Anda di halaman 1dari 11

Tinjauan Teknis Perubahan Kinerja Steam Drum Di Boiler Akibat Blowdown Pada PLTU Unit 3 Dan 4 (

Studi Kasus di PT PJB UP Gresik )


Dosen Pembimbing : I Made Ariana, ST, MT, Dr. MarSc.
Mahasiswa Pelaksana : Bima Dewantara (4207 100 411)
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 2010
ABSTRAK
Campuran air dengan zat kimia dan partikel di dalam air bisa menimbulkan kerak/lumpur yang menempel pada dinding
boiler. Operasi yang tepat untuk menjaga kondisi boiler dan membuang semua kotoran dalam air boiler adalah dengan cara
blowdown. Blowdown merupakan suatu operasi yang lazim dilakukan pada boiler, tetapi bila berlebihan bisa menimbulkan
kerugian termal. Oleh karena itu, jumlah pengoperasian blowdown perlu diantisipasi guna mengurangi kerugian
termal,khususnya pada kinerja steam drum di boiler. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, system continuous blowdown
yang ada sekarang ini pada PLTU Unit 3 dan 4 PT PJB Unit Pembangkitan Gresik, dari segi teknis telah terjadi penurunan
efisiensi boiler sekitar 2,2 %, dengan mendapatkan
Ratarata efisiensi boiler sebesar 60,43%. Kerugian lain akibat blowdown dalam satu hari yaitu kehilangan sejumlah
air dari feedwater rata-rata sebanyak 1731,38/jam , bahan bakar rata-rata sebesar 22,61 kg/jam dengan biaya produksi sebesar
Rp 60.000 /MMBTU , bila diakumulasikan dalam satu bulan atau lebih, dari segi ekonomi sistem blowdown yang sekarang
ini,dapat diasumsikan bisa menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 50 juta /bulan .Jika pada saat sekarang ini diterapkan system
continuous blowdown sebelum tahun 1995 ,dapat diketahui bahwa penghematan biaya bahan bakar dapat mencapai 36,5 juta
/bulan dengan pemaanfaatan panas blowdown water mencapai 72,97 %
Kata kunci :Blowdown, boiler, steam drum

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas


pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk steam. steam
pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam

pada air boiler. Campuran air dengan zat kimia bisa


menimbulkan kerak atau lumpur yang menempel pada
dinding boiler. Operasi yang tepat untuk menjaga kondisi
boiler dan membuang semua kotoran dalam air boiler
adalah dengan cara blowdown. Blowdown merupakan
suatu operasi yang lazim dilakukan pada boiler, tetapi bila
berlebihan bisa menimbulkan kerugian termal. Oleh
karena itu, jumlah pengoperasian blowdown perlu
diantisipasi guna mengurangi kerugian termal, khususnya
pada kinerja boiler.

Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan,


sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam.. Steam dialirkan melalui sistem
perpipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem.

Pada suatu proses penjernihan dan pemurnian air


pengisi boiler, sangatlah diperlukan teknik pengolahan air
yang baik dan benar. Kualitas air pengisi boiler yang baik
dapat membantu proses perpindahan kalor dengan mudah
dan cepat. Sebelum diolah , Make up water tank
Merupakan tangki penampung air pengisi boiler yang
dihasilkan water treatment equipment banyak mengandung
partikel-partikel, zat-zat, dan senyawa yang mudah
berakumulatif, hal ini dikarenakan adanya perbedaan berat
jenis antar padatan.Air pengisi boiler yang buruk dapat
dilihat dari tingkat kesadahan, kadar garam tinggi,zat-zat
kimia, logam berat dan Ph.

Boiler juga merupakan


mesin termal yang
berfungsi untuk memproduksi uap, dengan cara
memanaskan air hingga mencapai titik didihnya.
Kandungan air dalam boiler harus memiliki kualitas yang
baik atau konsentrasi partikel yang sesuai dengan standar
air boiler. Pengolahan air dilakukan dengan menambahkan
cairan kimia (phosfat) untuk menetralkan kandungan garam

Tinggi/rendah. Zat-zat yang terbawa oleh fluida


air ini lama-lama akan mengendapdan menempel di
dinding ketel. Adanya zat ini akan menghambat aliran
panas dan bahkan akan menyebabkan kerusakan pipa ketel
akibat over heating lokal. Oleh karena itu penting untuk
mengendalikan tingkat konsentrasi padatan dalam suspensi

I .PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

yang terlarut dalam air yang didihkan. Hal ini dicapai oleh
proses yang disebut blowing down atau lebih dikenal
dengan blowdown boiler, dimana sejumlah tertentu
volume air yang mengandung partikel (endapan)
dikeluarkan dan ditambah dengan air pengisi, dengan
adanya pengeluaran air dari boiler, dapat dikatakan
blowdown dapat menjadi salah.
Satu sumber kerugian kalor yang cukup
berarti.Pada studi kasus ini, penulis mencoba mengkaji
permasalahan sistem continuous blowdown PLTU Unit 3
dan 4 PT PJB Unit Pembangkitan Gresik. Adapun
permasalahan yang timbul akibat system continuous
blowdown sekarang ini ialah berupa terbawanya energi
kalor oleh fluida dalam jumlah besar tanpa adanya
pemanfaatan kembali panas terbuang melalui.
BME (flash tank) dan BMC (heat exchanger),
sehingga dimungkinkan berdampak pada segi teknis, dan
ekonomi bagi PLTU Unit 3 dan 4 PT PJB Unit
Pembangkitan Gresik serta segi sosial bagi masyarakat
sekitar. Oleh karena itulah penulis berusaha mengkaji
sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh continuous
blowdown itu sendiri.Adapun salah satu faktor yang
mengakibatkan dampak negatif di atas diakibatkan oleh
kerusakan BME (flashtank) dan BMC (heat exchanger)
PLTU Unit 3 dan 4 PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
yang terjadi pada sejak tahun 1995. Untuk
mengetahuisejauh mana dampak
permasalahan yang
timbul akibat proses blowdown ini, dapat dianalisis kerja
sistem dan lingkungannya.Analisis kerugian-kerugian kalor
dan transfer energi (kalor) pada ketel uap perlu dipelajari
dan dievaluasi kembali untuk mengetahui tingkat
performansinya.Dari hal di atas inilah penulis mencoba
menganalisis Sistem Continuous Blowdown Boiler dengan
judul Tinjauan Teknis Perubahan Kinerja Steam Drum
Di Boiler Akibat Blowdown Pada PLTU Unit 3 Dan 4 (
Studi Kasus di PT PJB UP Gresik ) .
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan utama dari penulisan ini adalah
mengkaji seberapa besar energy kalor yang terbuang oleh
proses continuous blowdown saat pada steam drum,
mengetahui penurunan efisiensi boiler akibat sistem
continuous blowdown, mencari estimasi biaya kerugian
akibat blowdown boiler, dan dampaknya terhadap sosial
masyarakat.Selain tujuan yang disebut di atas,manfaat
penulisan yang diharapkan dari penulisan skripsi ini antara
lain, sebagai masukan bagi PLTU Unit 3 dan 4 PT PJB
Unit Pembangkitan Gresik tentang ada tidaknya perubahan
performansi suatu package boiler yang diakibatkan oleh
sistem continuous blowdown, sebagai bahan pertimbangan
PT PJB Unit pembangkitan Gresik agar diadakannya
recycled heat pada blowdown boiler dan sekaligus

memberikan estimasi biaya kerugian selama satu bulan


akibat dari continuous blowdown.
1.3 Batasan Masalah
Dari
permasalahan
yang
harus
diselesaikan di atas maka perlu adanya pembatasan
masalah serta ruang lingkupnya agar dalam
melakukan analisa nantinya tidak melebar dan
mempermudah dalam melakukan analisa, batasan
tersebut yaitu :
1.
2.
3.

Objek yang dikaji terbatas pada bagian


boiler unit 3 dan 4 PT.PJB UP Gresik.
Bahan bakar hanya memakai Gas.
Sistem pendukung dan sistem selain
blowdown tidak diperhitungkan.

II.TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab berikut ini dijelaskan teori-teori dasar
dari berbagai literatur yang turutmendukung analisis
perhitungan danpembahasan mengenai sistem continuous
blowdwon boiler di PLTU Unit 3 dan 4 PT PJB Unit
Pembangkitan Gresik
II.1 Pengertian Dasar Blowdown Boiler
Blowdown boiler adalah proses pembuangan air
dari boiler. Tujuannya adalah untuk mengendalikan air
boiler terhadap parameter batas waktu yang ditentukan
untuk meminimalkan scale, korosi, carryover, dan masalah
khusus lainnya. Blowdown juga digunakan untuk
menghapus endapan yang tidak diperlukan didalam sistem
dan juga sebagai pengontrol tekanan berlebih pada package
boiler.Endapan ini biasanya disebabkan oleh kontaminasi
feedwater, internal precipitates secara kimiawi, atau
melampaui
batas
kelarutan
kelarutan
garam.
Akibatnya,beberapa ketel air akan dihapus(blowdown) dan
diganti dengan feedwater yang baru. Persentase boiler
blowdown adalah sebagai berikut:
Blowdown yang berkisar dari kurang dari 1%
memiliki feedwater berkualitas sangat tinggi. Akan tetapi
untuk blowdownyang lebih dari 20% pada sebuah system
memiliki feedwater dengan kualitas kritismiskin.
Persentase blowdown boiler dapatditentukan dengan uji
klorida dimana didalam air pengisi (feedwater) dimasukan
sodium zeolite softened. Pada Tingkat tekanan boiler yang
tinggi, zat larut, dapat ditambahkan ke air ketel sebagai
pengusutuntuk menentukan persentase blowdown.Pada saat
air dididihkan danmenghasilkan steam, padatan terlarut
yangterdapat dalam air akan tinggal di boiler.Jika banyak
padatan terdapat dalam airumpan, padatan tersebut akan
terpekat kandang akhirnya akan mencapai suatu tingkat

dimana kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan


mengendap darilarutan. Di atas tingkat konsenrasi
tertentu,padatan tersebut mendorong terbentuknyabusa dan
menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan juga
mengakibatkan terbentuknya kerak di bagian dalam
boiler,mengakibatan pemanasan setempat menjadi berlebih
dan akhirnya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.
II.2 Sistem-sistem Blowdown pada Boiler

boiler karena perubahan dalam ukuran gelembung steam


dan distribusinya yang setara dengan perubahan dalam
konsentrasi padatan. Juga, sejumlah besar energi panas
hilang karena blowdown yang sewaktu-waktu.

b. Blowdown manual (yang kontinyu) / timming blowdown

a.Blowdown manual (yang sewaktu-waktu) / intermittent

Gambar II.2
Gambar II.1

Blowdown manual (yang kontinyu) /timming blowdown

Blowdown manual (yang sewaktu-waktu) / intermittent

Blowdown manual atau mud blowdown


digunakan untuk membuang lumpur berat yang mengendap
pada dasarboiler, dilakukan beberapa detik denganinterval
waktu tertentu. Blowdown yang sewaktu-waktu
dioperasikan secara manual menggunakan sebuah kran
yang dipasang pada pipa pembuangan pada titik terendah
shell boiler untuk mengurangi parameter(TDS atau
konduktivitas, pH, konsenrtasi Silica dan Fosfat) dalam
batasan yangsudah ditentukan sehingga tidakberpengaruh
buruk terhadap kualitas steam.Jenis blowdown ini juga
merupakan metode efektif untuk membuang padatan yang
telah lepas dari larutan dan menempati pipa api dan
permukaan dalam shell boiler. Pada blowdown yang
sewaktu-waktu, jalur yang berdiameter besar dibukauntuk
waktu sesaat, yang didasarkan pada aturan umum misalnya
sekali dalam satu shift untuk waktu 2 menit. Blowdown
yang sewaktu-waktu menyebabkan harus ditambahkannya
air umpan ke dalam boiler dalam jumlah besar dan dalam
waktu singkat, sehingga membutuhkan pompa air umpan
yang
lebih
besar
daripada
jikadigunakan
blowdownkontinyu. Juga,tingkat TDS akan bervariasi,
sehingga menyebabkan fluktuasi ketinggian air dalam

Blowdown kontinyu dilakukan dengan sistem


mekanik dan dipasang untuk jangka panjang. Blowdown
kontinyu dimaksudkan untuk mengeluarkan padatan di
dalam air. Terdapat pemasukan yang tetap dan konstan
sejumlah kecil aliran airboiler kotor, dengan penggantian
aliran masuk air umpan yang tetap dan konstan.Hal ini
menjamin TDS yang konstan dankemurnian steam pada
beban steamtertentu. Kran Blowdown hanya diatur satu kali
untuk kondisi tertentu, dan tidak perlulagi diatur setiap saat
oleh operator.Walaupun sejumlah besar panas diambildari
boiler, tetapi ada peluang pemanfaatankembali panas ini
dengan mengembuskannya ke flash tank dan mengasilkan
flash steam.Flash steam inidapat digunakan untuk
pemanasan awal air umpan boiler. Jenis blowdown ini
umum digunakan pada boiler bertekanan tinggi.Residu
blowdown yang meninggalkan flashvessel masih
mengandung energi panasyang cukup dan dapat
dimanfaatkankembali
dengan
memasang
sebuah
penukarpanas untuk memanaskan make-up water dingin.
Sistim pemanfaatan kembali panas blowdown dapat
dilakukan hingga 80% energi yang terkandung dalam
blowdown, yang dapat diterapkan pada berbagai ukuran

boiler steam dengan waktu pengembalian modalnya bisa


kembali hanya dalam beberapa bulan

Gambar II.5
Siklus air dan uap pada PLTU

c. Blowdown yang otomatis


Pada blowdown jenis ini pembuangan dan
pemasukan air diatur olehperangkat elektronik yang
memonitor level air boiler sepanjang waktu dan memiliki
ketelitian yang lebih dibandingkan dengan blowdown yang
dilakukan secara manual atau mekanik.
II.3 Blow down vassel

Air yang berasal dari air laut. Diproses dalam


Desalination Plant. Kemudian air diproses dalam
Demineralisasi Plant, yang berfungsi mengecilkan kadar
ion hingga mencapai kadar ion hingga mencapai kadar ion
dengan konduktifitas 0,2 v/cm.Air ini ditampung dalam
Demin Plant dan sebuah Stand By yaitu Reserved Feed
Water Tank dimana sewaktu-waktu air siap disirkulasi ke
sistem.
Air ini masuk ke kondensor pada suhu 40C lalu
dipompa dengan Condesate Extraction Pump ke
Condensate Polishing untuk menurunkan kadar garam
mineral yang terkandung pada air, lalu dilanjutkan ke
pemanas dengan memanfaatkan uap panas bertekanan
tinggi dari Air Ejektor. Dilanjutkan ke pemanas Glant
Steam, dengan memanfaatkan uap panas bertekanan tinggi,
yang dipakai sebagai perapat poros turbin.

Gambar II.3
Blowdown vassel

Air dipanaskan lagi di dalam Low Pressure


Heater 1 hingga bersuhu 58C, dilanjutkan dengan L.P
Heater 2 hingga bersuhu 76,5 C dan ke L.P Heater 3
hingga suhu 109 C. Dari situ air dilewatkan Deaerator,
dimana air diberikan uap panas agar gas oksigen terpisah
dan dapat dibuang. Juga terjadi poros Hidrazine, yaitu
pemisahan sisa gas yang masih terkandung pada air.
Dearator juga memanaskan air hingga 140 C.
Kemudian air dipompa oleh Boiler Feed Pump ke
High PressureHeater. H.P Heater dibagi menjadi beberapa
tinggkat, yitu H.P Heater 5 dengan suhu keluaran 173 C,
H.P Heater 6 dengan suhu keluaran 201 C, H.P Heater 7
dengan suhu keluaran 251 0C, H.P Heater 8 dengan suhu
keluaran 270 C.

Gambar II.4
Bagian-bagian steam drum
II.4 Siklus Air dan Uap pada PLTU

Dari Heater air di alirkan ke economizer dengan


memanfaatkan gas hasil pembakaran yang bertemperatur
tinggi. Hal ini bertujuan agar temperature air masuk boiler
tidak jauh beda dengan air yang ada di boiler.

Lalu air dimasukkan ke Steam Drum. Di Steam


Drum terjadi pemisahan antara air dan dan uap. Air di
steam drum disirkulasikan ke pipa-pipa wall tube dan down
comer pada dinding boiler untuk dipanaskan, hingga
akhirnya kembali lagi ke steam drum. Aliran pada Wall
Tube dan Down Comer adalah akibat perbedaan massa
jenis air dan uap.
Uap yang telah terbentuk dipanaskan lagi di
superheater yang terdiri dari primari superheater dan

secondary superheater, hingga keluarnya berupa uap super


heated bersuhu 538C dengan tekanan 169 Kg/Cm2.

Uap kemudian masuk ke HP by pass yang


berfungsi untuk menutup aliran uap ke turbin saat start Up
atau Eergency. Uap diekspansikan ke High Preasure
Turbin. Untuk pengaturan putaran H.P Turbin terdapat
Valve, misalnya Main Stop Valve yang mengatur aliran
saat start up dan Main Governing Valve yang mengatur uap
saat dibebani pada putaran nominalnya.
Dari H.P Turbin, uap mengalami penurunan
tekanan dan temperature. Lalu menuju reheater untuk di
panaskan kembali hingga mencapai temperature 538 C
dan stop valve yang mengatur aliran uap. Kemudian uap di
ekspansikan lagi di intermediat pressure turbin dan
kemudian langsung masuk ke low preassure turbin 1 dan 2
tanpa mengalami pemanasan ulang. H.P turbin, L.P Turbin,
L.P Turbin di kopel menjadi satu proses untuk
menggerakan generator yang menghasilkan listrik.
II.5 Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat
digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang
bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi
aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran
kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan
jumlah energi yang dikandung dalam aliran masingmasing.

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang


tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih
dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan
yang
dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
a.Kehilangan gas cerobong:
- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum
yang tergantung dari teknologi
burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
- Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan
perawatan (pembersihan),
beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler).
b. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar
dalam cerobong dan abu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi
burner yang lebih baik).
c. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan
segar, daur ulang kondensat)
d. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin
kondensat)
e. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan
isolasi boiler yang lebih baik)
II.6 Kesetimbangan Massa di dalam Drum Boiler
Untuk mencari kesetimbangan massa dalam drum boiler
dapat digunakan persamaan dibawah
Ini :
1)

Gambar II.6
Diagram neraca energi boiler

Kesetimbangan laju aliran massa jika


proses continuous blowdown diabaikan

Gambar II.7
Kesetimbangan massa pada drum boiler dan
proses continous blowdown diabaikan

Dapat ditulis dengan persamaan di bawah ini :

m + m muj = 0
ai

at

2)

Kesetimbangan laju aliran massa air pada saat


dilakukan proses continuous blowdown.

Gambar II.9
Kesetimbangan energi pada drum boiler saat di
lakukan dan proses continous blowdown diabaikan
Dapat ditulis dengan persamaan di bawah ini :
(m . h + m . h + Qin) muj . huj = 0
ai

ai

at

at

2) Kesetimbangan laju aliran energy pada saat proses


continuous blowdown

Gambar II.8
Kesetimbangan massa pada drum boiler
saat dilakukan continous blowdown
Dapat ditulis dengan persamaan di bawah ini :
(m + m ) (mbd + muj) = 0

Gambar II.10
Kesetimbangan energi pada drum boiler saat dilakukan
proses continous blowdown

Dimana :

(m . h + m . h + Qin) (mbd . hbd + muj . huj)

m = laju aliran massa air isian ( kg/jam )

Dimana :

mbd = laju aliran massa air blowdown ( kg/jam )

m = laju aliran massa air isian ( kg/jam )

muj = laju aliran massa uap jenuh ( kg/jam )

h = entalphi laju air isian ( kJ/kg )

ai

at

ai

ai

ai

at

at

ai

ai

mbd = laju aliran massa air blowdown ( kg/jam )


II.6 Kesetimbangan Energi di dalam Drum Boiler

hbd = entalphi laju air blowdown ( kJ/jam )

Untuk mencari kesetimbangan energi dalam drum boiler


dapat digunakan persamaan dibawah ini:

muj = laju aliran massa uap jenuh ( kg/jam )

1) Kesetimbangan laju aliran energi jika proses continuous


blowdown diabaikan

huj = entalphi laju uap jenuh ( kJ/kg )


m = laju aliran massa air penambah ( kg/jam )
at

h = entalphi laju air penambah ( kJ/kg )


at

Qin = kalor masuk dari bahan bakar ( kJ/kg )

No

Parameter Air

II.8 Teknik Pengolahan air di Pembangkit Listrik


Tenaga Uap (PLTU) PT.PJB UP Gresik

Kegunaan
Dalam
Kontrol
Korosi

Kerak

Keretakan

Carry
Over
-

Alkalinity

Hidrosida

Fosfat

Kesadahan
x
(Ca,Mg)
Hidrasin
x
(N2H4)
II.7 Teknik Analisis Data

Berikut ini dijelaskan cara treatment dan batas-batas zat


padatan terlarut di dalam air steam drum
a.) Khlorida
Hampir semua air mengandung garam khlorida,
sehingga konsentrasi garam khlorida dapat dipakai untuk
memperkirakan banyaknya zat padat terlarut dalam air.
Pada PLTU, penguapan yang terus menerus pada boiler
akan mengakibatkan zat padat terlarut akan makin banyak
(konsentrasinya
bertambah).
Dengan
mengontrol
konsentrasi khlorida dalam air ketel,

1. Kerugian panas akibat blowdown

a.Persentase blowdown boiler (% Bd)

%Bd

Untuk mendapatkan air yang memenuhi persyaratan


untuk keperluan ketel uap (boiler) dalam suatu Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) diperlukan Water Treatment.
Ada 2 cara pengolahan, yaitu; Pengolahan yang dilakukan
diluar Boiler ( external treatment ) dan Pengolahan didalam
Boiler ( internal treatment ).

100 %

maka dapat diperkirakan zat padat terlarutnya dan


selanjutnya
dapat
dilakukan
blowdown
untuk
menguranginya. Zat padat terlarut dalam air ketel, dibatasi
sebagai berikut:
No

b.Kerugian kalor akibat blowdown boiler

Tekanan

Zat Padat Terlarut


(ppm)

Silika SiO2

Qbd = mbd ( hin hout )

0-200

4000

150

c. Kerugian bahan bakar

203-300

3500

100

301-600

3000-2000

50-40

601-900

2000-1400

30-20

2. Efisiensi boiler

901-1100

1400-1000

20-10

a. Efisiensi boiler dengan blowdown boiler diabaikan

1100-1500

1000-750

10-5

mbb_loss

b.) Konduktiviti
b

100%

b. Efisiensi boiler pada saat blowdown boiler

100%

Konduktiviti merupakan kesanggupan air untuk


menghantarkan arus listrik. Dalam larutan, daya hantar
listrik ini disebabkan oleh adanya ion-ion sehingga dengan
mengukur konduktiviti dapat diketahui jmlah zat padat
terlarut didalamnya. Kemurnian uap dapat dilihat dengan
mengukur konduktiviti kondensat yang merupakan taksiran
zat padat yang carry over sebagai uap tidak murni.

Metodologi Penelitian
Mulai

Identifikasi dan
Perumusan Masalah

Studi literatur
mengenai
Blowdown di
boiler

1.Buku
2Paper
3Diskusi
4Internet

data-data hasil opersi


1.Laju Aliran air pengisi,air
umpan,dan uap jenuh
2. Temperatur air pengisi,air
umpan uap jenuh dan tekanan
steam drum

Perhitungan balans
massa dalam steam
drum

Analisa Data

Berdasarkan perhitungan yangt elah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel IV.1
Massa uap jenuh dan efisiensi boiler dengan tanpa proses continuous blowdown

Analisa Data

Tabel IV.2
Massa uap jenuh dan efisiensiboiler pada saat proses continuous
blowdown

V.KESIMPULAN

(3) National Productivity


Council. Efficient Operation of
kesimpula
Boilers

V.1 Kesimpulan
(4) Holman J .P .E Perpindahan kalor edisi keenam
Dari perhitungan dan pembahasan yang telah
dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut
:
1.) dengan menggunakan system continuous blowdown
boiler di PLTU Unit 3 PT PJB UP Gresik yang ada
sekarang dapat menurunkan efisiensi boiler rata-rata
sebesar 2 s.d 2,2 %.
2.) Dari data yang di ambil di lapangan kalor rata-rata yang
terbuang mencapai 1200434,07 kJ/jam dan laju massa
bahan bakar rata-rata yang terbuang dari natural gas akibat
blowdown mencapai 22,61 kg/jam serta kerugian air ratarata akibat blowdown mencapai 1731,38 kg/jam
3.) Dengan menggunakan system continuous blowdown
sebelum tahun 1995,energy panas yang terbawa oleh air
blowdown dapat dimaanfaatkan sebesar 72,97 % dengan
nilai kalor sebesar 875987,17 kJ/jam
4.) Jika dibiarkan terbuang percuma setiap hari dengan
estimasi biaya bahan bakar Rp.60.000.000 /MMBTU
.Maka,dapat dikalkulasikan kerugian yang ditimbulkan
akibat blowdown boiler mencapai Rp 50.000.000 /bulan
V.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis setelah
melaksanakan survey langsung ke lapangan,dan juga
setelah dilakukan perhitungan dan pembahasan dari datadata yang di mbalidapat adalah :
1.) sebaiknya dilakukan pengembalian system continuous
blowdown yang sekarang menjadi system continuous
blowdown sebelum tahun 1995 dengan estimasi biaya
bahan bakar Rp.60.000/MMBTU .Maka,dapat dikalkulasi
biaya yang dapat disimpan akibat blowdown boiler
mencapai Rp.36.500.000/Bulan
2.) Memaanfaatkan kembali BME (Flash tank) dan BMC
(heat excharger) sebagai recycle heat dari air blowdown
sekaligus pemanas air ke feed water
3.) Menghindari Mud blowdown sebisa mungkin dengan
menerapkan continuous blowdown untuk memperkecil
presentase blowdown (pembuangan air)
DAFTAR PUSTAKA
(1) www.energyefficiencyasia.org
(2) Archie W culp Principle of converse energy

(5) www.yourdictionary.com/images/ahd/jpg/A4boiler.jp
g.
(6) www.tbwindia.com/boiler/cfbc_system.asp

Anda mungkin juga menyukai