Anda di halaman 1dari 2

Rifa Akbar Ahadiat

15114021
Eratosthenes Menghitung Seberapa Besar Bumi
Pada jaman dahulu Eratosthenes (276-195 SM) tinggal di kota Alexandria di daerah utara Mesir
dekat tempat dimana sungai Nil yang bermuara di Mediterania. Pada suatu hari dimana ketika titik balik
matahari menuju musim panas, matahari langsung di atas kota Alexandria dimana bayangan pada tiang
vertical cor tidak ada. Lalu Eratosthenes berpergian ke Siene untuk mengamati apakah benar matahari
pada saat itu bersinar lurus, dan melihat ke dasar sumur yang dalam pada siang hari. Tetapi di Alexandria
yang terletak cukup jauh di utara dari Siene adanya sudut yang dihasilkan dari bayangan sinar matahari
terhadap suatu bangunan.
Pada saat pengukuran didapat jarak dari Alexandria ke Siene
yang berjarak 7o 12 atau 5000 stades (pengukuran satuan
jarak pada jaman tersebut) atau satu stade sekitar 185 meter
maka 5000 stades sekitar 925000 m. Dari sini Eratosthenes
dapat mengukur ukuran bumi. Adapun beberapa langkah yang
digunakan oleh Eratosthenes untuk mengukur ukuran bumi:
1. Bahwa sudut di pusat bumi ditentukan oleh
Alexandria dan Syrene adalah sama dengan sudut
yang diukur dengan Eratosthenes.
2. Diambil persamaan dalam bentuk

M P
=
N Q

dimana

persamaan ini memerlukan d = jarak antara kota Alexandria dan Siene lalu lingkar bumi dan
sudut yang dibentuk pada saat titik balik matahari di musim panas.
3. Asumsikan bahwa tiang vertical cor memiliki sudut yang dapat di ketahui seberapa besar maka
salah satu sumbernya adalah dari pengukuran sudut vertika dari cor tersebut
Dalam mengukur sudut yang dibentuk dari bayangan tiang vertical cor, , Eratosthenes diukur
sudut menggunakan jam matahari dalam bentuk mangkuk. Jika sebuah jam matahari berbentuk seperti
belahan dan memiliki pointer vertical. dari bawah ke pusat bola, maka bagian dalam mangkuk merupakan
peta terbalik dari kubah langit dan posisi ujung bayangan gnomon menunjukkan posisi matahari di langit.
Eratosthenes bisa dengan mudah telah menggunakan alat tersebut untuk mengukur sudut, sebuah, antara
matahari dan vertikal di Alexandria.
Eratosthenes menggunakan Hemispherical Bowl Arc yaitu sudut sebuah lingkaran, mirip seperti
jam matahari tetapi hemispherical dibangun lebih besar sebagai bagian dari Janta Mantar. Dalam
menggunakan mangkuk Hemispherical dibutuhkan dua mangkuk agar bagian lain memiliki ruang
pengamat, dimana pengamat memungkinkan untuk berjalan maupun sebaliknya. Dengan cara ini semua
bagian dari permukaan hemisperical mudah diakses oleh pengamat dengan cara yang tidak akan mungkin

menggunakan hemispherical tunggal mangkuk. Salah satu cara ini lah yang digunakan oleh Eratosthenes
untuk mengukur jari-jari bumi.

Anda mungkin juga menyukai