Anda di halaman 1dari 60

ANATOMI TUBUH MANUSIA DISUSUN KEDALAM BEBERAPA BAGIAN SISTEM

TUBUH, YAITU:

1. Sistem Kerangka
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu
sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari:

Tulang kepala: 8 buah


Tulang kerangka dada: 25 buah

Tulang wajah: 14 buah

Tulang belakang dan pinggul: 26 buah

Tulang telinga dalam: 6 buah

Tulang lengan: 64 buah

Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah

Fungsi kerangka antara lain:

menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh

melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru

tempat melekatnya otot-otot

untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot

tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah

memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah

Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.


Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena
bagian belakangnya terbuka.

Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung


berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper berbentuk segi tiga.
Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya pada satu tempat
saja. Ujung
sebelah
tengah tulang
selangka dihubungkan
dengan

pinggir atas tulang


dada oleh sendidada-selangka. Ujung sebelah luar
tulang selangka berhubungan dengan dengan sebuah taju tulang belikat (ujung
bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.
Sendi lutut

Ujung bawah tulang paha mempunyai dua buah benjol sendi y


ang bertopang pada bidang atas tulang kering. Dengan demikian terbentuklah
sebuah sendi yang dinamakan sendi lutut.Pada dinding depan sendi lutut
terdapat tempurung lutut.
2. Sistem Otot

Otot punggung sejati merupakan dua buah jurai yang amat


rumit susunannya, terletak di sebelah belakang kanan dan kiri tulang belakang,
mengisi ruang antara taju duri dan taju lintang. Otot-otot punggung sejati itu
hampir sama sekali tertutup oleh otot-otot punggung sekunder yang sebenarnya
termasuk otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Kedua jurai otot tersebut
dinamakan penegak batang badan dan amat penting artinya untuk sikap dan
gerakan tulang belakang.
3. Sistem Peredaran darah
Jantung berbentuk runjung yang terbalik letaknya. Letak jantung dalam tubuh
sedemikian rupa sehingga ujung runjung tersebut (ujung jantung) mengarah ke
bawah, ke depan dan ke kiri. Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang dan
sedikit ke kanan. Pada basis jantung inilah berhimpun aorta, batang nadi paruparu, batang pembuluh balik atas dan bawah beserta ke dua (atau empat
pembuluh balik paru-paru).

Bagian dalam jantung terdiri atas 4 ruang: serambi kiri, bilik


kiri, serambi kanan dan bilik kanan. Serambi kiri dan bilik kiri satu sama lain
berhubungan, demikian juga serambi kanan dan bilik kanan. Bagian kiri jantung
dipisahkan dari bagian kanan oleh sekat rongga jantung.

4. Sistem pernapasan
Paru paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa/alveoli). Gelembung-gelembung hawa terdiri dari
sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru kurang lebih
700.000.000 buah (paru-paru kanan dan kiri).
Paru-paru terletak pada rongga dada. Pada rongga dada tengah terletak paruparu sedangkan pada rongga dada depan terletak jantung.

Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan


dan paru-paru kiri. Paru-paru kananterbagi atas tiga belah paru (lobus)
yaitu belah paru atas, belah paru tengah dan belah paru bawah. Paru-paru
kiri terbagi atas dua belah paru yaitu belah paru atas dan belah paru bawah.
5. Sistem Indera
Alat Penglihatan
Alat penglihatan terdiri atas bola mata, saraf penglihatan, dan alat-alat tambahan
mata.
Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menyimpang dari bentuk
bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan. Ini terjadi
karena bagian ini lebih melengkung dari pada bagian lain bola mata. Titik pusat
bidang depan dan bidang belakang dinamakan kutub depan dan kutub
belakang.
Garis penghubungnya adalah sumbu mata atau sumbu penglihat.

Bola mata dapat dibedakan dinding dan isinya. Dindingnya


terdiri atas tiga lapis. Lapis luar adalah selaput keras, yang di depan beralih
menjadi selaput bening. Lapis tengah dinamakan selaput koroid yang melapisi
selaput keras dari dalam. Ke depan selaput koroid tidak mengikuti selaput
bening. Di tempat peralihan selaput koroid dan selaput pelangi terdapat bentuk
yang lebih tebal dan dikenal sebagai badan siliar. Di tengah selaput pelangi ada
lubang yang disebut manik mata.
Alat Pendengaran

Alat pendengaran terdiri atas pendengar luar, pendengar tengah dan pendengar
dalam. Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar.
Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping
kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya
mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang telinga luar dibatasi oleh
selaput gendangan terhadap rongga gendangan.

Pendengar tengah terdiri atas rongga gendangan yang


berhubungan dengan tekak melalui tabung pendengar Eustachius. Dalam
rongga gendangan terdapat tulang-tulang pendengar, yaitu martil, landasan dan
sanggurdi. Martil melekat pada selaput gendangan dan dengan sebuah sendi
kecil juga berhubungan dengan landasan. Landasan mengadakan hubungan
dengan sanggurdi melekat pada selaput yang menutup tingkap jorong pada
dinding dalam rongga gendangan.
Kulit
Kulit terbagi atas kulit ari dan kulit jangat. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis,
yang teratas adalah lapis tanduk yang terdiri atas sel-sel gepeng, sedangkan
lapis terdalam disebut lapis benih yang senantiasa membuat sel-sel epitel baru.

Kulit jangat berupa jaringan ikat yang mengandung


pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf. Tonjolan kulit jangat berupa jari ke
dalam kulit ari dikenal dengan papil kulit jangat. Di dalamnya terdapat kapiler
darah dan limfe serta ujung-ujung saraf dengan badan-badan perasa.
6. Sistem Pencernaan
Rongga mulut

Rongga mulut mulai dari celah mulut dan berakhir di


belakang pada lubang tekak. Oleh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi

dua bagian yaitu beranda yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut
yang terdapat di belakangnya. Beranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang
mengandung otot-otot mimik dan karena itu gerakannya amat luas.
Geligi
Geligi terdiri atas dua baris gigi tertutup. Setiap baris gigi merupakan suatu
garis melengkung yang pada rahang atas agak lain bentuknya daripada rahang
bawah. Gigi pada rahang atas dan pada rahang bawah letaknya sedemikian rupa
sehingga penampang terbesar setiap gigi rahang atas tepat menempati sela
antara dua buah gigi rahang bawah dan sebaliknya. Jadi sewaktu mengunyah
setiap gigi bekerja sama dengan dua buah gigi yang berlawanan letaknya.
Lambung

Lambung adalah bagian saluran pencernaan makanan yang


melebar seperti kantong, terletakdi bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan
untuk sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati,
usus besar dan limpa. Lambung berhubungan dengan alat-alat itu dan juga
dengan dinding belakang rongga perut dengan perantaraan dengan beberapa
lipatan salut perut.
7. Sistem Urinaria
Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang


terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang
sebelah atas, ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal
yang menghadap ke dalam berbentuk cekung. Di sini masuk nadi ginjal
(dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang dalam jaringan ginjal.
Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya semua air kemih yang
terpancar dari saluran ginjal. Dinding kandung kemih yang terdiri atas jaringan
otot polos dapat menyesuaikan diri terhadap banyaknya air kemih di dalam

kandung kemih, karena dapat mengendor apabila diisi perlahan-lahan dengan


air kemih.
8. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi laki-laki
Alat-alat reproduksi laki-laki dibagi atas bagian pembuat mani dan bagian
penyalur mani. Bagian pertama berupa kelenjar kelamin, yaitu buah zakar yang
membentuk sel-sel mani. Buah zakar kanan dan kiri tergantung di dalam
sebuah lipatan kulit yang berbentuk kantong dan terletak di bawah tulang
kemaluan yang dinamakan kandung buah zakar (skrotum). Pada sisi belakang
setiap buah zakar terdapat anak buah zakar yang tergolong sebagai jalan
penyalur.

Sel-sel mani keluar dari buah zakar dan masuk ke dalam


anak buah zakar. Di sini sel-sel mani melalui suatu saluran halus yang berlikuliku dan di bagian bawah anak buah zakar beralih menjadi pipa mani, yang
berjalan di depan tulang kemaluan ke atas, diiringi oleh nadi buah zakar dan
anyaman pembuluh balik. Buah zakar, anak buah zakar dan tali mani
diselubungi oleh beberapa kerudung dan juga selapis otot yang bernama otot
pegantung yang dapat menarik buah zakar dan anak buah zakar ke atas.
Alat reproduksi perempuan
Alat-alat reproduksi perempuan terdiri atas indung telur, tabung rahim,
rahim, liang senggama dan alat-alat kelamin luar. Indung telur berjumlah dua,
terletak pada dinding sisi panggul kecil di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Masing-masing indung telur tergantung pada beberapa ikat dan lipatan salut
perut. Indung telur adalah kelenjar kelamin perempuan yang menghasilkan selsel kelamin, yaitu sel-sel telur.
Sel-sel telur dalam indung telur diselubungi oleh oleh suatu selubung yang
terdiri atas sel-sel,
keseluruhannya berupa bentuk yang dinamakan folikel atau gelembung Graaf.
Pada perempuan yang telah masak kelamin, folikel yang berkembang
merupakan tonjolan pada permukaan indung telur, yang menyerupai permukaan
buah srikaya. Setelah folikel masak, maka akan pecah sambil melemparkan ke

luar sel telurnya yang kini terapung dalam rongga perut (kejadian ini disebut
ovulasi).
9. Sistem Syaraf
Otak
Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung.
Pada bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding
sisi sebagai pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam
perkembangan selanjutnya pada beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal,
sedangkan pada tempat-tempat lain dindingnya tetap tinggal seperti semula.

Di sebelah depan berkembang dua gelembung yang


setangkup letaknya. Gelembung-gelembung ini kemudian menjadi kedua
belahan otak besar. Di sebelah belakang terbentuk otak kecil, oleh karena itu
atap bumbung di sini menjadi semakin tebal.
Sumsum Belakang

Sumsum belakang menyerupai batang kelubi yang


penampangnya jorong. Letaknya dalam terusan tulang belakang anatara rongga
tengkorak dan daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin
kecil, kecuali pada dua tempat, yaitu di daerah leher dan di daerah pinggang. Di
tempat-tempat ini sumsum belakang agak melebar.

10. Sistem Endokrin


Kelenjar Himofise
Kelenjar himofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar
tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid. Kelenjar himofise memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin karena
hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar
lainnya.

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah


kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi
batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal
tenggorok.

DASAR-DASAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Pengertian Anatomi Fisiologi (Martini, 2001)


Kata anatomy berasal dari bahasa yunani (Greek) yang secara
literatur diartikan sebagai membuka suatu potongan. Antomi adalah
suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external)
dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh
yang lainnya. Contoh: mempelajari organ jantung dan posisinya
dalam tubuh.
Kata physiology juga juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu
yang mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi
utamanya. Contoh: seseorang yang ingin mempelajari fisiologi tentang
bagaimana jantung bisa memompa darah.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang
lainnya baik secara teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul
suatu konsep: semua fungsi yang spesifik dibentuk dari struktur yang
spesifik.

Klasifikasi Anatomi
Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi
makroskopik.
Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah
pemeriksaan sitology dan histologi. Sitology mempelajari suatu sel
secara undividual sedangkan histologi memperlajari suatu jaringan.
Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa
dilihat dengan mata telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri-ciri
dari permukaannya), anatomi regional (fokus pada area tertentu),

anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem: pencernaan dll.)


Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari suatu struktur)

Klasifikasi Fisiologi
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi)
dari tubuh manusia. Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain:
fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya), Fisiologi
spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik (mempelajari fungsi
organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit
terhadap suatu organ)

Istilah dan Posisi Anatomi


Posisi anatomi adalah ketika seorang menghadap ke depan, dengan
kepala tegak lurus, kedua tangan berada di samping dengan ibu jari
berada di samping/luar.
Istilah anatomi berdasrkan pposisi anatomi antara lain:

Anterior

: depan

Medial

: tengah

Superior

: atas

Dextra

: kanan

Ventra

: bagian depan

Interna

: dalam

Proximal

: pangkal

Central

: pusat

Parietal

: lapisan luar

Superfisial

: dangkal

Horizontal

: bidang datar

Transversal

: potingan melintang

Posterior

: belakang

Lateral

: samping

Inferior

: bawah

Sinistra

: kiri

Dorsal

: bagian belakang

Externa

: luar

Distal

: ujung

Perifer

: pinggir (tepi)

Visceral

: lapisan dalam

Profunda

: dalam

Vertical

: bidang tegak

Longitudinal

: potongan memanjang

Rongga-rongga dalam Tubuh Manusia


1.

Rongga yang terdapat dalam kepala:

Ronggan tengkorak ( cavum Cranialis), isinya: otak besar


(cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem)

Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita)

Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara


pernafasan.
Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah dan gigi.

Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang


pendengaran (maleus, incus, stapes)
2.

Rongga yang terdapat pada badan:

Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung


(cardio), pembuluh darah aorta, pembuluh darah vena cava, arteri dan
vena pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus.

Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus


halus (intestinum, duodenum, jejunum), usus besar (colon), kelenjar
pangkreas, limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)

Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika


urinaria), rectum, pada laki-laki kelenjar prostat, perempuan terdapat
Rahim (uterus) dan indung telur (ovarium).
Tingkatan Organisasi dalam Tubuh Manusia
Tingkatan organisasi pada tubuh manusia berdasarkan kajian
mikroskopik ke makroskopik anatomi adalah:
1. Tingkat kimia atau molekul, dibentuk oleh atom yang merupakan
unit sangat terkecil membentuk molekumolekul dengan ukuran
sangat kompleks. Contoh: molekul kompleks protein.
2. Tigkat seluler, interaksi dari molekul-mlekul yang membentuk
organelle tertentu yang akan membentuk sebuah sel.
3. Tingkat jarungan, kumpulan dari sel-sel tersebut akan membentuk
suatu jaringan. Contoh: jaringan otot.

4. Tingkat organ, merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang


menyusun suatu organ. Contoh: jantung.
5. Tingkat sistem organ, merupakan interaksi dari satu organ dengan
organ yang lainnya sehingga menyusun sistem organ. Contoh:
sistem pencernaan.
6. Tingkat organisme, merupakan kesatuan seluruh sistem organ
pada manusia yang akan mempertahankan kehidupan dan
kesehatan.
Sistem Organ dalam Tubuh Manusia
Adapun beberapa sistem organ yang dimiliki oleh manusia antara lain:

1.

Sistem integument

2.

Sistem skeletal

3.

Sistem muscular

4.

Sistem persarafan

5.

Sistem endokrin

6.

Sistem kardiovaskular

7.

Sistem limfatik

8.

Sistem pernapasan

9.

Sistem pencernaan

10. Sistem perkemihan


11. Sistem reproduksi pria

12. Sistem reproduksi wanita

Anatomi manusia

Gambar gabungan anatomi lelaki dan wanita yang disediakan atas izin
www.3dscience.com
Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus
dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuhmanusia, sedangkan
jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi.
Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri
atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan-jaringan, yang terdiri
atas sel-sel.
Lihat sejarah anatomi untuk sejarah anatomi, termasuk anatomi
manusia.

1Sistem tubuh manusia

2Diagram anatomi manusia

3Organ dalam

4Anatomi otak

5Belajar anatomi manusia

6Lihat pula

7Pranala luar
Sistem tubuh manusia[sunting | sunting sumber]

Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh


Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam
mulut, perut, dan usus
Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda
yang menyebabkan penyakit
Sistem integumen: kulit, rambut
Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara
jaringan dan aliran darah
Sistem otot: menggerakkan tubuh
Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses
informasi dalam otak dan saraf

Sistem reproduksi: organ seks

Sistem pernapasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru

Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan


tulang

Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi


dan ekskresi urin

Diagram anatomi manusia[sunting | sunting sumber]


Diagram anatomi manusia

1. Kepala

2. Wajah:Dahi, Mata, Teli


, Dagu

3. Leher, Tenggorokan, Ja

4. Bahu

5. Dada, Buah dada, Tula

6. Pusar

7. Perut, Pinggul

8. Organ seks

9. Penis/Skrotum atau Va

Kaki:

10. Paha

11. Lutut

12. Betis, tulang kering

13. Pergelangan kaki

14. Telapak kaki, Tumit, J


jari, telunjuk, tengah, mani

Tangan:

15. Lengan

16. Siku/sikut

17. Pergelangan tangan

18. Telapak tangan, Jari t


jari, telunjuk, tengah, mani

Tidak bernomor: Tulang belakang, K


Organ dalam[sunting | sunting sumber]
Nama-nama umum organ dalam (menurut abjad) :

Appendiks (usus buntu atau umbai cacing)

Duodenum

Esofagus

Ginjal

Hati

Jantung

Kandung empedu

Kandung kemih

Kulit

Kunci paha

Limpa

Mata

Otak

Ovarium

Pankreas

Paratiroid

Paru-paru

Lambung

Pituitari

Prostat

Rahim

Thymus

Tiroid

Usus

Vena

Zakar

Anatomi otak[sunting | sunting sumber]


Amigdala Batang otak Otak kecil Korteks otak
besar Hipotalamus Otak Besar;- Sistem
limbik medulla otak tengah Kelenjar pituitari pons
Lihat juga: Otak manusia, Daftar regio dalam otak manusia
Belajar anatomi manusia[sunting | sunting sumber]
Beberapa profesi, khususnya kedokteran dan fisioterapi,
memerlukan studi anatomi manusia secara mendalam. Buku teks
biasanya membagi tubuh ke dalam kelompok regio berikut ini:
Kepala dan Leher termasuk segala sesuatu di atas cerukan
dada
Ekstremitas atas termasuk tangan, lengan bawah, lengan
atas, bahu, aksilla, regio pektoral dan skapula.
Thoraks memuat regio dada dari cerukan
dada ke diafragma thoraks.

Abdomen segala sesuatu dari diafragma thoraks ke pinggir


panggul atau cerukan panggul.
Bagian belakang sekitar tulang belakang dan komponenkomponennya, cakram dan badan intervertebral
Pelvis dan Perineum pelvis terdiri atas segala sesuatu
dari cerukan panggul ke diafragma panggul. Perineum ialah
regio antara area genital dan anus.
Ekstremitas bawah biasanya segala sesuatu di
bawah ligamen inguinal, termasuk paha, persendian tulang
paha, kaki, dan telapak kaki.
Anatomi
Lubang tubuh
Kematian akibat fisik kematian
Manusia
Biologi manusia
Istilah lokasi anatomi
Daftar ciri anatomi manusia
Istilah bagian anatomi yang berasal dari nama orang
Dalam regio dalam otak manusia
Daftar tulang kerangka manusia
Daftar otot tubuh manusia
Daftar jenis sel yang berbeda dalam badan orang dewasa

Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu
dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di
dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung
terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2
lembar:
a. lamina panistalis di sebelah luar
b. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.

Gambar: Bagian-bagian jantung


Jantung memiliki katup atrioventikuler (valvula bikuspidal)
yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung yang

berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama sistol


dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang
berfungsi mencegah aliran balik dari aorta dan arteri
pulmonalis kiri ke bilik selama diastole.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri
berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan
venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih
tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena
mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri
dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas
jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil
dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki
diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan
tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan
struktur
masing-masing
pembuluh
darah
berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing
pembuluh darah tersebut.
Macam-macam Pembuluh Darah
Pembuluh darah terbagi menjadi
A. Pembuluh darah arteri
1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada
tepat di luar jantung
5. Terdiri atas :
5.1 Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh
tubuh

5.2 Arteriol yaitu percabangan arteri


5.3 Kapiler :
a. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
b. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium
dan sebuah membran basal
6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
6.1 Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
6.2 Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
6.3 Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis
B. Pembuluh Balik (Vena)
1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh
nadi
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula
semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
5.1. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari
bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
5.2. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
5.3. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah
dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

Gambar: Diagram alur peredaran darah manusia


Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup
karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung
sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah
ganda yang terdiri dari :
1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya
oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke
seluruh
jaringan
tubuh.
Oksigen
bertukar
dengan

karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya


karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan
(atrium) jantung.

2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal


Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung
ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan

dialirkanke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan


darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan
kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah
ke kapiler :
a. Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang
bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah
mengalir ke kapiler.
b. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup
dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.
Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan
kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai
katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya
menuju ke jantung.
Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah

Kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah antara


lain:
1.

Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena


endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat
berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid
(lemak)
2.
Anemia yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah
atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah
3.
Varises yaitu pelebaran pembuluh darah di betis
4.
Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar
dubur
5.
Ambolus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena
benda yang bergerak.
6.
Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena
benda yang tidak bergerak .
7.
Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah
sukar membeku (diturunkan secara hereditas)
8.
Leukemia (kanker darah ) yaitu peningkatan jumlah
eritrosit secara tidak terkendali.
9.
Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin
akibat aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
10. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya
gen pembentuk hemoglobin yang bersifat menurun.
11. Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi akibat
arteriosklerosis

Sistem Respirasi Manusia, Alat Pernafasan dan


Fungsinya
Pengertian respirasi (pernafasan) adalah proses pengambilan gas
oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam
tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama
makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel dalam
semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

Di dalam sel-sel tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk


melakukan respirasi seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan
glukosa untuk menghasilkan energi melalui proses glikolisis, siklus krebs
dan transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa membutuhkan
glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan
gas karbondioksida.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat
pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring,
trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak

mampu berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem


pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat
pernafasan beserta fungsinya.
1. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat selaput lendir dan rambut yang
berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya
debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu,
rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak
kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara yang akan masuk
ke dalam sistem pernapasan.

2. Pangkal tenggorokan (Faring)


Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings)
di bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) di bagian
belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh
karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan masuk
ke dalam saluran pernafasan.
Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran
pernafasan akan terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan
tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa tersedak. Pada
bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat pita
suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya udara
pada faring, maka akan menimbulkan suara.

3. Batang tenggorokan (trakea)


Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki
silia-silia pada dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk
menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran
pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak
di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki
panjang sekitar 10 cm.
4. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi
menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan
mukosa bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan
bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
yang merupakan salah satu bagian paru-paru.
5. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan
dengan diafragma, sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh
tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut dengan
rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus.
Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.

Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam


(pleura visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam
langsung menyelimuti paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan
dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga
tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan
pembuluh darah. Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada
ujung-ujung bronkiolus. Alveolus memiliki selaput tipis dan pada
permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu
dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara
difusi.
Cara Menjaga Kesehatan Organ Pernafasan
Untuk menjaga kesehatan fungsi alat-alat pernafasan, manusia
membutuh udara segar yang kaya oksigen dan menghindari polusi
udara. Asap rokok dan asap kendaraan bermotor merupakan penyebab
paling umum mengapa banyak manusia mengalami gangguan fungsi
pernafasan. Oleh karena itu, kita perlu memakai masker (penutup mulut
dan hidung) ketika sedang menjalani aktifitas di luar ruangan.
Usaha menjaga kesehatan organ pernafasan lainnya adalah
menghindari kontak pertukaran udara dengan penderita penyakit yang
bisa ditularkan melalui udara, misalnya penyakit TBC. Kebiasan buruk
begadang dan mengkonsumsi minuman beralkohol juga ditengarai
berpengaruh terhadap kerusakan fungsi jantung dan paru-paru. Semoga

artikel ini bisa menambah wawasan Anda dalam usaha menjaga


kesehatan fungsi pernafasan.

Sistem pernapasan

Gambar lengkap sistem pernapasan manusia.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang


digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem
pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk
membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran
gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya.
Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis
makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang
melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot
antartulang rusuk sehingga rongga dada terangkat atau

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih


kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali
ditariknya otot antara tulang rusuk ke kebelakang yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berelaksasinya otot diafragma
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase kontraksi atau
kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara d

Anatomi Fisiologi Jantung Manusia


Fisiologi Jantung Manusia
Sebelum kita melakukan pengobatan terhadap penyakit jantung yang
kita derita, ada baiknya kita sedikit mengerti dulu tentang fisiologi
jantung, yang dalam pembahasan ini adalah fisiologi jantung
manusia. Pengetahuan anatomi dan fisiologi jantung ( anatomi
fisiologi jantung ) dianggap sangat
penting bagi siapa saja yang ingin
melakukan pengotan penyakit jantung.
Jantung memiliki peran dan fungsi
yang sangat vital atau bahkan yang
paling vital diantara organ-organ vital
lainnya. Terganggunya fungsi dan
kerja organ
jantung akan
sangat
berpengaruh terhadap fungsi dan
kerja organ vital lainnya. Itulah kenapa
kita musti tahu dan paham akan
anatomi dan fisiologi jantung manusia.
Sekali lagi pengetahuan kita akan
anatomi fisiologi jantung manusia akan sangat membantu kita didalam
merawat, menjaga, dan bahkan dalam mengatasi dan mengobati
ketidakberesan pada jantung. Pembahasan yang akan kami suguhkan
dalam web ini adalah seputar pengobatan penyakit jantung secara
alami. Namun demikian sangat penting bagi kita untuk sebelumnya
sedikit mengerti tentang anatomi fisiologi jantung.

Untuk ulasan yang agak mendalam tentang anatomi organ jantung


silahkan Anda klik link di bawah ini:
Organ jantung memiliki peran dan fungsi yang sangat vital bagi
kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama jantung adalah memompa
dan mengedarkan darah ke seluruh sistem dan organ tubuh.
Berhentinya kerja jantung maka menjadi sebab berhentinya kerja organorgan tubuh yang lain.
Siklus Darah Dalam jantung
Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh yang kaya akan CO2
sebagai hasil metabolisme tubuh, menyimpan dan menyalurkannya ke
ventrikel kanan melalui katup triskuspid. Dari ventrikel kanan darah
mengalir ke ke paru-paru melalui Arteri Pulmonalis. CO2 yang dibuang
melalui paru-paru.
Atrium kiri menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui empat
vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalu
katup bicuspid. Darah kaya oksigen yang sudah tersimpan di ventrikel
kiri kemudian menuju aurta melalui katup aurta untuk kemudian
disalurkan ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme tubuh. (lihat
gambar-gambar di atas)
Itulah fisiologi jantung manusia yang bisa menggambarkan begitu
penting dan vitalnya fungsi tubuh untuk kelangsungan hidup manusia.
Mengetahui anatomi fisiologi jantung sangat penting bagi Anda ingin
mencari solusi pengoban penyakit jantung.

materi Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) 2014

1. ACUT CORONARY.pdf
2. Airway Management .pdf
3. ARITMIA & THERAPI LISTRIK.pdf
4. Bantuan Hidup Dasar.pdf
5. Biomekanik Trauma.pdf
6. Cedera Kepala.pdf
7. EKG KONSEP DASAR.pdf
8. Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan GADAR.pdf
9. Initial Assessment.pdf
10. Keracunan.pdf
11.LATIHAN EKG STRIP.pdf
12.Luka Bakar.pdf
13.Luka dan Fraktur .pdf
14.Perekaman EKG.pdf
15.Shock Management.pdf
16.TRANSPORT DAN RUJUKAN PENDERITA GAWAT DARURAT-COPY.pdf
17. CAKUPAN BTCLS.pdf
18. Taksonomi Tujuan Instruksional.ppt
DESKRIPSI
TUJUAN PELATIHAN
1. Peserta memahami sistem penanggulangan penderita gawat darurat
terpadu.
2. Peserta memahami konsep dasar penanggulangan penderita gawat
darurat kardiovaskuler dan trauma sesuai standar internasional.
3. Peserta mampu mengenali keadaan yang mengancam nyawa pada
pederita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma.
4. Peserta mampu melakukan penanggulangan / penanganan penderita
gawat darurat kardiovaskuler dan trauma berdasarkan prioritas masalah.
1. Peserta mampu melakukan triage baik dilokasi bencana atau di Unit
Gawat Darurat (UGD).
5. Peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
penanggulangan penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma
yang memadai untuk bekerja di UGD, ICU, Klinik, Puskesmas dan
Ambulans Gawat Darurat.
RINGKASAN MATERI
Pelatihan BTCLS ditujukan bagi perawat/ tenaga medis lainnya yang
sudah bekerja di rumah sakit, perusahaan, puskesmas dan klinik.
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu

menangani kasus kegawatdaruratan kardiovaskuler termasuk


didalamnya serangan jantung (Acute Miocard infark) dan arythmia lethal.
Melalui pelatihan ini peserta akan diajarkan untuk menggunakan alat
Automatic External defibrillator yang merupakan alat basic standar
internasional. Selanjutnya, setelah mengikuti pelatihan ini peserta
diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani berbagai kasus
kegawatdaruratan trauma khususnya pada kasus-kasus kecelakaan lalu
lintas, kecelakaan di perusahaan atau tempat kerja. Para peserta juga
akan dilatih untuk mampu melakukan triage baik dilokasi bencana
maupun di Unit Gawat Darurat. Pelatihan ini juga bisa dikuti oleh
mahasiswa keperawatan / kebidanan agar lebih matang dalam
memasuki dunia kerja dan mampu bersaing di pasar kerja.
MATERI PELATIHAN
Introduction And Course Overview Chain Of Survival CPR Dewasa,
Anak, Bayi dan CPR Pada Keadaan Tertentu matic External
Defibrilation (AED) AutoEmergency Drug Sindrome Coroner Acute
ECG normal Arythmia Lethal Defibrilator & Electrical Theraphy
MEGACODE simulation Medical Emergency Response System
Basic Life Support Cardio Pulmonary Resucitation Airway And
Breathing : Basic And Advance Circulation And Shock Assessment
And Management of The Trauma Patient Mechanism Of Injury Head
Trauma Spinal Trauma Thoracic Trauma Abdominal Trauma
Musculosceletal Trauma Splinting And Bandaging Burn Lifting And
Moving Extrication, Stabilization And Transfering Patients Disaster
And Triage Cases of Triage.
METODE PELATIHAN. Pelatihan dilaksanakan dengan dukungan alat
peraga dan audiovisual. Pelatihan sendiri meliputi teori, praktek dan
simulasi dengan berbagai macam contoh kasus yang didesain secara
menarik oleh tim instruktur pelatihan.
KRITERIA PESERTA. Perawat, Bidan, Mahasiswa Keperawatan,
Mahasiswa Kebidanan, Dokter Gigi

Luka bakar
Luka bakar

Luka bakar derajat 2 pada tangan

Luka bakar adalah sejenis cedera pada daging atau kulit yang
disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia, gesekan, atau radiasi.[1]Luka
bakar yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal sebagai luka
bakar superfisial atau derajat I. Bila cedera menembus beberapa lapisan
di bawahnya, hal ini disebut luka bakar sebagian lapisan kulit atau

derajat II. Pada Luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit atau
derajat III, cedera meluas ke seluruh lapisan kulit. Sedangkan luka bakar
derajat IV melibatkan cedera ke jaringan yang lebih dalam,
seperti otot atau tulang.
Perawatan yang diperlukan bergantung pada tingkat keparahan luka
bakar. Luka bakar superfisial mungkin dapat ditangani denganpereda
nyeri sederhana, sementara luka bakar besar mungkin memerlukan
pengobatan yang lebih lama di pusat perawatan luka bakar khusus.
Mendinginkan dengan air ledeng mungkin membantu meredakan nyeri
dan mengurangi kerusakan; akan tetapi, paparan dalam jangka waktu
lama dapat mengakibatkan suhu tubuh rendah. Luka bakar yang
mengenai sebagian lapisan kulit mungkin perlu dibersihkan dengan
sabun dan air, kemudian dibalut. Cara untuk menangani lepuh masih
belum jelas, tapi mungkin ada baiknya untuk membiarkan lepuh tersebut
tetap utuh. Luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit biasanya
membutuhkan pembedahan, seperti cangkok kulit. Luka bakar yang luas
seringkali membutuhkan banyak cairan intravena karena respon
peradangan selanjutnya akan mengakibatkan kebocoran
cairan kapiler yang signifikan dan edema. Komplikasi paling umum dari
luka bakar adalah infeksi.
Meskipun luka bakar yang besar bisa berakibat fatal, perawatan modern
yang dikembangkan sejak tahun 1960 telah meningkatkan hasil
penanganan secara signifikan, terutama pada anak dan remaja.
[2]
Secara global, sekitar 11 juta orang dengan luka bakar akan mencari
perawatan medis, dan 300.000 orang meninggal karena luka bakar
setiap tahunnya.[3] Di Amerika Serikat, sekitar 4% dari pasien yang
dirawat di pusat perawatan luka bakar meninggal karena luka bakar.
[4]
Hasil jangka panjang dari perawatan luka bakar berhubungan erat
dengan ukuran luka bakar dan usia orang yang mengalami luka bakar
tersebut.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Gejala dan Tanda

2Penyebab
o

2.1Panas

2.2Zat kimia

2.3Listrik

2.4Radiasi

2.5Bukan kecelakaan

3Patofisiologi

4Diagnosis
o

4.1Ukuran

4.2Tingkat Keparahan

5Pencegahan

6Penatalaksanaan
o

6.1Cairan intravena

6.2Perawatan luka

6.3Pengobatan

6.4Pembedahan

6.5Pengobatan Alternatif

7Prognosis
o

7.1Komplikasi
Gejala dan Tanda

Karakteristik luka bakar bergantung pada kedalamannya. Luka bakar


superfisial menyebabkan nyeri selama dua atau tiga hari, yang
dilanjutkan dengan pengelupasan kulit selama beberapa hari berikutnya.

[5][6]

Individu yang menderita luka bakar berat mungkin menunjukkan


perasaan tidak nyaman atau mengeluhkan adanya tekanan
dibandingkan nyeri. Luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit
mungkin sepenuhnya tidak sensitif terhadap sentuhan ringan atau
tusukan.[6] Luka bakar superfisial biasanya berwarna merah, sedangkan
luka bakar berat bisa berwarna merah muda, putih atau hitam. [6] Luka
bakar di sekitar mulut atau rambut yang terbakar di dalam hidung bisa
mengindikasikan terjadinya luka bakar di saluran napas, tetapi temuan
ini sifatnya tidak pasti.[7] Tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan
meliputi: sesak napas, serak, dan stridor atau mengi.[7]Rasa gatal umum
dialami selama proses penyembuhan, serta terjadi pada 90% orang
dewasa dan hampir semua anak.[8] Mati rasa atau kesemutan masih
dapat dirasakan dalam waktu yang lama setelah cedera listrik. [9] Luka
bakar juga bisa menyebabkan gangguan emosional dan psikologis. [3]

Jeni
s[10]

Lapisan
yang
dilibatka
n

Wakt
u
Tampila Tek Sen
Progno Con
Peny
n
stur sasi
sis
toh
embu
han

Sup Epidermis[ Merah ta Keri


erfisi 5]
npa
ng
[10]
al
lepuh
(der
ajat
I)

Nye 5-10 h Sembu


ri [10] ari[10]
h
[11]
dengan
baik;[10]
Sengat
an
mataha
ri yang
berulan
g
mening
katkan
risiko k
anker
kulit di

kemudi
an
hari[12]
Aga
k
supe
rfisia
l,
men
gen
ai
seba
gian
lapis
an
kulit
(der
ajat
II)
Cuk
up
dala
m,
men
gen
ai
seba
gian
lapis
an
kulit
(der
ajat

Meluas ke
lapisan de
rmis(papil
er)
superfisial
[10]

Merah
dengan l
epuhyan
g jelas.
Pucat
dengan
tekanan.

San
Lem
gat
bab[
nye
10]
ri[10]

[10]

Meluas ke
lapisan
dermis
(retikular)
dalam[10]

Kuning
atau
putih.
Lebih
tidak
pucat.
Mungkin
melepuh.
[10]

Aga
k
keri
ng[6]

Infeksi
kuran lokal/se
g dari lulitis ta
23
pi
mingg biasany
u[6][10] a tanpa
parut[6]

Teka 38 mi
nan nggu[1
dan 0]
tida
k
nya
man
[6]

Parut,
kerut
(mungk
in
memerl
ukan
eksisi
dan can
gkok
kulit)[6]

II)
Selu
ruh
lapis
an
kulit
(Der
ajat
III)

Lama
(berbu
Kaku dan
Meluas ke
Tida lanputih/cok
seluruh
Kasa k
bulan)
lat[10] Tid
[10]
lapisan
r
nye dan
ak
dermis[10]
ri[10] tidak
pucat[6]
sempu
rna[10]

Meluas ke
seluruh
lapisan
kulit, dan
Dera ke dalam
jat
lapisan
IV
lemak,
otot dan
tulang di
bawahnya

Hitam;
hangus
Keri
dengan e ng
skar

[10]

Tida
Perlu
k
eksisi[
nye 10]
ri

Parut,
kerut,
amputa
si
(eksisi
dini
dianjur
kan)[6]
Amputa
si,
ganggu
an
fungsio
nal
yang
signifik
an dan,
dalam
bebera
pa
kasus,
kematia
n.[10]

Penyebab[sunting | sunting sumber]


Luka bakar disebabkan oleh berbagai sumber eksternal yang dapat
digolongkan menjadi panas, kimia, listrik, dan radiasi. [13] Di Amerika
Serikat, penyebab paling umum dari luka bakar adalah: kebakaran atau
api (44%), melepuh (33%), benda panas (9%), listrik (4%), dan zat kimia
(3%).[14] Sebagian besar (69%) cedera luka bakar terjadi di rumah atau
tempat kerja (9%),[4] dan kebanyakan adalah akibat kecelakaan,
sementara 2% disebabkan oleh serangan orang lain, dan 1-2%
disebabkan oleh percobaan bunuh diri.[3]Sumber-sumber ini bisa

menyebabkan cedera inhalasi di saluran napas dan/atau paru-paru,


dengan tingkat kejadian sekitar 6%.[15]
Cedera luka bakar lebih umum terjadi pada orang miskin. Merokok
merupakan faktor risiko, tetapi konsumsi alkohol bukan merupakan
faktor risiko. Luka bakar yang berhubungan dengan api lebih umum
terjadi pada iklim yang lebih dingin.[3] Faktor risiko spesifik di negara
berkembang meliputi memasak dengan api terbuka atau di atas
lantai[1] serta gangguan perkembangan pada anak dan penyakit kronis
pada orang dewasa.[16]
Panas[sunting | sunting sumber]
Di Amerika Serikat, api dan cairan panas adalah penyebab luka bakar
yang paling umum.[15] Dari semua kasus kebakaran rumah yang
mengakibatkan kematian, 25% disebabkan oleh rokok dan 22%
disebabkan oleh alat pemanas.[1] Hampir separuh cedera diakibatkan
oleh upaya memadamkan kebakaran.[1] Melepuh disebabkan oleh cairan
panas atau gas dan paling umum terjadi karena paparan pada minuman
panas, suhu air keran yang panas di bak mandi atau pancuran, minyak
goreng yang panas, atau uap.[17] Cedera lepuh paling umum terjadi pada
anak di bawah usia lima tahun[10] dan, di Amerika Serikat dan Australia,
populasi ini mencakup sekitar dua pertiga dari seluruh kasus luka bakar.
[15]
Kontak dengan benda panas adalah penyebab dari 20-30% kasus
luka bakar pada anak.[15] Pada umumnya, lepuh adalah luka bakar
derajat I atau II, tapi bisa juga mengakibatkan luka bakar derajat III,
terutama karena kontak yang lama.[18] Kembang api adalah penyebab
umum luka bakar selama musim liburan di banyak negara. [19] Hal ini
khususnya merupakan faktor risiko bagi remaja pria. [20]
Zat kimia[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Luka bakar kimia
Zat kimia menyebabkan 2 sampai 11% dari semua kasus luka bakar dan
menyebabkan hingga 30% kematian yang berkaitan dengan luka bakar.
[21]
Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh lebih dari 25.000 zat,
[10]
kebanyakan di antaranya adalah basa keras (55%) atau asam keras
(26%).[21] Kebanyakan kematian akibat luka bakar kimia terjadi akibat

menelan zat tersebut ingesti.[10] Penyebab umumnya meliputi: asam


sulfat yang biasa ditemukan pada pembersih toilet, sodium
hipoklorit yang biasa ditemukan pada pemutih, dan hidrokarbon
berhalogen yang biasa ditemukan pada penghilang cat. [10] Asam
hidrofluorida bisa menyebabkan luka bakar dalam yang mungkin tidak
menimbulkan gejala hingga beberapa saat setelah terpapar.[22] Asam
format bisa menyebabkan kerusakan sel darah merah dalam jumlah
besar.[7]
Listrik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Luka bakar listrik
Luka bakar atau cedera listrik digolongkan menjadi cedera listrik
tegangan tinggi (1000 volt atau lebih), cedera listrik tegangan rendah
(kurang dari 1000 volt), atau luka bakar kilat yang disebabkan
oleh busur listrik.[10] Penyebab paling umum dari luka bakar listrik pada
anak-anak adalah kabel listrik (60%) dan saklar listrik (14%).
[15]
Petir juga bisa mengakibatkan luka bakar listrik.[23] Faktor risiko
tersambar petir meliputi aktivitas luar ruangan seperti mendaki gunung,
golf, dan olahraga di lapangan, serta bekerja di luar ruangan. [9] Angka
kematian akibat sambaran petir adalah sekitar 10%. [9]
Meskipun cedera listrik terutama mengakibatkan luka bakar, cedera ini
juga bisa mengakibatkan patah tulang atau dislokasi karena trauma
tumpul atau kontraksi otot.[9] Pada cedera istrik tegangan tinggi,
sebagian besar kerusakan mungkin terjadi di bagian dalam tubuh,
sehingga sejauh mana cedera terjadi tidak dapat dinilai dengan
pemeriksaan kulit saja.[9] Kontak dengan tegangan rendah maupun tinggi
bisa mengakibatkan aritmia jantung atau serangan jantung.[9]
Radiasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Luka bakar radiasi
Luka bakar radiasi bisa disebabkan oleh paparan berlarut-larut
terhadap sinar ultraviolet (seperti dari matahari, bilik pewarna
kulit atau pengelasan busur) atau dari radiasi pengion (seperti dari terapi
radiasi, sinar-X atau debu radioaktif).[24] Paparan sinar matahari adalah

penyebab paling umum dari luka bakar radiasi dan penyebab paling
umum dari luka bakar superfisial secara keseluruhan. [25] Jenis
kulit seseorang akan secara bermakna menentukan kerentanannya
dalam mengalami sengatan matahari.[26] Efek radiasi pengion pada kulit
tergantung pada jumlah paparan ke area tersebut, di mana kerontokan
rambut terlihat setelah paparan sebesar 3 Gy, kemerahan terlihat
setelah paparan sebesar 10 Gy, pengelupasan kulit basah setelah
paparan sebesar 20 Gy, dan nekrosis setelah paparan sebesar 30 Gy.
[27]
Kemerahan, bila terjadi, mungkin tidak muncul hingga beberapa saat
setelah terpapar.[27] Pengobatan luka bakar radiasi sama seperti luka
bakar lainnya.[27] Luka bakar gelombang mikro terjadi karena pemanasan
termal yang disebabkan oleh gelombang mikro.[28] Meskipun paparan
selama dua detik bisa mengakibatkan cedera, secara keseluruhan
kasus ini jarang terjadi.[28]
Bukan kecelakaan[sunting | sunting sumber]
Dari semua pasien yang dirawat karena lepuh atau luka bakar api,
3Templat:Endash10% disebabkan oleh serangan orang lain.
[29]
Alasannya mencakup: penganiayaan anak, konflik pribadi,
penganiayaan pasangan, penganiayaan orang tua, dan konflik bisnis.
[29]
Cedera rendam atau lepuh rendam mungkin mengindikasikan
penganiayaan anak.[18]Cedera ini terjadi ketika salah satu anggota tubuh
atau bagian bawah tubuh (pantat atau perineum) ditahan di bawah
permukaan air panas.[18] Ini biasanya mengakibatkan batasan atas yang
tajam dan seringkali simetris.[18] Tanda-tanda kemungkinan
penganiayaan lainnya meliputi: luka bakar melingkar, tidak adanya tanda
cipratan, luka bakar dengan kedalaman yang sama, dan ditemukannya
tanda-tanda penelantaran atau penganiayaan lainnya. [30]
Pembakaran pengantin, merupakan suatu bentuk kekerasan dalam
rumah tangga, yang terjadi pada sejumlah budaya seperti misalnya di
India dimana perempuan dibakar karena pihak suami atau keluarganya
menganggap mas kawin dari pihak perempuan tidak memadai. [31][32] Di
Pakistan, luka bakar asam merupakan penyebab dari 13% dari luka
bakar disengaja, dan umumnya berhubungan dengan kekerasan dalam
rumah tangga.[30] Pembakaran-diri (membakar diri sebagai bentuk

protes) juga merupakan sesuatu yang relatif umum di antara perempuan


India.[3]
Patofisiologi[sunting | sunting sumber]

Tiga derajat luka bakar


Pada suhu lebih tinggi dari 44 C (111 F), protein mulai kehilangan
bentuk tiga dimensinya dan mulai terurai. [33] Keadaan ini menyebabkan
kerusakan pada sel dan jaringan.[10] Kebanyakan efek kesehatan
langsung dari luka bakar adalah gangguan sekunder terhadap fungsi
kulit yang normal.[10] Efek-efek ini meliputi gangguan sensasi kulit,
kemampuan untuk mencegah keluarnya air melalui evaporasi, dan
kemampuan untuk mengontrol suhu tubuh.[10] Gangguan pada membran
sel menyebabkan sel kehilangan kalium yang keluar dari sel dan
mengisi ruang di luar sel sehingga sel tersebut mengikat air dan natrium.
[10]

Pada luka bakar yang luas (lebih dari 30% dari total area permukaan
tubuh), akan terdapat suatu respon peradangan yang signifikan.
[34]
Keadaan ini menyebabkan meningkatnya kebocoran cairan
dari pembuluh kapiler,[7] dan kemudian menyebabkan pembengkakan
jaringan edema.[10] Hal ini selanjutnya menyebabkan hilangnya volume

darah secara keseluruhan, dan kehilangan plasma yang signifikan dari


darah yang tersisa, sehingga menyebabkan darah menjadi lebih kental.
[10]
Terhambatnya aliran darah ke organ seperti misalnya ginjal
dan saluran cerna dapat mengakibatkan gagal ginjal dan tukak lambung.
[35]

Meningkatnya kadar katekolamin dan kortisol dapat


menyebabkan keadaan hipermetabolik yang dapat berlangsung
bertahun-tahun.[34]Keadaan ini berhubungan dengan
meningkatnya curah jantung, metabolisme, denyut jantung cepat, dan
buruknya fungsi imun.[34]
Diagnosis[sunting | sunting sumber]
Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, mekanisme
cedera, luasan dan cedera lain yang diakibatkan oleh luka bakar
tersebut. Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah yang
berdasarkan kedalaman luka bakar. Kedalaman dari luka bakar
biasanya ditentukan berdasarkan pemeriksaan, walaupun kadang dapat
juga dilakukan pemeriksaan biopsi.[10] Biasanya sangat sulit untuk
menentukan kedalaman luka bakar hanya dengan satu kali pemeriksaan
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ulang dalam beberapa hari.
[7]
Pada pasien dengan keluhan sakit kepala atau pusing dan menderita
luka bakar karena api, harus dipertimbangkan keracunan karbon
monoksida.[36] Keracunan sianida juga perlu dipertimbangkan.[7]
Ukuran[sunting | sunting sumber]
Ukuran luka bakar ditentukan berdasarkan persentase dari luas
permukaan tubuh (LPB) yang terkena luka bakar sebagian atau seluruh
lapisan kulit.[10] Luka bakar derajat satu hanya menunjukkan warna
merah dan tidak melepuh tidak termasuk kedalam perkiraan ini.
[10]
Kebanyakan luka bakar (70%) mengenai kurang dari 10% LPB. [15]
Terdapat beberapa cara untuk menentukan LPB, didalamnya termasuk
"aturan sembilan", tabel Lund dan Browder, serta perkiraan berdasarkan
ukuran telapak tangan seseorang.[5] "Aturan sembilan" sangat mudah
diingat tetapi hanya akurat untuk orang yang berusia lebih dari 16 tahun.
[5]
Estimasi yang lebih akurat akan diperoleh bila menggunakan tabel

Lund dan Browder, yang juga mempertimbangkan berbagai proporsi


bagian tubuh pada orang dewasa dan anak-anak. [5] Ukuran telapak
tangan seseorang (termasuk telapak dan jari) mendekati 1% dari
LPBnya.[5]
Tingkat Keparahan[sunting | sunting sumber]
Klasifikasi American Burn Association[36]
Ringan

Sedang

Berat

Dewasa <10%
LPB

Dewasa 10-20% LPB

Dewasa >20% LPB

Usia muda atau


tua < 5% LPB

Usia muda atau tua 5- Usia muda atau tua


10% LPB
>10% LPB

<2% luka bakar


yang mengenai
seluruh lapisan
kulit

2-5% luka bakar yang


>5% luka bakar
mengenai seluruh
yang mengenai
lapisan kulit
seluruh lapisan kulit

Cedera tegangan
tinggi

Luka bakar
tegangan tinggi

Kemungkinan cedera
inhalasi

Diketahui
menderita cedera
inhalasi

Luka bakar melingkar

Luka bakar
signifikan pada
muka,
persendian, tangan

dan kaki
Masalah kesehatan
lainnya

Cedera yang
berkaitan

Untuk menentukan apakah diperlukan Referensi untuk dibawa ke pusat


perawatan khusus luka bakar, Asosiasi Luka Bakar Amerika merancang
suatu sistem klasifikasi. Pada sistem ini, luka bakar diklasifikasikan
menjadi berat, sedang, dan ringan. Keadaan ini dinilai berdasrkan
sejumlah faktor, di antaranya adalah luas permukaan total tubuh yang
terkena, adanya luka bakar pada bagian tubuh tertentu, usia penderita,
dan cedera lain yang terkait.[36]Luka bakar ringan pada umumnya dapat
diatasi di rumah, luka bakar sedang biasanya dapat diatasi di rumah
sakit, luka bakar berat harus ditangani di pusat perawatan khusus luka
bakar.[36]
Pencegahan[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan sejarah, sekitar setengah dari luka bakar dapat dicegah.
[1]
Program pencegahan luka bakar secara signifikan telah menurunkan
tingkat kejadian luka bakar yang bersifat serius. [33] Tindakan pencegahan
termasuk: membatasi suhu air panas, alarm asap, sistem penyemprot
air, konstruksi bangunan yang sesuai, dan pakaian tahan api. [1]Para ahli
menganjurkan pengaturan pemanas air di bawah suhu 48.8 C
(119.8 F).[15] Tindakan lain untuk menghindari lepuh adalah dengan
mengukur suhu air mandi dengan termometer, dan meletakkan
pelindung cipratan pada kompor.[33] Walaupun pengaruh peraturan
penggunaan kembang api masih belum jelas, terdapat bukti sementara
bahwa peraturan ini bermanfaat[37] dengan adanya rekomendasi
pembatasan penjualan kembang api kepada anak-anak. [15]
Penatalaksanaan[sunting | sunting sumber]
Tindakan resusitasi dimulai dengan menilai dan menstabilkan jalan
napas, pernapasan, serta sirkulasi penderita. [5] Jika dicurigai terjadi
cedera inhalasi, mungkin diperlukanintubasi awal.[7] Penanganan ini

kemudian diikuti dengan penanganan luka bakar itu sendiri. Seseorang


dengan luka bakar yang luas dapat dibungkus menggunakan kain seprei
bersih sampai tiba di rumah sakit.[7] Karena luka bakar mudah terkena
infeksi, suntikan booster tetanus harus diberikan bila pasien tersebut
belum mendapatkan imunisasi tetanus ini dalam jangka lima tahun
terakhir.[38] Di Amerika Serikat, 95% dari penderita luka bakar yang
masuk ke unit gawat darurat dirawat dan diperbolehkan pulang,
sementara 5% memerlukan perawatan di rumah sakit. [3] Pada luka bakar
berat, pemberian asupan makanan dini sangat penting. [34] Oksigenasi
hiperbarik mungkin dapat beguna sebagai tambahan dari penanganan
secara tradisional.[39]
Cairan intravena[sunting | sunting sumber]
Pada penderita dengan perfusi jaringan yang buruk, harus diberikan
bolus larutan kristaloid isotonik.[5] Pada anak-anak dengan kondisi luka
bakar lebih dari 10-20%&nbsp LPB dan pada dewasa dengan kondisi
luka bakar lebih dari 15%&nbsp LPB harus ditindaklanjuti dengan
resusitasi cairan formal dan pemantauan.[5][40][41] Bila memungkinkan,
tindakan ini harus dilakukan sebelum ke rumah sakit bagi penderita
dengan luka bakar lebih luas dari 25% LPB.[40] Formula Parkland dapat
membantu menentukan volume cairan intravena yang diperlukan dalam
waktu 24 jam pertama. Formula ini didasarkan atas LPB dan berat
badan orang yang terkena luka bakar. Setengah dari jumlah cairan ini
harus diberikan pada 8 jam pertama, dan sisanya diberikan pada sisa
waktu 16 jam. Jangka waktu ini dimulai sejak luka bakar bakar terjadi,
bukan dari saat resusitasi cairan diberikan.Pada anak diperlukan
pemberian cairan rumatan tambahan berupa glukosa.[7] Selain itu,
penderita dengan cedera inhalasi memerlukan lebih banyak cairan.
[42]
Sementara resusitasi cairan yang tidak cukup dapat menyebabkan
masalah, resusitasi yang berlebihan juga dapat berakibat buruk.
[43]
Formula ini hanya merupakan pedoman, dengan infus yang ideal
diberikan berdasarkan keluaran urin yaitu >30 mL/h pada orang dewasa
atau >1mL/kg pada anak-anak dan tekanan darah arteri rata-rata lebih
tinggi dari 60 mmHg.[7]
Walaupun Larutan ringer laktat sering digunakan, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa larutan ini lebih baik dari larutan salin normal.

[5]

Cairan kristaloid tampak sama baiknya dengan cairan koloid, dan


karena koloid lebih mahal, penggunaan cairan ini tidak dianjurkan.
[44]
Transfusi darah sangat jarang diperlukan.[10] Transfusi darah hanya
dianjurkan bila kadar hemoglobin turun di bawah 60-80 g/L (6-8 g/dL)
[45]
karena adanya risiko komplikasi.[7] Kateter intravena dapat dipasang
melalui kulit yang terbakar bila diperlukan, atau dapat juga
menggunakan infus intraoseus.[7]
Perawatan luka[sunting | sunting sumber]
Pendinginan dini (selama 30 menit pertama sejak terjadinya luka bakar)
akan mengurangi kedalaman luka bakar dan nyeri, tetapi harus
dilakukan dengan hati-hati karena pendinginan berlebih dapat
menimbulkan hipotermia.[5][10] Tindakan ini harus dilakukan dengan
menggunakan air dingin 1025 C (50.077.0 F) dan bukan air es,
karena air es dapat menyebabkan cedera yang lebih parah. [5][33] Luka
bakar karena zat kimia memerlukan irigasi yang
ekstensif[10] Membersihkan, pembersihan jaringan mati menggunakan
sabun dan air , dan penggunaan pembalut merupakan aspek yang
penting dalam penanganan luka bakar. Bila terdapat lepuh yang utuh,
tidak terlalu jelas apa yang harus dilakukan. Beberapa bukti sementara
mendukung dibiarkannya lepuh ini apa adanya. Luka bakar derajat dua
memerlukan evaluasi kembali setelah dua hari.[33]
Pada penatalaksanaan luka bakar derajat satu dan dua, tidak ditemukan
bukti nyata untuk menentukan tipe pembalutan yang harus digunakan. [46]
[47]
Biasanya tidak masalah untuk membiarkan luka bakar tingkat satu
tanpa pembalutan.[33] Pemberian antibiotik oles umumnya disarankan,
walaupun pemakaian obat ini tidak didukung oleh bukti yang cukup.
[48]
Perak sulfadiazine (suatu jenis antibiotik) tidak dianjurkan untuk
dipakai karena berpotensi memperlambat waktu penyembuhan. [47] Masih
belum ada cukup bukti yang mendukung penggunaan balutan yang
mengandung perak[49] atau terapi luka tekanan negatif.[50]
Pengobatan[sunting | sunting sumber]
Luka bakar bisa sangat menyakitkan dan terdapat berbagai pilihan yang
bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Pilihannya meliputi
analgesik sederhana (seperti ibuprofendan asetaminofen)

dan opioid seperti morfin. Benzodiazepin bisa digunakan sebagai


tambahan untuk analgesik guna membantu menurunkan kecemasan.
[33]
Selama proses penyembuhan, antihistamin, pijat, atau stimulasi saraf
transkutaneus bisa digunakan untuk membantu mengatasi rasa gatal.
[8]
Namun, antihistamin hanya efektif untuk tujuan ini pada 20% orang.
[51]
Terdapat bukti sementara yang mendukung
penggunaan gabapentin[8] dan penggunaan obat tersebut beralasan
pada pasien yang tidak mengalami perbaikan dengan antihistamin. [52]
Antibiotik intravena dianjurkan sebelum pembedahan pada pasien yang
mengalami luka bakar luas (>60% LPB).[53] Templat:Hingga, panduan
yang ada tidak menganjurkan penggunaan antibiotik secara umum
karena adanya kekhawatiran mengenai resistensi antibiotik[48] dan
meningkatnya risiko infeksi jamur.[7] Namun bukti sementara
menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik intravena bisa memperbaiki
tingkat kelangsungan hidup pada pasien yang mengalami luka bakar
luas dan berat.[48] Eritropoietinbelum ditemukan efektif untuk mencegah
atau mengobati anemia pada orang yang mengalami luka bakar.[7] Pada
luka bakar yang disebabkan oleh asam hidrofluorat, kalsium
glukonat merupakan antidot khusus dan bisa digunakan secara
intravena dan/atau dioleskan.[22]
Pembedahan[sunting | sunting sumber]
Luka yang memerlukan penutupan dengan pembedahan menggunakan
cangkok kulit atau flap (biasanya untuk luka bakar yang lebih dari luka
bakar ketebalan lengkap berukuran kecil) harus ditangani sesegera
mungkin.[54] Luka bakar melingkar pada anggota gerak atau dada
mungkin memerlukan bedah segera untuk membuang kulit mati, yang
dikenal sebagai eskarotomi.[55] Tindakan ini dilakukan untuk menangani
atau mencegah masalah dengan sirkulasi jauh, atau ventilasi. [55] Belum
jelas apakah bedah eskarotomi berguna untuk luka bahar pada leher
atau jari.[55] Fasiotomi mungkin diperlukan untuk luka bakar akibat
sengatan listrik.[55]
Pengobatan Alternatif[sunting | sunting sumber]
Madu sudah digunakan sejak zaman kuno untuk membantu
penyembuhan luka dan mungkin bermanfaat untuk luka bakar derajat

pertama dan kedua.[56][57] Belum cukup bukti untuk penggunaan lidah


buaya.[58] Walaupun perak sulfadiazine mungkin bermanfaat untuk
menurunkan rasa sakit,[11] dan tinjauan pustaka yang dilakukan pada
tahun 2007 menemukan bukti sementara yang menunjukkan bahwa
perak sulfadiazine dapat memperbaiki waktu penyembuhan [59] tinjauan
pustaka selanjutnya yang dilakukan pada tahun 2012 tidak menunjukkan
perbaikan penyembuhan luka dengan penggunaan perak sulfadiasin. [58]
Ada sedikit bukti bahwa vitamin E dapat membantu menyembuhkan
keloid atau bekas luka.[60] Penggunaan mentega tidak dianjurkan. [61] Di
negara berpendapatan rendah, sepertiga luka bakar diobati dengan obat
tradisional, yang dapat meliputi pengolesan telur, lumpur, daun atau
kotoran sapi.[16] Penanganan dengan pembedahan terbatas pada
beberapa kasus karena sumber daya dan ketersediaan keuangan yang
tidak mencukupi.[16] Ada sejumlah metode lain yang bisa digunakan
sebagai tambahan untuk pengobatan guna menurunkan rasa sakit dan
kecemasan termasuk: terapi realitas maya, hipnosis, dan pendekatan
perilaku seperti teknik pengalihan perhatian. [52]
Prognosis[sunting | sunting sumber]
Prognosis di AS[62]
LPB

Kematian

<10%

0.6%

10-20%

2.9%

20-30%

8.6%

30-40%

16%

40-50%

25%

50-60%

37%

60-70%

43%

70-80%

57%

80-90%

73%

>90%

85%

Inhalation

23%

Progonosisnya lebih buruk bagi orang dengan luka bakar luas, orang
yang berusia tua, dan wanita.[10] Terjadinya cedera karena menghirup
asap, cedera signifikan lain seperti patah tulang panjang, dan penyakit
penyerta yang bersifat serius (misalnya penyakit jantung, diabetes,
penyakit psikiatrik, dan keinginan untuk bunuh diri) juga mempengaruhi
prognosis.[10] Rata-rata, dari pasien yang dirawat inap di pusat
perawatan luka bakar di Amerika Serikat, 4% meninggal, [15] dengan hasil
perawatan untuk tiap orang bergantung pada tingkat keparahan cedera
luka bakar. Contohnya, tingkat mortalitas penderita rawat inap dengan
luka bakar kurang dari 10% LPB adalah sebesar kurang dari 1%,
sementara penderita rawat inap dengan luka bakar 90% LPB memiliki
tingkat mortalitas 85%.[62] Di Afghanistan, orang dengan luka bakar lebih
dari 60% LPB jarang dapat bertahan hidup. [15] Skor Baux secara historis
sudah digunakan untuk menentukan prognosis luka bakar berat; namun,
dengan perbaikan dalam teknik perawatan, data ini tidak lagi begitu
akurat.[7] Skor tersebut ditentukan dengan menambahkan ukuran luka
bakar (% LPB) pada usia penderita, yang dulunya lebih kurang sama
dengan risiko kematian.[7]
Komplikasi[sunting | sunting sumber]

Sejumlah komplikasi bisa muncul, dan infeksi merupakan komplikasi


yang paling umum terjadi.[15] Berdasarkan urutan frekuensi terjadinya,
mulai dari yang paling sering sampai yang paling jarang, komplikasi
untuk luka bakar dapat meliputi: pneumonia, selulit, infeksi saluran
kencing dan kegagalan pernafasan.[15] Faktor risiko untuk infeksi
termasuk: luka bakar dengan lebih dari 30% LPB, luka bakar ketebalan
lengkap, usia ekstrim (muda atau tua), atau luka bakar yang terjadi pada
kaki atau perineum.[63] Pneumonia umumnya terjadi pada mereka
dengan cedera inhalasi.[7]
Anemia sekunder pada luka bakar ketebalan lengkap dengan LPB lebih
dari 10% sering ditemukan.[5] Luka bakar karena listrik bisa
menyebabkansindrom kompartemen atau rabdomiolisis karena
kerusakan otot.[7] Penggumpalan darah dalam vena kaki diperkirakan
terjadi pada 6% hingga 25% orang.[7] Keadaan hipermetabolik yang
mungkin tidak sembuh selama bertahun-tahun setelah luka bakar berat
menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan hilangnya massa otot.
[34]
Keloid bisa terjadi sebagai akibat dari luka bakar, terutama pada
orang yang berusia muda dan berkulit gelap. [60] Setelah mengalami luka
bakar, anak-anak mungkin mengalami trauma dan mengalami gangguan
stress paska trauma.[64] Bekas luka juga bisa mengakibatkan gangguan
citra tubuh.[64] Di Negara-negara berkembang, luka bakar parah bisa
mengakibatkan isolasi sosial, kemiskinan ekstrim dan di kalangan anakanak pengucilan.[3]
Epidemiologi[sunting | sunting sumber]

Tahun hidup penyesuaian disabilitas untuk luka bakar dalam


100.000 penduduk pada tahun 2004.[65]
no data

300-350

< 50

350-400

50-100

400-450

100-150

450-500

150-200

500-600

200-250

> 600

250-300
Hingga tahun 2004, 11 juta kasus luka bakar memerlukan perawatan
medis di seluruh dunia dan menyebabkan 300.000 kematian. [3] Hal ini
membuat luka bakar menjadi penyebab cedera utama keempat
setelah kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, dan tindak kekerasan.
[3]
Sekitar 90% luka bakar terjadi di negara berkembang.[3] Hal ini
sebagian disebabkan oleh kepadatan penduduk yang berlebihan dan
kondisi memasak yang tidak aman.[3] Secara keseluruhan, hampir 60%
dari luka bakar yang bersifat fatal terjadi di Asia Tenggara dengan
tingkat kejadian 11,6 per 100.000 penduduk. [15]
Di negara maju, tingkat mortalitas karena luka bakar pada pria dewasa
dua kali lebih tinggi dari wanita. Hal ini kemungkinan terjadi karena pria
dewasa memiliki pekerjaan dan aktivitas dengan risiko lebih tinggi.
Namun, di banyak negara berkembang wanita berisiko dua kali lebih
tinggi daripada pria. Hal ini sering dikaitkan dengan kecelakaan di dapur
dan kekerasan rumah tangga.[3] Di kalangan anak-anak, kematian
karena luka bakar terjadi lebih dari sepuluh kali lebih tinggi di negara
berkembang dibandingkan di negara maju. [3] Secara keseluruhan, luka
bakar merupakan salah satu dari lima belas penyebab utama kematian
di kalangan anak-anak.[1] Dari tahun 1980an hingga 2004, banyak
negara sudah mengalami penurunan dalam tingkat kematian karena
luka bakar yang bersifat fatal dan luka bakar pada umumnya. [3]

Biomekanika5Trauma Biomekanika trauma adalah ilmu yang mempelajari kejadian


cedera pada suatu jenis kekerasan atau kecelakaan tertentu. Misalnya
orang jatuh dari sepeda motor akan menimbulkan cedera yang berbeda
dibandingkan dengan orang yang ditabrak mobil.
Biomekanika trauma penting dipelajari karena akan membantu dalam :
Akibat yang ditimbulkan trauma Waspada terhadap jenis perlukaan yang
diakibatkan trauma.
Sedangkan jenis perlukaan bisa dibagi menjadi perlukaan yang tampak
misalnya luka dibagian luar, dan perlukaan yang tidak tampak / tidak
bisa dilihat secara langsung misalnya perlukaan organ bagian dalam.
Organ dalam tubuh dapat dibagi menjadi: Organ tidak berongga (padat ,
solid) misalnya: hepar, limpa, paru, otak. Organ berongga, misalnya
usus.
Perlukaan organ dalam terjadi melalui mekanisme cedera:
1. Cedera langsung Misalnya kepala dipukul martil. Kulit kepala bisa
robek dan menimbulkan perdarahan luar, tulang kepala dapat retak atau
patah, atau dapat menimbulkan perdarahan di otak.
2. Cedera akibat gaya perlambatan (deselerasi) Misalnya seorang
pengendara sepeda motor menabrak pohon. Setelah badan berhenti di
pohon, maka organ dalam akan tetap bergerak maju dalam rongga
masing-masing. Jantung akan terlepas dari ikatannya (aorta) sehingga
terjadi ruptur aorta. Usus akan robek terlepas darimesenterium.
3. Cedera akibat dari gaya percepatan (akselerasi) Misalnya
pengendara mobil ditabrak dari belakang. Tabrakan dari belakang bisa
terjadi pada kendaraan yang sedang berhenti atau kendaraan yang

kecepatannya lebih lambat. Cedera yang sering terjadi biasanya karena


adanya daya pecut (whiplash injuri) dan cedera yang harus diwaspadai
adalah cedera dibawah tulang leher, apalagi jika kendaraan tersebut
tidak memakai headrest.
4. Cedera kompresi (efek kantong kertas) Ibarat sebuah kantong kertas
yang ditiup, kemudian ditutup kemudian dipukul hingga meledak. Hal ini
juga bisa terjadi pada organ berongga yang dapat pecah akibat tekanan.
Make Money Online

Memprediksi kemungkinan bagian tubuh atau organ yang terkena


cedera dan waspada pada perlukaan tertentu adalah manfaat dari
mengetahui biomekanik trauma.
Biomekanik Trauma adalah proses / mekanisme kejadian kecelakaan
pada sebelum, saat dan setelah kejadian. Oleh karena itu penting sekali
bagi setiap petugas gawat darurat untuk bertanya :
1. Apa yang terjadi ?
2. Apa cedera yang mungkin diderita korban?
Tanpa mengetahui mekanisme kejadiannya kita tidak dapat meramalkan
cedera apa yang terjadi dan hal ini akan menimbulkan bahaya bagi
penderita. Biomekanik juga merupakan sarana penting untuk melakukan
triage dan harus disampaikan ke dokter gawat darurat atau ahli bedah.
Sebagai contoh beratnya kerusakan kendaraan pada kejadian
kecelakaan merupakan sarana pemeriksaan triage non fisiologis.
Informasi yang rinci mengenai biomekanik dari suatu kecelakaan dapat
membantu identifikasi sampai dengan 90 % dari trauma yang diderita
penderita. Informasi yang rinci dari biomekanik trauma ini dimulai
dengan keterangan dari keadaan / kejadian pada fase sebelum
terjadinya kecelakaan seperti minum alkohol, pemakaian obat, kejang,
sakit dada, kehilangan kesadaran sebelum tabrakan dan sebagainya.
Anamnesis yang berhubungan dengan fase ini meliputi :
a. Tipe kejadian trauma, misalnya : tabrakan kendaraan bermotor, jatuh atau
trauma / luka tembus.
b. Perkiraan intensitas energi yang terjadi misalnya : kecepatan kendaraan,
ketinggian dari tempat jatuh, kaliber atau ukuran senjata.

c. Jenis tabrakan atau benturan yang terjadi pada penderita : mobil, pohon,
pisau dan lain-lain.
Mekanisme trauma dapat diklasifikasikan sebagai berikut : tumpul,
tembus, thermal dan ledakan (Blast Injury). Pada semua kasus diatas
terjadi pemindahan energi (Transfer energy) kejaringan, atau dalam
kasus trauma thermal terjadi perpindahan energi (panas /dingin)
kejaringan.
Pemindahan energi (transfer energy) digambarkan sebagai suatu
gelombang kejut yang bergerak dengan kecepatan yang bervariasi
melalui media yang berbeda-beda. Teori ini berlaku untuk semua jenis
gelombang seperti gelombang suara, gelombang tekanan arterial,
seperti contoh shock wave yang dihasilkan pada hati atau korteks tulang
pada saat terjadi benturan dengan suatu objek yang menghasilkan
pemindahan energi. Apabila energi yang dihasilkan melebihi batas
toleransi jaringan, maka akan terjadi disfungsi jaringan dan terjadi suatu
trauma.
RIWAYAT TRAUMA
Informasi yang didapatkan dari tempat kejadian mengenai kerusakan
interior maupun eksterior dari kendaraan, seringkali dapat memberikan
petunjuk tentang jenis trauma yang terjadi pada penumpang atau
pejalan kaki.
Petugas pra rumah sakit perlu untuk menguasai hal ini untuk mencari
petunjuk yang mencurigakan dan mencari bukti adanya trauma yang
tersembunyi. Sebagai contoh, setir yang bengkok menunjukan adanya
trauma thorak. Keterangan ini harus merangsang untuk memeriksa
penderita untuk mencurigai adanya patah tulang dada, organ-organ
mediastinal, dan trauma pada parenkhim paru. Informasi adanya kaca
depan mobil yang pecah dengan tanda Bulls Eye menunjukan bahwa
telah terjadi benturan kepala dengan kaca dan harus dicurigai adanya
fraktur servikal. Lekukan pada bagian bawah dash board menunjukan
bahwa terjadinya benturan antara lutut dan dash board dan
memungkinkan terjadinya dislokasi sendi lutut, panggul atau fraktur
lutut dan femur.
Kerusakan bagian samping kendaraan menunjukan adanya trauma
bagian lateral dari dada, abdomen, panggul dan leher penderita. Selain
itu keterangan mengenai kejadian yang menyebabkan trauma dapat
memperkuat indikasi tindakan bedah. Luka tembus pada tubuh dan
tekanan daran yang menurun menunjukan adanya trauma pembuluh
daran besar yang harus dilakukan tindakan bedah segera.

Penderita dengan trauma kepala yang bukan karena kecelakaan lalu


lintas dan pada pemeriksaaan neurologis didapatkan abnormalitas,
kemungkinan besar harus dilakukan tindakan bedah eksplorasi.
Sedangkan luka bakar karena kebakaran besar didalam ruangan tertutup
biasanya disertai oleh cedera inhalasi dan keracunan karbon monoksida.
Contoh-contoh ini menunjukan pentingnya informasi mengenai
kejadian yang menyebabkan trauma.

Anda mungkin juga menyukai