Anda di halaman 1dari 28

BAHAN LISTRIK

BAHAN SUPERKONDUKTOR

Oleh:
dego

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Superkonduktor masih menjadi topik yang hangat dikaji,
mengingat besarnya sumbangan yang akan diberikan apabila suhu kritis
yang akan dicapai sudah mendekati suhu ruang. Namun dewasa ini para
peneliti masih dipermasalahkan dengan beberapa macam tantangan. Khusus
superkonduktor sistem Bismuth yang terdiri atas tiga fase Tc-rendah 2201
(30K), fase Tc-rendah 2212 (80K), dan fase Tc-tinggi 2223 (110K) dalam
menghasilkan sampel dengan kualitas semurni mungkin. Sintesis fase
tunggal atau kristal tunggal superkonduktor sistem bismuth, khususnya fase
suhu tinggi (fase 2223) yang mempunyai suhu kritis sekitar 110K, masih
sangat

susah.

Hal

ini

disebabkan

jangkauan

suhu

pembentukan

superkonduktor fase 2223 sangat pendek, yaitu berkisar antara 8350 C


sampai 8570 C seperti yang telah dilaporkan oleh Strobel dan kawan-kawan.
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memperoleh fase
tunggal atau kristal tunggal superkonduktor fase 2223, seperti penggunaan
doping Pb dan doping Sb, penggunaan fluks (Bi2O3, KCl, dan NaCl).
Disamping itu juga dilakukan dengan mengubah beberapa parameter
pemrosesan seperti variasi komposisi awal seperti yang dilaporkan oleh
Satoshi dan kawan-kawan dan variasi suhu sintering. Namun semua
penelitian tersebut belum mampu menghasilkan sampel sesuai dengan yang
diharapkan.
1.2.

Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini dititikberatkan pada masalah
mengenai

bahan-bahan

superkonduktor

dan

aplikasi

bahan-bahan

superkonduktor dalam berbagai bidang.


Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka penyusun membuat
suatu rumusan masalah, yaitu :
1. Prinsip Superkonduksi.

2. Bahan Superkonduktor
3. Tipe-tipe Superkonduktor
4. Contoh Superkonduktor.
5. Penggunaan Bahan Superkonduktor.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini dapat saya bagi menjadi dua:
1.3.1 Tujuan Umum
1. Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor
2. Penerapan bahan superkonduktor dalam berbagai bidang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik yang sedang saya
Jalani
1.4. Manfaat
Makalah ini kami susun dengan maksud agar kita semua dapat
mendalami tentang bagaimana prinsip kerja superkonduktor, mengetahui
apa-apa saja contoh dari superkonduktor tersebut, serta memahami
penggunaan superkonduktor tersebut.

BAB II
TINJAUAN
2.1. Sejarah Perkembangan Superkonduktor
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/onnes.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/onnes.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.1. Heike Kamerlingh Onnes

Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan


Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun
1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan
cara mendinginkan hingga 4 K atau -269 0C. Kemudian pada tahun 1911,
Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang
sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam
akan turun ketika didinginkan di bawah suhu ruang, tetapi belum ada yang
dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika
temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak
Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin
memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan
berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Di lain pihak, ilmuwan yang lain
termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada
keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes
kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan
kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu

4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba


menjadi hilang (Gambar 2). Arus mengalir melalui kawat merkuri terusmenerus.

Gambar 2.2. Hasil Pengukuran terhadap superkonduktivitas Merkuri

Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa


kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya dan setelah satu tahun
kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh
Onnes diberi nama superkonduktivitas. Atas penemuannya itu, Onnes
dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913.
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/meissner.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/meissner.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.3. Walter Meissner

Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada


tahun 1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa
suatu superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui,
apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus
induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang
kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor
arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga
medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut.
Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal
dengan istilah diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek
Meissner.
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/meisfold.gif" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/meisfold.gif" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.4. Efek Meissner

Dengan

berlalunya

waktu,

ditemukan

juga

superkonduktor-

superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur


lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15
K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga, dan perak, yang
merupakan logam konduktor terbaik bukanlah suatu superkonduktor.
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/bcs_pics.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE

"http://superconductors.org/bcs_pics.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.5. Bardeen, Cooper, dan Schrieffer


Fenomena superkonduktor ini tidak bisa dijelaskan oleh teori pita
keadaan (teori ini bisa menjelaskan fenomena konduktor, isolator dan
semikonduktor), akan tetapi dapat dijelaskan oleh teori BCS. BCS singkatan
dari Bardeen, Cooper, dan Schrieffer tiga orang pencetus teori tersebut pada
tahun 1957 dan mendapat hadiah Nobel bidang fisika pada tahun 1972.
Teori BCS menjelaskan bahwa elektron tunggal pada bahan
superkoduktor (T<Tc) tidak dapat menghantarkan listrik melainkan harus
berpasangan, yang dikenal dengan pasangan Cooper (Cooper pairs). Padahal
dua elektron tersebut memiliki muatan yang sama maka hal ini bertentangan
dengan hukum Coulomb yang mengatakan bahwa dua buah partikel dengan
muatan yang sama akan saling tolak-menolak.
Alasannya, karena pada saat sebuah elektron bertumbukan dengan
sebuah atom positif, hal itu menghasilkan muatan positif dengan konsentrasi
kecil pada elektron. Akhirnya elektron tersebut tertarik oleh elektron lain
yang

bermuatan

negatif

sehingga

membentuk

pasangan

Cooper.

Ketidakmurnian dan kecacatan kristal membantu aliran elektron pasangan


Cooper sehingga tidak memiliki hambatan (tahanan listrik = nol).

INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/bd_josep.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/bd_josep.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.6. Brian Josephson


Teori signifikan lainnya adalah ketika Brian D Josephson pada tahun
1962 memprediksi bahwa arus listrik akan mengalir di antara dua bahan
superkonduktor walau keduanya dipisahkan oleh bahan non superkonduktor
atau isolator. Prediksinya kemudian terbukti dan Ia memenangkan
penghargaan Nobel pada bidang Fisika tahun 1973. Fenomena pengkabelan
ini kemudian dikenal sebagai effect Josephson dan telah diaplikasikan pada
devices elektronik seperti SQUID sebagai alat yang dapat mendeteksi
medan magnet lemah.
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/QD_squid.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/QD_squid.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.7. SQUID

80an merupakan dekade penemuan dalam medan superkonduktor


Pada tahun 1964 Bill Little dari Universitas Stanford memberikan pendapat
tentang kemungkinan adanya superkonduktor organic. Orang pertama yang
berhasil mensintesa adalah Klaus Bechgaard dari Univeristas Copenhagen
pada tahun 1980 dan tiga anggota tim Lembaga Penelitian Danish yang
berasal dari Perancis.
INCLUDEPICTURE "http://superconductors.org/mullbedn.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/mullbedn.jpg" \* MERGEFORMATINET

Gambar 2.8. Alex Mller and Georg Bednorz

Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang


superkonduktivitas. Alex Mller and Georg Bednorz, peneliti di
Laboratorium Riset IBM di R|schlikon, Switzerland, berhasil membuat
suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan
Oksigen, yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu,
30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal
sebagai isolator. Keramik tidak mengantarkan listrik sama sekali pada suhu
ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak
memperhitungkan bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan
ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian

Temuan tersebut memicu semangat para ilmuwan untuk menemukan


bahan yang mampu memiliki sifat superkonduktor pada suhu yang lebih
tinggi. Penemuan demi penemuan di bidang superkonduktor kini masih saja
dilakukan oleh para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga
fenomenal adalah berhasil disintesisnya suatu bahan organik yang bersifat
superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa organik ini masih
sangat rendah yaitu 1,2 K.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat
superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena
dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya.
Karena,

suhunya

cukup

tinggi

dibandingkan

dengan

material

superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama


superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi
superkonduktor hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang
memiliki rumus Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Kelompok peneliti dari Universitas Alabama dan Universitas Houston,
Texas, Amerika Serikat di bawah pimpinan Prof. Wu kemudian menemukan
superkonduktor baru yang memiliki temperatur kritis di atas titik didih
nitrogen cair yakni 77 derajat Kelvin. Ini merupakan kemajuan besar karena
harga nitrogen cair relatif lebih murah. Bahan superkonduktor tersebut
merupakan campuran yitrium, barium, tembaga dan oksigen (Y-Ba-Cu-O)
dan disingkat menjadi YBCO dengan temperatur kritis 92 derajat Kelvin
Meski begitu, boom aplikasi penggunaannya dalam kehidupan seharihari belum kunjung tiba. Padahal, penerapannya sudah ditunggu tiga bidang
industri yakni industri tenaga listrik, industri medan magnet tinggi,
superkonduktor dan industri superconducting electronics.

2.2. Perkembangan Penemuan bahan Semikonduktor


Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan
berbagai macam bahan yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan
tersebut antara lain:
a) Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike
Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk mendinginkan
mercury di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.
b) Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi
setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin
(Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat
membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
c) Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor
temperatur transisi tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
d) Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium
platina (UPt3) sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki
electron ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvensional tidak dapat
menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
e) Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang
pertama. Bahan-bahan keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair,
yang mendidih pada suhu 77 Kelvin.
f) Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat
superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena
dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya.
Karena, suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material
superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama
superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi
superkonduktor hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang
memiliki rumus Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
g) Fullerenes (1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi
superkonduktor ketika didoping dengan atom logam alkali seperti kalium,
rubidium dan cesium.
h) HgBa2Ca2Cu3O8 (1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki
paling suhu transisi tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi
bahan ini menjadi superkonduktor pada suhu 164 Kelvin.
i) Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari
magnesium diboride merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor
konvensional.
j) Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa ini.
Senyawa ini merupakan jenis kedua superkonduktor suhu tinggi.

BAB III
PEMBAHASAN
Suatu bahan dapat dibedakan berdasarkan sifat konduktivitas elektrik atau
resistivitasnya. Ada 4 kelompok bahan berdasarkan sifat tersebut, yaitu; Isolator
(bahan yang nilai resistivitasnya besar), konduktor (bahan yang nilai
resistivitasnya kecil), semikonduktor (bahan yang nilai resistivitasnya ada diantara
sifat 2 bahan tersebut), dan superkonduktor (bahan yang nilai resistivitasnya nol).
3.1. Pengertian Bahan Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik
bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Superkonduktor dapat
menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik
dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor
bernilai nol dan mengalami efek meissner.Resistivitas suatu bahan bernilai nol
jika dibawah suhu kritisnya.
3.2. Prinsip Superkonduktor
Superkonduktivias adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa
material pada suhu rendah, dicirikan dengan ketiadaan hambatan listrik dan
"dampin" dari medan magnetik interior (efek Meissner). Superkonduktivitas
adalah sebuah fenomena mekanika-kuantum yang berbeda dari konduktivitas
sempurna.
Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan oleh
sebuah gaya tarik antara elektron konduksi tertentu yang meningkat dari
pertukaran phonon, yang menyebabkan elektron konduksi memperlihatkan fase
superfluid terdiri dari pasangan elektron yang berhubungan. Ada juga sebuah
kelas material, dikenal sebagai superkonduktor tidak konvensional, yang
memperlihatkan superkonduktivitas tetapi yang ciri fisiknya berlawanan
dengan teori superkonduktor konvensional. Apa yang disebut superkonduktor
suhu-tinggi superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang

dimungkinkan menurut teori konvensional (meskipun masih jauh di bawah


suhu ruangan.) Sekarang ini tidak ada teori lengkap tentang superkonduktivitas
suhu-tinggi.
Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk unsur
sederhana seperti timah dan aluminum, beberapa logam alloy, beberapa
semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa "compound" keramik berisi bidang
atom tembaga dan oksigen. Kelas compound yang terkahir, dikenal sebagai
kuprat, adalah superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan
perak, atau di banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material
menampilkan baik superkonduktivitas dan ferromagnetisme telah ditemukan
tahun-tahun belakangan ini.
3.3. Metode Sintesis Superkonduktor
Superkonduktor sistem Bismuth terdiri atas tiga fase Tc-rendah 2201
(30K), fase Tc-rendah 2212 (80K), dan fase Tc-tinggi 2223 (110K). Sintesis
fase tunggal atau kristal tunggal superkonduktor sistem bismuth, khususnya
fase suhu tinggi (fase 2223) yang mempunyai suhu kritis sekitar 110K dalam
mendapatkan kualitas semurni mungkin masih sangat susah. Hal ini disebabkan
jangkauan suhu pembentukan superkonduktor fase 2223 sangat pendek, yaitu
berkisar antara 8350 C sampai 8570 C.
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memperoleh fase tunggal atau
kristal tunggal superkonduktor fase 2223, seperti penggunaan doping Pb dan
doping Sb, penggunaan fluks (Bi2O3, KCl, dan NaCl). Disamping itu juga
dilakukan dengan mengubah beberapa parameter pemrosesan seperti variasi
komposisi

awal.

Namun

semua

penelitian

tersebut

belum

mampu

menghasilkan sampel sesuai dengan yang diharapkan.


3.4. Suhu dan Medan Magnet Kritis
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai

suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal. Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan
magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet.
3.5. Sifat dan Karakteristik Bahan Superkonduktor
3.5.1 Sifat Kelistrikan
Pada superkonduktor electron membentuk pasangan Cooper (Cooper
pair) dalam satu keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses
ini dikenal sebagai Kondensasi Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini
bergerak sebagai satu entitas. Untuk mengeluarkan satu Cooper pair dari
aliran ini, electron harus didorong ke energy quantum state yang lebih
tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak melibatkan cukup
energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat mengalir
tanpa kehilangan energi.
3.5.2. Sifat Kemagnetan
Selain memiliki hambatan listrik nol, bagian dalam superkonduktor
juga

tidak

dapat

ditembus

medan

magnet.

Sifat

ini

disebut

diamagnetisme sempurna.
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka
tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi
karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang
berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang
sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu
normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada
suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek
Meissner.
3.5.3. Sifat Kuantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui
tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori
dinamakan teori BCS.
Teori BCS menjelaskan bahwa :

Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan

dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.


Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan
merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari
deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi.
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak
yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth, yang
merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
3.6. Jenis Bahan dan Tipe Superkonduktor
3.6.1. Bahan Superkonduktor
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh
Heike Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata
beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor
dengan harga Tc (Suhu ketika suatu bahan superkonduktor mulai
mempunyai sifat superkonduktif disebut suhu kritis (Tc)) yang berbeda.
Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan dan
suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1. superkonduktor suhu tinggi (Tc > 77K)

No

Bahan

1
2
3
4
5
6
7
8

Raksa Hg
Timbal Pb
Niobium nitrida
Niobium-3-timah
Al0,8Ge0,2Nb3
Niobium germanium
Lanthanum barium Tembaga oksida
Yttrium barium tembaga oksida (1-2-3 atau

9
10

YBCO)
Thalium barium kalsium Tembaga oksida
Karbon ( C )

Suhu Kritis

Tahun

(Tc)K
4,2
7,2
16,0
8,1
20,7
23,2
28
93

Ditemukan
1911
1913
1960-an
1960-an
1960-an
1973
1985
1987

125
15

11

HgBa2Ca2Cu3O8

164

1995

Gambar 3.1.KedudukanSuperkonduktor pada Tabel Periodik

3.6.2. Tipe-tipe Superkonduktor


Berdasarkan
interaksi

dengan

medan

magnetnya, maka

superkonduktor dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe


I dan Superkonduktor Tipe II.
3.6.2.1. Superkonduktor Tipe I

Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan


Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang
sering disebut

pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak

sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang


bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan
tarikan

ini

arus

listrik

akan

superkonduktivitas akan terjadi.

bergerak

dengan

merata

dan

Superkonduktor yang berkelakuan

seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik


ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet
luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Bila
kuat
medannya
melebihi
batas
kritis,
gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang.
Maka pada superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak
medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis.
Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan
normal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur
tunggal.

Gambar 3.2. Karakteristik Hambatan Superkonduktor Tipe 1 Terhadap Temperatur

Superkonduktor tipe I memiliki kekhasan dimana tahanan yang


diamati adalah nol. Ketika dinaikkan temperaturnya melebihi 4,153 K
ternyata, tahanannya mendadak naik. temperatur dimana suatu bahan
memiliki sifat superkonduktif maka disebut temperatur kritik (Tc).
Superkonduktor tipe I memiliki kekhasan dimana tahanan yang
diamati adalah nol. Ketika dinaikkan temperaturnya melebihi 4,153 K
ternyata, tahanannya mendadak naik. temperatur dimana suatu bahan
memiliki sifat superkonduktif maka disebut temperatur kritik (Tc).

Pada tipe ini, terjadi peristiwa unik dimana medan magnet luar
yang cukup kecil pada bahan superkonduktor akan menginduksikan
arus super. Arus ini akan menimbulkan medan magnet induksi dalam
bahan itu sendiri sehingga induksi magnetik total dalam bahan bernilai
nol (diamagnet sempurna). Gejala ini dikenal dengan efek Meissner dan
terjadi di bawah temperatur kritik.
Gejala inilah yang membuat bahan superkonduktor dapat melayang
di udara (gambar 2.4) atau yang membuat kereta api maglev melayang
di atas rel. Namun, jika medan magnet luar terlalu besar (melebihi
medan magnet kritik, Hc) maka bahan tersebut kehilangan sifat
superkonduktivitas. Berikut diberikan unsur-unsur superkonduktor (tipe
1 unsur yang berwarna biru).

Gambar 3.3. Unsur-Unsur Superkonduktor

3.6.2.2 Superkonduktor Tipe II

Gambar 3.4. Bentuk Kristal Tipe 2 Cuprate

Berbeda dengan superkonduktor I, superkonduktor tipe II memiliki


dua buah nilai medan kritik, yaitu medan kritik bawah, Hc1 dan medan
kritik atas, Hc2. Jika medan luar (H) yang diberikan lebih kecil dari
Hc1 (H<Hc1) maka bahan tersebut akan bersifat seperti superkonduktor
tipe 1, tapi jika diantara Hc1 dan Hc2 (Hc1 < H < Hc2) maka fluksi
magnet akan menembus bahan dan berada pada keadaan campuran
dimana efek Meissner terjadi secara parsial.

Sedangkan, jika medan luar lebih besar dari Hc2 maka sifat
superkonduktor akan hilang. Superkonduktor tipe II biasanya disusun
oleh

beberapa

logam

sehingga

dikenal

sebagai

intermetallic

superconductor.
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS
karena apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS,
efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan
teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia
mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang
dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov
dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan
pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi
bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia
pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran
yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan
terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis
superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang
diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi
secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan
semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi
dari superkonduktor tipe I.
Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi
unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V),
germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan
senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.
Tabel 3.2. Contoh Tipe II Superkonduktor
Nama Superkonduktor

Suhu (K)

Keterangan

(Hg0.8Tl0.2)Ba2Ca2Cu3O8.33

138 K* (record-holder)

INCLUDEPICTURE

HgBa2Ca2Cu3O8

133-135 K

"http://superconductor

HgBa2Ca3Cu4O10+

125-126 K

s.org/thermomt.gif" \*

HgBa2(Ca1-xSrx)Cu2O6+

123-125 K

MERGEFORMATIN

HgBa2CuO4+

94-98 K

ET
INCLUDEPICTURE
"http://superconductor
s.org/thermomt.gif" \*
MERGEFORMATIN

ET

INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/ybcodrop.gif" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://superconductors.org/ybcodrop.gif" \*
MERGEFORMATINET

Gambar 3.5. Grafik YBa2Cu3O7

3.7. Kelompok Superkonduktor


Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
3.7.1. Superkonduktor bersuhu kritis rendah
Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih kecil dari23 K.
Superkonduktor jenis ini sudah ditinggalkan karena biaya yang mahal
untuk mendinginkan bahan.
3.7.2. Superkonduktor bersuhu kritis tinggi
Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih besar dari78 K.
Superkonduktor jenis ini merupakan bahan yang sedang dikembangkan
sehingga diharapkan memperoleh superkonduktor pada suhu kamar
sehingga lebih ekonomis.
Contoh Superkonduktor bersuhu kritis tinggi adalah sampel bahan
YBa2Cu3O7-x. Bahan ini memiliki struktur kristal orthorombic.
3.8. Contoh Material Superkonduktor
3.8.1. Merkuri
Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin
memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan
berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Di lain pihak, ilmuwan yang
lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang
pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi,
Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat
murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan
suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa
hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat
merkuri terus-menerus.

Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa


kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes
diberi nama

superkonduktivitas. Atas

penemuannya

itu, Onnes

dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913.


3.8.2. Karbon
Dengan

berlalunya

waktu,

ditemukan

juga

superkonduktor-

superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur


lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc
15 K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga, dan perak, yang
merupakan logam konduktor terbaik bukanlah suatu superkonduktor.
3.8.3. Keramik
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang
superkonduktivitas. Alex Miller and Georg Bednorz, peneliti di
Laboratorium Riset IBM di Rischlikon, Switzerland, berhasil membuat
suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan
Oksigen, yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu
itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini
dikenal sebagai isolator. Keramik tidak mengantarkan listrik sama sekali
pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak
memperhitungkan bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor.
Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel
setahun kemudian.
3.8.4. (TMTSF)2PF6

Penemuan demi penemuan di bidang superkonduktor kini masih saja


dilakukan oleh para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga
fenomenal adalah berhasil disintesisnya suatu bahan organik yang
bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa
organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K.
3.8.5. Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini
adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
3.9. Keuntungan dari menggunakan superkonduktor
1)

Tidak ada energi yang terbuang ketika superkonduktor ini menghantar


arus listrik. Milyaran rupiah bisa kita selamatkan dengan menggunakan

2)

superkonduktor daripada konduktor biasa.


Karena tidak ada resistansi dalam superkonduktor, sirkuit yang
menggunakan superkonduktor tidak akan menjadi panas dan jadi,
semakin banyak sirkuit yang bisa kita kompres per centimeter
kubiknya. Kalau kita menggunakan konduktor biasa, sirkuit itu bisa
terbakar jika kita mau mengkompres semakin banyak material karena

3)

panas yang terakumulasi dari resistansi material tersebut.


superkonduktor ini bisa berfungsi sebagai transistor (sejenis komponen
sirkuit yang bisa mengamplifikasi signal listrik dan digunakan di semua
peralatan modern yang menggunakan listrik) tetapi bisa berfungsi 100
kali lebih cepat. Ini juga dikenal sebagai Josephson Junctions dan kalau
dua Josephson Junctions ini kita gabung dengan tepat, mereka bisa

4)

mendeteksi medan magnet yang sangat kecil.


Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita, misalnya, transmisi
listrik yang efisien (tak ada lagi kehilangan energi selama transmisi).
Memang

saat

ini

penggunaan

superkonduktor

belum

praktis,

dikarenakan masalah perlunya pendinginan. Suhu kritis superkonduktor


masih jauh di bawah suhu kamar.

3.10. Pemanfaatan Superkonduktor


a)

Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)


Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi
transportasi, seperti kereta supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat
ini diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev Train, dimana
kereta ini dapat melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan
melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan
akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph
(550 km/jam).

Gambar 3.6. Sumber: http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/kereta-maglev.html

b)

Generator listrik super-efisien


Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp,
diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama
Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage System (DSMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3
MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila
terjadi gangguan listrik. Bayangkan pembangkit-pembangkit listrik bisa
berefisiensi tinggi. Berapa milyar uang negara yang bisa di hemat?
Sebagai perbandingan, untuk transmisi listrik, pemerintah AS dan
Jepang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut

perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, 250


pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel
tembaga.
c)

Kabel Listrik Super efisien


Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan
superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel
tembaga. Menurut perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan
jauh meningkat, karena 250 pon kabel superkonduktor dapat
menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

d)

Supercomputer
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat
suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
Jangankan Pentium Core 2 Duo, ratusan kali lebih cepat dari processor
PC tercepat saat ini pun bisa dibuat dengan superkonduktor. Bahkan di
bidang militer, HTS-SQUID (Superconducting Quantum Interference
Devices) telah digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut.

e)

Magnetic resonance imaging (MRI).


Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik pencitraan
medis

untuk memvisualisasikan struktur internal dan fungsi tubuh.

Bentuk dari devais Magnetic Resonance Imaging ditunjukkan pada


gambar berikut.

BAB IV
PENUTUP
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Superkonduktor dapat
menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari
bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol
dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah
suhu kritisnya, yaitu suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor.
Contoh bahan yang termasuk superkonduktor diantaranya, Raksa Hg,
Timbal Pb, Niobium-3-timah,Niobium germanium , Lanthanum barium Tembaga
oksida

Yttrium barium tembagaoksida (1-2-3 atau YBCO), Thalium barium

kalsium Tembaga oksida, dan lain-lain.


Bahan semikonduktor banyak dimanfaatkan dalam teknologi era modern.
Sifat superkonduktivitasnya dapat membuat transmisi elektronik menjadi lebih
efisien dan lebih cepat.

Teknologi yang memanfaatkan superkonduktor

diantaranya, kereta supercepat MAGLEV, generator dan kabel superefisien,


computer super cepat, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang merupakan
suatu teknik pencitraan medis.
Namun saat ini penggunaam superkonduktor belum praktis, dikarenakan
untuk mendapatkan bahan superkonduktor diperlukan proses pendinginan yang
perlu biaya cukup besar, sebab suhu kritis bahan superkonduktor yang ada
sekarang masih jauh di bawah suhu kamar.

REFERENSI

o
o
o
o

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100396563 diakses pada


tanggal 8 maret 2011
http://mikococoa007.blogspot.com/2009/06/material-superkonduktor-sejarah.html
diakses pada tanggal 8 maret 2011
http://www.scribd.com/doc/14246679/SUPERKONDUKTOR-AD33 diakses pada
tanggal 8 maret 2011
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:yD4uyNWJlMYJ:tan.awardspace.com/pubi/Konduktor.PDF+super
konduktor&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESigzSIYt0LtbGdIJjinHSWOFYwB--yoPmW6b_GIC2KQnpqC0rBmMQV5uFGFRVh8dHwHobD2lW7CQKUZCVt_fmvnP_bxwtOm0Bp0muII8t965YAY1EByZGqDfVy63Te2swXJ9&sig=AHIEtbRME72PoftFQT
QaRAvipq7_CPxqaA diakses pada tanggal 8 maret 2011
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:JPyMu42ZOQQJ:file.upi.edu/ai.php%3Fdir%3DDirektori/D
%2520-%2520FPMIPA/JUR.%2520PEND.
%2520FISIKA/195708071982112%2520-%2520WIENDARTUN/%26file
%3D9.Superkonduktor%2520%28Kuliah
%29.pdf+superkonduktor&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESiOPtziYYRGlYP7-JAPRqa-1iPXkyOwbm74B4CKM0SPWne_Qn0Y5AWV0oEFWav36G71cVbBINdoA1HTguXak2vAFN0zupP_uuH4N9u
YExVukNv5IyR65M7MJlctpNMQwC_9n&sig=AHIEtbRHH34BecNhoCohmzYBaOXY5y4sn
g diakses pada tanggal 8 maret 2011

. 2010. Sejarah Dan Pengertian Superkonduktor [Online]. Tersedia:


http://fanwar.staff.uns.ac.id/2010/04/23/sejarah-dan-pengertian-superkonduktor/
[14 Mei 2012].
.2012. Kehebatan Bahan Superkonduktor [Online]. Tersedia:
http://andavenger.blogspot.com/2012/01/kehebatan-bahan-superkonduktor.html
[14 Mei 2012].

Aya. 2010. Superkonduktor 1 (pengertian) [Online]. Tersedia: http://materialsciences.blogspot.com/2010/02/superkonduktor.html [14 Mei 2012].
Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat (Terjemehan The
Houw Liong). Jakarta:Erlangga.
Ismunandar dan Cun Sen. 2011. Mengenal Superkonduktor [Online]. Tersedia:
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100396563. [14 Mei
2012].
Sinaga, Parlindungan. 2011. Diktat Perkuliahan Fisika Modern. Bandung:
FPMIPA UPI.
Wiendartun. 2011. Diktat Perkuliahan Fisika Zat Padat. Bandung: FPMIPA UPI

Anda mungkin juga menyukai