensi pengumpulan data

3 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan


dilaporkan

Denominator

Seluruh kasus TB rawat jalan di RS

Sumber data

Rekam medik

Standar

60%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rawat Jalan

B. RAWAT INAP

110

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)


Judul

Penegakan kegiatan TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB

Dimensi mutu

Efektivitas dan keselamatan

Tujuan

Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB

Definisi operasional

Penegakan diagnosis pasti T melalui pemeriksaan


mikroskopis pada pasien rawat inap.

Frekuensi pengumpulan data

3 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB dalam 3 minggu

Denominator

Jumlah penegakan diagnosis TB dalam 3 bulan

Sumber data

Rekam medik

Standar

60%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rawat inap

2. Kegiatan pencatatan dan pelaporan Tuberculosis (TB) di RS


Judul

Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan


Tuberculosis (TB) di RS

Dimensi mutu

Efektivitas

Tujuan

Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di RS

Definisi operasional

Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat


rawat inap ke RS.

111

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Frekuensi pengumpulan data

3 bulan

Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah seluruh pasien TB rawat inap yang dicatat dan


dilaporkan

Denominator

Seluruh kasus TB rawat inap di RS

Sumber data

Rekam medik

Standar

60%

Penanggung jawab

Kepala Instalasi Rawat Inap

112

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

BAB V
PENGUKURAN DAN TARGET STANDAR PELAYANAN MINIMUM
PADA RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN
A. STANDAR INPUT
1. Tenaga
Hasil pengukuran ketenagaan dan rencana pencapaian standar selama 5
tahun ke depan pada RSD Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai berikut :
Tabel 4-1

JENIS TENAGA

JUMLAH TENAGA
MENURUT
STANDAR
CAPAIAN
TAHUN
2015

TARGET
2015
(Yang ada)

201
6

201
7

201
8

201
9

Medis:
Dokter umum
Dokter Gigi
Dokter
Spesialis
Dokter
Spesialias
Penunjang
Dokter
Spesialis
Gigi
Paramedis
Keperawatan
Tenaga Penunjang
Tenaga Adm. Dan
Umum

9
2
8

7
1
5

7
1
5

8
2
6

9
2
7

9
2
8

10
3
8

100

222

222

222

225

225

225

39
161

46
172

50
120

60
140

70
160

70
175

Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa untuk mendukung


pencapaian standar pelayanan minimum, RSD Kota Tidore kepulauan
masih memerlukan tambahan tenaga terutama tenaga Paramedis
Keperawatan dan tenaga Non Medis. RSD Kota Tidore Kepulauan
menargetkan pada tahun 2016 telah mampu memenuhi 100% standar
ketenagaan yang dipersyaratkan.
113

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

2. Peralatan
Hasil pengukuran peralatan dan rencana pemenuhan standar selama
5 tahun ke depan pada RSD Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai
berikut :
a.

Kelengkapan
Tabel 4-2
JENIS
PELAYANAN

CAPAIAN
TAHUN

TARGET (%)
2016

2017

2018

2019

2020

2021

2015

Poli Umum

40.00

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

70,00

Poli Anak

33,33

35,00

36,00

37,00

38,00

39,00

40,00

Poli Bedah

53,85

54,00

55,00

56,00

57,00

58,00

60,00

Poli Gigi & Mulut

14,29

15,00

16,00

17,00

18,00

19,00

20,00

Poli Internis

71,43

72,00

73,00

74,50

75,00

75,00

75,00

Poli THT

36,36

37,00

40,00

42,50

45,00

50,00

50,00

Poli Kebidanan

67,65

68,00

69,00

70,00

71,00

72,00

75,00

Poli Mata

33,33

33,33

35,00

37,50

40,00

45,00

45,00

IGD

89,00

90,00

93,00

95,00

97,00

100

100

OK

48,10

51,03

52,50

65,50

77,50

80,00

90,00

ICU

71,11

79,10

82,00

85,50

90,00

95,00

100

Pavilium Mewar

53,85

54,10

56,00

58,00

58,50

59,00

60,00

Pavilium Anggrek

53.85

54,10

56,00

58,00

58,50

59,00

60,00

Perawatan Interna

65.22

65,50

66,00

66,30

66,65

67,00

67,00

Perawatan Bedah

70,00

71,00

72,00

73,00

73,50

74,00

75,00

Perawatan Anak/Bayi

72,92

73,00

73,50

73,59

74,00

74,50

75,00

Perawatan Kebidanan

56.41

57,00

58,00

59,00

60,00

63,00

65,00

Laboratorium

16,67

20.00

30,00

40,00

50,00

50,00

50,00

Farmasi

42,86

43,00

43,35

44,00

44,30

45,00

50,00

Gizi

37,04

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

80,00

Radiologi

41,67

42,00

43,00

44,00

45,00

46,00

47,00

Fisioterapi

23,00

24,00

25,00

26,00

27,00

28,00

30,00

Kamar Jenasah

00,00

20,00

27,50

27,50

27,50

30,00

30,00

Laundry

75,00

76,33

76,50

77,50

78,00

79,00

80,00

IPSRS

60,47

61,67

62,00

63,00

64,00

65,00

65,00

Penyehatan Lingkungan

00,00

20,00

50,00

55,00

57,50

60,00

60,00

Dari Tabel 4-2 di atas, diketahui rata-rata kelengkapan peralatan di 26 jenis


114

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pelayanan/intalasi pada RSUD Kota Tidore Kepulauan sebesar 50.09%.


Beberapa instalasi belum sesuai dengan standar seperti Poli Umum, Polik
anak, Polik Gigi dan Mulut, Laboratorium, Kamar Jenazah serta penyehatan
lingkungan. Angka tersebut masih sangat jauh dari kondisi ideal jumlah
peralatan yang dibutuhkan agar RSUD Kota Tidore Kepulauan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Pada tahun
2016, ditargetkan kelengkapan peralatan telah mencapai rata-rata 51,39%.

b. Kondisi
Tabel 4-3
TARGET (%)

115

JENIS

CAPAIAN

PROG

PELAYANAN

RSU THUN

NOSIS

2017

2018

2019

2020

2021

2015

2016

Poli Umum

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Anak

33,33

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Bedah

53,85

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Gigi & Mulut

14,29

70,00

80,00

90,00

100,00

100,00

100,00

Poli Internis

71,43

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Kebidanan

70,00

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Mata

70,00

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli THT

80,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

IGD

89,00

70,00

80,00

90,00

100,00

100,00

100,00

OK

48,10

80,00

90,00

100,00

100,00

100,00

100,00

ICU

71,11

Pavilium Mawar

53,85

95,00
100,00

95,00
100,00

95,00
100,00

100,00
100,00

100,00
100,00

100,00
100,00

Pavilium Anggrek

53.85

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Interna

65.22

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Bedah

70,00

95,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Anak/Bayi

72,92

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Kebidanan

56.41

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Laboratorium

16,67

85,00

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

Farmasi

42,86

85,00

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

Gizi

37,04

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Radiologi

41,67

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Fisioterapi

23,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Kamar Jenazah

0,00

80,00

90,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Laundry

75,00

80,00

85,00

90,00

100,00

100,00

100,00

IPSRS

60,47

85,00

90,00

95,00

100,00

100,00

100,00

Penyehatan Lingkungan

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Dari Tabel 4-3 di atas, diketahui rata-rata kondisi peralatan yang ada pada
26 unit pelayanan/instalasi RSUD Kota Tidore Kepulauan sebesar 50,77%.
Angka tersebut masih harus ditingkatkan sehingga pada tahun 2015, RSUD
Kota Tidore Kepulauan menargetkan kondisi peralatan di semua unit
layanannya 100% dalam keadaan baik sehingga menunjang tercapainya
standar pelayanan yang telah ditetapkan.

c. Kalibrasi
Tabel 4-4
TARGET (%)

116

JENIS

CAPAIAN

PROG

2017

2018

2019

2020

2021

PELAYANAN

RSU TAHUN

NOSIS

2015

2016

Poli Umum

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Anak

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Bedah

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Gigi & Mulut

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Internis

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli Kebidanan

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Poli Mata

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Poli THT

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

IGD

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

OK

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

ICU

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Pavilium Melati

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Pavilium Anggrek

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Interna

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Perawatan Bedah

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Pewawatan Anak/Bayi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Bangsal Kebidanan

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Laboratorium

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Farmasi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Gizi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Radiologi

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Fisioterapi

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Kamar Jenazah

--

Laundry

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

IPSRS

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Penyehatan Lingkungan

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Pewawatan Anak/Bayi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Bangsal Kebidanan

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Laboratorium

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Farmasi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Gizi

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Radiologi

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Fisioterapi

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Kamar Jenazah

--

Laundry

0,00

50,00

50,00

100,00

100,00

100,00

100,00

IPSRS

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Penyehatan Lingkungan

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Dari Tabel 4-4 di atas dari peralatan yang ada yang wajib dikalibrasi pada 26
unit pelayanan/instalasi RSUD Kota Tidore Kepulauan, rata-rata jumlah
peralatan

yang

telah

dikalibrasi

sebesar

0,00%.

Angka

tersebut

menunjukkan bahwa dari seluruh alat wajib kalibrasi yang telah dilakukan
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur
dan atau bahan ukur. Karena pentingnya standar ini, seiring dengan
117

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

pemenuhan kelengkapan peralatan sesuai standar, pada tahun 2014 RSUD


Kota Tidore Kepulauan menargetkan semua peralatan wajib kalibrasi yang
ada harus 100% dilakukan peneraan.

3. Bangunan
Hasil pengukuran luasan bangunan dan target pemenuhan standar pada 5
tahun ke depan pada RSD Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai berikut :

Tabel 4-5
TARGET (%)
BANGUNAN/

CAPAIAN RSU

PROG

RUANGAN

TAHUN 2015

NOSIS

2017

2018

2019

2020

2021

2016
Poliklinik

85.00

90,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Radiologi

100.00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

OK

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

IGD

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

ICU

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Gizi

100.00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Laboratorium

100.00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Dari tabel di atas, diketahui bahwa luas bangunan pelayanan RSD Kota Tidore
Kepulauan belum memenuhi standar luas bangunan sebuah Rumah Sakit Tipe
C. Ditargetkan pada tahun 2015 luas bangunan pelayanan yang ada telah
100% atau mendekati 100% standar yang ada.
B. STANDAR OUTPUT
1. Pelayanan
Hasil pengukuran pelayanan dan target pemenuhan standar pada 5 tahun
ke depan pada RSD Kota Tidore Kepulauan diuraikan dalam Tabel 4-6 s.d
4-26.
118

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

Dari tabel tersebut nampak bahwa RSD Kota Tidore kepulauan telah
mencapai sebagian besar dari standar pelayanan yang disyaratkan dan
sebagian lagi masih perlu ditingkatkan agar pada tahun 2015 seluruh
standar tersebut 100% terpenuhi.
2. Penanganan Penyakit
Hasil pengukuran penanganan penyakit dan target pemenuhan standar
pada 5 tahun ke depan pada RSD Kota Tidore Kepulauan diuraikan dalam
Tabel 4-27 s.d 4-30.

119

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

TARGET
1

2016

2017

2018

2019

Kemampuan menangani life


saving anak dan dewasa

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Jam buka pelayanan gawat


darurat (kabupaten/kota)

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

Pemberi pelayanan gawat


darurat yang bersertifikat
yang masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Ketersediaan tim
penanggulangan bencana

1 Tim

1 Tim

1 Tim

1 Tim

1 Tim

1 Tim

Waktu tanggap pelayanan


dokter di gawat darurat

5 menit

5 menit

5 menit

5 menit

5 menit

4.30

Kepuasan pelanggan pada


gawat darurat

74,50%

70%

85%

90%

95%

95%

Kematian pasien < 24 jam di


gawat darurat

0,9

0,2%

0.5

0.4

0,3

0.2

Tidak adanya pasien yang


diharuskan membayar uang
muka

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Tabel 4-7
PENCAPAIAN DAN TARGET SPM PELAYANAN RAWAT JALAN

TARGET

Dokter pemberi pelayanan


di Poliklinik Spesialis

Ketersediaan pelayanan
rawat jalan

3
4

120

PROGNOSIS
2016

2017

2018

20

100%
spesialis

100%

100%
spesialis

100%
spesialis

100%
spesialis

100
spes

8 klinik

4 klinik

9 klinik

10 klinik

11 klinik

12 k

Waktu tunggu di rawat jalan

90 menit

60

85 menit

80 menit

75 menit

Kepuasan pelanggan pada


rawat jalan

74,16%

90%

80,00%

85%

90%

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

70 m

95

121

Dokumen SPM RSD Kota Tidore Kepulauan

BAB VI
PENUTUP

Standar pelayanan minimal (SPM) merupakan bentuk kewajiban rumah sakit untuk
memenuhi kualitas pelayanan kesehatan yang akan diterima oleh masyarakat dalam
bentuk ukuran-ukuran tertentu. SPM bersifat terbuka, oleh karena itu kegiatan publikasi
dan sosialisasi mutlak diperlukan agar SPM ini dapat diketahui oleh seluruh
masyarakat. Dengan diketahuinya SPM oleh seluruh masyarakat maka managemen
rumah sakit akan bersungguh-sungguh merealisasikan target-target SPM yang telah
ditentukan setiap tahun sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik.
Untuk dapat memonitor capaian SPM agar dapat tercapai sesuai target dengan tingkat
keakuratan yang dapat diandalkan maka diperlukan upaya-upaya yang sistematis mulai
dari perencanaan hingga evaluasi dan tindaklanjutnya hingga ke sistem pelaporan
Capaian SPM. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu dibentuk suatu unit atau fungsi
yang melakukan pengendalian pencapaian SPM tersebut.
Akurasi hasil laporan kinerja pelayanan sangat bergantung pada ketersediaan
sumber data yang dihasilkan dari sistem informasi yang dikembangkan oleh rumah
sakit dalam bentuk Sistem Informasi Management Rumah Sakit (SIMRS) terintegrasi.
SIMRS tersebut setidaknya meliputi:
1)

Sub Sistem Informasi Medical Record yang dapat memberikan akses data
kinerja jenis dan jumlah pelayanan medis, asuhan keperawatan
penunjang

medis yang dilakukan oleh masing-masing

dan

unit pelayanan

(output dan mutu layanan)


2)

Sub Sistem Informasi Akuntansi yang memberikan akses data kinerja laporan
keuangan mulai dari transaksi, inventory sistem, pengelolaan piutang dan
hutang, hingga pelaporan keuangan

3)

Sub Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang memberikan akses data


perencanaan dan pengelolaan keuangan.

4)

Sub Sistem informasi Kepegawaian (TU) yang dapat memberikan akses data
kinerja keberadaan kualifikasi tenaga pelayanan (input layanan)

5)

Sub Billing System yang dapat memberikan akses data tagihan pendapatan
dan kinerja jenis dan jumlah pelayanan medis, asuhan keperawatan

dan

penunjang medis yang dibebankan kepada pasien umum (output layanan)


6)

Sub Sistem Aset dan Inventory yang menyediakan data tentang aset dan
pengelolaan inventory yang ada di farmasi dan persediaan lainnya.

7)

Sistem Pengumpulan data kinerja yang mengatur jenis data yang dibutuhkan,
siapa

yang

menghasilkan

data

dan

bagaimana

data

penyampaian/pengumpulan data serta siapa yang kompilasi dan melaporkan


data kinerja.
SISTEM PENGUMPULAN DATA KINERJA (SPDK)

Billing
System

SIM MR

SIA

SIMK

SPDK
IK SPM
IK RSB
DPA Def
Aset& Inv
SYSTEM

SIMPEG

LAPORAN KINERJA
PELAYAN RSU

Indikator kinerja yang dituangkan dalam SPM ini dimaksudkan agar seluruh RSU
mampu mengembangkan sistem informasi tersebut secara terintegrasi, namun
demikian apabila sistem informasi yang ada belum tersedia, RSU dapat

menggunakan data manual dengan menggunakan metode sampling untuk


setiap indikator yang datanya memiliki populasi relatif banyak. Pengukuran
kinerja secara manual tetap berpedoman pada profil indikator yang telah
ditetapkan.
A. KESIMPULAN
Secara umum Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan sangat membutuhkan
perbaikan
menuju

sistem pengelolaan
Badan

manajemen

Layanan Umum.

pelayanan

menjalankan

Pelayanan

Minimal

Agar

dalam

dalam

mewujudkan

pelaksanaan

upaya

tugas-tugas

prisnsip- prinsip bisnis yang sehat, maka Standar

adalah titik awal dalam memperbaiki sistem pengelolaan

manajemen secara keseluruhan dengan menetapkan standar kinerja pada masingmasing pusat pertanggungjawaban pelayanan.
operasional

wajib

Tugas-tugas tersebut

dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan

secara

kepada publik

sekaligus sebagai tolok ukur pertumbuhan Rumah sakit menjadi lebih mandiri
dan produktif.
Dalam rangka perbaikan kinerja, sangat diharapkan adanya kerjasama dan saling
pengertian antara berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas
pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk :
1. Partisipasi dari pengambil kebijakan publik yaitu DPRD dan Eksekutif untuk
menilai secara transparan kinerja Rumah Sakit dan memberikan dukungan
sepenuhnya untuk peningkatan kinerja sesuai tolok ukur SPM.
2. Koordinasi dan Sinkronisasi program dan kegiatan dari masing-masing unit
pelayanan Rumah Sakit serta perubahan paradigma aparat pelayanan untuk
menekankan pelaksanaan kegiatan yang erorientasi hasil dibanding berorientasi
proses, sehingga terjadi sinkronisasi
upaya dari yang dilakukan Rumah Sakit.

antara keinginan masyarakat dengan

Anda mungkin juga menyukai