Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mandiri Kepaniteraan Referat

Pemberian Tetanus Toxoid dalam Kehamilan

Disusun Oleh :
Chatarina Cindy De Pata
NIM : 112015414
KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KANDUNGAN DAN
KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
RS dr.Esnawan Antariksa
2016

Imunisasi
Definisi
1 | Page

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak
ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
(Depkes RI, 2005).
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan

vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit.

(Depkes-Kessos RI, 2000).


Perkembangan Imunisasi di Indonesia
Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan
vaksin cacar pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil
membasmi penyakit cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan
bebas

cacar oleh

WHO,

lainnya. Pada tahun 1972

yang selanjutnya dikembangkan


juga dilakukan

studi pencegahan

vaksinasi
terhadap

Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT)


pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada
tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.
(Depkes RI, 2005).

Program Imunisasi TT Ibu Hamil


Definisi
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Toksoid tetanus adalah preparat toksin tetanus yang
diinaktifkan dengan formaldehid dan diadsorbsi pada garam aluminium untuk meningkatkan
antigenesitasinya.
Imunisasi tetanus toxoid menghadapkan individu untuk sejumlah kecil bakteri yang
menyebabkan tubuh untuk mengembangkan kekebalan terhadap penyakit. Tetanus adalah
penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang tinggal di tanah, debu,
barang berkarat, kotoran hewan, dsb.
Manfaat Imunisasi TT pada ibu hamil
2 | Page

a. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Dan TT juga


merangsang pembentukan antitoksin untuk menetralkan toksin tetanus. Antitoksin
yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi aktif pada ibu dapat mencegah
kejadian tetanus neonatorum
b. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum
adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan)
yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari
program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus
neonatorum.

Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil


Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam larutan garam fisiologis (0,95%). TT adalah vaksin yang
sangat efektif, presentasi kegagalannya sangat kecil. Efektivitas dua dosis TT selama hamil
dalam mencegah tetanus neonatorum berkisar antara 80-100 %.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan
imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian imunisasi
TT1 dan TT2. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4
minggu.
Bila kebanyakan wanita usia subur belum diimunisasi tetanus pada masa bayi atau
remaja maka harus diimplementasikan jadwal imunisasi TT 5 dosis untuk semua wanita usia
subur. Jadwal imunisasi TT ini harus meliputi dosis pertama pada kontak pertama, dosis
kedua sekurang-kurangnya 4 minggu setelah dosis pertama dan dosis ketiga 6-12 bulan
berikutnya. Tingkat proteksi setelah dosis kedua sekitar 80-90 % sedangkan setelah dosis
ketiga 95-98 %. Perlindungan ini dapat berlangsung sampai sekitar 5 tahun.
3 | Page

Bila diberikan dosis keempat dan kelima, imunitas dapat menetap sampai masingmasing 10-20 tahun atau selama masa reproduksi. Dosis keempat diberikan sekurangkurangnya satu tahun setelah dosis ketiga, begitu juga dengan dosis kelima, satu tahun setelah
dosis keempat.

Antigen

Selang waktu minimal

Lama perlindungan

TT 1
TT2
TT3
TT4
TT5

Persentase
Perlindungan

Saat pertama kali periksa hamil

Tidak ada

Tidak ada

4 minggu setelah TT1

3 tahun

80

6 bulan setelah TT2

5 tahun

95

1 tahunsetelah TT3

10 tahun

99

1 tahun setelah TT4

25 tahun / seumur 99
hidup

Vaksin TT (Tetanus Toxoid)


Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus
yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin
mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada
bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu
hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).
Kemasan Vaksin
Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin
terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan. (Depkes RI,
2005).
Sifat Vaksin
4 | Page

Vaksin

TT

termasuk

vaksin

yang

sensitif

terhadap

beku

(Freeze

Sensitive=FS) yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan
suhu dingin atau suhu pembekuan. (Depkes RI, 2005).
Kerusakan Vaksin
Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada vaksin TT menyebabkan umur vaksin
menjadi berkurang dan vaksin akan rusak bila terpapar /terkena sinar matahari.
Jadwal Imunisasi TT ibu hamil

Bila

ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah mendapat TT

sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat


sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja

yang dicatat sebagai TT ulang juga.


Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil sebelumnya baru
mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan

kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.


Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan
sebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT ulang.

Cara pemberian dan dosis

Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi

menjadi homogen.
Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang
disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga
setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap
tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke
empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah
pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara

aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.


Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :
Vaksin belum kadaluarsa

5 | Page

Vaksin disimpan dalam suhu +2 - +8C


Tidak pernah terendam air.
Sterilitasnya terjaga
VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.

Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil


Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam larutan garam fisiologis (0,95%). TT adalah vaksin yang
sangat efektif, presentasi kegagalannya sangat kecil. Efektivitas dua dosis TT selama hamil
dalam mencegah tetanus neonatorum berkisar antara 80-100 %.

Indikasi pemberian Tetanus Toksoid


Pada dasarnya siapa saja dapat terkena penyakit tetanus. Tetapi yang paling rentan adalah
bayi baru lahir dan ibu yang melahirkan. Oleh karena itu, kelompok ini menjadi perhatian
utama pencegahan penyakit tetanus.
Kontraindikasi imunisasi TT
1.
2.
3.
4.

Wabah poliomyelitis
Riwayat Guillain-Barr syndrome
Hipersensitivitas
Memiliki HIV atau AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan

tubuh
5. Menggunakan obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh (misalnya steroid,
obat anti-penolakan)
6. Menderita kanker
7. Menerima pengobatan kanker dengan sinar-x, radiasi, atau obat.

Efek samping imunisasi TT


Efek samping jarang

terjadi

dan bersifat

ringan,

gejalanya seperti lemas

dan

kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala
demam. TT adalah antigen yang sangat aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi
6 | Page

janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1-2
hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2005).

Tetanus Neonatorum
Pengertian
Tetanus Neonatorum (TN) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang
terawat dan terjadi pada bayi sejak lahir sampai umur 28 hari, kriteria kasus TN
berupa sulit menghisap ASI, disertai kejang rangsangan, dapat terjadi sejak umur 328 hari tanpa pemeriksaan laboratorium. (Sudarjat S, 1995).
Penularan TN
Penularan TN sebagai akibat memotong tali pusat dengan peralatan tidak
steril dan terkontaminasi dengan ekskreta hewan atau tanah yang mengandung spora
tetanus sebagai balutan atau tali akar untuk mengikat tali pusat. Tetanus Neonatorum
penularannya secara langsung atau tak langsung melalui luka yang ada pada bayi,
biasanya terjadi akibat infeksi pada luka di pusar bekas pemotongan tali pusat dengan
menggunakan alat yang terkontaminasi. Disamping itu infeksi dapat pula terjadi jika
luka pusar bayi diobati atau diberi zat-zat yang terkontaminasi. (George D, 1995)

Masa Inkubasi TN
Masa inkubasi biasanya 4-21 hari (umumnya 7 hari), tergantung pada tempat
terjadinya luka, bentuk luka, dosis dan toksisitas kuman. (Sudarjat S, 1995).

Tanda Klinis TN
Tanda-tandanya terdapat pada bayi baru lahir (neonatus) sampai umur kurang
dari 28 hari, biasanya beberapa hari sesudah lahir dengan gejala-gejala bayi mula7 | Page

mula masih bisa menetek/minum, lama kelamaaan karena otot rahang kejang, maka
sulit membuka mulut sehingga bentuk mulut bayi mencucu seperti mulut ikan, lama
kelamaan otot pernafasan kejang, tidak lama kemudian bayi kelihatan biru, kejangkejang sampai meninggal dunia. (SubDit Imunisasi,Ditjen PPM &PLP,1992).
Pencegahan TN
Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dilakukan imunisasi aktif
dengan toksoid tetanus pada ibu hamil menjelang kelahiran bayi dan seandainya
kelahiran seorang bayi ditolong oleh dukun, bayi secepatnya dibawa ke
dokter/puskesmas untuk mendapat imunisasi pasif dengan serum anti tetanus.
(Markum A.H, 1987). Vaksin TT memiliki efektifitas yang sangat tinggi dan
pemberiannya mudah, sehingga tujuan untuk melindungi bayi terhadap TN dapat
dicapai dalam waktu yang relatif singkat. (Panitia PIN, 1996).
Untuk

mendapatkan

perlindungan

seumur

hidup

terhadap

TN

maka

diperlukan pemberian imunissi TT 5 dosis dengan interval waktu sesuai ketentuan.


Untuk merekam pemberian imunisasi TT tersebut diperlukan alat pantau yang dapat
dipergunakan seumur hidup (Panitia PIN, 1996).
Pada tabel di bawah ini akan diperlihatkan hubungan antara dosis vaksin yang
diterima dengan interval pemberian dan lama perlindungan.

Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT 5 Dosis


Pemberian Imunisasi
( Status TT )
TT 1
TT 2

8 | Page

Interval waktu Masa Perlindungan


pemberian
4 minggu

Dosis
0,5 cc

3 tahun

0,5 cc

TT 3

6 bulan setelah

5 tahun

0,5 cc

TT 4

1 tahun setelah

10 tahun

0,5 cc

TT 5

1 tahun setelah

25 tahun/seumur

0,5 cc

9 | Page

Daftar Pustaka

1. BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak
Balita).
2. Chin, James., Kandun, I Nyoman., 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.
Available at www.ppmplp.depkes.go.id
3. Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
4. Ditjen PPM-PL Depkes RI., 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ketujuh.
5. Idanati, Rukna., 2005. TT Pregnancy. Available at www.adln.lib.unair.ac.id
6. Saifuddin, Abdul Bari., Andriaansz, Geoege., Wiknjosastro, Gulardi Hanifa.,
Waspodo, Djoko., 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai