SURVEI HIDROGRAFI
Singlebeam dan Multibeam
ACUAN
SNI 7646:2010, Survei hidrografi menggunakan singlebeam echosounder
Rancangan SNI-3 xxx: 2013, Survei batimetri menggunakan multibeam echosounder
1. DEFINISI
Echosounder adalah peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman air dengan cara
mengukur interval waktu antara pemancaran gelombang suara dengan penerimaan pantulannya
(gema) dari dasar air.
Singlebeam echosounder adalah alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal
sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara.
Multibeam echosounder adalah echosounder dengan sapuan lebar yang digunakan dalam
survei dan pemetaan dasar perairan.
Garis pantai adalah garis yang menggambarkan pertemuan antara perairan dan daratan di
wilayah pantai pada saat kedudukan pasang tertinggi.
Hidrografi adalah salah satu ilmu terapan yang berkaitan dengan pengukuran dan deskripsi
tentang unsur fisik dari lautan dan wilayah pesisir guna keperluan keselamatan pelayaran,
kegiatan lepas pantai, penelitian, proteksi lingkungan, prediksi, dan keperluan kelautan
lainnya.
International Hydrographic Organization (IHO) adalah badan internasional yang
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kehidrografian dari kantor hidrografi nasional yang
mempromosikan standar dan menyiapkan saran-saran dalam bidang survey hidrografi,
punlikasi, dan produksi peta laut (nautical chart).
Kecepatan suara adalah cepat rambat gelombang suara melalui media tertentu dalam waktu
tertentu.
Kompas Giro adalah alat untuk menentukan utara geografis (sebenernya) yang dipasang pada
kapal sebagai acuan untuk navigasi dan keperluan haluan lajur pemeruman.
Lowest Astronomical Tide (LAT) adalah kedudukan permukaan air laut terendah yang
ditentukan oleh pengamatan pasang surut secara kontinyu selama 1 (satu) tahun untuk dapat
memperkirakan secara cukup andal pasut terendah bagi suatu periode 18,6 tahun (suatu periode
pasut astronomis yang mengacu adanya pengaruh matahari dan bulan).
Muka surutan (chart datum) adalah suatu permukaan tetap yang ditentukan dan menjadi
bidang referensi bagi semua pengukuran kedalamn air.
Muka laut rata-rata (mean sea level) adalah tinggi rata-rata permukaan laut pada suatu
stasiun pasut yang diperoleh dari pengamatan pasut minimal selama satu bulan.
Pasang surut (pasut) merupakan naik turunnya permukaan laut secara periodik yang
diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik benda langit, terutama bulan dan matahari.
Heave adalah gerakan kapal naik turun secara keseluruhan akibat gaya dari lautan
Pitch adalah gerakan kapal ke arah depan atau belakang (mengangguk) berpusat di titik tengah
kapal atau arah tegak lurus muka kapal.
Roll adalah gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang.
Sensor gerak adalah alat untuk mengukur heave, pitch, roll dari pergerakan kapal.
Yaw adalah gerakan kapal kea rah kanan kiri kapal (arah haluan kapal).
RTK-DGPS adalah sistem atau metode penentuan posisi secara teliti dengan memberikan
koreksi pada saat pengukuran dari stasiun referensi.
Side scan sonar adalah alat untuk mendapatkan gambaran permukaan dasar perairan dengan
menggunakan gelombang bunyi.
Kinematic-GNSS (K-GNSS) adalah sistem atau metode penentuan posisi secara teliti dngan
memberikan koreksi pada saat pengukuran dari stasiun referensi.
2. KLASIFIKASI SURVEI
2.1 Orde khusus
Survei hidrografi orde khusus merupakan orde paling teliti dan penggunaannya ditujukan
hanya untuk daerah-daerah sangat kritis dengan kedalaman di bawah lunas minimum dan
membahayakan pelayaran / perairan. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan dasar laut dan
ukuran unsur laut yang dapat terdeteksi sekecil mungkin. Selama kedalaman di bawah lunas
membahayakan maka orde khusus ini tidak mungkin dilakukan di perairan yang lebih dalam
dari 40 meter. Contoh daerah survei menggunakan orde khusus ini adalah tempat berlabuh,
pelabuhan dan jalur kritis pelayaran. [IHO S-44:2008]
2.2 Orde 1a
Orde 1a survei hidrografi diperuntukkan pada daerah-daerah laut dangkal kritis yang
keberadaan unsur alam dan buatan manusia di dasar laut menjadi perhatian pada daerah
pelayaran/perairan, tetapi kedalaman di bawah lunas cukup memadai dan tidak begitu
membahayakan dibanding orde khusus. Survei orde 1a berlaku terbatas di daerah dengan
kedalaman 40 m sampai dengan 100 m .Meskipun persyaratan pemeriksaan dasar laut tidak
begitu ketat jika dibandingkan dengan orde khusus, namun pemeriksaan dasar laut secara
menyeluruh tetap diperlukan. [IHO S-44:2008]
2.3 Orde 1b
Orde ini diperuntukkan pada daerah-daerah hingga kedalaman 100 m yang tidak termasuk
dalam orde khusus maupun orde 1a. Gambaran batimetri secara umum sudah mencukupi untuk
meyakinkan bahwa tidak terdapat rintangan di dasar laut yang akan membahayakan kapal yang
lewat atau bekerja di daerah tersebut. Pemeriksaan dasar laut tidak diperlukan, Kecuali pada
daerah-daerah tertentu yang karakteristik dasar laut dan resiko adanya rintangan berpotensi
membahayakan kapal. [IHO S-44:2008]
2.4 Orde 2
Orde 2 (dua) survei hidrografi diperuntukan pada semua area yang tidak tercakup oleh orde
khusus, 1a, dan 1b atau kedalaman lebih dari 100m. [IHO S-44, 2008]
3. KETENTUAN SURVEI
3.1 Ketelitian Survei
Ketelitian dari semua pekerjaan penentuan posisi maupun pekerjaan pemeruman selama survey
dihitung dengan menggunakan metode statistic tertentu pada tingkat kepercayaan 95% untuk
dikaji dan dilaporkan pada akhir survei.
Untuk Kinematik-GNSS, dalam hal penentuan posisi yang memerlukan ketelitian tinggi
dengan menggunakan metode Kinematik-GNSS maka harus dipenuhi kriteria berikut untuk
menjaga kualitas penentuan posisi:
a. Umur koreksi K-GNSS tidak lebih dari 2 detik
b. Jumlah minimal satelit aktif/terpantau hingga bisa diteruskan dengan pekerjaan pemeruman
adalah 4 (empat)
3.6 Sarana navigasi dan objek-objek penting
Posisi alat bantu navigasi tetap, sarana navigasi apung, garis pantai dan fitur topografis penting
(seperti gosong, bagan ikan) harus diikatkan dalam kerangka kontrol horizontal nasional (saat
ini yang berlaku adalah SRGI 2013).
4. PROSEDUR SURVEI
4.1 Survei Singlebeam
Sumber kesalahan
a. Kecepatan gelombang suara, perubahan sifat fisik air laut
b. Perbedaan waktu dan tinggi pasang air laut
c. Kecepatan kapal, tidak boleh lebih dari 7 knot
d. Offset posisi peralatan survei
e. Sinkronisasi waktu peralatan survei
MULAI
Peralatan
1. Singlebeam
Persiapan 2. Barcheck
1. Persiapan Administrasi 3. GNSS receiver set
2. Persiapan Teknis 4. CTD
- Rencana teknis kerja 5. Tide gauge
- Personel 6. Levelling tool set
- Peralatan dan bahan 7. Current meter
8. Grab sampler
9. Water Sampling
Survei Pendahuluan
Kalibrasi
1. Offset
SURVEI UTAMA Pengamatan Pasut
2. GNSS set
3. Kecepatan Suara
(bar check)
Pengukuran garis
Pemeruman pantai
Singlebeam
Pengukuran
sarana bantu
Data kedalaman navigasi
belum terkoreksi
Pengambilan
sampel dasar laut
Koreksi
1. Koreksi Pasut
2. Offset
3. Kecepatan suara Pengamatan arus
Pengamatan sifat
Diterima Pengecekan THU dan TVU
fisik air laut
Pengolahan Data
Produk
SELESAI
MULAI
Peralatan
1. Multibeam
Persiapan 2. Dynamic motion sensor
1. Persiapan Administrasi 3. GNSS receiver set
4. Sound Velocity Profiler
2. Persiapan Teknis
5. Tide gauge
- Rencana teknis kerja 6. Levelling tool set
- Personel 7. Current meter
- Peralatan dan bahan 8. Grab sampler
9. Water Sampling
10. Gyro Compass
Survei Pendahuluan
Kalibrasi
1. GNSS set
Patch Test 2. Gyro Compass
SURVEI UTAMA Pengamatan Pasut
- Latency 3. Sensor gerak
- Pitch 4. Profil Kec. Suara
- Heading 5. Offset
- Roll Pengukuran garis
Pemeruman
Multibeam pantai
Pengukuran
Data kedalaman sarana bantu
belum terkoreksi navigasi
Koreksi Pengambilan
1. Offset kapal sampel dasar laut
2. Cleaning data sensor
(posisi, heave, pitch, roll,
transducer)
3. Kecepatan suara Pengamatan arus
4. Pasang surut
Kontrol Kualitas
1. Perambatan kesalahan
2. Cross lines
Produk
SELESAI