Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Disusun untuk tugas Pengantar Ilmu Politik

PENYUSUN :

NIMAS KINANTI WISUDANINGSIH


NOVIA MUYASYAROH
NABILLA ANNISA AINIA
YONGKI TANJAYA
SUCI RAMADHANIA

140910202025
140910202039
140910202043
140910202044
140910202057

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI JEMBER


2014

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .1
DAFTAR ISI..2
BAB 1 PENGERTIAN ILMU POLITIK...3
BAB 2 SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK...6
BAB 3 DEFINISI DEFINISI POLITIK..8
BAB 4 PENGERTIAN NEGARA..11
DAFTAR PUSTAKA..15

BAB 1
PENGERTIAN ILMU POLITIK

1. Pengertian Ilmu Politik


Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan
masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang
mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara
dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah
upaya untuk memperoleh kekuasaan,usaha mempertahankan kekuasaan, pengunaan
kekuasaan tersebut dan juga bagaimana menghambat pengunaan kekuasaan.
Ilmu politik mempelajari beberapa aspek, seperti :
a. Ilmu politik dilihat dari aspek kenegaran adalah ilmu yang mempelajari Negara, tujuan
Negara, dan lembaga-lembaga Negara serta hubungan Negara dengan warga negaranya
dan hubungan antar Negara.
b. Ilmu politik dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari ilmu
kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan hasil
dari kekuasaan itu.
c. Ilmu politik dilihat dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang mempelajari kelakuan
politik dalam sistem politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan dan
kebijakan.
2. Bidang Kajian Ilmu Politik
Politik sebagai ilmu politik memiliki bidang kajian antara lain:
1.Teori-teori Politik
Teori Politik berdasarkan moral dan menetukan norma-norma politik
(mengandung nilai). Teori politik adalah generalisasi dari fenomena-fenomena politik.
Teori politik ini terdiri dari :
- Tujuan politik
- Cara mencapai tujuan politik tersebut
- Kemungkinan dan kebutuhan untuk cara tersebut
- Kewajiban dalam mencapai kebutuhan tersebut
Ilmu politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori
valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan
mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan
moral atau norma.
Menurut Harold Laswell terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1.Kekuasaan
2.Pendidikan
3.Kekayaan
4.Kesehatan
3

5.Keterampilan
6.Kasih sayang
7.Kejujuran/keadilan
8.Keseganan
2.Filsafat Politik.
Mencari kebenaran berdasarkan rasional tentang apa, bagaimana sifat dan
hekekat kehidupan manusia. Contoh: etika politik, keadilan, dsb.
3.Teori Politik sistematis
Bagaimana menerapkan norma-norma dlm kehidupan politik, sehingga teori
politik membahas fenomena dan fakta politik.(bisa tidak mengandung nilai atau bebas
nilai).
4.Lembaga-lembaga politik konstitusi
Pemerintah, perbandingan lembaga politik dsb
5.Partai Politik
Golongan dan pendapat umum
6. Hubungan International
Politik International, orang, administrasi, dan hak international
3. Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Lainnya
Prinsip-prinsip ilmiah dalam ilmu alam adalah berarti prinsip resonable
conduct yaitu the manner in which a typical contemporary scientist deal with his
problems of research, atau prinsip-prinsip yang sudah diterima secara umum dalam
ilmu ilmu alam, seperti ketika ilmuwan ilmu alam dihadapkan pada gejala yang harus
dijelaskannya.
1.Hubungan Ilmu Politik & Sosiologi
Baik ilmu sosiologi maupun ilmu politik sebagai ilmu yang berusaha mengupas
fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat. Sosiologi banyak memberi kontribusi terhadap
ilmu politik dalam penajaman analisis Membantu ilmu politik dalam memahami latar
belakang struktur dan pola kehidupan sosial terutama kaitannya dengan pengambilan
keputusan, pengendalian sosial serta pola pengorganisasian secara politis. Sama-sama
menelaah negara. Sosiologi melihat Negara sebagai organisasi pengendali sosial. Ilmu
politik melihatnya sebagai asosiasi tertinggi. Membantu memahami ilmu politik dalam
rangka mengetahui sumber-sumber kewenangan politik, sumber-sumber keabsahan politik
2.Hubungan Ilmu Politik & Ilmu Sejarah
Mempelajari peristiwa masa lampau baik menyangkut sebab-sebabnya serta hubungan
antar peristiwa. Membantu ilmu politik dalam memprediksi masa depan yakni mengapa suatu
peristiwa terjadi, bagaimana suatu peristiwa terjadi serta akibat-akibat yang ditimbulkannya.

3.Hubungan Ilmu Politik & Antropologi Budaya


Fokus analisisnya menyelidiki aspek kultural dari setiap hidup bersama. Membantu
Ilmu politik : Untuk memahami kondisi masyarakat terutama di negara-negara berkembang
yang sedang mengalami perubahan terkait dengan konsep modernisasi, demokratisasi,
kolonialisme, hubungan elite dengan massa, nasionalisme, dll Pengembangan metode
penelitian partizipant observer.
4.Hubungan Ilmu Politik dengan Filsafat
Mengkaji secara sistematis dan rasional dalam mencari jawaban atas persoalan
yang menyangkut alam dan kehidupan manusia. Membant ilmu politik menyangkut
hakekat manusia, nilai-nilai ideal bagi kehidupan negara/pemerintah. Membantu ilmu
politik menyangkut moral dan etika.
5.Hubungan Ilmu Politik & Psikologi Sosial
Cabang psikologi yang meneliti perilaku manusia sebagai individu dalam
kaitannya dengan situasi sosial (mengamati tingkah laku seseorang yang dipengaruhi
situasi sosial). Membantu ilmu politik : Menjelaskan gejala-gejala politik dan motifmotif politik yang menjadi dasar setiap proses politik Dalam menganalisis tentang
siapa yang paling berkuasa dalam proses politik Pengaruh pemimpin informal dalam
pembuatan keputusan politik Mengetahui sikap masyarakat terhadap hal-hal yang
baru dan bagaimana situasi yang ada.
6.Hubungan Ilmu Politik dan Ilmu Hukum
Sama-sama menganalisis negara dan komponenanya. Ilmu Politik dapat
dibantu dalam memahaminya secara normatif.
7.Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Ekonomi
Menelaah sesuatu yang berkaitan dengan faktor kelangkaan sehingga
berorientasi pada kebijakan rasional. Membantu ilmu politik: Pengambilan keputusan
terutama menyangkut pembangunan ekonomi nasional Penggunaan pendekatan
tingkah laku dalam menganalisis masalah-masalah politik.

BAB 2
SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK

1.Sejarah Perkembangan Politik Di Indonesia


-

Indonesia membahas sejarah dan kenegaraan seperti Negara Kertagama dan babad
tanah jawi atau majapahit abad 13 215 M.
Eropa seperti Jerman, Austria, dan Perancis bahasan mengenai politik abad 18-19
dipengaruhi oleh ilmu politik.
Inggris permasalahan politik dianggap sebagai tersenyum filsafat dan sejarah.
Amerika dipengaruhi sosiologi dan psikologi terutama dalam terminology dan
metodologi ilmu politik. Perkembangan semakin pesat dengan didirikannya APSA.
Sesudah perang dunia II perkembangan politik mendapat dorongan kuat dari
UNESCO.
UNESCO menghasilkan karya dan buku tentang political science untuk
mempertemukan pandangan dalam ilmu politik.

2.Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan


-

Dalam ilmu eksakta ilmu pengetahuan disusun dan diatur sekitar hukum-hukum
umum yang telah dibuktikan secara empiris.
Secara umum ilmu pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang
terkoordinasi mengenai pokok pemikiran tertentu, atau ilmu adalah pengetahuan yang
tersusun dan pengetahuan adalah pengamatan yang disusun secara sistematis.

3. Approaches To Politics
-

Tradisional approaches adalah pendekatan yang menitikberatkan pada Negara atau


pada lembaga lembaga Negara (struktur formal) bersifat statis.
Behavioral approaches adalah pendekatan yang menitikberatkan pada tingkah laku
aktor politik bersifat dinamis.
Pendekatan campuran adalah pendekatan yang melihat ilmu politik dari sisi lembaga
dan tingkah laku pelaku politik.
Pendekatan ekonomi politik yang memandang politik sebagai pasar.

4.Kebutuhan Dan Pemerintahan


-

Kenidupan bersama manusia dalam upaya mencapai kebutuhan pokok untuk hidup.
Organisasi kelompok, ada tiga macam yaitu :
kin groups
Teritoral groups
Fungsional groups
Masyarakat : Sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama (Harlold J.Laski)
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan masyarakat (public goals) bukan tujuan
pribadi (private goals).
6

Konsep-konsep pokok dari politik : Negara(state),kekuasaan(power),pengambilan


keputusan(decision making),kebijakan public, pembagian dan alokasi.

Pengambilan keputusan tentang apa yang menjadi tujuan dari system politik itu
menyangkut seleksi dari berbagai alternatif dan pemilihan alternatif terbaik untuk
penetapan tujuan yang dipiih.

Kebijakan dibuat apabila terdapat masalah publik.

Negara : Suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

Kekuasaan : kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi


tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.

Pembagian (distribution) : Membagi nilai-nilai secara mengikat.

Alokasi (allocation) : Mengalokasikan nilai-nilai secara mengikat.

Politik : Masalah siapa, mendapat apa, kapan dan bagaimana (Harlod Laswell).

Sistem Politik : Keseluruhan dari interaksi0interaksi yang mengatur pembagian nilai


secara autoritatif untuk dan dari masyarakat.

BAB 3
DEFINISI DEFINISI POLITIK
7

1.Definisi Definisi Politik


-

Politik ( Politcs) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik


(Negara), yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut.
Pengambilan keputusan tentang apa yang menjadi tujuan dari system politik itu
menyangkut seleksi dari berbagai alternative dan pemilihan alternatif terbaik untuk
penetapan tujuan yang terpilih.
Penetapan Kebijakan Publik untuk melaksanakan tujuan yang menyangkut pengaturan
dan pembagian (distribution) dan alokasi (allocation) dari sumber-sumber dengan
resource yang ada.
Diperlukan kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) untuk melaksanakan
kebijakan public.
Politik selalu menyangkut tujuan tujuan masyarakat (public goals) bukan tujuan
pribadi (private goals).
Konsep konsep pokok dari politik adalah Negara (state), kekuasaan (power),
pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik dan alokasi.
2. Definisi Politik Menurut Berbagai Ahli

Menurut Soultau : ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan


lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara
dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lainnya.
J.Barents : ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, mempelajari negara-negara itu dan
tugasnya.
W.A. Robson : ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat yaitu sifat
hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil.
Ossip K. Flechteim: ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan
tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan
tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tidak resmi, yang dapat mempengaruhi
negara.
Joice Mitchell : politik adalah pengembalian keputusan kolektif atau pembuatan
kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Karl W. Deutsch : politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum.
Hoogerwerf : objek dari ilmu politik adalah kebijaksanaan pemerintah, proses
terbentuknya, dan akibat-akibatnya.
David Easton : ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum.
Selain itu dikatakan pula bahwa sistem politik adalah keseluruhan dari interaksiinteraksi yang mengatur pembagian nilai-nilai secara autoritatif untuk dan atas nama
masyarakat.
Harold Laswell : politik adalah masalah siapa, mendapat apa, kapan dan bagaimana.

3.Konsep-Konsep Politik
Teori politik adalah bahasan sistematis dan generalisasi generalisasi dari fenomena
politik. Atau merupakan bahasan dan renungan atas :
8

a.
b.
c.
d.

Tujuan dari kegiatan politik


Cara-cara pencapaian tujuan
Kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi
politik yang tertentu dan
Kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.

Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup antara lain: masyarakat,
kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara,
perubahan sosial, pembangunan sosial dan modernisasi.
-

Menurut Thomas Jenkin dibedakan dua macam teori politik :


a. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang menentukan norma-norma
politik (norms for political behavior) karena ada unsur norma dan nilai disebut
valuational.
Termasuk di dalamnya filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi, dan
lain sebagainya. Hubungan antar konsep yaitu menjelaskan fenomenafenomena politik (menghasilkan teori yang baik : bagaimans perilaku, tujuan
politik suatu negara) teori yang berisi moril yang menentukan norma politik.
b.
Teori-teori yang membahas fenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak
mempersoalkan norma-norma atau nilai dan dinamakan non-valuational.
Teori kelompok A menentukan pedoman yang bersifat moral sesuai norma-norma
moral, dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1. Filsafat politik mencari penjelasan berdasar ratio. Erat hubungannya dengan
etika.
2. Teori politik sistematis mendasarkan diri atas pandangan yang sudah lazim
diterima pada masa itu.
3. Ideologi politik adalah kumpulan nilai-nilai, ide-ide, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan (menentukan sikap atau etika terhadap kejadian
atau masalah politik).
Dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan adanya suatu pola tata tertib sosial
politik yang ideal.
Ideologi politik adalah suatu perumusan keyakinan atau program yang dimiliki oleh
suatu negara, bangsa, parpol atau kelompok politik lain untuk mencapai suatu tujuan
politik yang khusus.
Ideologi politik mencakup pembahasan dan diagnose serta saran-saran mengenai
bagaimana mencapai tujuan ideal itu.
Masyarakat, suatu sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan (Robert mc. Iver).
Menurut Laski, masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama, bekerja
sama untuk mencapai keinginan mereka bersama.
Maksud terbentuknya asosiasi adalah memenuhi kebutuhan manusia, membatasi
kompetisi, mengendalikan tindakan-tindakan yang merugikan dan meringankan
akibat-akibat yang timbul dari bermacam-macam pertentangan.
Setiap asosiasi melakukan penertiban untuk pengaturan yang efektif jika normanorma dianggap adil dan benar oleh para anggota asosiasi tersebut.
Kekuasaan, adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga
tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang
mempunyai kekuasaan itu .
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada pihak yang memerintah dan ada pihak
yang diperintah.
9

Setiap manusia sekaligus merupakan subjek dan objek kekuasaan.


Kekuasaan dalam suatu masyarakat selalu berbentuk piramida.
Sumber kekuasaan bisa dari kekerasan fisik, kedudukan, kekayaan, kepercayaan, dan
lain-lain.
Flechteim membedakan dua macam kekuasaan politik yakni bagian dari kekuasaan
sosial yang terwujud dalam negara, dan bagian dari kekuasaan sosial yang ditujukan
pada negara.
Konsep kekuasaan : tema utama dalam ilmu politik.
Kekuasaan adalah gejala sosial, gejala yang terdapat dalam pergaulan hidup.
Kekuasaan adalah gejala antar individu atau antar individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok atau negara dengan negara.
Depersonalisasi kekuasaan adalah pentaatan pada struktur kekuasaan tertentu karena
mengikuti jejak orang lain.
Transpersonalisasi kekuasaan : usaha-usaha memperkuat struktur kekuasaan dengan
menghubungkan yang mentransedir pemegang kekuasaan itu.
Kekuasaan itu penting karena kekuasaan bukan saja gejala sosial tetapi naluri
individu.
4.Teknik-Teknik Kekuasaan

Teknik yang tradisionil : kekuatan atau paksaan; intimidasi; insinuasi; ketakutan;


hukuman; penaklukan; memecah belah dan menguasai; kultus individu; seruan akan
kesatuan; simbolisasi.
Teknik yang modern : propaganda yang dilakukan secara sadar; pengawasan atas
pendidikan; memupuk idea superioritas ras; pemberitaan terang-terangan keganasan
masal, pengulangan tentang ajaran bahwa tujuan membenarkan alat.
Teknik yang destruktip : dusta; idea tentang universality of choice; dan ilusi akan
kemenangan.
Bertrand Russel : paksaan fisik; hadiah dan hukuman; pengaruh atas pendapat.
Flechteim : paksaan fisik secara langsung, ancaman hukuman, manipulasi dengan
hadiah-hadiah materiil, immaterial, gerak dan symbol.
Pengaruh (influence) : merupakan kekuasaan psikologis yang menunjukan adanya
kesan pribadi seseorang atas orang lain.
Kekuatan (force) : gejala sosial sebagai kekuasaan fisik atau disertai kekerasan atau
daya paksa fisik ataupun ancaman lainnya.
Kewibawaan : kekuasaan untuk memerintah orang lain.

BAB 4
PENGERTIAN NEGARA
1. Sejarah Negara
10

Beberapa abad sebelum Masehi, para filsuf Yunani: Socrates, Plato, dan
Aristoteles sudah mengajarkan beberapa teori tentang negara. Pendapat mereka tentang
ilmu negara dan hukum masih berpengaruh hingga saat ini. Tapi pengertian mereka
tentang negara pada saat itu hanya meliputi lingkungan kecil, yakni lingkungan kota atau
negara kota yang disebut Polis.
Istilah negara mulai dikenal pada masa Renaissance di Eropa dalam abad ke-16
melalui Niccolo Machiavelli yang mengenalkan istilah Lo Stato dalam bukunya yang
berjudul The Prince, semula istilah itu digunakan untuk menyebut sebagian dari jabatan
negara, kemudian diartikan juga sebagai aparat negara, dan orang-orang yang memegang
tampuk pemerintahan beserta staf-stafnya, maupun susunan tata pemerintahan atas
suatu masyarakat di wilayah tertentu.
Tetapi janganlah sekali-sekali disangka bahwa negara dari zaman Machiavelli itu
serupa dengan negara dari zaman modern ini. Italia dari zaman Machiavelli masih terbagi
dalam negara-negara kota atau lebih tepat republik-republik kota. Oleh karena itu
mungkin lebih tepat jika Machiavelli menggunakan kata Polis daripada kata Lo Stato.

2. Beberapa Definisi Negara Oleh Para Ahli


-

Roger H. Soltau: Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.

Harold J. Laski: Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena


memiliki wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.

Max Weber: Negara adalah suatu masyarakat yang memonopoli penggunaan


kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
R.M. MacIver: Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat di suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah dan mempunyai kekuasaan memaksa.

Benedictus de Spinoza: Negara adalah susunan masyarakat yang integral


(kesatuan) antara semua golongan dan bagian dari seluruh anggota masyarakat
(persatuan masyarakat organis).

Dr. W.L.G. Lemaire: Negara tampak sebagai suatu masyarakat manusia teritorial
yang diorganisasikan.

Prof. Mr. Kranenburg: Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang


diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.

Bellefroid: Negara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu


wilayah untuk selama-lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi
untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.

Prof.Mr. Soenarko: Negara adalah organisasi masyarakat di wilayah tertentu


dengan kekuasaan yang berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.

11

M. Solly Lubis, SH: Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang
merupakan suatu community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki wilayah,
rakyat dan pemerintah.

Mr. J.C.T. Simorangkir dan Mr. Woerjono Sastropranoto: Negara adalah


persekutuan hukum yang letaknya dalam daerah tertentu dan memiliki kekuasaan
tertinggi untuk menyelenggarakan kepentingan umum dan kemakmuran bersama.

Prof. Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa negara merupakan:


1. suatu organisasi kekuasaan yang teratur;
2. kekuasaannya bersifat memaksa dan monopoli;
3. suatu organisasi yang bertugas mengurus kepentingan bersama dalam
masyarakat.
3. Tujuan dan Fungsi Negara
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan
itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan begitu
juga sebaliknya.

4. Teori-teori Tujuan Negara


1. Teori Kekuasaan
Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan
bahwa tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesarbesarnya. Menurut dia, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat akan
membentuk kekuasaan negara.
Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak
menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan
meningkatkan kekuasaannya, raja harus licik tak perlu menepati janji dan
berusaha selalu ditakuti rakyat.
2. Teori Perdamaian Dunia
Dalam bukunya yang berjudul De Monarchia Libri III, Dante
Alleghiere(1265-1321) menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan
perdamaian dunia. Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka
meleburkan diri dalam satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa
tertinggi.

3. Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia


Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena
menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
12

menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban


hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte
general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah.
Agar tujuan negara tersebut dapat terpelihara,
Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia, tujuan
negara bukan sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif
mengupayakan kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai
bidang yang luas cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut
secara plural: tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian
tujuan-tujuan negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata.

5. Fungsi Negara
Setiap negara minimal harus melaksanakan fungsi:

penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya
konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator.
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar.

menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.

Teori-teori Fungsi Negara


1) Teori Anarkhisme
Penganut anarkhisme menolak campur tangan negara dan pemerintahan
karena menurutnya manusia menurut kodratnya adalah baik dan bijaksana, sehingga
tidak memerlukan negara/ pemerintahan yang bersifat memaksa dalam penjaminan
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Fungsi negara dapat
diselenggarakan oleh perhimpunan masyarakat yang dibentuk secara sukarela, tanpa
paksaan, tanpa polisi, bahkan tanpa hukum dan pengadilan. Anarkhisme
menghendaki masyarakat bebas (tanpa terikat organisasi kenegaraan) yang
mengekang kebebasan individu.
2) Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan
individual sebagai pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya
berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya
bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak
usah ikut campur dalam urusan individu, bahkan sebaliknya harus memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap individu dalam kehidupannya.
Individualisme berjalan seiring dengan liberalisme yang menjunjung tinggi
kebebasan perseorangan. Di bidang ekonomi, liberalisme menghendaki persaingan
bebas. Yang bermodal lebih kuat/ besar layak memenangi persaingan. Sistem
ekonomi liberal biasa disebut kapitalisme.
3) Teori Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kolektivitas
(kebersamaan) sebagai pusat tujuan hidup manusia. Penganut paham ini
13

menganggap bahwa dalam segala aspek kehidupan manusia, kebersamaan harus


diutamakan. Demi kepentingan bersama, kepentingan individu harus
dikesampingkan. Maka, negara harus selalu ikut campur dalam segala aspek
kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu kesejahteraan yang merata bagi
seluruh rakyat.
6. Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah/ Daerah
a) Daratan
b) Lautan
c) Udara
d) Wilayah Ekstrateritorial
2. Rakyat
Rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat
penghuni suatu negara, meskipun mereka ini mungkin berasal dari keturunan dan
memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain rakyat, penghuni negara juga disebut bangsa.
3. Pemerintah yang berdaulat
Istilah Pemerintah merupakan terjemahan dari kata
asing Gorvernment (Inggris),Gouvernement (Prancis) yang berasal dari kata Yunani
yang berarti mengemudikan kapal (nahkoda). Dalam arti luas, Pemerintah
adalah gabungan dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang
berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, Pemerintah mencakup
lembaga eksekutif saja.
4. Pengakuan oleh negara lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional. Pengakuan itu
bersifat deklaratif/ evidenter, bukan konstitutif. Adanya pengakuan dari negara lain
menjadi tanda bahwa suatu negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif
diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antarnegara.

14

DAFTAR PUSTAKA

Budiajro, Miriam.Dasar Dasar lmu Politik.Jakarta:Gramedia Pustaka utama,2008


Isjwara, F.Pengantar Ilmu Politik.Bandung:Bina Cipta,1996

15

Anda mungkin juga menyukai