PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap
lingkungan sosial yang berada disekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang
indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada.
Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya
sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari
kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam
pikirannya.
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah bentuk karya fiksi
yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja
dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwaperistiwa didalamnya, sehingga nampak seperti sungguh. Unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur
yang secara tidak langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur
intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat bagus.
Pada novel di bawah langit jakarta diperoleh dari mengeksplorasi kisah
persahabatan dan pendidikan di indonesia, mengemas novel di bawah langit jakarta
dengan bahasa yang sederhana imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi.
Meskipun kisah yang terjadi dalam novel di bawah langit jakarta sudah terjadi
sangat lama, akan tetapi pada kenyataannya kisah pada novel di bawah langit
jakarta masih ada dizaman sekarang. Banyak pengamat sastra yang memberikan
penilaian yang berkaitan dengan suksesnya novel di bawah langit jakarta.
penelitian ini adalah bagaimanakah nilai pendidikan yng terdapat pada novel di
bawah langit jakarta karya Guntur Alam.
C. Tujuan Penelitian
Penilaian ini bertujuan mengungkapkan nilai pendidikan yang terdapat pada
novel di bawah langit jakarta karya Guntur Alam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara
lain :
a. Bagi guru
BAB 11
LANDASAN TEORI
A. Sastra
Menurut faruk (2012 : 38), mengungkapkan bahwa dalam merumuskan
penegrtian sastra, ada beberapa hambatan yang dialami oleh mereka yang terlibat
dalam perumuran pengertian sastra. Pertama, mereka yang terlibat dalam
pengertian sastra tidak hanya para yang dalam pekerjaannya memang
membutuhkan pengertian yang jelas, melainkan juga para sastrawan, terutama
sastra modern, yang tergolong elit intelektualitas. Berbeda dari ilmuwan yang
menuntut
pengertian
yang
jelas
secara
kognitif,
sastrawan
cenderung
mengabaikan dan bahkan menolak pengertian yang serupa itu dalam pemahaman
dan penghayatan mereka terhadap karya sastra. Selain itu, sejak semula sastrawan
modern memang cenderung menempatkan diri dalam posisi yang bertentangan
dengan ilmuwan, karya sastra dipahami sebagai wacana tandingan dari wacana
keilmuwan yang rasional.
Kedua, dan mungkin sebagi akibat dari yang pertama, karya sastra
bergerak dengan dinamika yang cepat, yang dapat dikatakan atau setidaknya
terkesan terus menerus mengalami perubahan sehingga penegrtian yang telah
dibangun mengenainya dapat segera runtuh begitu muncul gerakan-gerakan sastra
yang baru dengan karya sastra yang baru yang memperlihatkn ciri-ciri atau
kecenderungan-kecenderungan yang tidak lagi dapat ditampung oleh pengertian
yang sudah dibangun itu. Oleh karena itu, berawal dari hambatan-hambatan ini
atas itulah yang membuat penegrtian sastra dapat dikatakan komperehensif atau
luas. Penegrtian sastra bersifat komprehensif, dan dirumuskan dari berbagai segi,
diantaranya sastra disebut sebagai tulisan, sastra disebut sebagai Bahasa, serta
karya sastra dan dunia social.
BAB 111
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Waktu Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik analisis Data
BAB IV