RUMAH SAKIT
Oleh:
NOOR HIKMAH
I1A112026
pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan
buangan, sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur
dan lain-lain). Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup
merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan
membuangnya.
2.
Limbah klinis
Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan,
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yangmemiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas,
pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
c.
Limbah jaringan tubuh, yakni limbah yang meliputi organ, anggota badan,
darah, cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan/otopsi.
d.
e.
Limbah farmasi, yakni limbah yang berasal dari obat-obat kadaluarsa, obatobat yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau masyarakat, obatobat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah
yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
f.
Limbah kimia, yakni limbah yang dihasilakan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
g.
125
I,
131
I, 99mTc, 32P, dll sehingga cepat mencapai kondisi stabil. Fasilitas penelitian
14
C,
125
I dan
35
S. Dalam
dengan bahan kimia yaitu pada saat pencampuran dan penggunaan serta
pengolahan sehingga harus menggunakan alat pelindung diri lengkap berupa
masker dan sarung tangan.
Pengolahan film untuk membuat gambaran nyata dilakukan setelah kaset
dan film disinari dengan sinar-X. sebelum pengolahan film dilakukan perlu
disiapkan larutan pencucian film berupa larutan developer dan fixer sehingga
perlu pembuatan
fixer. Bahan
developer dapat
fixer dapat
menimbulkan resiko iritasi kulit, saluran pernafasan dan pencernaan serta iritasi
dan rasa terbakar pada mata. Berdasarkan resiko yang ditimbulkan oleh bahan
kimia radiologi tersebut maka perlu upaya-upaya pengendalian bahan kimia
radiologi (3).
Pengelolaan limbah radioaktif yang bertanggungjawab memerlukan
implementasi dan pengukuran yang menghasilkan perlindungan kesehatan
manusia dan lingkungan, karena pengelolaan limbah radioaktif yang tak sesuai
dapat menghasilkan efek yang merugikan bagi kesehatan manusia atau
lingkungan baik sekarang maupun yang akan datang. Prinsip-prinsip dasar
pengelolaan limbah radioaktif adalah perlindungan kesehatan manusia, proteksi
lingkungan, proteksi melewati batas negara, proteksi untuk generasi yang akan
datang, beban bagi generasi yang akan datang, kerangka kerja legalitas nasional,
kendali terhadap timbulnya limbah radioaktif, timbulnya limbah dan saling
ketergantungan dalam pengelolaan, dan keselamatan fasilitas (4).
Pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia diatur oleh Undang-undang
Ketenaganukliran, Undang-undang Lingkungan Hidup dan Undang-undang
lainnya yang terkait serta berbagai produk hukum di bawahnya. Teknologi
pengolahan limbah radioaktif yang diadopsi adalah teknologi yang telah mapan
(proven) dan umum digunakan di negara-negara industri nuklir. Dalam
pengelolaan limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku diterapkan program
pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga
sesuai
dengan
amanat
UU
No.
10
Tahun
1997
tentang
limbahnya ke PTLR-BATAN,
dokumen yang harus ditandatangani ke dua belah pihak adalah berita acara
serah terima limbah radioaktif.
4. Penghasil limbah radioaktif menyerahkan salinan berita acara serah terima
limbah radioaktif ke BAPETEN.
5. PTLR-BATAN melaporkan kegiatan pengelolaan limbahnya secara berkala
(tiap semester) kepada BAPETEN sesuai dengan izin operasi yang diberikan
oleh BAPETEN.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suci RA. Kusumaningtyas. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta (Kajian Implementasi UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2007
2. Alfiyan Muhammad, Akhmad Y.R. Strategi Pengelolaan Limbah Radioaktif di
Indonesia Ditinjau dari Konsep Cradle To Grave. Jurnal Teknologi
Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology) 2010: 13(2).
3. Dartini. Pengembangan Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan
Radiasi dan Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Jurusan
Teknik Radiodiagnostik Poltekkes Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro:
2007.