Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI HASIL LAPORAN

MODUL PROSTHODONSI
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Disusun oleh :
Ichda Nabiela Amiria Asykarie
J 530 145 007

Dosen Pembimbing : drg. Suyadi

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh kecelakaan, penyakit atau proses penuaan
secara alami. Kehilangan gigi dapat berpengaruh pada senyum dan rasa percaya diri
seseorang. Penderita kehilangan gigi memiliki banyak pilihan sebelum memperoleh
perawatan, karena bidang prostetik sudah maju.
Gigi tiruan adalah suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau
seluruh gigi asli yang hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah.
Meskipun kemajuan dalam bidang estetika kedokteran gigi sangat pesat, namun fungsi
dari gigitiruan itu sendiri didukung oleh kondisi fisik seseorang. Tanpa adanya gigi
yang mendukung rahang dan gingiva, kulit dapat tampak kendur, dan dapat
mengakibatkan penurunan kemampuan seseorang untuk makan dan berbicara.
Komplikasi-komplikasi tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kebahagiaan
seseorang.
Gigi tiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli yang masih ada, sehingga tidak
terlihat perubahan yang nyata pada penampilan wajah dan senyum pasien. Gigitiruan
juga dapat membuat seseorang merasa nyaman pada saat memakan makanan tertentu
dan dapat mengurangi rasa malu akibat kehilangan gigi.
Untuk melakukan perawatan gigi tiruan sebagian, kita harus mengetahui tahapantahapan dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan sebagian. Diawali dengan
pemeriksaan, pemeriksaan utama maupun pemeriksaan penunjang. Mencetak
merupakan tahapan kedua yang dilakukan. Mencetak dilakukan berdasarkan
pertimbangan resiliensi jaringan mukosa mulut. Preparasi gigi pencangkaran termasuk
salah satu dalam tahap perawatan preprotestik. Penentuan relasi rahang atas dan
rahang bawah dari pasien. Pemilihan elemen gigi tiruan yang dilihat dari bentuk,
ukuran dan warna serta tahapan penyusunan gigi.
Untuk menentukan desain gigi tiruan sebagian lepasan pada rencana perawatan
kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari GTSL (Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan) tersebut berdasarkan indikasi dari tiap komponen tersebut serta faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya. Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan
adalah salah satu alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat
dasar dan dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih

sebagai pilar. Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah
gigi tiruan yang mengganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien.
Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti gigi
asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat
dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih
tinggalakan menjadi gigi pegangan.
Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi
tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan penuh dibuat pada pasien yang
sudah kehilangan seluruh gigi geliginya, sedangkan gigi tiruan lepasan dibuat bila
masih ada sebagian gigi yang tersisa. Gigi tiruan sebagian dapat dibagi lagi menjadi
gigi tiruan lepasan (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan
cekat (yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen). (Haryanto, 1991).
Bagian jaringan mulut yang menahan komponen vertical dari gaya kunyah
merupakan bagian yang memberikan dukungan (support) bagi gigi geligi tiruan
sebagian dan dapat meliputi beberapa atau semua gigi yang masih ada, serta sisa
tulang alveolar (linger sisa). Sisa tulang alveolar, disebut pula residual ridge atau
edentulous ridge adalah bagian tulang alveolar yang masih ada setelah tulang alveoli
tertutup atau menghilang dari prosesus alveolaris beberapa waktu setelah pencabutan
gigi. (Haryanto, 1991)
A. Indikasi Pemakaian GTSL
a. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:
1) Usia
Usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis
masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena
perawatannya memerlukan waktu yang lama.
2) Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante
3) Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous.
b. Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle).
c. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat.
d. Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan.
e. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik.
f. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut.
g. Keinginan pasien

B. Kontraindikasi Pemakaian GTSL


a. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.
b. Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya
dibuatkan GT temporer.
c. Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)
d. OH jelek.
C. Dampak yang terjadi apabila gigi yang hilang tidak diganti
a. Migrasi dan rotasi gigi
Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan
pergeseran, miring atau berputarnya gigi. karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,
maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring
lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat.
b. Erupsi berlebih
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi
berebih (overeruption). Erupsi berlebih dapa terjadi tanpa atau disertai
pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang
alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi
mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar
berlebih, maka akna menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita
perlu dibuatkan gigi tiruan lengkap.
c. Penurunan efisiensi kunyah
Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang
akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang
yang ditnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh maklum
pada masa kini banyak jenis makanan yag dapat dicerna hanya dengan sedikit
proses kunyah saja.
d. Gangguan pada sendi temporo-mandibula
Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure)
hubungan rahang yang eksentrik akibat keilangan gigi, dapat menyebabkan
gangguan pada struktur sendi rahang.
e. Beban berlebih pada jaringan pendukung

Apabila penderita sudah kehilangn sebagian gigi aslinya, maka gigi yang
masi ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi
pembebanan berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan
membrane periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan
akhirnya terpaksa dicabut.
f. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan

kelainan

bicara, kaena gigi khususnya yang depan- termasuk bagian organ fonetik.
g. Memburuknya penampilan
Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi
depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang. Apalagi dari segi pandang
manusia modern.
h. Terganggunya kebersihan mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan
tatangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya
ruang interproksimal tidak wajar ini mengakibatkan celah antar gigi mudah
disisipi sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan
mudah terjadi plak. Plak tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat.
i. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membrane periodontal gigi asli masih menerima
beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat.
Toleransi terhadap beban ini biasa berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga
dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertical wajah
pada saat gigi dalam keadaan oklusi sentrik.
j. Efek terhadap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati
jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini menyebabkan
kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena
terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang ditempati protesis.
Dalam hal seperti ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu
benda asing yang cukup mengganggu.

D. Klasifikasi GTSL
Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah
hilang adalah agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang rongga
mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan
Dasar klasifikasi:
Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:
a. Kennedy
b. Swenson
c. Austin Lidge
d. Applegate Kennedy
Syarat:
a. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai
dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut.
b. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam
klasifikasi.
c. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini
dimasukkan klasifikasi
d. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.
e. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam
klasifikasi.
f. Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi
masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau
ruangannya.
g. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.
h. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
E. Klasifikasi Kennedy
a. Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan
berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
b. Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi
rahang/unilateral free end.
c.

Kelas III

Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian
posterior.
d.

Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis
tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi.

F. Klasifikasi Applegate Kennedy


a. Kelas I
1) Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
2) Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah
beberapa tahun kehilangan gigi.
3) Secara klinis dijumpai:

a) Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.


b) Tenggang waktu /pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas
gigi tiruan yang akan dipasang.
c) Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah
mengecil.
d) Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai
posisi.
e) Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
f) Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar
6 10 gigi.
g) Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
4) Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan
desain bilateral dan perluasan basis distal
b. Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II. Secara klinis dijumpai keadaan:
1) Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
2) Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3) Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi
antagonis.
4) Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk
jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi
antagonis.
5) Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.
6) Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain
bilateral perluasan basis distal.
c. Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi
mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan. Secara
klinis dijumpai keadaan:
1) Daerah tidak bergigi sudah panjang.
2) Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai
3) Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai
goyangnya gigi secara berlebihan.

4) Beban oklusal berlebihan


5) Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan
gigi dengan desain bilateral.
d. Kelas IV
1) Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.
2) Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan
bila:
a) Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat
trauma
b) Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan
banyak gigi pendukung.
c) Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan,
pada pasien dengan daya kunyah besar.
d) Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan
e) Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk
memenuhi faktor estetik Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV:
i.

Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat

ii.

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan


dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.

iii.

Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL

e. Kelas V
1) Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
2) Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus
yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.
3) Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya
karena salah satu alasan berikut ini:
a) Daerah tak bergigi sangat panjang
b) Daya kunyah pasien berlebihan
c) Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
d) Tulang

pendukung

lemah,

penguatan

dengan

splin

tidak

diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan


dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya
mempertahankan geligi yang masih tinggal ini

4) Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:


Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis
berujung bebas tetapi di bagian anterior.
f. Kelas VI
1) Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat

dipakai sebagai gigi penahan.Kasus seperti ini sering kali merupakan


daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut
2) Biasanya dijumpai keadaan klinis:

a) Daerah tak bergigi yang pendek


b) Bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai
pendukung penuh
c) Sisa processus alveolaris memadai
d) Daya kunyah pasien tidak besar
3) Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI

a) Geligi tiruan cekat


b) Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain
unilateral (protesa sadel)
4) Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:

a) Usia pasien masih muda


b) Mencegah ekstrusi gigi antagonis
c) Pulpa gigi masih lebar
d) Kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi
segera
e) Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat
f) Pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat
g) Keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang
5) Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy
mengenai juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.
6) Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A.
7) Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ...
modifikasi P.
8) Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk
modifikasi. Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.
Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A dan 3P dan seterusnya).

G. Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


a. Basis
Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi
mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.
Macam-macam basis geligi tiruan :
1) Basis dukungan gigi
Pada basis dukungan gigi, yang semata-mata merupakan span yang
dibatasi gigi asli pada kedua sisinya, tekanan oklusal secara langsung
disalurkan kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal.
Selain fungsi tadi, basis bersama-sama elemen gigi tiruan berfungsi
pula mencegah migrasi horisontal gigi tetangga, serta migrasi vertikal
gigi antagonis.
2) Basis dukungan jaringan
Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat disalurkan
ke permukaan yang lebih luas, sehingga tekanan persatuan luas menjadi
lebih kecil
Macam-macam bahan basis :
1) Metal
Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap resin
Penderita dengan gaya kunyah abnormal
Ruang intermaksiller kecil
Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral

Permintaan penderita
2) Resin ;
Indikasi
Resin merupakan bahan terpilih untuk basis protesa
Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan
Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya
Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah
Relatif lebih ringan
Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
Harganya murah
Beda basis akrilik dengan logam:

3) Fungsi Basis
a) Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar
di bawahnya.
b) Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif
antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah
c) Tempat melekatnya cengkeram
d) Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan
kepada bibir dan pipi(estetik)
b. Sadel
Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus
alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya:
1) Antara gigi asli disebut bounded saddle
2) Posterior dari gigi asli disebut free end saddle
c. Elemen Gigi Tiruan

Adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi
asli yang hilang. Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin
akrilik, porselen,logam.
d. Cengkeram
Disebut juga klammer. Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang
berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang
melingkari/memegang gigi penjangakaran.
1) Fungsi Cengkeram
a) untuk retensi
b) untuk stabilisasi
c) untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
2) Bagian-bagian dari Cengkeram Kawat
a) Lengan,

yaitu

bagian

dari

cengkeram

kawat

yang

terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi penjangkaran. Sifat


agak lentur, berfungsi untuk retensi dan stabilisasi
b) Jari, yaitu bagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran
terbesar gigi. Sifat lentur/fleksibel dan berfungsi untuk retensi
c)

Bahu, yaitu bagian dari lengan yang terleta di atas lingkaran


terbesar dari gigi. Sifat kaku dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu
menahan gaya-gaya bucco-lingual

d) Badan/body, yaitu cengekaram kawat yang terletak di atas titik


kontak gigi di daerah aproksimal. Sifat kaku, dan berfungsi untuk
stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior
e)

Oklusal rest, yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di


bagaian oklusal gigi. Sifat kaku, panjang 1/3 lebar mesio-distal
gigi. Berfungsi untuk meneruskan beban kunyah ke gigi
penjangkaran

f)

Retensi dalam akrilik, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang


tertanam dalam basis akrilik

3) Syarat-syarat Cengkeram Kawat yang melingkar


a) harus kontak garis
b) tidak boleh menekan/harus pasif
c) ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh
tajam/harus dibulatkan

d) tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram


e) bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh
mengganggu oklusi/artikulasi
f) jarak bagian jari ke servikal gigi: cengkeram paradental:1/2-1 mm
cengekeram gingival:1 -2 mm
g) bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan
H. Tahap Penentuan Desain GTSL
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di
bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal
dan terpilih sebagai gigi pegangan / abutment.
a. Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
b. Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel.
c. Tahap III : Menentukan macam retainer / penahan.
d. Tahap IV : Menentukan macam konektor.
Tahap I
Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi untuk setiap rahang.
Klasifikasi yang umum digunakan adalah Klasifikasi Kennedy (1923) berdasarkan letak
daerah tak bergigi/sadel dan free end :
1) Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan
berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
2) Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pada 1 sisi
rahang/unilateral free end.
3) Kelas III
4) Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian
posterior.
5) Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah
rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

Tahap II
Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat 3 (tiga) macam jenis
dukungan gigi tiruan, yaitu:
1) Tooth borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat
dijadikan sebagai pendukung.
2) Mucose/tissue borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.
3) Mucosa and tooth
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila
factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor
tersebut adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan
keadaan rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.
a) Keadaan jaringan pendukung
b) Panjang sadel
c) Jumlah sadel
d) Keadaan rahang
Tahap III
Menentukan macam retainer / penahan yang digunakan dalam pemakaian gigi tiruan.
Terdapat 2 (dua) macam jenis yang retainer yang dapat digunakan sesuai kebutuhan
desain gigi tiruan.
1) Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan
terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa
klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi
pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal
dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk
kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan
efektif.
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah
oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi,
stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.

2) Indirect Retainer
Indirect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan
terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh
dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat
gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
Tahap IV
Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan kebutuhan
bagi pasien pemakai gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) jenis konektor yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan dan desain:
1) Konektor Utama
Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen
yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang
menghubungkan

basis

dengan

retainer.Fungsi

konektor

utama

adalah

menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.
Syarat konektor utama adalah:
a) Rigid
b)Tidak mengganggu gerak jaringan
c) Tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva
d)Tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva
e) Tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan
pipi.
Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang
hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single
palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal
palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
2) Konektor Minor
Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor
utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada
daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.
Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke
gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan,
menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek

penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer


efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.
Dasar pertimbangan pemilihan konektor adalah :
a) Pengalaman pasien
b)Stabilisasi
c) Bahan geligi tiruan
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :
i. Perlu adanya penahan tak langsung
ii. Desain cengkram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah
yang bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin
iii. Perlu dilakukan pencetakan ganda agar keseimbngan penerimaan beban
kunyah antara gigi dan mukosa dapat dicapai
iv. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi
v. Dalam pembun hal ini harus mudatan deasain perlu dipikirkan
kemungkinan perlunya pelapisan atau penggantian basis di kemudian
hari dan hal ini harus mudah dilakukan.
I. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan GTSL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :
a. Gigi tiruan tersebut harus tahan lama
b. Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi
yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.
c. Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun
d. Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang
harmonis.
Keberhasilan pembuatan GTSL adalah :
a. Kooperatifan pasien.
b. Kondisi rongga mulut pasien
c. Kemampuan tekniker
d. Retensi dan stabilisasi GTS yang berasal dari cengkram dan anatomi
rongga mulut pasien.
e. Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok
f. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut

Kegagalan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan :


a. Manipulasi yang salah: mencetak dan permukaan oklusal yang tidak
balance oclution
b. Perluasan landasan geligi tiruan yang tidak memenuhi syarat atau
landasan geligi tiruan yang tidak cermat.
c. Oklusi yang tidak layak yaitu relasi sentris, dimensi vertical dan kontak
premature yang salah, hubungan sentris dan eksentris serta hubungan
tonjol yang kurang seimbang
d. Daya horizontal dari bibir, pipi dan lidah pada gigi-gigi dan sayap geligi
tiruan.

BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan (23 tahun) datang ke klinik gigi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan keinginan dibuatkan gigi tiruan
pada gigi belakang bawah kanan kirinya yang telah dicabut karena pasien merasa tidak
nyaman untuk mengunyah disebabkan gigi geraham kanan kirinya sudah tidak ada.
Pasien pernah mencabutkan gigi belakang kirinya sekitar 1 tahun kan gigi lalu,
sedangkan gigi bawah blakang kananya dicabutkan 2 minggu lalu.
A. Identitas Pasien
No. RM
Nama Pasien
Tanggal Lahir
Umur
Alamat
Pekerjaan
Gol. Darah

: J52132
: Ruwaeda Qutbi
: 19 Mei 1995
: 20 th
: sriwedari
: Mahasiswi
: AB

B. Pemeriksaan Awal
Terdapat daerah tidak bergigi pada gigi 35, 36, 45, 46, 47.

C. Pemeriksaan Penunjang

D. Diagnosis dan Rencana Perawatan


Diagnosis
Daerah Tidak Bergigi Klas VI Modifikasi 1P Klasifikasi Applegate Kennedy
Rencana Perawatan
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada rahang bawah
E. Tahapan Perawatan

1. Pemberian informasi kepada pasien mengenai perawatan yang akan dilakukan


dan penandatanganan informed consent.
2. Persiapan alat dan bahan
3. Prosedur perawatan
a. Kunjungan I (7 Desember 2015)
Pembimbing : drg. Suyadi
-

Pencetakan model kerja GTSL menggunakan bahan cetak alginate


Pembuatan model kerja dengan gps stone

b. Pembuatan klamer
c. Pembuatan basis gigi tiruan dengan malam merah dan pemasangan anasir
gigi

d. Flasking
e. Boiling out
f. Packing akrilik
g. Curing
h. Finishing dan polishing
i. Kunjungan II (21 Desember 2015)
Pembimbing : drg. Suyadi

Insersi Gigi tiruan sebagian lepasan

j. Kunjungan III (28 Desember 2015)


Pembimbing : drg. Suyadi
Kontrol Pasca insersi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
-

Pemeriksaan subjektif : tida kada keluhan


Pemriksaan objektif :
Tidak ada trauma oklusi
Tidak terdapat kemerahan pada mukosa
GTSL dapat berfungsi dengan baik

BAB III
HASIL PERAWATAN

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan


giginya adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi
mastikasi, fungsi

bicara

dan

fungsi

estetis

sehingga

dapat

mempertahankan kesehatan jaringan mulut dan mencegah akibat buruk dari


hilangnya gigi asli jika tidak dibuatkan gigi tiruan. Untuk mendapatkan gigi
tiruan sebagian lepasan yang baik diperlukan perncanaan pembuatan yang
baik dan benar. Keberhasilan gigi tiruan sebagian lepasan ditentukan oleh
kerjasama yang baik antara operator dan pasien.
B. Saran
1. Untuk mendapatkan GTSL yang baik diperlukan perancangan yang tepat dan
baik.
2. Pemakaian GTSL bertujuan untuk mencegah hal-hal yang timbul akibat
hilangnya gigi asli. Selain itu GTSL berfungsi dalam pengunyahan, berbicara,
estetis pasien akan terpenuhi serta percaya diri.
3. Keberhasilan pemakaian GTSL sangat ditentukan oleh kerjasama pasien dalam
penggunaan dan perawatan GTSL
4. Jika pasien dapat menjaga dan memelihara kebersihan mulut dan gigi tiruannya
maka GTSL tersebut dapat bertahan lama.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Harty, F. J dan R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. EGC: Jakarta.
Haryanto, A.G. 1991. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid I Cetakan I.
Jakarta: Hipokrates.
Haryanto, A.G. 1995. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II Cetakan I.
Jakarta: Hipokrates.
Itjiningsih. 1980. Dental Teknologi. Cetakan I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Trisakti.

Anda mungkin juga menyukai