GD-3103 FOTOGRAMETRI I
SEMESTER I TAHUN 2016/2017
Dosen:
Dr. Ir. Deni Suwardhi, MT (196909201996011001)
Disusun Oleh:
Rifa Akbar Ahadiat (15114021)
Daftar Isi.....
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang.
Tujuan Praktikum
Langkah Pengerjaan.
Pengolahan Data..
Analisis....
10
11
Saran
11
Daftar Pustaka................................................................................................................................
12
Lampiran.
13
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu
objek individual.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai dengan skala foto.
Pola
Pola berkaitan susunan ke ruangan objek. Pengulangan bentuk umum
tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah
maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir
foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsiran foto karena bentuk atau kerangka
bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam
interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk
dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan
oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara
individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola,
bayangan dan rona individual.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat
bermanfaat dalam identifikasi.
Ada enam rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang
tergambar pada citra, yaitu:
Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda
dalam satu jalur terbang yang sama
Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama
Pasangan foto tersebut harus diambil dari dua posisi titik eksposur yang
berbeda pada daerah pertampalannya (overlap).
Basis mata harus sejajar dengan arah terbang dari pasangan foto.
Pasangan objek pada foto kiri dan kanan harus sama atau sumbu optic kedua
mataharus satu bidang.
Mata kiri hanya melihat foto kiri dan mata kanan hanya melihat foto kanan.
Stereoskop Cermin
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
Sungai kecil
Lahan kosong
Bangunan, pemukiman
Stasiun
Pepohonan
Pepohonan
Taman
Kosong
Wilayah berair
3. Latihan 3.3
Lokasi: Suriname
Skala 1 : 20000
Identifikasi objek pada foto:
A. Sungai
B. Jalan
C. Pohon
D. Hutan
E. Perkebunan
F. Ladang (lahan kosong)
G.
H.
I.
J.
K.
Saluran air
Perkebunan
Kosong
Bangunan (pemukiman)
Ruas jalan
G.
H.
I.
J.
K.
Pohon
Lahan kosong
Kosong
Pepohonan
Hutan
4. Latihan 3.4
Lokasi: pasifik
Skala 1 : 20000
Identifikasi objek pada foto:
A. Jalan
B. Bangunan
C. Pantai
D. Jalan
E. Lahan terbuka
F. Laut
2.4 Analisis
Dari hasil identifikasi dua buah foto udara yang saling overlap, didapatkan hasil
interpretasi dari objek-objek yang telah ditentukan. Interpretasi dilakukan berdasarkan
bentuk, pola, ukruan dan hasil 3 dimensi yang dibentuk oleh stereoskop cermin.
Pada latihan 3.1 didapatkan hasil interpretasi praktikan. Objek foto dari hasil
interpretasi berupa jalan, bangunan, rel kereta api. Hal khusus yang terdapat pada objek
A berdasar kepada kunci interpretasi bentuk, dan pola dari objek tersebut. Lalu pada
foto 3.1 ini terdapat persimpangan antara obje di M dan N, objek M dan N adalah
persimpangan jalan antara jalan raya dan juga jalur kereta api dimana bisa dilihat dari
pola dan ukuran yang dibentuk. Ukuran rel kereta jauh lebih kecil dibandingkan ukuran
jalan raya. Sedangkan pada objek L, terdapat rel kereta dibawah jembatan. Hal ini dapat
diamati dari bentuk yang terkesan 3 dimensi dimana jembatan berada tepat diats rel
kereta api.
Lalu pada latihan 3.2, objek A yang berbentuk sungai dan objek J berbentuk
sungai yang lebih kecil dapat identifikasi dari ukuran yang berbeda, bentuk, bayangan.
Walaupun unsur warna relatif sama tapi unsur ukuran yang membantuk dalam
melakukan interpretasi objek A dan objek J.
Selanjutnya latihan 3.3 terdapat daerah pemukiman yang terletak pada objek J.
Objek J memberikan ciri-ciri daerah pemukiman karena lingkuran atau daerah sekitar
yang membantuk dalam hal interpretasi seperti adanya akses jalan yang memasuki
daerah J. kemudian pada daerah hutan memberikan karakteristik tertentuk dimana
ukuran objek mencakupi daerah yang luas, warna dan bayangan yang membantu dalam
melakukan interpretasi dan juga bentuk 3 dimensi yang dihasilkan dengan
menggunakan alat stereoskop cermin. Bentuk 3 dimensi yang dihasilkan menunjuka
daerah tersebut terdiri dari banyak pohon.
Untuk latihan 3.4 detail yang perlu dipetakan untuk peta skala 1 : 100000 adalah
objek-objek untuk daerah 1 km seperti daerah jalan raya, lalu daerah hutan ataupun
daerah pantai dimana garis pantai lebih besar dari 1 km, 1 cm didalam peta sama dengan
100000 cm dilapangan. Sedangkan, untuk peta skala 1 : 10000 adalah daerah atau
objek-objek yang memiliki cakupan sebesar 100 m dilapangan. Daerah detai yang perlu
dipetakan seperti daerah bangunan, lahan kosong yang relatef kecil, dan jalan-jalan
desa. Skala tersebut menunjukan kedalaman informasi dan seberapa detail informasi
yang ingin diambil. Seperti pada objek J daerah yang tersebut menunjukan adanya
pepohonan yang tidak terlalu rimbun dimana ada lahan kosong dilingkungan daerah
tersebut.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Interpretasi objek dari suatu foto dilakukan berdasarkan kunci interpretasi yaitu
bentuk, bayangan, rona, tekstur, lokasi, pola dan juga ukuran. Kunci interpretasi ini
membantu dalam hal mengidentifikasi objek-objek yang ada foto. Lalu foto stereo yang
overlap pun membantu dalam hal interpretasi secara 3 dimensi dengan menggunakan
alat stereoskop cermin. Bentuk yang 3 dimensi ini memberikan daerah yang memiliki
beda ketinggian seperti daerah perbukitan ataupun daerah terasering yang terlihat
menurun ataupun daerah-daerah seperti lembah.
3.2 Saran
Saran dalam praktikum ini adalah foto dengan kondisi baru agar hasil
interpretasi pun semakin tepat dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, John R. Remote Sensing of the Environment, Prentice Hall, 2000