Modul Ii
Modul Ii
: Geologi Struktur
: 3 SKS
1.3
: Awal
Semester
: Ir. Djamaluddin MT
Dr. Eng. Purwanto ST., MT
Sebagian ahli berpendapat bahwa ruang lingkup bahasan geologi struktur lebih
ditekankan pada unsur-unsur struktur geologi seperti patahan (fault), rekahan (fracture),
perlipatan (fold) dan sebagainya yang merupakan bagian dari unit tektonik.
II. PENDAHULUAN
Sasaran Pembelajaran Praktikum
Diharapkan setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami cara
menentukan. ketebalan dan kedalaman suatu lapisan batuan ataupun struktur
geologi lainnya.
Tata Tertib dan Etika Praktikum
Tata tertib dan etika praktikum dalam laboratorium geologi struktur
1. Mematuhi tata tertib yang ada di dalam laboratorium geologi struktur.
2. Wajib mengikuti asistensi umum.
3. Wajib mengerjakan tugas pendahuluan (TP) sebelum mengikuti
praktikum.
4. Menyediakan peralatan praktikum sebelum memulai praktikum.
Alokasi Waktu Praktikum
1. Pengantar dasar tentang penyelesaian soal ketebalan dan kedalaman.
2.
Tempat Praktik
Praktikum dilaksanakan di Laboratoriun Geomekanik, Program Studi Teknik
Pertambangan, Universitas Hasanuddin.
Teori Dasar
Ketebalan
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan
lapisan batuan. Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan cara pengukuran
langsung di lapangan dan pengukuran tidak langsung.
t = ketebalan
d = kedalaman
memperhitungan
horizontal
yang
kondisi
tersingkap
khusus
pada
di
tebing
lapangan
vertikal
seperti
dan
lapisan
horizontal.
Gambar
2.2
Pengukuran
ketebalan
secara
langsung:
a)
lapisan
langsung
tersingkap
yang
pada
paling
sederhana
permukaan
horizontal,
adalah
dimana
pada
lebar
lapisan
miring,
singkapan diukur
t = W sin
w = lebar singkapan
l = panjang pengukuran
= besar kemiringan lapisan
Gambar 2.4 blok diagram memperlihatkan ketebalan suatu lapisan
Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (1), maka
lebar sebenarnya harus dikoreksi lebih dahulu, w =1 sin , dimana
adalah sudut antara jurus dengan arah pengukuran. Ketebalan yang
didapat adalah :
t = 1 sin sin
= besar kemiringan
lapisan
posisi
lapisan
terhadap
lereng
dan
perhitungan
ketebalan
lintasan
tegak
ini
lapisan
Gambar 2.7 : Pengukuran ketebalan pada lereng yang tidak tegak lurus
jurus
Perhitungan
dengan
mencari lebih dahulu kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan
(gambar 2.8). Untuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus jurus
lapisan (), dapat dilakukan beberapa cara :
menggunakan
Tabel
Koreksi
atau
Aligment
nomograph,
lereng
tegak
lurus
jurus
sebagai
kemiringan
Dari perhitungan di atas dapat diperoleh lebar singkapan yang tegak lurus
jurus (w), dengan menggunakan persamaan :
Kedalaman
Menghitung
kedalaman
lapisan
ada
beberapa
cara,
diantaranya
Apabila m tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai
adalah kemiringan semu () Untuk kemiringan lapisan dan kemiringan
lereng
tertentu,
kedalaman
dapat dicari
dengan
menggunakan
2. Cara Kerja
Perhitungan ketebalan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut.
Perhitungan tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan
kemiringan lapisan (dip).
2.1 Medan datar, lapisan miring (gambar 2. 10).
a.
. sin
= w . sin
Gamb
ar 2.10. Medan datar, lapisan miring. w lebar singkapan
tegak lurus jurus; l lebar singkapan menyudut jurus.
2.2
a.
b. Pengukuran
tegak
lurus
jurus
lapisan
dan
kemiringan
lapisan
c.
Pengukuran tidak tegak lurus jurus dan dip berlawanan dengan slope:
t = s ((sin . cos . sin ) + (sin . cos )) atau
t = s ((cos . sin ) + (sin . cos ))
s = jarak singkapan yang tidak tegak lurus, diukur pada lereng
(jarak sesungguhnya di lapangan, bukan jarak pada peta)
d. Pengukuran tidak tegak lurus jurus dan dip searah dengan slope:
t = s ((sin . cos . sin ) - (sin . cos ))
'
d = s . (cos . tg + sin )
3. Pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan:
a.
DAFTAR PUSTAKA