SISTEM PRODUKSI
Oleh :
Tim Dosen Sistem Produksi
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Putra
2009
KATA PENGANTAR
Mata kuliah Sistem Produksi adalah jenis mata kuliah keahlian berkarya di program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra. Buku ajar Sistem Produksi ini
berisi lingkup: keseimbangan lintasan, manajemen rantai pasok, teknologi operasi hingga just in
time (JIT) . Program kuliah direncanakan menggunakan pendekatan student center learning,
dimana mahasiswa harus aktif mencari bahan-bahan sendiri melalui text book maupun melalui
online reading yang direkomendasikan.
Mudah-mudahan buku ajar Sistem Produksi ini dapat menambah bahan belajar bagi
mahasiswa teknik industri. Terimakasih kepada seluruh bapak/ibu dosen anggota tim penyusun
buku ajar ini maupun pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ajar ini. Demi
penyempurnaan buku ajar ini, kami mengharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan masukan dan saran.
Penyusun
Tim Dosen Penyusun Buku Ajar Sistem Produksi
Dalam suatu perusahaan, hubungan antara produksi dengan departemen lainnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
Finance
Suppliers
Purchasing
Produksi
Personnel
Labor Force
Marketing
Customer
Produksi Finance: budget, break even point, price per unit, dll
Produksi Personnel: jumlah tenaga kerja yang harus di-hire per shift atau per day
Produksi Marketing: produk yang harus diproduksi, forecast produk yang harus
dipenuhi, dan kapan untuk kirim
Produksi Purchasing: jumlah & jenis material yang harus di-order dan kapan
material itu siap untuk diproduksi
Konsep
Scientific Management
Moving Assembly Line
Economic Lot Size
Industrial Psychology
Tools
Time & Motion Study
Activity Scheduling Sheet
Economic Order Qty
1930s
Quality Control
1940s
Simulation
Waiting Line
Decision Theory
PERT & CPM
Mathematical Programming
1970s
Shop Scheduling
Inventory Control
Forecasting, MRP
Project Management
1980s
Tahun
1990s
Concept
TQM
Tools
Baldridge Quality Award
ISO 9000
QFD
Business Process
Value Engineering
Electronic Enterprise
Internet
SAP
2000s
E-Commerce
Sumber: Chase,et al. Operations Management. 2002
Manufacturing
Distribution Customer
South America
Brazil
Mexico
UK
A
B
C
etc
Untuk mengubah input / masukkan menjadi output yang diinginkan melalui proses
transformasi
Pada dept store terjadi proses informasi (customer dapat membandingkan harga &
mutu), penyimpanan (stock yang tersedia), dan transaksi (menjual barang)
Pada fungsi manajemen produksi / operasi, keputusan manajemen dapat digolongkan menjadi
3 area utama:
1. Strategic (long term) decision merupakan keputusan untuk beberapa tahun ke depan,
seperti:
a. How will we make the product?
b. Where do we locate the facility?
c. How much capacity do we need?
d. When should we add more capacity?
2. Tactical (intermediate term) decision merupakan keputusan untuk beberapa bulan ke
depan, seperti:
a. How many workers do we need?
b. Should we work overtime or put in a second shift?
c. When should we have material delivered?
d. Should we have a finished goods inventory?
3. Operational decision merupakan keputusan untuk satu hari atau beberapa hari ke
depan, seperti:
a. What jobs do we work in today or this week?
b. Whom do we assign to what task?
c. What jobs have priority?
New Product
Needs
Ideas
Marketing
Advanced
Research
Technical
Customer
Market
System
Promosi
Concept
Product
Design
Call
Product Spec
Process
Planning
Products
Production
Warehouse
& Logistics
Sales
Order
Aktivitas:
- market research
- customer survey
- benchmarking
- customer service
- forecasting
- promosi
Production Order
Aktivitas:
- design drawing
- material trial
- prototype (if any)
- cost analysis
- scale up produksi
Manufacturing
Aktivitas:
- perencanaan jadwal produksi
- pengorderan material
- monitoring hasil produksi
- produksi sesuai rencana
- maintenance mesin / tools
- evaluasi hasil produksi
Logistics
Aktivitas:
- pengiriman
- hitung volume kirim
- packing list
- material handling
Pelayanan purna jual bisa untuk improvisasi produk atau sebagai dasar/input
produk baru berikutnya
Telepon bebas pulsa lebih ke arah terima keluhan untuk perbaikan produk yang
sudah ada atau produk berikutnya
Speed of getting an effective design into the market without problems and through error
free manufacturing and assembly processes
Reliability and durability of the product in the market which enhances the reputation of
the product and the company
Low overall cost which enhances product margin and also releases finances within the
business as well as allowing the ability to engage in price competition
Enhanced quality and compliance with minimal costs of warranty that allows company to
differentiate its products based this perceived quality
Menentukan fungsi bisnis mana saja yang akan menerima progress proyek value
analysis
g. Memilih produk
h. Membuat tujuan proyek value analysis
i.
Memilih personil
j.
Melatih tim
10
Performance
Measures
Impact on Competitiveness
Dimension
Time to Market
introduction
-
to
customer / competitor
market introduction
-
Responsiveness
Quality
of
design
close to market
Frequency of projects
Number of project
projects
Frequency of project
Economics
started
-
Productivity
Engineering
hours
per
per project
-
development
-
Quality
Conformances: reliability in
Reputation:
customer
11
Design:
loyalty
performance
&
Relative attractiveness
customer satisfaction
to
share
-
customer:
market
Profitability: cost of on
going service
12
A. Pengertian Forecast
Forecast / Peramalan merupakan suatu prediksi yang akan terjadi di masa mendatang, dan
berguna untuk perusahaan dalam hal mengambil keputusan.
Forecast (James B. Dilworth and Lawrence P. Ettkin): dugaan terhadap apa yang akan
terjadi dii masa mendatang ( A forecast is an inference of what is likely to happen in the
future; Forecasting is more of an art than a science ).
B. Type Forecast
Dilworth and Ettkin membagi forecast ke dalam 3 kategori:
a. Forecast Teknologi (Technological Forecast): merupakan estimasi kecepatan
perkembangan teknologi
b. Forecast Ekonomi (Economic Forecast): merupakan predikis bisnis di masa
mendatang. Di Amerika Serikat, forecast ini biasanya diterbitkan oleh unit
pemerintahan atau organisasi khusus.
c. Forecast Permintaan (Demand Forecast) merupakan tingkat permintaan yang
diharapkan untuk suatu barang atau jasa untuk beberapa periode mendatang.
C. Komponen Forecasting Demand
1. Time Frame: short range (mingguan), medium range (1 bulan 24 bulan), long range
(>24 bulan) forecast
2. Demand Behavior
3. Metode Forecasting: ada 2 yakni kuantitatif dan kualitatif.
a. Kuantitatif: time series, causal methods (regression analysis), simulation biasanya
untuk short & medium range forecast
b. Kualitatif: forecast yang membutuhkan managerial judgment, keahlian, dan pendapat
orang yang ahli dalam bidangnya biasanya untuk medium & long range forecast
4. Proses Forecasting
13
5. Hitung Forecast
Tidak OK
7. Apakah
akurasi ok?
OK
8. Adjust berdasarkan
tambahan kuaitatif
9. Monitoring Forecast
14
Period Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Demand
Original
37
40
41
37
45
50
43
47
56
52
55
54
-
39.33
39.33
41.00
44.00
46.00
46.67
48.67
51.67
54.33
53.67
37
37.90
38.83
38.28
40.30
43.21
43.15
44.30
47.81
49.07
50.85
51.79
40.00
42.60
43.20
44.40
48.20
49.60
50.60
52.80
37
38.50
39.75
38.38
41.69
45.84
44.42
45.71
50.86
51.43
53.21
53.61
60
55
50
Moving Average 3 month
45
40
Demand
35
30
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan
1
10
11
12
13
15
A. Moving Average:
Metode ini berguna untuk memprediksi forecasting demand yang relative stabil tapi tidak
dapat menunjukkan demand behavior ataupun seasonal pattern.
B. Exponential Smoothing:
Metode ini memiliki catatan sukses yang lebih baik ketimbang moving average. Metode
ini menggunakan factor smoothing constant (a weighting factor) yang disebut .
Smooting constant ini memiliki range 0 sampai dengan 1.
Contoh: = 0.20 artinya forecast kita untuk periode berikutnya didasarkan pada 20%
dari demand terbaru dan 80% dari demand sebelumnya.
16
Dimana:
t = the periode number
Dt = permintaan pada periode t
Ft = forecast pada periode t
N = banyaknya jumlah periode
= nilai absolute
Period Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TOTAL
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Demand
Exponential Smoothing
Original = 0.30 Error (Dt - Ft) I Dt - Ft I
37
0.00
0.00
40
37
3.00
3.00
41
37.90
3.10
3.10
37
38.83
-1.83
1.83
45
38.28
6.72
6.72
50
40.30
9.70
9.70
43
43.21
-0.21
0.21
47
43.15
3.85
3.85
56
44.30
11.70
11.70
52
47.81
4.19
4.19
55
49.07
5.93
5.93
54
50.85
3.15
3.15
557.00
470.69
49.31
53.39
17
Dimana:
y = variable dependent
a = intercept
b = the slope of the line
x = variable independent
Dimana:
n = number of periods
18
xy
x2
y2
y1 = 35.2 + 1.72x
37
80
123
148
225
300
301
376
504
520
605
648
3,867
1
4
9
16
25
36
49
64
81
100
121
144
650
1,369
1,600
1,681
1,369
2,025
2,500
1,849
2,209
3,136
2,704
3,025
2,916
26,383
36.92
38.64
40.36
42.08
43.8
45.52
47.24
48.96
50.68
52.4
54.12
55.84
r=
r^2 =
0.90
0.80
y dan y1
60
50
50
40
40
30
30
20
20
10
10
0
1
5
y
10
11
12
13
y1 = 35.2 + 1.72x
Correlation
Merupakan pengukuran kekuatan hubungan antara independent dan dependent variable.
Nilai dari korelasi adalah -1 sampai dengan +1; dimana -1 menunjukkan bahwa bila
dependent variable naik maka independent variable akan turun ; sedangkan untuk yang +1
menunjukkan bahwa bila dependent variable naik maka independent variable akan naik
19
)][
)]
Coefficient of Determination
Sedangkan rumus dari koefisien determinasi adalah
Pada contoh diatas koefisien determinasinya adalah 0.8 yang berarti 80% dari demand
memiliki pengaruh atas periode yang ada.
QUALITATIVE METHOD:
Methode ini disebut juga Subjective Forecasting Method (Dilworth: 1993). Adapun metode
metodenya adalah sebagai berikut:
a. Field Force Sales: estimasi sales ini berasal dari sales di setiap wilayahnya / teritori.
Metode ini cocok digunakan untuk new product
b. Jury of Executive: metode ini melibatkan eksekutif dalam mengambil keputusan, dan
metode ini hanya membutuhkan waktu yang sedikit diantara metode lainnya.
c. Users Expectation: dalam metode ini, perusahaan mendapatkan ide ide langsung dari
customer yang ada di luar perusahaan, bisa melalui survey, telepon dsb.
d. Delphi method: merupakan prosedur untuk mendapatkan informasi dan pendapat
pendapat dari individu dengan cara mengedarkan questionnaire supaya dapat
mengembangkan sebuah consensus forecast di masa mendatang.
20
Time Span
Applications
Characteristics
Forecast
Method
Long
Biasanya >5
tahun
-
Product
Biasanya
planning
umum
Research
kualitatif
program
Plant location
Capital plan
Numerik
dan Teknologi
Demografi
Judgement
Economics
Time series,
regression,
budget
economic
Production
&
index
Inventory
&
judgement
control
1 hari < x < 1
Short
tahun
Short
run Item
control:
dibeli
penyesuaian
diproduksi
untuk Trend
dan exploration,
judgement,
karyawan
dan
produksi
exponential
Overtime
smoothing,
decision
-
Purchasing
21
Interest rate
Units sold
Year 1
7.75
3500
Year 2
6.25
5000
Year 3
5.5
6500
Year 4
5.75
6000
Year 5
6
5654
=forecast(f2,b3:e3,b2:e2)
Dari ilustrasi diatas terlihat bahwa pada saat suku bunga naik, maka penjualan menurun,
begitu juga sebaliknya, pada saat suku bunga turun, maka penjualan meningkat.
22
Pengelompokkan tugas dalam stasiun kerja sehingga dapat meningkatkan ratarata produksi untuk mencapai efisiensi maksimum, yang melibatkan tenaga
kerja, fasilitas, dan peralatan. (Hamid, 255)
Waktu menganggur: Waktu suatu stasiun kerja jika berada dibawah siklus
idealnya. (Nasution, 149)
Waktu siklus: waktu yang diberikan sama pada seluruh stasiun kerja,
berdasarkan produksi rata-rata, sebagai waktu antara untuk menyelesaikan pada
lini produksi. Jika rata-rata produksi adalah 10 unit per jam, sebagai contoh,
maka waktu siklusnya adalah 6 menit. (Bedworth, 346; Hamid, 256)
23
MASUKAN
KELUARAN
Pengelompokkan tugas-tugas
pada stasiun kerja dengan
kapasitas / tingkatan output
yang sama
KESEIMBANGAN
LINTASAN
Data tingkatan produksi yang diinginkan pada konveris waktu tertentu (waktu
yang melebihi dari petunjuk ini dapat disesuaikan sesuai yang ada pada proses)
AT
(Satuan = jam)
OR
C = Waktu siklus
AT = Waktu operasi kerja
OR = Produksi rata-rata
T
C
24
Efisiensi lini (Line Efficiency), merupakan perbadingan dari total waktu per
stasiun kerja terhadap keterkaitan waktu maksimum dengan jumlah stasiun
kerja.
Line Efficiency (LE) =
T
x100%
NC
100.NC T
NC
Banyaknya jumlah stasiun kerja harus lebih kecil dari banyaknya jumlah kerja
atau penugasannya.
Waktu kerja atau waktu produksi tidak boleh melebihi waktu siklus (Bedworth,
364)
25
2. Metode Wilayah
untuk
diletakkan
pertama
kali,
memberi
26
ganti
nomor
identifikasi
elemen
yang
telah
4. Metode Comsoal
Metode ini dikembangkan oleh A. L. Arcus (1965), yang didasarkan pada
berkembangnya sejumlah cukup besar pemecahan yang layak bagi
masalah keseimbangan lini. Metode ini dikomputerisasikan sehingga
27
akan
digantikan
dan
dengan
demikian
28
g) Perbarui
tugas
yang
tersedia
dalam
daftar
B,
dengan
j)
Kesimpulan
Keseimbangan lintasan digunakan dalam produksi masal (batch) terutama dalam
lintas perakitan. Penyeimbangan lintasan bertujuan untuk memenuhi permintaan dan
membebankan pekerjaan pada beberapa stasiun kerja sedemikian rupa sehingga
tercapai keseimbangan kecepatan kerja antar stasiun yang akan menghasilkan tingkat
efisiensi lintasan yang maksimal.
29
heuristik . Masih harus dilakukan trial and error untuk menyempurnakan hasil yang
diperoleh dari model-model di atas.
30
BAB IV
OPERATIONS SCHEDULING / MANUFACTURING EXECUTION SYSTEMS
Mengalokasikan order, perlengkapan dan personil ke work center ataupun lokasi yang
telah ditentukan
31
D. JOB SEQUENCING
Proses untuk menentukan pekerjaan mana yang mulai lebih dulu pada suatu mesin atau pada
suatu work center disebut dengan job sequencing atau priority sequencing.
Priority rules adalah rules yang digunakan untuk menetapkan job sequence.
32
Jobs
A
B
C
D
E
Slack
2
2
5
3
1
Jobs Waktu Proses Batas Waktu Flow Time Jumlah Hari Keterlambatan
A
3
5
0+3 = 3
0
B
4
6
3+4 = 7
1
C
2
7
7+2 = 9
2
D
6
9
9+6 = 15
6
E
1
2
15+1 = 16
14
Total Flow Time = 3 + 7 + 9 + 15 + 16 = 50 hari
23
Rata2 Flow Time = 50/5 = 10 hari
Rata2 waktu keterlambatan = 23/5 = 4.6 hari
33
Jobs Waktu Proses Batas Waktu Flow Time Jumlah hari keterlambatan
E
1
2
0+1 = 1
0
A
3
5
1+3 = 4
0
B
4
6
4+4 = 8
2
C
2
7
8+2 = 10
3
D
6
9
10+6 = 16
7
12
Total flow time = 1+4+8+10+16 = 39 hari
Rata2 flow time = 39/5 = 7.8 hari
Rata2 hari keterlambatan = 12/5 = 2.4 hari
34
Jobs Waktu proses Batas waktu Flow time Jumlah hari keterlambatan
E
1
2
0+1 = 1
0
A
3
5
1+3 = 4
0
B
4
6
4+4 = 8
2
D
6
9
8+6 = 14
5
C
2
7
14+2 = 16
9
16
Total flow time = 1+4+8+14+16 = 43 hari
Rata2 flow time = 43/5 = 8.6 hari
Rata2 hari keterlambatan = 16/5 = 3.2 hari
35
f.
Jobs Waktu proses Batas waktu Flow time Jumlah hari keterlambatan
D
6
9
0+6 = 6
0
C
2
7
6+2 = 8
1
A
3
5
8+3 = 11
6
E
1
2
11+1 = 12
10
B
4
6
12+4 = 16
10
27
Total flow time = 6+8+11+12+16 = 53 hari
Rata2 flow time = 53/5 = 10.6 hari
Rata2 hari keterlambatan = 27/5 = 5.4 hari
SOT merupakan metode yang terbaik, dan secara matematis selalu yang terbaik untuk n/1
(Chase, et al: 2002, p.593)
Buat daftar waktu tiap pekerjaan pada kedua mesin ~ List the operation time for each
job on both machines
36
Jika waktu terpendek ada di mesin pertama, lakukan pekerjaan pertama kali di mesin
tersebut, jika waktu terpendek ada di mesin kedua, lakukan pekerjaan tersebut terakhir
kali ~ If the shortest time is for the first machine; do the job first; if it is for the second
machine; do the job last
Lakukan langkah 2 & 3 sampai tiap pekerjaan selesai ~ Repeat steps 2 and 3 for each
remaining job until the schedule is complete
Ilustrasi:
ITERASI 1:
Step 1: List the operation time for each job on both machines
Job
A
B
C
D
Operation Time
Machine 1 Machine 2
3
2
6
8
5
6
7
4
37
Operation Time
Machine 1 Machine 2
6
8
5
6
7
4
Step 2: Pilih waktu yang terpendek, dan ini jatuh pada Job D di mesin 2
Step 3: Berhubung waktu terpendek jatuh pada mesin 2, berarti Job D dikerjakan terakhir
(kedua dari yang terakhir; karena job A adalah yang terakhir)
ITERASI 3:
Job
B
C
Operation Time
Machine 1 Machine 2
6
8
5
6
Step 2: Pilih waktu yang terpendek, dan ini jatuh pada Job C di mesin 1
Step 3: Berhubung waktu terpendek jatuh pada mesin 1, berarti Job C dikerjakan lebih dulu
dibandingkan dengan Job B
C (5)
idle
B (6)
C (6)
D (7)
B (8)
A (3)
D (4)
idle
A (2)
21 hari
25 hari
38
Job
I
II
III
IV
V
Machines
A B C D E
5 6 4 8 3
6 4 9 8 5
4 3 2 5 4
7 2 4 5 3
3 6 4 5 5
ITERASI 2: Kurangkan masing masing kolom dengan angka terkecil yang dimilikinya
Job
I
II
III
IV
V
Machines
A B C D E
2 3 1 5 0
2 0 5 4 1
2 1 0 3 2
5 0 2 3 1
0 3 1 2 2
Dalam hal ini yang berubah adalah kolom pada mesin D, karena kolom lainnya angka
terkecilnya adalah 0.
Job
I
II
III
IV
V
Machines
A B C D E
2 3 1 3 0
2 0 5 2 1
2 1 0 1 2
5 0 2 1 1
0 3 1 0 2
39
Job
I
II
III
IV
V
Machine
A B C D E
2 3 1 3 0
2 0 5 2 1
2 1 0 1 2
5 0 2 1 1
0 3 1 0 2
Pada table diatas angka terkecilnya adalah 1, berarti angka 1 ini akan menjadi angka
pengurang pada semua angka yang tidak tertutup garis; dan angka 1 ini akan menjadi angka
penambah pada angka yang terkena cross saja
Machines
Job A B C D E
I 1 3 0 2 0
II 1 0 4 1 1
III 2 2 0 1 3
IV 4 0 1 0 0
V 0 4 1 0 3
40
41
BAB V
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Inventory turnover =
42
Note:
-
Cost of goods sold adalah annual cost perusahaan untuk memproduksi barang
ataupun jasa customer. Kadang disebut juga cost of revenue. Dan ini tidak termasuk
biaya (expense) penjualan dan administrasi.
Average aggregate inventory value adalah total value semua item dalam inventory
untuk perusahaan yang dinilai dalam value, termasuk bahan baku, work in process,
finished goods, dan distribution inventory yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam kebanyakan kasus, khususnya pada saat distribution inventory adalah dominant,
maka yang digunakan adalah weeks of supply
Weeks of supply =
Ilustrasi:
Dell computer melaporkan tahun 1999 adalah sebagai berikut:
-
43
Functional product : contohnya toko sayur dan gas stations. Karena product ini
merupakan produk yang memenuhi kebutuhan dasar, dan tidak banyak berubah, dan
demandnya juga terprediksi. Biasanya product life cyclenya 2 tahun lebih.
Karena stabilnya ini produk, maka banyak mengundang kompetisi, sehingga margin profit
juga berkurang.
-
Innovative product: biasanya life cycle produknya hanya beberapa bulan saja. Dan
konsep supply chain yang digunakan berbeda dengan yang stabil, dan harus mengetahui 2
fungsi yang berbeda: fungsi fisik dan fungsi mediasi market. Fungsi fisik tak lain adalah
merubah bahan baku menjadi produk; sedangkan fungsi mediasi market adalah produk
yang dibuat benar benar produk yang diingini oleh customer. Keuntungan dari innovative
product adalah high profit margin dalam waktu singkat, tapi jika terlalu berlebihan maka
produk tersebut akan menjadi tumpukan stock saja. Supplier yang dipilih haruslah supplier
yang flexible dan cepat tanggap. Supply chain harus dikonfigurasikan responsive terhadap
perubahan agar menghindari biaya kelebihan inventory dan kehilangan penjualan.
Berikut adalah diagram matrix untuk jenis functional product dan innovative product:
Efficient SCM
Responsive SCM
D. Outsourcing
Chase et, al (2002) mendefinisikan outsourcing sebagai berikut:
Outsourcing is the act of moving some of a firms internal activities and decision
responsibility to outside providers.
Dalam hal ini yang ditransfer adalah aktivitas, orang, fasilitas, peralatan, teknologi, dan
asset lainnya serta tanggung jawab. Benefit dari outsourcing adalah perusahaan dapat
memfokuskan pekerjaan pada business core-nya.
44
Salah satu area yang paling berkembang dalam outsourcing adalah logistic area.
Logistics is a term that refers to the management functions that support the complete
cycle of material flow.
perencanaan dan pengendalian WIP; ke pembelian, pengiriman & distribusi produk jadi.
Sekarang sebuah perusahaan logistic memiliki computer tracking yang dapat
mengurangi resiko transportasi dan dapat memastikan posisi barang tersebut.
Contoh perusahaan yang menerapkan logistic yang tracking technology adalah Federal
Expres (FedEx; DHL; dan Hewlett Packard).
Berikut beberapa alasan mengapa perlu outsourcing:
Organizationally Driven Reasons:
-
Mempercepat ekspansi
Meningkatkan keterampilan
Mengurangi biaya
Meningkatkan komitmen dan energi pada area yang bukan inti (non core area)
45
Keputusan penting adalah bagaimana suatu item dikirim? Cara mengirim ini mengacu
pada metode transportasi.
Ada 5 metode transportasi yang dikenal:
1. Highway (trucking): fleksibilitas tinggi karena item dapat dikirim ke hampir semua
lokasi. Waktu transit juga bagus dan biaya biasanya terjangkau untuk jumlah kecil
dan jarak pendek
2. Rail: biaya murah tapi waktu transit lebih panjang
3. Water: kapasitas besar dan biaya murah, tapi waktu transit sangat lambat, tapi
banyak area di dunia ini yang tidak dapat akses untuk water carrier
4. Pipeline: sangat dikhususkan untuk cairan, gas. Tidak perlu kemasan dan biaya juga
sangat murah. Tapi biaya awal untuk membuat pipa sangat mahal
5. Air / Udara: cepat tapi paling mahal.
Ilustrasi:
Cost of shipping dari Bloomington, Indiana ke Littleton, Massachussets. Diasumsikan
inventory carrying cost rate adalah 30% setiap tahunnya dari nilai produk. Cost rate ini
mencakup cost of capital, insurance, biaya gudang, dsb.
harganya $100 dan biaya inventorynya adalah $30 tiap tahunnya. Alternatif lainnya adalah
melalui highway service yang disediakan oleh UPS (United Parcel Service) dimana hanya
membutuhkan 8 hari untuk pengiriman tersebtu dan Fed Ex menawarkan 2 hari melalui
udara.
Solusi
Masalah ini adalah biaya transportasi via udara dibandingkan dengan biaya highway + cost
of carrying inventory dengan tambahan 6 hari
Shipping cost saving = Air shipping cost Regular
46
Service
Weight (pound)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
UPS
8 day
3.3
3.6
3.85
4.1
4.3
4.5
4.65
4.75
4.85
5
Fed Ex
2 day
18.25
20.5
22.5
24.5
26.75
28.75
30.75
32.75
34.75
36.75
Note:
Shipping cost savings = Inventory carrying cost
Item value = (365*shipping cost savings) / (0.3 * 6)
Kolom terakhir menunjukkan bahwa item apa pun yang valuenya lebih besar dari kolom
tersebut harus dikirim via FedEx.
Contoh:
Untuk pengiriman 5 pound suatu item yang average valuenya lebih besar dari $910.47 maka
harus dirim via FedEx.
F. Global Sourcing
Tujuan global sourcing tak lain adalah meminimasi biaya, baik itu biaya buruh maupun
biaya material, serta biaya transportasi.
Dengan demikian suatu perusahaan harus memindahakan perusahaan manufakturnya
ke lokasi yang lebih ekonomis.
Contoh: Honda New Odyssey telah memindahkan pabriknay di Alliston, Ontario,
Canada.
47
G. Mass Customization
Untuk mencapai ini semua, diperlukan keterlibatan orang orang di berbagai area, seperti
marketing, research and development, manufacturing, distribution dan finance.
1. Marketing must determine the extent to which mass customization is needed to fulfill
customers requirement
2. Researh and development harus mendesign ulang suatu produk spaya dapat
dicustomized pada titik yang paling efisien
3. Manufacturing and distribution
material dan mensituasikan proses manufaktur dan perakitan pada lokasi yang
paling efisien
4. Finance must provide activity based cost information and financiay analysis of the
alternatives
48
Research and development: yang dievaluasi adalah fungsi produk dan biaya
komponen komponen penyusunnya
Manufacturing and Distribution: yang diukur adalah biaya perakitan dan pengiriman
produk ke pelanggan
Tiap area ini harus koordinasi secara baik, karena supply chain menghubungkan semua
tahapan secara bersama sama mulai dari bahan baku sampai dengan produksi dan
customer.
Supply chain dikoordinasikan melalui electronic information system, seperti jumlah dan
kecepatan berkomunikasi mengenai pertukaran informasi, tingkat inventory, efisiensi dan
biaya yang dikeluarkan.
Enterprise Resource Planning sekarang ini banyak digunakan dan mempunyai pengaruh
yang significant terhadap permintaan pelanggan.
49
BAB V I
OPERATIONS *TECHNOLOGY
A. Technologies in Manufacturing
Pertumbuhan produktivitas banyak datang dari aplikasi teknologi operasi (operations
technology). Dalam dunia manufaktur, peningkatan produktivitas datang dari
kombinasi teknologi soft dan hard machine.
-
Teknologi hardware pada umumnya lebih menghasilkan proses automasi dan ini
banyak menggantikan tugas tugas yang dilakukan oleh manusia. Contoh
teknologinya adalah peralatan numerically controlled machine, machining
centers, industrial robots, automated material handling system, dan flexible
manufacturing system.
B. Hardware Systems
Numerically Controlled (NC) machines terdiri dari:
a. Perlengkapan mesin yang dapat digunakan untuk memutar, mengebor, ataupun
menggrinda berbagai bagian
b. Komputer yang mengendalikan urutan proses yang dilakukan oleh mesin.
NC mesin pertama kali diadopsi olhe lembaga antariksa Amerika Serikat tahun 1960an.
digunakan dan secara konstan membandingkan antara lokasi nyata yang terjadi
dengan lokasi yang telah diprogramkan dan melakukan koreksi jika diperlukan hal
ini disebut sebagai adaptive control.
50
Machining centers merupakan mesin yang lebih canggih dari NC, jadi tidak hanya
menyediakan control otomatis, tetapi juga membawa sejumlah peralatan yang dapat
diganti secara otomatis pada setiap operasi
P = I / (L-E+q (L+Z))
Dimana:
51
Ilustrasi:
I = 50,000
L = 60,000 (2 pekerja x 20,000 per shift x 2 shift per hari; overhead: 10,000 untuk
tiap shiftnya)
E = 9,600 ($2 per jam x 4,800 jam per tahunnya)
q = 1.5 (robot bekerja 50% lebih cepat dibanding dengan manusia)
Z = 10,000
P = 50,000 / (60,000 9600 + 1.5 (60,000 + 10,000)
P = 1/3 tahun
C. Software System
C.1. Computer Aided Design (CAD)
Computer Aided Design (CAD) merupakan suatu pendekatan perancangan proses dan
produk yang menggunakan kecanggihan computer. Dalam CAD terdapat teknologi
otomasi, seperti grafik computer untuk memeriksa karakteristik visual dari suatu produk;
sedangkan computer aided engineering (CAE) mengevaluasi karakteristik engineering /
rekayasanya.
Dalam CAD juga terdapat CAPP (computer aided process planning). CAPP digunakan
untuk merancang program komponen computer seperti instruksi kepada computer
controlled machine tools, dan untuk menetapkan urutan proses
CAD banyak digunakan untuk merancang pakaian renang
52
C.2. Computer Aided Manufacturing (CAM) --> Sumanth: Productivity Engineering and
Management
CAM memiliki fungsi untuk men-design dan mengendalikan proses manufaktur. Banyak
menggantikan design manual dan pengendalian fungsi dalam manufaktur,
Beberapa contoh penggunaan CAM adalah:
1. Assembly line balancing
2. Machine sequencing and loading
3. Parts scheduling
4. Inventory control (computerized MRP)
5. Capacity planning
6. Operator scheduling
7. Automated inspection
Keefektifan CAM tergantung pada efisiensi dan fleksibilitas dari software yang
digunakan. CAM merupakan pengembangan dari CAD
53
Highly automated and integrated manufacturing disebut Total Factory Automation atau
Factory to The Future.
Semua teknologi CIM digabung bersama dengan menggunakan jaringan dan database
yang terintegrasi.
Sebagai contoh: pengintegrasian memungkinkan CAD dihubungkan dengan computer
aide manufacturing
(CAM) yang
numerical control;
dan
54
Pertimbangan investasi ini sangat sulit karena bertujuan untuk mengurangi biaya
buruh dan meningkatkan mutu produk, mengurangi lead time, dan meningkatkan
fleksibilitas dari suatu operasi.
Kadangkala benefit yang ada tidak terlihat (intangible) dan perubahan teknologi yang
begitu cepat membuat peralatan yang dibeli menjadi cepat kuno dalam beberapa
tahun, hal hal inilah yang membuat evaluasi cost-benefit menjadi complex / rumit.
Jangan pernah mengasumsikan investasi dalam sebuah otomasi adalah costeffective, karena penuh ketidakpastian mengenai benefit ini.
Benefit dari investasi teknologi tentunya ada yang bisa dilihat (tangible) dan ada juga
yang tidak kelihatan (intangible).
55
2. Other Benefits:
a. Increased product variety:
b. Improved product feature: kemampuan yang tidak dimiliki oleh tangan
manusia
c. Shorter cycle time: set up yang lebih cepat dan penggantian yang lebih cepat
d. Hasil produk yang lebih banyak dibandingkan dengan manual
56
Untuk teknologi yang menyangkut proses kimia, jaman sekarang ini harus
diperhatikan pula AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sehingga
proses yang dihasilkan adalah proses yang bersahabat dengan lingkungan dan
tidak menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.
Efek dari tidak adanya pertimbangan AMDAL, akan berakibat fatal dan proses
produksi dihentikan oleh pemerintah dan masyarakat, sehingga perusahaan
dapat tersangkut proses hokum dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,
seperti ganti rugi dari efek pencemaran (masyarakat sudah tidak bisa lagi
menggunakan air yang bersih), kemudian biaya yang dikeluarkan lagi adalah
denda terhadap tidak patuhnya perusahaan terhadap lingkungan ditambah lagi
biaya lagi untuk mengatasi pencemaran tersebut agar tidak terjadi lagi.
dapat
mengalami
berkurangnya
culture
yang
sudah
ada.
57
terhadap US Dollar, maka harga yang harus dibeli atau dibayar menjadi sangat
mahal, contoh: pada saat pesan sebelum krisis terjadi, harganya USD 100 atau
identik dengan IDR 250,000, tapi harga sesudah krisis terjadi menjadi IDR
1,500,000. Dengan demikian, banyak perusahaan mengalami kerugian besar
pada saat itu, khususnya pada perusahaan yang pendapatannya dalam rupiah
(tidak memiliki pendapatan dalam USD). Dengan kerugian ini, maka perusahaan
akan mengurangi budget / memangkas budget yang ada, dan segera mencari
substitusi material yang lebih murah dengan kualitas yang sama (material local).
Secara umum, pada saat teknologi terus meningkat dan semakin banyak yang
menggunakannya, maka biaya / costnya akan turun dan akan makin banyak pula
customer yang membelinya.
Contoh: Hand Phone. Saat ini sudah banyak orang yang menggunakan HP,
sehingga harganya menjadi terjangkau oleh masyarakat luas dibandingkan
dengan harga pada saat HP pertama kali diluncurkan di pasar yang hanya
mampu dijangkau oleh kalangan ekonomi atas.
58
A. Pengantar
Total Quality Management (TQM) philosophy pertama kali diperkenalkan oleh Deming,
dan Deming dianggap sebagai bapak TQM. Filosofi ini ada sebelum Perang Dunia II,
dan Deming percaya bahwa mutu tidak hanya terbatas pada memisahkan item yang
bagus dan jelek saja, tetapi mencakup keterlibatan semua orang di sebuah organisasi.
TQM menekankan pada :
1. Customer Focus / focus pada pelanggan
2. Continuous Improvement / perbaikan yang terus menerus
3. Defect Prevention / pencegahan cacat (produk)
4. Recognition that Quality Responsibility is shared by all of us / penyadaran bahwa
tanggungjawab mutu ada di setiap orang
59
60
Dan temuan temuan ini dituangkan dalam laporan yang disebut Nonconformance
report atau Nonconforming Material Report. Dalam laporan, yang harus dicantumkan
adalah sebagai berikut:
-
Disposition of the nonconforming item (typically such items are either reworked or
repaired to meet requirements, returned to the supplier if the item was purchased or
scrapped)
The operator
The supervisor
61
62
63
64
Untuk mendukung 2 jenis pendekatan diatas, maka direkomendasikan beberapa area yang
memungkinkan untuk dilakukan value improvement.
Dan sebagian dari area ini dapat diaplikasikan pada sector industry manufaktur, sedangkan
sebagian lagi dapat diaplikasikan pada industry jasa.
65
66
Sheets:
pencatatan
data
(data
recording)
dengan
tujuan
67
68
BAB VIII
CAPACITY MANAGEMENT
capacity _ used
best _ operating _ level
Capacity biasanya dinyatakan dalam standard jam mesin atau standard jam buruh.
Capacity = jumlah buruh atau mesin x jumlah shift x utilization x efficiency (Taylor &
Russel: 1995).
Ilustrasi ke-1:
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Home Care memiliki produk dengan
wangi lemon dan strawberry. Tiap produk tersedia dalam botol maupun plastic. Manajemen
ingin menentukan kebutuhan butuh dan peralatan untuk 5 tahun mendatang
69
Solusi:
STEP 1: gunakan teknik forecasting untuk memprediksikan produk
Dan datanya didapa sebagai berikut:
Lemon
Botol (x1000)
60
100
150
200
250
Plastik (x1000)
100
200
300
400
500
Botol (x1000)
75
85
95
97
98
Plastik (x1000)
200
400
600
650
680
Strawberry
Botol
135000
185000
245000
297000
348000
Plastik
300000
600000
900000
1050000
1180000
botol : 135.000 / (3x150.000) = 0.3 yang berarti baru 30% kapasitas yang
terpakai atau 0.3 x 3 mesin = 0.9 mesin; sedangkan operator yang
dibutuhkan: 0.9 x 2 = 1.8 operator
70
STEP 3: Estimasikan kebutuhan buruh dan peralatan yang tersedia pada periode
yang diinginkan
Tahun ke3
Botol
Kapasitas yg digunakan
Mesin yg diperlukan
Buruh yg diperlukan
30%
0.9
1.8
41%
1.23
2.46
54%
1.62
3.24
66%
1.98
3.96
77%
2.31
4.62
Plastik
Kapasitas yg digunakan
Mesin yg diperlukan
Buruh yg diperlukan
24%
1.2
3.6
48%
2.4
7.2
72%
3.6
10.8
84%
4.2
12.6
94%
4.7
14.1
Dilihat dari persentase kapasitas yang digunakan, semuanya tidak melebihi 100%, berarti
untuk 5 tahun mendatang, tidak diperlukan tambah mesin botol ataupun plastic, begitu juga
dengan tenaga kerjanya.
Ilustrasi ke-2:
Sebuah toko fotocopy terdapat 2 mesin dan dioperasikan oleh 1 orang operator.
Toko ini buka selama 8 jam per hari, 2 shift per hari dan 5 hari kerja. Setiap harinya, berhenti
30 menit untuk makan siang dan 30 menit untuk makan malam. Selain itu, setiap shiftnya
mesin di servis sekitar 30 menit. Karena mesin ini baru,maka efisiensinya diasumsikan
mencapai 100%.
Dan untuk senin depan, sudah ada order sebagai berikut:
Job No
No of copies
Run
time
(min/unit)
10
500
5.2
0.08
20
1000
10.6
0.10
30
5000
3.4
0.12
40
10000
11.2
0.14
50
2000
15.3
0.10
71
Job no
Total time
10
20
30
40
50
Total
2385.7 menit
b. Dengan menambah kapasitas, dalam hal ini adalah dengan penambahan shift:
Dan cara lain untuk mengatasinya adalah menambah jumlah shift, sehingga toko ini akan
buka 3 shift.
Dengan 3 shift, maka capacity yang dimiliki : 2 mesin x 3 shift x 8 jam per shift x 100% x
87.5% = 2520 menit
Load percent = 2385.7/2520 = 94.67%
72
1. menambah pekerjaan
2. menarik pekerjaan yang dischedulekan untuk periode berikutnya
3. mengurangi kapasitas
Ilustrasi ke-3:
Sebuah perusahaan mable menjalankan usahanya 5 hari per minggu, 8 jam per hari dan
tutup selama 4 minggu per tahunnya.
Secara rata-rata, pekerja menghabiskan waktunya 20 jam untuk mengerjakan sebuah
meja. Pekerja ini juga menghabiskan 3 jam per mingunya untuk perawatan mesin dan 2
jam untuk mengambil perlengkapan produksinya
Maximum capacitynya:
5 hari per minggu x 8 jam per hari x 48 minggu per tahun / 20 jam per meja = 1920 jam
per tahun / 20 jam per meja = 96 meja per tahunnya
Efektif capacitynya:
Sebanyak 5 jam per minggu dihabiskan waktunya untuk perawatan mesin dan
perlengkapan produksinya, sehingga waktu total per tahunnya 5 x 48 = 240 jam per
tahun.
Sehingga effective capacity: (1920-240)/20 = 84 meja per tahunnya
Actual capacitynya:
73
Jika terjadi mesin breakdown , sakit, dan pengerjaan kembali (rework) sebanyak 200 jam
per tahunnya, maka actual capacitynya:
(1680-200)/20 = 74 meja per tahunnya
Ilustrasi ke-4:
Misalkan sebuah mesin break down dengan rata rata 0.8 per minggu dan waktu
perbaikan secara otomatis berkurang dengan adanya penambahan tenaga kerja. Satu
pekerja dapat memperbaiki mesin dengan rata rata 1 mesin per minggunya., dan
maximal ketersediaan tenaga kerja adalah 4 orang.
Pekerja perbaikan mesin dibayar dengan harga $250 per minggunya dan mesin
nganggur dianggap biayanya $750 per minggunya,
Biaya idle time mesin dapat dihitung dengan menggunakan formula antrian.
1. Menggunakan 1 pekerja, maka rata-rata mesin break down dalam sistem antrian
adalah:
0.8
4
1 0.8
0.8
0.6667
2 0.8
3. Menggunakan 3 pekerja, maka rata-rata mesin break down dalam sistem antrian
adalah:
74
0.8
0.3636
3 0.8
Dengan demikian, jumlah optimum tenaga kerja untuk memperbaiki mesin adalah
sebanyak 2 orang.
Frekuensi kebutuhan servis mesin dengan biaya yang dikeluarkan akibat hilangnya
waktu produksi merupakan faktor penentu dalam menghitung kapasitas yang tepat.
Untuk menghitung ini seringkali digunakan analisis antrian atau simulasi seperti cara
diatas. Keseimbangan harus dicapai antara biaya tunggu dan biaya perawatan.
75
76
BAB IX
(PENDEKATAN HEURISTIK)
Kata agregat menyatakan perencanaan dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi
total semua produk yang dihasilkan, bukan per individu produk. Sebagai contoh untuk
pabrik cat, perencanaan agregat dinyatakan dalam berapa liter cat yang akan diproduksi
meskipun permintaan terdiri dari warna, kualitas dan ukuran kaleng yang berbeda.
Chase (2004, p514) mengemukakan bahwa istilah sales and operation planning
adalah sama dengan perencanaan agregat atau aggregate planning, yakni kerja lintas
fungsional yang melibatkan general management, sales, operations, finance, and
product development.
77
Masih dari sumber yang sama (Arman Hakim, 2006, p 255) fungsi dari
perencanaan agregat adalah: menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi
permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja
78
Sedangkan menurut Chase (2006, p516) fungsi dari perencanaan agregat adalah
menentukan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, dan
persedian di tangan. Perencanaan agregat yang tergolong medium range planning
dengan periode 6 sampai 18 bulan memegang peranan penting dalam perencanaan
operasi secara keseluruhan.
Perencanaan Produksi
Setelah adanya perencanaan agregat, maka berkaitan dengan itu akan disusun
perencanaan produksi atau planning for production. Dalam perencanaan ini Chase
(2006, p518) membagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya menjadi dua,yakni:
faktor dari dalam (internal to firm) dan faktor daru luar (external to firm).
Faktor dalam atau internal to firm ini memiliki karaketeristik yang controllability.
Yakni faktor yang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan, berbeda dengan faktor
luar yang bergantung pada kondisi eksternal. Faktor internal inilah yang berkaitan
dengan perencanaan agregat ataupun strategi perencanaan produksi nantinya. Untuk
lebih jelasnya faktor-faktor tersebut, dapat dilihat pada diagram berikut.
Competitors
behaviour
Raw material
availability
Market
Demand
External to
Firm
External
Capacity
Current
Physical
Capacity
Planning for
production
Current
Workforce
Inventory
Levels
Economic
conditions
Activities
Required For
Productions
Internal to
Firm
79
Secara
umum, kriteria
masalah
meminimumkan biaya total produksi selama periode perencanaan. Adapun komponenkomponen biaya dalam perencanaan produksi agregat menurut Krajewski dan Ritzman
(2002:658-659,664) adalah :
1. Hiring cost & Layoff cost. Hiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memperkerjakan karyawan baru. Biaya ini meliputi biaya pencarian, penyaringan
dan pelatihan. Lay off adalah biaya yang dikeluarkan untuk memecat karyawan.
Biaya ini meliputi biaya tunjangan PHK.
2. Stockout cost. Biaya ini timbul akibat permiontaan melebihi kapasitas
produksi,sehingga
pemenuhan
sisa
permintaan
dilakukan
pada periode
80
1. Harga (pricing)
2. Promosi
3. Pemesaran kembali (backorder)
4. Permintaan baru
Sedangkan unsur kapasitas adalah sebagai berikut :
1. Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kerja (hire and fire)
2. Waktu lembur (overtime)
3. Pekerja paruh waktu (part time)
4. Persediaan
5. Subkontrak
Menurut Chase, secara umum terdapat 4 biaya yang berkaitan dengan perencanaan
produksi agregat, yakni:
Yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya perekrutan, pelatihan maupun
biaya pelepasan karyawan.
c. Inventory holding costs
Komponen utama dari biaya ini adalah biaya modal untuk persediaan. Termasuk di
dalamnya adalah biaya untuk pajak, asuransi, maupun biaya antisipasi kerusakan
produk.
d.
Backordering costs
81
Menurut Render (2001, p118) sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas
dasar (produksi) sebagai berikut :
jumlah
tenaga
kerja
dengan
cara
mengkaryakan
atau
memberhentikan
Di mana jumlah karyawan disesuaikan dengan tingkat produksi yang diinginkan.
Konsekuensinya adalah moral pekerja dan produktivitas yang terpengaruh, serta
munculnya biaya pelatihan dan perekrutan.
3. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong
Jumlah tenaga kerja dijaga tetap konstan, namun waktu kerja yang diragamkan
dengan mengurangi jam kerja ketika permintaan rendah, dan melakukan lembur
ketika permintaan tinggi. Konsekuensinya muncul upah lembur yang lebih tinggi
ketimbang upah reguler.
4. Subkontrak
82
1. Chase Strategy
Dengan menggunakan chase strategy ini, perusahaan berproduksi sesuai
dengan
jumlah
permintaan.
Kapasitas
produksi
dapat
divariasikan
dengan
menggunakan jam kerja lembur (overtime), jam kerja reguler (undertime) dan
subkontrak. Kemungkinan lain dari strategi ini adalah dengan memvariasikan jumlah
tenaga kerja dengan cara merekrut karyawan baru pada saat produksi meningkat dan
memecat karyawan pasa saat produksi menurun. Pada kemungkinan variasi pertama
akan timbul biaya baru, yaitu biaya jam kerja lembur, sedangkan pada kemungkinan
kedua akan menimbulkan biaya yang cukup besar untuk merekrut dan memecat
karyawan.
Menyesuaikan tingkat produksi dengan jumlah pesanan yang ada, dengan cara
merekrut atau melepas tenaga kerja sesuai kebutuhan produksi. Strategi ini bergantung
pada kemudahan perekrutan dan pelatihan tenaga kerja. Namun strategi ini memiliki
dampak pada aspek motivasi dan psikis karyawan akibat ancaman pengurangan tenaga
kerja sewaktu-waktu.
2. Level Strategy
Dengan menggunakan level strategy, perusahaan berproduksi dengan tingkat
produksi yang konstan dari satu periode ke periode lainnya. Variasi permintaan diatasi
dengan persediaan yang dimiliki perusahaan. Pada saat permintaan menurun, kelebihan
produksi disimpan sebagai persediaan untuk digunakan pada saat permintaan
meningkat. Pada strategi ini akan timbul biaya simpan yang cukup besar untuk unit yang
disimpan.
83
84
B AB
A. Pengantar
Just in Time (JIT) Management atau disebut juga Manajemen Tepat Waktu
merupakan filosofi dalam dunia manufaktur, yang bertujuan untuk mengeliminasi hal
hal yang tidak berguna (waste) dalam proses manufaktur, mulai dari pembelian
sampai dengan distribusi. Jika filosofii ini secara tepat diimplementasikan, maka
memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan manufaktur menjadi alat yang
strategis.
Hasil jangka panjang dalam mengeliminasi waste adalah proses manufaktur menjadi
lebih ramping, efisiensi dalam biaya, berorientasi pada mutu dan respon terhadap
pelanggan.
85
Type
A
B
C
D
E
Month Day
480 min;
20 hr kja
4800 240 unit
2400 120 unit
1200 60 unit
600 30 unit
600 30 unit
Cycle
time
2 menit
4 menit
8 menit
16 menit
16 menit
Kalau dilihat cycle time pada tabel diatas, dan bila diproduksi sebanyak 5 lines, akan
terlihat line tersebut kurang efektif, sehingga perlu diatur smoothing dan dijadikan 1
line saja
86
1. jumlah
2. waktu
3. metode
4. prosedur
5. jumlah pindahan / jumlah transportasi
6. tujuan
7. alat untuk memindahkan
8. tempat simpan
9. jenis container yang digunakan
10. part number
11. departemen
12. nomor order produksi
D(T p Tw )(1 a)
b
dimana:
87
F. JIT Implementation
Prosedur Just In Time (JIT):
-
Phase 1: Preparation
a. mengembangkan kepedulian dan sudut pandang: fisik, suasana
dan penempatan pasar
b. mengembangkan manufaktur dan strategi market place baik itu
pertumbuhan, status pekerjaan dan keamanan bekerja
Phase 3: Implementasi
a. memulai proyek
b. mendidik
c. merubah system dan norma
88
89
b. mutu:
1. dengan cepat mendeteksi cacat produk
3. mutu yang lebih baik dari waktu ke waktu
c. design:
1. respon yang cepat ke perubahan engineering
2. design yang innovatif
d. efisiensi adminsitrasi:
1. permintaan tawaran yang sedikit
2. supplier yang sedikit
3. negosiasi supplier yang jarak
4. minimal sedikit kertas kerja
5. travel yang tidak jauh
6. akuntansi yang lebih baik
e, Productivity:
1. rework berkurang
2. inspeksi berkurang
3. mengurangi keterlambatan
4. menguangi aktivitas pembelian, pengendalian produksi
90
Manufacturing
Balanced,
that
response
quickly
to
workers
with
multiple skills.
Machine
Specialized machines.
Flexible
Sophisticated
and
tooling
machine
91
responsibility.
Materials
Production practice
Obtain
production.
Mixed
runs.
Identify
stock
model
from
production
defects.
Prevent
manufacturing
and
accomplishment.
productivity
solving by
and
management
correct
workers
are
92
Machine center
Storage parts
A&B
Storage parts
A&B
Assembly Line
Production
Kanban
Note:
- Garis tidak putus merupakan aliran material
- Garis putus merupakan aliran kartu
C
k
dimana:
k = number of kanban card sets
D = average number of units demanded over some time period
L = lead time to replenish an order (expressed in the same units as demand)
S = safety stock expressed as a percentage of demand during lead time (this can be
based on a service level and variance)
C = container size
93
Contoh:
Lead time for replenishment of the converters (L) adalah 4 jam. Permintaan catalytic
converters adalah 8 per jam. Safety stock (S) ditentukan sebanyak 10 % dari permintaan dan
ukuran container C adalah 10 unit.
Banyaknya set kartu kanban adalah:
k
3.52
10
10
Dalam kasus ini, maka dibutuhkan 4 kanban card sets, dan 4 container of converter catalytic
dalam suatu sistem.
Untuk semua kasus, dalam menghitung k, maka akan selalu dibulatkan ke atas karena kita
selalu butuh bekerja dengan full containers.
94
BAB X I
SIMULATION SYSTEM
A. Pengantar
Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan skedul produksi,
inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan kapasitas, proses dan
banyak lagi. Dalam dunia jasa, simulasi banyak digunakan untuk menganalisa barisan
antrian dan penjadwalan.
sebelum
sistem
yang
sebenarnya
dijalankan,
untuk
melihat
95
Start
Define problem
Evaluate Results
Validation
Stop
96
Contoh ke 1:
Manajer supermarket harus memutuskan banyaknya tempat susu yang harus di_order setiap
minggunya yang bervariasi dari 14 sampai 18 setiap minggunya. Dari catatan historisnya,
manajer telah menentukan frekuensi permintaan tempat susu selama 100 minggu.
Frekuensi
Per minggu, x
demand
14
20
0.2
15
40
0.4
16
20
0.2
17
10
0.1
18
10
0.1
100
Solusi:
Tujuan dari teknik Monte Carlo adalah untuk menghasilkan variabel random dengan
melakukan sampling dari distribusi probabilitas, P(X).
Demand, x
14
0-19
15
20-59
16
60-79
17
80-89
18
90-99
Setelah disusun seperti ini, maka permintaan berdasarkan random number selama 15 kali
adalah sebagai berikut:
97
Week R
Demand (x)
39
15
73
16
72
16
75
16
37
15
02
14
87
17
98
18
10
14
10
47
15
11
93
18
12
21
15
13
95
18
14
97
18
15
69
16
241
Dan, data ini sekarang sudah bisa digunakan untuk menghitung estimasi rata rata demand
per week:
Estimated average demand = 241/15 = 16.1 tempat susu per minggunya.
Ternyata, hasilnya tidak berbeda jauh dengan apa yang telah disimulasikan.
98
Contoh ke-2: Simulasi Sistem Persediaan dengan Permintaan yang tak tentu dan Lead Time
Probabilitas
0.1
0.15
0.30
0.25
0.20
Probabilitas
0.35
0.45
0.20
Demand
Probabilitas
RN Range
Lead time
Prob
RN range
0.1
1-10
0.35
1-35
0.15
11-25
0.45
36-80
0.3
26-55
0.20
81-99.0
0.25
56-80
0.2
81-99,00
Demand
Ending
End
Lost
Sold
Inv
Sale
Order Lead
Time
Prd
Inv
44
Yes
17
92
No
02
No
12
No
25
Yes
53
RN
99
Time Begin RN
Demand
Ending
End
Lost
Sold
Inv
Sale
Order Lead
Time
Prd
Inv
RN
93
No
46
No
34
Yes
21
22
No
10
79
No
Dengan demikian:
Average lost sales = 4/10 = 0.4 units
Average ending inventory = 24/10 = 2.4 units
Mengembangkan model dari sistem yang nyata akan memberikan pengertian yang
baik dari sistem tersebut.
Simulasi dapat dijadikan sebagai permainan (game) pada saat digunakan untuk
training
100
C.2 Disadvantages:
Sistem yang telah dibentuk untuk simulasi belum tentu memberikan jawaban
yang memuaskan
Tidak ada satu cara pun yang dapat membuktikan bahwa simulasi merupakan
alat yang handal.
Membuat model simulasi dapat menghabiskan waktu dari satu jam sampai
dengan 100 tahun. Sistem yang kompleks dapat menjadi mahal dan
membutuhkan waktu yang sangat panjang
Jumlah waktu yang dikerjakan oleh computer menjadi lebih lama untuk
menjalankan sistem yang kompleks
101
Untuk memiliha program simulasi, yang pertama tama adalah mengerti berbagai jenis
simulasi, kemudian me-review program tersebut di market untuk menemukan yang
paling sesuai dengan kebutuhan.
Adapun software simulasi yang diinginkan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. dapat digunakan secara interaktif
2. mudah dimengerti dan mudah digunakan
3. memungkinkan modul untuk dibuat dan dihubungkan, dengan demikian tidak
mengganggu sistem yang sedang berjalan
4. memungkinkan pengguna untuk menulis rutinitas sendiri.
5. dapat beroperasi seperti analisis statistik
6. memiliki kemampuan makro, seperti kemampuan untuk mengembangkan
mesin
7. memiliki kemampuan aliran material, seperti perpindahan material dan orang,
program ini harus mampu untuk memodelkan truk, conveyor, cranes, dsb.
8. bisa menghasilkan output statistik yang standar, seperti cycle time, utilization,
dan waktu tunggu
9. memungkinkan berbagai macam alternative analisis data baik untuk input
maupun output data.
10. memiliki kemampuan animasi seperti grafik
11. memungkinkan pengguna untuk menemukan kesalahan (error).
102
BAB X II
COST ESTIMATING
A. Pengantar
Estimate is a judgment, opinion, forecast, or prediction.
A cost estimate is a judgement or opinion of the cost of a process, product, project or
service. It is a prediction or forecast of what a work output or work activity will cost.
Price = Cost + Profit
Ada 4 output atau 4 area kerja dimana aktivitas dapat dikategorikan
1. proses
2. produk
3. proyek
4. jasa
1. Proses
Industri proses dikarakteristikan dengan investasi yang besar pada peralatan,
penggunaan energi yang besar, dan kepentingan melindungi lingkungan dari
polusi.
Contoh industri proses: aluminium, semen, kaca, keramik, tambang, gas, oli,
plastic, karet, powder metallurgy, welding,
treatment, dll
2. Produk
Produk merupakan barang komersial yang dijual dalam bentuk kuantitas kepada
pengguna. Elemen penting dalam biaya produk adalah iklan, pemasaran,
distribusi, pelayanan dan biaya operasional.
Contoh produk: produk militer (amunisi), produk otomotif, minuman, kamera,
material bangunan, produk elektronik, produk makanan, computer, dll
103
3. Proyek
Proyek merupakan aktivitas multidisiplin. Pada proyek dibutuhkan orang orang
yang memiliki kemampuan estimasi yang baik karena ada faktor yang tidak
diketahui. Karena proyek ini berukuran besar dan membutuhkan dana yang
besar, maka proyek ini seringkali didukung atau didanai oleh pemerintah.
Contoh proyek: proyek angkasa luar (aerospace), konstruksi Bandar udara,
bangunan komersial, bendungan, jalan tol, jembatan, reactor nuklir, mass transit,
sistem persenjataan, dll.
4. Services / Jasa
Service adalah aktivitas intensitas tenaga kerja yang memberikan bantuan
kepada industri swasta, komersial atau industri pengguna. Harga, biaya, dan
kompetisi merupakan faktor yang penting dalam memberikan jasa.
Contoh industri jasa: perbaikan listrik, arsitektur, perbaikan otomotif, laundry,
konsultasi, medis/ perawatan gigi, bank, asuransi, pelayanan hokum, perawatan
kesehatan, fotografi, percetakkan, pengiriman, transportasi, dll.
B. Basic Ingredients
1. Labor Hours / Jam Kerja: biasanya diestimasikan berdasarkan keterampilan.
2. Material dan subkontrak: biasanya dapat dikategorikan sebagai komponen,
bahan baku, peralatan, dan biasanya dalam estimasi semuanya mengacu ke
material.
3. Travel cost: biaya travel biasanya diluar gaji
4. Biaya Langsung yang lain (other direct cost) mencakup pelayanan computer,
pelatihan
5. Biaya buruh/tenaga kerja: untuk mengkonversi jam buruh ke biaya buruh,
maka dibutuhkan labor rate. Beban buruh biasanya termasuk bonus, asuransi
kesehatan
6. Biaya administrasi (upah buruh)
7. Biaya tidak langsung: bonus, asuransi kesehatan, vacation, biaya inventory,
biaya kemasan, biaya penyimpanan, dll
8. Fee atau Profit
104
105
LN _ S
dimana: S merupakan slope yang dinyatakan sebagai
LN _ 2
106
b value
-0.0145
-0.0291
-0.0439
-0.0589
-0.0740
-0.0893
-0.1047
-0.1203
-0.1361
-0.1520
-0.1681
-0.1844
-0.2009
-0.2176
-0.2345
-0.2515
-0.2688
-0.2863
-0.3040
-0.3219
-0.3401
-0.3585
-0.3771
-0.3959
-0.4150
-0.4344
-0.4540
-0.4739
-0.4941
-0.5146
Ilustrasi
1
2
4
8
16
32
64
100.0
90.0
81.0
72.9
65.6
59.0
53.1
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
1
107
Learning curve theory pertama kali digunakan tahun 1940-an dan 1950-an,
pada saat pekerjaan dilakukan oleh pekerja yang memiliki ketrampilan.
Pada saat ini, learning curve kurang tepat digunakan pada area automation,
robotics, CAD, Computer aided engineering.
g. Staffing
Methods:
biasanya
didasarkan
pada
individu
yang
4. Needed Skills
a. Business and Finance Skiills
Keahlian ini sangatlah penting untuk proses estimasi; pengetahuan
prosedur accounting diperlukan untuk mengkonversi jam kerja dan
estimasi material menjadi lebih terkonsolidasi
108
f.
Dari faktor ini sebagian ada yang bisa dikontrol dengan mudah, sebagian lagi bisa
dikontrol tapi sulit, dan sebagian lagi tidak bisa dikontrol
negosiasi,
customer menyediakan
material
sedangkan
perusahaan
109
110
BAB X III
FINANCIAL* ANALYSIS
111
Contoh: sebuah perusahaan memiliki mesin bubut yang sedang rusak akan tetapi
diperlukan untuk beroperasi, sehingga perbaikkan diperlukan. Akan tetapi biaya
untuk perbaikkan ini terhindarkan jika perusahaan membeli mesin baru. Avoidable
costs are an example of how it is possible to save money by spending money.
menghasilkan
pendapatan, maka
usia
produktif
dari asset
tersebut
112
deteriosasi secara fisik ataupun fungsi dari asset, seperti gedung ataupun
perlengkapan; sedangkan amortisasi mengacu pada alokasi biaya untuk asset yang
intangible selama periode useful life, seperti paten, franchises, goodwill, dan leases.
A.8.1. Straight Line Method
Dengan metode ini, nilai asset dikurangi secara merata selama periode useful
life. Formulanya secara umu adalah sebagai berikut:
Contoh:
Sebuah mesin seharga $10.000 mempunyai estimasi hidup 10 tahun. Dan akan
terdpresiasi sebesar $1.000 per tahun selama 10 tahun. Jika estimasi nilai sisa pada
akhir tahun ke-10 adalah $1.000, maka besarnya depresiasi tahunan adalah:
$10.000 $1.000
$900
10
A.8.2. Declining Balance Method
Metode ini merupakan metode depresiasi yang dipercepat. Nilai asset
menurun dengan cara mengurangi nilai bukunya dengan persentase yang konstan
setiap tahunnya. Besarnya persentase seringkali dipilih yang mengurangi nilai buku
sampai dengan nilai sisanya sesuai dengan estimasi hidupnya.
113
Dalam kasus apapun, nilai asset tidak pernah dikurangi sampai lebih kecil dari nilai
sisanya. Sebagai catatan, depresiasi didasarkan pada full cost, bukan pada cost
dikurangi dengan nilai sisanya.
A.8.3. Double Declining Balance Method
Untuk keuntungan pajak (tax advantages), methode double declining balance
method memberikan depresiasi yang lebih tinggi pada awal periode (early in the life
span). Metode ini sama dengan declining balance method, tapi double declining
balance artinya double the straight line rate. Jadi, dengan masa hidup 10 tahun,
maka akan memiliki depresiasi straight line 10% per tahun, dan double declining
balance rate (applied to the undepreciated amount) 20% per tahun.
A.8.4. Depreciation by Use Method
Tujuan dari metode ini adalah mendepresiasikan investasi modal dalam
proporsi penggunaannya. Metode ini dapat diaplikasikan, sebagai contoh: mesin
yang melakukan operasi yang sama berkali kali. Hidup mesin diestimasikan tidak
dalam tahun tapi dalam total operasi yang dilakukan.
Contoh:
Mesin press diestimasikan memiliki waktu hidup sampai dengan 1.000.000 operasi
dengan harga $100.000.
Jadi biaya depresiasinya: $100.000 / 1.000.000 = $0.1. Dengan asumsi nilai sisa = 0,
maka biaya depresiasinya seperti pada tabel berikut:
Tahun
1
2
3
4
5
6
End BV
85000
55000
35000
15000
5000
0
Metode ini, biaya depresiasi terhadap aktual penggunaan menjadi lebih akurat, tapi
yang dikawatirkan, adalah adanya improvisasi teknologi akan menyebabkan mesin
kuno, dan nilai buku tidak merefleksikan nilai yang sebenarnya.
114
tradisional
(traditional
approach)
mengalokasikan
biaya
overhead ke produk berdasarkan jam kerja langsung (direct labor hours / direct labor
dollars). Dengan membagi total estimasi biaya overhead dengan total budgeted
direct labor hours, maka overhead rate dapat dibuat.
Masalah yang dapat timbul dengan menggunakan pendekatan ini adalah direct labor
sebagai persentase biaya total telah jatuh secara dramatis dalam 10 tahun terakhir
ini. Contoh : biaya overhead muncul pada saat perlengkapan dipasang, dan biaya
secara keseluruhan kemungkinan lebih rendah dengan proses labor intensive.
Selain itu dapat merupakan waste dalam melakukan tracking informasi mengenai
direct labor hours.
Pendekatan
Activity
Based
Costing
telah
dikembangkan
untuk
dari cost activity pools dibawa ke aktivitas berdasarkan jumlah pool related
activity yang dibutuhkan untuk penyelesaian.
Total Overhead
Total Overhead
Cost Pools
Traditional approach
115
Activity
Machine setup
Quality inspection
Production order
Machine hours worked
Material receipts
Number of unit produced
Traceable
cost
230,000
160,000
81,000
314,000
90,000
Events of Transaction
Total
Product A Product B
5,000
3,000
2,000
8,000
5,000
3,000
600
200
400
40,000
12,000
28,000
750
150
600
25,000
5,000
20,000
875,000
Activity
Machine setup
Quality inspection
Production order
Machine hours worked
Material receipts
Traceable
Total
cost
events/trans
230,000
5,000
160,000
8,000
81,000
600
314,000
40,000
90,000
750
Rate
Machine setup
Quality inspection
Production order
Machine hours worked
Material receipts
Ttl overhead cost assignd
46
20
135
8
120
Rates
46
20
135
8
120
per setup
per inspection
per order
per hour
per receipt
Event / TransAmount
Event/Trans Amount
3,000
138,000
2,000
92,000
5,000
100,000
3,000
60,000
200
27,000
400
54,000
12,000
94,200
28,000
219,800
150
18,000
600
72,000
377,200
497,800
5,000
75.44
20,000
24.89
Activity based costing disebut juga transactions costing, dan keuntungannya adalah
meningkatkan traceability dari biaya overhead, sehingga unit cost data yang
dihasilkan menjadi lebih akurat untuk manajemen.
116
dapat
diambil dengan
tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi karena variable yang mempengaruhi keputusan lebih
mudah diketahui dan dapat dikuantifikasi lebih akurat.
Keputusan investasi dibuat dengan mengacu pada the lowest acceptable rate of
return pada investasi tersebut.
Secara pasti, investasi tidak akan dibuat jika return minimal sama dengan cost of
capital.
Interest _ paid
Pr oceeds _ received
117
Simple _ Yield
118