PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada orang yang ingin terkena Penyakit Menular Seksual atau PMS,
sebab derita akibat penyakit hubungan seksualsangat besar, belum termasuk
dengan potensi kehilangan kemampuan memiliki keturunan.salah satunya
adalah Trikomoniasis.
Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai trich) adalah penyakit menular
seksual yang paling umum dapat disembuhkan di dunia . Penyakit ini juga
merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita.
Trikomoniasis
disebabkan
oleh
parasit
Trichomonas
vaginalis
atau
Trikomonas?
2. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit
HIV?
Choncroid?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit
Trikomonas?
2 Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit HIV?
3 Apakah epidemiologi, etiologi, dampak dan penanganan dari penyakit
Choncroid?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
TRICHOMONIASIS
2.1.1
Definisi
Trichomoniasis adalah penyakit pada wanita yang diakibatkan oleh
infeksi trichomonas vaginalis, yaitu protozoa potogen yang umumnya
ditemukan pada saluran genitourinaria wanita, organisme ini dapat
menyebabkan keputihan atau flour albus dan dalam kondisi lebih parah
akan terjadi radang vagina atau vaginatis.
Trichomonas vaginalis adalah keputihan yang ditularkan lewat
hubungan seks, sehingga termasuk salah satu dalam penyakit menular
seksual (PMS).
Menurut Donne 1836 klasifikasi ilmiah Trichomonas vaginalis
adalah :
Domain: Eukarya
Filum : Metamonada
Kelas : Parabasalia
Order : Trichomonadida
Genus : Trichomonas
Spesies: T. vaginalis
nama binomial :Trichomonas vaginalis.
2.1.2
Etiologi
Etiologi dari penyakit trikomoniasis ini adalah Trichomonas
vaginalis. Trichomonas vaginalis ini termasuk dalam domain Eukarya,
kingdom Protista, filum Metamonada yang termasuk dalam protozoa
yaitu flagellata, Kelas Parabasilia, ordo Trichomonadida, genus
Trichomonas dan spesies Trichomonas vaginalis .Sejumlah faktor telah
dikaitkan dengan antara lain:
a. Pasangan seks lebih dari satu.
Patofisiologi
Trichomonas vaginalis menginfeksi sel epitel (dinding bagian
dalam) vagina sehingga terjadi proses kematian sel hospes (hostcell-death). Komponen yang berperan dalam proses kematian sel
tersebut adalah mikrofilamen dari Trichomonas vaginalis. Selama
proses invasi, Trichomonas vaginalis tidak hanya merusak sel
epitel namun juga eritrosit. Eritrosit mengandung kolesterol dan
asam lemak yang diperlukan bagi pembentukan membran
trichomonad. Proses pengikatan dan pengenalan trichomonad
dengan sel epitel hospes melibatkan spesifik dari Trichomonas
vaginalis, yang dikenal dengan sistein proteinase. Setelah proses
pengikatan, akan timbul reaksi kaskade yang mengakibatkan
sitoktosisitas dan hemolisis pada sel epitel vagina sehingga vagina
mengeluarkan cairan putih berbau tidak sedap, vulva membengkak
dan
terasa
nyeri
serta
gatal-gatal
(keputihan/flour
albus/
gejala
apapun.
Gejala
yang
ditimbulkan
oleh
wanita,
trikomoniasis
dapat
menyebabkan
vaginitis
b.
c. Bau yang kuat dan rasa sakit pada saat kencing ataupun
berhubungan seksual.
d. Iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina.
e. Sakit perut bagian bawah (jarang ditemukan).
f. Pada pria biasanya keluar nanah dari penis.
2.1.5
hubungan
seksual. Kontak seksual dengan lebih dari satu pasangan atau dengan
seseorang yang memiliki lebih dari satu pasangan meningkatkan risiko
tertular PMS apapun. Beberapa cara untuk mengurangi tertularnya
penyakit ini antara lain:
1) Pemakaian kondom dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit
umum.
4) Tidak menggunakan douche, karena menggunakan douche benar-
benar dapat meningkatkan risiko wanita tertular PMS karena hal ini
dapat mengubah flora alami vagina dan dapat menyiram bakteri
lebih tinggi ke saluran kelamin.
2.1.6
Komplikasi
risiko
Pengobatan
Pengobatan
dapat
diberikan
secara
topikal
atau
cairan
berupa
irigasi,
dan
krim,
yang
berisi
zat
trikomoniasidal.
2. Sistemik (oral)
Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol
seperti:
a. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg/hari,
selama 7 hari.
b. Nimorazol : dosis tunggal 2 gram.
c. Tinidazol : dosis tunggal 2 gram.
d. Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram.
dari
HIV1
juga
ada,
mereka
dapat
Karibia
dan
Eropa.
Subjenis
dihubungkan
dengan
infeksiinfeksi
sistem
kekebalan
yang
melemah
tidak
dapat
juga dapat
ditularkan
melalui
bahan
yang
1. Demam,
2. Keringat malam hari,
3. Lesu,
4. Ruam,
5. Nyeri kepala,
6. Lymphadenopathia,
7. Pharyngitis,
8. Nyeri otot,
9. Gejala GI tract : mual dan muntah serta diare.
Setelah gejala mereda, titik balik viremia mulai terjadi.
Rangsangan yang dapat menyebabkan progresivitas dari viremia
asimptomatik menjadi simptomatik tidak jelas, tetapi diperkirakan
memerlukan waktu sampai 10 tahun.Infeksi oportunistik yang
sering menyertai HIV-AID :
1. Kandidiasis paru dan esofagus
2. Herpes zoster atau herpes simplex persisten
3. Kondiloma akuminata
4. Tuberkulosis
5. Pneumonia cytomegalovirus
6. Retinitis
7. Penyakit Gastrointestinal
9
8. Moluscum contagiousum
9. Pneumonia pneumocystis
Gejala lain yang sering menyertai AIDS : gejala neuropsikiatrik
2.2.3
mengenai
pervaginam
dan
manfaat
persalinan
dan
dengan
risiko
persalinan
seksio
sesarea
berencana.
b. Tempat persalinan dianjurkan di RS rujukan ARV
5. Konseling pemberian makanan bayi
a. Perlu dilakukan konseling kepada ibu , pasangan dan
keluarga mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI
Eksklusif dan Susu Formula Eksklusif.
b. Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan
terhadap pilihan pemberian makanan bayi.
c. Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan
mengenai manajemen laktasi.
d. Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka
dijelaskan mengenai syarat dan cara pemberian dengan
aman.
10
6. Kewaspadaan standar
Dilakukan pada semua penatalaksanaan persalinan
2.2.3.2 Penatalaksanaan Persalinan
1. Prinsip kewaspadaan standar
a. Cuci tangan
b. Penggunaan alat pelindung diri (topi, kacamata, masker,
apron, sarung tangan, sepatu) untuk mencegah transmisi
HIV melalui cairan
c. Penanganan alat medis tajam, baik dalam penggunaan,
serah terima, penyimpanan maupun pembuangan sebagai
limbah medis
d. Penerapan budaya aman dalam kamar operasi dan kamar
bersalin
2. Seksio sesarea
a. Merupakan cara persalinan yang memiliki risiko transmisi
terkecil
b. Akan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sebesar 50-66%
3. Persalinan pervaginam
a. Konseling menengenai risiko penularan tinggi (kecuali bila
ibu minum ARV teratur & VL tidak terdeteksi) .
4. Risiko penularan meningkat apabila terjadi Proses
Persalinan (inpartu) dan Ketuban Pecah Dini
2.2.3.3 Perawatan Nifas
1. Perawatan nifas umum
a. Pemeriksaan tanda vital, involusi uterus
b. Higiene genitalia dan payudara
c. Nutrisi cukup, istirahat cukup
2. Perawatan nifas khusus
a. Pastikan ibu telah menentukan pilihan pemberian makanan untuk bayi.
b. Anjuran pemeriksaan CD4, untuk menilai kelayakan terapi ARV berikut.
2.3 CHONCROID
2.3.1 Pengertian
Ulkus mole atau sering disebut Choncroid, ialah penyakit
infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (autoinoculable), desebabkan oleh Haemophilus ducreyi, dengan gejala
klinis kahs berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali desertai
supurasi kelenjar getah bening regional (Makes, 2011).
2.3.2
Patofisiologi
11
2.3.3
dengan
ujung
membulat
(coccobasilus),
anaerob
Gambaran Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya
kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multiple, jarang soliter,
biasanya pada daerah genital, jarang pada daerah ekstragenital.
Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesiko
pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Tempat
predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium,
sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis. Dapat juga
timbul lesi di uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada
perempuan ialah labia, klitoris, fourchette, vestibuli, anus, dan
serviks. Boleh juga terjadi lesi ekstragenital, terdapat pada lidah,
jari tangan,bibir, payudara, umbilikus dan konjungtiva. Beberapa
variasi ulkus mole telah dilaporkan, di antaranya ialah ulkus mole
folikularis,
dwarf
chancroid,
transient
chancroid,
papular
Gejala
Setelah masa inkubasi satu hari hingga dua minggu, chancroid
menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi
dalam satu hari. Borok yang khas memiliki karakteristik:
a) Rentang ukuran 3-50 mm
b) Nyeri
c) terlihat jelas tapi batasnya tidak jelas
12
13
Pengobatan
1. Eritromisin 500mg Per Oral.
2. Azitromisin 1g Per Oral dosis tunggal.
3. Ceftriakson 250mg Intra Muskular dosis tunggal.
4. Ciprofloksasin 500mg Per Oral dosis tunggal.
5. Spektinomisin 2g Intra Muskular dosis tunggal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tidak ada orang yang ingin terkena Penyakit Menular Seksual atau
PMS, sebab derita akibat penyakit hubungan seksualsangat besar, belum
termasuk dengan potensi kehilangan kemampuan memiliki keturunan.salah
satunya adalah Trikomoniasis. Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai
trich) adalah penyakit menular seksual yang paling umum dapat
disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga
infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan
14
dan
seringkali
desertai
supurasi
kelenjar
getah
bening
infeksi
mengakibatkan
sekitarnya.EtiologiChancroid
disebabkan
kematian
oleh
bakteri
jaringan
gram
di
negatif
penanganannya.
Dan
diharapkan
para
tenaga
kesehatan
dapat
15