Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN LUKA DI RUMAH


Topik

: Perawatan Luka di Rumah

Sasaran

: Pasien yang ada di ruang bedah

Hari/Tanggal

: sabtu, 8 Oktober 2016

Pukul

: 13.00 WITA

Tempat

: Ruang Bedah

Waktu

: 20 menit

A.

LATAR BELAKANG

Profesional perawat percaya bahwa penyembuhan


luka yang terbaik adalah dengan membuat lingkungan
luka

tetap

kering

(Potter.P,

1998).

Perkembangan

perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970,


tiga peneliti telah memulai tentang perawatan luka.
Hasilnya

menunjukkan

bahwa

lingkungan

yang

lembab

lebih baik daripada lingkungan kering. Winter (1962)


mengatakan bahwa laju epitelisasi luka yang ditutup
poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang
dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih
cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini
merangsang
(

Potter.

perkembangan
P,

1998).

meningkatkan

infeksi.

balutan

Perawatan
Pada

luka

luka

modern

lembab

kenyataannya

tidak

tingkat

infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5


%,

lebih

baik

dibanding

pada

balutan

kering

(Thompson. J, 2000). Rowel (1970) menunjukkan bahwa


lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke
pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat
sembuh. Konsep penyembuhan luka dengan teknik lembab
ini

merubah

rangsangan

penatalaksanaan
bagi

luka

perkembangan

dan

memberikan

balutan

lembab

( Potter. P, 1998).
Penggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan
tidak

hanya

berdasarkan

kebiasaan,

melainkan

disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis


luka.

Penggunaan

antiseptik

hanya

untuk

yang

memerlukan saja karena efek toksinnya terhadap sel


sehat. Untuk membersihkan luka hanya memakai normal
saline

(Dewi,

povidine

1999).

iodine,

secara

sering

karena

dapat

Citotoxic

asam

digunakan
menghambat

reepitelisasi.

Luka

agent

seperti

asetat,

seharusnya

tidak

untuk

membersihkan

luka

penyembuhan
dengan

dan

mencegah

sedikit

debris

dipermukaannya dapat dibersihkan dengan kassa yang


dibasahi

dengan

sodium

klorida

dan

tidak

terlalu

banyak manipulasi gerakan. (Walker. D, 1996)


B.

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah

mengikuti

diharapkan

pasien

kegiatan
dan

penyuluhan

keluarga

dapat

kesehatan

mengetahui

dan

memahami cara membersihkan luka dirumah.


2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi
keluarga

sebelum

cara

tentang

kemampuan

pemahaman

diberikan

membersihkan

pasien

penyuluhan

luka

dan

kesehatan

dirumah

yang

meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi luka,


tujuan perawatan luka, penanganan perawatan luka di
ruang Bedah

RSUD DR,R,Soedjono Selong Lombok Timur

b. Mengidentifikasi
keluarga

cara

setelah

kemampuan

pemahaman

diberikan

membersihkan

luka

pasien

penyuluhan

dirumah

yang

dan

kesehatan
meliputi

pengertian, faktor yang mempengaruhi luka, tujuan


perawatan luka, penanganan perawatan luka di ruang
Bedah

RSUD DR,R,Soedjono Selong Lombok Timur

c. Menganalisa kemampuan pemahaman pasien dan keluarga


tentang

cara

membersihkan

luka

dirumah

yang

meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi luka,


tujuan perawatan luka, penanganan perawatan luka di
ruang Bedah

RSUD DR,R,Soedjono Selong Lombok Timur

C. WAKTU DAN TEMPAT


Pelaksanaan
Hari
Tanggal
Tempat
Waktu
D.

penyuluhan kesehatan dilaksanakan :


: Sabtu
: 8 Oktober 2016
: Ruang Bedah I
: 13.00 WITA

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E.

KRITERIA PESERTA

1. Peserta
Jumlah peserta 15 orang pasien dan keluarganya
2. Penyaji
Penyaji

adalah

mahasiswa

STIKES

Mataram

Program

Profesi Ners
3. Ruangan
a. Ukuran ruangan 8 x 20 m2
b. Keadaan penerangan dan ventilasi : penerangan cukup
baik dan ventilasi baik
c. Prasarana diruangan meliputi kursi, lemari dan tempat
tidur
F.

MEDIA/ALAT
1. Poster

G.

PENGORGANISASIAN
Jumlah fasilitator 2 orang dengan susunan sebagai berikut:
Penyaji

: Abdul haris & Paozatun Ulfa

Moderator

: Sananti Mutmainnah

Observer

: Tantia Yuniar

Fasilitator

Jemi

Saputra

dan

Baiq

Dian

Sastrilala
Pembagian tugas sebagai berikut:
1. Penyaji, tugasnya:
a. Mengatur jalannya penyuluhan mulai dari pembukaan
sampai selesai
b. Mengarahkan penyuluhan
c. Memandu proses penyuluhan
2. Fasilitator, tugasnya:
a. Memfasilitasi keluarga untuk berdiskusi
b. Membimbing keluarga untuk berdiskusi
c. Memperhatikan respon keluarga untuk berdiskusi
3. Observer, tugasnya:
a. Mengawasi jalannya penyuluhan
b. Mencatat

proses

penyuluhan

disesuaikan

dengan

rencana
c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses
bermain
d. Menyusun

laporan

dan

menilai

hasil

penyuluhan

dibantu dengan moderator dan fasilitator

H.

KEGIATAN PENYULUHAN

Waktu

Kegiatan
Materi

2 Menit
Pembukaan

15 Menit
Kegiatan
Inti

Audiens

1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan latar belakang
anemia
4. Menjelaskan
tujuan
diberikannya penyuluhan.

1. Membalas salam
2. Memperhatikan
3. Mendengarkan penjelasan

1. Menjelaskan
tentang
pengertian luka
2. Menjelaskan tentang faktor
yang mempengaruhi luka
3. Menjelaskan
tujuan
perawatan luka
4. Menjelaskan penangan luka
5. Memberikan
kesempatan
kepada
orang
tua
untuk
bertanya.
6. Memberikan
inforcemen
kepada
orang
tua
yang
bertanya.

1. Mendengarkan penjelasan.

4. Mendengarkan penjelasan

2. Mendengarkan penjelasan.
3. Mendengarkan penjelasan.
4. Mendengarkan penjelasan.
5. Bertanya dan
mendengarkan jawaban
6. Bertanya dan
mendengarkan jawaban

2 Menit

1. Meminta
peserta
menyebutkan
kembali
pengertian luka
2. Meminta peserta menyebutkan
faktor
yang
mempengaruhi
luka
3. Meminta peserta menyebutkan
tujuan perawatan luka
4. Meminta peserta menyebutkan
pengananan luka

1. Menyebutkan
pengertian
pengertian luka
2. Menyebutkan
penyebab
faktor yang mempengaruhi
luka
5. Menyebutkan
Meminta
peserta
menyebutkan
tujuan perawatan luka
3. Menyebutkan
dampak
anemia
4. Menyebutkan
pengananan
luka

1 Menit
penutup

1. Memberikan
kesimpulan
penyuluhan dan menegaskan
kembali kepada klien untuk
mencegah anemia
2. Mengucapkan salam penutup

1. Mendengarkan penjelasan.

I.

2. Membalas salam penutup.

ANTISIPASI MASALAH
1. Saat penyuluhan sikap keluarga pasien tidak kooperatif
seperti tidak fokus maka akan dilibatkan fasilitator
untuk

memotivasi

keluarga

pasien

hingga

bisa

kooperatif
2. Jika waktu yang disetujui tidak sesuai dengan situasi
atau keadaan ruangan yang tidak kooperatif maka akan
di

konsulkan

kembali

dengan

pembimbing

lahan

dan

akademik.

J.

METODE EVALUASI
1. Persiapan
a. Kontrak

waktu

dengan

peserta

sehari

sebelum

penyuluhan dilaksanakan
b. Peserta

hadir

menit

sebelum

acara

penyuluhan

kesehatan dimulai
c. Peserta duduk di tempat duduk yang disediakan dengan
tenang
d. Persiapan

lembar

balik

dan

fasilitator

yang

leaflet

disiapkan

sebelumnya.
e. Persiapan

berada

mendampingi

peserta
f. Penyelenggaraan

penyuluhan

kesehatan

dilaksanakan

diruang Interna I hari Sabtu, 1 Oktober 2016 pukul


11.00 WITA
2. Proses

a. Peserta

dapat

antusias

terhadap

materi

penyuluhan

kesehatan
b. Tidak

ada

peserta

yang

meninggalkan

tempat

penyuluhan kesehatan
c. Peserta

dapat

mengajukan

pertanyaan

dan

menjawab

pertanyaan secara benar


3.

Evaluasi yang diharapkan


a. Waktu penyuluhan kesehatan berjalan sesuai rencana
yakni 20 menit sesuai kontrak waktu
b. Peserta

tampak kooperatif saat penyuluhan

c. Dapat menyebutkan pengertian luka


d. Dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi luka
e. Dapat menyebutkan tujuan perawatan luka
f. Dapat menyebutkan penanganan luka

LUKA DAN PERAWATANNYA


A. Pengertian
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal
pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan
kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain (Kozier, 1995).

Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :


1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
B. Faktor yang Mempengaruhi Luka
1. Usia
Anak

dan

dewasa

penyembuhannya

lebih

cepat

daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena


penyakit

kronis,

penurunan

fungsi

hati

dapat

mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.


2. Nutrisi
Penyembuhan

menempatkan

penambahan

pemakaian

pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein,


karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan
waktu

untuk

memperbaiki

status

nutrisi

mereka

setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk


meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan
lama karena supply darah jaringan adipose tidak
adekuat.
3. Infeksi
Infeksi

luka

menghambat

penyembuhan.

Bakteri

sumber penyebab infeksi.


4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
Sejumlah
penyembuhan

kondisi
luka.

fisik

Adanya

dapat

mempengaruhi

sejumlah

besar

lemak

subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit


pembuluh

darah).

penyembuhan

Pada

luka

orang-orang

lambat

karena

yang

gemuk

jaringan

lemak

lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama


untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada
orang

dewasa

dan

pada

orang

yang

menderita

gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau


diabetes
pada

millitus.

orang

yang

Oksigenasi

menderita

jaringan

anemia

atau

menurun
gangguan

pernapasan kronik pada perokok.


Kurangnya

volume

darah

akan

mengakibatkan

vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen

dan nutrisi untuk penyembuhan luka.


5.

Hematoma
Hematoma

merupakan

bekuan

darah.

Seringkali

darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh


tubuh

masuk

kedalam

sirkulasi.

Tetapi

jika

terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan


waktu

untuk

dapat

diabsorbsi

tubuh,

sehingga

menghambat proses penyembuhan luka.


6.

Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme
akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum
benda

tersebut

diangkat.

Abses

ini

timbul

dari

serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel


darah

merah),

yang

membentuk

suatu

cairan

yang

kental yang disebut dengan nanah (Pus).


7.

Iskemia
Iskemia

merupakan

suatu

keadaan

dimana

terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh


akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat

terjadi

akibat

dari

balutan

pada

luka

terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor


internal

yaitu

adanya

obstruksi

pada

pembuluh

darah itu sendiri.


8.

Diabetes
Hambatan

terhadap

mengakibatkan
tidak

dapat

tersebut

sekresi

peningkatan
masuk

juga

ke

gula

dalam

akan

terjadi

khusus

dari

insulin
darah,

sel.

nutrisi

Akibat

penurunan

akan
hal

protein-

kalori tubuh.
9.

Keadaan Luka
Keadaan
kecepatan

dan

luka

efektifitas

mempengaruhi

penyembuhan

luka.

Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.


10. Obat
Obat

anti

inflamasi

(seperti

steroid

dan

aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi


penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama
dapat

membuat

seseorang

rentan

terhadap

infeksi

luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan

normal tubuh terhadap cedera


b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum
pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi
yang

spesifik.

Jika

diberikan

setelah

luka

pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat


koagulasi intravaskular.
C. Tujuan Perawatan Luka
1. Memberikan

lingkungan

yang

memadai

untuk

penyembuhan luka
2. Absorbsi drainase
3. Menekan dan imobilisasi luka
4. Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera
mekanis
5. Mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
D. Penanganan luka
Balutan
kelembaban

lembab
luka,

bertujuan

melindungi

untuk

luka

menjaga

dari

cidera,

menjaga suhu permukaan luka dan mencegah balutan


kering

sehingga

berjalan

proses

maksimal.

regenerasi

Salah

satu

menggunakan

jaringan

metode

kompres

sederhana

adalah

dengan

normal

salin

(NS).

Sodium klorida adalah larutan fisiologis

yang ada di seluruh tubuh karena alasan ini tidak


ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida.
Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapun
(Lilley

&

Aucker,

natrium

klorida

1999).

Sodium

mempunyai

Na

klorida

dan

Cl

atau

yang

sama

seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel


darah

merah

(Handerson,

1992).

Sodium

klorida

tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling


sering

adalah

sodium

klorida

0,9

%.

Ini

adalah

konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk


alasan

ini

sodium

klorida

disebut

juga

normal

saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan larutan


isotonis

aman

untuk

tubuh,

tidak

iritan,

melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering,


menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka

menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat


dan

harga

relatif

lebih

murah

(http://rpromise.com/woundcare/)
PENYEMBUHAN LUKA DENGAN MODERN WOUND DRESSING
Balutan

luka

(wound

dressings)

telah

mengalami

perkembangan sangat pesat selama hampir dua dekade


ini.

Teori

yang

mendasari

perawatan

luka

dengan

suasana lembap antara lain.


a. Mempercepat fibrinolisis. Fibrin yang terbentuk pada
luka

kronis

dapat

dihilangkan

lebih

cepat

oleh

neutrofil dan sel endotel dalam suasana lembap.


b. Mempercepat

angiogenesis.

Keadaan

hipoksia

pada

perawatan luka tertutup akan merangsang pembentukan


pembuluh darah lebih cepat.
c. Menurunkan risiko infeksi; kejadian infeksi ternyata
relatif

lebih

rendah

jika

di-bandingkan

dengan

perawatan kering.
d. Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor
berperan

pada

proses

penyembuhan

luka

untuk

membentuk stratum korneum dan angiogenesis.


e. Mempercepat

pembentukan

sel

aktif.

Pada keadaan lembap, invasi neutrofi l yang


diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke
daerah luka berlangsung lebih dini.

Daftar Pustaka
1. Kaplan NE, Hentz VR, Emergency Management of Skin and Soft
Tissue Wounds, An Illustrated Guide, Little Brown, Boston,
USA, 1992.
2. Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta, 1993.
3. Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 1994.
4. Saleh

M, Sodera

VK, Ilustrasi

Ilmu Bedah

Minor, Bina

rupa

Aksara, Jakarta 1991.


5. Wind

GG,

Rich

NM,

Prinsip-prinsip

Teknik

Bedah,

Hipokrates

Jakarta, 1992.
6. Dudley

HAF,

Eckersley

JRT,

Paterson-Brown

S,

Pedoman

Tindakan Medik dan Bedah, EGC Jakarta 2000.


7. Bachsinar B, Bedah Minor, Hipokrates, Jakarta, 1995.
8. Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP Surabaya, 1987.
9. Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique,

Churchill Livingstone, London G

Anda mungkin juga menyukai