Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Genetika dengan judul Pengamatan


Kromosom Pada Lalat Buah ( Drosophilla Melanogaster) di susun oleh :
Nama

: Fahri Hidayat

NIM

: 1514140005

Kelompok

: IV

Kelas

: Biologi Sains

Telah diperiksa/dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan di terima.


Makassar,

Desember 2016

Koordinator Asisten

Asisten

Ferry Irawan S.pd

Ferry Irawan S.pd

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Hartati S.Si, M.Si, Ph.D


NIP : 19740405 200003 2 002

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Adanya kromosom politen menunjukkan ada perbedaan yang timbul
dari kromosom biasa.

Hal ini disebabkan salah satunya oleh ukuran

kromosom politen yang lebih besar dibandingkan ukuran kromosom normal.


Praktikum pengamatan kromosom politen pada Drosophila melanogaster ini
dilakukan untuk mempelajari kromosom politen berdasarkan teori yang ada.
Kromatin adalah benang-benang halus yang tersusun atas
deoksiribonukleat acid (DNA) dan protein yang terdiri dari histon dan
nonhiston, sehingga membentuk nukleoprotein. Dalam setiap inti sel , moleku
DNA dikemas dalam struktur sepeti benang yang disebut kromosom. Setiap
kromosom memiliki titik penyempitan yang disebut sentromer yang membagi
kromosom menjadi dua bagian atau disebut lengan. Lengan pendek disebut
lengan P dan lengan panjang disebut lengan Q.

Lokasi sentromer

memberikan karakteristik pada masing-masing kromosom dan dapat


digunakan untuk menggambarkan lokasi gen tersebut.
Macam-macam kromosom berdasarkan letak sentromernya, pertama,
metasentris yaitu kromosom yang memiliki sentromer di tengah, sehingga
kromosom dibagi atas dua lengan yang sama panjang. Kedua, submetasentris,
yaitu kromosom yang memiliki sentromer tidak di tengah, sehingga kedua
lengan kromosom tidak sama panjang. Ketiga, akrosentris, yaitu kromosom
yang memiliki sentromer dekat dengan salah satu ujungnya, sehingga kedua
lengan tidak sama panjangnya. Keempat, telosentris, yaitu kromosom yang
memiliki sentromer di salah satu ujungnya sehingga kromosom tetap lurus
dan tidak terbagi atas dua lengan.
Ada beberapa kromosom kadang-kadang masih dapat dilihat adanya
lekukan ke arah dalam sehingga memisahkan bagian kecil dari lengan
kromosom, yang dinamakan satelit. Di lekukan sekunder seringkali dibentuk

nukleus, oleh karena itu lekukan ini disebut juga pengatur nukleus. Setiap
lengan kromosomterdiri dari dua bagian yang serupa dan dinamakan
kromatid. Dalam kromatid tampak dua pita spiral disebut kromonema (jamak:
kromonemata). Penebalan yang terdapat pada kromonema disebut kromomer.
Bagian dari ujung-ujung kromomer disebut telomer yang fungsinya
menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan yang lainnya.
Pada tahun 1928, Emil Heitz menemukan beberapa bagian pada
kromosom yang sangat tebal dan gelap dan diberi nama heterokromatin,
sedangkan bagian yang tidak menebal dan tidak gelap yang terlihat pada tahap
telofase dan interfase disebut euterokromatin. Study selanjutnya menunjukkan
Heterokromatin mengandung sedikit atau tidak ada gen aktif, sedangkan
eukromatin mengandung gen aktif.
2. Tujuan
Mengamati kromosom lalat buah Drosophila melanogaster
3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam praktikum ini yaitu,
Mahasiswa dapat mengenal kromosom pada lalat buah
melanogaster.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Drosophila

Kromosom raksasa yang

terdapat pada

kelenjar ludah

Drosophila

melanogaster terbentuk karena proses endomitosis dimana strand kromosom


mereplikasi terus menerus tanpa terjadi pembelahan inti. Proses endomitosis
menghasilkan bentukan kromosom yang besar dan panjang seperti pita, atau yang
biasa disebut kromosom polytene (Gardner, 1991).
Ciri khas dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan
pita terang yang tersusun teratur berselang-seling. Pita terang pada kromosom raksasa
ini merupakan eukromatin dengan lilitan renggang. Sedangkan pita gelap merupakan
heterokromatin dengan lilitan yang padat dan dapat mengalami kondensasi. DNA
umumnya terdapat pada pita-pita yang gelap. Bagian yang berperan aktif dalam
pembelahan adalah bagian pada pita gelap. Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat
digolongkan menjadi 537 pita untuk kromosom X, 1032 pita pada kromosom kedua,
1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita pada kromosom keempat. Sehingga
total pita adalah 2650 untuk satu genome. Beberapa penelitian lain disebutkan jumlah
pita 3286 (Kimball, 1990).
Pada sel-sel eukariot, selain ditemukan di dalam inti, kromosom juga
ditemukan di dalam organel tertentu, misalnya kloroplas (tumbuhan) dan
mitokondria. Struktur kromosom di dalam mitokondria makhluk hidup apapun berupa
molekul DNA unting ganda yang melilit dan tidak berasosiasi dengan protein-protein
semacam histon atau berupa molekul DNA unting DNA yang telanjang (Corebima,
1994). Berbeda dengan kromosom di dalam mitokondria, kromosom di dalam inti sel
eukariot merupakan nucleoprotein yang terdiri dari DNA unting ganda yang
berasosiasi dengan protein histon, protein non histon bahkan RNA (Gardner, 1991).
Kromosom ini sesungguhnya adalah kromosom interfase yang memiliki
ukuran lebih panjang daripada kromosom metaphase sehingga kromosom ini dapat
dilihat (pada fase interfase) dimana pada kondisi tersebut semua kromosom lain tidak
terlihat. Kromosom raksasa dibentuk oleh peristiwa endomitosis, yaitu suatu replikasi
yang menghasilkan banyak kromosom yang tidak terpisah satu dengan yang lain.
Struktur kromosom raksasa ini tersusun atas pita terang dan pita gelap. Pita terang

mengandung eukromatin dengan lilitan yang renggang sedangkan pita gelap


mengandung heterokromatin dengan lilitan yang padat, mengalami kondensasi, dan
berperan aktif dalam pembelahan. DNA umumnya terdapat pada pita-pita yang gelap
(Kimball, 1990).
Dalam sel yang sedang membelah, kromosom biasanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop biasa. Akan tetapi untuk mempelajari struktur halusnya,
harus digunakan sebuah mikroskop elektron, karena dapat memberikan perbesaran
jauh lebih kuat. Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan
kromosom kelamin (kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu, maka
kebanyakan makhluk memiliki sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan
autosom. Lalat buah (Drosophila melanogaster) yang sering digunakan untuk
penyelidikan genetika mempunyai 8 kromosom, 6 autosom dan 2 kromosom kelamin
(Suryo,1986).
Untuk mendapatkan kromosom ini perlu didapatkan terlebih dahulu kelenjar
ludah larva instar 3 Drosophila melanogaster. Kelenjar ludah ini terletak di daerah
antara kepala dengan leher. Warna kelenjar ludah adalah transparan dan akan berubah
menjadi keruh saat ditetesi larutan fiksatif FAA. Kelenjar ludah Drosophila
melanogaster berjumlah sepasang dengan bentuk seperti ginjal. Sebelum diamati,
terlebih dahulu kelenjar ludah yang telah didapatkan ditetesi dengan acetocarmin.
Pemberian acetocarmin ini bertujuan untuk memberikan pewarnaan pada kromosom
sehingga kromosom lebih mudah diamati. Kromosom raksasa yang ditemukan
berwarna transparan dengan suatu ciri yang khas yang mudah dikenali, yaitu terdapat
garis-garis pita gelap dan terang berseling teratur. Dengan perbesaran mikroskop
lemah, kromosom ini sudah dapat diamati dengan cukup jelas (Iqbal, 2007).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat
Hari/tanggal
: Selasa /13 Desember 2016
Waktu
: 13.30-15.30 WITA
Tempat
: Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop cahaya
1 Buah
2. Objek glass
1 Buah
3. Deck glass
1 Buah
4. Pipet
1 buah
5. Jarum pentul
1 Buah
6. Korek api
1 Buah
Bahan:
1. Larva Drosopila melanogaster
2. Larutan NaCl 0,9%
3. Larutan FAA
4. Acetocarmin
C. Cara kerja

Lalat buah yang telah dibius untuk mempermudah


memisahkan ekor dan kepala pada lalat buah

Mengambil larva Drosophila melanogaster instar


3, kemudian meletakkannya di atas gelas arloji
atau kaca benda, setelah itu menetesinya dengan
larutan fisiologis Nacl 0,9 %

Apabila badan dan kepala Drosophila sudah


terpisah dilanjutkan dengan mencari kelenjar
ludah pada bagian kepala, kelenjar ludah ini
berbentuk seperti ginjal transparan,
sedangkan bagian badannya dibuang

Memisahkan kepala dan badan Drosophila


menggunakan dua jarum pentul yang sudah
dipanaskan hingga membara.

menetesinya dengan larutan FAA, sampai


kelenjar ludah tadi berwarna putih menutup
dengan kaca

, mengamati di bawah mikroskop untuk


menemukan kromosom raksasa
IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Gambar kromosom
1

Keterangan

Gambar

1. Kromosom

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan disebutkan bahwa kromosom dalam kelenjar ludah
Drosophila melanogaster membelah beberapa kali tetapi masing-masing strand
tidak membelah. Strand-strand tersebut tetap menempel antara satu dengan yang
lain. Dengan kata lain, kromosom raksasa ini memiliki banyak copy gen yang
tidak memisah antara satu dengan yang lain, sehingga di dalam satu sel terdapat
kopian informasi dari beberapa gen di dalam kromosom. Namun saat terjadi
endoreplikasi yang berulang-ulang pada kromosom, ada bagian yang tidak ikut
membelah dengan maksimal, yakni daerah sentromer. Sebagai hasilnya,
sentromer kromosom tergabung bersama-sama menjadi bentukan padat yang
dinamakan sentrosenter.

Ciri khas dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan
pita terang yang tersusun teratur berselang-seling. Menurut Kimball (1990), pita
terang pada kromosom raksasa ini merupakan eukromatin dengan lilitan
renggang. Sedangkan pita gelap merupakan heterokromatin dengan lilitan yang
padat dan dapat mengalami kondensasi. DNA umumnya terdapat pada pita-pita
yang gelap. Bagian yang berperan aktif dalam pembelahan adalah bagian pada
pita gelap. Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537
pita untuk kromosom X, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada
kromosom ketiga, dan 34 pita pada kromosom keempat. Sehingga total pita
adalah 2650 untuk satu genome. Beberapa penelitian lain disebutkan jumlah pita
3286.
Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva. Hal ini dapat
dimengerti karena dengan adanya replikasi kromosom yang berulang-ulang
(untuk membentuk kromosom raksasa) ini akan menguntungkan bagi larva yang
sedang tumbuh dengan cepat dari pada jika sel tersebut tetap diploid.
Pembentukan kromosom raksasa tidak hanya terjadi pada kelenjar ludah larva
prepupa Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel perawat pada
ovarium, sel folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas
abdominal. Jadi selain pada kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan
pada sel-sel tersebut. Perbedaannya adalah pada letak penggembungan.
Seperti halnya kromosom biasa lainnya, kromosom raksasa ini juga berfungsi
untuk mengatur kegiatan metabolisme di dalam sel dan mengatur semua sistem
kerja di dalam sel tersebut.
Kromosom raksasa pada saat pengamatan kami tidak dapat menemukan yang
di karenakan pemotongan antara bagian kepala dan badan mungkin saja terbawa
pada bagian badannya karena terlalu mendekati bagian ujung kepala ataukah pada

pembuatan preparat yang kurang baik, ketelitian dari kami saat mencari kelenjar
ludah yang menyerupai bentukan seperti ginjal, juga keterbatas alat yang kami
gunakan dalam melakukan pengamatan saat itu.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromosom raksasa dapat ditemukan pada kelenjar ludah Drosophila
melanogaster Kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster berbentuk
seperti benang kusut dengan pita gelap terang yang letaknya berselang-seling
bergantian pada permukaannya.
B. Saran
1. Laboratorium
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk laboratorium atau laboran adalah
hendaknya laboran dapat lebih melengkapi semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum.
2. Asisten
Hendaknya asisten lebih memperhatikan lagi praktikannya dalam melakukan
percobaan agar semua paktikan dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan
praktikkum.
3. Praktikan
Para praktikan dalam melakukan praktikum hendaknya dapat bersungguhsungguh dan tidak main-main agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, E.J, dkk. 1991. Principles of Genetics. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Kimball, W, John. 1990. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai