Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MODUL 1 STEREOTRAINER

GD-3103 FOTOGRAMETRI I
SEMESTER I TAHUN 2016/2017

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktikum Matakuliah Fotogrametri I

Dosen:
Dr. Ir. Deni Suwardhi, MT (196909201996011001)

Disusun Oleh:
Rifa Akbar Ahadiat (15114021)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

Daftar Isi.....

Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang.

Tujuan Praktikum

Waktu dan Tempat Praktikum.

Bab 2 Isi dan Pembahasan


Dasar Teori..

Langkah Pengerjaan.

Pengolahan Data..

Analisis....

10

Bab 3 Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan......................................................................................................................................

11

Saran

11

Daftar Pustaka................................................................................................................................

12

Lampiran.

13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotogrametri merupakan metode pemetan objek-objek dipermukaan bumi
dengan menggunakan foto udara sebagai media. Hasil dari fotogrametri berupa foto
udara yang perlu penafsiran dan interpretasi agar didapatkannya suatu informasi dari
suatu foto tersebut.
Penafsiran foto udara adalah suatu kegiatan untuk menganalisa foto udara yang
bertujuan mengidentifikasi objek yang ada dalam foto. Seperti mengidentifikasi
bangunan, lahan, jalan dan juga objek-objek yang lain. Objek yang dipetakan terbagi
menjadi dua yaitu objek alam dan objek buatan. Ada dua metode yang digunakan untuk
melakukan interpretasi foto udara yaitu metode digital dan metode konvensional.
Metode yang dilakukan pada modul ini adalah dengan menggunakan metode
konvensional dengan alat stereokop cermin. Dimana stereoskop cermin menggunakan
dua foto yang saling overlap. Dua foto ini digabungkan sehingga terbentuk bentuk tiga
dimensi yang dilihat dari alat stereoskop. Dari bentuk tiga dimensi ini kita dapat
melakukan interpretasi dengan melihat bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur
dan lokasi yang ada di foto udara. Dengan melihat hal-hal tersebut kita sudah bisa
melakukan interpretasi foto udara secara konvensional.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Melakukan orientasi foto udara dengan menggunakan stereoscope cermin.
2. Menginterpretasi foto udara dengan menggunakan stereoscope cermin.

1.3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum modul 2a dan 2b dilaksanakan pada:


Hari, tanggal : Selasa, 8 Oktober 2016
waktu : 10.00 12.00
tempat : Laboratorium Fotogrametri lt. 3, Gedung Labtek IX C, ITB, Bandung.

BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip interpretasi. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena
digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan
karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek
objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :
1.

2.
3.

4.
5.

6.

7.

Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu
objek individual.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai dengan skala foto.
Pola
Pola berkaitan susunan ke ruangan objek. Pengulangan bentuk umum
tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah
maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir
foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsiran foto karena bentuk atau kerangka
bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam
interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk
dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan
oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara
individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola,
bayangan dan rona individual.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat
bermanfaat dalam identifikasi.

Ada enam rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang
tergambar pada citra, yaitu:

1. Deteksi, adalah pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambaran


sungai terdapat obyek yang bukan air.
2. Identifikasi, adalah upaya mengenali/mencirikan obyek yang telah dideteksi
dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran,
dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu
motor.
3. Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan
mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut
perahu motor yang berisi dua belas orang.
4. Deduksi, adalah proses yang sangat rumit yang dilakukan berdasarkan asal
Konvergensi Bukti, yaitu penggunaan bukti-bukti yang masing-masing saling
mengarah ke satu titik kesimpulan.
5. Klasifikasi. Klasifikasi dilakukan untuk menyusun objek dan elemen ke
dalam sistem yang teratur.
6. Idealisasi. Idealisasi adalah penggambaran hasil interpretasi tersebut.
Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan
komputer. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah
stereoskop. Penginderaan jauh system foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini
untuk mendapatkan informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti
ketinggian, jarak, volume dan lain-lain. Untuk menghasilkan pandangan stereoskopis
ini, digunakan alat pengamatan yang mampu menghasilkan pandangan stereoskopis
pada foto udara bertampalanya itu stereoskop. Melalui stereoskopini, obyekobyek yang
terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar tiga dimensi yang dapat
diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut. Pandangan tiga dimensi dari hasil
pengamatan stereoskopi sini muncul dalam otak sebagai akibat adanya perpaduan dua
gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata pengamat
(observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya.
Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan
sebagai gambar yang tiga dimensi. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi
tampilan tiga dimensi dalam proses pengamatan stereoskopis jika :
-

Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda
dalam satu jalur terbang yang sama
Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama
Pasangan foto tersebut harus diambil dari dua posisi titik eksposur yang
berbeda pada daerah pertampalannya (overlap).
Basis mata harus sejajar dengan arah terbang dari pasangan foto.
Pasangan objek pada foto kiri dan kanan harus sama atau sumbu optic kedua
mataharus satu bidang.
Mata kiri hanya melihat foto kiri dan mata kanan hanya melihat foto kanan.
Stereoskop Cermin

Gambar 2.1 stereoskop cermin

Stereoskop yang digunakan untuk melihat foto yang bertampalan yang


berukuran lebih besar dari pada stereoskop saku. Bagian bagian dari stereoskop ini
meliputi lensa cembung, sepasang prisma/cermin, cermin perak, tiang penyangga, lensa
binokuler. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dapat melakukan perbesaran dengan
penambahan lensa binokuler, daerah yang diamatilebihluasdaripadastereoskopsaku,
dan dapat menampakkan satu lembar foto udara secara penuh. Kekurangan stereoskop
ini adalah ukurannya yang besar sehingga tidak praktis, harga relative mahal, jika
ditambahkan dengan binokuler maka akan memperkecil daerah yang diamati.

2.2 Langkah Pengerjaan


Dalam modul ini, langkah kerja yang dilakukan antara lain.
1. Setting stereoskop cermin di atas bidang yang cukup datar.
2. Ambil sepasang foto yang saling bertampalan satu sama lain, kemudian letakkan
sepasang foto tersebut di bawah stereoskop cermin dengan bagian foto yang
bertampalan saling bersebelahan.
3. Sesuaikan posisinya dengan kode R (Right) dan L (Left) di masing-masing foto
4. Atur posisi foto dengan menggeser kedua foto tersebut sehingga bagian foto kiri
dan foto kanan terlihat bertampalan dan muncul penggambaran secara 3D.
5. Pilih salah satu objek di foto dapat dengan menggunakan bantuan telunjuk dan lihat
melalui stereoskop sehingga terlihat bentuk 3D.
6. Interpretasi objek di foto tersebut dengan bantuan kunci-kunci interpretasi.

7. Catat deskripsi objek tersebut.


8. Ulangi langkah 5 - 7 untuk objek yang lain.

2.3 Pengolahan Data


1. Latihan 3.1
Lokasi : Akaike, Kyusu Japan
Skala 1 : 5000
Identifikasi objek pada foto:
A. Jalan
K. Slope / lereng
B. Sungai
L. Jembatan
C. Rel kereta api
M. Persimpangan rel/jalan
D. Waduk atau danau
N. Bangunan
E. Bendungan
O. Kosong
F. Sawah terasering
P. Perkebunan/lahan
G. Terowongan
Q. Kosong
H. Gedung, kawasan industry
R. Kebun
I. Jalan
S. Pemukiman
J. Pemukiman
- Hal-hal yang khusus yang terdapat pada A adalah warna putih yang ada
dalam foto, bentuk dan juga ukuran.
- Pada jembatan di titik L terdapat sebuah rel kereta.
- Perbedaan utama pada persilangan M dan N adalah pesilangan antara jalan
dan rel kereta api.
2. Latihan 3.2
Lokasi: Netherlands
Skala 1 : 10000
Identifikasi objek pada foto:
A. Sungai
B. Rel kereta api
C. Jalan
D. Jembatan
E. Jembatan rel kereta api
F. Jalan kecil
G. Bangunan
H. Sawah
I. Kosong

J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.

Sungai kecil
Lahan kosong
Bangunan, pemukiman
Stasiun
Pepohonan
Pepohonan
Taman
Kosong
Wilayah berair

3. Latihan 3.3
Lokasi: Suriname
Skala 1 : 20000
Identifikasi objek pada foto:
A. Sungai
B. Jalan
C. Pohon
D. Hutan
E. Perkebunan
F. Ladang (lahan kosong)

G.
H.
I.
J.
K.

Saluran air
Perkebunan
Kosong
Bangunan (pemukiman)
Ruas jalan

G.
H.
I.
J.
K.

Pohon
Lahan kosong
Kosong
Pepohonan
Hutan

4. Latihan 3.4
Lokasi: pasifik
Skala 1 : 20000
Identifikasi objek pada foto:
A. Jalan
B. Bangunan
C. Pantai
D. Jalan
E. Lahan terbuka
F. Laut

2.4 Analisis
Dari hasil identifikasi dua buah foto udara yang saling overlap, didapatkan hasil
interpretasi dari objek-objek yang telah ditentukan. Interpretasi dilakukan berdasarkan
bentuk, pola, ukruan dan hasil 3 dimensi yang dibentuk oleh stereoskop cermin.
Pada latihan 3.1 didapatkan hasil interpretasi praktikan. Objek foto dari hasil
interpretasi berupa jalan, bangunan, rel kereta api. Hal khusus yang terdapat pada objek
A berdasar kepada kunci interpretasi bentuk, dan pola dari objek tersebut. Lalu pada
foto 3.1 ini terdapat persimpangan antara obje di M dan N, objek M dan N adalah
persimpangan jalan antara jalan raya dan juga jalur kereta api dimana bisa dilihat dari
pola dan ukuran yang dibentuk. Ukuran rel kereta jauh lebih kecil dibandingkan ukuran
jalan raya. Sedangkan pada objek L, terdapat rel kereta dibawah jembatan. Hal ini dapat
diamati dari bentuk yang terkesan 3 dimensi dimana jembatan berada tepat diats rel
kereta api.
Lalu pada latihan 3.2, objek A yang berbentuk sungai dan objek J berbentuk
sungai yang lebih kecil dapat identifikasi dari ukuran yang berbeda, bentuk, bayangan.

Walaupun unsur warna relatif sama tapi unsur ukuran yang membantuk dalam
melakukan interpretasi objek A dan objek J.
Selanjutnya latihan 3.3 terdapat daerah pemukiman yang terletak pada objek J.
Objek J memberikan ciri-ciri daerah pemukiman karena lingkuran atau daerah sekitar
yang membantuk dalam hal interpretasi seperti adanya akses jalan yang memasuki
daerah J. kemudian pada daerah hutan memberikan karakteristik tertentuk dimana
ukuran objek mencakupi daerah yang luas, warna dan bayangan yang membantu dalam
melakukan interpretasi dan juga bentuk 3 dimensi yang dihasilkan dengan
menggunakan alat stereoskop cermin. Bentuk 3 dimensi yang dihasilkan menunjuka
daerah tersebut terdiri dari banyak pohon.
Untuk latihan 3.4 detail yang perlu dipetakan untuk peta skala 1 : 100000 adalah
objek-objek untuk daerah 1 km seperti daerah jalan raya, lalu daerah hutan ataupun
daerah pantai dimana garis pantai lebih besar dari 1 km, 1 cm didalam peta sama dengan
100000 cm dilapangan. Sedangkan, untuk peta skala 1 : 10000 adalah daerah atau
objek-objek yang memiliki cakupan sebesar 100 m dilapangan. Daerah detai yang perlu
dipetakan seperti daerah bangunan, lahan kosong yang relatef kecil, dan jalan-jalan
desa. Skala tersebut menunjukan kedalaman informasi dan seberapa detail informasi
yang ingin diambil. Seperti pada objek J daerah yang tersebut menunjukan adanya
pepohonan yang tidak terlalu rimbun dimana ada lahan kosong dilingkungan daerah
tersebut.

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Interpretasi objek dari suatu foto dilakukan berdasarkan kunci interpretasi yaitu
bentuk, bayangan, rona, tekstur, lokasi, pola dan juga ukuran. Kunci interpretasi ini
membantu dalam hal mengidentifikasi objek-objek yang ada foto. Lalu foto stereo yang
overlap pun membantu dalam hal interpretasi secara 3 dimensi dengan menggunakan
alat stereoskop cermin. Bentuk yang 3 dimensi ini memberikan daerah yang memiliki
beda ketinggian seperti daerah perbukitan ataupun daerah terasering yang terlihat
menurun ataupun daerah-daerah seperti lembah.

3.2 Saran
Saran dalam praktikum ini adalah foto dengan kondisi baru agar hasil
interpretasi pun semakin tepat dan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Jensen, John R. Remote Sensing of the Environment, Prentice Hall, 2000

Anda mungkin juga menyukai