Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan gizi bayi selama periode pertumbuhan yang cepat dari masa bayi
adalah lebih besar daripada periode waktu yang lainnya. Bayi akan mengalami
kenaikan berat badan setahun pertama. Memberi makan pada bayi berarti
menyediakan lebih dari sekedar gizi yang baik. Memberi makan memungkinkan
tanda memegang bayi sedekat mungkin, memeluknya, dan menjalin kontak mata
dengannya. Hal ini adalah saat - saat yang sangat merilekskan dan menyenangkan
dan dapat mendekatkan secara emosional.
Sebelum bayi lahir ibu harus memutuskan apakah akan menyusui sendiri atau
memberi susu formula. Ini adalah keputusan penting yang membutuhkan
pertimbangan serius, jadi

harus dengan seksama mengevaluasi kedua pilihan

tersebut sebelum membuat keputusan akhir. Bab ini akan memberikan informasi
dasar yang butuhkan untuk menentukan pilihan terbaik bagi ibu dan bayi.
Karena komposisi gizinya, susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk
bayi. Asi juga berisi faktor-faktor yang menyediakan kekebalan tambahan terhadap
infeksi, dan kecil sekali menyebabkan reaksi alergi. Karena itu, kebanyakan dokter
mendorong ibu yang sedang hamil untuk mencoba memberikan air susunya.
Tetapi adalah penting untuk tidak merasa bersalah jika anda memutuskan
memberi susu botol untuk bayi. Susu formula merupakan alternatif asi yang dapat
diterima dan bergizi. Apapun alasannya untuk tidak menyusui (bisa saja karena ibu
tidak mau menyusui), ini adalah pilihan ibu. Akan tetapi, adalah penting bahwa ibu
memberikan pertimbangan yang serius sebelum bayi lahir, karena mulai dengan
susu formula dan kemudian mengganti ke air susu ibu dapatsulit, atau bahkan tidak
mungkin ibu menunggu terlalu lama. Produksi susu oleh payudara(proses tersebut
disebut lactasi) adalah paling berhasil jika pemberian air susu ini dimulai tepat
setelah persalinan. Jika ibu mulai menyusui dan kemudian ada alasan untuk tidak
cocok menyusui, ibu sebaiknya mengganti susu formula.
Kira-kira 44% bayi baru lahir di Amerika Serikat diberi susu ibu. Menjelang
enam bulan, hanya 11% diberikan air susu ibu, sementara hanya 2% masih diberi air
susu ibu pada usia satu tahun. Ibu dapat menggunakan dua metode ini untuk bayi

ibu sebelum berumur satu tahun. Inilah alasan nya kenapa ibu harus mengenal
informasi dasar tentang masing-masing metode tersebut sebelumnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian PASI (pengganti asi) ?
2. Apa faktor penyebab ibu menggunakan PASI ?
3. Apa macam-macam PASI (pengganti asi) ?
4. Bagaimana jumlah dan jadwal pemberian susu?
5. Bagaimana cara pembuatan PASI (susu formula sebagai pengganti asi) ?
6. Bagaimana cara pemberian PASI (susu formula sebagai pengganti asi) ?
7. Bagaimana cara pembersihan alat PASI ?
8. Apa keuntungan dan kerugian penggunaan PASI ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian PASI (pengganti asi) .
2. Mengetahui faktor penyebab ibu menggunakan PASI.
3. Mengetahui macam-macam PASI (pengganti asi).
4. Mengetahui jumlah dan jadwal pemberian susu.
5. Mengetahui cara pembuatan PASI (susu formula sebagai pengganti asi).
6. Mengetahui cara pemberian PASI (susu formula sebagai pengganti asi).
7. Mengetahui cara pembersihan alat PASI.
8. Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan PASI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasi (Pengganti Asi)


PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi
serta pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur antara 4 dan 6 bulan
(Soetjiningsih, 1997 : 182).
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang
diberikan pada bayi. Susu formula berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula
memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali digunakan
sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Oleh karena itu, komposisi susu
formula yang diperdagangkan dikontrol dengan sangat hati-hati. FDA (Food and
Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan
produk ini harus memenuhi standar ketat tertentu. Susu formula merupakansusu
yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya sehingga
dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan dipakainya susu sapi sebagai bahan
dasar disebabkan oleh banyaknya susu yang dapat dihasilkan oleh peternak
(Pudjiadi, 2002).
Komposisi yang terdapat pada susu formula, antara lain :
1. Lemak.
Kadar lemak disarankan antara 2,7 - 4,1 gram/100 ml susu. Komposisi asam
lemaknya harus disesuaikan sedemikian rupa hingga bayi umur satu bulan dapat
menyerap sedikitnya 85%.
2. Protein.
Kadar protein harus berkisar antara 1,2 - 1.9 gram/100 ml susu. Dengan rasio
laktalbumin/kasein kurang lebih 60 :40. Oleh karena kandungan protein susu
formula ini relatif rendah, maka komposisi asam aminonya harus identik atau
hampir indentik dengan yang terdapat dalam protein ASI. Protein itulah yang
dapat dipergunakan seluruhnya oleh bayi pada minggu-minggu pertama setelah
dilahirkan. Pemberian protein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
meningginya kadar ureum, amonia, serta asam amino tertentu dalam darah.
Perbedaan antara protein ASI dan susu formula terletak pada kandungannya (susu
formula mengandung 3,3 gram/100 ml). Rasio antara protein whey dan
3

kaseinnya, pada ASI 60 :40, sedangkan pada susu sapi 20 : 80. Bayi baru lahir
dan khususnya yang dilahirkan sebagai prematur dapat mengubah asam amino
metionin menjadi sistein. Sehingga pemberian susu sapi tanpa diubah dahulu
dapat menyebabkan kekurangan relatif sistein. Penambahan protein whey akan
memperbaiki susunan asam amino hingga mendekati kandungan sistein yang
terdapat dalam ASI. Beberapa produsen susu juga menambahkan taurin pada
produk formula susu bayinya.
3. Karbohidrat.
Kandungan karbohidrat yang disarankan pada susu formula yaitu antara 5,4 8,2
gram/100 ml. Dianjurkan dengan ketatpan tersebutagar karbohidrat hanya atau
hampir seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa atau destrin-maltosa.
Tidak dibenarkan pada pembuatan formula ini untuk memakai tepung atau madu.
Tidak diperkenankan pula untuk diasamkan (acidified) karena belum diketahui
efek sampingnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap bayi.
4. Mineral.
Mineral dalam susu sapi seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor
(P), magnesium (Mg), dan klorin (Cl)kandungannya lebih tinggi tiga sampai
empat kali lipat dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan
susu formula, adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga
jumlahnya berkisar antara 0,25-0,34 gram/100 ml. Kandungan mineral dalam
susu formula adaptasi memang rendah dan mendekati yang terdapat pada ASI.
Penurunan kadar mineral sangat diperlukan karena bayi yang baru lahir belum
dapat mengeksresi dengan sempurna kelebihannya.

2.2 Faktor Penyebab Ibu Menggunakan Pasi


Walaupun ASI adalah makanan paling ideal bagi bayi, namun tidak semua ibu
dapat memberikan ASI pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
berikut.
a. Jumlah dan mutu ASI kurang memadai sehingga tidak mencukupi kebutuhan
bayi.

b. Tidak selamanya seorang ibu bersama-sama dengan bayinya. Pada umumnya,


faktor pekerjaan akan memisahkan ibu dan bayi untuk sementara waktu atau
karena alasan yang lainnya.
c. Faktor kesehatan ibu yang kurang memadai, misalnya ibu menderita suatu
penyakit yang dikhawatirkan dapat menular kepada bayinya
d. Dengan alasan estetika, seorang ibu akan lebih mementingkan keindahan
tubuhnya dari pada kesehatan anaknya.
Untuk alasan-alasan tersebut, pada umumnya bayi harus diberi makanan
pengganti ASI (PASI) berupa susu formula. Akan tetapi, harus diperhatikan bahwa
susu formula dapat diberi kepada bayi, setelah berumur sekurang-kurangnya 4 bulan
atau apabila memungkinkan 6 bulan. Pada umumnya, susu formula untuk bayi
terbuat dari susu sapi yang susunan zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga
dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping.

2.3 Macam-Macam Pasi (Pengganti Asi)


Europen Society for Paediatric Gastroenterology and Nutrition (ESPGAN)
Commite on Nutrition dalam publikasinya pada tahun 1977 membagi formula bayi
dalam 2 jenis, formula awal dan formula lanjutan. Starting formula dalam bentu
bubuk (di Eropa dan Amerika Serikat dipsarkan pula dalm bentuk cair)setelah
ditambah dengan sejumlah air sesuai dengan petunjuk prosedurnya dan jika
pmberian sehari-harinya cukup, harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan zatzat gizi esensial bagi bayi sampai umur 4-6 bulan, dan bersama dengan makanan
tambahannya seperti buah, bubur susu, dan nasi tim, sampai umur 1 tahun.
1. Formula awal dibagi dalam 2 golongan formula adaptasi dan formula lengkap
a. Formula adaptasi ( adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bagi bayi baru
lahir)
Yaitu untuk bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Susunan formula adaptasi sangat
mendekati susunan ASI dan sangat baik bagi bayi baru lahir sampai umur 4 bulan.
Pada umur dibawah 3-4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum
sempurna hingga pengganti ASInya harus mengandung zat-zat gizi yang mudah
dicerna dan tidak mengandung mineral yang berlebihan maupun kurang.

Komposisi yang dianjurkan oleh ESPGAN (1977) setelah bubuk formula tersbut
dicairkan sesuai petunjuk prosedurnya ialah:
-

Lemak :
Kadar lemak disarankan antara 2,7-4,1 g tiap 100 ml. komposisi asam lemaknya

harus sedemikian hingga bayi umur 1 bulan dapat menyerap sedikitnya 85 %.


Disarankan juga bahwa 3-6 % dari kandungan energy harus terdiri dari asam
linoleic.
-

Protein :
Kadar protein harus berkisar antara 1,2 dan 1,9 g/100 ml. dengan rasio

lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Oleh karena kandungan protein dari pada
formula ini relative rendah maka komposisi asam aminonya harus identic atau
hampir identic dengan yang terdapat dalam protein ASI. Protein yang demikianlah
yang dapat dipergunakan seluruhnya oleh bayi pada minggu-minggu pertama
setelah dilahirkan.
Pemberian protein yang terlalu tinggidapat menyebabkan tingginya ureum,
amoniak serta asam amino tertentu dalam darah. Perbedaanantara protein ASI dan
susu sapi terletak pada kandungannya (susu sapi mengandung 3,3 g/100 ml
sedangkan ASI hanya 1,1 g/100 ml) dan rasio ini antara protein whey dan kaseinnya
: pada ASI 60/40, sedangkan pada susu sapi 20/80. Ada yang berpendapat bahwa
kualitas kasein susu sapi lebih baik dari pada kesein susu sapi. Kadar sitein, salah
satu asam amino yang mengandung welirang (sulfer) terdapat rendah, hanya
sepersepuluh dari pada yang terdapat dalam susu ibu. Bayi baru lahir dan terutama
yang dilahirkan sebagai premature belum dapat mengubah asam amino metionin
menjasi sistein, hingga pemberian susu sapi tanpa diubah terlebih dahulu dapat
menyebabkan

defisiensi

relatis

sistein.

Penambahan

protein

whey akan

memperbaiki susuan asam aminonya hingga mendekati kandungan sistein yang


terdapat dalam ASI.
-

Karbohidrat :
Disarankan untuk formula ini kandungan karbohidrat antara 5,4 dan 8,2 g/100

ml. dianjurkan supaya sebagai karbohidrat hanya atau hampir seluruhnya memakai

laktosa, selebohnya glukosa atau dekstrin-maltosa. Tidak dibenarkan dalam


pembentukan formula ini untuk memakai tepung atau madu, maupun diasamkan
karena belum diketahui efek sampingnya dalam jagka pendek maupun dalam
jangka panjang. Laktosa dalam usus dicerna oleh enzim lactase dan diserap sebagai
glukosa dan galaktosa. Walaupun aktivitas lactase pada bayi lahir sudah
memuaskan, sebagian masukan laktosa akan mengalami proses fermentasi oleh
kuman-kuman usus besar dan diubah menjadi asam laktat, asam lemak dengan
berat molekul rendah. Dengan demikian laktosa merupakan factor penting untuk
menurunkan pH tinja. PH yang rendah ini disertai kapasitas buffer yang rendah
pula karena rendahnya kandungan protein dan fosfat, memberi dampak yang baik
untuk menekan pertumbuhan Escherichia Coli dalam usus bayi yang mendapat ASI.
-

Mineral :
Seperti dapat dilihat pada table 6.1 konsentrasi sebagian besar mineral dalam

susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium, forfor, magnesium, khlorida, lebih
tinggi 3-4 kali dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan
formula adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya
berkisar antara 0,25 dan 0,34 g/100 ml. kandungan mineral dalam susu formula
adaptasi memang rendah dan mendekati yang terdapat pada ASI (table 6.2).
penurunan kadar mineral diperlukan sangat oleh karena bayi baru lahir belum
dapat mengekskresi dengan sempurna kelebihannya. Dengan kandungan mineral
yang rendah dapat dihindarkan :
- Gangguan keseimbangan air dan dehidrasi hipertonik
- Timbulnya hipertensi dikemudian hari
Sebaliknya kandungan besi dan fluor dalam susu sapi rendah hingga dalam
pembuatan formula ini justru harus ditambahkan
-

Vitamin :
Biasanya sebagian vitamin ditambahkan pada pembuatan formula demikian

hingga dapat menculupi kebutuhan sehari-harinya.


-

Energi :

Yang Banyaknya energi dalam formula demikian biasanya disesuaikan dengan


jumlah energi yang terdapat pada ASI. Pemberian formula adaptasi dapat
diteruskan sampai umur 12 bulan jika makanan tambahannya seperti bubur susu,
nasi tim, sayuran, buah-buahan cukup dan berkualitas baik untuk menambah
beberapa zat gizi seperti mineral, protein dan energi bagi bayi yang sedang
bertumbuh cepat dan bertambah aktivitasnya.
b. Formula awal lengkap (complete starting formula) berarti susunan zat gizinya
lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setelah bayi dilahirkan.
2. Formula follow-up
Follow-up diartikan lanjutan, menganti formula yang sedang dipakai dengan
formula tersebut. Formula demikian diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan keatas.
Telah diuraikan terlebih dahulu, bahwa formula adaptasi dibuat sedemikian, hingga
tidak memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang pada waktu lahir belum
sempurna. Maka dari itu dalam formula adaptasi zat-zat gizinya cukup untuk
pertumbuhan yang normal dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit gizi disebabkan
oleh kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat tersebut. Oleh sebab pada umur 4-5
bulan fungsi organ-organ sudah memadai maka kelebihan zat gizi dapat dikeluarkan legi
oleh ginjal. Lagipula dengan pertumbuhan yang cepat dan aktivitas fisik yang
bertambah. Maka formula bayi adaptasi tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan
bayi diatas 6 bulan. Terkecuali jika bayi demikian mendapat pula makanan tambahan
seperti makanan padat yang memenuhi syarat Badan Kesehatan Sedunia (WHO).
Rekomendasi/ syarat bagi pembuatan formula lanjutan ialah jika diencerkan menurut
petunjuk pembuatannya dan diberikan dalam jumlah yang cukup, walaupun bayi
tersebut menolak makanan padat, masih menunjang pertumbuhannya. Perbedaan
diantara formula adaptasi dan formula lanjutan terletak pada perbedaan kadar beberapa
zat gizinya. Formula lanjutan mengandung protein yang lebih tinggi sedangkan rasio
fraksi proteinnya tidak mengikuti rasio yang terdapat pada ASI, kadar beberapa mineral
lebih tinggi.
2.4 Jumlah Dan Jadwal Pemberian Susu

Bayi baru lahir akan mengisap 60-90 gram susu formula per pemberian susu,
dan makan setiap 3-4 jam sekali selama beberapa minggu pertama. Selama bulan
pertama, jika bayi tidur lebih lama daripada 4-5 jam dan mulai melewati jadwal
pemberian susu, bangunkan bayi dan berikan susu. Menjelang akhir bulan pertama, bayi
mengisap sedikitnya 120 gram per pemberian susu, dengan jadwal pemberian susu yang
cukup kira-kira setiap 4 jam. Pada usia 6 bulan, jumlah yang akan dikonsumsi pada
setiap pemberian susu meningkat menjadi 120 gram sampai 240 gram dan jadwal
pemberian susu akan menjadi 4 atau 5 kali dalam 24 jam.
Rata-rata bayi harus minum 75 gram susu formula sehari untuk setiap setengah
kilogram berat tubuh. Tetapi kemungkinan bayi akan mengatur masukannya dari hari ke
hari untuk memenuhi kebutuhan kususnya sendiri. Jika bayi menjadi gelisah atau
perhatiannya mudah teralih selam pemberian susu, kemungkinan bayi sudah kenyang.
Jika dia menghabiskan isi botolnya dan masih terus mengecap-ngecap bibirnya,
kemungkinan dia masih lapar. Bagaimana pun juga ada batas maksimal dan batas
minimal. Kebanyakan bayi merasa puas setelah mengisap 90-120 gram per pemberian
susu selama bulan pertama, dan meningkat jumlahnya kira-kira 30 gram per bulan
sampai beratnya mencapai 240 gram. Bayi harus minum tidak lebih dari 960 gram susu
formula dalam 24 jam.
Pada usia 2 bulan kebanyakan bayi tidak lagi membutuhkan pemberian susu
tengah malam, karena bayi telah mengkonsumsi lebih banyak di siang hari dan pola
tidirnya telah menjadi teratur. Kapasitas lambungnya juga telah meningkat, sehingga
dapat bertahan lebih lama di antara pemberian susu diwaktu siang 4-5 jam. Jika bayi
masih ingin menyusu lebih sering pada usia ini ibu harus mengalihkan perhatiannya
dengan mainan dan kadang kala botol air di antara pemberian susu yang telah dijadwal.
Hal ini akan membuat bayi lebih lapar untuk jadwal pemberian susu berikutnya,
sehingga bayi akan minum susu lebih banyak pada waktu itu dan rasa kenyang untuk
periode waktu lebih lama.
2.5 Cara Pembuatan Pasi (Susu Formula)
a. Langkah membuat susu formula secara umum sebagai pengganti ASI
1. Mendidihkan air yang akan digunakan dalam susu formula selama 3 5
menit, kemudian diamkan selama 10 menit dalam tempat yang tertutup agar
9

suhunya turun dan air siap digunakan. Dan memastikan bahwa botol yang
yang akan digunakan untuk mempersiapkan susu formula bersih.
2. Setelah peralatan siap, kemudian mencuci tangan hingga bersih.
3. Selanjutnya mencampurkan air dingin dan panas ke dalam botol dengan
perbandingan 2:1. Hasilnya air susu tidak terlalu panas atau dingin tetapi
suam-suam kuku.
4. Memeriksa susu formula apakah dalam keadaan baik, setelah itu baru
masukkan susu dan langsung kocok.
5. Sebelum memberikan susu ke bayi ibu memeriksa tingkat kepasan susu
dengan meneteskan susu bayi ke tangan ibu. Jika masih terasa panas, rendam
botol susu sebentar di dalam air dingin.
Bila diseduh dengan air panas, protein yang terkandung di dalam susu
akan menggumpal dan vitaminnya rusak serta yang di dapat hanya
karbohidrat dan sedikit lemak. Sebaiknya susu yang sudah dibuat jangan
dibiarkan hingga 3 jam meski dalam keadaan tertutup. Karena udara yang
lembab banyak mengandung jamur dan bakteri sehingga mengubah kondisi
susu.
b. Membuat susu formula sendiri
Sekitar 5-10% dari semua ibu membuat susu formula sendiri meskipun ini lebih
murah, ada kerugiannya tidak hanya memerlukan kerja ekstra tetapi yang lebih
penting adalah kurangnya kandungan nutrisi dari susu formua buatan rumahan.
Jika iu memberi susu formula buatan rumahan, ibu harus memberikan vit c dan
zat besi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
terutama pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf.
Susu evaporated adalah zat penting pada susu formula buatan pada rumahan.
Untuk satu liter susu formula bayi buatan rumahan ibu membutuhkan
365

am susu evaporated atau satu kaleng.

2 sendok sirup jagung atau gula (sukrosa)


500-530 gram air steril (botol atau didihkan)
Cara pembuatan
1. cuci bagian atas kaleng dengan air hangat.
2. Bukalah dengan pembuka kaleng yang telah dipanaskan.

10

3. Kosongkan kaleng susu evaporated terhadap jar steril dengan penutup kedap
4.
5.
6.
7.
8.

udara
Tambahkan sirup jagung atau gula.
Kemudian isi jar dengan air steril yang bersuhu kamar (hangat-hangat).
Tutup bagian atas jar dan aduk sampai zt-zat tercampur dengan sempurna.
Tuangkan kedalam botol dan sterilkan selama 25 menit.
Simpan di lemari es jika susu tidak digunakan dengan segera tetapi jangan

lebih dari 24 jam.


c. Susu formula dari konsentrat
Susu formula bayi banyak tersedia dalam bentuk siap diminum, konsentrat dan
bubuk. Walaupun susu formula konsentrat sangat mudah harganya paling mahal.
Susu formula yang dibuat dari konsentrat disiapkan dengan mencampur
konsentrat da air steril dalam jumlah seimbang (satu kaleng konsentrat dan satu
kaleng air minum atau satu botol dan tutup kaleng konsentrat dalam lemari es
selama tidak lebih dari 48 jam)
Cara membuat susu formula dari konsentrat
1. Cucilah tangan.
2. Ukur konsentrat.
3. Tuangkan konsentrat dan air steril dalam jumlah sama.
4. Aduk-aduk dan gunakan dengan segera.
d. Susu formula dari bubuk
Susu formula bubuk merupakan yang paling tidak mahal, dijual dalam bungkus
yang belum di ukur atau dalam kaleng dengan sendok pengukur. Untuk
menyiapkannya, tambahkan satu sendok bubuk untuk setiap 56 ml air, dan
kemudian aduk dengan seksama untuk memastikan tidak ada gumpalan bubuk
yang belum larut dalam botol. Larutan akan bercampur dengan lebih mudah dan
gumpalan akan melarut lebih cepat jika menggunakan air yang sedikit hangat
Cara membuat susu formula darri bubuk
1. Cucilah tangan
2. Ukur air steril.
3. Tambahkan bubuk.
4. Aduk dengan seksama
5. Cuci dalam botol yang bersih.
Selain harga, satu keuntungan bubuk adalah tidak berat dan dapat dibawa
kemana saja. Jika memilih susu formula yang membutuhkan persiapan,
harus mengikuti petunjuk pembuatan. Jika menambahlkan terlalu banyak air,
bayi tidak akan mendapatkan kalori dan nutrien yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang normal. Dan jika menambahkan terlalu sedikit air,
11

konsentrasi yang tinggi dari susu formula dapat menyebabkan diare atau
dehidrasi dan akan eberikan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan.

2.6 Cara Pemberian Pasi (Susu Formula)


Cara Pemberian Susu Formula
1. Pemilihan.
Prinsip umum dalam pemilihan susu formula adalah bila susu formula yang
digunakan tidak menimbulkan masalah pada bayi seperti diare, muntah,
konstipasi, dan gangguan kulit. Setiap bayi memiliki penerimaan yang berbeda
untuk setiap merk susu formula (Suririnah, 2008).
2. Pembuatan.
Langkah-langkah membuat susu formula untuk bayi, yaitu :
- Mencuci tangan dengan bersih.
- Mencuci serta mensterilkan botol susu dan dot.
- Memilih susu yang sesuai dengan bayi.
- Mengikuti petunjuk pembuatan dalam kemasan susu formula.
- Mengatur suhu air dengan mencampur air dingin dan air panas dengan
-

takaran sesuai dengan petunjuk.


Menggunakan sendok takar yang disediakan agar kekentalan yang

diinginkan sesuai.
Menghangatkan susu dengan merendam botol menggunakan air hangat.
Tidak mencampur berbagai merk susu.
Menyiapkan susu formula paling lama dua jam sebelum digunakan.
Tidak mencampur susu sisa pembuatan yang lalu dengan susu yang baru

dibuat.
3. Frekuensi dan jumlah pemberian.
Susu formula diberikan sebanyak 60 ml/kg berat badan per hari pada minggu
pertama dan 150 ml/kg berat badan per hari setelahnya. Frekuensi pemberian
setiap tiga sampai empat jam atau kapan saja bila bayi merasa lapar.
4. Pemberian.
Waktu pemberian susu harus rileks, nyaman, dan menyenangkan untuk
bayi. Waktu ini memberikan kesempatan untuk menunjukkan cinta ibu terhadap
bayi dan mengenal satu sama lain. Jika ibu tenang dan puas, bayi akan memberi
respon serupa. Jika ibu nerves atau malas-malasan, bayi akan merasakan
perasaan negatif dan akan terjadi masalah dalam pemberian susu.

12

Ibu akan merasa lebih nyaman bila duduk di kursi berlengan atau kursi yang
diganjal bantal, yang menopang lengan ibu ketika ibu memberi susu pada bayi.
Peganglah bayi dalam posisi semi tegak dan topang kepalanya. Jangan memberi
susu ketika bayi berbaring karena akan meningkatkan resiko tersedak, juga dapat
menyebabkan susu formula mengalir ke telinga tengah dan menimbulkan ifeksi.
Pegang botol sehingga susu formula mengisi leher botol dan tutup dot. Hal ini
akan mencegah bayi menelan udara ketika dia mengisap air susu. Untuk
membuat bayi membuka mulutnya dan menempel pada dot, rangsanglah reflek
mencarinya dengan mengusapkan dot di pipi dekat mulut. Setelah dot berada
dalam mulut, bayi secara alami akan mengisap dan menelan.
Jangan pernah langsung memasukkan botol dalam mulut bayi dan
meninggalkannya disana. Ini adalah cara pemberian susu interpersonal yang
membuat bayi tidak suka pemberian makan secara umum. Tindakan ini juga
memberi kontribusi terhadap pembentukan lubang gigi karena memungkinkan
gula dalam susu formula berkumpul pada gigi dan gizi untuk periode waktu
yang lama.
2.7 Cara Pembersihan Alat Pasi
Cara Pembersihan Alat yaitu cucilah dengan sabun, atau deterjen dengan
menggunakan sikat, bila mungkin gosok dengan putting karet dengan garam. Sterilkan
dengan cara memanaskannya dalam air mendidih dan letakkan alat-alat itu termasuk
putting dalam air. Tutup dan didihkan selama 5-10 menit. Biarkan tutupnya rapat
sampai dapat digunakan. Bila tidak mungkin mendidihkannya setiap kali setelah
pemberian makanan, maka didihkan paling sedikit satu atau dua kali sehari. Dengan
mendidihkan dua atau tiga kali sehari botol putingnya, maka dapat mengurangi jumlah
peluang terjadinya kontaminasi.
2.8 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Pasi
a. Kelebihan Pemberian PASI (Pengganti ASI)
Menurut Arlene Eissenberg (2002) dalam bukunya mengenai susu formula,
manfaat pemberian susu formula, antara lain :
13

1. Manfaat susu formula bagi bayi.


Manfaat pemberian susu formula bagi bayi yaitu kepuasan yang lebih lama bagi
bayi karena formula susu sapi yang dibuat dari susu sapi lebih sulit dicerna dari
pada ASI, dan endapan yang besar meninggalkan rasa kenyang pada bayi yang
lebih lama.
2. Susu formula sebagai nutrisi.
Susu formula bayi adalah susu yang jumlah kalori, vitamin, dan mineralnya
harus sesuai untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencapai tumbuh
kembang bayi yang optimal. Penggunaan merk susu formula yang sesuai usia
anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik
untuk anak bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu.
3. Susu formula meningkatkan kecerdasan.
Penambahan AA, DHA, dan spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak
merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat
yang diharapkan berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat
kontroversial.Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak, yaitu faktor genetika
dan faktor lingkungan.
- Faktor genetika : faktor genetika atau faktor bawaan menentukan apakah
potensi genetika atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini
-

tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa.


Faktor lingkungan : faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan
apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor ini
mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.

b. Manfaat Pemberian Susu Formula pada Bayi untuk Ibu


Pemberian susu formula pada bayi pada tahun pertama biasanya dilakukan
karena keadaan-keadaan yang terjadi pada ibu seperti puting rata, puting lecet,
payudara bengkak, saluran susu tersumbat, infeksi payudara, abses payudara, dan
pekerjaan (Sarwono Prawirohardjo, 2005). Manfaat pemberian susu formula pada
bayi untuk ibu yaitu ibu mudah memantau jumlah yang diminum bayi, lebih
sedikitnya tuntutan pada ibu, tidak menganggu model baju, lebih sedikit pembatasan
dalam metode keluarga berencana, lebih sedikit tuntutan batasan diet, tidak merasa
tertekan bila memberi susu di depan umum, dan tidak menganggu kegiatan bercinta
(Arlene Eissenberg,2002).

14

c. Kerugian Pemberian PASI (Pengganti ASI)


Berikut ini adalah beberapa kelemahan dari susu formula dibandingkan dengan
ASI, diantaranya adalah :
1. Mudah menimbulkan alergi.
2. Bisa menimbulkan diare pada bayi.
3. Kandungan nutrisinya tidak sesempurna air susu ibu.
4. Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang.
5. Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan.
6. Tidak merangsang involusi rahim.
7. Tidak menjarangkan kehamilan.
8. Tidak mengurangi kejadian kanker payudara.
9. Tidak praktis dan ekonomis.
10. Kerugian bagi negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan untuk
membeli susu formula, biaya perawatan ibu, dan anak.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengganti ASI (PASI) adalah adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat
memenuhi kebutuhan gizi serta pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai
berumur antara 4 dan 6 bulan. Susu formula bayi merupakan sebagai pengganti
ASI, yaitu cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi.
Komposisi gizi yang terdapat pada susu formula yaitu lemak, protein, karbohidrat,
dan mineral.
Beberapa hal yang menyebabkan ibu menggunakan PASI yaitu jumlah dan
mutu ASI yang kurang dan tidak memenuhi kebutuhan bayi dan kondisi kesehatan
ibu yang kurang baik. Jenis susu formula sebagai pengganti ASI yaitu formula awal
dan formula lanjutan. Formula awal merupakan untuk bayi baru lahir sampai umur
6 bulan yang susunan formula adaptasi sangat mendekati susunan ASI dan sangat
baik bagi bayi baru lahir sampai umur 4 bulan, sedangkan formula lanjutan adalah
formula yang digunakan untuk menggantikan formula yang sedang dipakai,
biasanya pada bayi umur 6 bulan keatas.
Bayi baru lahir akan mengisap 60-90 gram susu formula per pemberian susu
setiap 3-4 jam sekali. Pada usia 6 bulan, jumlah yang akan dikonsumsi pada setiap
pemberian susu meningkat menjadi 120 gram sampai 240 gram dan jadwal
pemberian susu akan menjadi 4 atau 5 kali dalam 24 jam. Cara membuat susu
formula sebagai pengganti ASI yaitu menyiapkan air hangat suam-suam kuku
dengan mencampurkan air dingin dan panas dengan perbandingan 2:1, kemudian
masukkan susu formula sesuai kebutuhan dan kocok. Cara pemberian susu formula
yaitu dalam kondisi yang relaks, nyaman, dan menyenangkan, memegang bayi
dalam posisi semi tegak, memegang botol sehingga mengisi leher botol dan tutup
dot, kemudian merangsang refleks hisap bayi dengan mengusapkan dot di pipi
dekat mulut.
Manfaat susu formula sebagai pengganti ASI yaitu susu formula membuat
rasa kenyang lebih lama pada bayi, susu formula sebagai nutrisi bayi, dan dapat
meningkatkan kecerdasan. Kerugian menggunakan susu formula sebagai pengganti
ASI yaitu dapat menimbulkan alergi, diare, dan kandungan nutrisinya tidak
sesempurna ASI.

16

3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah kami buat tentang PASI (Pengganti ASI),
diharapkan ibu dapat memahami tentang PASI dan indikasi ibu menggunakan
PASI. Ibu juga dapat memilih susu formula sebagai pengganti ASI, yang tepat
sesuai usia bayi dan kebutuhan nutrisinya. Dan ibu mengerti cara pembuatan susu
formula yang baik dan tepat untuk bayi agar nutrisinya tetap terjaga.

17

DAFTAR PUSTAKA
Dwinda. 2002. Susu Formula. Jakarta: EGC.
Eisenberg, Arlene. 2002. Bayi Pada Tahun Pertama. Jakarta: Arcan.
Juwono, Lilian. 2005. Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta:
Arcan.
Varney, Helen. 2003. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Edisi 4 ). Jakarta: EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai