buruh apabila jumlah buruh yang terdapat dalam pasar sangat banyak (surplus
labor) sehingga mereka dihargai atau diberi upah yang sedikit. Padahal tenaga
kerja yang mereka keluarkan dalam rentang waktu kerja yang cukup lama
sangatlah besar untuk memproduksi suatu produk tertentu yang nantinya sangat
memberikan keuntungan besar pada perusahaan, namun sekali lagi sistem upah
yang mereka terima adalah berdasarkan pada mekanisme pasar bukan pada
besarnya tenaga yang dikeluarkan dalam membuat suatu produk tertentu. Alhasil
sistem pembagian upah yang semacam itu cenderung mengarah pada tindak
ketidakadilan. Kami memiliki beberapa contoh sederhana dalam menggambarkan
tindak eksploitasi buruh yang kerap kali terjadi. Misalkan ada seorang buruh
bernama Budi. Ia bekerja di sebuah pabrik sepatu dan digaji sebesar
Rp1.000.00,00/ bulan untuk 20 hari kerja. Setiap hari selama 12 jam ia bekerja, ia
mampu membuat 10 pasang sepatu yang tiap pasang sepatunya dijual dengan
harga Rp300.000,00. Padahal modal ( bahan, perawatan, peralatan) yang
dikeluarkan untuk tiap pasang sepatu sebesar Rp100.000,00. Dengan demikian,
maka Budi setiap harinya telah menghasilkan laba bersih kepada perusahaan
sebesar Rp2.000.000,00 ( 10x Rp200.000,00). Jika kita hitung selama sebulan,
maka Budi dapat menghasilkan laba bersih kepada perusahaan sebesar
Rp40.000.000,00. Bandingkan anatara gaji yang ia terima dengan laba bersih yang
ia hasilkan kepada perusahaan, yaitu Rp1.000.000,00 : Rp40.000.000,00 atau 1 :
40. Dengan kata lain, Budi hanya memperoleh upah 0,025% dari keseluruhan laba
bersih yang ia hasilkan tiap bulannya. Padahal dia sudah bekerja sangat keras
dalam menghasilkan keuntungan perusahaan tersebut, namun pembagian
keuntungan tersebut nyatanya tidaklah adil karena porsi keuntungan lebih besar
dinikmati oleh para pemilik modal ketimbang pekerjanya.
Dalam praktik eksploitasi yang telah kami jelaskan sebelumnya,
ketidakadilan sering sekali muncul sebagai dampak dari tidak adanya kesetaraan.
Kesetaraan dapat diartikan sebagai kesempatan yang sama yang dimiliki oleh
semua orang tanpa melihat posisi siapa dan bagaimana.
kesepakatan antara kedua belah pihak. Sehingga dengan adanya hal tersebut
dapat tercipta sebuah sistem pembagian keuntungan yang layak.
Zadat Taqwa
F1D015036
F1D015031
F1D015043
Arief Syaefudin
F1D015002
Della Oktaviana
F1D015048
DAFTAR PUSTAKA
Holmstrom, Nancy. Exploitation. Canadian Journal of Philosophy 3, No. 2 (1977): 10