Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada orang yang ingin terkena Penyakit Menular Seksual atau PMS,
sebab derita akibat penyakit hubungan seksualsangat besar, belum termasuk
dengan potensi kehilangan kemampuan memiliki keturunan.salah satunya
adalah Trikomoniasis.
Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai trich) adalah penyakit menular
seksual yang paling umum dapat disembuhkan di dunia . Penyakit ini juga
merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita.
Trikomoniasis

disebabkan

oleh

parasit

Trichomonas

vaginalis

atau

tricomonad. Trichomonas vaginalis adalah keputihan yang ditularkan lewat


hubungan seks, sehingga termasuk salah satu dalam penyakit menular seksual
(PMS).
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya
sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.Dan Choncroid ialah penyakit
infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (auto-inoculable),
desebabkan oleh Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis kahs berupa
ulkus pada tempat masuk dan seringkali desertai supurasi kelenjar getah
bening regional.
Dalam hal ini terdapat epidemiologi,etiologi,dampak dan penanganan
mengenai berbagai penyakit menular tersebut yang akan dijelaskan dalam
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit

Trikomonas?
2. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit

HIV?

3. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit

Choncroid?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit
Trikomonas?
2 Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit HIV?
3 Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit
Choncroid?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

TRICHOMONIASIS

2.1.1

Definisi
Trichomoniasis adalah penyakit pada wanita yang diakibatkan oleh
infeksi trichomonas vaginalis, yaitu protozoa potogen yang umumnya
ditemukan pada saluran genitourinaria wanita, organisme ini dapat
menyebabkan keputihan atau flour albus dan dalam kondisi lebih parah
akan terjadi radang vagina atau vaginatis.
Trichomonas vaginalis adalah keputihan yang ditularkan lewat
hubungan seks, sehingga termasuk salah satu dalam penyakit menular
seksual (PMS).
Menurut Donne 1836 klasifikasi ilmiah Trichomonas vaginalis
adalah :
Domain: Eukarya
Filum : Metamonada
Kelas : Parabasalia
Order : Trichomonadida
Genus : Trichomonas
Spesies: T. vaginalis
nama binomial :Trichomonas vaginalis.

2.1.2

Etiologi
Etiologi dari penyakit trikomoniasis ini adalah Trichomonas
vaginalis. Trichomonas vaginalis ini termasuk dalam domain Eukarya,
kingdom Protista, filum Metamonada yang termasuk dalam protozoa
yaitu flagellata, Kelas Parabasilia, ordo Trichomonadida, genus
Trichomonas dan spesies Trichomonas vaginalis .Sejumlah faktor telah
dikaitkan dengan antara lain:
a. Pasangan seks lebih dari satu.

b.Merupakan keturunaan Afrika.


c. Multiple Sex Partner sebelumnya atau sedang terinfeksi PMS
lain.
d.Bakterial vaginosis.
e. pH vagina yang tinggi (derajat keasaman).
2.1.3

Patofisiologi
Trichomonas vaginalis menginfeksi sel epitel (dinding bagian
dalam) vagina sehingga terjadi proses kematian sel hospes (hostcell-death). Komponen yang berperan dalam proses kematian sel
tersebut adalah mikrofilamen dari Trichomonas vaginalis. Selama
proses invasi, Trichomonas vaginalis tidak hanya merusak sel
epitel namun juga eritrosit. Eritrosit mengandung kolesterol dan
asam lemak yang diperlukan bagi pembentukan membran
trichomonad. Proses pengikatan dan pengenalan trichomonad
dengan sel epitel hospes melibatkan spesifik dari Trichomonas
vaginalis, yang dikenal dengan sistein proteinase. Setelah proses
pengikatan, akan timbul reaksi kaskade yang mengakibatkan
sitoktosisitas dan hemolisis pada sel epitel vagina sehingga vagina
mengeluarkan cairan putih berbau tidak sedap, vulva membengkak
dan

terasa

nyeri

serta

gatal-gatal

(keputihan/flour

albus/

leucorrhoea), bahkan dalam kondisi lebih parah akan terjadi


peradangan dan sangat gatal (vaginitis).
2.1.4

Tanda dan gejala dari trikomonas


Gejala pada wanita biasanya muncul antara 5 sampai 28 hari
setelah terpapar, akan tetapi gejala tersebut dapat juga muncul
dalam waktu beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian.
Infeksi dapat ditularkan kepada orang lain meskipun mereka tidak
mengalami

gejala

apapun.

Gejala

yang

ditimbulkan

oleh

trikomoniasis ini antara lain:


a. Pada

wanita,

trikomoniasis

dapat

menyebabkan

vaginitis

Peradangan pada vagina, sedangkan pada pria dapat menyebabkan


urethritis (peradangan pada saluran kencing) di dalam penis.

b.

Keluarnya nanah berwarna kuning kehijau-hijauan atau abu-abu


dari vagina (bahkan terkadang berbusa).

c. Bau yang kuat dan rasa sakit pada saat kencing ataupun
berhubungan seksual.
d. Iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina.
e. Sakit perut bagian bawah (jarang ditemukan).
f. Pada pria biasanya keluar nanah dari penis.
2.1.5

Cara Penularan DanPencegahan Trikomoniasis


Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomania juga
dapat bertahan pada objek terinfeksi seperti lap, dan mungkin dapat
ditularkan melalui : perlengkapan mandi dan bibir kloset yang telah
terkontaminasi. Penularanpada bayi dari ibu melalui jalan lahir dapat
terjadi pada waktu proses persalinan.
Pencegahan Trikomoniasisadalah tidak melakukan

hubungan

seksual. Kontak seksual dengan lebih dari satu pasangan atau dengan
seseorang yang memiliki lebih dari satu pasangan meningkatkan risiko
tertular PMS apapun. Beberapa cara untuk mengurangi tertularnya
penyakit ini antara lain:
1) Pemakaian kondom dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit

ini. Ketika digunakan dengan benar dan konsisten, kondom


mengurangi risiko PMS. Kondom lateks memberikan perlindungan
yang lebih besar dari alam-membran kondom. Kondom wanita,
terbuat dari poliuretan, juga dianggap efektif terhadap PMS.
2) Tidak meminjam alat-alat pribadi seperti handuk karena parasit ini

dapat hidup di luar tubuh manusia selama 45 menit.


3) Bersihkan diri sendiri segera setelah berenang di tempat pemandian

umum.
4) Tidak menggunakan douche, karena menggunakan douche benar-

benar dapat meningkatkan risiko wanita tertular PMS karena hal ini
dapat mengubah flora alami vagina dan dapat menyiram bakteri
lebih tinggi ke saluran kelamin.
2.1.6

Komplikasi

Penelitian menunjukkan, Trichomoniasis dikaitkan dengan :


1. Meningkatnya

risiko

penularan HIV dan


2. Dapat menyebabkan seorang

wanita mengalami prematur


pada saat melahirkan.
3. Berat bayi yang lebih rendah

dibanding bayi yang normal.


2.1.7

Pengobatan
Pengobatan

dapat

diberikan

secara

topikal

atau

sistemik.Pengobatan trikomoniasis harus diberikan kepada penderita


yang menunjukkan gejala maupun yang tidak.
1. Topikal
a. Bahan

cairan

berupa

irigasi,

misalnya hidrogen peroksida 1-2%


dan larutan asam laktat 4%.
b. Bahan berupa supositoria, bubuk

yang bersifat trikomoniasidal.


c. Jel

dan

krim,

yang

berisi

zat

trikomoniasidal.
2. Sistemik (oral)
Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol
seperti:
a. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg/hari,
selama 7 hari.
b. Nimorazol : dosis tunggal 2 gram.
c. Tinidazol : dosis tunggal 2 gram.
d. Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram.

Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala telah


menghilang, serta parasit tidak ditemukan lagi pada pemeriksaan
sediaan langsung.Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran
pada penderita:
a. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk
mencegah jangan terjadi infeksi pingpong.
b. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan
sebelum dinyatakan sembuh.
c. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan
transmisi.
3. Pengobatan Pada Kehamilan
`

Kehamilan pada trimester pertama merupakan kontra indikasi

pemberian metronidazol. Sehubungan telah banyak bukti-bukti


yang menunjukkan adanya kaitan antara infeksi T. vaginalis dengan
pecahnya ketuban sebelum waktunya, maka metronidazol dapat
diberikan dengan dosis efektif yang paling rendah pada trimester
kedua dan ketiga.
4. Infeksi Pada Neonatus
Bayi dengan trikomoniasis simtomatik atau dengan
kolonisasi T. vaginalis melewati umur 4 bulan, harus diobati
dengan metronidazol 5 mg/kgBB/oral, 3 x sehari selama 5
hari.
2.2 HIV/AIDS
2.2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan
sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.Asal dari
HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah
yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang lakilaki dari Kinshasa

di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia


terinfeksi. Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV1 dan HIV2.
a. HIV1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi
dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda
beda

dari

HIV1

juga

ada,

mereka

dapat

dikategorikan dalam kelompok dan subjenis


(clades). Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M
dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang
kurangnya 10 subjenis yang dibedakan secara
turun temurun. Ini adalah subjenis AJ. Subjenis
B kebanyakan ditemukan di America, Japan,
Australia,

Karibia

dan

Eropa.

Subjenis

ditemukan di Afrika Selatan dan India.


b. HIV2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula
merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan
diantara HIV1 dan HIV2, contohnya adalah
bahwa keduanya menular dengan cara yang sama,
keduanya

dihubungkan

dengan

infeksiinfeksi

oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang


yang terinfeksi dengan HIV2, ketidakmampuan
menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang
lebih lambat dan lebih halus. Dibandingkan dengan
orang yang terinfeksi dengan HIV1, maka mereka
yang terinfeksi dengan HIV2 ditulari lebih awal
dalam proses penularannya.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase
terakhir dari infeksi HIV dan biasanyadicirikan oleh jumlah CD4
kurang dari 200.AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan
kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi tubuh
dimana

sistem

kekebalan

yang

melemah

tidak

dapat

merespons.Penyebab AIDS adalah retrovirus DNA yang disebut


Human immunodeficiency viruses, HIV-1 dan HIV-2. Sebagian

besar kasus yang ada disebabkan oleh infeksi HIV-1 yang


penularannya menyerupai penularan virus Hepatitis B dan
penularan seksual merupakan jenis penularan HIV-AID yang
utama. Virus

juga dapat

ditularkan

melalui

bahan

yang

terkontaminasi oleh darah dan ibu hamil dapat menularkan infeksi


HIV pada janin yang dikandungnya.
2.2.2

Gejala-Gejala Yang Ditimbulkan Oleh Penyakit HIV/AIDS


Periode inkubasi dari beberapa hari sampai beberapa minggu.
Infeksi akut menyerupai sindroma infeksi virus lain dan umumnya
berakhir dalam waktu 10 hari.
Gejala utama :

1. Demam,
2. Keringat malam hari,
3. Lesu,
4. Ruam,
5. Nyeri kepala,
6. Lymphadenopathia,
7. Pharyngitis,
8. Nyeri otot,
9. Gejala GI tract : mual dan muntah serta diare.
Setelah gejala mereda, titik balik viremia mulai terjadi.
Rangsangan yang dapat menyebabkan progresivitas dari viremia
asimptomatik menjadi simptomatik tidak jelas, tetapi diperkirakan
memerlukan waktu sampai 10 tahun.Infeksi oportunistik yang
sering menyertai HIV-AID :
1. Kandidiasis paru dan esofagus
2. Herpes zoster atau herpes simplex persisten
3. Kondiloma akuminata
4. Tuberkulosis
5. Pneumonia cytomegalovirus
6. Retinitis
7. Penyakit Gastrointestinal
9

8. Moluscum contagiousum
9. Pneumonia pneumocystis
Gejala lain yang sering menyertai AIDS : gejala neuropsikiatrik
2.2.3

Penatalaksanakaan Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS


2.2.3.1 Penatalaksanaan Antenatal
1. Pelihara kesehatan secara umum
Pola hidup sehat (diit seimbang, tidak merokok,
tidak minum alkohol, olahraga teratur, istirahat cukup)
2. Asuhan Antenatal seperti biasanya
a. Ukur Tinggi Badan , Berat adan , Tinggi Fundus Uteri , Tekanan
Darah , Status Tetanus Toksoid
b. Laboratorium Hemoglobin, Proteinurin, GD puasa , Golongan
darah, Thallasemia (bila ada faktor risiko)
c. Kurangi kadar virus (Viral Load)
3. Deteksi dini dan terapi faktor penyulit
a. Minum ARV profilaksis secara teratur
b. Dianjurkan untuk pemeriksaan VL pada usia kehamilan 36
minggu ke atas.
c. Infeksi Menular Seksual (Sifilis, Gonore, Kondiloma
akuminata, Hepatitis dll).
d. Malaria
e. Tuberkulosis
4. Konseling persiapan persalinan
a. Perlu dilakukan konseling kepada ibu , pasangan dan
keluarga

mengenai

pervaginam

dan

manfaat

persalinan

dan
dengan

risiko

persalinan

seksio

sesarea

berencana.
b. Tempat persalinan dianjurkan di RS rujukan ARV
5. Konseling pemberian makanan bayi
a. Perlu dilakukan konseling kepada ibu , pasangan dan
keluarga mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI
Eksklusif dan Susu Formula Eksklusif.
b. Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan
terhadap pilihan pemberian makanan bayi.
c. Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan
mengenai manajemen laktasi.
d. Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka
dijelaskan mengenai syarat dan cara pemberian dengan
aman.
10

6. Kewaspadaan standar
Dilakukan pada semua penatalaksanaan persalinan
2.2.3.2 Penatalaksanaan Persalinan
1. Prinsip kewaspadaan standar
a. Cuci tangan
b. Penggunaan alat pelindung diri (topi, kacamata, masker,
apron, sarung tangan, sepatu) untuk mencegah transmisi
HIV melalui cairan
c. Penanganan alat medis tajam, baik dalam penggunaan,
serah terima, penyimpanan maupun pembuangan sebagai
limbah medis
d. Penerapan budaya aman dalam kamar operasi dan kamar
bersalin
2. Seksio sesarea
a. Merupakan cara persalinan yang memiliki risiko transmisi
terkecil
b. Akan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sebesar 50-66%
3. Persalinan pervaginam
a. Konseling menengenai risiko penularan tinggi (kecuali bila
ibu minum ARV teratur & VL tidak terdeteksi) .
4. Risiko penularan meningkat apabila terjadi Proses
Persalinan (inpartu) dan Ketuban Pecah Dini
2.2.3.3 Perawatan Nifas
1. Perawatan nifas umum
a. Pemeriksaan tanda vital, involusi uterus
b. Higiene genitalia dan payudara
c. Nutrisi cukup, istirahat cukup
2. Perawatan nifas khusus
a. Pastikan ibu telah menentukan pilihan pemberian makanan untuk bayi.
b. Anjuran pemeriksaan CD4, untuk menilai kelayakan terapi ARV berikut.
2.3 CHONCROID
2.3.1 Pengertian
Ulkus mole atau sering disebut Choncroid, ialah penyakit
infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (autoinoculable), desebabkan oleh Haemophilus ducreyi, dengan gejala
klinis kahs berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali desertai
supurasi kelenjar getah bening regional (Makes, 2011).
2.3.2

Patofisiologi
11

a) Setelah bakteri masuk ke dalam tubuh sekitar 7 hari muncul pustula

2.3.3

yang kemudian pecah dan meninggalkan ulkus yang dalam.


b) Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya.
Etiologi
Chancroid disebabkan oleh bakteri gram negatif Haemophilus
ducreyi. Bakteri ini merupakan bakteri berbentuk batang pendek,
ramping,

dengan

ujung

membulat

(coccobasilus),

anaerob

fakultatif, non-motile, tidak membentuk spora, mereduksi nitrat


menjadi nitrit, dan berukuran sekitar 1,5 m (panjang) da 0,2 m
(lebar). Basil seringkali berkelompok, berderet membentuk rantai
(Streptobacillus) pada pewarnaan Gram.
2.3.4

Gambaran Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya
kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multiple, jarang soliter,
biasanya pada daerah genital, jarang pada daerah ekstragenital.
Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesiko
pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Tempat
predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium,
sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis. Dapat juga
timbul lesi di uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada
perempuan ialah labia, klitoris, fourchette, vestibuli, anus, dan
serviks. Boleh juga terjadi lesi ekstragenital, terdapat pada lidah,
jari tangan,bibir, payudara, umbilikus dan konjungtiva. Beberapa
variasi ulkus mole telah dilaporkan, di antaranya ialah ulkus mole
folikularis,

dwarf

chancroid,

transient

chancroid,

papular

chancroid, giant chancroid, phagedenic chancroid, dan tipe


serpiginosa (Judanarso, 2013).
2.3.5

Gejala
Setelah masa inkubasi satu hari hingga dua minggu, chancroid
menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi
dalam satu hari. Borok yang khas memiliki karakteristik:
a) Rentang ukuran 3-50 mm
b) Nyeri
c) terlihat jelas tapi batasnya tidak jelas
12

d) ditutupi oleh lapisan berwarna abu-abu atau abu kekuning-kuningan


e) jika tutupnya dilukai atau dikikis misal dengan kuku maka akan keluar
darah.
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi hanya memiliki
satu borok. Perempuan sering memiliki empat atau lebih
bisul/borok. Bisul yang muncul di lokasi tertentu, seperti pada kulit
yang menutupi kepala penis (kulit yang biasanya dihilangkan pada
saat khitan/sunat) atau di fourchette dan labia minora perempuan.
Borok pada orang yang terkena sipilis memiliki lapisan lebih keras
dibanding pada chancroid komplikasi.
1. Mixed chancre.
Ulkus molle dan sifilis stadium I. Awalnya lesinya khas
ulkus molle, setelah 15 20 hari bermanifestasi sebagai lesi
campuran.
2. Abses kelenjar inguinal
a. Ini juga disebut inflammatory bubo, merupakan komplikasi
terbanyak.
b. Kelenjar getah bening membesar, warna kulit di atasnya
kemerahan dan berfluktuasi. Bila abses kelenjar inguinal tidak
diobati secara adekuat, abses akan pecah dan menimbulkan
sinus yang meluas menjadi ulkus dan disebut ulserasi
chancroid. Ulkus ini kemudian akan membesar yang disebut
giant chancroid.
3. Balanitis, fimosis dan parafimosis
a. Merupakan komplikasi yang serius. Terutama terjadi pada individu yang
tidak disirkumsisi. Komplikasi ini terjadi akibat ulkus molle yang
mengenai prepusium.
b. Prepusium menjadi bengkak, merah, edematous, dan sangat nyeri.
4. Fistula uretra
Kelainan ini terjadi akibat ulkus molle yang berlokasi
pada glans penis dan bersifat destruktif. Kelainan ini
menimbulkan rasa nyeri pada buang air kecil dan pada
keadaan lanjut dapat terjadi striktura uretra.
5. Fuso spirokhetosis

13

Kelainan ini terjadi akibat infeksi mikroorganisme lain,


sehingga mengakibatkan ulkus cepat menjadi parah &
bersifat destruktif. Ini disebut phagedena. Di samping itu, lesi
terjadi bersama dengan limfogranuloma venereum maupun
granuloma inguinale.
2.3.6 Komplikasi Pada Kehamilan
Kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV,adapun cara pencegahanya yaitu: Gunakan
kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi
kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk
mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi untuk pencegahan,
jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak
terjadi pada praktek-praktek prostitusi.
2.3.7

Pengobatan
1. Eritromisin 500mg Per Oral.
2. Azitromisin 1g Per Oral dosis tunggal.
3. Ceftriakson 250mg Intra Muskular dosis tunggal.
4. Ciprofloksasin 500mg Per Oral dosis tunggal.
5. Spektinomisin 2g Intra Muskular dosis tunggal.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tidak ada orang yang ingin terkena Penyakit Menular Seksual atau
PMS, sebab derita akibat penyakit hubungan seksualsangat besar, belum
termasuk dengan potensi kehilangan kemampuan memiliki keturunan.salah
satunya adalah Trikomoniasis. Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai
trich) adalah penyakit menular seksual yang paling umum dapat
disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga
infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan

14

oleh parasit Trichomonas vaginalis atau tricomonad. Trichomonas vaginalis


adalah keputihan yang ditularkan lewat hubungan seks, sehingga termasuk
salah satu dalam penyakit menular seksual (PMS). HIV berarti virus yang
dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang
berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi
kembali dirinya. Dan Choncroid ialah penyakit infeksi genitalia akut,
setempat, dapat inokulasi sendiri (auto-inoculable), desebabkan oleh
Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis kahs berupa ulkus pada tempat
masuk

dan

seringkali

desertai

supurasi

kelenjar

getah

bening

regional.PatofisiologiSetelah bakteri masuk ke dalam tubuh sekitar 7 hari


muncul pustula yang kemudian pecah dan meninggalkan ulkus yang
dalam.Luka

infeksi

mengakibatkan

sekitarnya.EtiologiChancroid

disebabkan

kematian
oleh

bakteri

jaringan
gram

di

negatif

Haemophilus ducreyi. Bakteri ini merupakan bakteri berbentuk batang


pendek, ramping, dengan ujung membulat (coccobasilus), anaerob fakultatif,
non-motile, tidak membentuk spora, mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan
berukuran sekitar 1,5 m (panjang) da 0,2 m (lebar). Basil seringkali
berkelompok, berderet membentuk rantai (Streptobacillus) pada pewarnaan
Gram.Gambaran Klinis Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada
umumnya kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multiple, jarang soliter,
biasanya pada daerah genital, jarang pada daerah ekstragenital. Mula-mula
kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesiko pustul pada tempat
inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Tempat predileksi pada laki-laki ialah
permukaan mukosa preputium, sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang
penis. Dapat juga timbul lesi di uretra, skrotum, perineum, atau anus.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mengetahui mengenai
berbagai penyakit dalam kehamilan dan apa saja etiologi,manifestasi klinik
dan

penanganannya.

Dan

diharapkan

para

tenaga

kesehatan

dapat

mengimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

15

Anda mungkin juga menyukai