KAJIAN KEMUSLIMAHAN #3
Menjadi MUSLIMAH
yang Dirindukan
Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga
berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari
perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada
wanita tersebut, Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang
engkau suka.
(HR. Ahmad; shahih)
YAHUDI
ISLAM
Jaminan Kehormatan
Islam mewajibkan perempuan
untuk menutup aurat,
mengenakan jilbab dan
kerudung ketika keluar rumah,
menundukkan pandangan, tidak
ber-tabarruj (berdandan
berlebihan), tidak berkhalwat,
bersafar lebih dari seharisemalam harus disertai
mahram, kewajiban izin
memasuki rumah, izin
memasuki kamar dalam tiga
waktu, dll
Kehormatan
perempuan
akan terjaga,
baik di ruang
domestik
maupun
publik
Pada tahun 837, seruan seorang budak muslimah yang konon berasal dari
Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. meminta pertolongan
karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi.
Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mutashim Billah
dengan lafadz yang legendaris yang terus terngiang dalam telinga
seorang muslim: waa Mutashimaah! (di mana engkau wahai
Mutashim Tolonglah aku!)
Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah
pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah
(Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini
tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota
Ammuriah (Turki), begitu besarnya pasukan yang dikerahkan oleh
khalifah.
Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan.
Pembelaan kepada Muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah
sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.
Jaminan Kesejahteraan
Perempuan mendapatkan tugas utama
sebagai ibu serta pengatur dan penyelamat
bahtera rumah tangga, maka perempuan
tidak dibebani tugas untuk bekerja
menghidupi dirinya sendiri.
Tugas tersebut dibebankan kepada lelaki
yaitu SUAMINYA, AYAHNYA ATAUPUN
SAUDARA LAKI-LAKINYA.
Selama masa pemetintahan Khalifah Umar, ada kebijakan untuk memberikan upah
setiap kali seorang anak selesai masa menyusui. Namun, suatu hari Umar (ra)
mendengar seorang bayi menangis kemudian dia meminta kepada ibu anak itu untuk
Bertakwalah kepada Allah SWT atas bayi Anda dan rawatlah dia. Kemudian ibu itu
menjelaskan bahwa dia berhenti menyusui anaknya lebih awal agar dia bisa
menerima upah dari Negara. Keesokan harinya, setelah fajar, Umar merevisi
kebijakan itu dengan membayar upah pada saat kelahiran. Umar (ra) takut Allah SWT
akan meminta pertanggung jawabannya dan dia berkata sambil menangis bahkan
atas bayi-bayi ya Umar! - yang berarti bahwa ia akan diminta pertanggungjawabkan
karena tindakannya merugikan anak-anak.
.
Swedia mendifinisikan dirinya sebagai bangsa
individu. Tidak ada di sana pemberian uang bagi
pasangan menikah, tidak ada potongan pajak bagi
anak-anak, serta tidak ada cara untuk menyimpan
penghasilan bersama-sama. Realitas yang terjadi,
kurang lebih setengah dari jumlah bayi di Swedia
lahir dari ibu yang tidak menikah. Angka
perceraian di Swedia mencapai 60%, menduduki
peringkat pertama di dunia.
JAZAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIIRAN