Penulis
mungkin mengalir balik turun kedalam lambung yang disebabkan oleh efek dari gaya
berat. Sebagai tambahan, ketika individu-individu dalam keadaan siaga, mereka
menelan secara berulangkali, apakah ada atau tidak ada refluks. Setiap menelan
membawa cairan yang dialirkan balik, balik kedalam lambung. Akhirnya, kelenjarkelenjar air liur dalam mulut menghasilkan air liur, yang mengandung bicarbonate.
Dengan setiap menelan, air liur yang mengandung bicarbonate berjalan menuruni
esofagus. Bicarbonate menetralkan jumlah yang kecil dari asam yang tertinggal dalam
esofagus setelah gaya berat dan menelan telah menghilangkan kebanyakan dari cairan.
Gaya berat, menelan, dan air liur adalah mekanisme pelindung yang penting untuk
esofagus, namun mereka efektif hanya ketika individu-individu berada pada posisi tegak
lurus. Pada waktu malam hari ketika sedang tidur, gaya berat tidak mempunyai efek,
menelan berhenti, dan sekresi dari air liur berkurang. Oleh karenanya, refluks yang
terjadi pada malam hari lebih mungkin berakibat pada asam yang tertinggal lebih lama
dalam esoagus dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada esofagus.
Kondisi-kondisi tertentu membuat seseorang peka pada PRGE/GERD. Contohnya,
PRGE/GERD dapat menjadi persoalan yag serius selama kehamilan. Tingkat-tingkat
hormon yang naik dari kehamilan kemungkinan menyebabkan refluks dengan
menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah. Pada saat yang bersamaan,
fetus yang tumbuh meningkatkan tekanan pada perut. Keduanya dari efek-efek ini
diharapkan meningkatkan refluks. Juga, pasien-pasien dengan penyakit-penyakit ini
yang melemahkan otot-otot esofagus, seperti scleroderma atau penyakit-penyakit
jaringan penghubung yang campuran, adalah lebih mudah untuk mengembangkan
PRGE/GERD.
APPENDISITIS
Appendisitis
akut
adalah
penyakit
radang
pada
appendiks
vermiformis yang terjadi secara akut. Apendiks atau umbai cacing hingga
saat ini fungsinya belum diketahui dengan pasti, namun sering menimbulkan
keluhan yang mengganggu. Apendiks merupakan tabung panjang, sempit
(sekitar 6 9 cm), menghasilkan lendir 1-2 ml/hari. Lendir itu secara normal
dicurahkan dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Bila ada
hambatan dalam pengaliran lendir tersebut maka dapat mempermudah
timbulnya apendisitis (radang pada apendiks). Di dalam apendiks juga
terdapat imunoglobulin, zat pelindung terhadap infeksi dan yang banyak
epidemiologi
menunjukkan
peranan
kebiasaan
konstipasi.
Kemudian
konstipasi
akan
menyebabkan
Patofisiologi
Patologi apendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian
menyebar ke seluruh lapisan dinding apendiks. Jaringan mukosa pada
apendiks menghasilkan mukus (lendir) setiap harinya. Terjadinya obstruksi
menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi
terhambat. Makin lama mukus makin bertambah banyak dan kemudian
terbentuklah
bendungan
mukus
keterbatasan
elastisitas
dinding
di
dalam
apendiks,
lumen.
Namun,
sehingga
hal
karena
tersebut
tubuh
juga
melakukan
usaha
pertahanan
untuk
tetapi
menyebabkan
akan
terjadinya
membentuk
perlengketan
jaringan
dengan
parut.
Jaringan
jaringan
ini
sekitarnya.
apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 - 38,5
derajat celcius.
Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul
sebagai akibat dari apendisitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak
apendiks ketika meradang. Berikut gejala yang timbul tersebut.
1. Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang sekum
(terlindung oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu
jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke
arah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan gerakan seperti
berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan. Nyeri ini timbul karena
adanya kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.
2. Bila apendiks terletak di rongga pelvis
1. Pada anak-anak
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa
nyeri. Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut
kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada
penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan
bawah. Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di
perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan
bawah.Ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign).
G. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Meskipun pemeriksaan dilakukan dengan cermat dan teliti, diagnosis
klinis apendisitis masih mungkin salah pada sekitar 15-20% kasus.
Kesalahan diagnosis lebih sering terjadi pada perempuan dibanding lakilaki. Hal ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang masih
muda sering mengalami gangguan yang mirip apendisitis. Keluhan itu
berasal dari genitalia interna karena ovulasi, menstruasi, radang di pelvis,
atau penyakit ginekologik lain. Untuk menurunkan angka kesalahan
diagnosis apendisitis meragukan, sebaiknya dilakukan observasi penderita
di rumah sakit dengan pengamatan setiap 1-2 jam. Foto barium kurang
dapat dipercaya. Ultrasonografi dan laparoskopi bisa meningkatkan akurasi
diagnosis pada kasus yang meragukan.
Diferensial Diagnosis
(mittelschmerz)
tejadi
pada
pertengahan
siklus
dan
akan
menyebabkan nyeri dan perih lebih diffuse dan biasanya derajatnya lebih
ringan dibandingkan appendicitis.Ruptur kista korpus luteum mirip secara
klinis dengan ruptur folikel graafian namun muncul pada periode menstruasi.
Adanya massa adnexal, adanya perdarahan, dan tes kehamilan positif
menunjukkan adanya rupture kehamilan tuba. Kista ovarium yang terlilit dan
endometriosis biasanya juga sulit dibedakan dengan appendicitis. Pada
keadaan wanita seperti ini, USG dan laparoskopi memiliki nilai diagnosis
yang tinggi .
Lymphadenitis mesenterika akut dan gastroenteritis akut menjadi
diagnosis jika nodus limfe terlihat membesar atau kemerahaan pada
mesenterika dan appendix normal biasanya terlihat pada operasi pada
pasien yang biasanya mengalami keperihan pada kuadran kanan bawah.
Sebelumnya pasien ini mungkin memiliki suhu tubuh yang tinggi, diare, nyeri
abdomen yang lebih diffuse, dan lymphositosis. Diantara kram, abdomen
biasanya relaksaasi secara sempurna. Anak-anak sepertinya lebih sering
mendapatkannya dibandingkan pada orang dewasa. Beberapa dari pasien
ini terkena infeksi with Y. pseudotuberculosis atau Y. enterocolitica, dimana
diagnosis hanya dapat ditegakkan dengan kultur nodus mesenterika atau
dengan pemeriksaan serologic. Pada gastroenteritis akibat Salmonella,
drainase
dan
sekitar
6-8
minggu
kemudian
dilakukan
PENUTUP
Kesimpulan
Appendisitis akut adalah penyakit radang pada appendiks vermiformis
yang terjadi secara akut. Pada penyakit appendisitis jika tidak diketahui secara
dini dapat mengakibatkan perforasi. Penanganan appendisitis jika sudah
perforasi akan menyulitkan dokter untuk mengangkatnya. Gejala-gejala yang
ditimbulkan sudah jelas seperti yang dipaparkan diatas dan mudah ditemukan
walaupun harus dengan ketelitian yang cermat. Penanganan yang tepat dan
cepat akan semakin cepat pula proses penyembuhan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Halim-Mubin, A. 2001. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
EGC.
Isselbacter, dkk. 2000. Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : EGC.
Disusun oleh :
Desty Wijayanti
NIM : 2006730015