Anda di halaman 1dari 41

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Terjemah


Risalah Ahlussunnah
Oleh : Ust. A. Zainul Hakim, SEI

Layout : Ali Ridlo

www.kangridho.blogspot.com

1
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

MUKADDIMAH / PENGANTAR

Segala Puji dan Keagungan senantiasa kita curahkan kepada Dzat yang telah
berfirman di dalam kitabnya Al - Qur'an yang berfungsi sebagai pemberi
penjelasan, ialah Dzat yang paling benar Qoulnya.

Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang haq, agar dimenangkannya terhadap semua agama, sekalipun orangorang musyrik membencinya

Rahmad tadzim dan keselamatan mudah-mudahan tetap terlimpah curahkan


kepada junjungan kita, nabi yang menjanjikan syafa'at-nya kepada kita, Rasul
yang menjadi wasilah kita untuk menuju Tuhan, ialah Nabi Muhammad Saw
yang telah bersabda :

.
.

, ,

2
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Sungguh sebenar-benarnya hadits / ucapan adalah kitabullah "Al-Qur'an".


Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad Saw, dan
seburuk-buruknya perkara adalah perkara baru yang tidak berdasar agama,
setiap perkara yang baru adalah bid'ah, segala bid'ah adalah penyimpangan,
dan setiap penyimpangan adalah bermuara pada Neraka.

Risalah ini adalah merupakan karya besar yang memuat beberapa doktrin
ajaran yang sangat berfaidah, juga beberapa pembahasan yang sangat
dibutuhkan oleh kaum Muslim dalam rangka mengokohkan Aqidah
agamanya, agar mereka masuk dalam bingkai Firqah al-Najiyah, golongan
yang selamat yakni Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah. Dalam kitab ini penulis
melakukan counter terhadap para ahli Dlolalah / para pembuat bidah yang
merupakan sumber dari segala sumber kebohongan.

Dari itulah kitab ini merupakan Hujjah, argumentasi dan dalil, serta penjelasan
yang sangat mendasar bagi kemuliaan kaum muslimin, untuk kemudian dapat
mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan mereka, dengan ini pula penulis
melakukan indoktrinasi melalui beberapa aqidah yang benar 'Ala thariqati
Ahli Sunnah Wal Jama'ah.

Saat ini, kaum muslimin sangat membutuhkan doktrin-doktrin ajaran yang


benar, karena sungguh telah terjadi pencampuradukan ajaran dikalangan
orang-orang yang mulia (para pemegang otoritas keagamaan) dengan orangorang awam yang merendahkan martabat keagamaan, hingga tampak terjadi
pembiasan, kesamaran antara yang "Haq" dan yang "Bathil". Banyak orang
yang bodoh mulai berani maju berfatwa, padahal wawasan dan pemahaman
3
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

mereka terhadap kitabullah dan sunnah Rasulillah SAW. sangat cupet dan
kerdil.

Al-Qur'an telah datang untuk memberi penjelasan segala permasalahan secara


detail dan terhindar dari segala pencampuradukan dan penyimpangan. Dengan
demikian sangatlah memungkinkan dan seharusnya kaum Muslimin dapat
terselamatkan dari kebodohan dan kesesatan, hingga apa yang mereka
ucapkan Muwafiq/selaras dengan apa yang mereka perbuat.

Penulis kitab ini Hadratus Syaikh al-'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari,


adalah salah seorang ulama terkemuka Indonesia dan termasuk pencetus
berdirinya jam'iyah Nahdlotul Ulama yakni sebuah Organisasi
kemasyarakatan yang telah dengan konsisten memegangi "Sunnata Khatamin
Nabiyyiin", menjaga dan membentengi thariqah atau jalan hidup yang telah
dibangun oleh Salafuna al-Sholih.

Mudah-mudahan Allah Swt. melimpahkan segala kebaikan dan ampunan-Nya


kepada beliau, semua orang tua beliau dan seluruh keturunan beliau.
Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun. Mudah-mudahan Allah SWT.
memberikan kemanfaatan atas kitab dan keilmuwan beliau bagi seluruh kaum
Muslimin dan menjadikannya sebagai cahaya yang menghidupkan sunnah
Rasulillah Saw.

Demikian, Rahmad Keagungan Allah Swt mudah-mudahan terlimpah


curahkan pada baginda nabi besar Muhammad Saw, seluruh keluarganya, dan
Sahabat-Sahabatnya, wa Alhamdulillah 'Alamin.
4
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Tebuireng, 1 Rajab 1418 H


Pengantar dari cucu penulis

Muhammad Ishom Hadziq

5
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

MUKADDIMAH

Bismillahi al - Rahman al - Rahiem

Segala puji bagi Allah, 'Al-Hamdulillah sebagai sebuah ungkapan rasa syukur
atas segala anugerah - Nya, Rahmat ta'dzim dan keselamatan mudahmudahan terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh
keluarganya. Apa yang akan hadir dalam kitab ini, saya tuturkan beberapa hal
antara lain : Hadits hadits tentang kematian dan tanda-tanda hari Qiamat,
penjelasan tentang Al - Sunnah dan Al Bid'ah dan beberapa hadits yang berisi
nasehat-nasehat agama

Kepada Allah Dzat Yang Maha Mulia kutengadahkan jari-jemari dengan


penuh kekhusyu'an, kumohonkan agar kitab ini memberikan manfaat untuk
diri kami dan orang-orang bodoh semisal kami. Mudah-mudahan Allah
menjadikan amal kami sebagai amal shalihah Liwajhillah al - Kariem, karena
Ia-lah Dzat yang Maha dermawan penuh kasih sayang. Dengan segala
pertolongan Allah Dzat yang disembah, penyusunan kitab ini dimulai.

6
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

PASAL
PENJELASAN TENTANG AL - SUNNAH DAN AL-BID'AH

Lafadz Al - Sunnah dengan dibaca dlammah sinnya dan diiringi dengan


tasydid, sebagaimana dituturkan oleh Imam Al - Baqi dalam kitab Kulliyatnya secara etimologi adalah Al - Thariqah, jalan, sekalipun yang tidak diridloi.

Menurut terminologi syara' : Al - Sunnah merupakan Al - Thoriqoh, jalan


atau cara yang diridloi dalam menempuh agama sebagaimana yang telah
ditempuh oleh Rosulillah Saw atau selain beliau, yakni mereka yang memiliki
otoritas sebagai panutan di dalam masalah agama seperti pada para sahabat
R.A.
Hal ini didasarkan pada sabda nabi :

"Tetaplah kalian untuk berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnahnya Al Khulafaur Rasyidin, setelahku".

Sedangkan menurut terminologi Urf adalah pengetahuan yang menjadi jalan


atau pandangan hidup yang dipegangi secara konsisten oleh tokoh yang
menjadi panutan, apakah ia sebagai nabi ataupun wali. Adapun istilah Al =
Sunny merupakan bentuk penisbatan dari lafadz Al - Sunnah dengan
membuang ta' marbuthah.

7
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Lafadz Al Bidah sebagaimana dikatakan oleh Al - Syekh Zaruq di dilam


kitab Iddati al - Murid menurut terminologi syara' adalah : "Menciptakan hal
perkara baru dalam agama seolah-olah ia merupakan bagian dari urusan
agama, padahal sebenarnya bukan, baik dalam tataran wacana, penggambaran
maupun dalam hakikatnya. Hal ini didasarkan pada sabda nabi SAW :

"Barang siapa menciptakan perkara baru didalam urusanku {yakni masalah


agama}, padahal bukan merupakan bagian daripadanya, maka hal itu ditolak"

Dan sabda Rasul :

"Dan segala bentuk perkara yang baru adalah bid'ah"

Para ulama menjelaskan tentang esensi dari makna dua hadits tersebut di atas
yakni, perkara baru yang menjadi bid'ah adalah segala sesuatu yang dijadikan
rujukan bagi perubahan suatu hukum dengan mengukuhkan sesuatu yang
sebenarnya bukan merupakan ibadah tetapi diyakini sebagai konsepsi ibadah.
Jadi bukanlah segala bentuk pembaharuan yang bersifat umum karena
kadang-kadang bisa jadi perkara baru itu berlandaskan dasar-dasar syariah
secara asal sehingga ia menjadi bagian dari syariat itu sendiri, atau
berlandaskan Furu' al - Syari'ah sehingga ia dapat dikiaskan atau dianalogkan
kepada syari'at.

8
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Al - Syekh Zaruq lantas membuat tiga ukuran (mizan) dalam hal ini yakni :
pertama harus dilihat keberadaan perkara baru tersebut, jika didalamnya
didapati termasuk dalam koridor hukum syari'at dengan dukungan dalil atau
dasar yang mengukuhkannya, maka bukanlah dinamakan bid'ah. Namun bila
didalamnya terdapat beberapa dalil yang tampaknya kontradiktif sehingga
terjadi kesamaran, dan muncul beberapa interpretasi dalam beberapa
pandangannya, maka beberapa pandangan itu harus ditelaah ulang, mana
yang paling unggul untuk dijadikan rujukan dasar.

Pertimbangan kedua adalah dengan melihat beberapa kaidah-kaidah


perundangan yang telah dibakukan oleh para imam mujtahid dan pengamalan
para Salafuna al - Sholih sebagai tuntunan Thariqah al - Sunnah, jika ternyata
perkara itu bertentangan dengan dasar-dasar di atas melalui beberapa
pertimbangan, maka jelas tidak dapat diterima. Namun bila terjadi kecocokan
dalam pandangan kaidah-kaidah perundang-undangan maka dapatlah
diterima, sekalipun dikalangan para Imam Mujtahid sendiri terjadi perbedaan
pendapat baik secara far maupun asal. Segala sesuatu itu mengikuti pada
asalnya berikut dalilnya, sehingga apapun yang diamalkan oleh para Salafuna
al - Sholih dengan berlandaskan pada kaidah-kaidah para Imam dan diikuti
oleh kelompok Khalaf, maka tidaklah sah bila hal itu dianggap sebagai bidah
madzumah, dan segala bentuk prilaku yang tidak dilakukan atau ditinggalkan
oleh para Salafuna al - Shalih dengan kerangka pandangan yang jelas maka
tidaklah sah pula hal itu dianggap sebagai tuntunan atau sunnah, dan bukan
pula harus dianggap sebagai perkara yang terpuji.

9
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Berkaitan dengan suatu dasar yang telah ditetapkan oleh Salafuna al -Shalih
tetapi tidak menjadi prilaku hidup mereka, maka Imam Malik berpendapat
bahwa hal itu dianggap sebagai bid'ah dengan dalih bahwa mereka tidak akan
meninggalkan segala sesuatu perbuatan apapun kecuali didalamnya ada
perintah untuk meninggalkan perkara tersebut. Imam Al - Syafi'i
berpandangan lain, bahwa hal itu tidaklah dianggap sebagai bid'ah, walaupun
Salafuna al - Shalih tidak mengerjakannya, karena bisa jadi mereka
meninggalkan perbuatan tersebut dikarenakan ada udzur yang menimpa
mereka untuk melakukan hal itu pada suatu waktu, atau mereka
meninggalkannya karena ia memilih untuk melakukan sesuatu yang lebih
utama dari ketetapan tersebut. Dan karena segala bentuk hukum itu bisa jadi
diambil atas dasar dzatiah persoalan terkait, atau dipengaruhi oleh kondisi
psikologi dan sosio historis orang yang mensyari'atkannya.

Para ulama juga berbeda pendapat dalam menyikapi persoalan yang tidak
termasuk dalam kerangka sunnah, namun tidak ada dalil yang menentangnya
bahkan juga tidak ada kesamaran di dalamnya. Imam Malik menganggap hal
itu sebagai bidah, dan Imam Syafi'i menyatakan hal itu bukanlah bid'ah.
Dalam hal ini Imam Syafi'i berlandaskan pada sebuah hadits :


"Segala sesuatu yang aku tinggalkan karena belas kasihan terhadap kalian
semua adalah diampuni"

10
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Syekh Zaruq berpandangan bahwa : berkaitan dengan mizan yang kedua ini,
beliau mencontohkannya dengan terjadinya perbedaan pandangan diantara
para ulama tentang hukumnya membuat kepengurusan jamiyyah, membaca
dzikir dengan keras, dan melangsungkan do'a bersama. Karena didalam hadits
ada semacam support atau al - Targhib di dalam hal ini,sekalipun Salafuna al Sholih tidak melakukannya sehingga dengan hal ini tidaklah setiap orang yang
menyepakati hal itu dianggap sebagai pembuat bid'ah dalam pandangan orang
yang berpendapat lain, jika ternyata pendapat tersebut bertolak belakang
dengan dalil-dalil hukum yang diambil sebagai hasil ijtihadnya, selagi tidak
melampui batas wilayah yang diperkenankan baginya. Dan tidaklah sah pula
perkataan seseorang yang memiliki pendapat berbeda itu dipergunakan untuk
membatalkan pendapat lain yang bertolak belakang karena adanya kesamaran
dalam memproses kesimpulan hukumnya. Bila dalam persoalan ini dilegalkan
segala bentuk upaya pembatalan pendapat orang lain, maka yang terjadi
adalah klaim pembid'ahan terhadap seluruh prilaku umat.

Sebagaimana telah diketahui bahwa sesungguhnya hukum Allah Ta'ala dalam


kerangka yang bersifat ijtihadiyah dan pada wilayah furu'iyah, bagi seorang
mujtahid akan sangat memungkinkan untuk dimunculkan ijtihad baru, baik
hasil ijtihad baru itu mendapatkan pembenaran dari hanya seorang saja atau
lebih.
Rasulullah Saw bersabda :

11
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

:
.

Sungguh seseorang tidak akan dapat melaksanakan sholat fardu Ashar kecuali
diperkampungan Bani Quradloh, lantas para sahabat mendapati masuknya
waktu sholat Ashar ketika masih diperjalanan, sebagian dari mereka berkata :
kita diperintahkan untuk bergegas (dalam melakukan / mendirikan sholat)
dan mereka melakukan sholat diperjalanan. Sebagian dari sahabat yang lain
berkata : kita diperintahkan untuk melakukan sholat di sana (perkampungan
Bani Quraidloh), lantas mereka mengakhirkan sholat, dan Rasulullah Saw.
tidak mencaci maki kepada salah seorangpun diantara mereka.

Sikap Rasululah yang sedemikian begitu menyejukkan, dan menunjukkan


keabsahan untuk melakukan sesuatu amal sesuai dengan apa yang dapat
mereka pahami dari sabda Nabi sebagai Al - Syari, sumber persyari'atan,
karena pemahaman tersebut tidaklah dilandasi oleh hawa nafsu.

Mizan yang ketiga adalah pertimbangan yang bersifat membedakan yang


didasarkan pada beberapa kriteria hukum yang otentik, hal ini akan bersifat
tafsili, atau terperinci. Dengan mizan ini sebuah persoalan akan dapat
diklasifikasikan dalam enam bentuk hukum syari'at yakni : wajib, sunnah,
haram, makruh, khilaful aula dan mubah. Segala bentuk persoalan itu
diilhaqkan dengan dalil tersebut, dan jika tidak memiliki dalil maka dapatlah
12
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

dikatakan sebagai bid'ah. Melalui mizan ini, banyak dari hukum yang
kemudian mengistilahkan identitas hukum dari sebuah persoalan tersebut
dengan bid'ah wajibah, nadbiah, tahrimah, karohah, khilafal aula dan bid'ah
ibadah tetapi hanya dalam istilah kebahasaan saja untuk memberikan
kemudahan.

Lebih spesifik lagi Syekh Zaruq membagi bid'ah kedalam tiga kelompok yakni
Bid'ah Shorihah yaitu suatu persoalan yang ditetapkan tanpa berlandaskan
dalil syari' dan tidak mencocoki pada sebuah masalah yang telah mendapatkan
ketetapan hukum syara' apakah wajib, sunnah, mandub atau yang lainnya.
Bid'ah ini pada akhirnya membunuh potensi sunnah dan membatalkan
perkara yang haq, bentuk ini adalah seburuk-buruknya bid'ah, meskipun
daripadanya dikemukakan sejumlah alasan pada kerangka usul maupun furu'
tetaplah tidak dapat mempengaruhi keshorihan bid'ah-nya. Kedua Al bidah
al - Idlofiyah yaitu bid'ah yang disandarkan pada sebuah perintah dimana bila
perintah itu diterima sebagai sandaran bid'ah tersebut maka tidaklah sah
terjadinya saling mempertentangkan keberadaan perkara tersebut, apakah
sebagai sunnah ataupun bid'ah tanpa perselisihan sebagaimana tersebut di
muka.

Ketiga, Al - Bid'ah al - Khilafiyah, yaitu bid'ah yang dilandasi oleh dua dalil
yang saling tarik menarik diantara keduanya, disatu sisi dia berkata : ini
didasarkan pada sumber ini, dan pendapat yang lain menyatakan bid'ah, dan ia
menyangkal dengan dalil yang bertolak belakang, dan ia menyatakan sunnah,
13
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

sebagaimana contoh kasus di atas yakni tentang membuat kepengurusan


jam'iyyah atau majlis dzikir dan do'a bersama.
Al -'Allamah Imam Muhammad Waliyuddin al - Syibtsiri dalam Syarah Al Arba'in al - Nawawiyah memberikan komentar atas sebuah hadits nabi :


Barang siapa membuat persoalan baru atau mengayomi atau setidaknya
mendukung seseorang yang membuat pembaharuan, maka ditimpakan
kepadanya laknat Allah.

Masuk dalam kerangka interpretasi hadits ini yaitu berbagai bentuk


transaksi/akad-akad fasidah, menghukumi dengan kebodohan, berbagai
bentuk penyimpangan terhadap ketentuan syara' dan lain-lain. Keluar dari
bingkai pemahaman terhadap hadits ini yakni segala hal yang tidak keluar dari
dalil syara' terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah ijtihadiyah
dimana tidak terdapat korelasi yang tegas antara masalah-masalah tersebut
dengan dalil-dalilnya kecuali sebatas dhon, persangkaan mujtahid. Seperti
menulis Mushaf, meluruskan pendapat-pendapat Imam madzhab, menyusun
kitab Nahwu, ilmu hisab dan lain-lain. Karena itulah Imam Ibnu Abdi al Salam membagi perkara-perkara yang baru itu ke dalam hukum-hukum yang
lima. Beliau lantas membuat batasan ; Bid'ah adalah melakukan sesuatu yang
tidak disaksikan dizaman Rasulullah Saw, apakah beridentitas wajib seperti
mengajar ilmu Nahwu, dan mempelajari lafadz-lafadz yang gharib (jarang
ditemui dan maknanya sulit dipahami), baik yang terdapat didalam Al-Qur'an
ataupun Al- Sunnah dimana pemahaman terhadap syariah menjadi
14
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

tertangguhkan pada sejauhmana seseorang dapat memahami maknanya,.


ataupun berstatus haram seperti paham madzhab Qodariah, Jabariah dan
Majusiah, atau juga berstatus mandlubah seperti memperbaharui sistem
pendidikan pondok pesantren dan madrasah-madrasah, juga segala bentuk
kebaikan yang tidak disaksikan pada zaman generasi pertama Islam. Dan bidah
yang berstatus makruhah seperti menghiasi Masjid dan memperindah Mushaf,
bid'ah yang beridentitas Mubahah seperti bersalam-salaman atau mushofahah
setelah sholat Shubuh dan Ashar, berlebih-lebihan dalam menyajikan menumenu makanan dan minuman yang serba nikmat, bernecis-necis dalam
berpakaian , dan lain-lain.

Setelah kita mengetahui apa yang telah dituturkan di muka kita tahu bahwa
adanya klaim bahwa ini adalah bid'ah, seperti memakai tasbih, melapatkan
niat, tahlilan ketika kirim doa dan sedeqah setelah kematian karena tidak ada
larangan untuk bersedeqah, menziarahi makam dan lain-lain, maka
kesemuanya bukanlah merupakan bidah. Dan sesungguhnya perkara-perkara
baru seperti penghasilan manusia yang diperoleh dari pasar pasar malam,
bermain undian pertunjukan tinju, gulat dan lain-lain adalah termasuk
seburuk- buruknya bid'ah.

15
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

PASAL
MENJELASKAN TENTANG :
BAGAIMANA MASYARAKAT JAWA BERPEGANG TEGUH PADA
MADZHAB AHLI AL SUNNAH WA AL JAMAAH

TENTANG KAPAN LAHIRNYA BIDAH DAN PENYEBARANNYA


DITANAH JAWA

TENTANG MACAM-MACAM PERILAKU AHLI BIDAH YANG TERJADI


DI ZAMAN INI

Masyarakat Muslim di pulau Jawa tempo dulu memiliki pandangan dan


madzhab yang sama, memiliki satu reverensi dan kecenderungan yang sama.
Semua masyarakat Jawa ketika itu menganut dan mengidolakan satu madzhab
yakni Imam Muhammad bin Idris Al- Syafii dan didalam masalah teologi
atau aqidahnya mengikuti madzhab Imam Abu Hasan al Asyari dan di
bidang Tasawuf mengikuti madzhab Imam al - Ghazali dan Imam Abi al
Hasan al Syadili, Rodiallahu Anhum Ajmain.

Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1330 H. muncul beberapa golongan


yang bermacam-macam, dan mulai timbul berbagai pendapat yang saling
bertentangan, isu yang bertebaran, dan pertikaian dikalangan para pemimpin.
Diantara mereka ada yang beraviliasi pada kelompok Salafiyyin, golongan
Tradisional yang tetap eksis berpegang teguh pada doktrin ajaran yang
diinginkan Salafuna al - Shalih , bermadzhab kepada satu madzhab tertentu,
berpegang kepada kitab-kitab mutabarah yang beredar, mencintai ahlul bait,
16
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

para wali dan orang-orang yang sholih, mengharap berkah mereka baik yang
masih hidup maupun yang telah wafat, melakukan ritus ibadah berupa ziarah
kubur, mentalqin mayit, shadaqah untuk mayit dan menyakini adanya syafaat
atau pertolongan, kemanfaatan doa, mengerjakan tawassul dan lain-lain.

Sebagian dari masyarakat kita terdapat kelompok yang mengikuti pendapat


Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo, yang menyepakati pendapat yang
menyatakan bidahnya beberapa hal diatas sebagaimana dikemukakan oleh
Abdul Wahab al - Nadji dan Ahmad bin Taimiyah dan dua muridnya yakni
Ibnu al-Qoyyim dan Ibnu Abdi al - Hadi, kelompok kedua ini secara tegas
mengharamkan apa yang telah menjadi kesepakatan kaum muslimin sebagai
bentuk ibadah sunnah, yakni pergi untuk menziarahi makam Rasulullah SAW.
Firqoh ini secara terus menerus melakukan penentangan keras terhadap kaum
muslimin atas rutinitas yang mereka jalankan.

Imam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Fatawinya : Ketika seseorang itu
bepergian untuk ziarah, dan ia menyakini bahwasanya menziarahi makam
Rasulillah Saw itu adalah merupakan perbuatan taat, maka hal itu diharamkan
menurut Ijma atau konsensus para ulama'. Konsekwensi dari pengharaman ini
diharapkan menjadi sesuatu yang mampu memutuskan aktifitas tersebut. AlAllamah Syaikh Muhammad Bakhit al - Hanafi al Muti di dalam kitab
risalahnya yang berjudul Thahiru al - Fuad min Danasi al tiqod mengatakan :
Kehadiran firqoh atau sekte-sekte pemecah belah ini memberikan cobaan
tersendiri pada mayoritas kaum muslimin baik mereka yang salaf, kelompok
tradisionalis maupun generasi khalaf, atau kelompok modernis, sehingga
kaum muslimin ketika itu semacam tertimpa musibah keretakan dan
17
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

perpecahan dikalangan mereka. Ibarat anggota tubuh terkena penyakit yang


menular, kemudian ia harus memotongnya agar tidak menjalar atau menular
pada anggota tubuh yang lain. Firqoh ini seolah-olah seperti penyakit lepra
yang harus kita hindari sejauh mungkin.

Sungguh sekte ini merupakan segolongan kaum Muslim yang


mempermainkan agama mereka sendiri, mereka mencaci maki para ulama
salaf dan Khalaf, kelompok agama yang mempermainkan agama ini berkata :
"Mereka semua para ulama adalah bukanlah orang-orang yang masum,
tersucikan, terhindar dari kesalahan dan dosa, maka tidaklah selayaknya untuk
taqlid kepadanya, sama saja apakah mereka saat ini masih hidup ataukah sudah
wafat". Selalu saja mereka mencaci maki para ulama dan mengobarkan
shubhat, mereka sebarluaskan kesamaran tersebut dihadapan dhuafa, dan
mereka berupaya untuk membutakan pandangan orang-orang yang lemah
agamanya tersebut atas diri mereka. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk
mengobarkan permusuhan dan saling membenci, mereka berusaha mencari
simpati dan popularitas sehingga dengan leluasa mereka dapat berbuat
kerusakan di muka bumi. Mereka berkata : Kebohongan harus
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, padahal mereka semua
mengetahui, bahwa apa yang mereka katakan adalah untuk mengelabuhi
masyarakat awam, agar orang orang awam ini menyangka bahwa merekalah
orang orang yang mengemban tugas Amar Maruf Nahi Mungkar, merekalah
orang-orang yang senantiasa memotivasi dan meyakinkan kepada manusia
untuk tetap mengikuti syara dan menjauhi bidah. Berkaitan dengan ini
Allahlah Dzat yang menjadi saksi bahwa sesungguhnya sekte inilah yang pada

18
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

hakikatnya merupakan komplotan orang-orang yang menempuh jalan bidah


dan menuruti hawa nafsu.

Al-Qodli Iyad di dalam kitab Al Syifa berkata : Kerusakan yang terbesar


akibat ulah firqah ini adalah terjadinya distorsi pemahaman agama, dan
kerusakan itupun merambah ke dalam persoalan-persoalan dunia sebagai
akibat dari provokasi mereka terhadap kaum muslimin untuk bersengketa di
dalam masalah agama yang kemudian merambat ke dalam urusan-urusan
dunia.
Imam AlAllamah Mulla uddin Aly al Qariy mengisyaratkan problematika ini
di dalam kitab syarahnya :

Sungguh Allah Taala mengharamkan khomer dan perjudian karena alasan ini,
sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah : Sesungguhnya Syaitan
bermaksud untuk mendatangkan sikap permusuhan dan saling membenci
diantara kalian semua melalui khomer dan perjudian.

Termasuk dalam katagori gerakan baru yang muncul di pulau Jawa adalah
sekte Syiah Rafidloh, yakni golongan yang mencela sahabat Abu Bakar al Shiddiq dan Sayyidina Umar Bin Khattab RA, golongan ini juga membenci
para sabahat RA, dan berlebih-lebihan dalam mencintai dan fanatik terhadap
Sayyidina Ali RA dan Ahli bait. Sayyid Muhammad Di dalam syarah Al 19
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Qomus al - Munith berkata : sebagian dari mereka telah beridentitas sebagai


kafir Zindiq, mudah-mudahan Allah menjaga kita dan kaum Muslimin
semuanya.
Al - Qodli Iyad di dalam kitab Al - Syifa juga meriwayatkan sebuah hadits
dari Abdullah bin Mughoffah RA ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda :

, ,
, ,


Takutlah kalian semua kepada Allah SWT, takutlah kalian semua kepada Allah
SWT dan berhati-hatilah kalian semua dalam menyikapi para sahabatku,
mudah-mudahan Allah memberikan penjagaan kepada para sahabatku,
janganlah kalian semua bermaksud buruk dan menganiaya mereka setelah
kematianku. Barang siapa mencintai mereka maka dengan sepenuh hati aku
mencintainya, Barang siapa membenci mereka maka dengan segala
kebencianku pula aku membencinya. Barang siapa membenci dan menyakiti
mereka berarti ia menyakitiku, barang siapa menyakitiku maka berarti
menyakiti Allah, dan barang siapa menyakiti Allah maka bersiaplah untuk
menerima adzhab Allah".
Dan Rasulullah Saw bersabda :

20
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari


Janganlah kalian semua mencaci maki para sahabatku, karena sesungguhnya
akan datang di akhir zaman nanti, sekelompok kaum yang mencela sahabatsahabat ku, maka janganlah kalian semua mensholati janazah mereka,
janganlah kalian semua sholat bersama mereka, janganlah kalian semua
menjalin pernikahan dengan mereka. Jangan pula kalian berdiskusi bersama
mereka, jika mereka sakit, maka jangan jenguk mereka.
Dan dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda :

Barang siapa mencela sahabat-sahabatku maka bunuhlah dia

Pernyataan keras nabi ini menjelaskan kepada kita bahwa siapa saja yang
menyakiti para sahabatnya maka berarti ia menyakiti nabi, dan menyakiti nabi
Saw adalah haram.
Rasulullah Saw bersabda :

Janganlah kalian semua menyakitiku melalui para sahabatku, barang siapa


menyakiti sahabat-sahabatku berarti ia menyakitiku, dan nabi juga bersabda,
jangalah kalian menyakitiku dengan cara menyakiti Aisyah dan nabi bersabda
21
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

pula ; janganlah pula dengan cara menyakiti diri Fatimah RA karena ia adalah
keratan darah dagingku, menyakitiku segala yang menyakitkan dirinya

Muncul juga sekelompok kaum yang lantas disebut sebagai sekte Abahiyyun
yakni golongan yang memperkenankan untuk melakukan apa saja yang
disukai, mereka berkata Sesungguhnya seorang hamba, ketika ia telah sampai
kepada puncak rasa cintanya, dan hatinya telah suci dan terbersihkan dari sifat
lupa, dan dia telah memilih iman daripada kufur dan kekufuran, maka gugur
dan terbebaskanlah ia dari tuntutan perintah dan larangan. Dan tidaklah Allah
akan memasukkannya ke neraka sebab melakukan dosa-dosa besar.

Sebagian dari mereka juga berkata : Bagi seorang hamba yang telah sampai
pada puncak posisi mahabbah, maka gugurlah baginya kewajiban untuk
melaksanakan ibadah-ibadah yang dlohir, maka yang menjadi substansi
ibadahnya adalah bertafakkur dan mempercantik akhlaq batiniahnya. Syayid
Muhammad di dalam syarah ihya nya berkata : Pernyataan ini adalah kufur
zindik dan kesesatan, tetapi golongan Abahiyyun ini memang sudah ada sejak
zaman dulu, penganutnya adalah orang-orang bodoh dan sesat mereka tidak
memiliki pemimpin yang mengerti tentang ilmu syariat sebaagimana
layaknya.

Muncul pula aliran yang lantas memproklamirkan diri sebagai Tanasukhil al


Arwah kelompok yang mengaku sebagai titisan ruh-ruh yang selalu
berpindah-pindah selama-lamanya dari satu jasad seseorang ke jasad yang lain
baik sejenis maupun berlainan jenis. Mereka menyangka bahwa siksaan dan
kenikmatan yang dirasakan oleh Arwah tersebut didasarkan atas pertimbangan
22
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

bersih dan kotornya arwah tersebut. Imam al-Syihab al-Khofaji di dalam


syarahnya kitab Al-Syifa berkata : Sungguh ahli syari telah mengkafirkan
mereka karena muatan pendapat-pendapatnya ternyata melakukan
pembohongan terhadap Allah, Rasul nya, dan kitab suci - Nya.
Sebagian lagi ada yang menganut ajaran Hulul dan Ittihad, mereka adalah
orang-orang yang menjalankan tasawufnya dengan kebodohan, mereka
berkeyakinan bahwa Allah swt. adalah wujud yang mutlak. Sesungguhnya
selain dari pada Allah tidaklah ia memiliki sifat Al-Wujud sama sekali,
sehingga bila dikatakan Al-Insanu Maujudun maka makna yang dikehendaki
adalah bahwa manusia itu memiliki hubungan dengan Al Wujud al Mutlaq
yakni Allah Taala. Al Allamah al Amir di dalam kitab Hasyiyah-nya Imam
Abdi al-Salam, beliau berkata : Ucapan dengan interpretasi di atas, merupakan
kufur yang shorih, karena tidaklah mungkin terjadi yang namanya hulul dan
ittihad. Bila hal tersebut benar terjadi pada diri para pembesar wali maka
kejadian itu harus ditawili dengan sesuatu yang cocok dengan kondisi dan
derajat kewalian mereka. Sebagai mana faham Wahdati al Wujud yang
mereka anut. Seperti ucapan mereka

(Tidak ada di dalam jubah ini kecuali Allah )

Mereka menghendakinya dengan makna bahwa apa saja yang ada di dalam
jubah bahkan apapun yang wujud di dalam seluruh alam ini, tidaklah ia
terwujud kecuali atas kehendak Allah, Syaikh Muhammad al Safarini berkata
di dalam kitab Lawaaihu al Anwar : Sebagian dari tanda sempurnanya kema
rifatan adalah kemampuan seorang hamba untuk menyaksikan Tuhannya .
23
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Setiap Arif (orang yang ma rifat) selama ia masih menafikan pengetahuan


atas Tuhannya pada waktu apapun maka bukanlah ia dinamakan sebagai Arif
tetapi hanya disebut sebagai Shohibul haali dimana Syuhudihi Robbahu nya, (penyaksiannya terhadap realitas tuhannya) hanya terjadi pada waktuwaktu tertentu saja. Nah, keberadaan Shohibul haali ini sama dengan orang
yang mabuk, dimana pengetahuan spiritualnya belumlah cukup
mengukuhkan eksistensinya sebagai seorang Arif.

Menjadi jelaslah bahwa apa yang dimaksud dengan Wahdati al Wujud dan Al
Ittihad dalam madzhab tasawuf adalah bukanlah hanya sekedar menggunakan
parameter apa yang dhohir saja atau atas dasar persangkaan belaka. Dengan
demikian pernyataan/statemen para penyembah berhala yang mengatakan
bahwa : Kita tidak menyembah berhala ini kecuali hanya menjadikannya
sebagai lantaran agar kita dapat mendekatkan diri kepada Dzat Allah .
Bagaimana mungkin pelaku sedemikian (Wahdati Al-Wujud) dianggap
sebagai orang-orang yang ma rifat ( Arifin). Padahal makna yang subtansial
dari ittihad itu sendiri adalah sebagaimana dikatakan oleh Al- Aarif :

Pengetahuan anda atas segala sesuatu adalah urusan saya, inilah makna yang
sesungguhnya dinamakan sebagai Al-Ittihad.

24
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Untuk itu jelaslah bahwa setiap umat Islam memiliki kemampuan dan
kesempatan untuk meraih maqom ini walaupun pada tingkat yang berbedabeda.

Sengaja saya membahas secara panjang lebar terhadap sekte/golongan ini,


karena saya menyaksikan bahwa golongan inilah yang sesungguhnya paling
membahayakan terhadap kaum Muslimin dibandingkan bahaya yang
dimunculkan oleh kaum kafir dan mubtadi in, para ahli bid ah. Karena
mayoritas manusia mengagungkan golongan ini dan begitu antusiasnya ia
mendengarkan fatwa-fatwa mereka dengan ketidak mengertiannya terhadap
uslub-uslub atau gramatika bahasa arab.
Imam Asmu i meriwayatkan sebuah hadits dari Imam Kholil dari Abi Amrin
bin A la , beliau berkata :

Kebanyakan orang yang kafir zindik dari penduduk Irak adalah disebabkan
oleh ketidakmengertian mereka terhadap literatur Arab mayoritas dari mereka
menjadi kufur karena keyakinan mereka yang salah terhadap pemahaman
Hulul dan Ittihad .

Qodli Iyadh didalam kitabnya Al Syifa mewanti-wanti : Sesungguhnya setiap


bentuk perkataan yang secara sharih, terang-terangan menafikan atau
menghilangkan sifat ketuhanan dan ke Maha Esaannya, melakukan
penyembahan terhadap selain Allah atau mempersekutukan Allah pada
sesembahannya adalah merupakan bentuk kekufuran yang nyata. Seperti juga
25
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

ucapan-ucapan yang dikeluarkan oleh Kaum Duhriyah, Nasrani, Majusi, dan


orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan menyembah berhala,
Malaikat, Syetan, Matahari, bintang-bintang, dan menyembah api ataupun
selain daripada Allah. Demikian juga kekufuran itu terjadi pada orang-orang
yang menyakini adanya hulul (menempatnya Dzat Allah pada diri makhluk)
dan terjadinya Al - Tanasukh (Ruh Allah SWT menitis pada diri seorang
hamba).

Kekufuran itu dapat pula terjadi pada orang yang mengakui ketuhanan Allah
dan ke-Maha Esaannya tetapi ia menyakini bahwa Allah tidaklah hidup atau
bukanlah Dzat yang Qadim (terdahulu), atau sesungguhnya Allah adalah dzat
yang hadits (baru datang) dan memiliki bentuk, atau menyangka bahwa Allah
memiliki anak istri, dan bahkan ia terlahirkan dari sesuatu yang maujud
sebelum-Nya, atau sesungguhnya ada sesuatu selain Allah yang menyertaiNya di zaman Azali, atau menyakini bahwa ada Dzat lain selain Allah yang
menciptakan dan mengatur alam ini. Semua keyakinan dan anggapan
sebagaimana disebut di atas merupakan bentuk kekufuran menurut ijma
kaum muslimin.

Demikian juga kekufuran itu terjadi pada seseorang yang menganggap dirinya
dapat duduk bersama Allah, menyertai-Nya naik ke Arasy, berbincangbincang dengan-Nya dan meyakini dapat menyatunya Dzat Allah pada diri
seseorang sebagaimana yang difahami oleh sebagian kaum Tasawuf, aliran
kebatinan dan orang-orang Nasrani.

26
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

Termasuk bentuk kekufuran yang lain adalah : seseorang yang menyakini sifat
ketuhanan dan ke Maha Esaan Allah tetapi ia menentang pokok-pokok
kenabian secara umum atau konsepsi-konsepsi kenabian kita Muhammad Saw
secara khusus. Atau salah satu dari para nabi, dimana hal itu terjadi setelah ia
mengetahui konsepsi konsepsi nash Nya, maka tanpa keraguan ia dihukumi
kafir. Demikian pula menjadi kafir seseorang yang menyatakan bahwa Nabi
kita Muhammad Saw adalah bukanlah ia yang berdomisili di Makkah dan
Hijaz.

Kekufuran itu juga akan terjadi sebab beberapa hal berikut ini, antara lain :
Seseorang yang mengakui terutusnya nabi yang lain bersamaan dengan
kenabian nabi Muhammad SAW atau masih akan ada nabi lagi setelah
kenabian nabi Muhammad SAW juga seorang yang mengklaim bahwa
kenabian Muhammad Saw adalah hanya dikhususkan untuk kalangan atau
golongannya sendiri (bukan Nabi yang Rahmatan lil alamin). Demikian juga
terjadi kekufuran apa bila ada seorang yang kondang sebagai ahli tasawwuf,
tetapi hingga kebablasan ia menyatakan diri bahwa ia menerima wahyu dari
Allah Ta ala walaupun ia tidak sampai mengaku-aku menjadi Nabi. Imam
Yusuf al Ardhabili di dalam kitab Al Anwarnya memberikan pernyataan
yang tegas bahwa : Dapatlah dipastikan kekafiran itu terjadi pada setiap orang
yang mengucapkan suatu perkataan yang sebab ucapan itu umat menjadi
terjerumus pada lembah kesesatan, apalagi bila sampai meng-kafirkan sahabat,
termasuk juga setiap orang yang melakukan perbuatan dimana pekerjaan itu
tidaklah muncul atau bersumber kecuali dari orang-orang kafir seperti sujud
pada salib atau menyembah api, atau pergi menuju ke gereja-gereja bersama
pengikut-pengikut gereja dengan mengenakan atribut-atribut yang juga
27
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

dipakai oleh ahli-ahli gereja seperti memakai ikat pinggang atau yang lainnya.
Demikian juga ia yang mengingkari eksistensi Makkah, Ka bah, ataupun
Masjidil Haram bilamana hal itu muncul dari seorang yang menurut
pandangan kita ia sebenarnya tau dan memahami bahwa kenyataannya
pergaulan mereka adalah dengan orang-orang Islam.

28
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

PASAL
MENJELASKAN TENTANG KHITTAH

Kembali pada ajaran Al Shalaf al - Shalih menjelaskan maksud dari kelompok


yang disebut dengan Al Sawad al A'dham di era ini dan pentingnya berpegang
teguh pada salah satu madzhab yang empat.

Dengan memahami apa yang telah saya kemukakan di atas, kita menyadari
bahwa sesungguhnya kebenaran yang haqiqi itu berpihak pada kalangan Al
Salafiyah generasi terdahulu yang konsisten dan survive mengugemi nilai-nilai
ajaran agama yang telah dibangun oleh ulama Al - Salaf al Shalih merekalah
yang oleh Rasulillah sendiri beliau identifikasi sebagai Al - Sawadu al - A
dham (golongan mayoritas) yakni mereka yang cocok dan menyepakati
konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama-ulama Makkah,
Madinah dan ulama-ulama Al Azhar yang mulia, kesemuanya adalah
menjadi panutan kelompok ahli al Haq, sayangnya sulit sekali atau bahkan
hampir tidaklah mungkin melakukan penelitian dan pelacakan secara seksama
terhadap setiap persoalan dari sejumlah ulama-ulama ini. Karena kemasyhuran
dan menyebarnya tempat domisili mereka diberbagai daerah. Dan tidak
mungkin pula dapat menghitungnya karena keberadaan mereka sebagaimana
bintang gumintang di langit.

Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah haditsnya :

29
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

, : (

Sesungguhnya Allah Ta ala memberikan jaminan bahwa umatnya tidaklah


akan bersekongkol untuk menyepakati kesesatan, keberpihakan Allah adalah
pada Al Jama ah, barang siapa yang menyimpang dari konsensus mayoritas
berarti bahwa ia mengasingkan diri menuju neraka. (HR. Al Turmudzi)
Imam Ibnu Majah menambahkan : Bila terjadi perselisihan maka pegangilah
keputusan yang diambil oleh Al Aswad al - A dham (kelompok mayoritas)
dengan segala komitmen atas kebenaran mereka
Didalam kitab Al Jami Al Shagir disebutkan :

Sesungguhnya Allah telah menyelamatkan umatku dari segala bentuk


persekongkolan atas perbuatan sesat

Mayoritas dari mereka yang konsisten memegangi kebenaran (Ahli al - Haq)


adalah mereka yang menjadi pengikut Imam Madzhab yang empat AlMadzzhab al-Arba ah , mengapa demikian kita tahu bahwa Imam Bukhori
adalah bermadzhab Syafi iy beliau meriwayatkan hadits dari Imam Humaidiy,
Al Za faroniy, dan Imam Karobi isiy, demikian juga Imam Ibnu Khuzaimah
dan Imam Nasa i. Demikian pula pada beberapa Imam/Muhaddits yang lain
30
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

yakni : Imam Al-Syibi adalah pengikut madzhab Malikiy, Imam Mahaasibi


adalah bermadzhab Syafi iy. Imam Al Jariry merupakan Penganut setia Imam
Hanafiy. Syaikh Abdul Qadir al Jailani bermadzhab Hambaliy, Imam Abu
Hasan Al Syadhili pengikut madzhab Malikiy, dan dengan mengikuti satu
madzhab tertentu akan lebih dapat terfokus pada satu nilai kebenaran yang
haqiqi, lebih dapat memahami secara mendalam dan akan lebih memudahkan
dalam mengimplementasikan amalan. Dengan menentukan pada satu pilihan
madzhab inilah berarti ia telah pula melakukan jalan yang juga ditempuh oleh
Al Salaafuna al Shaalih , mudah-mudahan keridloan Allah terlimpah
curahkan pada mereka semua, Amin.

Kita sebagai kelompok awam dari mayoritas kaum muslimin harus


membulatkan tekad untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. Haqqo al Taqwa, dan senantiasa berharap agar nantinya kita semua tidak mati
meninggalkan dunia yang fana ini kecuali tetap mengugemi agama Islam, kita
sepakat untuk senantiasa berdamai dan melakukan rekonsiliasi dengan mereka
atau siapa saja yang berselisih. Merekatkan tali persaudaraan, bersikap dan
berperilaku baik terhadap semua tetangga, kerabat dan seluruh teman, dapat
memahami dan melaksanakan hak-hak para pemimpin, bersikap santun dan
belas kasihan terhadap kaum dlu afa dan kalangan wong cilik.

Kita berusaha mencegah mereka dari segala bentuk permusuhan, saling bencimembenci, memutuskan hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan
memebentuk sekte-sekte baru yang mengkotak-kotakkan Agama, kita
menghimbau pada mereka semua untuk bersatu, bersahabat, tolong
menolong dalam kebaikan, berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh,
31
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

dan menghindari perpecahan (Dis integrasi). Hendaknya kita tetap eksis


berpedoman pada Al Kitab , Al Sunnah , dan apa saja yang menjadi
tuntunan para ulama , panutan umat yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik
bin Anas, Imam Syafi i dan Imam Ahmad bin Hambal Ra. Merekalah ulama
yang mujma alaih, Sah untuk diikuti dan dilarang keluar dari madzhabmadzhab mereka. Hendaknya kita juga berpaling dari segenap bentuk
organisasi organisasi baru yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar
yang dibangun oleh Al Salaf al Sholihin .
Rasulullah Saw. bersabda :

Barang siapa yang menyimpang (keluar dari Al - Jamaah ) berarti ia


mengungsikan dirinya ke beraka.
Untuk itu hendaknya kita tetap konsisten memegangi Al Jamaah
(organisasi aswaja) alaa thariqati Al Salaf Al Shalihin .

Rasulullah saw. bersabda :

. , , , , :


Aku perintahkan pada kalian semua untuk melaksanakan lima hal, dimana
Allah telah memerintahkan hal itu padaku, yakni bersedia untuk
mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan hijrah dan bergabung
32
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

masuk dalam bingkai Al - Jamaah. Sesungguhnya seseorang yang berpisah


dari jamaah walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah melepaskan
ikatan tali keislamannya dari lehernya .

Sayyidina Umar bin Al Khattab ra berkata :

Berpegang teguhlah kalian semua pada Al Jama ah, hindarkan diri kalian dari
segala bentuk perpecahan, karena sesungguhnya syetan ketika menyertai anda
seorang diri saja, maka dengan sangat mudah ia menaklukkannya dibanding
ketika ia menyertai dua orang yang bersekutu, barang siapa bermaksud dan
ingin mendapat kenikmatan hidup di dalam surga maka tetaplah bersama Al
Jama ah".

33
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

PASAL
WAJIBNYA TAQLID BAGI SESEORANG YANG TIDAK MEMILIKI
KEAHLIAN UNTUK BERIJTIHAD

Menurut pandangan Jumhuril Ulama setiap orang yang tidak memiliki


keahlian untuk sampai pada tingkat kemampuan sebagai mujtahid mutlak,
sekalipun ia telah mampu menguasai beberapa cabang keilmuan yang
dipersyaratkan di dalam melakukan ijtihad, maka wajib baginya untuk
mengikuti (taklid) pada satu qaul dari para Imam Mujtahid dan mengambil
fatwa mereka agar ia dapat keluar dan terbebaskan dari ikatan beban (Taklif)
yang mewajibkannya untuk mengikuti siapa saja yang ia kehendaki dari salah
satu Imam Mujtahid, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt :


Maka bertanyalah kalian semua kepada ahli ilmu jika kalian semua tidak
mengetahui

Dengan berdasar pada ayat ini, seseorang yang tidak mengetahui diwajibkan
oleh Allah Swt. untuk bertanya, Nah bertanya itu merupakan perwujudan
sikap taqlid seseorang kepada orang yang alim. Firman Allah ini berlaku secara
umum untuk semua golongan yang dikhitobi.

Secara umum pula firman Allah ini, mewajibkan kita untuk bertanya dan
mempertanyakan segala sesuatu yang tidak kita ketahui, sesuai dengan
kesepakatan / konsensus Jumhur al Ulama. Karena sesungguhnya orang
yang beridentitas awam itu pasti ada sejak zaman generasi sahabat, tabi in dan
34
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

hingga zaman setelahnya, mereka wajib meminta fatwa kepada para mujtahid
dan mengikuti fatwa fatwa mereka dalam hukum-hukum syari ah dan
mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk Ulama. Pertanyaan esensial
yang kemudian muncul adalah, mengapa harus mempertanyakan suatu
hukum dan tuntutan syari at yang tidak diketahui. Karena sesungguhnya para
ulamapun ketika menerima pertanyaan, mereka seringkali segera menjawab
pertanyaan tersebut to the point tanpa memberi isyaroh untuk menuturkan
dalil, di satu sisi ketika seorang ulama melarang untuk melakukan sesuatu
kepada orang yang awam, merekapun (awam) langsung menerimanya tanpa
mengingkarinya. Kondisi yang sedemikianlah yang lantas disepakati adanya
kewajiban bagi orang awam untuk mengikuti pendapat seorang mujtahid,
disadari pula bahwa sama sekali orang awam itu tidak memiliki kemampuan
dan otoritas untuk memahami Al Kitab dan Al Sunnah dan tentunya
pemahamannya tidaklah dapat diterima jika tidak cocok dengan pemahaman
ulama ahli Al Haq yang agung dan terpilih. Sesungguhnya orang yang ahli
bid ah dan berperilaku menyimpang, mereka memahami hukum-hukum
secara bathil dari Al Kitab dan Al Sunnah, pada kenyataannya apapun yang
diambil oleh ahli bid ah tidaklah dapat dipegangi sebagai kebenaran.

Bagi orang awam tidak diwajibkan untuk tetap eksis / konsisten mengikuti
satu madzhab saja dalam menyikapi setiap masalah baru yang muncul.
Walaupun ia telah menetapkan untuk mengikuti satu madzhab tertentu
seperti madzhabnya Imam Al - Syafi i ra., tidaklah selamanya ia harus
mengikuti madzhab ini, bahkan diperkenankan baginya untuk pindah pada
madzhab yang lain selain Al - Syafi i. Seorang awam yang tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan pengkajian masalah dan istidlal (melakukan
35
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

pelacakan / pencarian sumber dalil) atau ia juga tidak memiliki kemampuan


membaca sebuah kitabpun yang ada sebagai reverensi dalam sebuah madzhab,
lantas ia mengatakan bahwa saya adalah bermadzhab Al-Syafi i, maka
pernyataan yang sedemikian itu tidaklah absah sebagai pengakuan bilamana
hanya sekedar ucapan belaka.

Tetapi menurut sebuah pendapat yang lain menyatakan bahwa ; ketika


seorang awam itu konsisten mengikuti satu madzhab tertentu maka wajiblah
baginya untuk menetapkan madzhab pilihanya. Karena jelas seorang Awam
itu meyakini bahwa madzhab yang ia pilih adalah madzhab yang benar. Maka
konsekwensi yang harus ia terima adalah wajib menjalankan apa yang menjadi
ketentuan madzhab yang ia yakini.

Bagi seseorang yang taqlid ( )boleh mengikuti selain imamnya dalam


sebuah masalah yang timbul padanya. Misalnya saja ia taqlid pada satu imam
dalam melaksanakan shalat dhuhur, dan ia taqlid dan mengikuti imam lain
dalam melaksanakan shalat ashar. Jadi taqlid setelah selesainya melakukan
sebuah amal/ ibadah adalah boleh. Untuk memahami hal ini dapatlah
digambarkan sebuah masalah : Bila seorang yang bermadzhab syafii
melakukan shalat dan ia menyangka ()atas keabsahan shalatnya menurut
pandangan madzhabnya, ternyata kemudian menjadi jelas bahwa shalatnya
adalah batal menurut madzhab yang dianutnya, dan sah bila menurut
pendapat yang lain maka baginya boleh langsung taqlid pada madzhab lain
yang mengesahkan shalatnya. Dengan demikian cukup terpenuhilah
kewajiban shalatnya.

36
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

PASAL
SIKAP EKSTRA HATI-HATI DIDALAM MENGAMBIL AGAMA DAN
KEILMUAN, JUGA SIKAP ANTISIPATIF TERHADAP FITNAH YANG
DIMUNCULKAN OLEH PARA AHLI BID AH, ORANG-ORANG
MUNAFIQ DAN PARA PEMIMPIN YANG MENJERUMUSKAN.

Wajib bersikap ekstra hati-hati didalam mencari dan menghasilkan keilmuan,


maka janganlah anda mencari dan mendapatkannya dari selain ahli ilmu.

Diriwayatkan dari Imam Ibnu Asakir dari Imam Malik Ra : Janganlah engkau
menerima ilmu dari ahli bidah, jangan pula anda mencari dan menerima
keilmuan (agama) dari seseorang yang tidak diketahui kepada siapa ia belajar,
dan tidaklah pula diperkenankan menerimanya dari seseorang yang
melakukan kebohongan publik didalam menceritakan manusia, walaupun ia
diyakini tidak akan melakukan kebohongan terhadap hadits Rasulullah SAW.

, :

Diriwayatkan lagi dari Imam Ibnu Sirrin Ra : Ilmu ini adalah agama ;maka
selektiflah kalian semua dari siapa kalian mengambil agama.
37
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

, , :

, ,


Diriwayatkan oleh Imam Al - Dailami dari Ibnu Umar ra. dalam sebuah
periwayatan yang marfu : "Ilmu adalah agama dan shalat adalah agama. Maka
bersikap telitilah kalian semua didalam mengambil/menerima ilmu itu.
Bagaimana anda melakukan shalat seperti ini Sesungguhnya kalian semua
akan ditanya nanti dihari kiamat, maka janganlah anda meriwayatkan
keilmuan itu kecuali dari seseorang yang benar-benar anda meyakini
keahliannya yakni ia yang memiliki sifat-sifat keadilan, dapat dipercaya dan
muttaqien".


Imam muslim meriwayatkan didalam kitab shahih-nya bahwa Rasulullah SAW
bersabda : Akan ditemukan dizaman akhir dari umatku sekelompok manusia
yang senantiasa menceritakan kepada kalian segala sesuatu yang mereka tidak
pernah mendengarkannya, kamu dan juga orang-orang tua kalian, maka
jagalah diri kalian semua, dan waspadailah mereka .

38
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari


Di dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan, sesungguhnya Abu Hurairah
RA berkata : Rasulillah Saw bersabda : "Akan didapati diakhir zaman nanti
Dajjal-dajjal yang menebar kebohongan-kebohongan, mereka datang
membawa berita-berita yang, kalian dan orang tua kalian semua tidak
pernahmendengarkannya, jagalah diri kalian dan waspadailah mereka, jangan
sampai mereka menjerumuskan kalian semua, dan jangan pula kalian ter
fitnah".

Juga di dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Umar bin
al

Ash Ra. beliau berkata : Sungguh di dalam lautan terdapat syetan-syetan

yang terpenjarakan dan yang membelenggunya adalah Nabi Sulaiman bin


Dawud, hampir saja mereka dapat keluar, dan mereka hendak membacakan
Al-Qur'an kepada seluruh manusia .

Imam Al Nawawi mengomentari hadits ini dengan pernyataannya; bahwa


makna (syetan-syetan) yang dikehendaki oleh hadist diatas adalah mereka
39
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

yang membacakan sesuatu yang sebenarnya bukanlah Al-Qur'an, tetapi ia


mengatakannya bahwa ini adalah Al-Qur'an, mereka mengecohkan manusia
pada umumnya agar mereka menganggap aneh terhadap Al-Qur'an .

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Abi Darda i RA, Sesungguhnya yang
paling menghawatirkan atas umatku adalah prilaku para pemimpin yang sesat ,
Imam Ahmad dalam riwayatnya dari sahabat Umar Ra. Menyatakan :
Sesungguhnya kekhawatiran terbesarku atas umat ku adalah orang munafik
yang kepandaiannya hanya di lisan saja .

Imam Al Munawwir Ra. menginterpretasikan/ menafsiri hadits ini dengan


pernyataannya : Banyak sekali orang yang pandai beretorika tetapi bodoh hati
dan perbuatannya, ia mencari ilmu dengan orientasi mencari kerja dari sanalah
ia akan mencari makan, dan mengorbankan kesombongan demi meraih
kemulyaan. Ia mengajak manusia semesta alam menuju Tuhannya, tetapi ia
sendiri lari dari pada-Nya .

40
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asyari

, , ,

Dari Ziyad bin Jabir RA ia berkata ; telah berkata kepadaku Sayyidina Umar
bin Khattab RA : "Tahukah kamu apakah yang dapat merobohkan Islam "
Aku berkata tidak Ya Amirul Mukminin; Berkatalah beliau : "Yang akan
merobohkan Islam adalah tergelincirnya orang awam (sebab mereka tidak
bersikap hati-hati), orang munafiq yang menperdebatkan Al Kitab, dan
supermasi hukum yang dikendalikan oleh para pemimpin yang menyimpang".

Sumber :

http://www.darussholah.com

Disebarluaskan Oleh :

http://aswaja-nu.blogspot.com
http://www.kangridho.blogspot.com

41
Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai