Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKONOMI BISNIS

Analisis Peran Pemangku Kepentingan (stakeholder) dalam


Pengambilan Keputusan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
( TELKOM)

OLEH:

Elly Farida Situmorang


167007008

SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Profil Singkat Perusahaan

Telekomunikasi Indonesia, Tbk (selanjutnya disebut TELKOM) merupakan BUMN yang


bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Sebagai
Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham
mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh
publik. Perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E.S (Telecommunication, Information, Media,
Edutainmet and Services) milik negara yang terbesar di Indonesia, yaitu sebuah portfolio bisnis
yang lebih lengkap mengikuti tren perubahan bisnis global di masa datang. Dengan statusnya
sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang
saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai
oleh publik.
KEGIATAN USAHA
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber
daya Perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan
usaha yang meliputi:
Usaha Utama
1. Merencanakan,

membangun,

menyediakan,

mengembangkan,

mengoperasikan,

memasarkan atau menjual/menyewakan dan memelihara jaringan telekomunikasi dan


informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan
meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluasluasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Usaha Penunjang
1. Menyediakan

layanan

transaksi

pembayaran

dan

pengiriman

uang

melalui

jaringantelekomunikasi dan informatika.


2. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang
dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset bergerak, fasilitas sistem
informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

Analisis Peran Pemangku Kepentingan ( stakeholder ) dalam Pengambilan


Keputusan PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk
( TELKOM)
Istilah stakeholder sudah sangat fenomenal. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan
hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu komunikasi,
pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah
menggunakan istilah stakeholder ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan
implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak,
lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. Dalam buku
Cultivating Peace: Conflict and Collaboration in Natural Resources Management, Ramirez
mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder ini. Beberapa defenisi yang penting
dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau
individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan
suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan
kepentingan relatif stakeholder terhadap isu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi
penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
Jurnal yang ditulis oleh Heiko Spitzeck dan Erik G. Hansen mengenai evaluasi peran pemangku

kepentingan didalam perusahaan yang mempengaruhi keputusan yang diambil oleh perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan mengenai stakeholder theory yang dapat dibagi menjadi dua
perspektif yaitu :

1. Deskriptif: Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan konstituen yang berbeda dari


suatu organisasi tanpa menetapkan pernyataan mengenai legitimasi dari klaim
atau kekuasaan para pemangku kepentingan.
2. Normatif: Pemangku kepentingan perlu dimasukkan dalam tata kelola perusahaan
untuk menghormati haknya.
Setelah membagi pemangku kepentingan menjadi dua kelompok yang berbeda, selanjutnya
penulis mengembangkan model konseptual dan membaginya menjadi dua kelompok yaitu:

1. Power: Mengacu pada pengaruh pemangku kepentingan dalam pengambilan


keputusan. Power diklasifikasikan menjadi dua yaitu
a. Non-participation
b. Stakeholders power
2. Scope: Kemampuan perusahaan dalam mengambil keputusan dan seringkali
mencakup keputusan mengenai isu lokal yang mempengaruhi general business
model dari perusahaan tersebut.

Untuk memperjelas model konseptual, penulis menggunakan matriks 5x5 yang ditunjukkan dalam
figure1.

Figure1 digunakan untuk menguji hubungan antara stakeholder power dan scope of
participation.Penulis berasumsi bahwa stakeholder power berbanding lurus dengan scope of
participation.Namun ternyata pada bagian scope of participation hanya terdapat tiga kolom matriks yang
efektif sehingga penelitian ini memiliki hasil yang menunjukkan bahwa model konseptual terbagi menjadi
dua yaitu stakeholder power dan scope of participation. Stakeholder power menujukkan bahwa terdapat 5
perbedaan yang mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.

No evidence of stakeholder power.


Listening to stakeholders voice.
Intermediary impact.
Impact on policies and key performance indicators.
Stakeholder power

Sedangkan scope of participation dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu :

1. Operational issues : Keterlibatan stakeholders dalam isu operasional.


2. Managerial issues : Pendekatan terhadap isu yang relevan bagi stakeholders dan
tidak berpengaruh pada strategi dan pengembangan bisnis perusahaan.
3. Strategic issues : Fokus pada pelaku bisnis dan disatu sisi telah mendesain pasar
dimasa depan dan menginspirasi pihak lain.
Dengan adanya

penelitian yang dilakukan oleh Heiko Spitzeck dan Erik G. Hansen, saya

mencoba menganalisis hasil dari penelitian tersebut dengan perusahaan yang berada di Indonesia yaitu PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dalam menjalankan bisnis, PT Telekomunkasi Indonesia,Tbk membagi pemangku kepentingan
menjadi

dua

kelompok

yaitu

Pemangku

Kepentingan

Utama

dan

Pemangku

Kepentingan

Pendukung.Pemangku Kepentingan Utama terdiri dari Kementertian BUMN, pemegang saham publik,
dan pengguna jasa layanan telekomunikasi dan jaringan. Sedangkan Pemangku Kepentingan Pendukung
terdiri dari karyawan, mitra usaha ( rekan bisnis) dan masyarakat.
Pemangku kepentingan pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki pengaruh yang
berbeda-beda. Berikut adalah lingkup kewenangan para pemangku kepentingan :
Pemangku Kepentingan Utama

1. Kementerian BUMN
Kementerian BUMN merupakan pemangku kepentingan penting bagi Perseroan karena

Kementerian BUMN adalah lembaga yang bertugas melakukan pembinaan BUMN dan
sekaligus sebagai pemegang saham pengendali Perseroan yang menguasai 70% saham
perseroan. Kementerian BUMN berkepentingan meningkatkan tata kelola perusahaan
agar kinerja perseroan semakin baik yang dicerminkan semakin meningkatnya
peningkatan pelayanan, peningkatan aset dan laba bersih serta peningkatan dividen yang
dapat disetor perseroan kepada pemegang saham.
2. Pemegang Saham Publik
Selaku perusahaan terbuka, pemegang saham publik yang menguasai 30% saham
Perseroan merupakan salah satu pemangku kepentingan utama perseroan. Pemegang
Saham Publik merupakan salah satu penentu harga saham perseroan, dimana
tinggi/rendahnya harga saham perseroan dapat mencerminkan nilai perseroan di mata
investor.
3. Pengguna Jasa Layanan Telekomunikasi dan Jaringan
Selaku pengembang dan operator di dalam jasa layanan telekomunikasi dan jaringan ,
pendapatanusaha terbesar perseroan berasal dari pendapatan pengguna jasa yang
dihasilkan dari pendapatan atas layanan pemakaian pendapatan yang di dominasi dari
sektor data, Internet, and IT Services. Jumlah pengguna layanan merupakan salah satu
penentu tercapai atau tidaknya target pendapatan di dalam bisnis ini.
Pemangku Kepentingan Pendukung:
1. Karyawan
Bagi perseroan, karyawan merupakan aset penting yang akan mendukung proses
pertumbuhan dan perkembangan perseroan, karena karyawan merupakan salah satu
pemangku kepentingan yang menjalankan kegiatan usaha perseroan dan juga
melakukan inovasi untuk meningkatkan aset, pendapatan dan laba perseroan.
2. Mitra Usaha ( Rekan Bisnis)
Dalam menjalankan usahanya perseroan tidak terlepas dari kerja sama dengan mitra
untuk mendukung kelancaran proses bisnisnya, baik dari sisi pengembangan bisnis
media jasa telekomunikasi dan pengoperasian layanan tersebut. Mitra usaha perseroan
antara lain adalah Konsultan/Rekanan Penyedia Layanan Jasa Telekomunikasi dan
Jaringan, Penyedia Jasa Pemeliharaan Telekomunikasi dan Jaringan, Penyedia Jasa
Peralatan Telekomunikasi dan Jaringan.
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu elemen pendukung keberhasilan Perseroan
khususnya dalam rangka pembebasan lahan.Berbagai kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) dilakukan untuk dapat meningkatkan citra Perseroan.


Disamping kewenangan para pemangku kepentingan, Telkom juga menjamin adanya perlakuan
yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Telkom
juga memberikan perlakuan yang adil terhadap saham-saham yang berada dalam satukelas, melarang
praktek-praktek insider trading dan self-dealing, dan mengharuskan Dewan Komisaris untuk melakukan
keterbukaan jika menemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
Selain itu Telkom juga mengakui hak-hak stakeholders, seperti ditentukan dalam Undang Undang, dan
mendorong kerja sama yang aktif antara Perseroan dengan para stakeholders tersebut. Pemegang Saham
berhak memperoleh perlakuan yang sama dan kedudukan yang seimbang dalam menyuarakan
pendapatnya dan berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan yang penting dan strategis sesuai
dengan jumlah dan jenis saham yang dimiliki, Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
Dalam melakukan pengawasan, Telkom memiliki beberapa fungsi dilakukannya pengawasan,
salah satunya adalah menanggapi saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders yang
disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris dengan menyampaikan hal tersebut kepada Direksi
untuk ditindaklanjuti. Telkom juga melibatkan stakeholder dalam untuk melakukan pengawasan terhadap
bisnisnya yaitu memastikan perseroan melakukan tanggung jawab sosialnya dan memastikan terjaminnya
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau
perjanjian yang dibuat oleh perseroan dengan karyawan, pengguna jasa, pemasok dan stakeholders
lainnya. Selain itu Telkom juga memastikan adanya akurasi data, transparansi dan keterbukaan laporan
keuangan perseroan dan menjamin perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan
stakeholders yang lain, serta akuntabilitas organ perseroan dan kepatuhan perseroan pada peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Telkom menyadari bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan memberikan dampak bagi lingkungan,
baik lingkungan yang berada di area kantor pusat maupun area operasional. Untuk itu perseroan secara
proaktif membina budaya tanggung jawab lingkungan tidak saja terhadap karyawan tetapi juga meliputi
masyarakat pada umumnya.Terdapat kebijakan yang berdampak pada stakeholder yaitu penyempurnaan
sistem manajemen lingkungan secara terus menerus sesuai kondisi terakhir dan mendorong seluruh
karyawan untuk selalu mengembangkan dan memelihara budaya sadar lingkungan, guna meningkatkan
nilai perusahaan dan menjaga kepercayaan stakeholder. Telkom juga memiliki program yang mendukung
keberlanjutan dan dilaporkan dalam laporan tahunan. Keberlanjutan program tanggung jawab sosial dan
lingkungan yang dilakukan Telkom senantiasa memerlukan inovasi dalam peningkatan kualitas

program.Perseroan tidak berhenti dalam mengembangkan program baru yang dapat menjangkau
masyarakat luas serta terus memperbaharui program yang telah memberikan dampak nyata bagi
stakeholder.
Pada scope of participation tenaga kerja (karyawan) sebagai Pemangku Kepentingan Pendukung
terkena dampak dari operational issue yaitu jumlah karyawan Perseroan terus menurun dari tahun 2008.
Hal ini sejalan dengan strategi perseroan untuk meningkatkan produktivitas melalui modernisasi dan
perbaikan proses bisnis hingga jumlah karyawan tetap dapat diturunkan mencapai rasio karyawan yang
ideal. Sekitar 70% dari total karyawan tetap adalah karyawan yang berada pada level operasional, hal ini
disebabkan karena sebagian besar sistem pengoperasian jaringan masih menggunakan teknologi yang
masih harus didukung oleh manusia. Oleh sebab itu, pada segmen tingkat pendidikan karyawan
perseroan, masih ada karyawan perseroan yang merupakan lulusan SMA.
Kesimpulan :
Dari hasil analisis ini penulis dapat menyimpulkan bahwa stakeholder power terlihat pada
penjelasan perseroan mengenai penjaminan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Hal ini mencerminkan bahwa seluruh pemangku
kepentingan pada perseroan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pada perusahaan serta
keputusan yang diambil oleh perusahaan juga dapat mempengaruhi para pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai