Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,


artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau
sebab-akibat. Penelitian eksperimen biasanya diakui sebagai penelitian paling
ilmiah dari seluruh tipe penelitian karena peneliti dapat memanipulasi
perlakuan yang menyebabkan terjadinya sesuatu (Setyo, 1997: 36). Eksperimen
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausa)
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan penelitian dengan mengeliminasi
atau mengurangi faktor-faktor yang mengganggu, eksperimen selalu dengan
maksud untuk akibat dari suatu perkara (Suharsimi Arikunto, 1997: 3).
Desain

yang

digunakan

dalam

peneltian

eksperimen

dengan

menggunakan rancangan pre test dan post test design, yaitu desain yang
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan.
Dengan demikian dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan diadakan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2006: 64). Penelitian ini
akan membandingkan hasil pretest dan posttest. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok, dalam waktu yang bersamaan melakukan latihan pliometrik. Untuk
lebih jelasnya proses penelitian yang akan dilaksanakan, maka dapat
digambarkan sebagai berikut:

38

39

K-1

Pretest

Posttest

OP

K-2

B
Posttest

Gambar 5. Desain Penelitian


(Sugiyono, 2007: 32)
Keterangan :
P

: Populasi penelitian

Pretest

: Tes awal vertical jump

OP

: Ordinal pairing

K-1

: Kelompok eksperimen 1

K-2

: Kelompok eksperimen 2

: Latihan pliometrik tumpuan satu kaki

: Latihan pliometrik tumpuan dua kaki

Posttest

: Tes akhir vertical jump

B. Definisi Operasianal dan Variabel Penelitian

Sugiyono (2006: 60) mengatakan variabel penelitian pada dasarnya


adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan
masalah yang telah ditetapkan, maka variabel dalam penelitian ini adalah

40

pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan tumpuan dua kaki terhadap
peningkatan power otot tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman,
Yogyakarta. Agar tidak terjadi kesalahpahaman maka didefinisikan sebagai
berikut:
1. Pliometrik Tumpuan Dua Kaki
Cara melakukan untuk latihan pliometrik tumpuan dua kaki adalah
meloncat memakai dua kaki dengan posisi badan berdiri setengah jongkok,
kedua kaki diregangkan selebar bahu kemudian meloncat ke atas depan dan
selanjutnya mendarat dengan tumpuan kedua kaki. Lakukan 2-4 set, jumlah
ulangan 8-12 kali, dan waktu istirahat 3 menit di antara set.
2. Pliometrik Tumpuan Satu Kaki
a. Posisi awal: Ambillah posisi sikap berdiri seperti pada latihan pliometrik
tumpuan dua kaki, tetapi hanya menggunakan satu tungkai dalam posisi
selama berlatih dan jagalah keseimbangan.
b. Pelaksanaan: mulai latihan seperti pada latihan pliometrik tumpuan dua
kaki, tetapi dengan satu tungkai. Pada saat di atas atau di udara kedua
lutut dilipat. Jika tumpuan atau tolakan menggunakan kaki kanan, maka
pada saat mendarat juga menggunakan kaki kanan. Lakukan 2-4 set,
jumlah ulangan 8-12 kali untuk tiap kaki, dan waktu istirahat 3 menit di
antara set.
3. Power Otot Tungkai

Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, dan


merupakan dasar dalam setiap melakukan aktifitas. Selain itu juga sering

41

diartikan daya ledak yang mempunyai makna kemampuan untuk


mengeluarkan kekuatan maksimal dengan waktu yang relatif singkat. Ada
beberapa cara untuk pengukuran power tungkai salah satunya dengan
menggunakan vertical jump dengan satuan

cm. Pengukuran dilakukan

sebanyak dua kali dan diambil yang terbaik.


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek yang memiliki


kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemungkinan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1992: 55).
Dalam penelitian ini populasi yang dipakai adalah seluruh atlet sepakbola di
PS PADMA Kabupaten Sleman yang berjumlah 24 atlet .
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2002: 109). Menurut Sugiyono (2006: 56) sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pengambilan sampel
secara total sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dimana peneliti
mencampur semua subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek
dapat dikenakan perlakuan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh atlet
sepakbola yang ada di PS PADMA Sleman yang berumur 17 tahun keatas
yang berjumlah 24 atlet. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
kelompok pertama dilatih dengan menggunakan metode latihan pliometrik

42

tumpuhan satu kaki secara bergantian (kanan-kiri), dan kelompok kedua


dilatih dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan
dua kaki. Setiap kelompok di latihan pliometrik tumpuan dua kaki dan satu
kaki berjumlah 12 atlet yang pengambilannya secara total sampling.
Pemisahan sampel dilakukan secara ordinal pairing. Ordinal pairing
adalah pemisahan sampel yang didasari atas kriterium ordinal (Sutrisno
Hadi, 2000: 111).
Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Ranking

Ranking

Dst....

Gambar 6. Ordinal Pairing


Penjelasan tahap tahap ordinal pairing memasang-masangkan subyek
penelitian berdasarkan ordinal. Pairing ini hanya dilakukan terhadap continum
variable misalnya: hasil terbaik diletakkan di kelompok satu, hasil terbaik nomor
dua diletakkan di kelompok dua, hasil terbaik nomor tiga tetap diletakkan di

43

kelompok dua. Hasil terbaik nomor empat diletakkan di kelompok satu dan
seterusnya.
D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015. Tempat


pelaksanaan di lapangan 403 Kentungan Sleman.
E. Instrumen dan Teknik Pengambilan Data
1. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau tes yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data guna mendukung dalam keberhasilan suatu penelitian
(Sugiyono, 1999: 98). Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan baik. Dengan adanya
data yang terkumpul dapat digunakan untuk menjawab masalah peneliti dan
menguji hipotesis penelitian.
Instrument

dalam penelitian ini

adalah

vertical

jump

yang

dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan


Kualitas Jasmani (Suharto, 2000: 92). Alat bantu yang digunakan utuk
mengukur tinggi lompatan untuk mengetahui power otot tungkai
menggunakan papan vertical jump dilengkapi dengan ukurannya dengan
satuan centimetre. Menurut Philips (1979: 256) kualitas pengukuran
mempunyai validitas 0,78 dan reliabilitas sebesar 0,93.

44

Gambar 7. Tes Vertical jumps


2. Teknik Pengumpulan Data
Variabel yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah metode
latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan tumpuan dua kaki sebagai
variabel bebas dan pengukuran power otot tungkai sebagai variabel terikat.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data pre-test hasil tes
power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum sampel
diberikan treatment dan data post-test hasil tes power otot tungkai dengan
menggunakan vertical jump test setelah sampel diberikan treatment dengan
menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan dua
kaki.
F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimaksudkan untuk mencari jawaban atas


pertanyaan penelitian atau tentang permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono (2009: 244), analisis
data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistimatis data yang
diperoleh dari hasil angket, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga
dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang
lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif.

45

Menurut Sugiyono (2009: 29) statistik deskriptif adalah statistik yang


digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
1. Analisis Deskriptif
a. Mean, Median, Modus
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan
data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan
yang dijadikan sampel penelitian. Dengan menggunakan statistik
deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2011: 19).
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan Kelas Interval
Untuk menentukan panjang interval digunakan rumus Sturges yaitu:
K = 1 + 3,3.log n
Keterangan :
K : jumlah kelas interval
N : jumlah data observasi
log: logaritma
2) Menghitung Rentang Data
Untuk menghitung rentang data digunakan rumus berikut:
Rentang = skor tertinggi skor terendah

46

3) Menentukan Panjang Kelas


Untuk menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut:
Panjang kelas = rentang/jumlah kelas
4) Histogram
Diagram batang dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah
ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.
c. Tabel Kategorisasi
Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkategorian skor yang
diperoleh dari masing-masing variabel. Uji kecenderungan digunakan
untuk mengetahui gambaran umum tentang pre-test dan post-test. Cara
pengkategorian data dibagi dalam 3 kategori dengan rumus sebagai
berikut:
1) Rendah = X < M SD
2) Sedang = M SD X < M + SD
3) Tinggi = X M + SD
2. Uji Prasyarat Analisis
Data yang terkumpul merupakan hasil tes akhir metode latihan pliometrik
dengan tumpuan satu kaki dan dua kaki, dengan menggunakan vertical jump.
Teknik analisis datanya adalah menggunakan uji-t, yaitu membandingkan nilai
rerata dari hasil pretest-posttest sebelum dan sesudah perlakuan dengan sampel
yang sama. Sebelum uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
hasil data tersebut berdistribusi normal atau homogen.

47

a. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas digunakan dari kolmogorov Smirnov dengan
bantuan program komputer SPSS. Apabila probabilitas asymp.sig > 0,05
maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai asymp.sig < 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
b. Uji Homogenitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah variasinya homogen. Cara yang
digunakan untuk uji homogenitas adalah menggunakan uji F dengan
bantuan program komputer SPSS. Rumus yang akan digunakan, yaitu uji-f
menurut Nurgiyantoro (2010: 191-193) adalah sebagai berikut.

Keterangan:
f = koefisien reliabilitas yang dicari
= variabel terbesar
= variabel terkecil
3. Uji Hipotesis
Setelah kedua persyaratan dipenuhi maka selanjutnya dilakukan uji
hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus uji
Paired T Test untuk sampel-sampel yang berkorelasi pendek (short method).
Menurut Sugiyono (2004: 179) rumus uji-t adalah sebagai berikut:

48

Keterangan:
D: Different/selisih kelompok post test-pre test
N: Jumlah Subjek
Penentuan hipotesis diterima apabila nilai thitung lebih besar dari nilai
ttabel (thitung>ttabel) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p0,05); artinya ada
pengaruh peningkatan antara dua kelompok sampel tersebut. Setelah itu untuk
mengetahui metode manakah yang lebih efektif, maka perlu diadakan
perhitungan masing-masing kelompok. Hasil perhitungan mean tersebut
kemudian dibandingkan perbedaannya, dimana mean yang lebih besar berarti
lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai