Anda di halaman 1dari 36

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan


distribusi keruangan (spatial distribution). Geometrik memuat informasi data
yang mengacu bumi (geo-referenced data), baik posisi (sistem koordinat
lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya. Menurut
Mather (1987), koreksi geometrik merupakan transformasi citra penginderaan
jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala, dan
proyeksi.
Koreksi

geometris

citra

dilakukan

dengan

penempatan

kembali

posisi piksel sedemikian rupa sehingga diperoleh tampilan citra yang memiliki
sistem koordinat dan skala yang sesuai. Koreksi geometri citra dilakukan
berdasarkan data rujukan yang diperoleh dari hasil pengukuran koordinat
geografi di lapang dan/ atau di peta. Ada tiga metode operasi algoritma untuk
koreksi geometris, yaitu (a) nearest neighbor, (b) bi-linear, dan (c) cubic
convolution. Tingkat ketelitian koreksi geometris dapat dilihat dari RMS-error
yang terdapat dalam jendela GCP Editnya, umumnya kurang dari 0.04.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang didapati dengan di adakannya praktikum Teknik
Penginderaan Jauh pada acara 4 ( empat ), yaitu :

85

1. Untuk memperbaiki distorsi geometrik dengan meletakan elemen citra


pada posisi planimetric (x dan y) yang seharusnya, sehingga citra
mempunyai kenampakan yang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya
di permukaan bumi agar dapat digunakan sebagai peta.
C. Manfaat
Adapun tujuan yang didapati dengan di adakannya praktikum Teknik
Penginderaan Jauh pada acara 4 ( empat ), yaitu :
1. Dapat menambah pengetahuan tentang koreksi geometric pada software
ErMapper.

86

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Koreksi geometric bertujuan untuk mengkoreksi kesalahan/ error yang


diakibatkan pergerakan satellite dan/sensor ketika mengorbit. Semua data digital
remote sensing satelit mengandung kesalahan geometric sistematik atau
nsistematik (systematic and unsystematic error) (Berstein, 1983).Kesalahan
tersebut dapat dikoreksi baik dengan menggunakan variable yang diketahui dalam
internal sensor dan juga dapat dilakukan koreksi dengan menyamakan (matching)
koordinat dengan citra yang telah dikoreksi atau dengan menggunakan Global
Posisitioning System (GPS). Koreksi geometric dilakukan dengan menggunakan
GCP(Ground Control Point). GCP merupakan titik di permukaan bumi dimana
antara koordinat citra diukur dalam baris dan kolom) dan proyeksi peta (diukur
dalam derajat latitude longitude, meter atau feet) dapat diidentifikasi. Dalam
koreksi geometric dikenal dua jenis metode yaitu Rektifikasi dan Orthorektifikasi. Rektifikasi merupakan proses koreksi yang sesuai dengan koordinat
peta, GPS atau citracitra lainnya yang sudah terkoreksi. Sedangkan Orthorektifikasi merupakan proses koreksi geometric dengan memasukan data
ketinggian dan informasi posisi platform satellite. Metode kedua ini lebih akurat,
namun prosesnya cukup sulit karena memerlukan lebih banyak data.( Rina 2011)
sebelum melakukan koreksi geometric, analisis harus terlebih dulu melalui
proyeksi peta. System proyeksi bertujuan untuk mempertahankan jarak, sudut dan
luas. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan inputnya maka
piksel-piksel untuk mengisi data yang baru harus diresampling kembali. Namun
dalam beberapa kasus koreksi, hanya dibutuhkan penyamaan posisi antara satu

87

citra dengan citra lainnya dengan mengabaikan system koordinat. Penyamaan


posisi ini disebut proses Registrasi. Berbeda dengan Rektifikasi, Registrasi tidak
melakukan transformasi ke suatu system koordinat. Sementara itu koreksi
radiometric ialah koreksi yang bertujuan untuk memperbaiki nilai piksel supaya
sesuai dengan yang seharusnya dengan mempertimbangkan faktor gangguan
atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer menyebabkan nilai
pantulan obyek dipermukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi beda
dengan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya hamburan atau
lebih kecil karena proses serapan. Distorsi dapat terjadi sewaktu akuisisi data dan
transmisi atau perekaman detektor-detektor yang digunakan pada sensor. Distorsi
dapat terjadi sewaktu akuisisi data dan transmisi atau perekaman detektor-detektor
yang digunakan pada sensor. Metode-metode yang sering digunakan untuk
menghilangkan efek atmosfer antara lain metode pergeseran histogram (histogram
adjustment), metode regresi dan metode kalibrasi bayangan(Projo Danoedoro
1996). Namun metode yang sering digunakan adalah metode penyesuaian
histogram, karena metode ini yang paling sederhana.

88

Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil


penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam
bentuk, skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar
adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra
digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang
terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi
jajaran genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra
digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi
kesalahan geometric sistematik.
Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit
satelit sangat tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric.
Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap
sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang
diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja
satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric
pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan,
yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external
distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik
merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar
kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat
lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat

89

random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada
data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan
adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya,
akibat pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle),
yang terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut
pengamatan (field of view) satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan
perubahan luas cakupan objek. Distorsi panoramic sangat besar pengaruhnya pada
sensor satelit resolusi rendah seperti rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun
citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas
dari distorsi panoramic, karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil
hampir tidak terjadi pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi
yang disebabkan perubahan atau pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik,
dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometric menyebabkan perubahan
bentuk citra.
Koreksi geometric dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab
kesalahannya, yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random, dengan sifat
distorsi geometric pada citra. Koreksi geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1.

Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra

agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis.

90

2.

Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah

terkoreksi (image to image rectification) atau mentransformasikan system


koordinat citra multispectral dan multi temporal.
3.

Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke

koordinat peta (image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan


system proyeksi tertentu.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik
sistematik dan koreksi geometric presisi. Masing-masing sebagai berikut.
1.

Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi geomertri dengan

menggunakan informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal (internal


orientation) berisi informasi panjang focus system optiknya dan koordinat titik
utama (primary point) dalam bidang citra (image space) sedangkan distorsi lensa
dan difraksi atmosfer dianggap kecil pada sensor inderaja satelit, serta orientasi
eksternal (external orientation) berisi koordinat titik utama pada bidang bumi
(ground space) serta tiga sudut relative antara bidang citra dan bidang bumi.
2.

Koreksi geometrik presisi pada dasarnya adalah meningkatkan

ketelitian geometric dengan menggunakan titik kendali / control tanah (Ground


Control Point biasa disingkat GCP). GCP dimaksud adalah titik yang diketahui
koordinatnya secara tepat dan dapat terlihat pada citra inderaja satelit seperti
perempatan jalan dan lain-lain.
Koreksi geometrik citra dapat dilakukan dalam empat tahap yang
mencakup sebagai berikut:

91

1.

Memilih metode setelah mengetahui karakteristik kesalahan geometrik

dan tersedianya data referensi. Pemilihan metode tergantung pada jenis data
(resolusi spasial), dan jenis kesalahan geometric (skew, yaw, roll, pitch) data.
2. Penentuan parameter yang tidak diketahui didefinisikan dari persamaan
matematika antara system koordinat citra dan system koordinat geografis, untuk
menentukan menggunakan parameter kalibarasi data atau titik control tanah.
3. Cek akurasi dengan verifikasi atau validasi sesuai dengan criteria,
metode, dan data citra, maka perlu dicari solusinya agar diperoleh tingkat
ketelitian yang lebih baik. Solusinya dapat dilakukan dengan menggunakan
metode lain, atau bila data referensi yang digunakan tidak akurat atau perlu
diganti.

92

III.

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Dalam praktikum Teknik Penginderaan Jauh Acara IV ini bertempat di


laboratorium pedologi, survei dan pemetaan lahan. Dan dilaksanakan pada tanggal
21 November 2016, waktu 14.00 WIB.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Teknik Penginderaan Jauh I ini


meliputi komputer, laptop, dan mouse. Sedangkan bahan yang digunakan yakni
perangkat lunak software ErMapper 7.1 dan foto udara.

C. Metode

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.


2. Diamati pada bagian menu utama (menu bar) klik Process, lalu klik
Geocoding Wizard, kemudian pada jendela Geocoding Wizard Step 1 of 5,
kemudian Start pada kolom Input File buka citra yang akan direktifikasi
(berekstensi.ers) dan klik OK.
3. Ditekan atau di klik Step 2) Triangulation Setup, lalu klik Rectify area
outside GCPs using, kemudian klik Step 3) Gcp Setup, klik Geocoded

93

image, vector or algorithm, dan bukalah citra yang akan digunakan untuk
rektifikasi/citra yang telah memiliki koordinat, kemudian klik Save.
4. Dilanjutkan dengan meng klik lagi pada Step 4) GCP Edit, maka muncul 4
buah jendela citra yang belum (A) dan sudah terkoreksi secara geometrik
(B), dan seterusnya.
5. Diletakkan kursor pada citra yang belum direktifikasi, lalu ganti dengan
pointer tool. Kemudian perbesar objek pada kedua citra dengan
menggunakan Zoom/Zoom Box Tool untuk memudahkan mengenali objek
tersebut.
6. Dipindahkan kursor ke jendela Geocoding Wizard dan lakukan baris titik
ikat GCP dengan meng klik nya.
7. Dibuatlah pembuatan titik ikat GCP minimal 4 buah.
8. Diubahlah bila dianggap cukup pada jendela Geocoding Wizard 4) GCP
Edit, lalu pada kolom Edit ganti dengan NO dengan jalan Klik 1X.
Kemudian pada kotak Display centang kotak Erros dan kotak Auto zoom.
9. Digunakanlah fasilitas Zoom Box Tools, kemudian Pointer, Quick Zoom
dan Zoom to All Dataset serta lakukan perbaikan atau pergeseran posisi
titik ikat pada tiap nomor hingga RMS Error kurang dari 0.04.
1. Ditekan atau di klik pada 5) Rectify dan simpanlah citra yang telah di
rektifikasi tersebut dengan nama yang mudah untuk dikenali. Kemudian
Klik Save File and Start rectifications dan tunggu hingga proses penge
save an selesai.

94

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Pwt 1

Pwt_1

SC_Tabel_Pwt_1

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Pertigaan Jalan Asrama SPN


Polres Banyumas
Tiang Bendera SPN
STMIK AMIKOM

Deskripsi Lokasi :
1. Lokasi pertama berada pada komplek SPN purwokerto Jalan Letjen Polisi
Sumarto Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa
Tengah. Terletak pada Koordinat 7:24:5.13S dan 109:13.49.32E.
2. Polres Banyumas berada pada jalan Letjen Polisi Sumarto Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Terletak pada
koordunat 7:24:14.25S dan 109:13:53.9E.

95

3. Tiang Bendera SPN berada pada komplek SPN Purwokerto jalan Letjen
Polisi Sumarto kecamatan Purwanegara kabupaten Banyumas provinsi
Jawa Tengah berada pada koordinat 7:24:1.71S dan 109:13:57.44E.
4. STMIK AMIKOM berada di Jalan Letjen Polisi Sumarto kecamatan
Purwanegara kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah. Berada pada
koordinat 7:24:5.24S dan 109:13:52.7E

2. Pwt 2

96

Pwt_2

SC_Tabel_Pwt_2

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Gor Satria
Score Futsal
Rumah
Lapangan GOR SOESOE

Deskripsi Lokasi :
1. Gor Satria terletak di Jalan Prof. Dr. Suharso kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada koordinat
7:24:52.82S dan 109:14:59.97E.
2. Score Futsal terletak di jalan Dr. Soeparno kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada Koordinat
7:24:52.07S dan 109:15:15.16S.
3. Rumah terletak di jalan Gunung Muria samping Masjid Fatimahtuhzahra
karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara kabupaten Banyumas
provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:24:22.06S dan 109:15:3.7E.

97

4. Lapangan Gor Soesilo Soedirman berada pada komplek olahraga


UNSOED jalan Dr. Soeparno Karangwangkal Kecamatan Purwokerto
Utara kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada koordinat
7:24:28.16S dan 109:15:4.95E.
3. Pwt 3

Pwt_3

SC_Tabel_Pwt_3

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Irigasi
Parkiran Motor Stasiun
Stasiun
Rumah

Deskripsi Lokasi :
1. Irigasi berada Gang Rasam Jl Kober Purwokerto Barat kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa tengah berada pada koordinat 7:24:57.8S dan
109:13:23.45E.

98

2. Parkiran Motor Stasiun berada di komplek Stasiun Purwokerto Jalan


Stasiun Purwokerto Barat kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah
pada koordinat 7:25:7.52S dan 109:13:20.71E.
3. Stasiun berada dikomplek Stasiun Purwokerto Jalan Stasiun, Purwokerto
Barat Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:12.25S dan 109:13:18.72E.
4. Rumah berada Jalan Pemudi, Purwokerto Barat kabupaten Banyumas
provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:24:58.05S dan 109:13:37.4E.

4. Pwt 4

Pwt_4

SC_Tabel_Pwt_4

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Kolam Renang Tirta Kencana


Bundaran Berkoh
Gedung
Pasar Wage

99

Deskripsi Lokasi :
1. Kolam Renang Tirta Kencana berada di Jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:26:17.88S dan 109:15:36.95E.
2. Bundaran Berkoh berada di jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto Selatan
kabupaten Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada
koordinat 7:26:14.39S dan 109:15:44.3E.
3. Gedung berada di jalan Jenderal Soedirman, Berkoh Purwokerto selatan
Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:2.31S
dan 109:15:28.61E.
4. Pasar Wage berada di jalan Pasar Wage, Purwokerto kabupaten Banyumas
provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:25:36.04S dan 109:14:59.84E.

5. Pwt 5

100

Pwt_5

SC_Tabel_Pwt_5

Keterangan :
1. Bioskop Rajawali
2. Moro Mall Purwokerto
3. Bundaran
4. Gedung
Deskripsi Lokasi :
1. Bioskop Rajawali berada di jalan S.Parman Purwokerto Timur kabupaten
Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:25:58.83S dan
109:14:40.42E.
2. Moro Mall Purwokerto berada di jalan Perintis Kemerdekaan, Purwokerto
Timur kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:45.13S dan 109:14:28.58E.
3. Bundaran Andhang Pangrengan berada dijalan Gerilya, Purwokerto Timur
kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:23.11S
dan 109:14:39.54E.

101

4. Bank BTN Cabang Purwokerto berada di jalan Jenderal Soedirman,


Purwokerto Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:37.65S dan 109:14:21.24E.

6. Pwt 6

Pwt_6

SC_Tabel_Pwt_6

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Bundaran
Moro Mall Purwokerto
Kolam Renang
Rumah

Deskripsi Lokasi :
1. Bundaran Andhang Pangrengan berada dijalan Gerilya, Purwokerto Timur
kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:23.11S
dan 109:14:39.54E.

102

2. Moro Mall Purwokerto berada di jalan Perintis Kemerdekaan, Purwokerto


Timur kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:45.13S dan 109:14:28.58E.
3. Kolam Renang Tirta Kencana berada di Jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:26:17.88S dan 109:15:36.95E.
4. Rumah berada di jalan dijalan Gerilya, Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:18.4S dan
109:15:25.11E

7. Pwt 7

Pwt_7

SC_Tabel_Pwt_7

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Rumah
Lapangan
Perempatan
Sekolah

103

Deskripsi Lokasi :
1. Rumah terletak di Jalan Gunung Tugel, Gunung Tugel, Purwokerto
Selatan, kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:27:9.41S dan 109:14:33.13E.
2. Lapangan Terletak di Perum Pamujan jalan Patroli, Gunung Tugel
Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada
koordinat 7:27:26.81S dan 109:14:45.34E.
3. Perempatan terletak di karangklesem, Jalan prajurit, Purwokerto Selatan
kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:27:6.9S dan
109:14:33.75E
4. Sekolah berada di jalan Gunung Tugel Karang Klesem, Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:27:22.71S dan 109:14:37.82E.

8. Pwt 8

104

Pwt_8

SC_Tabel_Pwt_8

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Pertokoan
Rumah
Sawah
Pertigaan

Deskripsi Lokasi :
1. Pertokoan terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:27:44.71S
dan 109:14:25.56E
2. Rumah terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:28:9.28S
dan 109:14:46.36E
3. Sawah terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:28:12.2S
dan 109:14:51.82E.

105

4. Pertigaan di desa karang klesem, Kecamatan Purwokerto Selatan provinsi


Jawa Tengah dengan koordinat 7:27:52.68S dan 109:14:56.1E

B. Pembahasan

Koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh


sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan
proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan
kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang
tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam
sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran
genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital
mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan
geometric sistematik.
Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit
satelit sangat tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric.
Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap
sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang
diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja
satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric
pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan,

106

yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external


distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik
merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar
kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat
lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat
random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada
data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan
adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya,
akibat pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle),
yang terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut
pengamatan (field of view) satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan
perubahan luas cakupan objek. Distorsi panoramic sangat besar pengaruhnya pada
sensor satelit resolusi rendah seperti rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun
citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas
dari distorsi panoramic, karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil
hampir tidak terjadi pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi
yang disebabkan perubahan atau pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik,
dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometric menyebabkan perubahan
bentuk citra.

107

Koreksi geometric dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab


kesalahannya, yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random, dengan sifat
distorsi geometric pada citra. Koreksi geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1.

Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra

agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis.


2.

Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah

terkoreksi (image to image rectification) atau mentransformasikan system


koordinat citra multispectral dan multi temporal.
3.

Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke

koordinat peta (image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan


system proyeksi tertentu.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik
sistematik dan koreksi geometric presisi. Masing-masing sebagai berikut.
1.

Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi geomertri dengan

menggunakan informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal (internal


orientation) berisi informasi panjang focus system optiknya dan koordinat titik
utama (primary point) dalam bidang citra (image space) sedangkan distorsi lensa
dan difraksi atmosfer dianggap kecil pada sensor inderaja satelit, serta orientasi
eksternal (external orientation) berisi koordinat titik utama pada bidang bumi
(ground space) serta tiga sudut relative antara bidang citra dan bidang bumi.

108

2.

Koreksi geometrik presisi pada dasarnya adalah meningkatkan

ketelitian geometric dengan menggunakan titik kendali / control tanah (Ground


Control Point biasa disingkat GCP). GCP dimaksud adalah titik yang diketahui
koordinatnya secara tepat dan dapat terlihat pada citra inderaja satelit seperti
perempatan jalan dan lain-lain.
Koreksi geometrik citra dapat dilakukan dalam empat tahap yang
mencakup sebagai berikut:
1.

Memilih metode setelah mengetahui karakteristik kesalahan geometrik

dan tersedianya data referensi. Pemilihan metode tergantung pada jenis data
(resolusi spasial), dan jenis kesalahan geometric (skew, yaw, roll, pitch) data.
2. Penentuan parameter yang tidak diketahui didefinisikan dari persamaan
matematika antara system koordinat citra dan system koordinat geografis, untuk
menentukan menggunakan parameter kalibarasi data atau titik control tanah.
3. Cek akurasi dengan verifikasi atau validasi sesuai dengan criteria,
metode, dan data citra, maka perlu dicari solusinya agar diperoleh tingkat
ketelitian yang lebih baik. Solusinya dapat dilakukan dengan menggunakan
metode lain, atau bila data referensi yang digunakan tidak akurat atau perlu
diganti.
Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan.
UTM merupakan proyeksi silinder yang mempunyai kedudukan transversal, serta
sifat distorsinya conform. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah
meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala1. Lebar zone 6

109

dihitung dari 180 BT dengan nomor zone 1 hingga ke 180 BT dengan nomor
zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri. Perbesaran di meridian
tengah = 0,9996. Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84 LU dan 80
LS.Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya terletak pada koordinatnya.
Proyeksi lain mengenal koordinat negatif sedangkan proyeksi UTM tidak
mengenal koordinat negatif.
Ciri dari Proyeksi UTM adalah :
1. Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis
meridian dengan lebar 6 yang disebutZone. ZONE : Penomoran Zone
merupakan suatu kesepakatan yang dihitung dari Garis Tanggal
Internasional (IDT) pada Meridian 180 Geografi ke arah Barat - Timur,
Zone 1 = (180W sampai dengan 174W). Wilayah Indonesia dilingkup
oleh Zone 46 sampai dengan Zone 54 dengan kata lain dari Bujur 94
E(ast) sampai dengan 141 E(ast)
2. Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada
tengah bidang proyeksi.
3. Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah
bidang Proyeksi.
4. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis
proyeksi pada butir 2 dan 3 dengan interval sama. Jadi, garis pembentuk
grid bukan hasil proyeksi dari garis Bujur atau garis Lintang Elipsoid
(kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
5. Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis
horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan

110

diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta. Catatan : Faktor skala tidak


sama dengan skala peta.
6. Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian
Pusat = 0, atau garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian
Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut
Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan
simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi terhadap
garis Ekuator).
World Geodetic System adalah standar untuk digunakan dalam kartografi,
geodesi, dan navigasi. Terdiri dari bingkai koordinat standar untuk Bumi,
permukaan referensi standar bulat (datum atau referensi ellipsoid) untuk data
ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang
mendefinisikan permukaan laut nominal.
Revisi terbaru adalah WGS 84 (penanggalan dari tahun 1984 dan terakhir
direvisi pada tahun 2004), yang berlaku sampai sekitar 2010. Skema sebelumnya
termasuk WGS 72, WGS 66, dan WGS 60. WGS 84 adalah koordinat sistem
referensi yang digunakan oleh Global Positioning System. Datum yang digunakan
untuk penentuan posisi GPS disebut WGS84 (World Geodetic System 1984). Ini
terdiri dari tiga dimensi sistem koordinat Cartesian dan ellipsoid terkait, sehingga
posisi WGS84 dapat digambarkan sebagai salah koordinat XYZ Cartesian atau
lintang, bujur dan koordinat elipsoid tinggi. Asal usul datum adalah Geocentre
(pusat massa Bumi) dan dirancang untuk posisi mana saja di Bumi.

111

Sejalan dengan definisi datum yang diberikan, datum WGS84 tidak lebih dari
satu set konvensi, konstanta diadopsi dan formula. Tidak ada infrastruktur fisik
disertakan, dan definisi tersebut tidak menunjukkan bagaimana Anda dapat
memposisikan diri dalam sistem ini. Definisi WGS84 termasuk item berikut:
a. Sumbu Cartesian WGS84 ellipsoid dan yang geosentris, yaitu, asal mereka
adalah pusat massa dari seluruh bumi, termasuk lautan dan atmosfer.
b. Skala sumbu adalah bahwa dari kerangka Bumi lokal, dalam arti teori
relativistik gravitasi.
c. Orientasi mereka (yaitu, arah dari sumbu dan, karenanya, orientasi
khatulistiwa elipsoid dan meridian utama dari nol bujur) bertepatan dengan
ekuator dan meridian utama dari Internationale de l'Heure Biro pada saat ini
dalam waktu 1984,0 ( yaitu, tengah malam pada Malam Tahun Baru 1983).
d. Sejak 1.984,0 orientasi sumbu dan ellipsoid telah berubah sedemikian rupa
sehingga gerak rata-rata lempeng kerak relatif terhadap ellipsoid adalah
nol. Hal ini memastikan bahwa sumbu Z dari datum WGS84 bertepatan
dengan Kutub Referensi Internasional, dan bahwa meridian utama dari
elipsoid (yaitu, pesawat yang berisi Z dan sumbu X Cartesian) bertepatan
dengan International Reference Meridian.
e. Bentuk dan ukuran ellipsoid biaksial WGS84 didefinisikan oleh panjang
sumbu semi-mayor dan timbal balik dari merata. Ellipsoid ini adalah bentuk
yang sama dan ukurannya dengan ellipsoid GRS80.
f. Nilai-nilai konvensional juga diadopsi untuk kecepatan sudut standar Bumi,
dan untuk Bumi gravitasi konstan. Yang pertama diperlukan untuk pengukuran
waktu dan yang kedua untuk menentukan skala sistem dalam arti
relativistik. Kami tidak akan pertimbangkan parameter lebih lanjut di sini.

112

Pada praktikum acara koreksi geometrik menggunakan wilayah Purwokerto,


dengan masing masing daerah.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 1 :
1. Lokasi pertama berada pada komplek SPN purwokerto Jalan Letjen Polisi
Sumarto Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa
Tengah. Terletak pada Koordinat 7:24:5.13S dan 109:13.49.32E.
2. Polres Banyumas berada pada jalan Letjen Polisi Sumarto Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Terletak pada
koordunat 7:24:14.25S dan 109:13:53.9E.
3. Tiang Bendera SPN berada pada komplek SPN Purwokerto jalan Letjen
Polisi Sumarto kecamatan Purwanegara kabupaten Banyumas provinsi
Jawa Tengah berada pada koordinat 7:24:1.71S dan 109:13:57.44E.
4. STMIK AMIKOM berada di Jalan Letjen Polisi Sumarto kecamatan
Purwanegara kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah. Berada pada
koordinat 7:24:5.24S dan 109:13:52.7E
Deskripsi Lokasi Purwokerto 2:
1. Gor Satria terletak di Jalan Prof. Dr. Suharso kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada koordinat
7:24:52.82S dan 109:14:59.97E.

113

2. Score Futsal terletak di jalan Dr. Soeparno kecamatan Purwokerto Utara


Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada Koordinat
7:24:52.07S dan 109:15:15.16S.
3. Rumah terletak di jalan Gunung Muria samping Masjid Fatimahtuhzahra
karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara kabupaten Banyumas
provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:24:22.06S dan 109:15:3.7E.
4. Lapangan Gor Soesilo Soedirman berada pada komplek olahraga
UNSOED jalan Dr. Soeparno Karangwangkal Kecamatan Purwokerto
Utara kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah berada pada koordinat
7:24:28.16S dan 109:15:4.95E.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 3:
1. Irigasi berada Gang Rasam Jl Kober Purwokerto Barat kabupaten
Banyumas Provinsi Jawa tengah berada pada koordinat 7:24:57.8S dan
109:13:23.45E.
2. Parkiran Motor Stasiun berada di komplek Stasiun Purwokerto Jalan
Stasiun Purwokerto Barat kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah
pada koordinat 7:25:7.52S dan 109:13:20.71E.
3. Stasiun berada dikomplek Stasiun Purwokerto Jalan Stasiun, Purwokerto
Barat Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:12.25S dan 109:13:18.72E.

114

4. Rumah berada Jalan Pemudi, Purwokerto Barat kabupaten Banyumas


provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:24:58.05S dan 109:13:37.4E.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 4 :
1. Kolam Renang Tirta Kencana berada di Jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:26:17.88S dan 109:15:36.95E.
2. Bundaran Berkoh berada di jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto Selatan
kabupaten Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada
koordinat 7:26:14.39S dan 109:15:44.3E.
3. Gedung berada di jalan Jenderal Soedirman, Berkoh Purwokerto selatan
Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:2.31S
dan 109:15:28.61E.
4. Pasar Wage berada di jalan Pasar Wage, Purwokerto kabupaten Banyumas
provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:25:36.04S dan 109:14:59.84E.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 5 :
1. Bioskop Rajawali berada di jalan S.Parman Purwokerto Timur kabupaten
Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:25:58.83S dan
109:14:40.42E.

115

2. Moro Mall Purwokerto berada di jalan Perintis Kemerdekaan, Purwokerto


Timur kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:45.13S dan 109:14:28.58E.
3. Bundaran Andhang Pangrengan berada dijalan Gerilya, Purwokerto Timur
kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:23.11S
dan 109:14:39.54E.
4. Bank BTN Cabang Purwokerto berada di jalan Jenderal Soedirman,
Purwokerto Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:37.65S dan 109:14:21.24E.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 6 :
1. Bundaran Andhang Pangrengan berada dijalan Gerilya, Purwokerto Timur
kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:23.11S
dan 109:14:39.54E.
2. Moro Mall Purwokerto berada di jalan Perintis Kemerdekaan, Purwokerto
Timur kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:25:45.13S dan 109:14:28.58E.
3. Kolam Renang Tirta Kencana berada di Jalan Gerilya, Berkoh Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:26:17.88S dan 109:15:36.95E.

116

4. Rumah berada di jalan dijalan Gerilya, Purwokerto Timur Kabupaten


Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:26:18.4S dan
109:15:25.11E
Deskripsi Lokasi Purwokerto 7 :
1. Rumah terletak di Jalan Gunung Tugel, Gunung Tugel, Purwokerto
Selatan, kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:27:9.41S dan 109:14:33.13E.
2. Lapangan Terletak di Perum Pamujan jalan Patroli, Gunung Tugel
Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada
koordinat 7:27:26.81S dan 109:14:45.34E.
3. Perempatan terletak di karangklesem, Jalan prajurit, Purwokerto Selatan
kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7:27:6.9S dan
109:14:33.75E
4. Sekolah berada di jalan Gunung Tugel Karang Klesem, Purwokerto
Selatan kabupaten Banyumas provinsi Jawa Tengah pada koordinat
7:27:22.71S dan 109:14:37.82E.
Deskripsi Lokasi Purwokerto 8 :
1. Pertokoan terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:27:44.71S
dan 109:14:25.56E

117

2. Rumah terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan


Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:28:9.28S
dan 109:14:46.36E
3. Sawah terletak di Jalan gunung tugel, karang klesem, Kecamatan
Purwokerto Selatan provinsi Jawa Tengah dengan koordinat 7:28:12.2S
dan 109:14:51.82E.
4. Pertigaan di desa karang klesem, Kecamatan Purwokerto Selatan provinsi
Jawa Tengah dengan koordinat 7:27:52.68S dan 109:14:56.1E

118

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum acara empat yakni :
1. Koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh
sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan
proyeksi. Transforamasi

geometrik

yang

paling

mendasar adalah

penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra


digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan
bumi yang terekam sensor.
B. Saran
Saran untuk praktikum acara empat adalah supaya asisten dapat
mengkondisikan praktikan sehingga timbul suasana yang nyaman untuk
melakukan praktikum. Dan juga

119

`DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB press, Bogor.


Aronoff, Stan. 1989. GIS : a Management Perspective, WDL. Publication, Ottawa.

Campbell, J.B. 1987. Introduction To Remote Sensing : Third


Edition. New York : The Guilford Press.
Cucun Very Angkoso, July 2013, PENGENALAN JENDER BERBASIS
TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL. Prosiding
Konferensi Nasional Inovasi Dalam Desain dan Teknologi.
IDEATech 2011 ISSN:2089|1121
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital, Teori dan Aplikasi
dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta

Lillesand, T. M. Dan R. W. Kiefer, 1994, Remote Sensing and


Image Interpretation, Third Edition. John Wiley and Sons,
New York
Lillesand, Thomas M; Ralph W Kiefer. 1979. Penginderaan Jauh dan Interpretasi
Citra. Trans. Dulbahri, dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suharyadi. 2001. Penginderaan Jauh untuk Studi Kota. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Vink, A.PA., 1975. Land Use in Advancing Agriculture. Berlin/Heidelberg:
Springer.

120

Anda mungkin juga menyukai