Anda di halaman 1dari 17

HEAT TREATMENT

( PERLAKUAN PANAS )

Disusun oleh :
1. M. Billi Anwari

(16611041)

2. Alfian Nurrohman .A

(16611042)

3. Devi Indah Rosita Sari

(16611043)

4. Lucky Ilham Diwiyanto

(16611044)

5. M. Bharruddin Yusuf

(16611045)

6. Lnang Wahyu Prabowo

(16611046)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2016 - 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta
anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah HEAT TREATMENT ini.
KIMIA merupakan ilmu eksak yang sangat luas cakupan materinya, yang ada di bumi maupun
jagat raya ini. Untuk itu diharapkan agar mahasiswa memahami dan menyukai ilmu KIMIA, agar
anggapan ilmu KIMIA adalah ilmu yang sulit dapat didegradasi.
Makalah dengan judul HEAT TREATMENT, makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas
mata kuliah KIMIA INDUSTRI
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan masukan dan bantuanbantuan yang sangat berarti. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT, Serta tak lupa juga kepada pihak lain yang
mendukung selesainya makalah ini.
Penulis sangat berharap masukan dari semua pihak, karena makalah ini masih belum sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Gresik, 28 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul1
Kata Pengantar ...2
Daftar Isi..3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..4
1.2 Rumusan Masalah..4
1.3 Tujuan...4
BAB II Pembahasan
A. Pengertian HEAT TREATMET.5
B. Jenis-Jenis HEAT TREATMET......6
C. Contoh Dari HEAT TREATMENT7
D. Apa saja proses HEAT TREATMENT...8
E. Alat-Alat yang di perlukan HEAT TREATMENT.9
BAB IV Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah
struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku
) pada temperature rekristalisasi selama periode waktutertentu kemudian
didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang
masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.Sifat-sifat
logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan
adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatantertentu maka bahan-bahan
logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.Perlakuan panas adalah
proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan dari suatu logam
atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu.
Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature
sangat menetukan.

1.2

Rumusan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian dari HEAT TREATMENT ?


Apa saja jenis-jenis HEAT TREATMENT ?
Apa saja contoh-contoh dari HEAT TREATMENT ?
Apa saja fungsi dari HEAT TREATMENT ?
Apa saja proses dari HEAT TREATMENT ?
Apa saja alat yang di butuhkan HEAT TREATMENT ?

1.3

Tujuan Masalah
1.
2.
3.
4.

Dapat memahami pengertian dari HEAT TREATMENT


Dapat memahami jenis-jenis dari HEAT TREATMENT
Dapat memahami contoh-contoh dari HEAT TREATMENT
Dapat memahami proses dari HEAT TREATMENT

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian dari Heat Treatment


Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah
struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku
) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian
didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang
masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda. Perlakuan
panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari
suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat
tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas
temperature sangat menetukan.

2.2

Jenis-jenis dari Heat Treatment


Secara Umum Perlakuan Panas ( heat treatment ) di klarifikasi dalam 2
jenis :
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini diantaranya
adalah untuk : melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir, menghilangkan
tegangan dalam dan memperbaiki machineability. Jenis dari perlakukan panas
Near Equibrium, misalnya : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing,
Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.
2. Non Equilirium (Tidak setimbang)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non Equilibrium ini adalah untuk
mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi. Jenis dari perlakukan
panas Non Equibrium, misalnya : Hardening, Martempering, Austempering,
Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening,
Induction hardening).

2.3

Contoh-contoh dari Heat Treatment


Pembuatan PEGAS K-5 (pegas Kereta Api Listrik)
Proses pembuatan pegas memiliki banyak tahapan perlakuan panas. Dari anneling,
normalizing, hardening hingga ke tempering. Untuk lebih jelasnya, berikut tahapan
pembuatan pegas pada PT. Kereta Api Indonesia. Tahapan pada proses pembuatan pegas
keretaapilistrikadalah:
1.Start
2.Penyediaanmaterialdanpemberianinstruksikerja
3.Pemotonganbahan
4. Pada kedua ujung pegas dipanaskan hingga 900 C
5. Penempaan pada kedua ujung untuk pegas
6. Besi pegas dipanaskan hingga 900 C
7. Besi pegas dirol hingga membentuk pegas
8. Besi dipanaskan hingga 900 C
9. Pegas direnggangkan
10. Pegas disampaikan hingga 850 C
11. Pegas dicellupkan ke media pendingin pada saat 800 C
12. Pegas dipanaskan sampai 400 C
13. Pegas didinginkan dalam bak pasir
14. Pengujian kekuatan pegas (Y/N)
15. Gudang Penyimpanan
16. Finish

Proses Pemotongan Bahan

Proses pemotongan ini, bahan yang berupa batangan baja pegas dengan diameter 35
mm sebagai pegas ayun luar dan panjang 3500 mm dan baja pegas dengan diameter 23
mm sebagai pegas ayun dalam dengan panjang 3170 mm dipotong dengan mesin gergaji,
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
dengan ukuran pegas kereta api listrik ( K5 ).
Sejalan dengan kecepatan potong dalam hal ini timbul perubahan dalam
perbandingan gesekan pada bidang bidang persentuhan antara benda kerja dan perkakas
potong. Dalam beberapa hal maka mata pisau dapat berubah bentuk dalam kecepataan
potong sangat tinggi sehingga cepat menjadi tumpul.
Proses Pemanasan Pertama

Bahan pegas kedua ujungnya dipanaskan dalam dapur pada temperature tempa
900C. Dalam proses penempaan ini bahan yang digunakan untuk membuat pegas
ditempa berkali-kali sampai batas yang ditentukan.
Proses Menempa.
Pada proses ini kedua ujung benda kerja dipanaskan dengan merata dan dengan
perlahan lahan hingga suhu kurang lebih 700C atau hingga berubah warna menjadi
warna merah tua, kemudian suhu ditingkatkan dengan cepat hingga menjadi 1050C
hingga berubah warna menjadi kuning kemerah-merahan, kemudian diangkat dan
ditempa dengan menggunakan mesin tempa atau pukulan pukulan sangat berat. Pada
waktu mengerjakan penempaan pada kedua ujung baja pegas sebaiknya suhu berada pada
kurang lebih 800, kedua ujung ditempa kira kira 25 30cm, kemudian didinginkan secara
alami.
Proses Perlakuan Panas Panas Kedua
Pada umumnya pada proses pemanasan ini berlaku suatu ketentuan, bahwa suhu
suatu pemanasan untuk maksud tersebut tergantung pada susunan kimia dari bahan
tersebut. Pemanasan dilakukan pada dapur pemanas dengan sembur api hingga mencapai
suhu 900C aatau dalam waktu sekitar 1,5 jam. Tujuan pemanasan tersebut adalah agar
benda kerja lebih mudah dikerjakan pada proses penggerolan.
Proses Rol/Gulung Panas Pegas Spiral
Untuk menggulung bahan pegas secara berkesinambungan dari panjang bahan
pegas diperlukan mesin roll / gulung pegas. Setelah bahan yang akan dijadikan pegas
sudah melalui proses pemanasan pertama kemudian bahan pegas tersebut dimasukan
kemesin gulung atau roll pegas sehingga bahan tersebut mengalami penggulungan
sehingga berubah bentuk menjadi pegas yang masih rapat. Proses ini terjadi pada keadaan
suhu sekitar 850C. kemudian didinginkan secara alami.
Proses Perlakuan Panas Ketiga ( Pelunakan )
Cara pemanasan ini dapat dicapai dengan cara memansakan pegas yang sudah diroll
dalm waktu yang cukup lama atau hingga mencapai suhu 900C, kemudian didinginkan
secar perlahan-lahan. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk mengembalikan
struktur seperti semula, yang terpenting dalam hal ini adalah pemanasan kembali hingga
pegas lunak atau berubah warna menjadi kekuningan untuk dilakukan proses selanjutnya.
Proses Rapat / Renggang
Setelah proses pemanasan kedua selesai kemudian pegas diangkat untuk dilakukan
proses perapatan, yang kemudian direnggangkan sesuai dengan ukuran renggang dan
tinggi yang telah ditentukan, pada proses ini suhu yang terjadi sekitar 800C. kemudian
didinginkan kembali secara alami.
Proses Perlakuan Panas Keempat

Pada proses ini pegas akan mengalami pemansan sampai suhu sekitar 850C, selama
10 menit. Dengan pemanasan tersebut dapat dihilangkan segala pengaruh proses
sebelumnya, akibat pengerjaan dalam keadaan panas maupun pada saat dingin yang
pernah dialami oleh pegas pada waktu sebelumnya, sedangkan pada pegas itu sendiri
dapat berpengaruh merombak susunan kasar menjadi halus.
Proses Penyelupan / Hardening
Proses penyelupan dilakukan setelah pegas mengalami proses pemanasan diatas
hingga merata keseluruh badan pegas dengan suhu 900C (sampai berubah warna
menjadi merah), kemudian dicelupkan kedalam minyak sabana 120. Perlu diperhatikan
bahwa pada waktu melakukan penyepuhan pegas suhu harus berada minimum 830
derajat celcius. Didalam menyepuh perlu diperhatikan agar pegas tidak bengkok pada
saat mencelupkan kedalam minyak sabana, untuk menghindar kejadian tersebut pada
pegas sebaiknya pegas dicelupkan dengan cara digantung lurus kebawah. Pegas
dicelupkan kedalam minyak sabana dengan garis sumbu berdiri tegak lurus dan digerakan
didalam minyak dengan siku naik turun. Jika terjadi sesuatu hal, atau pegas menjadi
bengkok dapat dilakukan dengan hati hati untuk meluruskan pada waktu mengalup atau
tempering.
Proses alup / Tempering
Pada proses alup/tempering adalah memanaskan pegas pada suhu dibawah 400C
setelah pegas mengalami proses penyepuhan, proses alup dilkukan dalam keadaan dingin.
Proses ini dilkukan dengaqn tujuan untuk menghilangkan tegangan tarik yang terkandung
didalam pegas.
Proses Pendinginan
Proses ini dilakukan setelah proses pengalupan telah selesai dikerjakan maka
pegas didinginkan secara alami didalam bak pasir, atau didiamkan dalam dapur pemanas
yang apinya dimatikan selama 24 jam.
Pengujian Kekuatan
Dengan cara memberikan beban pada pegas yang akan dilakukan pengetesan tersebut
dengan beban yang lebih besar dari pada saat pegas itu digunakan pada kereta api penumpang
type K5.
Pada test kekuatan ini pegas ditest sesuai petunjuk dan toleransi maksimum 18 mm,
untuk menentukan :
1. Po : Tinggi pegas tanpa beban yaitu 44 cm.
2. P1 : Tinggi pegas setelah dibebani dengan beban test sebesar 10 ton,
Yaitu 42,5 cm.
3. P2 : Tinggi pegas ketika dibebani dengan beban percobaan, yaitu sebesar 10 ton,
benda mengalami peryubahan yaitu dari 44 cm menjadi 33 cm. Pegas yang memenuhi syarat

kelulusan pada saat pemberian beban adalah pegas yang mampu kembali kebentuk seperti
semula dan tidak melewati batas maksimum toleransi yaitu 18 mm.

Finishing / Pengecatan
Pegas dicat dengan warna hitam dan kemudian disimpan didalam gudang hasil produksi,
selanjutnya pegas mengalami kegagalan produksi dibuang.

Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id

2.4 Proses-proses dalam Heat Treatment


Banyak proses yang harus dilakukan pada proses heat treatment atau perlakuan panas seperti
Hardening, Normalizing, Anealing, Soft Anealing, Stress Relieving, Carburizing, Case
Hardening,Flame Harden.
1. HARDENING
Hardening adalah proses peningkatan kekerasan dan keulten suatu baja. Umunya benda yang
dikeraskan adalah baja. Untuk lebih meningkatkan keuletan suatu baja maka harus dilakukan
proses tempeing setelah melakukan proses hardening agar mencapai keuletan yang tinggi.
Hardening bertujuan agar baja yang digunakan menjadi keras, tahan aus dan berumur panjang
atau mampu berpenetrasi.
Hardening dibutuhkan untuk merubah struktur dari the body center ke face centered
cubic struktur atau bagian autenitik. Baja yang dipanaskan ke bagian autenitik, ketika tiba
tiba didinginkan ,maka akan membentuk struktur martensit
Struktur ini merupakan struktur paling kuat dan ulet. Namun ketika didinginkan secara pelan
pelan maka akan membentuk struktur austenitedan perlit dimana sebadian keras dan sebagian
lagi memiliki srtuktur yang agak lunak. Ketika pendinginan yang benar beanr pelan kemudian
akan membentuk struktur pearlit struktur ini benar benar lunak.
Langkah langkah yang harus diperhatikan:
1. jenis material yang akan dikeraskan.
2. pemanasan: a. Pemanasan awal (suhu 600-700 oC )
b. pemanasan akhir (suhu 1000 oC)
c. penahanan waktu (waktu yang dibutuhkan agar pemanasan merata ke
seluruh bagian )
a. pemanasan awal
ini merupakan tahap awal pada proses hardening, bertujuan agar benda tidak terkejut pada saat
proses . proses ini memakai suhu 600 -700C , diberikan agar panas menyebar ke seluruh benda.
Setelah suhu meningkat untuk mencapai suhu austenite.
b. pemanasan akhir
ini merupakan proses akhir setelah proses pemanasan awal sampai benda mulai berubah ke level
austenite (kurang lebih suhu mencapai 930C ).

C. Penahanan waktu
Diberikan agar benda yang telah di panaskan memiliki suhu yang merata.
Apabila terlalu lama akan membuat besarnya butiran austenite dan memperbesar jumlah sisa

austenite, yang akan menurunkan kekerasannya.


Apabila terlalu pendek waktu, karbon tidak akan larut dengan sempurna sehingga kekerasannya
rendah.

2. QUENCHING
Quenching adalah kegiatan yang dilakukan agar baja yang panas menjadi dingin. Proses
quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga mencapai batas
austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka audtenit perlu waktu
pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media
pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan
baja.
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit
atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit
untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang
mertensit, ini berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon. Media yang
dpakai pada proses quenching dibagi ke 2 macam, yaitu dengan menggunakan cairan dan dry
quenching. Contoh yang menggunakan cairan adalah air, oli, air garam, caustic soda dll.
Sedangkan untuk dry quenching menggunakan udara.
3. ANNELING
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis
( 723 C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan
pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kirakira sama hingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin
udara.
Tujuan proses anneling :
1. Melunakkan material logam
2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
3. Memperbaiki butir-butir logam.
Annealing adalah dua tipe:

1. Annealing proses
2. Annealing full
Dalam Annealing proses, keuletan ditingkatkan dengan menurunkan tegangan internal.
Dalam hal ini, logam dipanasi pada temperatur dibawah atau dekat dengan temperatur kritis
bawah yang umumnya dipanasi pada temperatur 550 oC-650oC lalu ditahan pada temperatur ini
dan didinginkan secara lambat. Hal ini menyebabkan rekristalisasi baja secara sempurna.
Tujuan utama dari annealing full pada baja adalah melunakkan dan memperbaiki
struktur butir. Dalam hal ini, baja hypo-eutektoid dipanasi pada temperatur sekira 20 oC 30 oC
diatas temperatur kritis atas dan untuk baja hyper-eutektoid dan baja tool dipanasi pada
temperatur 20-30 oC diatas temperatur kritis bawah dan temperatur ini dijaga selama waktu
tertentu dan kemudian didinginkan secara lambat pada dapur apinya.
4. NORMALIZING
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang
kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini
berupa perlit dan ferit namunhasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses
normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan
tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa
pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
5. TEMPERING
Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah temperature
kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan sampai merata selama 15
menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika kekerasan turun, maka kekuatan
tarik turun pula. Dalamhal ini keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses
ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini berbeda dengan anneling karena dengan
proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini
tergantung oleh kadar karbon.
Jenis-jenis pengerasan permukaan

1. karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi dipanaskan di atas
suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan bentuk padat, cair ataupun gas.
Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
2. karbonitiding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di
dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding
adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat
diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.
3.

cyaniding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen
yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan.

4. Nitriding
adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai 510c dalam lingkungan
gas ammonia selama beberapa waktu.
6.

CASE HARDENING
Case hardening merupakan proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas temperatur
kritisnya (723) kemudian di dinginkan dengan cepat dengan media pendingin yang telah
disiapkan.

2.5 Perlengkapan Untuk Proses Heat Treatment


1) Dapur Pemanas

Beberapa contoh dapur pemanas yang berada di Lab. Fabrikasi POLMAN

Dapur Kamar
Dapur ini mempunyai bentuk kamar yang ditutup dengan sebuah pintu. Didalam ruangan ini
diletakkan benda-benda kerja yang akan dipanaskan.
Oven Temper
Dapur Terbuka
2) Kotak Pemanas
3) Tang Pemotong
4) Kawat Tali
5) Pengait
6)

Gas Elpiji

Bab 4 Penutup
A. Kesimpulan
.
Perlakuan panas adalah metode dimana merubah sruktur mikro suatu baja menjadi lebih
keras dan ulet. Serta baja tersebut dapat tahan aus dan lebih lama masa penggunaanya.

Perlakuan panas dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode seperi :annealing,
tempering, case hardening, quenching dll.

DAFTAR PUSTAKA
http://rathocivil02.wordpress.com
http://www.hsc.csu.edu.au/engineering_studies/transport/2522/heat_treat_answer.html
http://sapuijux.multiply.com/
http://eprints.ums.ac.id

http://www.scribd.com
http://okasatria.blogspot.com
http://repository.ui.ac.id
http://teknikmesin2011unila.blogspot.co.id/2012/12/heat-treatment.html
https://ariffbudianto.wordpress.com/2012/04/08/heat-treatment/
https://satriodamar.wordpress.com/2014/08/18/heat-treatment-logam/
https://andarkusuma.wordpress.com/2013/01/13/heat-treatment-pada-logam/
http://sefnath.blogspot.co.id/2013/09/perlakuan-panas-heat-treatment.html
http://teknikmesin2011unila.blogspot.co.id/2012/12/resume-heat-treatment.html
http://sujawanlongerindi.blogspot.co.id/2011/12/heat-treatment.html
http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/perlakuan-panas-logam/
http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/perlakuan-panas-logam/
https://ftkceria.wordpress.com/2012/04/23/perlakuan-panas-heat-treatment-pada-baja/

Anda mungkin juga menyukai