Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri. Kematian
perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi bokong sebesar
4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada persalinan
presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan persalinan
yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam
tengkorak. Presentasi bokong terdapat pada 3 4 % dari semua kehamilan.
Meningkat dengan penurunan usia kehamilan, yaitu 7-10% pada 32 minggu dan
25-35% pada kurang dari 28 minggu. Angka kematian prenatal dengan persalinan
letak sungsang mempunyai presentase 16,8-38,5% di Indonesia.
Adanya kehamilan presentasi bokong sering dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian beberapa komplikasi seperti kesulitan dalam persalinan
yang akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, mengakibatkan
persalinan premature, sehingga kejadian berat badan lahir rendah meningkat,
pertumbuhan janin terhambat, tali pusat menumbung, plasenta previa, anomali
janin mioma uteri.
Kejadian presentasi bokong banyak terjadi pada kehamilan ganda, panggul
sempit,

contractedpelvis,

multiparitas,

hidramnion

atau

oligohidramnion,

presentasi bokong sebelumnya.Trauma lahir pada presentasi bokong banyak


dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakantindakan untuk mengatasi macetnya persalinan.

Angka kejadian presentasi

bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah
pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika
dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong
terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang
tidak baik pada Pintu Atas Panggul.

BAB II
STATUS PASIEN
2.1

Identifikasi
Nama

: Ny. HBP

Umur

: 28 tahun/ 16 Januari 1987

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Palembang

Suku Bangsa

: Palembang

Pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

: IRT

Tgl Masuk

: 17 November 2015/ 00:22

Rec Med

: 922786

2.2 Anamnesis
2.2.1 Anamnesis Umum

Keluhan Utama
Hamil kurang bulan dengan keluar air-air.

Riwayat Perjalanan Penyakit


2 hari SMRS, os mengeluh keluar air-air dari kemaluan, banyaknya
2x ganti pembalut, nyeri menjalar ke pinggang dan hilang timbul
tidak ada,. Keluar darah dan lender dari vagina tidak ada.
1 hari SMRS, os pergi ke RSB Trinanda Palembang untuk
konsultasi dan dikatakan os hamil kurang bulan denga ketuban pecah
dan letak sungsang. Os kemudian dirujuk ke RSMH untuk
mendpatkan penatalaksanaan lebih lanjut.Os masih merasakan
gerakan janin
R/ darah tinggi selama kehamilan (-), R/ diabetes selama kehamilan
(-), R/ diurut-urut (-), R/ keputihan (-), R/ sakit gigi (-), R/ post
coitus (-). Riwayat alergi disangkal, riwayat penyakit dahulu
disangkal,dan riwayat penyakit dalam keluarga disangkal.

2.2.2

Riwayat Penyakit Dahulu


R/ darah tinggi selama kehamilan (-)
R/ darah tinggi pada kehamilan sebelumnya (-)
R/ diabetes selama kehamilan (-)

2.2.3

Riwayat Sosek dan Gizi


Os bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami os bekerja sebagai
karyawan swasta. Os makan teratur 3x sehari, lauk pauk bervariasi,
Os minum susu ibu hamil tidak teratur. Kesan ekonomi menengah.

2.2.4

Riwayat Perkawinan
Menikah 2x: 1. Lamanya 9 tahun.
2. Lamanya 1 tahun.

2.2.5

Riwayat Reproduksi
Menarche usia 13 th, siklus 28 hari, teratur, lamanya 5 hari, HPHT :
Lupa

2.2.6

Riwayat Persalinan
Anak Pertama : Lahir tahun 2007, laki-laki, BBL 3100 gr,
pervaginam, sehat.
Anak Kedua

: Abortus tahun 2003, tidak dikuretase

Anak ketiga

: Hamil kali ini

2.3 Pemeriksaan fisik


2.3.1 Status Generalikus
-

Keadaan umum

: sakit sedang
3

Kesadaran
Gizi
Tekanan darah
Nadi
Frekuensi pernafasan
Suhu
Berat badan
Tinggi badan
IMT

: compos mentis
: baik
: 120/80 mmHg
: 88x/menit
: 20 x
: 36,5 C
: 65 kg
: 160 cm
: 23.4 kg/m2

2.3.2 Keadaan Spesifik


-

- Kepala
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Toraks
Jantung

: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru

: vesikuler (+/+) normal di seluruh lapangan paru,


rhonki (-), wheezing (-)
-

Ekstermitas

Abdomen

: datar, lemas, hepar dan lien tidak

teraba, bising
usus normal.
: edema pretibial (-), akral pucat (-)

2.3.3 St. Obstetri


-

Pemeriksaan Luar
Leopold I : Tinggi

fundus

uteri

jari

dibawah

Proc.xyphoideus (28 cm),


janin keras, bulat, sulit digerakkan.
Leopold II : Situs memanjang, teraba bagian keras pada
sebelah kanan uterus, dan teraba bagian-bagian
kecil disebelah kiri uterus.
Leopold III : Teraba bagian terbawah janin teraba lunak,
kurang bundar, tidak
melenting. (presentasi bokong).
Leopold IV :
His : (-)
DJJ : 140x /menit
TBJ : 2325 gr

Pemeriksaan Dalam
Inspekulo
: portio lunak, OUE terbuka, fluor (-), fluxus (+),
ketuban tak
Aktif, E/L/P (-)
VT

: Portio lunak, posterior, pembukaan 1 cm bokong


H1, ketuban (-), bau (-), jernih, penunjuk sulit
dinilai.

2.4

Pemeriksaan Penunjang
2.4.1

Laboratorium (Tanggal 3 November 2015 ; 15:42)

No
Pemeriksaan
HEMATOLOGI

Hasil

Nilai Normal

Interpretasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

10.3
3.36
8.3
31
434

11.7-15.5 g/dL
4.20 11.0 106
4.5-11.0 103/mm3
43 49 %
150-450 103/L

Menurun
Menurun
Normal
Menurun
Normal

Hb
Eritrosit (RBC)
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
HITUNG JENIS
LEUKOSIT

Basofil

01%

Normal

Eosinofil

1-6%

Normal

Netrofil

70

50 70 %

Normal

Limfosit

21

20 40 %

Normal

Monosit

28

Normal

Negatif
<5

Normal
Normal

IMMUNOSEROLOGI
1.
CPR Kualitatif
2.
CPR Kuantitatif
URINALISIS
1.
Warna
2.
Kejernihan
3.
Berat Jenis
4.
pH
5.
Protein
6.
Glukosa
7.
Keton

Negatif
<5

8.
9.
10.

2.5

Darah
Bilirubin
Urobilinogen

Diagnosis kerja
G3P1A1 hamil 32 minggu belum inpartu dengan KPDP 2 hari, janin
tunggal hidup presentasi bokong.

2.6

Tatalaksana
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Stabilisasi
Observasi tanda vital ibu
IVFD RL gtt XX/mnt
Injeksi Ampisilin 4x1 gr iv
Nifedipin 4x10 mg po
R/ pematangan paru dengan injeksi dexametahsone 2x6 mg iv (2 hari )

2.7 Prognosis
Dubia ad bonam
2.8 Follow up
Tanggal
17/11/201
5

Pukul
00.07

Catatan Perkembangan
S : Hamil kurang bulan dengan keluhan keluar air-air
O : Status present
KU : sedang
Sens : CM
TD

: 120/80 mmHg

HR : 88 x/m
RR : 20x/m
T

:36,50C

Status obstetrikus :
PL: Tinggi fundus uteri 4 jari dibawah proc.
xyphoideus, memanjang, punggung kanan, presentasi

bokong, his (-), DJJ 140x/menit, TBJ 2325 gram


A : G3 P1 A1 Hamil 32 minggu belum inpartu dengan
KPDP 2 hari janin tunggal hidup presentasi bokong.
P : - Obs. Tanda vital ibu, DJJ, tanda inpartu
-

IVFD RL gtt xx/menit


Inj. Ampisilin 4x1 gr iv
Inj. Dexamethasone 2x6 mgiv (hari 1)
Nifedipin 4x10 mg po

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Definisi
Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong atau bokong kaki berada di
bagian bawah kavum uteri.

B.

Insidensi

Terdapat pada 3 4 % dari semua kehamilan. Meningkat dengan penurunan


usiakehamilan, yaitu : 7 10% pada 32 minggu dan 25 35 % pada kurang
dari 28 minggu.
C.

Etiologi
Penyebab presentasi bokong yaitu faktor fetal dan maternal. Letak janin
dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak
dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, presentasi bokong atau letak lintang. Karena berbagai
sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan aterm,
kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan
presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir
trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk
presentasi bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang dapat
disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligohidramnion,
hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus
dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang terletak
didaerah kornu fundus uteri.

D.

Klasifikasi
Klasifikasi presentasi bokong yaitu
a. Presentasi bokong murni
b. Presentasi bokong kaki/ bokong sempurna
c. Presentasi kaki

1. Presentasi bokong murni (frank breech presentation)


Bagian terbawah adalah bokong saja, sendi paha dan sendi lutut dalam
keadaan ekstensi. Presentasi bokong murni adalah yang tersering pada
presentasi bokong
2. Presentasi Bokong Kaki (Complete breech presentation)
Bagian Terbawah adalah bokong, dengan kaki disampingnya, sendi paha
dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi
Terbagi lagi menjadi 2:
-

Presentasi bokong kaki sempurna : bagian terbawah ada bokong dan


dua kaki

Presentasi bokong kaki tidak sempurna : bagian terbawah ada bokong


dan satu kaki

3. Presentasi Kaki
Bagian terbawah adalah kaki
E.

Diagnosis
Pemeriksaan Abdomen
-

Palpasi
Dengan perasat Leopold didapatkan:

Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen


menempati bagian fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan
bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama
engagement belum terjadi.
-

Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah
sedikit diatas umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin,
denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus.

Pemeriksaan dalam
Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum,kedua tuber ossis iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus
dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan telapak tangan. Pada persalinan
lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit
membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan
kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping
bokong,sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya
teraba satu kakidisamping bokong
Pemeriksaan Penunjang.
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).
Skor Zatuchni Andros
Merupakan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah
persalinan

presentasi

bokong

dapat

dilahirkan

pervaginam

atau

perabdominam.

10

Tabel Skor Zatuchni Andros


Keterangan
Paritas
Masa gestasi
TBJ
Riwayat presbo
Station
Pembukaan

0
Primi
39 minggu
3130
-3cm
2cm

1
Multi
38 minggu
3629-3176
1x
-2cm
3cm

2
37minggu
3176
2x
-1/lebih pendek
4cm

Keterangan:
4 = secsio caesaria
4 = Reevaluasi
4 = Pervaginam
F.

Mekanisme Persalinan Bokong


-

Persalinan pervaginam, dibagi 3 yaitu :


a. Persalinan spontan (spontaneous breech), lazim dikenal cara

Bracht, Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.


Cara ini lazim disebut cara Bracht
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery,
Setelah bokong lahir spontan sebatas umbilikus, lengan dan kepala
dimanipulasi untuk melahirkan bayi. Penggunaan cunam untuk
melahirkan kepala termasuk kriteria ini.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), Janin dilahirkan
seutuhnya dengan memakai tenaga penolong.
-

Persalinan perabdominam (seksio sesar)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan pervaginam


1. Usia kehamilan
Bayi prematur berrisiko lebih tinggi untuk persalinan pervaginam,
karena rasio lingkar kepala / lingkar abdomen lebih besar pada awal

11

trimester ke 3 sehingga kemungkinan terjadinya kepala terjebak lebih


besar. Disarankan untuk sectio cesarea pada kehamilan kurang dari 34
minggu.
2. Presentasi bokong murni
Paling cakap untuk persalinan pervaginam, karena prolapsus tali pusat
lebih kecil daripada bokong sempurna atau kaki.
3. Taksiran berat janin
Dari studi selama ini, berat janin sekitar 2500-3500 g mempunyai
angka morbiditas yang paling rendah pada bayi.
4. Riwayat persalinan
Sebagian center menyarankan sectio cesarea pada primipara,
walaupun alasan yang menunjang tidak jelas.
5. Pelvimetri radiologik
Pemeriksaan ini memastikan ukuran panggul. CT-scan memiliki dosis
radiasi 1/3 kali lebih rendah dibandingkan foto Rontgen konvensional.
6. Hiperekstensi kepala
Dengan fleksi kepala ke belakang leher, risiko kepala terjebak dan
trauma spinal meningkat. Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan
radiologik atau ultrasonografi.
7. Pemeriksaan dalam (pelvis)
Makin turun presentasi bokong dan makin lebar pembukaan serviks
pada awal persalinan, prognosis makin baik.
8. Kemajuan persalinan
Bila kemajuan persalinan baik (pembukaan serviks dan turunnya
presenting part lancar), persalinan pervaginam memiliki prognosis
makin baik.
Indikasi persalinan pervaginam
1. Pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat ada/tidaknya kelainan
bawaan, lokasi plasenta, hiperekstensi kepala, taksiran berat janin
klinik maupun ultrasonografik

12

2. Janin tunggal, terutama presentasi bokong murni, taksiran berat janin


2500-3500 g.
3. Pelvimetri adekuat (radiologik) : pintu atas panggul, diameter
transversa > 11.5 cm dan diameter anteroposterior > 10 cm, sedangkan
pintu tengah panggul distansia interspinarun > 10 cm dan diameter
anteroposterior > 11.5 cm.
4. Adanya penolong yang trampil, dan fasilitas kamar operasi darurat
untuk sectio cesarea.
5. Tidak ada indikasi obstetrik maupun generalis untuk sectio cesarea
baik bagi ibu maupun janin.
A. Pertolongan Persalinan Spontan (Bracht)
1. Tahap pertama : Fase lambat, lahirnya bokong sampai umbilikus,
spontan.
2. Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, fase di
mana bayi harus dilahirkan cepat karena talipusat terjepit oleh kepala
bayi di pintu atas panggul (batas waktu 8 menit)
3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
Kepala harus dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya
perdarahan

intrakranial

(ruptura

tentorium

cerebelli)

akibat

dekompresi yang mendadak.


Teknik : hiperlordosis badan bayi

13

Keuntungan:
1. tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi
risiko

infeksi.

2. mendekati persalinan fisiologik, mengurangi trauma pada janin.


Kerugian:
1. 5-10% mengalami kegagalan.
2. tidak dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir
kaku (primipara), nuchal arm (lengan menjungkit).
B. Pertolongan Persalinan Manual Aid
Indikasi:
1. bila pertolongan secara Bracht gagal.
2. elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan
manual aid.
Tahapan:
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga
penolong secara klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.
14

3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-VeitSmellie, Najouk, Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik, atau
dengan cunam Piper
Teknik melahirkan bahu:
-

Klasik
Melahirkan bahu dan lengan secara klasik adalah melahirkan bahu dan
lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di
ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan
depan yang berada di bawah simfisis.

15

Mueller
Melahirkan bahu dan lengan cara Mueller adalah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang.

Lovset
Prinsip persalinan cara Lovset adalah memutar badan janin dalam
setengah lingkaran bolak-balik, sambil dilakukan traksi cunam ke
16

bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya


lahir di bawah simfisis.
Keuntungan:
1. Sederhana dan kegagalan jarang
2.Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko
infeksi minimal.

17

Melahirkan Janin dengan Lengan Menunjuk (Nuchal Arm)


Kadang ada kalanya bahu janin tidak dapat lahir yang disebabkan
karena lengan yang tersangkut dalam posisi menunjuk (nuchal arm).
Lengan menunjuk maksudnya adalah posisi salah satu lengan berada di
belakang leher janin dan menunjuk ke suatu arah. Untuk melahirkan
janin dengan kondisi seperti ini , dapat digunakan kombinasi antara
cara Klasik dan Lovset, yaitu cara Bickenbachs. Cara Bickenbachs
dilakukan dengan cara
1. Bila yang menunjuk adalah lengan depan:
Kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa
sehingga kedua ibu jari penolong berada di punggung ianin dan
sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong memutar badan
janin ke arah panggul , atau ke arah dimana lengan janin
menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher
menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada
di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara
klasik. Setelah itu baru melahirkan bahu depan , yang dapat juga
dilahirkan dengan cara klasik.
2. Bila yang menunjuk adalah lengan belakang:
Caranya hampir sama dengan bila yang menunjuk adalah lengan
depan, namun kedua tangan penolong mencengkam badan janin
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada di dada
janin dan sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong
memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana lengan
janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang
leher menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang
(berada di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan
cara klasik. Setelah itu baru melahirkan bahu depan , yang dapat
juga dilahirkan dengan cara klasik.
Teknik melahirkan kepala yang menyusul (aftercoming head):

18

Cara Mauriceau-Veit-Smellie
o Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah
dimasukkan dalam mulut, jari telunjuk dan jari manis
mencekam fossa kanina, sedangkan jari lain mencekam leher.
o Badan bayi diletakkan di atas lengan bawah penolong, seperti
menunggang kuda.
o Jari telunjuk dan jari tengah penolong dari lengan yang lain
mencekam leher bayi dari arah punggung, mempertahankan
posisi

leher

dan

mencegah

terjadinya

defleksi

atau

hiperekstensi kepala.
o Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke arah
bawah dan pembantu penolong melakukan ekspresi Kristeller.
o Bila suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala dielevasi ke
arah atas dengan suboksiput sebagai sumbu (hipomoklion),
sehingga lahir kepala seluruhnya.

19

Cara Najouk
o Kedua tangan penolong mencekam leher bayi dari arah depan
dan belakang.
o Kedua tangan penolong menarik bahu curam ke bawah, dan
asisten membantu mendorong kepala bayi ke arah bawah, dari
tekanan suprasimfisis.

20

Cara Prague terbalik


o Cara ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di
belakang dekat sakrum dan muka bayi menghadap simfisis.
o Satu tangan penolong mencekam leher dari arah bawah dan
punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong.
o Tangan penolong lain memegang kedua pergelangan kaki.
o Kaki ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu bayi,
sehingga perut bayi mendekati perut ibu.
o Dengan laring sebagai sumbu (hipomoklion), kepala bayi dapat
dilahirkan.

Cunam Piper
o Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul
yang panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala
yang menyusul, ditarik ke bawah.
o Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan pengeluaran
kepala cara Mauriceau.

21

Ekstraksi pada presentasi bokong


1. Teknik ekstraksi kaki (Pinard)
2. Teknik ekstraksi bokong
-

Teknik ekstraksi kaki (Pinard)


o Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampai
lutut, mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki
bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar menekan fundus ke
arah bawah. Setelah kaki bawah fleksi, pergelangan kaki
dipegang dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
o Kedua tangan penolong memegang betis, kaki ditarik curam ke
bawah sampai pangkal paha lahir.
o Pangkal paha ditarik curam ke arah bawah sampai trochanter
depan lahir, disusul trochanter belakang dan bokong lahir.
o Untuk melahirkan bayi seterusnya, tangan penolong memegang
femuro-pelvik dan ditarik curam ke bawah sampai umbilikus
lahir. Untuk melahirkan bahu, lengan dan kepala dilakukan
pertolongan secara manual aid.

22

23

Teknik ekstraksi bokong


o Dilakukan pada presentasi bokong murni (frank breech) dan
bokong sudah berada di dasar panggul. Jari telunjuk penolong
yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan ke dalam
24

jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha. Lipat paha ditarik
curam ke bawah.
o Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang
lain segera mengait lipat paha belakang, dan ditarik curam ke
bawah sampai bokong lahir. Tangan penolong memegang
femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi dengan cara manual
aid.

25

G.

Prognosis
a. Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar.2,4 Ketuban lebih
cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
b. Bagi anak
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala.
Sebab-sebab kematian anak pada letak sungsang ialah :
-

Setelah pusat lahir maka kepala anak mulai masuk ke dalam rongga
panggul, sehingga tali pusat tertekan antara kepala dan rongga
panggul. Diduga bahwa kepala harus lahir dalam 8 menit sesudah
pusat lahir supaya anak dapat lahir dengan selamat.

Pada letak sungsang dapoat terjadi perdarahan otak karena kepala


dilahirkan dengan cepat.

Dapat terjadi kerusakan dari tulang belakang karena tarikan pada


badan anak.

Pada letak sungsang lebih sering terjadi prolapsus Foeniculi, karena


bagian depan kurang baik menutup bagian bawah rahim. Selain itu
karena pertolongan mungkin terjadi fraktur dari humerus atau
clavucula/paralyse lengan karena tekanan atau tarikan pada plexus
brachialis.

H.

Penatalaksanaan
Perawatan antenatal pada presentasi bokong.
Pada Primigravida:
-

Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan


knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari

Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian

Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi
luar, dengan syarat:

26

1) ketuban belum pecah


2) janin belum masuk pintu atas panggul,
3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin
dan seksio sesarea harus segera dilakukan.
Pada Multigravida:
-

Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan


knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari

Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian

Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi
luar, dengan syarat:
1) ketuban belum pecah
2) janin belum masuk pintu atas panggul,
3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin
dan seksio sesarea harus segera dilakukan.

27

BAB IV
ANALISIS MASALAH
2 hari SMRS os mengeluh keluar air-air dari kemaluan, banyaknya 2x
ganti pembalut, nyeri menjalar ke pinggang dan hilang timbul tidak ada. Keluar
darah dan lendir dari vagina tidak ada.
1 hari SMRS, os pergi ke RSB Trinanda Palembang untuk konsultasi
dan dikatakan os hamil kurang bulan dengan ketuban telah pecah dan letak
sungsang. Os kemudian dirujuk ke RSMH utnuk mendapatkan penatalaksanaan
lebih lanjut. Os masih merasakan gerakan janinnya.
R/ darah tinggi selama kehamilan (-), R/ diabetes selama kehamilan (-), R/
keputihan (+), R/ post coital (-), R/ sakit gigi (-), R/ diurut-urut (-). Riwayat
penyakit dahulu disangkal, Riwayat penyakit dalam keluarga disangkal.
Pada pemeriksan obstetri, didapatkan bagian terbawah janin merupakan
bokong dengan fluxus(+), memanjang, dan OUE terbuka 1 cm. Pada pemeriksaan
laboratorium darah rutin tampak penurunan kadar hemoglobin, RBC dan
hematokrit.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami masalah terkait kehamilannya, yaitu
presentasi bokong dengan ketuban pecah dini preterm. Disimpulkan berupa
presentasi bokong karena didapatkan letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terbawah yang teraba lunak, kurang bundar dan tidak melenting. Hal
ini sesuai dengan definisi dari presentasi bokong yaitu letak memanjang dengan
bokong sebagai bagian yang terbawah sehingga kepala berada di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Disimpulkan berupa ketuban pecah
dini preterm karena didapatkan riwayat keluar air-air dari vagina walaupun hasil

28

usg didaptkan cairan amnion masih dalam nilai normal. Hal ini sesuai dengan
definisi dari ketuban pecah dini preterm yaitu pecahnya ketuban sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
Ada banyak teori tentang penyebab dan mekanisme dari ketuban pecah
dini, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian
besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%). Infeksi yang
paling sering adalah bacteroides. Kolagen terdapat pada lapisan kompakta
amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen ini dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi
interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi
peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan,
sehingga

terjadi

depolimerisasi

kolagen

pada

selaput

korion/amnion,

menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan


Pasien ini ditatalaksanakan dengan non farmakologis berupa observasi
tanda vital ibu, kontraksi dan denyut jantung janin, tanda inpartu, IVFD RL gtt
XX/menit, pemeriksaan darah rutin, urin rutin, CRP, LEA. Sedangkan
farmakologis berupa ampicilin 4x1 gr IV, nifedipin 4x10 mg per oral dan injeksi
deksamethasone 2x6 mg IV selama 12 hari untuk pematangan paru janin. Perlu
dilakukan USG konfirmasi kembali.
Sikap terhadap kehamilan akan tergantung pada usia kehamilan serta ada
tidaknya tanda-tanda kegawatan pada pasien ini. Ny. HBP datang dengan
presentasi bokong dan ketuban pecah dini preterm, tetapi tidak memiliki tandatanda kegawatan untuk terjadinya oligohidramnion berat. Akan tetapi, usia
kehamilan pasien ini masih preterm sehingga tindakan yang dipilih adalah
konservatif, yaitu dengan pematangan paru janin selama 12 hari untuk persiapan
terminasi kehamilan dan pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
intauterin.

29

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1

2
3

4
5

6
7

American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG


committee opinion. Mode of term singleton breech delivery.
Number 265, December 2001.
Alarab M, Regan C,OConnel MP et al: Singleton vaginal breech
delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in
William Obstetrics 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies,
2005
Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of
Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta
bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBPSP,1997

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka
Bagus Gede Manuaba, Ida. 2005. Ilmu Kandungan Dan Penyakit Kandungan.Jakarta :
EGC.

30

Anda mungkin juga menyukai