Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap
lingkungan sosial yang berada disekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang
indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada.
Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya
sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari
kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam
pikirannya.
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah bentuk karya fiksi
yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja
dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwaperistiwa didalamnya, sehingga nampak seperti sungguh. Unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur
yang secara tidak langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur
intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat bagus.
Pada novel di bawah langit jakarta diperoleh dari mengeksplorasi kisah
persahabatan dan pendidikan di indonesia, mengemas novel di bawah langit jakarta
dengan bahasa yang sederhana imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi.
Meskipun kisah yang terjadi dalam novel di bawah langit jakarta sudah terjadi
sangat lama, akan tetapi pada kenyataannya kisah pada novel di bawah langit
jakarta masih ada dizaman sekarang. Banyak pengamat sastra yang memberikan
penilaian yang berkaitan dengan suksesnya novel di bawah langit jakarta.

Isi novel di bawah langit jakarta menegaskan bahwa keadaan ekonomi


bukanlah menjadi hambatan seseorang dalam meraih cita-cita da berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya. Kemiskinan adalah penyakit sosial
yang berada dalam ruang lingkup materi sehingga berkaitan dengan kemampuan ota
seseorang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berminat untuk
menganalisis novel di bawah langit jakarta. Analisis terhadap di bawah langit
jakarta peneliti membatasi pada nilai pendidikan. Alasan dipilih dari segi nilai
pendidikan karena novel di bawah langit jakarta diketahui banyak memberikan
inspirasi bagi pembaca, hal itu berarti ada nilai-nilai positif yang dapat diambil dan
direalisasikan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka, khususnya dalam
pendidikan. Begitulah paham pertama dalam penilaian karya sastra yang secara tidak
langsung disimpulkan dari corak-corak roman indonesia yang mula-mula, ialah
memberi pendidikan dan nasehat kepada pembaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan

di atas, masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah nilai pendidikan yng terdapat pada novel di
bawah langit jakarta karya Guntur Alam.
C. Tujuan Penelitian
Penilaian ini bertujuan mengungkapkan nilai pendidikan yang terdapat pada
novel di bawah langit jakarta karya Guntur Alam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara
lain :
a. Bagi guru

BAB 11
LANDASAN TEORI

A. Sastra
Menurut faruk (2012 : 38), mengungkapkan bahwa dalam merumuskan
penegrtian sastra, ada beberapa hambatan yang dialami oleh mereka yang terlibat
dalam perumuran pengertian sastra. Pertama, mereka yang terlibat dalam
pengertian sastra tidak hanya para yang dalam pekerjaannya memang
membutuhkan pengertian yang jelas, melainkan juga para sastrawan, terutama
sastra modern, yang tergolong elit intelektualitas. Berbeda dari ilmuwan yang
menuntut

pengertian

yang

jelas

secara

kognitif,

sastrawan

cenderung

mengabaikan dan bahkan menolak pengertian yang serupa itu dalam pemahaman
dan penghayatan mereka terhadap karya sastra. Selain itu, sejak semula sastrawan
modern memang cenderung menempatkan diri dalam posisi yang bertentangan
dengan ilmuwan, karya sastra dipahami sebagai wacana tandingan dari wacana
keilmuwan yang rasional.
Kedua, dan mungkin sebagi akibat dari yang pertama, karya sastra
bergerak dengan dinamika yang cepat, yang dapat dikatakan atau setidaknya
terkesan terus menerus mengalami perubahan sehingga penegrtian yang telah
dibangun mengenainya dapat segera runtuh begitu muncul gerakan-gerakan sastra
yang baru dengan karya sastra yang baru yang memperlihatkn ciri-ciri atau
kecenderungan-kecenderungan yang tidak lagi dapat ditampung oleh pengertian
yang sudah dibangun itu. Oleh karena itu, berawal dari hambatan-hambatan ini
atas itulah yang membuat penegrtian sastra dapat dikatakan komperehensif atau
luas. Penegrtian sastra bersifat komprehensif, dan dirumuskan dari berbagai segi,
diantaranya sastra disebut sebagai tulisan, sastra disebut sebagai Bahasa, serta
karya sastra dan dunia social.

Menurut Junus (dalam Endraswara, 2011:15-16) mengungkapkan bahwa


sastra sebagai cermin itu memang ada yang menolak secara keseluruhan.
Pasalnya, sebenarnya terfokus pada ihwal penafsiran belaka. Sastra dan seni
memang hakikatnya mengundang tafsir. Bangunan mitos sastra, memang tidak
bias kita rendahkan. Mitos sastra sebagai realisme social, suatu hal yang sulit
dibantah. Tentu saja, seniman dan sastrawan tidak semata-mata melukiskan
keadaan yang sesungguhnya, tetapi mengubah sedemikian rupa sesuai dengan
kualitas kreativitasnya.
B. Novel
Menurut Nurgiyantoro (2010:9-10), mengungkapkan bahwa novel
merupakan suatu bentuk karya sastra yang berebntuk prosa yang merupakan
unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur intrinsic merupakan unsur yang membangun
sebuah karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang
membangun dari luar sebuah karya sastra. Sebuah novel yang biasannya
pengarang berusaha memaksimalkan mungkin untuk mengarahkan pembaca pada
berbagai macam gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung
didalam novel tersebut.
Menurut Suharto (2002:43) novel merupakan struktur yang bermakna.
Novel tidak sekedar merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika
dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang
terpadu. Untuk mengetahui makna-makna atau pikiran tersebut, karya sastra
(novel) harus dianalisis.
Menurut Hill (dalam Suharto, 2002:44) mengungkapkan bahwa novel
salah satu bentuk cerita rekaan, merupakan struktur yang kompleks. Oleh karena
itu untuk memahaminya novel tersebut harus dianalisis.
C. Sosiologi

Wicaksono (2014: 28), mengungkapkan sosiologi merupakan ilmu yang


mengkaji segala aspek kehidupan social manusia yang meliputi masalah
perekonomian, politik, keagamaan, kebudayaan, aspek lainnya, dan
mempelajari tumbuh dan perkembangannya manusia. Hubungan manusia
dengan manusia, lingkungan dan proses pemberdayaan adalah yang menjadi
hakekat sosiologi.
Menurut soemardjan dan soemardi (dalam syani, 2012:6) mengatakan
bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur
social dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya di
jelaskan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur
sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembagalembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial.
Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan
hukum dengan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi
kehidupan ekonomi dan lain sebagainya. Dikatakan bahwa salah satu proses
sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan
didalam struktur sosial.
D. Sosiologi Sastra
S

BAB 111
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

B. Waktu Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik analisis Data

BAB IV

Anda mungkin juga menyukai