Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI GANGGUAN TINGKAH LAKU


Gangguan perilaku, yaitu gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial yang
disebabkan oleh lemahnya kontrol diri, merupakan kasus yang paling banyak terjadi
pada anak-anak. Kazdin (dalam Carr, 2001) menyebutkan bahwa dari seluruh anakanak yang dirujuk karena mengalami gangguan klinis, sepertiga sampai setengah
diantaranya karena mengalami gangguan perilaku.
Gangguan perilaku merupakan gangguan yang bersifat kompleks dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi (Cartledge & Milburn, 1995)
Gangguan tingkah laku adalah gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial
yang disebabkan oleh lemahnya kontrol diri. Gangguan perilaku ditandai dengan pola
tingkah laku yang berulang, dimana hak dasar orang lain terganggu. Meskipun beberapa
anak lebih bertingkah laku baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang
berulangkali dan terus menerus melanggar aturan dan hak orang lain dimana dengan cara
yang tidak sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan perilaku.
Masalah tersebut biasanya dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau remaja dan lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada anak perempuan. Penilaian pada perilaku harus
melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan. Penyimpangan perilaku
yang terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di daerah peperangan, tempat
kerusuhan atau lingkungan lain dengan stress tinggi, bukan dimasukkan dalam gangguan
perilaku.
Definisi gangguan tingkah laku pada DSM-IV-TR memfokuskan pada perilaku yang
melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial utama. Tipe perilaku yang
dianggap sebagai symptom gangguan tingkah laku mencakup agresi dan kekejian
terhadap orang lain atau hewan, merusakkan kepemilikan, berbohong, dan mencuri.
Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan yang kasar dan sering
dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan
anak-anak dan remaja.
Seringnya perilaku ini ditandai dengan kesewenang-wenangan, kekejian dan kurang
penyesalan.

2.2 PENYEBAB GANGGUAN TINGKAH LAKU PADA ANAK


Gangguan perilaku dapat berasal dari anak itu sendiri atau lingkungan, akan tetapi
kedua factor ini saling mempengaruhi.
a. Anak sendiri
1. Penyebab yang diturunkan
Beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, karena ciri dan sifat-sifat ini maka suatu keadaan atau hal tertentu
mungkin menimbulkan stress pada anak yang bersangkutan, tetapi tidak dengan
anak lain.
2. Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang
Anak yang mengalami gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis,
neoplasma dan lain-lain, dapat mengakibatkan perubahan kepribadian
b. Lingkungan
Meskipun factor genetic dapat mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi factor lingkungan
sering lebih menentukan. Lingkungan pada dasarnya dapat dirubah, dengan demikian
untuk mencegah terjadinya gangguan perilaku dapat merubah kondisi lingkungannya.
Berikut beberapa
penyebab gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan :
1. Sikap orang tua
Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu memahami kondisi
anaknya. Orang tua tidak dapat menerapkan disiplin secara kaku karena dapat
menyebabkan frustasi bagi anak, namun juga tidak boleh terlalu longgar.
Jangan pula membuat lingkungan rumah menjadi dua blok karena dapat
menyababkan kebingungan pada anak
2. Saudara
Rasa iri hati saudara adalah normal, namun perasaan ini dapat bertambah dan
menimbulkan gangguan perilaku bila orang tua memperlakukan anak secara
pilih kasih. Anak akan berusaha menarik perhatian dan simpati orang tuanya
dengan menunjukkan sikap agresif dan negativistic

3. Orang atau kerabat lain dirumah


Keberadaan anggota keluarga lain (nenek, kakek, paman, bibi) dan pembantu
dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak
4. Lingkungan sosial sekolah
Hubungan sosial yang kurang baik antara anak dengan teman dan guru dapat
merubah perilaku anak. Sebagai contoh : guru yang terlalu keras tak jarang
menimbulkan kenakalan pada anak
5. Keadaan ekonomi
Gangguan perilaku pada anak dari golongan sosial ekonomi tinggi atau rendah.
Hal ini terjadi karena anak sering kekurangan waktu untuk berkomunikasi
dengan orang tua akibat kesibukan orang tua dengan kegiatan sosial (golongan
ekonomi tinggi) dan sibuk mencari nafkah (golongan ekonomi rendah)
Sedangkan menurut pendapat lain, Belum ada penyebab tunggal pada gangguan
perkembangan anak dan remaja. Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik,
dinamika keluarga, dan faktor lingkungan berkombinasi secara kompleks yang menjadi
penyebab gangguan perkembangan anak dan remaja.

Gangguan Tingkah Laku (F91)


Pedoman Diagnostik

Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku disosial,
agresif atau menantang yang berulang dan menetap.
Penilaian tentang adanya tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat
perkembangannya. Tempertantrum, merupakan gejala normal pada perkembangan
anak usia 3 tahun, adanya gejala ini bukan merupakan dasar diagnosis. Begitu pula
pelanggaran terhadap orang lain (seperti tindak pidana dan kekerasan) tidak
termasuk kemampuan anak usia 7 tahun, dengan demikian bukan merupakan
kriteria diagnostik kelompok usia tersebut. Contoh-contoh perilaku yang menjadi
dasar diagnosis perkelahian, kejang terhadap hewan atau sesama manusia,
perusakan yang hebat terhadap barang milik orang, mencuri, berdusta berulangulang, sikap menentang yang berat serta menetap.
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti diatas berlanjut
selama 6 bulan atau lebih.

Kriteria menurut PPDGJ III


Adanya suatu pola tingkah laku disosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap.
Sub Diagnostik

Gangguan tingkah laku yang terbatas pada lingkungan keluarga (F91.0)


Gangguan tingkah laku tak berkelompok (F91.1)
Gangguan tingkah laku berkelompok (F91.1)
Gangguan sikap menentang (membangkang) (F91.3)
Gangguan tingkah laku lainnya (F91.8)

Diagnosis Banding

Gangguan Psikosis
Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan Hiperkinetik

Tata Laksana
Non-Farmakologis

Evaluasi Kepribadian, masalah psikososial/lingkungan


Terapiu Perilaku dan terapi keluarga
Konsultasi pada spesialis neurologi dan EEG
Dirawat bila membahayakan diri/lingkungan

Farmakologis

Medikasi diberikan jika dijumpai adanya gejala agresifitas yang menonjol. Obat
golongan antipsikotik seperti Haloperidol dikatakan dapat membantu mengurangi
gejala agresifits ini. Obat antipsikotik golongan lain seperti Risperidon dan
Olanzapin juga dikatakan akan memberikan manfaat yang sama. Obat pilihan
lainnya adalah Carbamazepine, fluoxetine dan Sertralin.
Haloperidol 1-6 mg/hari atau Imipramin 25-75 mg/hari
Metilfenidat 2,5-10 mg/hari (Bila kondisi ini didasari atau disertai oleh gangguan
hiperkinetik)

Penyulit
Akibat tindakannya atau pembalasan orang lain
Prognosis

Lama Rawatan minimal 2 minggu


Lama pemulihan minimal 6 bulan
Sembuh total atau parsial

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998
3. Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo, 2007
4. Standar Pelayanan Medis Kasus-Kasus Psikiatri BLU RS Dr.Marzoeki Mahdi Bogor.

Anda mungkin juga menyukai