Asri Anita Fitk
Asri Anita Fitk
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ASRI ANITA
NIM. 109018300077
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ASRI ANITA
NIM. 109018300077
Di Bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Skripsi
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal
Tanda Tangan
____________
____________
____________
____________
____________
____________
Penguji I
Mengetahui:
Dekan,
: Asri Anita
NIM
: 109018300077
Jurusan
: PGMI
Alamat
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan (Penelitian
Eksperimen di SDN Muhara 02 Citeureup). Adalah benar hasil karya sendiri
dibawah bimbingan dosen :
Nama pembimbing
NIP
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 20 Februari 2014
Yang menyatakan,
Asri Anita
ABSTRAK
Asri Anita (109018300077). Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan (Kuasi Eksperimen di
SDN Muhara 02 Citeureup).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada
penggunaan media komik terhadap hasil belajar matematika siswa pada konsep
faktor dan kelipatan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Muhara 2 Citeureup.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan bentuk
Posttest-Only Control Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Assignment Random Sampling. Sampel penelitian yang
pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media
komik. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas kontrol tanpa
menggunakan media komik. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan
uji-t, diperoleh hasil thitung sebesar 5,17 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar
2,00, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada
penggunaan media komik terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: Media Komik, Hasil Belajar, Faktor dan Kelipatan.
ABSTRACT
Asri Anita (109018300077). The Influence of Comics Toward the Result of
Students Achievement on Factors and Multiples Concept (Quasi Experiment in
SDN Muhara 02 Citeureup).
The purpose of this study was to determine whether there is an influence
on the use of comics media on students mathematic achievement on factor and
multiple concept. This study was conducted in SDN Muhara 02 Citeureup. The
method used in this study was quasi experiment with Posttest-Only Control
Design. Sampling was done by using Assignment Random Sampling technique.
The first studys samples are 30 students for experiment class use comics media.
The seconds samples are 30 students for control class without comics media.
Data analysis process of the two groups used the t-test, obtained results of taccount
5,17 and ttable 2,00 on 5% significance level, accordingly taccount>ttable. This case
shows that there are significant on the used comics media on students
mathematic achievement.
Key words: Comics Media, Students Achievement, Factors and Multiples.
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur tak terhingga kehadirat Allaah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya dengan segala kemuliaan dan keagunganNya telah
mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan
skripsi ini penulis belajar banyak ketika mengalami kesulitan, kebingungan, dan
menghadapi tantangan sampai menemukan kemudahan. Namun atas izinNya dan
motivasi serta dukungan dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa
keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang turut berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini, diantaranya
adalah:
1.
2.
Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
3.
4.
5.
6.
Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memotivasi dan mengalirkan
ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.
7.
dan
memberikan
kesempatan
kepada
iii
penulis
untuk
iv
8.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ibu Sapsiti dan Bapak Sobari
Hardjosasmito, Nene dan Kake yang tak henti mendoakan, melimpahkan
kasih sayangnya, dan memberikan dukungan moril maupun materiil
kepada penulis.
9.
10. Aprianto, A.Md., JeC yang selalu menemani dan memotivasi penulis
dalam suka duka melewati masa kuliah, terima kasih atas kasih kinasih
yang telah tercurah.
11. Sahabatku, Imi Genduth, terima kasih atas seluruh untaian doa yang selalu
tertuju kepada penulis, semoga kita tetap berada dalam kebaikan.
12. Sahabat Ember Bulan S.Pd (Adit, Lilu, Miftah) atas semua canda tawa dan
waktu yang telah dilewati bersama penulis, semoga mimpi-mimpi kita
mewujud nyata di kehidupan mendatang dan silaturahim kita tetap terjaga
hingga tua menjelang.
13. Keluarga Ibu Siti Choiriyah, S.Pd, terima kasih atas bantuan dan
dukungannya kepada penulis selama masa penelitian.
14. Yopi Fajar Suryadi, S.Pd.I, yang telah membantu penulis dalam proses
pembuatan media komik yang digunakan dalam penelitian ini.
15. Sahabat-sahabat sejak SMA (Van, Bundo, Astri, Ary, Abdul), rekan-rekan
masa PPKT di Madania School, dan rekan-rekan mahasiswa PGMI
khususnya angkatan 2009 yang telah menemani, memotivasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudahmudahan bantuan bimbingan, motivasi, dan doa yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allaah SWT di dunia dan akhirat kelak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dari penulis.
Penulis menerima segala bentuk saran serta masukan yang bersifat membangun
sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umum serta semua
pihak tentunya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 5
D. Perumusan Masalah ............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
BAB II
vi
3. Komik ............................................................................. 22
a. Pengertian Komik .................................................... 22
b. Unsur-unsur Komik ................................................. 24
c. Kelebihan dan Kekurangan Komik ......................... 25
d. Macam-Macam Komik ............................................ 26
e. Komik Sebagai Media Pembelajaran ...................... 28
f. Membuat Komik ...................................................... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................ 34
D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 38
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................. 38
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 39
D. Variabel Penelitian ............................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
F. Kontrol terhadap Validitas Internal ...................................... 40
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen .................................... 40
2. Uji Coba Instrumen ........................................................ 41
a. Validitas Instrumen .................................................. 42
b. Reliabilitas Instrumen .............................................. 43
c. Taraf Kesukaran Butir Soal ...................................... 44
d. Daya Pembeda .......................................................... 46
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 47
1. Uji Normalitas ................................................................ 48
2. Uji Homogenitas ............................................................. 49
3. Uji Hipotesis .................................................................... 50
H. Hipotesis Statistik ................................................................. 51
vii
BAB IV
BAB V
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
xi
BAB I
PENDAHULUAN
masih kurang memuaskan. Masih terdapat siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 65. Berdasarkan wawancara
singkat dengan guru kelas, dari 30 siswa di kelas IV setidaknya masih terdapat 10
siswa yang memperoleh nilai dibawah 65. Hal tersebut membuktikan bahwa
masih terdapat siswa yang kesulitan dalam memahami materi pada pelajaran
matematika di sekolah, bahkan jumlahnya mencapai 30% dari total siswa.
Pada kenyataannya juga tidak sedikit siswa di sekolah yang kurang
menyukai matematika. Salah satu penyebabnya adalah siswa menganggap mata
pelajaran ini tergolong sulit dipahami. Matematika dianggap pelajaran yang sulit,
membosankan, dan bahkan orang tua siswa pun juga mengeluh betapa
membingungkannya pelajaran tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena dalam
penyajian materi di kelas masih ada beberapa guru, seperti guru yang lama biasa
mengajar dengan metode ceramah saja tanpa disertai metode dan media
pembelajaran menarik lainnya sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif
dan hanya mencatat saja.
Agar siswa lebih mudah mempelajari pelajaran matematika di kelas, maka
diperlukan guru yang kreatif, guru yang dapat memilih media, metode, serta
pendekatan
yang
tepat
dengan
kondisi
siswanya,
sehingga
proses
proses
informasi.4
Dengan
menggunakan
media
visual
saat
pembelajaran di kelas, guru bisa meningkatkan minat siswa dalam belajar dan
dapat membantu siswa dalam memahami isi materi yang sedang dipelajari.
Komik adalah media komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita
bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik
dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan
informasi secara efektif dan efisien. Seperti diketahui, gaya belajar terdiri atas
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 16.
Ibid., h. 91.
gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar visual merupakan gaya
belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk menyerap informasi. 5
Buku komik juga merupakan salah satu media berbasis visual yang cukup
digemari oleh anak khususnya pada masa anak-anak akhir. Pada usia tersebut
mereka cenderung sedang senang membaca. Menurut Yudhi Munadi, komik dapat
dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam komik biasanya berbentuk atau
berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai sifat yang sederhana dalam
penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar
tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi dilengkapi dengan
bahasa verbal yang dialogis.6 Berdasarkan hal tersebut, komik dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran di kelas. Gambar-gambar unik yang terdapat dalam
komik juga dapat menarik perhatian siswa untuk memahami materi pelajaran yang
menjadi isi cerita komik tersebut.
Menurut Dwi Nanto, ada beberapa alasan mengapa anak akan memilih
komik dari pada buku teks pelajaran, diantaranya; (1) komik tidak memiliki
konsekuensi test apapun sehingga bila membaca komik anak akan senang, (2)
komik kaya akan ilustrasi yang bisa mencapai 90 % dari total isi komik. Ilustrasi
ini tentunya mengajak alam imajinasi anak dan mereka menyukai ini, (3) komik
memberi tantangan agar pembacanya tidak berhenti pada satu halaman saja
malainkan hingga tamat satu buku bahkan satu cerita besar yang bisa berisi
puluhan buku, (4) komik menawarkan banyak genre yang tidak seperti buku
pelajaran. Sedangkan buku pelajaran kurang memberi tawaran sudut pandang atau
variasi bacaan sehingga memperkaya cara memahami suatu topik.7
Kelebihan komik yang lainnya adalah ekspresi yang divisualisasikan
dalam gambar di komik membuat pembaca terlibat secara emosional dan
membuat pembaca termotivasi untuk terus membacanya sampai selesai. Sehingga
proses pembelajaran dengan komik sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan minat membaca siswa, hal ini akan berdampak baik bagi siswa
5
Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, Jurnal
Nirmana, Vol. 7, No. 1, 2005, h. 51.
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 100.
7
Dwi Nanto, Komik Disuka dan Dibenci, (Jakarta: Yayasan Citra Bangsa), h. 1.
dalam aspek pemahaman materi. Maka, apabila media komik tersebut digunakan
dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa.
Sekarang ini sudah banyak terdapat komik-komik pendidikan yang dapat
dengan mudah dijumpai di internet maupun di toko buku, yang siap digunakan
langsung sebagai media pembelajaran di sekolah. Namun untuk itu diperlukan
pemilihan yang cermat, karena jika tidak disertai dengan pemilihan yang cermat,
materi yang disajikan bisa jadi terlalu luas. Oleh karena itu, dalam perancangan
penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui penggunaan media yang
erat dengan kehidupan siswa. Penulis mempunyai ide untuk membuat sebuah
media komik yang akan disesuaikan oleh materi dan perkembangan siswa.
Diharapkan media komik ini dapat memotivasi dan membantu siswa dalam
memahami materi, sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV pada Konsep Faktor dan Kelipatan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi
beberapa masalah, yaitu:
1. Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.
2. Masih banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika itu sulit dan
membosankan.
3. Minat siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
5. Potensi komik sebagai media pembelajaran masih kurang dimanfaatkan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini agar persoalan penelitian dapat dikaji
dengan mendalam. Untuk itu peneliti membatasi masalah pada:
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh pada hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan media komik pada konsep faktor dan
kelipatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan media komik pada
konsep faktor dan kelipatan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapt berguna bagi siswa, guru, peneliti lain,
sekolah, dll. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Siswa
2. Guru
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
Dalam bagian deskripsi teoritik ini akan dikemukakan bahasan mengenai
hasil belajar matematika siswa, media pembelajaran, dan komik.
1. Hasil Belajar Matematika Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yakni hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.1 Belajar atau yang disebut
juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.2 Senada dengan Djamarah
yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.3
Biggs merumuskan belajar dalam tiga rumusan, yaitu rumusan kuantitatif,
rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari
sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang
dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. secara kualitatif (tinjauan
kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan
terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah dipelajari. Pengertian belajar
secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.4
Ibid., h. 88-89.
proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori
hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap, dan keterampilan motorik.6
Muhibbin Syah dalam psikologi belajar juga mengatakan tentang ciri-ciri
perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar, yaitu perubahan
intensional, positif dan aktif, serta efektif dan fungsional.7
1) Perubahan Intensional, perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi
berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan.
2) Perubahan Positif dan Aktif, perubahan ini merupakan perubahan yang
terjadi karena proses bersiifat positif dan negatif, perubahan positif artinya
baik yang bermanfaat serta sesuai dengan harapan, adapun perubahan
negatif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu
sendiri.
3) Perubahan Efektif dan Fungsional, perubahan ini merupakan perubahan
yang timbul karena belajar bersifat efektif yaitu berhasil guna artinya
perubahan ini membawa pengaruh makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
Perubahan ini bersifat dinamis dan mendorong terjadinya perubahan
positif lainnya.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, jenis-jenis hasil belajar yang paling
dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan
oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan Taksonomi Bloom.
6
10
jenjang
tertinggi,
yakni
(1)
pengetahuan/hafalan/ingatan
11
12
dalam
menentukan
kualitas
pendidikan,
maka
upaya
Ibid.
Ibid., h.107.
15
Nana Sudjana, op.cit., h. 8-9
14
13
16
14
c. Pengertian Matematika
Matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution istilah
matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti
mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sansekerta,
medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan atau inteligensia.
Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti
ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada matematika).18
Matematika, menurut Ruseffendi, adalah bahasa simbol; ilmu deduktif
yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,
dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke
unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi, yaitu memiliki objek tujuan
abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.19
Dari berbagai pandangan dan pengertian diatas, dapat disarikan bahwa
matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, dan alat
untuk berkomunikasi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin serta memajukan daya pikir manusia. Matematika mempunyai cabangcabang ilmu, antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika
merupakan suatu ilmu yang dipelajari oleh siswa sejak pertama kali menempuh
pendidikan yang terdiri dari angka-angka dan hitungan yang pasti. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa atau penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Matematika
dalam materi yang telah dipelajari dan merupakan bukti pencapaian pemahaman
terhadap konsep-konsep matematika yang diperoleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
18
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2009), h. 21.
19
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 1.
15
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, potografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.20
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara guru dan siswa. Media juga membawa pesan dan informasi
yang mudah dipahami oleh para peserta didik.
Yusuf Hadi Miarso mendefinisikan media adalah segala sesuatu yang
dapat merangsang terjadinya proses belajar dalam diri siswa-siswi.21 Sedangkan
menurut Yudhi Munadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan
dan
menyalurkan
secara terencana
16
memberikan
variasi,
memperjelas
struktur
pembelajaran,
dan
24
17
4) siswa
banyak
melakukan
kegiatan
belajar,
sebab
tidak
hanya
media
dalam
pengajaran
lebih
diutamakan
untuk
18
yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat dimanfaatkan, ada pula
media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Klasifikasi media pembelajaran bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya,
dan dari bahan serta cara pembuatannya. Penjelasannya sebagai berikut:27
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif, media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
b) Media visual, media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada
pula gambar visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
c) Media audiovisual, media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2) Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam:
a) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik
yang banyak dalam waktu yang sama. Contohnya: radio dan televisi.
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti
film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang
tertutup dan gelap.
c) Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer.
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
a) Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya
murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit
27
19
b) Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunannya memerlukan keterampilan yang memadai.
20
sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita
yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah
dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis.
c) Majalah dan Jurnal
Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi
dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Sedangkan jurnal
adalah hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademika sebuah
lembaga pendidikan.
d) Poster
Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu
atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas.
e) Papan visual
Papan visual, yakni papan yang dapat menyalurkan pesan visual.
Papan visual memiliki banyak ragam, diantaranya adalah papan tulis, papan
magnetik, papan peraga, papan bulletin, dan papan flanel.
29
21
30
22
3. Komik
a. Pengertian Komik
Kata komik berasal dari bahasa Perancis yaitu comique, yang sebagai
kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak
atau badut. Comique sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu komikos. Dalam
32
23
bahasa Inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam penerbitan pers disebut
comic strip atau strip cartoon.33
Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang
disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum,
komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud memberikan
pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar gambar serta lambang lain
yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, untuk
menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.
Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan
menghibur34.
Dalam jurnal lain disebutkan bahwa komik adalah suatu bentuk seni yang
menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak diatas kertas dan
dilengkapi dengan teks. Komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk
meletakkan gambar demi gambar sehingga membentuk suatu alur cerita yang
utuh. Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter yang
memerankan cerita dalam urutan yang erat dan merupakan bentuk berita
bergambar, terdiri dari berbagai situasi dan kadangkala bersifat humor.35
Komik adalah gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita.
Singkatnya, komik dapat juga disebut dengan cerita bergambar. 36 Komik
umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dibuat dalam panel dan
dipisahkan oleh gang, yang keseluruhannya merupakan kesatuan cerita yang
runtut. Gambar-gambar tersebut biasanya dilengkapi dengan balon kata yang
berisi ucapan yang disampaikan oleh tokoh dalam komik tersebut dan kadang
disertai narasi sebagai penjelasan yang berbentuk kotak dan tersambung di tepi
panel.
33
24
b. Unsur-unsur Komik
Secara sepintas komik dipandang hanya sebagai media visual yang terdiri
dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Namun
bagi para komikus, komik memiliki unsur-unsur yang terdiri dari sampul depan,
sampul belakang, dan halaman isi.
Pada halaman sampul depan sebuah komik biasanya terdapat komponenkomponen sebagai berikut:
1) Judul cerita atau judul serial
Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat, menarik perhatian
dan mudah ditangkap oleh pembaca.
2) Credits
Yaitu keterangan tentang pengarang komik tersebut, seperti penulis
skenario, penggambar, dan sebagainya.
3) Indicia
Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap dengan
waktu terbit dan pemegang hak cipta.38
37
25
Ibid., h.18.
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan
Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, 2013, h. 10.
(http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf).
40
26
41
Ibid.
27
d. Macam-Macam Komik
Komik sebagai media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi sesuai
dengan kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini komik dibedakan
dalam 2 kategori yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan jenis ceritanya.
1) Komik Berdasarkan Bentuknya42
a) Komik Strip (Comic Strips)
Komik ini merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan
biasanya muncul di surat kabar atau majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi
dua kategori, yaitu komik strip bersambung dan kartun komik.
b) Buku Komik (Comic Book)
Comic Book atau Buku Komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk
buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. Kemasan buku
komik ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin.
c) Novel Grafis (Graphic Novel)
Novel grafis memiliki tema-tema yang lebih serius dengan panjang cerita
yang hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca yang bukan
anak-anak.
d) Komik Kompilasi
Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dan
komikus yang berbeda-beda.
e) Web Comic (Komik Online)
Sesuai dengan namanya, komik ini menggunakan media internet untuk
publikasinya dan jangkauannya sangat luas tak terbatas.
2) Komik Berdasarkan Jenis Ceritanya
Berdasarkan jenis ceritanya komik dibedakan menjadi:43
a) Komik Edukasi
Komik secara nyata memberikan andil yang cuku besar dalam ranah
intelektual dan artistik seni. Keragaman gambar dan cerita yang
ditawarkannya menjadikannya sebagai alat atau media untuk menyampaikan
42
Indira Maharsi, KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h.
15.
43
Ibid., h. 21.
28
pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan didaktis kepada masyarakat
awam. Sehingga hal tersebut menunjukan bahwa komik memiliki dua fungsi
sekaligus. Pertama adalah fungsi hiburan dan kedua dapat dimanfaatkan baik
langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.
Dengan
demikian
bisa
digarisbawahi
bahwa
sebetulnya
komik
Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep
Reaksi Redoks, (Jakarta: Skripsi FITK UIN, 2008), h. 19.
29
45
30
Berikut
beberapa
kelebihan
penggunaan
media
komik
dalam
pembelajaran, yaitu:
1) Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya
2) Memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi
disajikan secara ringkas dan mudah dicerna
3) Dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis
4) Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan non verbal, dapat
mempercepat pembaca memahami isi pesan yang dibacanya, karena
pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada jalurnya
5) Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara
emosional, mengakibatkan pembaca ingin terus membacanya hingga
selesai
6) Selain sebagai media pembelajaran, komik juga dapat berfungsi sebagai
sumber belajar.48
Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran tersebut, dalam hal ini pembelajaran merujuk
pada sebuah proses komunikasi antara siswa dan sumber belajar (dalam hal ini
komik pembelajaran atau penulis komik tersebut). Komunikasi belajar akan
berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas,
runtut, dan menarik.49
Buku komik yang baik untuk anak adalah yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya
yang
menampilkan
gambar-gambar
menarik
dengan
menggunakan bahasa yang juga baik, kalimat sederhana yang tepat, juga
mengandung pesan yang baik dan dengan mudah dapat ditangkap oleh anak.50
Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas IV SD, sebab komik
merupakan jenis bacaan yang disukai anak-anak. Media pembelajaran berbentuk
komik merupakan sesuatu yang tidak biasa dan menarik bagi siswa sehingga
dapat memotivasi siswa untuk belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
48
31
(preparation),
penyajian
(presentation),
korelasi
(correlation),
persiapan
yang telah
dilakukan.
Dalam
pembelajaran
yang
dilaksanakan, guru menyajikan materi dengan media atau alat bantu berupa
komik yang telah dibuat oleh peneliti. Komik tersebut dibagikan kepada
51
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembahasan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 172.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral PMPTK Depdiknas, Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Ditjen PMPTK, 2008), h. 34.
52
32
penjelasan
guru.
Melalui
langkah
ini
guru
akan
dapat
f. Membuat Komik
Menurut Kusrianto ada dua cara membuat komik, yaitu manual drawing
dan dengan bantuan computer graphic. Manual drawing secara umum diartikan
sebagai membuat coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan
alat pada permukaan tersebut. Alat yang dipakai adalah pensil, kuas, krayon dan
lain-lain. Berbeda dengan bantuan computer graphic, ilustrasi yang dibuat
33
Komputer, dipakai untuk membuat teks dan proses editing pada komik.
g) Scanner dan Printer, scanner dipakai untuk proses scanning dan printer
untuk mencetak komik.
2) Tahapan proses pembuatan
Adapun proses alur pembuatan komik yang digunakan oleh peneliti adalah
dengan kolaborasi dua cara membuat komik, yaitu dengan cara manual
drawing dan dengan bantuan komputer. Rincian alur pembuatan komik
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tema dan membuat isi cerita sesuai indikator materi yang
akan diajarkan. Langkah pertama, yaitu menentukan tema, karakter tokoh
dan isi cerita berupa dialog para tokoh yang akan digunakan dalam komik.
b) Membuat panel di kertas, penentuan ilustrasi gambar dan pembuatan balon
teks dengan pensil. Langkah berikutnya, yaitu membuat sket-sket kasar
dengan menggunakan pensil di atas kertas Hvs. Sket kasar ini sebagai
acuan awal untuk menentukan posisi tokoh dan balon teks, dan
kemungkinan-kemungkinan ilustrasi yang terdapat dalam setiap panel.
53
34
c) Membuat sket ilustrasi. Setelah menggambar tokoh cerita dan balon teks,
selanjutnya membuat ilustrasi yang diperlukan berupa setting tempat dan
efek suara pada tiap panel guna memberikan gambaran secara jelas
terhadap narasi atau cerita dalam komik. Ilustrasi pada tahap ini masih
berupa sket dengan menggunakan pensil.
d) Proses penintaan pada gambar dan garis panel. Setelah setiap panel terisi
dengan gambar maka langkah selanjutnya adalah penintaan gambar,
ilustrasi dan balon teks penintaan dilakukan dengan menggunakan spidol.
e) Menghapus bekas sket pensil. Langkah berikutnya adalah melakukan
penghapusan pada bekas sket pensil. Hal ini dilakukan untuk membuat
bersih komik dan juga untuk menghapus goresan sket yang meleset dan
goresan tidak diperlukan.
f) Proses Scanning dan pengisian teks pada balon kata. Selanjutnya yaitu
melakukan proses scanning terhadap lembaran komik dan mengisi teks
pada balon kata. Proses pengisian teks ini dilakukan dengan bantuan
software Adobe Photoshop.
g) Finishing. Tahap finishing yaitu dengan menyusun panel komik,
pembuatan narasi, dan gang antar panel yang dilakukan di program
Microsoft Word. Setelah itu komik dicetak dan diperbanyak untuk
dibagikan kepada setiap siswa.
penelitiannya
menyatakan
bahwa
pembelajaran
dengan
35
meningkat
bila
dibandingkan
hasil
belajar
siswa
tanpa
C. Kerangka Berpikir
Kesulitan siswa dalam memahami materi matematika merupakan salah
satu masalah yang dihadapi oleh guru. Matematika itu sulit, itulah yang sering
dikatakan para siswa. Tanpa disadari guru turut memberikan kontribusi terhadap
faktor tersebut. Fakta yang sering terjadi di kelas diantaranya adalah strategi
pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional dan kurangnya
penggunaan media yang dapat memperjelas isi materi yang dipelajari dan menarik
perhatian serta minat siswa.
Oleh sebab itu, diperlukan guru yang kreatif dalam memilih pendekatan,
strategi, metode, serta media yang tepat dengan kondisi siswa, sehingga
pembelajaran menjadi berkualitas, efisien, dan bermanfaat bagi siswa. Agar siswa
lebih mudah dan termotivasi mempelajari matematika maka perlu diberikan suatu
upaya kreatif yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Karena pembelajaran
secara sederhana pada dasarnya adalah melakukan suatu usaha eksplorasi dan
memindahkan pengetahuan
yang bermakna
untuk
Junaidi, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk Cerita
dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 Balai-Balai Kota Padang Panjang,
Jurnal Guru, Vol. 5, No. 1, 2008, h. 80.
56
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 221.
36
Dalam komik, terdapat tiga unsur penting yang dibutuhkan agar proses
pembelajaran bisa optimal, yaitu pengindraan, memori, dan imajinasi. Unsur
pengindraan, dalam komik terdapat isi materi yang disampaikan oleh gambargambar tokoh komik beserta ilustrasi yang menarik, hal tersebut bisa mengasah
pengindraan siswa dan membantu agar siswa terbiasa mengidentifikasi berbagai
permasalahan atau kasus-kasus yang perlu penyelesaian. Pengindraan turut
berperan serta dalam kognitif siswa pada jenjang kognitif pengetahuan. Siswa
memperoleh pengetahuan dengan pengindraan yang dilakukan oleh siswa
terhadap isi materi dalam komik.
Unsur memori pada komik juga turut berperan serta dalam kognitif siswa
pada proses memperoleh pemahaman. Memori siswa berkaitan erat dengan
pamahaman siswa terhadap materi. Dalam komik terdapat isi materi yang
disajikan dalam alur cerita yang menarik, hal tersebut dapat membantu
memudahkan siswa dalam mengingat isi materi dengan baik berdasarkan alur
yang terdapat dalam komik, juga memudahkan siswa dalam memahami isi materi
yang disampaikan oleh guru dengan media komik tersebut.
Unsur imajinasi, siswa dapat berimajinasi secara penuh dengan
menggunakan media komik dalam pembelajaran sehingga dapat membantu proses
berpikir siswa. Dalam hal ini unsur imajinasi turut berperan serta dalam proses
pengembangan berpikir siswa. Siswa dapat menyimpan informasi dengan
imajinasi yang dimilikinya. Hal tersebut senada dengan Kuswana yang
menyatakan
bahwa
berimajinasi
sangat
esensisal
dalam
pengembangan
kemampuan intelektual dan bahasa. Anak mampu mengingat ide dan kata yang
telah mereka alami karena mereka dapat menggabungkan ide dengan gambaran
dalam pikiran mereka.57 Dengan imajinasi tersebut siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan dengan benar informasi yang telah mereka peroleh dalam
pembelajaran pada suatu situasi yang baru.
Melalui gambar dan ilustrasi dalam komik, siswa dapat termotivasi untuk
belajar dan membaca materi dalam komik tersebut. Melalui alur yang terdapat
57
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak,
(Jakarta: Kencana, 2010) h. 54.
37
dalam komik, siswa dapat mengingat isi materi lebih baik dengan imajinasi yang
dibangun oleh masing-masing siswa. Komik penuh dengan gambar dan alur cerita
yang menarik, kaya ilustrasi dan imajinasi yang disukai oleh siswa sehingga
membuat siswa penasaran akan isi cerita tersebut dan ingin membacanya terus
hingga cerita dalam komik selesai. Bahasa gambar dan teks dalam komik ternyata
mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat terhadap suatu
masalah dibanding hanya dengan tulisan saja. Adanya unsur-unsur tersebut dalam
komik dapat menimbulkan ketertarikan dalam diri siswa, sehingga proses
pembelajaran bisa dilakukan dengan optimal dan pemahaman siswa menjadi lebih
baik dan pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media komik yang
dibuat sendiri oleh peneliti dengan judul Lubang Ajaib. Komik tersebut berisi
materi Faktor dan Kelipatan. Pengaruh media komik yang digunakan dalam
pembelajaran ini diteliti dengan metode penelitian kuasi eksperimen. Perlakuan
yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu siswa diberikan pembelajaran
dengan menggunakan media komik, sedangkan pada kelompok kontrolnya
diberikan pembelajaran dengan metode konvensional dan tidak menggunakan
media komik, melainkan dengan buku teks matematika sebagai pengganti media
komik tersebut.
Jadi, jika media komik ini digunakan dalam pembelajaran matematika di
kelas, diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman siswa, minat, motivasi belajar
dan pengetahuan siswa, sehingga siswa akan terlibat total dalam proses
pembelajaran tersebut dan diperoleh hasil belajar matematika siswa yang lebih
baik. Artinya, penggunaan media komik ini dapat memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan media komik lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
media konvensional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
39
Perlakuan
Post Test
X1
X2
Keterangan:
E = Eksperimen
K = Kontrol
X1 = Pembelajaran dengan media komik
X2 = Pembelajaran tanpa media komik
T = Posttest
Psikologi,
2014,
(http://www.yesi-f
40
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (independent variable): media komik.
b. Variabel terikat (dependent variable): hasil belajar matematika siswa.
41
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
No.
Indikator Soal
1.
2.
3.
Menyimpulkan perbedaan
faktor dan kelipatan
4.
5.
Menentukan kelipatan
persekutuan dua bilangan
6.
7.
Menentukan faktor
persekutuan dua bilangan
8.
9.
Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan KPK
10.
Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan FPB
10
10
42
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.4
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus product
moment dari Pearson, yaitu:5
( ) ( )
)+ *
)+
Keterangan:
= validitas antar variabel X dan variabel Y
N
= banyak siswa
= skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka
dengan
. Harga
dibandingkan
43
Tabel 3.3
Validitas Soal
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rxy
0,823
0,744
0,621
0,575
0,784
0,756
0,742
0,707
0,788
0,746
rtabel
Status
0,404
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability atau reliability, yaitu
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat pula
diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Guna mengukur reliabilitas instrumen, peneliti melakukan
pengukuran reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha:6
(
)(
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k
t2 = varians total
Indeks reliabilitas diklasifikasikan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Ibid., h.196.
44
Tabel 3.4
Indeks Reliabilitas
r11
r < 0,20
0,20 r < 0,40
0,40 r < 0,70
0,70 r < 0,90
0,90 r < 1,00
Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
(
(
)
)
h. 207.
8
Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Refika Aditama, 2012), h. 138.
45
Keterangan:
FH = Frequency High (jumlah skor benar kelompok atas)
FL = Frequency Low (jumlah skor benar kelompok bawah)
n
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat menjawab dengan benar
oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak
ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukan butir soal tersebut sukar.
Untuk kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Indeks tingkat kesukaran
0,00 0,30
0,30 0,70
0,70 1,00
Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
P
0,60
0,77
0,41
0,38
0,41
0,76
0,37
0,28
0,49
0,18
Kriteria
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
46
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.9 Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari daya pembeda soal adalah sebagai berikut10:
(
Keterangan:
ID = Item Discriminability (daya pembeda)
FH = Frequency High (jumlah skor benar kelompok atas)
FL = Frequency Low (jumlah skor benar kelompok bawah)
n
Untuk kriteria daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Indeks daya beda
Kriteria
0,0 0,2
Direvisi
0,2 0,4
Cukup
0,4 0,7
Baik
0,7 1,00
Sangat Baik
Bertanda negatif
Dibuang/Diganti
10
47
Tabel 3.8
Daya Pembeda Butir Soal
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DP
Kriteria
0,36
0,31
0,31
0,36
0,56
0,44
0,44
0,56
0,26
0,46
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
Validitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda
Keputusan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
48
yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat pengaruh
yang signifikan. Sebelum data dianalisis dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan
pengujian awal yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors (Lo)
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:11
Pertama-tama, menentukan taraf signifikansi (), yaitu misalkan pada =
5% (0,05) dengan hipotesis yang akan diuji:
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = L hitung < Ltabel terima H0
Jika Lo = L hitung > Ltabel tolak H0
Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:
a. Data pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, ... , zn
dengan menggunakan rumus
zi =
Keterangan:
zi = skor baku
Xi = skor data
= mean/rata-rata
s = simpangan baku/standar deviasi
b. Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang
F(zi) = P (z < zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:
11
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), h. 131-132.
49
S(zi) =
d. Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebagai harga Lo atau Lhitung.
Untuk menerima atau menolak H0, dilakukan dengan cara membandingkan
harga Lo dengan nilai Ltabel yang didapat dari tabel Liliefors untuk taraf nyata
(signifikansi) yang dipilih, yaitu = 0,05.
2. Uji Homogenitas
Melakukan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah data
normalitas terpenuhi, yakni data berdistribusi normal.
Uji homogenitas yang dilakukan yaitu uji Fisher, rumus uji Fisher
adalah:
12
F=
Keterangan:
F
= Uji Fisher
= varians terbesar
= varians terkecil
12
50
3. Uji Hipotesis
Setelah data terbukti normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
uji hipotesis menggunakan Uji-t dengan rumus:13
dengan:
(
Keterangan:
=
t hasil perhitungan
13
Ibid., h. 239.
51
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :
Ha :
Keterangan:
H0 =
rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih kecil atau
sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
Ha
rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih besar dari
hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen.
rerata hasil belajar siswa kelas kontrol.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengaruh media komik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV pada
konsep Faktor dan Kelipatan. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
Muhara 02 Citeureup, Bogor.
Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa, penulis memberikan tes
objektif uraian sebanyak 10 butir soal kepada kedua kelompok. Data yang didapat
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu data dari hasil belajar kelas
eksperimen (kelas yang diberi perlakuan dengan media komik) dan kelas kontrol
(kelas yang tidak diberi perlakuan dengan media komik). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing kelas eksperimen dan
kontrol berjumlah 30 siswa. Berikut ini disajikan data dari dua kelas subjek
penelitian.
52
53
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas Eksperimen
No. Nilai
65
1
67,5
2
70
3
72,5
4
75
5
77,5
6
80
7
85
8
87,5
9
90
10
Jumlah
F
4
2
3
3
1
4
4
2
2
5
30
Persentase (%)
13,33
6,67
10,00
10,00
3,33
13,33
13,33
6,67
6,67
16,67
100
Sebaran dari data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen tersebut
ditunjukkan dengan skor varians sebesar 75,64 dan skor simpangan baku sebesar
8,70.
54
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas Kontrol
No. Nilai
45
1
50
2
55
3
57,5
4
60
5
65
6
67,5
7
70
8
72,5
9
75
10
80
11
12 82,5
85
13
Jumlah
F
2
4
2
1
4
5
2
2
1
3
2
1
1
30
Persentase (%)
6,67
13,33
6,67
3,33
13,33
16,67
6,67
6,67
3,33
10,00
6,67
3,33
3,33
100
Sebaran dari data hasil belajar matematika siswa kelas kontrol tersebut
ditunjukkan dengan skor varians sebesar 124,35 dan skor simpangan baku sebesar
11,15.
55
Tabel 4.3
Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Standar Deviasi
N
Kelas
Eksperimen
Kontrol
65,00
45,00
90,00
85,00
77,42
64,08
77,50
65,00
90,00
65,00
75,64
124,35
8,70
11,15
30
30
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas
eksperimen adalah 65,00, sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol adalah
45,00. Kemudian untuk nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 90,00, sedangkan
kelas kontrol adalah 85. Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh kelas eksperimen
adalah 77,42 sedangkan kelas kontrol 64,08. Nilai tengah (median) untuk kelas
eksperimen adalah 77,50, sedangkan kelas kontrol 65,00. Nilai yang paling sering
muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 90,00 sedangkan kelas kontrol
65,00. Varians pada kelas eksperimen sebesar 75,64 dan 124,35 pada kelas
kontrol. Untuk standar deviasi kelas eksperimen adalah 8,70 dan 11,15 untuk
kelas control.
Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa kelas kontrol.
Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada lampiran.
Penulis juga melakukan penghitungan pada hasil belajar siswa di setiap
indikator instrumen berupa persentase jenjang kognitif C1, C2, dan C3 hasil
posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol. Hasil perhitungan persentase tiap
jenjang kognitif siswa disajikan pada tabel 4.4. Sedangkan untuk perhitungan
lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
56
Tabel 4.4
Perhitungan Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Jenjang Kognitif
C1
C2
C3
92,92 % 77,08 % 62,92 %
84,58 % 63,61 % 43,33 %
57
1. Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, terlebih dahulu
kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui apakah penyebaran skor posttest kedua kelompok berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus Liliefors dengan ketentuan
bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria Lo < Ltabel diukur
pada taraf signifikansi 0,05.
a. Uji normalitas kelas eksperimen
Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh Lo sebesar
0,116. Dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30
dan = 0,05 adalah 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka data hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji normalitas kelas kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas kelas kontrol diperoleh Lo sebesar 0,087.
Dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30 dan
= 0,05 adalah 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka data hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Untuk perhitungan lebih lengkap uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
Lo
Ltabel
Kesimpulan
Kelas
Eksperimen
Kontrol
30
30
0,116
0,087
0,161
Normal
Normal
58
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Lo kedua kelas tersebut lebih kecil dari
Ltabel (Lo < Ltabel), maka H0 yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi
normal, diterima. Dengan demikian, sebaran data yang dianalisis dari kedua kelas
tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelas penelitian, yang
menyatakan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam
penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada
taraf signifikansi = 0,05, sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel.
Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6.
Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
S
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
Kelas
Eksperimen
30
75,64
Kontrol
30
124,35
1,65
1,86
Homogen
Tabel 4.6 menunjukkan Fhitung < Ftabel, maka H0 yang menyatakan bahwa
kedua sampel homogen, diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
data dari kedua kelas tersebut berasal dari kelompok yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat analisis dan diketahui bahwa
kedua sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
59
matematika siswa kelas eksperimen dan kontrol. Karena kedua data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji statistik yang digunakan
adalah uji-t, pada taraf signifikansi = 0,05. Sampel dinyatakan terdapat
perbedaan yang signifikan apabila thitung > ttabel. Hasil uji-t pada hasil belajar
matematika siswa kedua kelas sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.7
Perhitungan Uji-t Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
Mean
thitung
ttabel
Kesimpulan
Kelas
Eksperimen
Kontrol
30
30
77,42
64,08
9,99
5,17
2,00
Tolak H0
Tabel 4.6 menunjukkan thitung > ttabel dan tolak H0, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kontrol,
yaitu terdapat pengaruh pada penggunaan media komik terhadap hasil belajar
matematika siswa.
60
Persentase (%)
Hasil Posttest
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
92.92
84.58
77.08
63.61
62.92
43.33
Eksperimen
Kontrol
C1
C2
C3
Jenjang Kognitif
Gambar 4.1
Diagram Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hal tersebut juga telah dibuktikan oleh pengujian hipotesis, yang
menyatakan bahwa thitung > ttabel (5,17 > 2,00), yang berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan media komik dalam pembelajaran dan pada siswa
kelas kontrol yang tidak menggunakan media komik dalam pembelajarannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media
komik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah membuat perencanaan yang
matang, diantaranya yaitu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan)
merancang kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen yang menggunakan
media komik dan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Menyiapkan komik yang berisi materi faktor dan kelipatan,
menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan, juga menyiapkan soal-soal
posttest untuk mengukur hasil belajar siswa.
61
62
Gambar 4.2
Pembelajaran dengan Media Komik
Pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap materi dalam komik yang
memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita
bergambar membuat informasi lebih mudah diserap oleh siswa. Teks dalam
komik membuatnya lebih dimengerti, dan alur cerita yang menarik membuatnya
lebih mudah untuk diikuti dan diingat oleh siswa. Sehingga pemahaman siswa
kelas eksperimen terhadap materi juga lebih baik daripada siswa kelas kontrol
yang tidak menggunakan media komik dalam pembelajarannya.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol tidak menggunakan media
komik, melainkan buku teks matematika yang dipegang oleh masing-masing
siswa dan menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana siswa hanya
memperhatikan penjelasan oleh guru. Pembelajaran di kelas kontrol berlangsung
dengan biasa saja, pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan
dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian
keterlibatan siswa dalam pembelajaran hanya sebatas mendengarkan dan menulis
perintah dari guru. Namun, apabila masih ada bagian materi yang belum
dipahami, siswa diperbolehkan bertanya kepada guru. Pembelajaran di kelas
kontrol cenderung pasif sehingga mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Hal ini
jelas bertolak belakang dengan kondisi pembelajaran di kelas eksperimen.
63
Gambar 4.3
Pembelajaran tanpa Media Komik
Dengan demikian, siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media komik
dalam pembelajarannya, hanya belajar dengan cara mendengarkan dan kurang
mengerti isi dari materi yang disampaikan guru. Pemahaman siswa kedua kelas
tersebut jelas berbeda. Hal ini bisa dilihat dari perhitungan persentase hasil
posttest tiap jenjang kognitif siswa. Hasil persentase kelas eksperimen lebih
unggul pada tiap jenjang kognitifnya dibandingkan kelas kontrol.
Persentase yang didapat oleh kelas eksperimen sebesar 92,92 % pada
jenjang kognitif C1, 77,08 % pada jenjang kognitif C2, dan 62,92 % pada jenjang
kognitif C3. Sedangkan persentase yang diperoleh kelas kontrol sebesar 84,58 %
pada jenjang kognitif C1, 63,61 % pada jenjang kognitif C2, dan 43,33 % pada
jenjang kognitif C3. Dari perhitungan persentase tersebut terlihat perbedaan
pemahaman siswa kelas eksperimen dan kontrol pada tiap jenjang kognitifnya
terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang
diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang
berbeda pula. Hasil belajar kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan
media komik dalam pembelajarannya berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol
yang diajarkan dengan tidak menggunakan media komik. Hasil belajar siswa kelas
kontrol lebih rendah dari siswa kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa
memahami materi konsep Faktor dan Kelipatan dari buku teks dimana buku
64
tersebut minim dari ilustrasi atau gambar yang bisa membantu memudahkan siswa
dalam mengingat dan memahami materi.
Perbedaan hasil belajar siswa bisa terjadi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, karena pada kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan
media komik yang memiliki sifat penyajian yang sederhana dan menyenangkan.
Hal ini terlihat pada siswa yang merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut didukung pula oleh Hadi dalam
penelitiannya yang menyatakan bahwa selama pembelajaran menggunakan media
komik siswa menunjukan respon positif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
ditunjukkan oleh siswa yang merasa senang dengan cara pembelajaran yang
dilakukan, mereka merasa belajarnya lebih santai dan tidak tegang dalam
mengikuti pembelajaran.1
Komik juga memiliki alur cerita yang memudahkan siswa untuk
memahami pesan yang disampaikan dalam komik tersebut. Terbukti dengan
menggunakan media komik siswa menjadi lebih mudah memahami konsep faktor
dan kelipatan sehingga hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik. Terlihat
pada persentase jenjang kognitif C1, C2 dan C3 kelas eksperimen yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang tanpa menggunakan media komik dalam proses
pembelajarannya.
Seperti yang dikemukakan Hamalik oleh Azhar Arsyad dalam bukunya
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.2 Minat siswa berbanding tegak lurus dengan hasil belajar. Jika
minat siswa meningkat maka bisa dikatakan hasil belajar siswa bisa turut
meningkat pula. Dalam hal ini komik yang dibuat oleh penulis bisa dikatakan
berhasil dalam menjalankan fungsinya sebagai media pembelajaran yang
digunakan di kelas.
1
65
Junaidi, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk Cerita
dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 Balai-Balai Kota Padang Panjang,
Jurnal Guru, Vol. 5, No. 1, 2008, h. 80.
66
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan memberikan
kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh
hasil yang maksimal. Namun masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol
dan tidak dapat dikendalikan, sehingga hasil penelitian ini pun masih mempunyai
keterbatasan sebagai berikut:
1. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya hasil belajar
matematika siswa saja, sedangkan aspek yang lain tidak dikontrol.
2. Hasil belajar kognitif siswa yang diukur hanya dalam jenjang kognitif C1
C3 saja.
3. Penelitian ini hanya diajukan untuk pembelajaran matematika pada pokok
bahasan faktor dan kelipatan, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada
pokok bahasan matematika yang lainnya.
4. Komik yang digunakan masih kurang berwarna karena tampilan komik
hanya berwarna hitam putih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Muhara 02
Citeureup, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan media komik pada konsep faktor dan
kelipatan. Ternyata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen yang diajar
dengan media komik lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa kelas
kontrol yang diajar dengan media konvensional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan media komik dalam pembelajaran matematika
di sekolah sebagai media pembelajaran agar lebih menarik perhatian
siswa, dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa
diharapkan
untuk
bisa
berpartisipasi
secara
aktif
dalam
67
DAFTAR PUSTAKA
Remaja
Indira Maharsi, KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku.
2011.
68
69
Iska, Zikri Neni. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kizi Brothers. 2011.
Junaidi. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk
Cerita dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 BalaiBalai Kota Padang Panjang. Jurnal Guru. 5, 2008.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008.
Nanto, Dwi. Komik Disuka dan Dibenci. Jakarta: Yayasan Citra Bangsa.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak. Jakarta: Kencana. 2010.
Sikumbang, Achyar. Dominasi Komik Asing dan Kontroversi Keberadaan Komik
dalam Dunia Pendidikan Indonesia, Jurnal Seni dan Desain. 02, 2008.
Sudjana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2006.
Supardi. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Ufuk Press. 2012.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. 2010.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &
PP RI Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar. Bandung: Citra
Umbara. 2009.
Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Refika Aditama. 2012.
Waluyanto, Heru Dwi. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Nirmana. 7, 2005.
Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada
Konsep Reaksi Redoks, Skripsi pada FITK UIN SYAHID, Jakarta: 2008.
tidak dipublikasikan.
70
Lampiran 1
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Pertemuan ke-
: 1-2
dan
menggunakan
faktor dan
A. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan faktor suatu bilangan dengan tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kelipatan suatu bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.
71
D. Materi Pokok
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang merupakan hasil perkalian
sebuah bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3, 4, 5,...).
Faktor adalah bilangan yang membagi habis bilangan lain.
E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi kelipatan dan faktor.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
72
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2. Pertemuan ke-2
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru meminta siswa untuk membaca komik matematika yang telah
dibagikan di pertemuan sebelumnya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.
73
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi kelipatan dan faktor.
- Guru meminta siswa untuk menukarkan pekerjaan mereka ke siswa yang
lain.
- Siswa mengerjakan pekerjaan temannya.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
- Guru bersama siswa membahas pekerjaan siswa.
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
74
H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik Bentuk
Tertulis
Isian
Soal
Jawaban
1. Tentukan kelipatan 7
1.
2.
berikut ini!
15
...
...
...
...
...
...
...
...
15
15
15
Guru Matematika
( Ismalia, S.PD )
( Asri Anita )
75
Kelas :
Hari/tanggal :
Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut dan ikutilah
kegiatan di bawah ini dengan baik!
1. a. Buatlah bilangan loncat sesuai keinginanmu sendiri dan gambarlah pada sebuah
garis bilangan!
b. Tuliskan bilangan yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan di atas!
76
b. Berikan satu contoh bilangan dan tentukan faktor dari bilangan tersebut!
Latihan Soal
1. Tentukan kelipatan 7 yang kurang dari 30!
15
...
...
...
...
...
...
...
...
SELAMAT MENGERJAKAN
77
Kelas :
Hari/tanggal :
Latihan Soal
1. Buatlah satu pertanyaan tentang Kelipatan!
78
Materi Pokok
79
80
81
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke-
: 3
dan
menggunakan
faktor dan
A. Kompetensi Dasar :
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan.
C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan dengan
tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.
D. Materi Pokok
(terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.
82
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan kelipatan dan faktor
suatu bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru, bersama-sama membahas hasil kerja yang telah
dikerjakan oleh siswa.
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan kelipatan dan
faktor suatu bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
83
H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik
Bentuk
Tertulis
Isian
Soal
1. Tentukan kelipatan dan
faktor dari 14!
Jawaban
1. Kelipatan 14 = 14, 28, 42,
56, 70, 84, 98, 102, 116,
130.
Faktor 14 = 1, 2, 7, 14.
64.
8.
84
Kelas :
Hari/tanggal :
b. Dari bilangan yang sudah kamu tulis pada nomor a, tentukan bilangan
mana saja yang merupakan kelipatan dari 12!
c. Dari bilangan yang telah kamu tulis pada nomor a, tentukan bilangan
mana saja yang merupakan faktor dari 12!
85
Latihan Soal
1. Tentukan kelipatan dan faktor dari 14!
2. 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, 60, 64.
Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan mana saja yang merupakan
kelipatan dan faktor dari 8!
SELAMAT MENGERJAKAN
86
Materi Pokok
Keesokan harinya...
87
88
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Pertemuan ke-
: 4-5
A. Kompetensi Dasar :
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB).
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dengan
benar.
2. Siswa mampu menentukan KPK dua bilangan dengan tepat.
3. Siswa mampu menentukan faktor persekutuan dua bilangan dengan benar.
4. Siswa mampu menentukan FPB dua bilangan dengan tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.
89
D. Materi Pokok
(Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-4
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan kelipatan
persekutuan dan KPK dari dua bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan kelipatan
persekutuan dan KPK dari dua bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
90
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2. Pertemuan ke-5
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan faktor persekutuan
dan FPB dari dua bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru, bersama-sama membahas hasil kerja yang telah
91
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan faktor persekutuan
dan FPB dari dua bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
92
H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik
Bentuk
Tertulis
Isian
Soal
1. Kelipatan dari 6 adalah
Jawaban
1. Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30,
....
....
Kelipatan persekutuan
54, ...
adalah ....
....
....
Kelipatan persekutuan
90, ...
adalah ....
1. Faktor dari 16 adalah ....
1. Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, 16.
2. Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, 16.
93
Kelas :
Hari/tanggal :
94
Latihan Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kelipatan dari 6 adalah ....
Kelipatan dari 9 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 9 adalah ....
Jadi, KPK dari 6 dan 9 adalah ....
SELAMAT MENGERJAKAN
95
Materi Pokok
96
97
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, ...
Kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, ...
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48, 72, ...
Jadi, KPK dari 8 dan 12 adalah 24
98
99
Kelas :
Hari/tanggal :
100
Latihan Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Faktor dari 16 adalah ....
Faktor dari 22 adalah ....
Faktor persekutuan dari 16 dan 22 adalah ....
Jadi, FPB dari 16 dan 22 adalah ....
SELAMAT MENGERJAKAN
101
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke-
: 6
A. Kompetensi Dasar :
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dengan
tepat.
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dengan
tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.
D. Materi Pokok
(Terlampir)
102
E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK dan FPB.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.
Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK dan FPB.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
103
Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik
Tertulis
Bentuk
Isian
Soal
1. Lampu merah menyala setiap 7
menit sekali dan lampu biru
menyala setiap 5 menit sekali.
Jika saat ini kedua lampu
menyala secara bersamaan,
dalam berapa menit kedua
lampu
tersebut
menyala
bersamaan lagi?
Jawaban
1. Merah = 7, 14, 21, 28,
35, 42, 49, 56, 63, 70, 77,
...
Biru = 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, ...
Jadi, dalam 35 menit lagi
kedua lampu tersebut
akan menyala bersamaan.
104
2. Faktor dari 84 = 1, 2, 3,
4, 6, 7, 12, 14, 21, 28, 42,
84.
Faktor dari 90 = 1, 2, 3,
5, 6, 9, 10, 15, 18, 30, 45,
90.
a. jadi, ukuran
terpanjang tali adalah
6 cm.
b. Tali Fia = 84 cm : 6
cm = 14 potong.
c. Tali Nafis = 90 cm : 6
cm = 15 potong.
Guru Matematika
( Ismalia, S.PD )
( Asri Anita )
105
Kelas :
Hari/tanggal :
106
Latihan Soal
Selesaikanlah masalah di bawah ini dengan konsep KPK atau FPB!
1. Lampu merah menyala setiap 7 menit sekali dan lampu biru menyala
setiap 5 menit sekali. Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan,
dalam berapa menit kedua lampu tersebut menyala bersamaan lagi?
SELAMAT MENGERJAKAN
107
108
109
110
Lampiran 2
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Pertemuan ke-
: 1-2
A. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan faktor suatu bilangan dengan tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kelipatan suatu bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.
D. Materi Pokok
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang merupakan hasil perkalian
sebuah bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3, 4, 5,...).
111
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Guru mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait
materi yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru menjelaskan pengertian kelipatan dan faktor bilangan.
- Guru memberikan contoh dari kelipatan dan faktor bilangan.
- Siswa mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
112
2. Pertemuan ke-2
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Guru mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait
materi yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru menjelaskan pengertian kelipatan dan faktor bilangan.
- Guru memberikan contoh dari kelipatan dan faktor bilangan.
- Siswa mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
113
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke-
: 3
A. Kompetensi Dasar :
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan.
C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan dengan
tepat.
D. Materi Pokok
Menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan adalah mencari bilangan
yang merupakan hasil perkalian sebuah bilangan tersebut dengan bilangan
asli, dan menentukan bilangan yang membagi habis bilangan tersebut.
Contoh:
Tentukan kelipatan dan faktor dari 12!
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48, ...
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12.
114
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh bilangan yang akan dicari kelipatan dan faktornya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
115
Guru Matematika
( Asri Anita )
116
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Pertemuan ke-
: 4-5
A. Kompetensi Dasar :
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB).
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dengan
benar.
2. Siswa mampu menentukan faktor persekutuan dua bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menentukan KPK dan FPB dua bilangan dengan tepat.
D. Materi Pokok
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua
bilangan tersebut yang bernilai sama.
117
Faktor persekutuan dari dua bilangan adalah faktor-faktor dari dua bilangan
tersebut yang bernilai sama.
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-4
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh dua bilangan yang akan dicari kelipatan dan faktor
persekutuannya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal
mengerjakannya.
118
2. Pertemuan ke-5
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh dua bilangan yang akan dicari KPK dan FPB-nya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
119
Guru Matematika
( Asri Anita )
120
Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke-
: 6
A. Kompetensi Dasar :
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dengan
tepat.
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dengan
tepat.
D. Materi Pokok
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.
121
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
122
Guru Matematika
( Asri Anita )
123
Lampiran 3
MEDIA KOMIK
124
125
Rino dan Ari sedang bermain bola di lapangan, tiba-tiba muncul sebuah lubang di tembok sisi lapangan.
Rino yang penasaran pada lubang tersebut langsung melihat ke dalam lubang, namun Rino terseret masuk
ke dalam lubang. Ari yang melihat sahabatnya terseret ke dalam lubang tersebut mencoba menarik Rino,
tetapi Ari malah juga ikut terseret ke dalam lubang tersebut.
126
Saat mereka tengah kebingungan, datang seorang puteri cantik nan jelita.
127
128
129
130
Keesokan harinya...
131
132
133
134
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, ...
Kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, ...
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48, 72, ...
Jadi, KPK dari 8 dan 12 adalah 24
135
136
137
138
139
140
Rino dan Ari pergi menuju lubang ajaib untuk kembali ke dunia mereka.
SELESAI
Lampiran 4
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan
Alokasi Waktu
: 2 x 30 menit
Mata Pelajaran
: Matematika
Jumlah Soal
: 10 butir
Kelas/Semester
: IV/1
Bentuk Soal
: Isian
Standar Kompetensi :
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
141
Indikator
No.
1.
Indikator Soal
Tingkat Kemampuan
C1
C2
2
Naskah Soal
C3
bilangan
28
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Jumlah
Soal
1
bilangan
3.
Menyimpulkan perbedaan
142
4.
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54.
5.
Menentukan kelipatan
Lulu dan Miftah sama-sama ikut les Matematika. Lulu masuk setiap
7.
Menentukan faktor
persekutuan dua bilangan
8.
9.
Menyelesaikan masalah
4 hari sekali, sedangkan Miftah masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari
ini mereka masuk les bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk
les bersama-sama dalam waktu terdekat?
10.
Menyelesaikan masalah
10
10
143
144
Lampiran 5
145
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
1.
a. Kelipatan dari 3 yang kurang dari 50 adalah
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48 ...
b. Kelipatan dari 8 yang kurang dari 90 adalah
8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88 ...
2.
28
1
2
4
7
14 28
28 14 7
4
2
1
Faktor dari 28 adalah 1, 2, 4, 7, 14, 28.
146
8. Faktor 15 = 1, 3, 5, 15.
Faktor 30 = 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30.
Faktor persekutuan = 1, 3, 5, 15.
FPB = 15
9.
Lulu
4 hari lagi
8 hari lagi
12 hari lagi
16 hari lagi
20 hari lagi
24 hari lagi
12 hari lagi
18 hari lagi
24 hari lagi
30 hari lagi
36 hari lagi
Mereka akan masuk les bersama-sama lagi pada 12 dan 24 hari lagi.
Jadi, dalam waktu dekat mereka akan masuk les bersama-sama pada 12
hari lagi.
10. Faktor dari 75 = 1, 3, 5, 15, 25, 75.
Faktor dari 50 = 1, 2, 25, 50.
FPB 75 dan 50 = 25
a. Jadi, jumlah anak yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil adalah
25 anak.
b. 75 buku : 25 anak = 3 buku tiap anak.
50 pensil : 25 anak = 2 pensil tiap anak.
Jadi, tiap anak mendapatkan 3 buku dan 2 pensil.
RUBRIK PENSKORAN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
No.
Soal
Soal
1.
2.
Tentukan kelipatan dari bilangan di Menjawab kedua pertanyaan dengan tepat dan benar.
bawah ini!
Menjawab kedua pertanyaan dengan benar namun masih kurang lengkap.
4
3
Mengisi seluruh petak dengan benar dan menuliskan faktor dengan tepat.
Mengisi seluruh petak dan menuliskan faktornya namun jawabannya kurang tepat.
Menjawab kelipatan dan faktor dengan benar dan tepat, lengkap dengan tabel.
Menuliskan kelipatan dan faktor dengan benar dan tepat sesuai bilangan yang ada.
4.
Skor
28
3.
Rubrik Penskoran
147
5.
6.
7.
8.
Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan Menuliskan kelipatan dan faktor, namun jawaban salah satunya salah .
mana saja yang merupakan kelipatan Hanya menuliskan satu pertanyaan saja.
dan faktor dari 18!
Tidak ada respon jawaban.
1
0
Menjawab sampai kelipatan persekutuan dengan benar, namun jawaban KPK salah.
Menjawab sampai faktor persekutuan dengan benar, namun jawaban FPB salah.
2
148
9.
10.
Menjawab kedua pertanyaan dengan benar dan tepat disertai cara pemecahannya.
lengkap.
Hanya menjawab salah satu pertanyaan dengan benar dan tepat disertai cara
pemecahannya.
Hanya salah satu pertanyaan yang benar namun tidak ada cara pemecahannya.
149
No.
Nama
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
18
R
19
S
20
T
21
U
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
JUMLAH
rxy
rtabel
STATUS
Y
27
25
36
31
16
33
28
15
32
14
29
24
16
27
15
32
16
31
17
16
20
29
31
14
17
25
616
152
UJI RELIABILITAS
No.
Nama
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
3
2
3
4
3
4
3
1
3
1
1
A
3
4
2
1
2
4
3
3
2
1
2
B
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
C
3
4
4
4
3
4
1
3
3
2
4
D
2
3
2
1
1
3
2
1
1
0
5
E
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
6
F
4
4
1
2
3
4
3
3
3
1
7
G
2
3
2
1
1
3
0
1
2
0
8
H
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
9
I
2
2
2
2
0
2
1
1
1
1
10
J
4
4
2
3
4
4
1
1
3
3
11
K
3
4
2
1
3
4
2
1
3
1
12
L
2
3
1
1
2
2
1
1
0
3
13
M
3
4
1
2
3
4
3
3
3
1
14
N
1
3
2
3
0
2
1
1
2
0
15
O
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
16
P
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
17
Q
3
4
4
2
3
4
3
3
3
2
18
R
2
3
1
1
1
4
2
1
2
0
19
S
2
3
1
1
0
2
1
3
2
1
20
T
3
3
1
1
4
3
2
0
2
1
21
U
3
3
2
1
4
4
3
3
3
3
22
V
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
23
W
2
2
2
2
1
2
1
1
1
0
24
X
3
2
2
3
1
3
1
0
1
1
25
Y
3
4
3
3
2
3
3
1
1
2
26
Z
JUMLAH
72
86
58
56 58 85 55
48
58
40
VARIAN ITEM 0.58 0.62 0.98 1.18 1.5 0.8 1.07 1.26 0.82 1.298
JUMLAH VAR.ITEM
10.2
VARIAN Y
52.62
RELIABILITAS
0.89
KATEGORI
TINGGI
Y
27
25
36
31
16
33
28
15
32
14
29
24
16
27
15
32
16
31
17
16
20
29
31
14
17
25
616
153
X2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
49
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
37
X3
4
4
3
3
4
2
4
2
2
1
3
1
2
35
3
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
23
TRF KESUKARAN
KRITERIA
X1
0.6
sedang
X2
0.77
mudah
X3
0.41
sedang
KELOMPOK ATAS
JUMLAH
X1
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
43
3
3
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
29
KELOMPOK BAWAH
JUMLAH
TARAF KESUKARAN
X4
X5
X6
X7
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
1
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
1
1
4
4
3
2
3
4
3
4
3
4
3
2
3
4
3
1
2
4
3
35
40
51
36
3
2
3
3
1
3
4
2
1
4
3
2
1
2
2
1
1
1
4
2
1
0
2
1
3
1
3
1
1
1
3
2
1
1
3
0
3
0
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
0
2
1
21
18
34
19
X4
0.38
sedang
X5
0.41
sedang
X6
0.76
mudah
X7
0.37
sedang
X8
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
35
1
1
0
1
1
3
0
1
1
1
1
1
1
13
X9
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
37
1
3
3
2
2
3
1
1
3
3
2
2
1
27
X10
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
1
1
1
29
2
1
1
3
0
1
1
0
0
0
1
0
1
11
X8
0.28
sukar
X9
0.49
sedang
X10
0.18
sukar
154
KELOMPOK ATAS
X2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
X3
4
4
3
3
4
2
4
2
2
1
3
1
2
X4
4
3
3
3
4
3
2
3
1
2
4
2
1
X5
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
X6
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
X7
4
3
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
X8
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
X9
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
X10
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
1
1
1
JUMLAH
43
49
35
35
40
51
36
35
37
29
KELOMPOK BAWAH
DAYA PEMBEDA
X1
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
2
2
2
3
4
2
1
0
1
1
1
0
2
1
0
3
4
3
2
4
2
3
3
3
2
1
2
2
3
2
2
1
2
1
1
2
0
1
2
1
1
1
1
0
1
1
3
0
1
1
1
1
1
1
1
3
3
2
2
3
1
1
3
3
2
2
1
2
1
1
3
0
1
1
0
0
0
1
0
1
JUMLAH
29
37
23
21
18
34
19
13
27
11
DP
KRITERIA
X1
0.36
baik
X2
0.31
baik
X3
0.31
baik
X4
0.36
baik
X5
0.56
baik
X6
0.44
baik
X7
0.44
baik
X8
0.56
baik
X9
0.26
cukup
X10
0.46
baik
155
156
Kelas Kontrol
Skor Hasil
Subjek
Belajar
CA
72,5
CB
75
CC
45
CD
50
CE
70
CF
72,5
CG
55
CH
50
CI
65
CJ
67,5
CK
65
CL
60
CM
55
CN
80
CO
82,5
CP
85
CQ
65
CR
55
CS
57,5
CT
60
CU
50
CV
60
CW
50
CX
70
CY
45
CZ
80
DA
65
DB
80
DC
60
DD
65
157
65
65
65
65
67,5
67,5
70
70
70
72,5
72,5
72,5
75
77,5
77,5
77,5
77,5
80
80
80
80
85
85
87,5
87,5
90
90
90
90
90
Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 65
Jumlah data (n) = 30
f
4
2
3
3
1
4
4
2
2
5
30
fx
260
135
210
217,5
75
310
320
170
175
450
2322,5
Persentase (%)
13,33
6,67
10,00
10,00
3,33
13,33
13,33
6,67
6,67
16,67
100
158
=
= 77,42
b. Median (Me)
=
=
=
= 77,5
c. Modus (Mo)
= 90
=
=
= 8,70
159
45
50
50
50
50
55
55
57,5
60
60
60
60
65
65
65
65
65
67,5
67,5
70
70
72,5
75
75
75
80
80
82,5
85
Skor terbesar = 85
Skor terkecil = 45
Jumlah data (n) = 30
f
2
4
2
1
4
5
2
2
1
3
2
1
1
30
fx
90
200
110
57,5
240
325
135
140
72,5
225
160
82,5
85
1922,5
Persentase (%)
6,67
13,33
6,67
3,33
13,33
16,67
6,67
6,67
3,33
10,00
6,67
3,33
3,33
100
160
=
= 64,08
b. Median (Me)
=
=
=
= 65
c. Modus (Mo)
= 65
=
=
=
= 11,15
161
Lampiran 10 :
- Perhitungan Uji Normalitas
- Perhitungan Uji Homogenitas
- Perhitungan Uji-t
162
x
fx
f.x
Z
Z tabel F (Z) fk S (Z)
Lo
Lo
4225
260
16900 -1,43 0,4236 0,076 4 0,133 -0,057 0,057
4556,25
135 9112,5 -1,14 0,3729 0,127 6
0,2 -0,073 0,073
4900
210
14700 -0,85 0,3023 0,198 9
0,3 -0,102 0,102
5256,25 217,5 15768,8 -0,57 0,2157 0,284 12
0,4 -0,116 0,116
5625
75
5625 -0,28 0,1103 0,39 13 0,433 -0,044 0,044
6006,25
310
24025 0,009
0,004 0,504 17 0,567 -0,063 0,063
6400
320
25600 0,297 0,1179 0,618 21
0,7 -0,082 0,082
7225
170
14450 0,871 0,3078 0,808 23 0,767 0,0411 0,041
7656,25
175 15312,5 1,159
0,377 0,877 25 0,833 0,0437 0,044
8100
450
40500 1,446 0,4265 0,927 30
1 -0,074 0,074
59950 2322,5 181994
Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh harga Lo sebesar 0,116,
sedangkan harga Lt dengan n=30, pada taraf nyata 5% adalah sebesar 0,161.
Karena Lo < Lt, maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian tersebut
berdistribusi normal.
163
B. Kelas Kontrol
Tabel Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
x
f
No.
45 2
1
50 4
2
55 2
3
4 57,5 1
60 4
5
65 5
6
7 67,5 2
70 2
8
9 72,5 1
75 3
10
80 2
11
12 82,5 1
85 1
13
Jumlah 30
x
2025
2500
3025
3306,25
3600
4225
4556,25
4900
5256,25
5625
6400
6806,25
7225
59450
fx
90
200
110
57,5
240
325
135
140
72,5
225
160
82,5
85
1922,5
f.x
4050
10000
6050
3306,25
14400
21125
9112,5
9800
5256,25
16875
12800
6806,25
7225
126806
Z
Z tabel F (Z) fk S (Z)
Lo
Lo
-1,71 0,4564 0,044 2 0,067 -0,023 0,023
-1,26 0,3962 0,104 6
0,2 -0,096 0,096
-0,81
0,291 0,209 8 0,267 -0,058 0,058
-0,59 0,2224 0,278 9
0,3 -0,022 0,022
-0,37 0,1443 0,356 13 0,433 -0,078 0,078
0,083 0,0319 0,532 18
0,6 -0,068 0,068
0,307 0,1217 0,622 20 0,667 -0,045 0,045
0,531 0,2019 0,702 22 0,733 -0,031 0,031
0,755 0,2734 0,773 23 0,767 0,0067 0,007
0,979 0,3365 0,837 26 0,867
-0,03
0,03
1,428 0,4236 0,924 28 0,933
-0,01
0,01
1,652 0,4505 0,951 29 0,967 -0,016 0,016
1,876 0,4699 0,97 30
1
-0,03
0,03
-
164
Kelas Kontrol
fx
f*(x-xbar)^2
260
617,0256
65
4
135
196,8128
67,5
2
210
165,1692
70
3
217,5
72,6192
72,5
3
75
5,8564
75
1
310
0,0256
77,5
4
320
26,6256
80
4
170
114,9128
85
2
175
203,2128
87,5
2
450
791,282
90
5
2193,542
Jumlah 30 2322,5
rata-rata = 77,42
x
f
fx
f*(x-xbar)^2
45
2
90
678,5928
50
4
200
720,3856
55
2
110
141,7928
57,5
1
57,5
35,0464
60
4
240
46,7856
65
5
325
12,482
67,5
2
135
33,2928
70
2
140
86,5928
72,5
1
72,5
82,4464
75
3
225
402,2892
80
2
160
549,7928
82,5
1
82,5
364,0464
85
1
85
465,6964
3619,242
Jumlah 30 1922,5
rata-rata = 64,08
= 75,639
= 124,801
F =
=
= 1,650
165
Perhitungan Uji-t
Diketahui :
= 77,42
= 75,64
= 64,08
= 124,35
= 30
= 30
Pengujian Hipotesis
1. H0 = rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih kecil
atau sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. (
=5%
= t (0,05, 58)
= 2,00
4. Nilai hitung
=
=
=
= 99,993
=
= 9,99965 9,99
166
=
=
= 5,17
5. Kesimpulan
5,17 > 2,00
>
, maka H0 ditolak.
167
Lampiran 11 :
-
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178