Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap adil
(fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki (integrity), jujur (honesty), martabat
dan keseimbangan, serta senantiasa berfikir positif.
Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih percaya diri lebih ringan
dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki integritas, kurang adil, dan tidak jujur
cenderung tidak stabil emosinya dan hidupnya tidak damai. Dia bisa memiliki usaha tetapi
sulit menjadi besar. Selain itu, Covey juga mengemukakan bahwa karakter seseorang itu
dibentuk oleh kebiasaan (habit). Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh
seseorang wirausaha adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif secara spesifik,
kedelapan kebiasan tersebut adalah be proactive, begin with the end in mind, put first things
first, think win/win, seek first to understand-the to be understood, synergize, sharpen the saw,
they friend their voice, and help others find theirs (Covey,2004).
Salah satu ciri seseorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan
(action). Dari pada sekedar bermimipi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang
pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah
yang dihadapi. Jika seorang wirausaha hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala
kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan
sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal
dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus
memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusankeputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya.

1.2 Rumusan Masalah

1)

Apa yang dimaksud berorientasi pada tindakan?

2)

Bagaimana sikap yang berorientasi pada tindakan?

3)

Bagaimana sikap berorientasi pada resiko?

4)

Bagaimana cara mengelola resiko?

1.3 Tujuan Penulisan

1)

Untuk mengetahui definisi dari berorientasi pada tindakan.

2)

Untuk mengetahui sikap-sikap yang berorientasi pada tindakan.

3)

Untuk mengetahui sikap-sikap yang berorientasi pada resiko.

4)

Untuk mengetahui cara-cara mengelola resiko.

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Dari makalah ini, kita
juga akan mengetahui sikap-sikap wirausaha yang berorientasi pada tindakan dan resiko.

ABSTRAK
Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk
menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang dikaitkan
dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil
tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang
tersebut atas perkataannya.
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang
lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-

pikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata
dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Selain itu, seorang pribadi juga harus memiliki orientasi PDCA (Plan, Do, Check, and
Action). Hal ini berarti, tidak hanya sekadar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi
juga melaksanakannya.
Seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas
yang tinggi. Menurut Stephen Covey (2004) manusia yang efektif adalah manusia yang
dilandasi oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki
integritas (integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan, mau melayani, sabar,
tekun, peduli, keteguhan hati dan senantiasa berpikir positif. Karakter seseorang itu dibentuk
karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang
adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif.
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan
jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil risiko. Begitu juga
sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi yang betul akan sia-sia.
Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam menciptakan perubahan. Strategi
yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh
suatu pemikiran atau mindset.

http://fajrinkhusnulkhotimah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-berorientasi-padatindakan.html

http://widianofendri.blogspot.co.id/2015/05/berorientasi-pada-tindakan.html

Anda mungkin juga menyukai