Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, serta
rahmat-Nya sehingga Penulis mampu merangkumkan makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh beberapa
pihak yang telah bekerja sama dan memberikan saran demi kebaikan makalah
yang

berjudul

KEPEMIMPINAN

OTOKRATIS,

penulis

mengucapkan

terimakasih.
Adapun pembuatan makalah ini untuk pemenuhan dalam mata kuliah
Manajemen Pendidikan. Diharapkan mahasiswa/mahasiswi memiliki dasar
pemikiran dan gagasan yang tepat dan beragam dalam topik yang kami angkat.
Penulis menyadari, bahwasanya dalam makalah ini pasti ditemukan
kesalahan-kesalahan dimata pembaca, karena Penulis menyadari bahwasanya
tidak ada yang sempurna hakikatnya di dalam kehidupan dunia. Diharapkan
pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun, demi kebaikan
dan kelancaran dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang. Sekian.

Hormat Kami
Penulis

KEPEMIMPINAN OTORITER

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Lembaga pendidikan membutuhkan seorang pemimpin. Sebab pemimpin


itulah sosok penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan
kegiatan. Pemimpin tidak hanya seorang manajer, ia juga harus seorang
pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas kepada jajaran bawahannya.
Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya menggunakan aturan tertulis, tapi juga
sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam melakukan agenda
transformasi kearah yang lebih baik.
Dalam menjalankan kepemimpinan, antara pemimpin satu dan lainnya
tidaklah selalu sama bahkan berbeda. Sehingga para pemipin mempunyai gaya
kepemimpinan yang berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena
itu perlu kiranya bagi seorang calon pemimpin mengetahui tipe-tipe
kepemimpinan supaya ia dapat mengetahui berbagai tipe dan dapat menentukan
tipe mana yang efektif dijalankan dalam sebuah lembaga tertentu. Dan perlu
kiranya mengetahu kepemimpinan yang sesuai dengan pendidikan. Dalam paper
ini kami akan membahas tentang tipe kepemimpinan otokratis.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan ?
2. Apa saja Teori dasar kepemimpinan ?
3. Apa Pengertian Pemimpin Otoriter ?
4. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Otoriter ?
5. Apa saja Dampak Positif dan Negatif Kepemimpinan Otoriter ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan ?
2. Untuk mengetahui Teori dasar kepemimpinan ?
3. Untuk mengetahui Pengertian Pemimpin Otoriter ?
4. Untuk mengetahui Bagaimana Gaya Kepemimpinan Otoriter ?
5. Untuk mengetahui Apa saja Dampak Positif dan Negatif Kepemimpinan
Otoriter ?
BAB II

KEPEMIMPINAN OTORITER

PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu leadership. Menurut
Tikno Lensufie, Kepemimpinan memiliki arti luas, meliputi ilmu tentang
kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta
sejarah kepemimpinan. Kepemimpinan bukan berarti memimpin orang untuk
sesaat (insidental) seperti memimpin upacara bendera, memimpin paduan suara
dan sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada seseorang yang memimpin
suatu organisasi atau institusi.
Kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta
manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini

mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya


organisasi agar dapat bersaing secara baik.
Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang
organisasi dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek
individual seorang pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut
menerapkan kepemimpinan. Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam
arti segala perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas
bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh anggota organisasi.
Sebelum memasuki materi kepemimpinan, perlu terlebih dahulu dibedakan
konsep pemimpin (leader) dengan kepemimpinan (leadership). Pemimpin adalah
individu yang mampu mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna
mendorong kelompok atau organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya.
Pemimpin menunjuk pada personal atau individu spesifik atau kata benda.
Sementara itu, kepemimpinan adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang
anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong
kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
B. Teori Dasar Kepemimpinan
Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya
tiga teori dasar kepemimpinan:
1. Teori Genetis (Keturunan).
Inti dari teori menyatakan bahwaLeader are born and not made
(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini
mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin

KEPEMIMPINAN OTORITER

karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang


bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau
determinitis. Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu
kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri
seorang pemimpin. Menurut teori ini kepemimpinan diartikan sebagai traits
within the individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena
dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu
(leader were borned and note made).
2. Teori Sosial.
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka
teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah
bahwaLeader are made and not born(pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of
the group). Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya
dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih
penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang
didampinginya.
3. Teori Ekologis.
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran
teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah
memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk
dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati
kebenaran. Teori ini tidak hanya didasari atas padangan yag bersifat psikologis
dan sosiologis, tetapi juga ekonomi dan politis. Menurut teori ini kepemimpinan
dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the situation). Teori yang
ketiga ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-

KEPEMIMPINAN OTORITER

sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota
kelompok, sukses tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi
yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan
kehidupan kelompok yang didampingnya.

C. Definisi Kepemimpinan
1. Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-

2.

3.
4.

5.
6.

7.

aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share
goal) (Hemhill& Coons, 1957:7).
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu
situasitertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian
satuatau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik,
1961:24.
Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam
harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz &
Kahn,1978:528).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281).
Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi
yangefektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan
melakukannya (Hosking, 1988:153)

D. Fungsi Dari Kepemimpinan

Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krench dan Richard S.


Krutchfield sebagai berikut:
Perencana, pelaksana, penyusun kebijakan, tenaga ahli, Wakil kelompok luar,
pengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya, pelaksana
hukuman dan pujian, pelerai bawahannya yang bersengketa, suri teladan

KEPEMIMPINAN OTORITER

bawahannya, jambang suatu kelompok, penanggung jawab, Tokoh bapak,


kambing hitam, pecinta ideologi bagi kelompoknya.
E. TIPE KEPEMIMPINAN
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan
menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
1. Tipe pemimpin otokratis
2. Tipe pemimpin militeristik
3. Tipe pemimpin paternalistis
4. Tipe pemimpin karismatis
5. Tipe pomimpin demokratis
F. Pengertian Pemimpin Otoriter

Otokrasi berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratos berarti
pemerintah. Jadi otokrasi adalah mempunyai pemerintah dan menentukan sendiri.
Otokrasi merupakan Pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh seseorang
yang berkuasa secara penuh dan tidak terbatas masanya. Sedangkan yang
memegang kekuasaan disebut otokrat yang biasanya dijabat oleh pemimpin yang
berstatus sebagai raja atau yang menggunakan sistem kerajaan.
Otoriter adalah suatu kepimpinan yang dibangun berlandaskan otokratis
dan diktator, seorang pemimpin memiliki kekuasaan penuh tanpa aturan yang
berlaku padanya. semua kebijakan ada pada pemimpin, tidak membutuhkan
pendapat orang lain untuk mengambil keputusan meskipun ada penasehatnya,
namu tetap saja hak peto ada pada pemimpin tersebut.
Karena kekuasaan sepenuhnya ada pada pemimpin, perubahan aturan dan
bentuk hukuman semua atas kehendak pemimpin. itulah yang dimaksud dengan
kepemimpinan Otoriter .Jika anda bekerja pada sebuah perusahaan, apakah
pimpinannya bersikap demikian.? apakah layak dikatakan otoriter.? atau di negara
tempat anda berada bagaimana.? tentunya masih jauh, karena bagaimanapun di
zaman sekarang banyak pemimpin yang masih menggunakan hati nuraninya.
Jadi tipe otoriter, semua kebijaksanaan ditetapkan pemimpin,
sedangkan bawahan tinggal melaksanakan tugas. Semua perintah, pemberian dan
pembagian tugas dilakukan tanpa ada konsultasi dan musyawarah dengan orangorang yang dipimpin. Pemimpin juga membatasi hubungan dengan stafnya dalam
situasi formal dan tidak menginginkan hubungannya yang penuh keakraban,

KEPEMIMPINAN OTORITER

keintiman serta ramah tamah. Kepemimpinan otokrasi ini mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi. Pemimpin selalu mau berperan
sebagai pemain tunggal pada one an show.
Pemimpin otokrasi, dalam membawa pengikutnya ketujuan dan cita-cita
bersama, memegang kekuasaan yang ada pada gaya secara mutlak. Dalam gaya
ini pemimpin sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai.
Termasuk dalam gaya ini adalah pemimpin yang mengatakan segala sesuatu harus
dikerjakan oleh pengikutnya. Yang dilakukan oleh pemimpin model ini, hanyalah
memberi perintah, aturan, dan larangan. Para pengikutnya harus tunduk, taat dan
melaksanakan tampa banyak pertanyaan. Dalam gaya ini, mereka yang dipimpin
dibiasakan setia kepada perintah dan dengan betul-betul kritis, dimana
kesempatan mereka yang dipimpin dibawah kekuasaan orang yang memimpin.
Seseorang dengan gaya kepemimpianan seperti ini umumnya
merasa menang sendiri karena mempunyai keyakinan ia tahu apa yang harus
dilakukannya dan merasa jalan pikirannya paling benar. Dalam situasi kerja sama,
ia berusaha mengambil peran sebagai pengambil keputusan dan mengharapkan
orang lain mendukung ide dan gagasannya, Ia tidak ingin dibantu apalagi dalam
menentukan apa yang seharusnya ia lakukan.
Pada situasi kepemimpinan pendidikan seperti ini dapat
dibayangkan suasana kerja yang berlangsung di dalam kelompok tersebut
bagaimana hubungan-hubungan kemanusian yang berlangsung dan bagaimana
konflik-konflik antara pemimpin dan bawahan-bawahan dan antara anggotaanggota staf kerja itu sendiri. Penyelidikan yang dilakukan oleh Leppit seorang
ahli kepemimpinan berkesimpulan bahwa konflik-konflik dan sikap-sikap atau
tindakan agresif yang terjadi dalam suatu lembaga di bawah pemimpin seorang
pemimpin otoriter kurang lebih kali sebanyak yang timbul dari pada dalam
suasana kerja yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang demokratis.
Tipe otokrasi ini apabila diterapkan dalam dunia pendidikan tidak
tepat karena dalam dunia pendidikan, kritik saran dan pendapat orang lain itu
sangat perlu untuk diperhatikan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan.
G. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau
hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis ini dipandang sebagai karakteristik yang

KEPEMIMPINAN OTORITER

negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah


seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukan
sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Dalam gaya otokratis, pengambilan keputusan adalah hak
prerogatif dari pemimpin. semuanya langsung dilakukan dan ditentukan oleh
pemimpin itu sndiri tanpa masukan dari siapa pun. Komunikasi yang dilakukan
satu arah ke bawah (top-down) sehingga komunikasi pemimpin dengan
pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan.
Gaya pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Kepemimpinan otokratik lebih menitikberatkan pada otoritas
pemimpin dengan mengesampingkan partiispasi dan gaya kreatif para
pengikutnya. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward
dan punishment. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin
yang bergaya otokratif mempunyai berbagai sikap, diantaranya :
1. Memperlakukan para pengikut sama dengan alat alat lain dalam organisasi,
sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2. Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan
para pengikut.
3. Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
4. Wewenang mutlak berada pada pimpinan maka dari itu keputusan dan
kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
5. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

KEPEMIMPINAN OTORITER

6. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara ketat


7. Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
8. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan
atau pendapat sehingga lebih banyak kritik daripada pujian
9. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
10. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
11. Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman serta kasar dalam
bersikap
13. Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
Gaya ini pula menggambarkan pemimpin yang dikendalikan
oleh pencapaian hasil atau target, dengan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian
pada manusia kecuali dalam rangka keterlibatan mereka dalam menyelesaikan
pekerjaan. Pemimpin-pemimpin ini bercorak pengendali, pengarah, terlalu kuat,
dan penuntut. Mereka bukan kolega kerja yang menyenangkan. Sejumlah
penelitian menunjukkan tingkat keluar-masuk karyawan yang tinggi dengan gaya
kepemimpinan semacam ini.
Kepemimpinan otokratik dengan menggunakan kepemimpinan klasik .
Kepetuhan pengikut terhadap pemimpin merupakan corak gaya kepemimpinan
otokratik. Para pemimpin dengan gaya otokratik menjadikan tujuan organisasi
identik dengan tujuan pribadi. Dilihat dari perspektif kepemimpinannya seorang
pemimpin otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Dengan egoisme yang
demikian besar seorang pemimpin otokratik melihat perannya sebagai sumber
segala sesuatu dalam kehidupan organisasianal. Seoerang pemimpin yang
otokratik cenderung menganut nilai oraganisasional yang berkisar pada
pembenaran segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
H. Ciri-ciri Pemimpin Otoriter

Ini hanya hasil riset sejarah, yang dikatakan pemimpin otoriter itu
mendapat ciri-ciri sebagai berikut:
Keputusan, Kebijakan dan Peraturan dibuat Pemimpin
Wewenang mutlak Sepenuhnya di tangan pemimpin

KEPEMIMPINAN OTORITER

Komunikasi pemerintahaan jalurnya satu arah dari atas sampa kebawah


Ketelitian terhadap kinerja bawahan sanngat kuat, semua aktifitas diawasi

dengan ketat
Tiada wewenang atau kesempatan untuk bawahab mengajukan pendapat
Prakarsa berda datang dari pimpinan
Tugas dan beban kerja diberikan secara instruktif
Pujian jarang terjadi, sebaliknya kritikan selalu terjadi
Tuntutan prestasi yang memaksa
Sistem paksaan, hukuman dan ancaman
Pembicaraan dan tindakan Kasar
Tanggung jawab sepenuhnhya dipikul pemimpin

Dampak Positif dan Negatif Kepemimpinan Otoriter


Meskipun terlihat kaku, namun Kepemimpinan otoriter ini memiliki nilai
positif yang sangat kuat. ada beberapa dampak positif yang didapatkan dari
kepemimpinan otoriter:
Tegas dan cepat dalam keputusan serta bertindak
Tidak terlihat lemah dan tidak lambat
Produktifitas meningkat
Disegani lawan organisas
Honor pegawai yang tinggi
Cepat Berkembang dan Maju
I.

Adapun dampak negatif Kepemimpinan otoriter sudah jelas banyak


dampaknya dan sasarannya adalah bawahan :
Ketakutan dalam bertindak
Suasana kerja mencekam
Resiko kesalahan kerja sangat besar
Merusak moral
Menimbulkan Permusuhan
Agrsvitas
Pegawai mengeluh, mangkir dan undur diri
dan lain-lain
J. Contoh Pemimpin Otoriter
10

KEPEMIMPINAN OTORITER

1. Antonio Salazar

Beliau dikenal sebagai salah satu pemimpin paling otoriter di


Benua Eropa. Salazar memimpin Portugal sejak 1932 hingga 1968. Bentuk
pemerintahan Salazar disebut nasionalis konservatif, atau sebagian orang
menyebutnya fasis. Salazar memegang teguh visi anakronistik, yakni bahwa
Portugal masih memiliki kekuatan kekaisaran dan berhak menginvasi kolonikoloninya di selatan Afrika. Rezim Salazar dijuluki Estado Novo atau negara
baru, yang membanggakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, namun masih
sarat dengan penindasan. Pada tahun 1960-an, muncul pemberontakan besarbesaran terhadap rezim Salazar di Mozambik dan Angola. Saat menderita
pendarahan otak pada tahun 1968, Salazar dilengserkan dari kekuasaannya secara
diam-diam. Dan tahun 1974, Revolusi Bunga menandai berakhirnya rezim
Salazar.
2. Ferdinand Marcos

Siapa yang tak kenal nama Ferdinand Marcos yang terpilih sebagai
Presiden Filipina pada tahun 1964. Selama dua dekade masa pemerintahannya,
Marcos Selalu menggaungkan ancaman komunis revolusioner, dan
menggunakannya untuk membenarkan aksinya mematikan media dan menangkap
beberapa lawan politiknya. Di masa kepemimpinan Marcos, kronisme dan korupsi
meluas. Miliaran uang negara disedot ke rekening pribadi Marcos di Swiss.
Pada tahun 1986, Marcos kembali terpilih menjadi Presiden Filipina.
Namun pemilu yang diduga dipenuhi kecurangan, intimidasi dan kekerasan ini
menjadi titik klimaks bagi dirinya. Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya
dalam Revolusi EDSA pada tahun yang sama. Bersama istrinya, Imelda, Marcos
melarikan diri dari Filipina. Marcos meninggal di pengasingannya di Hawaii pada
tahun 1989.
3. Jean-Claude Duvalier
Jean-Claude Duvalier sering dipanggil baby doc. Sampai saat ini,
mungkin dialah orang termuda yang menjadi presiden. Pada tahun 1971, Duvalier

11

KEPEMIMPINAN OTORITER

baru berusia 19 tahun saat menggantikan ayahnya yang tewas sebagai presiden.
Dia segera menjadi otoriter dan mengakibatkan kelaparan dan resesi ekonomi di
Haiti. Tahun 1986, karena terdesak keadaan Duvalier melarikan diri ke Perancis.
Tahun 2011 saat Haiti dilanda gempa bumi dan krisis politik.
4. Slobodon Milosevic

Slobodan Milosevic akan selalu diingat karena kejahatan perang


Serbia-Bosnia. Dalam perang 1992-1995, itu, Milosevic dan pasukan Serbia
membantai ribuan penduduk Muslim Bosnia. Dia kemudian diadili sebagai
penjahat perang. Dia meninggal dalam selnya tahun 2006. Sementara pengadilan
internasional masih mencari sisa pengikut Milosevic yang terlibat aksi genosida
pada perang Bosnia.

5. Nicolae Ceausescu

Nicolae Ceausescu memerintah Rumania selama 24 tahun. Di


era kepemimpinannya, dibentuk polisi rahasia blok timur yang kejam. Selain itu
diktator Rumania ini membawa Rumania sebagai satu-satunya negara di Eropa
yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi. Dia memerintah dari 1967
hingga 1989, dia juga ketua partai komunis Rumania. Ceausescu akhirnya divonis
bersalah atas kejahatan genosida dan ditembak mati di depan regu tembak.
6. Mobutu Sese Seko
Jenderal Mobutu Sese Seko menjadi Presiden di Kongo sejak
tahun 1965 hingga 1967, setelah melakukan kudeta. Dia selalu tampil dengan
kopiah bercorak macat tutulnya yang khas. Selama memerintah, Mobutu diduga
melakukan banyak pelanggaran HAM. Korupsi merajalela di negara ini.
Kekuasaan Mobutu berakhir setelah pasukan Laurent Kabila mengalahkannya.
Mobutu kemudian lari ke Maroko dan tewas karena kanker prostat tidak lama
setelahnya.

12

KEPEMIMPINAN OTORITER

7. Idi Amin

Idi Amin memerintah Uganda selama 8 tahun, dari 1971 hingga


1979. Amin yang menjadi perwira militer ini merebut kekuasaan dari Perdana
Menteri Milton Obote. Selama pemerintahannya, Idi Amin mengusir ribuan orang
India berkewarganegaraan Inggris dari Uganda. Dia juga diduga melakukan
banyak pembunuhan pada lawan-lawannya. Di masa Idi Amin pula ekonomi
Uganda morat-marit. Akhirnya pejuang Uganda yang dibantu tentara Tanzania
berhasil menggulingkan Idi Amin. Dia kemudian lari ke Libya dan ditampung
sahabatnya Muammar Khadafi. Amin akhirnya pindah ke Arab Saudi hingga
meninggal di sana tahun 2003.
8. Pol Pot
Hanya 4 tahun Pol Pot dan Khmer Merah memerintah Kamboja.
Tapi selama kurun waktu 1975-1979, tidak kurang dari 1,7 juta rakyat Kamboja
dibantai. Pol Pot yang dipanggil saudara nomor satu ini membuat Kamboja
menjadi ladang pembantaian. Invasi Vietnam ke Kamboja tahun 1978 membuat
Pol Pot terdesak dari Phnom Penh. Dia melanjutkan pemerintahannya dari hutan.
Sebelum akhirnya persembunyiannya dibocorkan anak buahnya sendiri. Pol Pot
tewas saat menjalani tahanan rumah tanggal 15 April 1998.
9. Benito Mussolini

Mussolini adalah seorang fasis yang memimpin Italia. Dia mulai


berkuasa saat terpilih sebagai perdana menteri tahun 1922. Saat Italia dikuasai
Sekutu, Hitler yang menjadi sekutunya mengirimkan pasukan komando Jerman
untuk membebaskan Mussolini dari tahanan Sekutu. Nasib Mussolini berakhir
tragis, dia ditangkap simpatisan komunis dan dibunuh di Danau Como, Italia.
Mayatnya kemudian digantung terbalik di Piazzale Loreto, Milan.
10. Adolf Hitler

13

KEPEMIMPINAN OTORITER

Diktator Jerman sekaligus pemimpin Nazi ini mengobarkan


perang dunia kedua di seluruh Eropa. Mimpinya mengembalikan kejayaan ras
arya membuat dia membunuh jutaan Yahudi. Hitler akhirnya dikalahkan pasukan
sekutu. Saat sekutu mencapai Jerman, dia bunuh diri dalam bunkernya. Namun
uniknya, ada sumber lain yang menyatakan bahwa Hitler belum lah mati saat itu.
Sumber tersebut menegaskan bahwa Adolf Hitler berhasil mengasingkan diri ke
suatu wilayah di Indonesia dan akhirnya mati disana.

14

KEPEMIMPINAN OTORITER

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi


serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan
kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan
yang
baik
diyakini
mampu
mengikat,
mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi
agar dapat bersaing secara baik.
B. SARAN

15

KEPEMIMPINAN OTORITER

16

KEPEMIMPINAN OTORITER

Anda mungkin juga menyukai