: Fahri Hidayat
NIM
: 1514140005
Kelompok
: IV
Kelas
: Biologi Sains
Desember 2016
Koordinator Asisten
Asisten
Mengetahui,
Dosen penanggung jawab
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Adanya kromosom politen menunjukkan ada perbedaan yang timbul
dari kromosom biasa.
Lokasi sentromer
nukleus, oleh karena itu lekukan ini disebut juga pengatur nukleus. Setiap
lengan kromosomterdiri dari dua bagian yang serupa dan dinamakan
kromatid. Dalam kromatid tampak dua pita spiral disebut kromonema (jamak:
kromonemata). Penebalan yang terdapat pada kromonema disebut kromomer.
Bagian dari ujung-ujung kromomer disebut telomer yang fungsinya
menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan yang lainnya.
Pada tahun 1928, Emil Heitz menemukan beberapa bagian pada
kromosom yang sangat tebal dan gelap dan diberi nama heterokromatin,
sedangkan bagian yang tidak menebal dan tidak gelap yang terlihat pada tahap
telofase dan interfase disebut euterokromatin. Study selanjutnya menunjukkan
Heterokromatin mengandung sedikit atau tidak ada gen aktif, sedangkan
eukromatin mengandung gen aktif.
2. Tujuan
Mengamati kromosom lalat buah Drosophila melanogaster
3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam praktikum ini yaitu,
Mahasiswa dapat mengenal kromosom pada lalat buah
melanogaster.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Drosophila
terdapat pada
kelenjar ludah
Drosophila
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat
Hari/tanggal
: Selasa /13 Desember 2016
Waktu
: 13.30-15.30 WITA
Tempat
: Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop cahaya
1 Buah
2. Objek glass
1 Buah
3. Deck glass
1 Buah
4. Pipet
1 buah
5. Jarum pentul
1 Buah
6. Korek api
1 Buah
Bahan:
1. Larva Drosopila melanogaster
2. Larutan NaCl 0,9%
3. Larutan FAA
4. Acetocarmin
C. Cara kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar kromosom
1
Keterangan
Gambar
1. Kromosom
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan disebutkan bahwa kromosom dalam kelenjar ludah
Drosophila melanogaster membelah beberapa kali tetapi masing-masing strand
tidak membelah. Strand-strand tersebut tetap menempel antara satu dengan yang
lain. Dengan kata lain, kromosom raksasa ini memiliki banyak copy gen yang
tidak memisah antara satu dengan yang lain, sehingga di dalam satu sel terdapat
kopian informasi dari beberapa gen di dalam kromosom. Namun saat terjadi
endoreplikasi yang berulang-ulang pada kromosom, ada bagian yang tidak ikut
membelah dengan maksimal, yakni daerah sentromer. Sebagai hasilnya,
sentromer kromosom tergabung bersama-sama menjadi bentukan padat yang
dinamakan sentrosenter.
Ciri khas dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan
pita terang yang tersusun teratur berselang-seling. Menurut Kimball (1990), pita
terang pada kromosom raksasa ini merupakan eukromatin dengan lilitan
renggang. Sedangkan pita gelap merupakan heterokromatin dengan lilitan yang
padat dan dapat mengalami kondensasi. DNA umumnya terdapat pada pita-pita
yang gelap. Bagian yang berperan aktif dalam pembelahan adalah bagian pada
pita gelap. Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537
pita untuk kromosom X, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada
kromosom ketiga, dan 34 pita pada kromosom keempat. Sehingga total pita
adalah 2650 untuk satu genome. Beberapa penelitian lain disebutkan jumlah pita
3286.
Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva. Hal ini dapat
dimengerti karena dengan adanya replikasi kromosom yang berulang-ulang
(untuk membentuk kromosom raksasa) ini akan menguntungkan bagi larva yang
sedang tumbuh dengan cepat dari pada jika sel tersebut tetap diploid.
Pembentukan kromosom raksasa tidak hanya terjadi pada kelenjar ludah larva
prepupa Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel perawat pada
ovarium, sel folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas
abdominal. Jadi selain pada kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan
pada sel-sel tersebut. Perbedaannya adalah pada letak penggembungan.
Seperti halnya kromosom biasa lainnya, kromosom raksasa ini juga berfungsi
untuk mengatur kegiatan metabolisme di dalam sel dan mengatur semua sistem
kerja di dalam sel tersebut.
Kromosom raksasa pada saat pengamatan kami tidak dapat menemukan yang
di karenakan pemotongan antara bagian kepala dan badan mungkin saja terbawa
pada bagian badannya karena terlalu mendekati bagian ujung kepala ataukah pada
pembuatan preparat yang kurang baik, ketelitian dari kami saat mencari kelenjar
ludah yang menyerupai bentukan seperti ginjal, juga keterbatas alat yang kami
gunakan dalam melakukan pengamatan saat itu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromosom raksasa dapat ditemukan pada kelenjar ludah Drosophila
melanogaster Kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster berbentuk
seperti benang kusut dengan pita gelap terang yang letaknya berselang-seling
bergantian pada permukaannya.
B. Saran
1. Laboratorium
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk laboratorium atau laboran adalah
hendaknya laboran dapat lebih melengkapi semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum.
2. Asisten
Hendaknya asisten lebih memperhatikan lagi praktikannya dalam melakukan
percobaan agar semua paktikan dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan
praktikkum.
3. Praktikan
Para praktikan dalam melakukan praktikum hendaknya dapat bersungguhsungguh dan tidak main-main agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, E.J, dkk. 1991. Principles of Genetics. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Kimball, W, John. 1990. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press