BAB I
PENGHANTAR PSIKOLOGI
A. Pengertian
Psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang
berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti ilmu jiwa
masih kabur sekali. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan berbagi
pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda. Thales ( 624-548 SM ) yang
dianggap sebagai Bapak Filsafat , beliau mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang
supernatural. Jadi, jiwa itu tidak ada, karena menurut beliau yang ada di alam ini
hanyalah gejala alam (natural phenomena) dan semua gejala alam berasal dari
air (Sarwono, 2013).
Anaximander (611-546) berpendapat lain, bahwa segala sesuatu barasal
dari apeironartinya tak terbatas, tak terbentuk, tak bisa mati (the boundless,
formless, immortal matter), yaitu seperti konsep Tuhan di zaman kita sekarang.
Berdasarkan hal itu beliau berpendapat bahwa jiwa itu ada. Filsuf lain seperti
Anaximenes percaya bahwa jiwa itu ada, karena segala sesuatu berasal dari
udara. Beberapa tokoh yang sangat berperan penting terhadap perkembangan
psikologi adalah tiga serangkai Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan
Aristoteles (384-322 SM), yang sering disebut TRIO SPA (Sarwono, 2013).
B. Perkembangan Psikologi
Dilihat dari sejarah, psikologi sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu
bahkan sebelum masehi (Zaman Yunani) sampai sekarang. Ini dilihat dari
sejarah bahwa psikologi yang dimaksud adalah pembahasan tentang jiwa
manusia. Bahkan di dalam kitab setiap agama kita akan mendapati istilah
psikologi (jiwa). Untuk itu ada beberapa perkembangan psikologi mulai dari
periode pra berdirinya psikologi sampai periode psikologi modern (Yufiarti dan
Gumelar, 2012).
1. Periode Pra berdirinya Psikologi
Pada awalnya psikologi bukanlah sebuah ilmu yang berdiri sendiri,
melainkan masih berupa bagian dari ilmu filsafat. Kejadian sejarah yang
menandakan berdirinya psikologi sebagai ilmu yang mandiri adalah saat di
dirikan laboratorium psikologi pertama di dunia yang berlokasi di University
of Leipzig di jerman pada tahun 1879 oleh Wilhem Wundt (1832-1920).
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa
di mana gejala kejiwaan di pelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah,
terlepas dari filsafat dan ilmu faal, gejala kejiwaan dipelajari secara
sistematis dan objektif. Berbeda dengan masa sebelum psikologi menjadi
ilmu yang berdiri sendiri atau masih bergabung dalam ilmu filsafat, saat itu
pembelajaran terhadap ilmu psikolgi lebih bersifat filosifis..
pekerjaannya
sehari-hari.
Lingkungan
kerja
yang
kondusif
memberikan rasa aman dan memungkinkan para pekerja untuk dapat berkerja
optimal.
Menurut Nitisemito (2001) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugastugas yang diembankan.
Situasi dan kondisi tempat kerja merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap komitmen kerja, suasana kerja yang menyenangkan, rekan kerja yang
kooperatif, pimpinan yang selalu memperhatikan karyawannya, kebijaksanaan
yang mempengaruhi kerja dan karier mereka serta kompensasi yang adil
merupakan dambaan bagi para karyawan sehingga karyawan mengharapkan
lingkungan kerja yang baik. Menurut Kozlowsky dan Doherty (Budiprasetyo,
1997) aspek-aspek yang terdapat dalam persepsi terhadap lingkungan
psikososial kerja antara lain yaitu :
1. Struktur kerja. Kejelasan secara detail dan rinci pekerjaan yang harus
dikerjakan serta kejelasan deskripsi jabatan masing-masing karyawan.
2. Tanggung jawab kerja, yaitu kejelasan pemisahan tanggung jawab antara
karyawan yang satu dengan karyawan yang lain sehingga tidak terjadi
pelemparan atau tanggung jawab atas pekerjaan yang tidak sesuai.
3. Tekanan kerja, yaitu besarnya beban kerja yang diberikan pada setiap
karyawan haruslah disesuaikan dengan kemampuan fisik dan akademik yang
seimbang antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
4. Kebebasan mengambil keputusan, yaitu kesempatan karyawan dalam
mengambil keputusan dengan kebebasan bertanggung jawab tanpa ada
tekanan dari pimpinan.
5. Dukungan pimpinan, yaitu pimpinan menganggap bawahannya sebagai
partner yang turut dilibatkan untuk mencapai tujuan bersama, dan pimpinan
berperan sebagai sosok yang mendukung dan memberikan perhatian
terhadap karyawan dalam rangka kesuksesan kerja.
6. Kebersamaan, yaitu interaksi antara karyawan satu dengan karyawan yang
lain secara terbuka sehingga tercipta keterbukaan dalam masalah kerja dan
menciptakan kerja yang berkualitas.
mengambil
keputusan,
dukungan
pimpinan,
kebersamaan,
BAB II
SEJARARAH PSIKOLOGI
A. Sejarah Psikologi Barat
1. Masa Yunani Kuno (Cosmological Period)
Adalah masa transisi dari pola pikir animisime ke awal dari natural science.
Penentu aktivitas manusia adalah alam atau lingkungan. Pada masa ini
perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau
prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Ada 5 orientasi : naturalistic, biological, mathematical, eclectic, dan
humanistic.
a. Naturalistic
adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contoh : Thales (air),
Anaximenes (udara).
Ide tentang permanence vs change dari zat yang dianalogikan kepada
aktivitias manusia, menimbulkan ide tentang jiwa
b. Biologic
2. Abad Petengahan
a. Akhir Masa Hellenistic
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya,
Alexander the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur.
Bersamaan dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia
Timur ke Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya
kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat,
ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan
naturalisme.
b. Masa Romawi
1) Konteks sosial :
Pemerintahan kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib
administrasi
kependudukan
yang
kuat
serta
jaminan
akan
ketentraman sosial.
Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis,
spesifik dan spesialis. Bangsa Romawi lebih tertarik pada ilmu
pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk
memperkuat dominasi kekaisaran Romawi.
2) Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia:
Filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan
spesifik, serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi
masyarakat Romawi.
c. Pengaruh Kekristenan
1) Konteks sosial :
Masa penyebaran agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai
perwujudan "manusia sempurna" beserta perilakunya yang harus jadi
kebutuhan
masyarakat,
maka
muncul
universitas-
menjadi
human-centerednes,
dikenal
dengan
istilah
Ada beberapa pandangan penting tentang manusia pada masa ini Pola
pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia. Itu
berarti alam memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada
hukum-hukum spritual belaka. Manusia juga memiliki reason, kemampuan
untuk berpikir logis dan dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum
spiritual dan kesetiaan semata.
Penganjur :
a. Teori Newton tentang gravitasi
b. Heliosentris Copernicus (bertentangan dg Galileo)
c. Mind-body solution dari Descartes
B. Sejarah Psikologi di Indonesia
Di Indonesia sendiri, Psikologi mulai berkembang pada tahun 1952. Psikologi di
Indonesia diperkenalkan oleh seorang professor psikiater dari Universitas
Indonesia yang bernama Slamet Imam Santoso. Di tahun tersebut, Slamet Imam
Santoso ditunjuk sebagai ketua Jurusan Psikologi di Universitas Indonesia,
sebagai Jurusan Psikologi pertama di Indonesia. Lulusan pertama dari Jurusan
Psikologi adalah Bapak Fuad Hassan pada tahun 1958. Pada tahun 1960,
Jurusan Psikologi berdiri sendiri sebagai sebuah fakultas dengan Slamet Imam
Santoso sebagai dekan pertama, yang kemudian digantikan oleh Bapak Fuad
Hassan (www. psikologiku.com diakses 18 September 2016).
Pada tahun 1961 berdiri Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran, Bandung
yang diprakarsai oleh anggota TNI yang juga dikirim ke Belanda dan Jerman
untuk mempelajari Psikologi dan kemudian ditempatkan di Angkatan Darat dan
Angkatan Udara Bandung. Universitas ketiga yang memiliki jurusan psikologi
adalah Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Pada awalnya jurusan psikologi
terdapat di dalam Fakultas Pendidikan. Pada tahun 1964, Fakultas pendidikan
berdiri sendiri sebagai sebuah institute, namun Jurusan psikologi tetap berada di
bawah naungan Universitas Gajah Mada dan kemudian berdiri sebagai Fakultas.
Universitas keempat adalah Universitas Airlangga, Surabaya. Di Universitas ini
pada awalnya psikologi tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial. Namun pada
tahun 1992, menjadi Fakultas Psikologi dengan para staf nya sebagian besar
adalah alumni fakultas psikologi Universitas Gajah Mada Setelah itu, Jurusan
dan Fakultas Psikologi semakin banyak bermunculan hingga saat ini (www.
psikologiku.com diakses 18 September 2016).
Pendidikan psikologi di Indonesia diatur dan dikontrol oleh departemen
pendidikan nasional, sedangkan ijin praktek psikolog diatur dan dikontrol oleh
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan departemen tenaga kerja. Di
Indonesia terdapat Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi
Indonesia (AP2TPI) yang merupakan wadah bagi seluruh universitas yang
(bagian-bagian)
dari
perilaku
berupa
gerakan,
refleks,
proses
manusia,
untuk
jenis
kelamin
misalnya,
Pendekatan
biologis
10
dengan mahluk ciptaanNya yang lain. Bayi yang dilahirkan belum bisa berbuat
apa apa, masih lemah tak berdaya. Butuh waktu dan proses belajar yang
cukup lama untuk menjadi manusia yang serba bisa. Berbeda dengan ayam
yang baru saja meretas misalnya, tak butuh waktu lama agar dia bisa berdiri dan
berjalan, tak perlu bubur untuk melatih usus ususnya, langsung makan biji
bijian / menir. Namun dibalik itu semua, manusia memiliki life span yang panjang,
mampu merubah dunia melalui usaha dan doanya.
5. Sensasi
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh kesinambungan antara gen dan
lingkungan. Gen memprogamkan tumbuhnya sel sel dalam tubuh sehingga kita
bisa terbentuk menjadi manusia bukan seekor burung atau lainnya.
B. Perkembangan
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991). perkembangan adalah perihal
perkembangan. Selanjutnya, kata berkembang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ini berati mekar terbuka atau membentang. Menjadi luas, besar,
banyak, dan menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,
pengetahuan, dan sebagainya.
Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of
Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terjadi dalam diri
organisme-organisme tersebut.
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci
pengertian perkembangan manusia sebagai berikut:
a. The Progressive And Continuous Change In The Organism From Birth To
Death
Perkembangan itu merupakan perubahan progresif dan terus menerus dalam
diri organisme sejak lahir hingga mati.
b. Growth
Perkembangan itu berati pertumbuhan.
c. Change In The Shape And Integration Of Bodily Parts To Functional Parts
Perkembangan berati perumbahan dalam bentuk dan penyatuan bagianbagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.
d. Maturation of the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior,
perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar
tingkah laku yang bukan hasil belajar.
2. Perkembangan Psikologi Bayi Sampai Tua
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan
psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
a. Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
11
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam
perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau
stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang
penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
1) Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh
periode perkembangan.
2) Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/
perkembangan janin.
3) Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
4) Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal
perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi.
Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan
kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk
kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan. Setelah itu berlanjut dengan
masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai
enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini
anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri
pada waktu masuk kelas 1 SD. Kemudian akhir masa kanak-kanak atau
masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.
b. Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja.
Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0. Kriteria yang sering
digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang
pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1) Perubahan besarnya tubuh.
2) Perubahan proporsi tubuh.
3) Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4) Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
c. Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan,
masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0
sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur
60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati. Ciri-ciri
yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
1) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat darin
seluruh kehidupan manusia.
2) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan
12
13
antara
14
Persepsi
ialah,
memberikan
makna
pada
stimulus
indrawi.
15
informasi
sehingga
16
BAB V
BELAJAR, MENGINGAT DAN BERPIKIR
A. Belajar Mengingat
1. Pengertian
Memori ( daya ingat ) merupakan tempat penyimpanan dari berbagai
informasi yang nantinya dapat dipergunakan kembali disaat seorang manusia
membutuhkan ingatan tersebut pada suatu waktu, dan untuk dapat lebih
memahami mengenai fungsi penyimpanan ingatan, maka diperlukan pula
pemahaman tentang fungsi kognitif.
2. Struktur Ingatan
Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu:
a. Sistem ingatan sensorik (sensory memory)
Memori sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah
satu atau kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata,
pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan
rabaan melalui kulit. Bila informasi atau stimuli tersebut tidak diperhatikan
akan langsung terlupakan, namun bila diperhati kan maka informasi
tersebut ditransfer ke sistem ingatan jangka pendek. Sistem ingatan
jangka pendek menyimpan informasi atau stimuli selama sekitar 30 detik,
dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat disimpan
dan dipelihara di sistem memori jangka pendek dalam suatu saat. Sistem
ingatan jangka pendek atau short term memory (STM)
b. Memori jangka pendek
Memori jangka pendek memang exist berdasarkan dua premis, yaitu: (a)
sebagai proposisi umum seseorang mestinya dapat menahan informasi
dalam interval waktu yang singkat, dan (b) sesuai usulan Hebb bahwa
apabila aktivitas umum berlanjut sampai beberapa periode, perubahan
struk tural pada kontak sinaptik diantara selsel dapat membawa memori
setelahnya. Memori jangka pendek memiliki kapa sitas yang kecil sekali,
namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan
tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan
kita. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitori
yang
dapat
menyimpan
informasi
yang
sangat
terbatas
dan
17
B. Berpikir
1. Pengertian
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun
tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari
sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan
kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada
obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Dalam berpikir juga
18
19
BAB VI
EMOSI DAN MOTIVASI
A. Emosi
1. Pengertian
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.
Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi. Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira
mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Chaplin (2002, dalam Safaria, 2009) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan
yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari,
yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Emosi cenderung terjadi dalam
20
kaitannya
atau menyingkir
upaya
menjelaskan
21
Teori Afektif
Pandangan professional yang paling luas dianut mengenai gangguan
mental adalah pandangan yang berusaha mengemukakan pengalaman
emosional bahwa sadar yang dialami seorang anak bermasalah dan
kemudian membawa ingatan yang dilupakan dan ditakuti ini kealam
sadar, sehingga dapat dilihat dari sudut yang lebih realistic. Sebelum rasa
takut dan rasa salah tersebut disadari, anak-anak itu dipperkirakan hidup
dengan pikiran bawah sadar yang dipenuhi dengan bahan-bahan yang
menghancurkan yang tidak bisa dilihat, tetapi masih sangat aktif dan
hidup.
d. Teori Kognitif
Menurut teori yang diutarakan oleh Albert Ellis 1962 Psikoterapi RasionalEmotif, yaitu penderitaan mental tidak disebabkan langsung oleh masalah
kita atau perasaan bawah sadar kita akan masalah tersebut, melainkan dari
pendapat yang salah dan irasional, yang disadari maupun tidak disadari akan
masalah-masalah yang kita hadapi.
Menurut Hauck (1967), perbaikan emosional mencakup tiga langkah.
Pertama, kita harus memperlihatkan kepada si anak anggapan-anggapan
yang salah, yaitu merupakan suatu bencana bila ia tidak mendapatkan apa
yang diingininya, dan jika ada perlakuan tidak adil dari orang tuanya, itu akan
benar-benar mengganggunya. Kedua, kita selanjutnya menunjukkan lewat
nalar bahwa bukan perilakunya, melainkan reaksinya terhadap orang tuanya
itulah yang menyebabkan gangguannya, karena ia sebenarnya tidak disiksa
22
secara fisik. Ketiga, ia akan dinasehati agar bersikap lebih manis dan dapat
bekerja sama.
4. Macam macam Emosi
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson menemukan bahwa tiga respons
emosional
terdapat
pada
anak-anak
adalah:
fear
(ketakutan),
tetapi
tingkah lakunya,
berupa
23
dan
peserta
didik
memiliki
rasa
ingin
belajar
dengan
BAB VII
KEPRIBADIAN DAN INDIVIDUAL
A. Pengertian
24
25
26
C. Tes Kepribadian
Menurut Friedman ( 2008) terdapat beberapa tipe tes kepribadian yaitu:
a. Tes Laporan Diri (Self Report)
Tes-tes kepribadian yang paling umum biasanya ditentukan oleh laporan diri
para peserta tes. Peserta tes harus memberikan respons (jawaban) terhadap
beberapa item-item pernyataan yang sesuai dengan kriteria tertentu (criterion
related).
b. Tes Q-Sort
27
Wawancara
Wawancara klasik dalam psikologi adalah wawancara psikoterapi, dimana
klien menceritakan pengalaman hidupnya yang penting atau bermasalah.
28
faktor
neurotikisme,
model
kepribadian
extraversi,
dari
Costa
keterbukaan
dan
terhadap
McCrae,
yaitu
pengalaman,
Tiga tepramen dari Buss dan Plomin, yaitu: empsionalitas, aktivitas, dan
sosialitas.
lingkungan
rumah
akan
memberikan
pengaruh
kepada
29
BAB VIII
KESEHATAN, STRES DAN COPING
A. Pengertian Stress
Menurut Sopiah (2008:85) stres merupakan suatu respons adoptif terhadap
suatu
situasi
yang
dirasakan
menantang
atau
mengancam
kesehatan
seseorang.
Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon
yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Stress
adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan
fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan
tidak terkontrol.
Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang
disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas
30
yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan
itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugastersebut,
sehingga orang tersebut dapat mengalami stress.
dan
peristiwa
yang
dirasakan
mengancam
atau
31
gelisah, cemas, tidak dapat berkonsentrasi dalam pekejaan atau belajar, sikap
pesimis, hilang rasa humor, malas, sikap apatis, sering melamun, sering marahmarah bersikap agresif baik secara verbal seperti berkata-kata kasar, suka
menghina, mupun non verbal seperti menendang-nendang, menempeleng,
membanting pintu atau memecahkan barang-barang.
1.
Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan adalah
emosi yang tidak menyenangkan istilah kuatir, tegang, prihatin,
takutfisik antung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan
darah tinggi dan susah tidur.
2.
3.
Depresi
Yaitu keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih`
32
33
Kontraksi yang berulang kali pada otot rahang biasayang pada saat tidur
menimbulakan suatu kontraksi yang bernama Temporomandibular joint
dsyfungtion (TMJ) gejala lainnya meliputi nyeri otot, bunyi bergelentuk
saat mengunyah, sakit kepala karena tegang serta sakit telinga.
d. Masalah lambung
Ulkus dan kolitis, ulkus disebabkan oleh sekresi pencernaan yang
berlebihan, yang menyebabkan radang dan penghancuran lapisan bagian
dalam lambung.
Iritable bowel syndrome, Ditandai dengan serangan nyeri pada perut,
kram, diare, mual, kostipasi dan buang angin secara berulang kali.
e. Cemas saraf
Insomnia, atau tidak dapat tidur merupakan gejala pasti akibat kerja
sistem syaraf terlalu aktif/ berlebihan
F. Mengelola Stress
1. Coping
Mengelola stres disebut dengan istilah coping. Menurut R.S. Lazarus coping
adalah proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang diduga
sebagai beban karena di luar kemampuan individu. Coping terdiri atas
upaya-upaya
yang
berorientasi
kegiatan
dan
intrapsikis
(seperti
34
BAB IX
GANGGUAN PSIKOLOGI
35
Banyak
sekali
jenis
gangguan
dalam
cara
berpikir
(cognitive).
Untuk
36
4. Gangguan Kepribadian
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit
mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan
37
orang lain tidak berfungsi. Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian.
Secara umum, memiliki gangguan kepribadian berarti memiliki kaku dan
berpotensi merusak diri sendiri atau merendahkan diri-pola berpikir dan
berperilaku tidak peduli pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam
hidup atau gangguan dari kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat
kerja, sekolah atau situasi sosial lain.
5. Gangguan Akibat Obat-obatan
Dalam buku-buku ilmu kedokteran, khususnya buku psikiatri, istilah " adiksi
" dipakai untuk melukiskan keadaan " kecanduan " . Tetapi, dalam buku-buku
baru, istilah adiksi tidak dipakai lagi. Sebagai gantinya, dipakai istilah "
ketergantungan obat ". ketergantungan obat dibedakan atas ketergantungan
fisik dan ketergantungan psikis. Sementara itu, arti adiksi dipersempit
menjadi ketergantungan fisik, sedangkan ketergantungan psikis juga disebut
habituasi. Beberapa ahli memberi arti adiksi sebagai bentuk ketergantungan
yang berat pada hard drug (heroin, morfin), sedangkan habituasi sebagai
bentuk ketergantungan yang ringan, yaitu pada soft drug (ganja, sedativa,
dan hipnotika). Ada pula yang mengganti ketergantungan obat menjadi
ketergantungan zat kimia atau chemical dependence. Dalam buku ini
digunakan istilah "gangguan penggunaan zat " (substance use disorders)
yang dibedakan menjadi penyalahgunaan zat (substance abuse) dan
ketergantungan zat (substance dependence) sesuai dengan istilah yang
dipakai dalam PPDGJ II ( Pedoman Penggolongan Diagnosis Jiwa di
Indonesia, Edisi II, 1983 ).
1)
darah (kardiovaskuler)
38
demikian
pengetahuan
kita
tentang
sebab-musabab
dan
39
BAB X
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA
A. Pengertian
Bandura (1997) telah menunjukkan bahwa teori yang valid secara ilmiah dapat
diterapkan pada berbagai ilmu sosial dengan menggunakan berbagai metode untuk
mempengaruhi
perubahan
pribadi,
perubahan
masyarakat,
dan
perubahan
40
Allport dalam (Sudianto, (2007) mengatakan bahwa kompetensi sosial adalah satu
usaha untuk memahami dan menjelaskan bagaimana perasaan, pemikiran, atau
prilaku dari individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain yang sebenarnya,
yang dibayangkan, atau yang dinyatkan secara tidak langsung. Ford dalam
(Chasbiansari, 2007) memberikan definisi yang lebih terarah dengan mengartikan
kompetensi sosial sebagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dalam konteks sosial
tertentu, dengan menggunakan cara-cara yang tepat dan memberikan efek positif
bagi perkembangan. Selanjutnya, dapat dinyatakan bahwa orang yang memiliki
kompetensi sosial yang tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih
banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai. Individu
yang memiliki kompetensi sosial digambarkan dengan karakteristik mampu
berkomunikasi secara efektif, mengerti diri sendiri dan orang lain, mengenal peran
gender, memahami moral dalam lingkungan mereka serta mampu mengatur emosi
dan dapat menyesuaikan perilaku mereka dalam merespon norma-norma yang
berhubungan dengan lingkungannnya.
Dalam psikologi lintas budaya, budaya telah dideskripsikan sebagai fuzzy set karena
tidak adanya kesepakatan dalam definisi konseptualisasi, dan operasionalisasi
(Rohner, 1984); Triandis, 1980). Kata budaya berasal dari kata dalam bahasa latin
cultura, yang berati sampai atau mengolah/membudidayakan. Tylor (1871)
mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
termasuk pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan semua
kapabilitas serta kebiasaan lain yang didapat sebagai anggota masyarakat (dikutip
dalam Berry et al., 2002). Herkovits (1955) mengatakan bahwa budaya adalah
bagian buatan-manusia dari lingkungan manusia (hlm 17). Triandis (1994)
mendefinisikannya sebagai asumsi-asumsi, prosedur pengoperasian baku, cara
melakukan sesuatu yang tidak dinyatakan, yang telah dinternalisasikan sampai ke
tingkat yang orang-orangnya tidak menentangnya (hlm 16). Definisi-definisi ini
difokuskan pada produk-produk budaya dan tidak melihat kompleksitas dan
dinamika budaya.
41
mengelola,
dan
mengubah
lingkungannya
(Kim,
2001).
Budaya
Budaya sama mendasarnya dengan fisiologi kita. Tanpa budaya, manusia akan
seperti bintang-bintang lain, menyusut hingga ke insting-insting dasar. Tanpa
budaya, manusia tidak akan mampu berpikir, merasakan, atau berperilaku, dan
mengelola realitas kita (Shweder, 1991). Persis seperti kita menggunakan mata
untuk melihat dunia. Oleh karena kita berpikir melalui budaya kita, maka sulit untuk
mengenali budaya kita. Bagi seorang yang lahir dan dibersarkan di budaya tertentu,
budaya itu terasa sangat alamiah.
Jika fokusnya adalah pada fisiologi, keterbatasan manusia jelas terlihat. Sebagai
contoh, Helen Keller buta, tuli, dan bisu. Oleh karena disabilitasnya, ia terperangkap
dalam tubuhnya, tidak mampu berhubungan dengan duniadan berhubungan dengan
orang lain. Akan tetapi, ketika menemukan bahwa ia dapat berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa syarat, seluruh dunia menjadi terbuka baginya. Ia tidak lagi
terperangkap dalam tubuhnya, terbatasi oleh disabilitasnya.
42
43
Ada berbagai bias dan titik buta dalam tradisi-tradisi religious dan filosofis. Dalam
konfusianisme, hubungan ayah-anak laki-laki dianggap sebagai hubungan primer
dan
prototipe
untuk
semua
hubungan.
Kalau
kita
menelaah
penelitian
BAB XI
PENELITIAN DALAM PSIKOLOGIS
A. Penelitian Psikologi Ikmiah
Aktivitas ilmiah yang dilakukan para psikolog lebih banyak melibatkan sikap dan
prosedur tertentu dibandingkan dengan peralatan tertentu (Stanovich, 2010), berikut
sejumlah karakteristik penting dari ilmuwan yang ideal:
44
1. Presisi
Para ilmuwan mengadakan penelitian karena mereka memiliki dugaan tertentu
mengenai sejumlah perilaku. Meskipun demikian, mereka sering memulai
penelitian dengan sebuah teori umum, yakni sistem asumsi dan prinsip yang
terorganisasi, yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai gejala
tertentu dan bagaimana mereka saling terhubung. Beberapa teori ilmiah bersifat
tentatif, membutuhkan penelitian lebih lanjut, tetapi yang lain, seperti teori evolusi,
diterima oleh sebagian besar ilmuwan.
Bertolak dari sebuah dugaan atau teori, para ilmuwan psikologi menyusun sebuah
hipotesis (hypothesis), yakni sebuah pernyataan yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan perilaku tertentu. Awalnya, pernyataan ini
mungkin masih bersifat umum. Namun, sebelum penelitian apapun dilakukan,
hipotesisnya harus dirumuskan secara cermat dan tepat.
2. Skeptisisme
Para ilmuwan tidak meminta pemikiran yang didasarkan pada keyakinan atau
pengaruh seseorang. Perkembangan sejumlah ilmu pengetahuan yang paling
hebat dicapai oleh orang-orang yang berani meragukan hal-hal yang dianggap
benar oleh semua orang. Dalam dunia ilmu pengetahuan, sikap skeptis berati
berhati-hati dalam memperlakukan kesimpulan yang ada, baik yang lama maupun
yang baru.
Skeptisisme tidak sekedar menepis pernyataan tertentu, tapi menunjukkan
mengapa klain tersebut tidak valid sehingga metode yang lebih baik dapat
menggantikannya. Skeptisisme dan kehati-hatian harus diimbangi dengan
keterbukaan terhadap ide-ide dan bukti baru.
3. Berpegang teguh pada fakta empiris
Penilaian terhadap teori dan hipotesis ilmiah tidak didasarkan pada kesenangan
prasangka dan preferensi kita. Sebuah ide pada awalnya mungkin dapat
membangkitkan kegembiraan karena ide tersebut harus didukung oleh fakta
empiris. Suatu kumpulan anekdot atau pembelaan pengadilan tidak akan
dipertahankan sebagai teori karena tidak memiliki fakta empiris. Tidak berlaku pula
pada ide yang memiliki daya Tarik intuitif maupun ide yang populer.
4. Bersedia membuat prediksi yang beresiko
45
Sebuah prinsip yang berkaitan dengan hal ini adalah bahwa seorang ilmuwan
harus mengemukakan sebuah gagasan dengan cara sedemikian rupa sehingga
gagasan
tersebut
dapat
ditolak
atau
digugurkan
oleh
fakta-fakta
yang
bertentangan. Prinsip yang dikenal sebagai principle of falsifiability ini tidak berati
bahwa gagasan tersebut pasti akan ditolak. Gagasan tersebut hanya dapat ditolak
jika ditemukan ada fakta lain yang bertentangan. Cara lain untuk mengatakannya
adalah bahwa seorang ilmuwan harus menerima resiko adanya sanggahan, yang
dapat dilakukan tidak hanya dengan cara mempredisikan hal-hal yang akan terjadi,
tetapi juga memprediksikan hal-hal yang tidak akan terjadi.
psikolog
mengumpulkan
fakta
untuk
mendukung
hipotesisnya
dengan
menggunakan metode yang berbeda, tergantung pada jenis pertanyaannya yang ingin
mereka jawab. Meskipun demikian, metode-metode ini tidak saling berkaitan secara
eksklusif. Apapun metode yang digunakan, salah satu tantangan utama yang harus
46
47
tidak ada hubungan di antara kedua variabel, koefisien korelasinya adalah nol atau
mendekati nol.
48
BAB XII
PERKEMBANGAN ARAH BARU PSIKOLOGI
A. Pengertian
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi
yang mempelajari
49
(427-346
SM)
merupakan
salah
seorang
filosof
yang
banyak
(1712-1778),
seorang
filosof
Perancis
abad
ke
18,
yang
Nativisme.
Sebaliknya
pandangan
Locke
merupakan
aliran
50
Gambaran tentang masa anak-anak yang diungkapkan oleh Plato, Locke, dan
Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif karna tidak mengajukan bukti-bukti
yang nyata dari hasil observasi pada anak-anak. Tetapi penelitian yang lebih
terarah terhadap kehidupan dan perkembangan psikis anak baru dimulai pada
abad ke-18, walaupun jika ditinjau dari segi ilmiah dan sistematika dapat
dikatakan belum memuaskan.
Dalam periode ini sumber penting untuk mempelajari anak adalah catatancatatan harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi catatancatatan itu baru ditulis terhadap anak-anak sendiri. Misalnya seorang ahli
pedidikan dari Swiss, Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827) pada tahun 1774
menerbitkan catatan-catatan harian yang ditulis terhadap anaknya sendiri yang
berusia 3,5 tahun. Dan dia mendukung pendapat Rousseau bahwa seorang
anak yang dilahirkan pada dasarnya mempunyai segi-segi yang baik, dan
perkembangan selanjutnya banyak dipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri.
Perhatian dan penyelidikan yang sesungguhnya tentang perkembangan anak
melalui observasi langsung baru dimulai pada abad ke-19 dan tokoh yang cukup
berpengaruh adalah Charles Darwin dan Wilhelm Wundt.
3. Munculnya studi psikologi perkembangan modern
Studi sistematis tentang psikologi perkembangan mengalami perkembangan
yang signifikan pada abad ke-20. Penelitian-penelitian yang dilakukan pada
zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang
terdapat
secara
umum,
golongan-golongan
umur
serta
masa-masa
perkembangan tertentu.
Perubahan dalam studi psikologi perkembangan terjadi setelah J.B. Watson
memperkenalkan teori Behaviorisme. Dalam teorinya Watson menggunakan
prinsip-prinsip calssicalconditioning untuk memperjelas perkembangan suatu
tingkah laku. Menurutnya prinsip-prinsip conditioning dan prinsip-prinsip belajar
dapat diterapkan pada semua perkembangan psikologis. Karya Watson ini
memancing perkembangan teori-teori psikologi yang bertentangan.
C. Psikologi positif
51
D. Psikologi Indigenious
Pengertian Indigenous Psychology adalah bidang psikologi yang berusaha
memperluas batas dan substansi psikologi umum. Meskipun indigenous psychology
maupun psikologi umum berusaha mengungkapkan fakta-fakta universal, tetapi titik
awal penelitiannya berbeda. Psikologi umum berusaha menemukan prinsip-prinsip
yang terkondekstual, mekanis, universal, dan berasumsi bahwa teori-teori psikologi
saat ini bersifat universal (Koch & Leary, 1985). Akan tetapi indigenous psychology
mempertanyakan universalitas teori-teori psikologi yang sudah ada dan upayaupaya untuk menemukan psychologycal universals dalam konteks sosial, budaya,
dan ekologis (Kim & Berry, 1993; Yang, 2000).
52
E. Psikologi Forensik
Batasan/Pengertian Psikologi Forensik
Menurut Nietzel (1998) Psikolog Klinis dapat memainkan berbagai peran dalam
system legal, antara lain meliputi bidang :
a. Law Enforcement Psychology : mengadakan riset tentang aktivitas lembaga
hukum dan memberikan pelayanan klinis langsung dalam mendukung aktivitas
lembaga tersebut.
b. The Psychology of litigation : menitikberatkan pada efek-efek dari berbagai
prosedur legal, biasanya yang digunakan pada pemeriksaan sipil dan criminal.
c. Correctional Psychology : memusatkan perhatian pada layanan psikologis
terhadap individu yang ditahan sebelum dinyatakan sebagai narapidana suatu
tindak criminal. Sebagian besar psikolog koreksional bekerja di penjara dan
pusat rehabilitasi remaja, tetapi ada juga yang membuka lembaga percobaan
atau mengambil bagian dalam masyarakat khusus yang berbasis program
koreksional.
Psikolog
Forensik
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
tersebut
dengan
53