Anda di halaman 1dari 192

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA


KONSEP FAKTOR DAN KELIPATAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SDN Muhara 02 Citeureup)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
ASRI ANITA
NIM. 109018300077

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA SISWA PADA KONSEP
FAKTOR DAN KELIPATAN
(Penelitian Eksperimen di SDN Muhara 02 Citeureup)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ASRI ANITA
NIM. 109018300077

Di Bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Skripsi

Lia Kurniawati, M.Pd


NIP. 19760521 200801 2 008

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI


Skripsi berjudul Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan (Penelitian Eksperimen di SDN
Muhara 02 Citeureup). disusun oleh Asri Anita NIM.109018300077, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 20 Februari 2014

Yang Mengesahkan,
Pembimbing

Lia Kurniawati, M.Pd


NIP. 19760521 200801 2 008

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika


Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan disusun oleh ASRI ANITA Nomor
Induk Mahasiswa 109018300077, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 07 Maret 2014 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S. Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta, 17 Maret 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Jurusan

Dr. Fauzan, MA.


NIP. 19761107 200701 1 013

Tanggal

Tanda Tangan

____________

____________

____________

____________

____________

____________

Penguji I

Abdul Muin, M. Pd.


NIP. 19751201 200604 1 003
Penguji II

Dr. Kadir, M. Pd.


NIP. 19670812 199402 1 001

Mengetahui:
Dekan,

Dra. Nurlena Rifai, Ph. D.


NIP. 19591020 198603 2 001

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Asri Anita

NIM

: 109018300077

Jurusan

: PGMI

Alamat

: Jalan Utan Panjang II. RT 06 RW 08 No.25. Kemayoran.


Jakarta Pusat. 10650.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan (Penelitian
Eksperimen di SDN Muhara 02 Citeureup). Adalah benar hasil karya sendiri
dibawah bimbingan dosen :

Nama pembimbing

: Lia Kurniawati, M.Pd.

NIP

: 19760521 200801 2 008

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 20 Februari 2014
Yang menyatakan,

Asri Anita

ABSTRAK
Asri Anita (109018300077). Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan (Kuasi Eksperimen di
SDN Muhara 02 Citeureup).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada
penggunaan media komik terhadap hasil belajar matematika siswa pada konsep
faktor dan kelipatan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Muhara 2 Citeureup.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan bentuk
Posttest-Only Control Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Assignment Random Sampling. Sampel penelitian yang
pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media
komik. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas kontrol tanpa
menggunakan media komik. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan
uji-t, diperoleh hasil thitung sebesar 5,17 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar
2,00, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada
penggunaan media komik terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: Media Komik, Hasil Belajar, Faktor dan Kelipatan.

ABSTRACT
Asri Anita (109018300077). The Influence of Comics Toward the Result of
Students Achievement on Factors and Multiples Concept (Quasi Experiment in
SDN Muhara 02 Citeureup).
The purpose of this study was to determine whether there is an influence
on the use of comics media on students mathematic achievement on factor and
multiple concept. This study was conducted in SDN Muhara 02 Citeureup. The
method used in this study was quasi experiment with Posttest-Only Control
Design. Sampling was done by using Assignment Random Sampling technique.
The first studys samples are 30 students for experiment class use comics media.
The seconds samples are 30 students for control class without comics media.
Data analysis process of the two groups used the t-test, obtained results of taccount
5,17 and ttable 2,00 on 5% significance level, accordingly taccount>ttable. This case
shows that there are significant on the used comics media on students
mathematic achievement.
Key words: Comics Media, Students Achievement, Factors and Multiples.

ii

KATA PENGANTAR
Rasa syukur tak terhingga kehadirat Allaah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya dengan segala kemuliaan dan keagunganNya telah
mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan
skripsi ini penulis belajar banyak ketika mengalami kesulitan, kebingungan, dan
menghadapi tantangan sampai menemukan kemudahan. Namun atas izinNya dan
motivasi serta dukungan dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa
keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang turut berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini, diantaranya
adalah:
1.

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA. selaku Rektor Universitas Islam


Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

3.

Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah


Ibtidaiyah.

4.

Lia Kurniawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah


dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu demi membimbing penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.

5.

Dindin Ridwanudin, M.Pd. dan Tanenji, MA. Dosen yang menjadi


inspirasi dan memotivasi penulis.

6.

Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memotivasi dan mengalirkan
ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.

7.

Sekolah Dasar Negeri Muhara 02 Citeureup-Bogor, khususnya Kepala


Sekolah, guru kelas IV, siswa-siswi kelas IV, dan staf yang telah
membantu

dan

memberikan

kesempatan

kepada

melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

iii

penulis

untuk

iv

8.

Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ibu Sapsiti dan Bapak Sobari
Hardjosasmito, Nene dan Kake yang tak henti mendoakan, melimpahkan
kasih sayangnya, dan memberikan dukungan moril maupun materiil
kepada penulis.

9.

Abangku, Mas Bowo yang telah memberikan banyak dukungan materiil


kepada penulis selama masa kuliah. Kakakku tersayang; Mamah, Mbor,
Mano, Mba Indah atas doa dan motivasinya kepada penulis. Adikku
sayang yang sangat menyebalkan, dan keponakan-keponakan lucu yang
menghibur penulis.

10. Aprianto, A.Md., JeC yang selalu menemani dan memotivasi penulis
dalam suka duka melewati masa kuliah, terima kasih atas kasih kinasih
yang telah tercurah.
11. Sahabatku, Imi Genduth, terima kasih atas seluruh untaian doa yang selalu
tertuju kepada penulis, semoga kita tetap berada dalam kebaikan.
12. Sahabat Ember Bulan S.Pd (Adit, Lilu, Miftah) atas semua canda tawa dan
waktu yang telah dilewati bersama penulis, semoga mimpi-mimpi kita
mewujud nyata di kehidupan mendatang dan silaturahim kita tetap terjaga
hingga tua menjelang.
13. Keluarga Ibu Siti Choiriyah, S.Pd, terima kasih atas bantuan dan
dukungannya kepada penulis selama masa penelitian.
14. Yopi Fajar Suryadi, S.Pd.I, yang telah membantu penulis dalam proses
pembuatan media komik yang digunakan dalam penelitian ini.
15. Sahabat-sahabat sejak SMA (Van, Bundo, Astri, Ary, Abdul), rekan-rekan
masa PPKT di Madania School, dan rekan-rekan mahasiswa PGMI
khususnya angkatan 2009 yang telah menemani, memotivasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudahmudahan bantuan bimbingan, motivasi, dan doa yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allaah SWT di dunia dan akhirat kelak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dari penulis.

Penulis menerima segala bentuk saran serta masukan yang bersifat membangun
sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umum serta semua
pihak tentunya.

Jakarta, 20 Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 5
D. Perumusan Masalah ............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritik ................................................................. 7
1. Hasil Belajar Matematika Siswa .................................... 7
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12
c. Pengertian Matematika ............................................. 13
2. Media Pembelajaran ....................................................... 14
a. Pengertian Media ..................................................... 14
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ................ 15
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran dan Pengembangannya ............................................................................. 17
d. Karakteristik Media Visual ...................................... 18
e. Pemilihan Media Pembelajaran ................................ 20
f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran .................. 20

vi

3. Komik ............................................................................. 22
a. Pengertian Komik .................................................... 22
b. Unsur-unsur Komik ................................................. 24
c. Kelebihan dan Kekurangan Komik ......................... 25
d. Macam-Macam Komik ............................................ 26
e. Komik Sebagai Media Pembelajaran ...................... 28
f. Membuat Komik ...................................................... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................ 34
D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 38
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................. 38
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 39
D. Variabel Penelitian ............................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
F. Kontrol terhadap Validitas Internal ...................................... 40
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen .................................... 40
2. Uji Coba Instrumen ........................................................ 41
a. Validitas Instrumen .................................................. 42
b. Reliabilitas Instrumen .............................................. 43
c. Taraf Kesukaran Butir Soal ...................................... 44
d. Daya Pembeda .......................................................... 46
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 47
1. Uji Normalitas ................................................................ 48
2. Uji Homogenitas ............................................................. 49
3. Uji Hipotesis .................................................................... 50
H. Hipotesis Statistik ................................................................. 51

vii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ..................................................................... 52
1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 52
2. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ..... 53
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................... 54
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis .... 56
1. Uji Normalitas ................................................................ 57
2. Uji Homogenitas ............................................................. 58
3. Uji Hipotesis ................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 59
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................... 67
B. Saran ..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68


LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 70

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 70


Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ......... 110
Lampiran 3 : Media Komik .............................................................................. 123
Lampiran 4 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelipatan dan Faktor ......................................................................... 141
Lampiran 5 : Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelipatan dan
Faktor .......................................................................................... 144
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelipatan
dan Faktor ................................................................................... 145
Lampiran 7 : Rubrik Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelipatan dan Faktor ......................................................................... 147
Lampiran 8 : Perhitungan Uji Validitas Instrumen, Uji Reliabilitas, Taraf
Kesukaran, Daya Pembeda Soal, Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Posttest Kelas Eksperimen, Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Posttest Kelas Kontrol ....................................................... 151
Lampiran 9 : Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol,
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen,
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ........... 158
Lampiran 10 : Perhitungan Uji Normalitas, Perhitungan Uji Homogenitas,
Perhitungan Uji-t ........................................................................ 164
Lampiran 11 : Surat Bimbingan Skripsi, Surat Permohonan Izin Penelitian,
Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 170

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Desain Penelitian ........................................................................ 37


Tabel 3.2

: Kisi-kisi Instrumen ..................................................................... 39

Tabel 3.3 : Validitas Soal .............................................................................. 41


Tabel 3.4 : Indeks Reliabilitas ...................................................................... 42
Tabel 3.5 : Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 43
Tabel 3.6 : Taraf Kesukaran Butir Soal ........................................................ 44
Tabel 3.7 : Klasifikasi Daya Pembeda Soal .................................................. 45
Tabel 3.8 : Daya Pembeda Butir Soal ........................................................... 45
Tabel 3.9 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...................................... 46
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
Eksperimen ................................................................................. 52
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
Kontrol ........................................................................................ 53
Tabel 4.3 : Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 54
Tabel 4.4 : Perhitungan Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................... 55
Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan
Kontrol ......................................................................................... 56
Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan
Kontrol ......................................................................................... 57
Tabel 4.7 : Perhitungan Uji-t Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ............................................................. 58

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1

: Diagram Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest Siswa Kelas


Eksperimen dan Kontrol .......................................................... 60

Gambar 4.2

: Pembelajaran dengan Media Komik ........................................ 62

Gambar 4.3

: Pembelajaran tanpa Media Komik ........................................... 63

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan
bangsa. Kemajuan suatu bangsa juga ditentukan oleh tingkat keberhasilan
pendidikan. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar menurut Peraturan
Pemerintah No.47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar adalah jenjang pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.2
Pada jenjang inilah siswa mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan
yang memegang peranan penting dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti
jenjang pendidikan selanjutnya.
Matematika adalah salah satu bidang studi yang harus dipelajari pada
jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI). Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang memiliki peranan cukup penting karena erat penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini identik dengan susunan angka beserta
rangkaian rumus. Namun perolehan hasil belajar matematika kebanyakan siswa
1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas & PP RI


Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2009), Cet. ke-2, h.6.
2
Ibid., h. 136.

masih kurang memuaskan. Masih terdapat siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 65. Berdasarkan wawancara
singkat dengan guru kelas, dari 30 siswa di kelas IV setidaknya masih terdapat 10
siswa yang memperoleh nilai dibawah 65. Hal tersebut membuktikan bahwa
masih terdapat siswa yang kesulitan dalam memahami materi pada pelajaran
matematika di sekolah, bahkan jumlahnya mencapai 30% dari total siswa.
Pada kenyataannya juga tidak sedikit siswa di sekolah yang kurang
menyukai matematika. Salah satu penyebabnya adalah siswa menganggap mata
pelajaran ini tergolong sulit dipahami. Matematika dianggap pelajaran yang sulit,
membosankan, dan bahkan orang tua siswa pun juga mengeluh betapa
membingungkannya pelajaran tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena dalam
penyajian materi di kelas masih ada beberapa guru, seperti guru yang lama biasa
mengajar dengan metode ceramah saja tanpa disertai metode dan media
pembelajaran menarik lainnya sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif
dan hanya mencatat saja.
Agar siswa lebih mudah mempelajari pelajaran matematika di kelas, maka
diperlukan guru yang kreatif, guru yang dapat memilih media, metode, serta
pendekatan

yang

tepat

dengan

kondisi

siswanya,

sehingga

proses

pembelajarannya merupakan proses pembelajaran yang berkualitas, efisien, dan


mempunyai daya tarik yang membuat proses pembelajaran tersebut menjadi
menyenangkan. Oleh karena itu diperlukan strategi yang baik dalam proses
pembelajaran, salah satu cara yang dapat diterapkan oleh guru adalah dengan
menggunakan media pembelajaran.
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan pelajaran pada saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa. Media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik,


memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.3
Dalam pembelajaran di kelas, guru dapat menggunakan berbagai media
pembelajaran yang dapat membantu kelancaran proses pembelajaran hingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pemilihan jenis media juga
penting diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan media tersebut dalam
pembelajaran di kelas. Mengingat perkembangan pendidikan dewasa ini, media
pembelajaran memiliki banyak jenis yang dapat digunakan di kelas, diantaranya
media visual (penglihatan), media audio (pendengaran), dan audio visual yang
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing, untuk
itu perlu memilihnya dengan cermat dan benar agar dapat digunakan secara tepat.
Keadaan yang terjadi saat ini adalah siswa yang kurang suka membaca
buku-buku teks pelajaran, apalagi buku yang minim gambar dan kurang ilustrasi
yang menarik. Karena dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung
informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cakupan yang
luas dan umum sehingga proses komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah
dan pembacanya cenderung pasif.
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa
dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna
dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan
terjadinya

proses

informasi.4

Dengan

menggunakan

media

visual

saat

pembelajaran di kelas, guru bisa meningkatkan minat siswa dalam belajar dan
dapat membantu siswa dalam memahami isi materi yang sedang dipelajari.
Komik adalah media komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita
bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik
dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan
informasi secara efektif dan efisien. Seperti diketahui, gaya belajar terdiri atas
3

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 16.
Ibid., h. 91.

gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar visual merupakan gaya
belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk menyerap informasi. 5
Buku komik juga merupakan salah satu media berbasis visual yang cukup
digemari oleh anak khususnya pada masa anak-anak akhir. Pada usia tersebut
mereka cenderung sedang senang membaca. Menurut Yudhi Munadi, komik dapat
dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam komik biasanya berbentuk atau
berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai sifat yang sederhana dalam
penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar
tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi dilengkapi dengan
bahasa verbal yang dialogis.6 Berdasarkan hal tersebut, komik dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran di kelas. Gambar-gambar unik yang terdapat dalam
komik juga dapat menarik perhatian siswa untuk memahami materi pelajaran yang
menjadi isi cerita komik tersebut.
Menurut Dwi Nanto, ada beberapa alasan mengapa anak akan memilih
komik dari pada buku teks pelajaran, diantaranya; (1) komik tidak memiliki
konsekuensi test apapun sehingga bila membaca komik anak akan senang, (2)
komik kaya akan ilustrasi yang bisa mencapai 90 % dari total isi komik. Ilustrasi
ini tentunya mengajak alam imajinasi anak dan mereka menyukai ini, (3) komik
memberi tantangan agar pembacanya tidak berhenti pada satu halaman saja
malainkan hingga tamat satu buku bahkan satu cerita besar yang bisa berisi
puluhan buku, (4) komik menawarkan banyak genre yang tidak seperti buku
pelajaran. Sedangkan buku pelajaran kurang memberi tawaran sudut pandang atau
variasi bacaan sehingga memperkaya cara memahami suatu topik.7
Kelebihan komik yang lainnya adalah ekspresi yang divisualisasikan
dalam gambar di komik membuat pembaca terlibat secara emosional dan
membuat pembaca termotivasi untuk terus membacanya sampai selesai. Sehingga
proses pembelajaran dengan komik sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan minat membaca siswa, hal ini akan berdampak baik bagi siswa
5

Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, Jurnal
Nirmana, Vol. 7, No. 1, 2005, h. 51.
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 100.
7
Dwi Nanto, Komik Disuka dan Dibenci, (Jakarta: Yayasan Citra Bangsa), h. 1.

dalam aspek pemahaman materi. Maka, apabila media komik tersebut digunakan
dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa.
Sekarang ini sudah banyak terdapat komik-komik pendidikan yang dapat
dengan mudah dijumpai di internet maupun di toko buku, yang siap digunakan
langsung sebagai media pembelajaran di sekolah. Namun untuk itu diperlukan
pemilihan yang cermat, karena jika tidak disertai dengan pemilihan yang cermat,
materi yang disajikan bisa jadi terlalu luas. Oleh karena itu, dalam perancangan
penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui penggunaan media yang
erat dengan kehidupan siswa. Penulis mempunyai ide untuk membuat sebuah
media komik yang akan disesuaikan oleh materi dan perkembangan siswa.
Diharapkan media komik ini dapat memotivasi dan membantu siswa dalam
memahami materi, sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV pada Konsep Faktor dan Kelipatan

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi
beberapa masalah, yaitu:
1. Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.
2. Masih banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika itu sulit dan
membosankan.
3. Minat siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
5. Potensi komik sebagai media pembelajaran masih kurang dimanfaatkan.

C. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini agar persoalan penelitian dapat dikaji
dengan mendalam. Untuk itu peneliti membatasi masalah pada:

1. Materi yang diajarkan adalah faktor dan kelipatan.


2. Buku komik yang terdiri dari sampul depan, sampul belakang, dan
halaman isi. Pada halaman sampul depan terdapat judul cerita dan credit
atau keterangan tentang pengarang komik. Pada halaman sampul belakang
terdapat ringkasan cerita yang terdapat dalam komik. Sedangkan pada
halaman isi terdapat panel, gang, narasi, balon kata, dan efek suara.
3. Mengukur hasil belajar kognitif siswa berdasarkan posttest dengan jenjang
kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh pada hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan media komik pada konsep faktor dan
kelipatan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan media komik pada
konsep faktor dan kelipatan.

F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapt berguna bagi siswa, guru, peneliti lain,
sekolah, dll. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Siswa

: diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.

2. Guru

: diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam pemilihan media


pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Peneliti : diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan


dan kajian untuk penelitian lebih lanjut.
4. Sekolah : diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
Dalam bagian deskripsi teoritik ini akan dikemukakan bahasan mengenai
hasil belajar matematika siswa, media pembelajaran, dan komik.
1. Hasil Belajar Matematika Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yakni hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.1 Belajar atau yang disebut
juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.2 Senada dengan Djamarah
yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.3
Biggs merumuskan belajar dalam tiga rumusan, yaitu rumusan kuantitatif,
rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari
sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang
dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. secara kualitatif (tinjauan
kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan
terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah dipelajari. Pengertian belajar
secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.4

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 44.


Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brothers, 2011), h. 65.
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h. 38.
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. 16, h. 90.
2

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, seperti yang


dikutip oleh Syah diantaranya:
1) Skinner
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.
2) Chaplin
Chaplin membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama menyatakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan rumusan kedua
menyatakan bahwa belajar adalah proses memeroleh respon-respon akibat
adanya latihan khusus.
3) Hintzman
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme
(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut. Dalam pandangannya, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.
4) Wittig
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman
5) Reber
Reber membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar
adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan
yang diperkuat. 5
Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang kompleks dan merupakan proses berfikir
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Disamping itu,
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada
5

Ibid., h. 88-89.

proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori
hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap, dan keterampilan motorik.6
Muhibbin Syah dalam psikologi belajar juga mengatakan tentang ciri-ciri
perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar, yaitu perubahan
intensional, positif dan aktif, serta efektif dan fungsional.7
1) Perubahan Intensional, perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi
berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan.
2) Perubahan Positif dan Aktif, perubahan ini merupakan perubahan yang
terjadi karena proses bersiifat positif dan negatif, perubahan positif artinya
baik yang bermanfaat serta sesuai dengan harapan, adapun perubahan
negatif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu
sendiri.
3) Perubahan Efektif dan Fungsional, perubahan ini merupakan perubahan
yang timbul karena belajar bersifat efektif yaitu berhasil guna artinya
perubahan ini membawa pengaruh makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
Perubahan ini bersifat dinamis dan mendorong terjadinya perubahan
positif lainnya.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, jenis-jenis hasil belajar yang paling
dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan
oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan Taksonomi Bloom.
6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 22.
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 114-116.

10

Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi


(pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga
domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective
domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).8 Berikut ini pembahasan
ketiga ranah tersebut menurut Bloom.
1) Ranah kognitif, adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang paling rendah
sampai

jenjang

tertinggi,

yakni

(1)

pengetahuan/hafalan/ingatan

(knowledge), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan/aplikasi


(application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6)
penilaian (evaluation).
2) Ranah afektif, adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Terdapat lima jenjang dalam ranah afektif, yakni (1) menerima (receiving),
(2) menanggapi (responding), (3) menilai/menghargai (valuing), (4)
mengatur/mengorganisasi (organization), dan (5) karakterisasi dengan
suatu nilai atau komplek nilai (characterization by a value or value
complex.
3) Ranah psikomotor, adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu.9
Terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang menjadi bukti bahwa
seseorang tersebut telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Bertolak dari berbagai definisi di atas, secara
umum hasil belajar dapat dipahami sebagai perubahan seluruh tingkah laku yang
dialami oleh individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk
8

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


2011), Cet.11, h. 49.
9
Ibid., h. 50-58.

11

mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa


dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar
dalam ranah kognitif dengan jenjang kognitif pengetahuan (C1), pemahaman (C2),
dan penerapan (C3). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas
otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.10 Domain kognitif merupakan proses
pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari persepsi,
introspeksi, atau memori siswa.11 Oleh karena itu, penulis melakukan pengukuran
hasil belajar siswa kelas IV pada ranah kognitif jenjang C1, C2, dan C3.
1) Pengetahuan (C1), merupakan kemampuan berpikir yang paling rendah,
yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2) Pemahaman (C2), merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari pengetahuan, yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pada
jenjang ini siswa diharapkan mampu memahami hubungan yang sederhana
dari informasi yang diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
3) Penerapan (C3), adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsipprinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru
dan kongkret. Pada jenjang ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil,
aturan, gagasan, cara) yang telah diketahuinya secara tepat untuk
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Dalam suatu pembelajaran, yang menjadi indikator atau petunjuk bahwa
suatu proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai
berikut:12
10

Anas Sudijono, op.cit., h. 50.


Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 75.
12
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 106
11

12

1) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi


tertinggi, baik secara individual maupun kelompok
2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolok ukur
keberhasilan adalah daya serap siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru
perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada
siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai. 13
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program
belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar.
Penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Melalui penilaian
formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi
pelaksanaannya. Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya
serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.14 Instrumen tes yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes
tersebut berupa tes objektif berbentuk uraian berjumlah 10 butir soal.
Adapun

dalam

menentukan

kualitas

pendidikan,

maka

upaya

merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa


prinsip. Prinsip-prinsip penilaian yang dimaksudkan antara lain:15
1) hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus
dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian
2) penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar
sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
3) penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya
komprehensif.
4) Penilaian hasil belajar harusnya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.
13

Ibid.
Ibid., h.107.
15
Nana Sudjana, op.cit., h. 8-9
14

13

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal:16
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologi
Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
b) Faktor Psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap
manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada
proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis
yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat
dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan
udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud
manusia hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan
fasilitas, dan guru.
Sedangkan menurut Iska, belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : 17
a) Faktor Internal; kesehatan, inteligensi, bakat, motivasi, dan cara belajar.
b) Faktor eksternal; keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman sebaya.

16

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Ciputat: Gaung


Persada Press, 2008), h. 24-35.
17
Zikri Neni Iska, Op. cit., h. 73.

14

c. Pengertian Matematika
Matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution istilah
matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti
mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sansekerta,
medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan atau inteligensia.
Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti
ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada matematika).18
Matematika, menurut Ruseffendi, adalah bahasa simbol; ilmu deduktif
yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,
dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke
unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi, yaitu memiliki objek tujuan
abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.19
Dari berbagai pandangan dan pengertian diatas, dapat disarikan bahwa
matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, dan alat
untuk berkomunikasi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin serta memajukan daya pikir manusia. Matematika mempunyai cabangcabang ilmu, antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika
merupakan suatu ilmu yang dipelajari oleh siswa sejak pertama kali menempuh
pendidikan yang terdiri dari angka-angka dan hitungan yang pasti. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa atau penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Matematika
dalam materi yang telah dipelajari dan merupakan bukti pencapaian pemahaman
terhadap konsep-konsep matematika yang diperoleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran.

18

Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2009), h. 21.
19
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 1.

15

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, potografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.20
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara guru dan siswa. Media juga membawa pesan dan informasi
yang mudah dipahami oleh para peserta didik.
Yusuf Hadi Miarso mendefinisikan media adalah segala sesuatu yang
dapat merangsang terjadinya proses belajar dalam diri siswa-siswi.21 Sedangkan
menurut Yudhi Munadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan

dan

menyalurkan

pesan dari sumber

secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya


dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.22
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sumber belajar yang berisi suatu
pesan dan berfungsi sebagai perantara atau pengantar pesan dari guru ke siswa.
Sebagai salah satu komponen sumber belajar, media pembelajaran adalah alat
bantu, baik berupa alat-alat elektronik, gambar, peraga, buku, dll. yang digunakan
guru dalam menyalurkan isi pelajaran. Media pembelajaran dapat dipakai guru
20

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 3.


Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 160.
22
Yudhi Munadi, op.cit., h. 7-8.
21

16

untuk memperjelas informasi/pesan, memberikan tekanan pada hal-hal yang


penting,

memberikan

variasi,

memperjelas

struktur

pembelajaran,

dan

meningkatkan motivasi para siswa.

b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Sebagai salah satu komponen sumber belajar media pembelajaran adalah
alat bantu, baik berupa alat-alat elektronik, gambar, peraga, buku, dan lain-lain
yang digunakan guru dalam menyalurkan isi pelajaran. Media pembelajaran dapat
bermanfaat untuk: 23
1) memperjelas informasi/pesan
2) memberikan tekanan pada hal-hal yang penting
3) memberikan variasi
4) memperjelas struktur pembelajaran
5) meningkatkan motivasi
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.24 Media pembelajaran juga dapat
mempertinggi kualitas hasil belajar yang dicapainya. Alasan media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa
2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik
3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran
23

Kasful Anwar dan Hendra Harmi, op. cit., h. 161.


Azhar Arsyad, op.cit., h. 15.

24

17

4) siswa

banyak

melakukan

kegiatan

belajar,

sebab

tidak

hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,


melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain25
Seberapa pentingnya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak
bisa menggeser peran guru, karena media hanya berupa alat bantu yang
memfasiliatsi guru dalam pengajaran. Dalam proses belajar mengajar, fungsi
media menurut Nana Sudjana, yakni:
1) penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2) penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. ini berarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru
3) media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan
dan isi pelajaran
4) penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat
hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya
lebih menarik perhatian siswa
5) penggunaan

media

dalam

pengajaran

lebih

diutamakan

untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam


menangkap pengertian yang diberikan guru
6) penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi
mutu belajar mengajar.26

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran dan Pengembangannya


Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Terdiri dari yang
paling sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada
media yang dapat dibuat sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media
25

Kasful Anwar dan Hendra Harmi, op.cit., h. 161-162.


Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami), (PT
Refika Aditama: Bandung, 2007), h. 66.
26

18

yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat dimanfaatkan, ada pula
media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Klasifikasi media pembelajaran bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya,
dan dari bahan serta cara pembuatannya. Penjelasannya sebagai berikut:27
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif, media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
b) Media visual, media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada
pula gambar visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
c) Media audiovisual, media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2) Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam:
a) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik
yang banyak dalam waktu yang sama. Contohnya: radio dan televisi.
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti
film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang
tertutup dan gelap.
c) Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer.
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
a) Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya
murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit

27

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 124-126.

19

b) Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunannya memerlukan keterampilan yang memadai.

d. Karakteristik Media Visual


Karakteristik media visual meliputi:28
1) Pesan visual
Ada 5 jenis yang termasuk pesan visual, yaitu:
a) Gambar, secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis yaitu, sketsa, lukisan
dan foto.
b) Grafik, adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan
penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan
mudah dimengerti.
c) Diagram, sebuah diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih
menyerupai peta daripada gambar.
d) Bagan, hampir sama dengan diagram. Bedanya, bagan lebih menekankan
kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu
organisasi.
e) Peta, adalah gambar permukaan bumi atau sebagian daripadanya.
2) Penyalur Pesan Visual Non Verbal-Nonverbal Grafis
Penyalur pesan visual non verbal-nonverbal grafis terdiri dari 5 jenis, yaitu:
a) Buku dan Modul
Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum
dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan
bantuan guru atau orang tua untuk menjelaskan kandungannya. Sedangkan
modul adalah bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar
secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin.
b) Komik
Komik juga dapat dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam
komik biasanya berbentuk atau berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai
28

Yudhi Munadi, op.cit., h. 85-98

20

sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita
yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah
dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis.
c) Majalah dan Jurnal
Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi
dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Sedangkan jurnal
adalah hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademika sebuah
lembaga pendidikan.
d) Poster
Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu
atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas.
e) Papan visual
Papan visual, yakni papan yang dapat menyalurkan pesan visual.
Papan visual memiliki banyak ragam, diantaranya adalah papan tulis, papan
magnetik, papan peraga, papan bulletin, dan papan flanel.

e. Pemilihan Media Pembelajaran


Media merupakan salah satu hal yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan proses pembelajaran. Karena beraneka ragamnya media
tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbedabeda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan
secara tepat guna.
Dalam menggunakan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan
sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil
yang baik. Prinsip-prinsip yang dimaksud dikemukakan Nana Sudjana sebagai
berikut:29
1) Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih
terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang diajarkan

29

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op.cit., h. 68.

21

2) Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu


diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan anak didik
3) Menyajikan media dengan tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan
media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode,
waktu dan sarana
4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat.

f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokan dalam dua
jenis, yaiu media jadi, karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan
terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan
media rancangan, karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design).30
Untuk jenis media rancangan (yang dibuat sendiri), pertanyaan yang
dijadikan sebagai acuan diantaranya sebagai berikut:
1) Apakah materi yang akan disampaikan itu untuk tujuan pengajaran atau
hanya informasi tambahan atau hiburan?
2) Apakah media yang dirancang itu untuk kepentingan pembelajaran atau
alat bantu pengajaran (peraga)?
3) Apakah dalam pengajarannya akan menggunakan strategi kognitif, afektif
dan psikomotorik?
4) Apakah materi pelajaran yang akan disampaikan itu masih asing bagi anak
didik?
5) Apakah perlu rangsangan gerak seperti untuk pengajaran seni atau
olahraga?
6) Apakah perlu rangsangan warna?31

30

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 83.
31
Ibid., h. 85.

22

Setelah tujuh pertanyaan tersebut terjawab, maka guru dapat mengajukan


alternatif media yang akan dirancang. Alternatif tersebut mungkin jenis media
audio, media visual, atau media audiovisual.
Lebih lanjut, Nana Sudjana & Ahmad Rivai mengemukakan rumusan
pemilihan media dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:32
1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih
atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
media agar lebih mudah dipahami siswa
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya,
tetapi dampak dari penggunaannya dalam interaksi bagi siswa selama
pengajaran berlangsung
5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Penggunaan media dalam pembelajaran bertujuan untuk melengkapi dan
membantu guru dalam menyampaikan materi atau informasi kepada siswa.
Dengan menggunakan media, diharapkan dapat terjadi komunikasi yang
komunikatif, siswa mudah memahami maksud dari materi yang disampaikan, dan
guru mudah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.

3. Komik
a. Pengertian Komik
Kata komik berasal dari bahasa Perancis yaitu comique, yang sebagai
kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak
atau badut. Comique sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu komikos. Dalam
32

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op.cit., h. 71.

23

bahasa Inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam penerbitan pers disebut
comic strip atau strip cartoon.33
Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang
disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum,
komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud memberikan
pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar gambar serta lambang lain
yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, untuk
menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.
Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan
menghibur34.
Dalam jurnal lain disebutkan bahwa komik adalah suatu bentuk seni yang
menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak diatas kertas dan
dilengkapi dengan teks. Komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk
meletakkan gambar demi gambar sehingga membentuk suatu alur cerita yang
utuh. Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter yang
memerankan cerita dalam urutan yang erat dan merupakan bentuk berita
bergambar, terdiri dari berbagai situasi dan kadangkala bersifat humor.35
Komik adalah gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita.
Singkatnya, komik dapat juga disebut dengan cerita bergambar. 36 Komik
umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dibuat dalam panel dan
dipisahkan oleh gang, yang keseluruhannya merupakan kesatuan cerita yang
runtut. Gambar-gambar tersebut biasanya dilengkapi dengan balon kata yang
berisi ucapan yang disampaikan oleh tokoh dalam komik tersebut dan kadang
disertai narasi sebagai penjelasan yang berbentuk kotak dan tersambung di tepi
panel.
33

Maifalinda Fatra, Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) pada Pembelajaran


Matematika di MI, Algoritma, Vol. 3, No. 1, 2008, h. 64.
34
Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran,
Jurnal Nirmana, Vol. 7, No. 1, 2005, h. 51.
35
Eny E. dan Hilma S., Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA N 3 Pontianak pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, Jurnal
Pendidikan Matematika dan Ipa, Vol. 1, No. 1, 2010, h. 26.
36
Maifalinda Fatra, loc. cit., h. 64.

24

Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai


kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti.
Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan
yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah
diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah
untuk diikuti dan diingat.37
Dari beberapa pengertian komik di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komik adalah sajian cerita yang dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, simbolsimbol, dan balon kata yang berdekatan dalam urutan tertentu untuk
menyampaikan informasi.

b. Unsur-unsur Komik
Secara sepintas komik dipandang hanya sebagai media visual yang terdiri
dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Namun
bagi para komikus, komik memiliki unsur-unsur yang terdiri dari sampul depan,
sampul belakang, dan halaman isi.
Pada halaman sampul depan sebuah komik biasanya terdapat komponenkomponen sebagai berikut:
1) Judul cerita atau judul serial
Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat, menarik perhatian
dan mudah ditangkap oleh pembaca.
2) Credits
Yaitu keterangan tentang pengarang komik tersebut, seperti penulis
skenario, penggambar, dan sebagainya.
3) Indicia
Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap dengan
waktu terbit dan pemegang hak cipta.38

37

Heru Dwi Waluyanto, loc. Cit., h. 51.


Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep
Reaksi Redoks, Skripsi FITK UIN SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2008), h. 16,
tidak dipublikasikan.
38

25

Sedangkan pada halaman sampul belakang tertera ringkasan cerita yang


terdapat dalam komik tersebut untuk memberikan gambaran umum tentang isi
komik kepada pembaca. Halaman isi komik terdiri dari:
1) Panel
Panel berfungsi sebagai ruang tempat diletakannya gambar-gambar
sehingga akan tercipta suatu alur cerita yang ingin disampaikan kepada
pembaca.
2) Gang
Gang adalah ruang atau jarak yang menjembatani antara satu panel
dengan panel lainnya.
3) Narasi
Narasi berfungsi menerangkan dialog, waktu, tempat, kejadian, dan
situasi yang digambarkan dalam komik tersebut. Biasanya berbentuk kotak
dan tersambung di tepi panel.
4) Balon kata
Adalah suatu bulatan dengan garis penunjuk yang di dalamnya
terdapat tulisan yang berisi ucapan yang disampaikan oleh tokoh dalam
komik tersebut.
5) Efek suara (Sound Lettering)
Menunjukkan suara-suara yang terjadi dalam cerita tersebut, misalnya
suara angin, suara ranting patah,suara bel dan sebagainya.39

c. Kelebihan dan Kekurangan Komik


Sebagai media visual, komik juga mempunyai kelebihan maupun
kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik, disamping sifat-sifat
komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam pembelajaran merupakan
segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Hurlock menjelaskan argumen yang
menguntungkan komik, yaitu:40
39

Ibid., h.18.
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan
Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, 2013, h. 10.
(http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf).
40

26

1) Komik membekali dengan kemampuan membaca yang menyenangkan


2) Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa mengembangkan
keterampilan membaca
3) Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik
hampir identik dengan mereka yang jarang membacanya
4) Siswa diperkenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang
dijumpainya lagi dalam bacaan lain
5) Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan
propaganda yang menentang prasangka
6) Komik memberi siswa sumber katarsis emosional bagi emosi yang
tertahan
7) Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh buku komik
yang memiliki sifat yang dikaguminya.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa komik efektif digunakan oleh siswa,
sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya imajinasinya
agar kelak menjadi manusia yang kreatif.
Media komik disamping mempunyai kelebihan juga memiliki kekurangan
tertentu. Hurlock menjelaskan argumen yang menentang komik adalah:
1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna
2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu membaca
tidak akan berusaha membaca teks
3) Lukisan, cerita dan bahasa kebanyakan komik bermutu rendah
4) Komik menghambat anak melakukan bentuk permainan lainnya
5) Dengan menggambarkan perilaku anti sosial, komik mendorong
tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja pada anak
6) Komik menjadikan kehidupan yang sebenarnya menjadi membosankan
dan tidak menarik.41

41

Ibid.

27

d. Macam-Macam Komik
Komik sebagai media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi sesuai
dengan kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini komik dibedakan
dalam 2 kategori yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan jenis ceritanya.
1) Komik Berdasarkan Bentuknya42
a) Komik Strip (Comic Strips)
Komik ini merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan
biasanya muncul di surat kabar atau majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi
dua kategori, yaitu komik strip bersambung dan kartun komik.
b) Buku Komik (Comic Book)
Comic Book atau Buku Komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk
buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. Kemasan buku
komik ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin.
c) Novel Grafis (Graphic Novel)
Novel grafis memiliki tema-tema yang lebih serius dengan panjang cerita
yang hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca yang bukan
anak-anak.
d) Komik Kompilasi
Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dan
komikus yang berbeda-beda.
e) Web Comic (Komik Online)
Sesuai dengan namanya, komik ini menggunakan media internet untuk
publikasinya dan jangkauannya sangat luas tak terbatas.
2) Komik Berdasarkan Jenis Ceritanya
Berdasarkan jenis ceritanya komik dibedakan menjadi:43
a) Komik Edukasi
Komik secara nyata memberikan andil yang cuku besar dalam ranah
intelektual dan artistik seni. Keragaman gambar dan cerita yang
ditawarkannya menjadikannya sebagai alat atau media untuk menyampaikan
42

Indira Maharsi, KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h.

15.
43

Ibid., h. 21.

28

pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan didaktis kepada masyarakat
awam. Sehingga hal tersebut menunjukan bahwa komik memiliki dua fungsi
sekaligus. Pertama adalah fungsi hiburan dan kedua dapat dimanfaatkan baik
langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.
Dengan

demikian

bisa

digarisbawahi

bahwa

sebetulnya

komik

berpengaruh sekali dalam memberi pemahaman yang cepat kepada para


pembaca tentang suatu hal yang bermuatan edukasi. Bahasa gambar dan teks
dalam komik ternyata mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan
cepat terhadap suatu masalah dibanding hanya dengan tulisan saja.
b) Komik Promosi (Komik Iklan)
Pangsa pasar komik sangat beragam, komik juga mampu menumbuhkan
imajinasi yang selaras dengan dunia anak. Sehingga muncul pula komik yang
dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk.
c) Komik Wayang44
Lakon pokok (karakter utama) komik wayang adalah hasil tradisi lama
yang lahir dari sumber hindu, yang kemudian diolah dan diperkaya dengan
unsur lokal, beberapa diantaranya berasal dari Kesusatraan Jawa Kuno seperti
Mahabrata dan Ramayana.
d) Komik Silat
Komik silat ini banyak mengambil ilham dari seni beladiri dan juga
legenda-legenda rakyat. Pada umumnya kisah dalam komik silat berceritakan
petualangan para pendekar dalam membela kebenaran.
e) Komik Humor
Komik humor dalam penampilannya selalu menceritakan hal yang lucu
dan membuat pembacanya tertawa.
f) Komik Roman Remaja
Dalam bahasa Indonesia, kata roman jika digunakan sendiri selalu berarti
kisah cinta, dan kata remaja digunakan untuk menunjukan bahwa komik ini
ditujukan bagi kaum muda, dimana ceritanya tentu saja harus romantis.
44

Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep
Reaksi Redoks, (Jakarta: Skripsi FITK UIN, 2008), h. 19.

29

e. Komik Sebagai Media Pembelajaran


Sebagai media komunikasi visual, komik dapat digunakan sebagai media
(alat bantu) pembelajaran yang mampu menyampaikan informasi secara efektif
dan efisien.45 Komik dapat menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena
adanya kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan
seperti komik dibandingkan dengan membaca buku pelajaran dan menggunakan
waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah (PR).46 Oleh
karena hal tersebut, komik dapat dipilih untuk dijadikan media pembelajaran di
sekolah dengan harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Menurut Muchtar Lubis, komik adalah salah satu alat komunikasi massa
yang memberi pendidikan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Soejono
Trimo menegaskan efektifitas cerita bergambar di dalam dunia pendidikan antara
lain:
1) Komik justru menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
2) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal ataupun rumus-rumus yang
abstrak.
3) Bila mendapat bimbingan yang baik, komik justru mengembangkan minat
baca anak dari satu bidang ilmu pengetahuan ke bidang lain.
4) Pada sebagian komik, bila diteliti seluruh alur ceritanya, pada intinya
menuju satu hal, yakni kebenaran, kebaikan dan kejujuran pada akhirnya
menang.
5) Komik justru menambah daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan
salah satu tujuan pendidikan, yakni membangkitkan potensi imajinasi pada
anak didik agar kelak menjadi manusia yang kreatif.
6) Komik merupakan alat yang ampuh yang di sekolah dasar sebagai bahan
mengintroduksi suatu topik atau subyek sebelum pelajaran/diskusi
dimulai. 47

45

Heru Dwi Waluyanto, loc.cit., h. 51.


Syaiful Hadi, Op. cit., h. 10.
47
Achyar Sikumbang, Dominasi Komik Asing dan Kontroversi Keberadaan Komik dalam
Dunia Pendidikan Indonesia, Jurnal Seni dan Desain, Vol. 02, No 1, 2008, h. 197.
46

30

Berikut

beberapa

kelebihan

penggunaan

media

komik

dalam

pembelajaran, yaitu:
1) Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya
2) Memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi
disajikan secara ringkas dan mudah dicerna
3) Dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis
4) Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan non verbal, dapat
mempercepat pembaca memahami isi pesan yang dibacanya, karena
pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada jalurnya
5) Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara
emosional, mengakibatkan pembaca ingin terus membacanya hingga
selesai
6) Selain sebagai media pembelajaran, komik juga dapat berfungsi sebagai
sumber belajar.48
Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran tersebut, dalam hal ini pembelajaran merujuk
pada sebuah proses komunikasi antara siswa dan sumber belajar (dalam hal ini
komik pembelajaran atau penulis komik tersebut). Komunikasi belajar akan
berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas,
runtut, dan menarik.49
Buku komik yang baik untuk anak adalah yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya

yang

menampilkan

gambar-gambar

menarik

dengan

menggunakan bahasa yang juga baik, kalimat sederhana yang tepat, juga
mengandung pesan yang baik dan dengan mudah dapat ditangkap oleh anak.50
Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas IV SD, sebab komik
merupakan jenis bacaan yang disukai anak-anak. Media pembelajaran berbentuk
komik merupakan sesuatu yang tidak biasa dan menarik bagi siswa sehingga
dapat memotivasi siswa untuk belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

48

Zulkifli, Ibid., h. 21.


Heru Dwi Waluyanto, op.cit., h. 51-52.
50
Achyar Sikumbang, loc. cit., h. 199.
49

31

Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembelajaran


dengan media komik untuk kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional
tanpa media komik untuk kelas kontrol. Pembelajaran dilakukan dengan metode
ekspositori menggunakan media komik. Komik yang digunakan adalah komik
yang telah dibuat oleh peneliti.
Pembelajaran dengan metode ekspositori adalah pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara langsung dari seorang
guru kepada siswanya dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal. Tujuan utama dalam pembelajaran ekspositori
adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.51
Materi pembelajaran telah disiapkan, siswa tidak dituntut untuk menemukan
materi yang akan diajarkan melainkan hanya menerima. Pada pembelajaran ini
materi disajikan dalam media komik dan peneliti bertindak sebagai guru di kelas.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu
persiapan

(preparation),

penyajian

(presentation),

korelasi

(correlation),

menyimpulkan (generalization), dan mengaplikasikan (application).52


Adapun tahapan pembelajaran ekspositori dengan media komik yang
dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan agenda kegiatan yang akan dilakukan,
serta memberikan apersepsi kepada siswa.
2) Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan

persiapan

yang telah

dilakukan.

Dalam

pembelajaran

yang

dilaksanakan, guru menyajikan materi dengan media atau alat bantu berupa
komik yang telah dibuat oleh peneliti. Komik tersebut dibagikan kepada

51

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembahasan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 172.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral PMPTK Depdiknas, Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Ditjen PMPTK, 2008), h. 34.
52

32

masing-masing siswa. Kemudian siswa membaca dan memahami isi komik


tersebut dengan bimbingan guru.
3) Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Dalam pembelajaran di kelas, guru memberikan lembar kerja siswa dan
meberikan penguatan berupa latihan soal kepada siswa.
4) Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Dalam pembelajaran di kelas, siswa dengan
bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
5) Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak

penjelasan

guru.

Melalui

langkah

ini

guru

akan

dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi


pelajaran oleh siswa. Dalam pembelajaran di kelas, guru memberikan tes
kepada siswa berupa tes objektif berbentuk uraian yang mencakup seluruh
indikator pada materi faktor dan kelipatan.
Komik dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan
di sekolah dengan dibarengi oleh strategi atau metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru bisa memilih strategi
pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Dengan begitu tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal.

f. Membuat Komik
Menurut Kusrianto ada dua cara membuat komik, yaitu manual drawing
dan dengan bantuan computer graphic. Manual drawing secara umum diartikan
sebagai membuat coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan
alat pada permukaan tersebut. Alat yang dipakai adalah pensil, kuas, krayon dan
lain-lain. Berbeda dengan bantuan computer graphic, ilustrasi yang dibuat

33

memanfaatkan tools yang terdapat dalam beberapa software yang khusus


digunakan sebagai program ilustrasi.53
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media yang dibuat sendiri
(Media by Design), yaitu komik yang dibuat dengan cara mengkolaborasikan
kedua teknik membuat komik tersebut, yaitu dengan cara manual drawing yang
dipadu dengan computer graphic. Berikut pembahasan mengenai pembuatan
media komik dengan kolaborasi dua cara tersebut.
1) Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam membuat media komik adalah:
a) Kertas Hvs, dipakai untuk tempat menggambar ilustrasi komik.
b) Pensil, untuk membuat sket panel, ilustrasi, balon teks, dan efek suara.
c) Penggaris, untuk membuat garis-garis panel di tiap halaman komik.
d) Spidol, dipakai untuk proses penintaan pada sket yang telah dibuat.
e) Penghapus, untuk menghapus bekas sket pensil sebelum proses finishing.
f)

Komputer, dipakai untuk membuat teks dan proses editing pada komik.

g) Scanner dan Printer, scanner dipakai untuk proses scanning dan printer
untuk mencetak komik.
2) Tahapan proses pembuatan
Adapun proses alur pembuatan komik yang digunakan oleh peneliti adalah
dengan kolaborasi dua cara membuat komik, yaitu dengan cara manual
drawing dan dengan bantuan komputer. Rincian alur pembuatan komik
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tema dan membuat isi cerita sesuai indikator materi yang
akan diajarkan. Langkah pertama, yaitu menentukan tema, karakter tokoh
dan isi cerita berupa dialog para tokoh yang akan digunakan dalam komik.
b) Membuat panel di kertas, penentuan ilustrasi gambar dan pembuatan balon
teks dengan pensil. Langkah berikutnya, yaitu membuat sket-sket kasar
dengan menggunakan pensil di atas kertas Hvs. Sket kasar ini sebagai
acuan awal untuk menentukan posisi tokoh dan balon teks, dan
kemungkinan-kemungkinan ilustrasi yang terdapat dalam setiap panel.
53

Indira Maharsi, op.cit., h. 95.

34

c) Membuat sket ilustrasi. Setelah menggambar tokoh cerita dan balon teks,
selanjutnya membuat ilustrasi yang diperlukan berupa setting tempat dan
efek suara pada tiap panel guna memberikan gambaran secara jelas
terhadap narasi atau cerita dalam komik. Ilustrasi pada tahap ini masih
berupa sket dengan menggunakan pensil.
d) Proses penintaan pada gambar dan garis panel. Setelah setiap panel terisi
dengan gambar maka langkah selanjutnya adalah penintaan gambar,
ilustrasi dan balon teks penintaan dilakukan dengan menggunakan spidol.
e) Menghapus bekas sket pensil. Langkah berikutnya adalah melakukan
penghapusan pada bekas sket pensil. Hal ini dilakukan untuk membuat
bersih komik dan juga untuk menghapus goresan sket yang meleset dan
goresan tidak diperlukan.
f) Proses Scanning dan pengisian teks pada balon kata. Selanjutnya yaitu
melakukan proses scanning terhadap lembaran komik dan mengisi teks
pada balon kata. Proses pengisian teks ini dilakukan dengan bantuan
software Adobe Photoshop.
g) Finishing. Tahap finishing yaitu dengan menyusun panel komik,
pembuatan narasi, dan gang antar panel yang dilakukan di program
Microsoft Word. Setelah itu komik dicetak dan diperbanyak untuk
dibagikan kepada setiap siswa.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


1. Maifalinda Fatra (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan
KOMAT (Komik Matematika) Pada Pembelajaran Matematika di MI.
Hasil

penelitiannya

menyatakan

bahwa

pembelajaran

dengan

menggunakan media komik dapat efektif dalam membangkitkan minat


belajar matematika siswa sekolah dasar.54
2. Junaidi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk Cerita dengan
Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 Balai-Balai Kota Padang
54

Maifalinda Fatra, op.cit., h.70.

35

Panjang. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa hasil belajar


matematika siswa pada soal bentuk cerita dengan menggunakan media
komik

meningkat

bila

dibandingkan

hasil

belajar

siswa

tanpa

menggunakan media komik.55

C. Kerangka Berpikir
Kesulitan siswa dalam memahami materi matematika merupakan salah
satu masalah yang dihadapi oleh guru. Matematika itu sulit, itulah yang sering
dikatakan para siswa. Tanpa disadari guru turut memberikan kontribusi terhadap
faktor tersebut. Fakta yang sering terjadi di kelas diantaranya adalah strategi
pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional dan kurangnya
penggunaan media yang dapat memperjelas isi materi yang dipelajari dan menarik
perhatian serta minat siswa.
Oleh sebab itu, diperlukan guru yang kreatif dalam memilih pendekatan,
strategi, metode, serta media yang tepat dengan kondisi siswa, sehingga
pembelajaran menjadi berkualitas, efisien, dan bermanfaat bagi siswa. Agar siswa
lebih mudah dan termotivasi mempelajari matematika maka perlu diberikan suatu
upaya kreatif yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Karena pembelajaran
secara sederhana pada dasarnya adalah melakukan suatu usaha eksplorasi dan
memindahkan pengetahuan

yang bermakna

dari sumber belajar

untuk

pengembangan berikutnya. Proses ini menekankan pada aktivitas siswa dan


sumber belajar sebagai penyedia, dibantu dengan media yang sesuai.56
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan
memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Komik dapat
menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena pada kenyataannya, siswa
cenderung lebih menyukai buku atau bacaan yang bergambar dan penuh ilustrasi
yang menarik.
55

Junaidi, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk Cerita
dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 Balai-Balai Kota Padang Panjang,
Jurnal Guru, Vol. 5, No. 1, 2008, h. 80.
56
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 221.

36

Dalam komik, terdapat tiga unsur penting yang dibutuhkan agar proses
pembelajaran bisa optimal, yaitu pengindraan, memori, dan imajinasi. Unsur
pengindraan, dalam komik terdapat isi materi yang disampaikan oleh gambargambar tokoh komik beserta ilustrasi yang menarik, hal tersebut bisa mengasah
pengindraan siswa dan membantu agar siswa terbiasa mengidentifikasi berbagai
permasalahan atau kasus-kasus yang perlu penyelesaian. Pengindraan turut
berperan serta dalam kognitif siswa pada jenjang kognitif pengetahuan. Siswa
memperoleh pengetahuan dengan pengindraan yang dilakukan oleh siswa
terhadap isi materi dalam komik.
Unsur memori pada komik juga turut berperan serta dalam kognitif siswa
pada proses memperoleh pemahaman. Memori siswa berkaitan erat dengan
pamahaman siswa terhadap materi. Dalam komik terdapat isi materi yang
disajikan dalam alur cerita yang menarik, hal tersebut dapat membantu
memudahkan siswa dalam mengingat isi materi dengan baik berdasarkan alur
yang terdapat dalam komik, juga memudahkan siswa dalam memahami isi materi
yang disampaikan oleh guru dengan media komik tersebut.
Unsur imajinasi, siswa dapat berimajinasi secara penuh dengan
menggunakan media komik dalam pembelajaran sehingga dapat membantu proses
berpikir siswa. Dalam hal ini unsur imajinasi turut berperan serta dalam proses
pengembangan berpikir siswa. Siswa dapat menyimpan informasi dengan
imajinasi yang dimilikinya. Hal tersebut senada dengan Kuswana yang
menyatakan

bahwa

berimajinasi

sangat

esensisal

dalam

pengembangan

kemampuan intelektual dan bahasa. Anak mampu mengingat ide dan kata yang
telah mereka alami karena mereka dapat menggabungkan ide dengan gambaran
dalam pikiran mereka.57 Dengan imajinasi tersebut siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan dengan benar informasi yang telah mereka peroleh dalam
pembelajaran pada suatu situasi yang baru.
Melalui gambar dan ilustrasi dalam komik, siswa dapat termotivasi untuk
belajar dan membaca materi dalam komik tersebut. Melalui alur yang terdapat
57

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak,
(Jakarta: Kencana, 2010) h. 54.

37

dalam komik, siswa dapat mengingat isi materi lebih baik dengan imajinasi yang
dibangun oleh masing-masing siswa. Komik penuh dengan gambar dan alur cerita
yang menarik, kaya ilustrasi dan imajinasi yang disukai oleh siswa sehingga
membuat siswa penasaran akan isi cerita tersebut dan ingin membacanya terus
hingga cerita dalam komik selesai. Bahasa gambar dan teks dalam komik ternyata
mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat terhadap suatu
masalah dibanding hanya dengan tulisan saja. Adanya unsur-unsur tersebut dalam
komik dapat menimbulkan ketertarikan dalam diri siswa, sehingga proses
pembelajaran bisa dilakukan dengan optimal dan pemahaman siswa menjadi lebih
baik dan pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media komik yang
dibuat sendiri oleh peneliti dengan judul Lubang Ajaib. Komik tersebut berisi
materi Faktor dan Kelipatan. Pengaruh media komik yang digunakan dalam
pembelajaran ini diteliti dengan metode penelitian kuasi eksperimen. Perlakuan
yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu siswa diberikan pembelajaran
dengan menggunakan media komik, sedangkan pada kelompok kontrolnya
diberikan pembelajaran dengan metode konvensional dan tidak menggunakan
media komik, melainkan dengan buku teks matematika sebagai pengganti media
komik tersebut.
Jadi, jika media komik ini digunakan dalam pembelajaran matematika di
kelas, diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman siswa, minat, motivasi belajar
dan pengetahuan siswa, sehingga siswa akan terlibat total dalam proses
pembelajaran tersebut dan diperoleh hasil belajar matematika siswa yang lebih
baik. Artinya, penggunaan media komik ini dapat memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan media komik lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
media konvensional.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Muhara 02, Jalan
Muhara, Citeureup, Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014 yang dilaksanakan pada Oktober-November 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.1 Bentuk eksperimen dalam penelitian
ini adalah kuasi eksperimen dengan bentuk Posttest-Only Control Design.2 Dalam
desain penelitian ini terdapat dua kelas yang terlibat, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Metode penelitian kuasi eksperimen yaitu metode yang tidak
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap variabel
dan kondisi eksperimen.
Dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki adanya pengaruh
penggunaan media komik terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan cara
menerapkan kondisi perlakuan (menggunakan media komik dalam pembelajaran)
kepada satu kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu
kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (tidak menggunakan media komik
dalam pembelajaran). Komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik
yang dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi materi faktor dan kelipatan.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,


2006), h. 107.
2
Ibid., h. 112.

38

39

Pada tahap awal penelitian dilakukan uji homogenitas populasi untuk


mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari kondisi awal
yang sama, kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui adakah perbedaan
pada hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain penelitian tersebut digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok

Perlakuan

Post Test

X1

X2

Keterangan:
E = Eksperimen
K = Kontrol
X1 = Pembelajaran dengan media komik
X2 = Pembelajaran tanpa media komik
T = Posttest

C. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri
Muhara 02 Citeureup, Bogor.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-B sebanyak 30 siswa
sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV-A sebanyak 30 siswa sebagai kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan media
komik, sedangkan pada kelas kontrol tidak. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Assignment Random Sampling, yaitu
peneliti menempatkan sebuah subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa
disengaja.3 Dalam hal ini, peneliti mengambil sampel pada kelas IV yang telah
tersedia dan menempatkan kelas tersebut secara acak dengan mengundi ke dalam
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3

Yesi Febrianingtias, Metode Penelitian


fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_psikologi.html)

Psikologi,

2014,

(http://www.yesi-f

40

D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (independent variable): media komik.
b. Variabel terikat (dependent variable): hasil belajar matematika siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
dengan memberikan tes akhir (posttest). Posttest adalah tes yang dirancang untuk
mengukur kemampuan akhir setelah program pembelajaran dilakukan. Tes
tersebut berupa tes objektif uraian berjumlah 10 butir soal.

F. Kontrol terhadap Validitas Internal


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes objektif berbentuk uraian. Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu dibuat
kisi-kisi instrumen agar soal yang dibuat mengacu pada indikator-indikator
kemampuan siswa pada konsep faktor dan kelipatan. Langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba instrumen pada siswa kelas V (lima) untuk mengetahui nilai
validitas, reliabilitas instrumen, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen
Sebelum membuat instrumen, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi
instrumen berdasarkan indikator yang telah dibuat, yaitu sebanyak 10 indikator
dan 10 butir soal. Kisi-kisi instrumen tersebut disajikan pada tabel 3.2 berikut ini.

41

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
No.

Indikator Soal

Tingkat Kemampuan Jumlah


Soal
C1
C2
C3

1.

Menjelaskan faktor suatu


bilangan

2.

Menjelaskan kelipatan suatu


bilangan

3.

Menyimpulkan perbedaan
faktor dan kelipatan

4.

Menentukan kelipatan dan


faktor suatu bilangan

5.

Menentukan kelipatan
persekutuan dua bilangan

6.

Menentukan KPK dua


bilangan

7.

Menentukan faktor
persekutuan dua bilangan

8.

Menentukan FPB dua


bilangan

9.

Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan KPK

10.

Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan FPB

10

10

Jumlah butir soal

2. Uji Coba Instrumen


Instrumen tes yang telah dibuat selanjutnya diujicobakan terlebih dahulu
di kelas V yang terdiri dari 26 siswa. Uji coba instrumen dilakukan untuk
mengukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai alat
pengumpul data atau tidak.

42

a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.4
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus product
moment dari Pearson, yaitu:5

( ) ( )
)+ *

)+

Keterangan:
= validitas antar variabel X dan variabel Y
N

= banyak siswa

= skor butir soal

= skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka

dengan

. Harga

dibandingkan

diperoleh dengan menentukan derajat kebebasanya

dengan rumus df = n 2 pada taraf signifikan 5%, dengan ketentuan jika


sama atau lebih besar dengan

, maka soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 10


soal yang diujicobakan, diperoleh semua butir soal tersebut dinyatakan valid.
Nilai

tiap butir soal dijelaskan pada tabel 3.3 berikut ini:

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168-169.


Ibid., h. 170.

43

Tabel 3.3
Validitas Soal
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

rxy
0,823
0,744
0,621
0,575
0,784
0,756
0,742
0,707
0,788
0,746

rtabel

Status

0,404

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability atau reliability, yaitu
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat pula
diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Guna mengukur reliabilitas instrumen, peneliti melakukan
pengukuran reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha:6
(

)(

Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k

= banyaknya butir soal

i2 = jumlah varians butir soal

t2 = varians total
Indeks reliabilitas diklasifikasikan pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Ibid., h.196.

44

Tabel 3.4
Indeks Reliabilitas
r11
r < 0,20
0,20 r < 0,40
0,40 r < 0,70
0,70 r < 0,90
0,90 r < 1,00

Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh


sebesar 0,89. Hal ini berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang
tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik.

c. Taraf Kesukaran Butir Soal


Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah
tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya.7 Oleh karena itu, soal yang dibuat
untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau
semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat,
sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal.
Atas dasar pertimbangan itu, peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran
soal dengan menggunakan rumus Noll dan kawan-kawan seperti berikut8:
( )

(
(

)
)

Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 207.
8

Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Refika Aditama, 2012), h. 138.

45

Keterangan:
FH = Frequency High (jumlah skor benar kelompok atas)
FL = Frequency Low (jumlah skor benar kelompok bawah)
n

= jumlah subjek kelompok atas atau bawah


Indeks kesukaran rentangannya dari 0,00 1,00 semakin besar indeks

menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat menjawab dengan benar
oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak
ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukan butir soal tersebut sukar.
Untuk kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Indeks tingkat kesukaran
0,00 0,30
0,30 0,70
0,70 1,00

Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen


penelitian, diperoleh 6 butir soal dengan tingkat kesulitan sedang, 2 butir soal
dengan tingkat kesulitan sukar dan 2 butir soal dengan tingkat kesulitan
mudah. Hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal disajikan pada tabel 3.6
berikut ini. Untuk perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.6
Taraf Kesukaran Butir Soal
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

P
0,60
0,77
0,41
0,38
0,41
0,76
0,37
0,28
0,49
0,18

Kriteria
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar

46

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.9 Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari daya pembeda soal adalah sebagai berikut10:
(

Keterangan:
ID = Item Discriminability (daya pembeda)
FH = Frequency High (jumlah skor benar kelompok atas)
FL = Frequency Low (jumlah skor benar kelompok bawah)
n

= jumlah subjek kelompok atas atau bawah

Untuk kriteria daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Indeks daya beda

Kriteria

0,0 0,2

Direvisi

0,2 0,4

Cukup

0,4 0,7

Baik

0,7 1,00

Sangat Baik

Bertanda negatif

Dibuang/Diganti

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal instrumen,


diperoleh 1 butir soal dengan daya beda cukup, dan 9 butir soal dengan daya
beda baik. Hasil perhitungan uji daya pembeda disajikan pada tabel 3.8 berikut
ini. Sedangkan untuk perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada lampiran.
9

Suharsimi, Arikunto, op.cit., h. 211.


Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, op.cit., h. 138.

10

47

Tabel 3.8
Daya Pembeda Butir Soal
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

DP

Kriteria

0,36
0,31
0,31
0,36
0,56
0,44
0,44
0,56
0,26
0,46

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik

Dengan demikian, 10 butir soal yang mewakili tiap indikator dapat


digunakan oleh peneliti untuk instrumen sebagai pengumpul data penelitian.
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Soal
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Validitas

Taraf
Kesukaran

Daya
Pembeda

Keputusan

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik

Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data tes hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini
adalah uji-t, yakni tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah rata-rata sampel

48

yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat pengaruh
yang signifikan. Sebelum data dianalisis dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan
pengujian awal yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors (Lo)
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:11
Pertama-tama, menentukan taraf signifikansi (), yaitu misalkan pada =
5% (0,05) dengan hipotesis yang akan diuji:
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = L hitung < Ltabel terima H0
Jika Lo = L hitung > Ltabel tolak H0
Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:
a. Data pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, ... , zn
dengan menggunakan rumus
zi =

Keterangan:
zi = skor baku
Xi = skor data
= mean/rata-rata
s = simpangan baku/standar deviasi
b. Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang
F(zi) = P (z < zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:

11

Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), h. 131-132.

49

S(zi) =
d. Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebagai harga Lo atau Lhitung.
Untuk menerima atau menolak H0, dilakukan dengan cara membandingkan
harga Lo dengan nilai Ltabel yang didapat dari tabel Liliefors untuk taraf nyata
(signifikansi) yang dipilih, yaitu = 0,05.

2. Uji Homogenitas
Melakukan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah data
normalitas terpenuhi, yakni data berdistribusi normal.
Uji homogenitas yang dilakukan yaitu uji Fisher, rumus uji Fisher
adalah:

12

F=
Keterangan:
F

= Uji Fisher
= varians terbesar
= varians terkecil

Hipotesis yang akan diuji yaitu:


H0 : kedua sampel homogen
Ha : kedua sampel tidak homogen
Dengan kriteria pengujian:
Jika Fhit < Ftab, terima H0
Jika Fhit > Ftab, tolak H0

12

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 249-250.

50

3. Uji Hipotesis
Setelah data terbukti normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
uji hipotesis menggunakan Uji-t dengan rumus:13

dengan:
(

Keterangan:
=

t hasil perhitungan

rata-rata skor kelompok eksperimen

rata-rata skor kelompok kontrol

simpangan baku kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

jumlah data kelompok eksperimen

jumlah data kelompok kontrol

Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:


a) Mengajukan hipotesis awal, yaitu
H0 = rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih kecil
atau sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
(

Ha = rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih besar


dari hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. (
b) Menentukan taraf signifikansi (), yaitu 5 % atau 0,05.
c) Menentukan derajat bebas (db), dengan rumus:
db = (n1 1) + ( n2 1), yaitu sebesar 58.
d) Menentukan batas kritis nilai tabel, dengan rumus:
=t(

= t (0,05, 58) = 2,00

13

Ibid., h. 239.

51

e) Menentukan Simpangan baku gabungan kedua kelompok, dengan rumus:


(

f) Mengukur thitung dengan rumus:

g) Mengambil kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah diajukan dengan


kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut:
H0 diterima jika thitung ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel

H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :
Ha :
Keterangan:
H0 =

rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih kecil atau
sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.

Ha

rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih besar dari
hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen.
rerata hasil belajar siswa kelas kontrol.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengaruh media komik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV pada
konsep Faktor dan Kelipatan. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
Muhara 02 Citeureup, Bogor.
Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa, penulis memberikan tes
objektif uraian sebanyak 10 butir soal kepada kedua kelompok. Data yang didapat
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu data dari hasil belajar kelas
eksperimen (kelas yang diberi perlakuan dengan media komik) dan kelas kontrol
(kelas yang tidak diberi perlakuan dengan media komik). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing kelas eksperimen dan
kontrol berjumlah 30 siswa. Berikut ini disajikan data dari dua kelas subjek
penelitian.

1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen


Berdasarkan perhitungan data hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen dengan menggunakan media komik, diperoleh nilai rata-rata sebesar
77,42 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65. Data yang diperoleh
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.1 berikut
ini.

52

53

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas Eksperimen
No. Nilai
65
1
67,5
2
70
3
72,5
4
75
5
77,5
6
80
7
85
8
87,5
9
90
10
Jumlah

F
4
2
3
3
1
4
4
2
2
5
30

Persentase (%)
13,33
6,67
10,00
10,00
3,33
13,33
13,33
6,67
6,67
16,67
100

Sebaran dari data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen tersebut
ditunjukkan dengan skor varians sebesar 75,64 dan skor simpangan baku sebesar
8,70.

2. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol


Data hasil belajar matematika siswa kelas kontrol yang tidak
menggunakan media komik, diperoleh nilai rata-rata 64,08 dengan nilai tertinggi
sebesar 85 dan nilai terendah 45. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.2 berikut ini.

54

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas Kontrol
No. Nilai
45
1
50
2
55
3
57,5
4
60
5
65
6
67,5
7
70
8
72,5
9
75
10
80
11
12 82,5
85
13
Jumlah

F
2
4
2
1
4
5
2
2
1
3
2
1
1
30

Persentase (%)
6,67
13,33
6,67
3,33
13,33
16,67
6,67
6,67
3,33
10,00
6,67
3,33
3,33
100

Sebaran dari data hasil belajar matematika siswa kelas kontrol tersebut
ditunjukkan dengan skor varians sebesar 124,35 dan skor simpangan baku sebesar
11,15.

3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol


Berdasarkan deskripsi data penelitian mengenai tes hasil belajar
matematika kelas eksperimen dan kontrol, ditemukan adanya perbedaan pada
ukuran pemusatan dan penyebaran data kedua kelas tersebut yang disajikan pada
tabel 4.3 berikut ini.

55

Tabel 4.3
Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Standar Deviasi
N

Kelas
Eksperimen
Kontrol
65,00
45,00
90,00
85,00
77,42
64,08
77,50
65,00
90,00
65,00
75,64
124,35
8,70
11,15
30
30

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas
eksperimen adalah 65,00, sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol adalah
45,00. Kemudian untuk nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 90,00, sedangkan
kelas kontrol adalah 85. Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh kelas eksperimen
adalah 77,42 sedangkan kelas kontrol 64,08. Nilai tengah (median) untuk kelas
eksperimen adalah 77,50, sedangkan kelas kontrol 65,00. Nilai yang paling sering
muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 90,00 sedangkan kelas kontrol
65,00. Varians pada kelas eksperimen sebesar 75,64 dan 124,35 pada kelas
kontrol. Untuk standar deviasi kelas eksperimen adalah 8,70 dan 11,15 untuk
kelas control.
Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa kelas kontrol.
Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada lampiran.
Penulis juga melakukan penghitungan pada hasil belajar siswa di setiap
indikator instrumen berupa persentase jenjang kognitif C1, C2, dan C3 hasil
posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol. Hasil perhitungan persentase tiap
jenjang kognitif siswa disajikan pada tabel 4.4. Sedangkan untuk perhitungan
lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.

56

Tabel 4.4
Perhitungan Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Jenjang Kognitif
C1
C2
C3
92,92 % 77,08 % 62,92 %
84,58 % 63,61 % 43,33 %

Tabel 4.4 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas


kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(penerapan). Pada tabel tersebut terlihat bahwa persentase data posttest untuk
kelas eksperimen di setiap jenjang kognitif baik C1, C2, dan C3 memperoleh hasil
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkat C1
hasil yang diperoleh kedua kelas, yaitu 92,92 % untuk kelas eksperimen dan 84,58
% untuk kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkat C2, dan C3 diperoleh hasil
yang cukup jauh berbeda antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Pada jenjang
kognitif tingkat C2 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah 77,08 %,
sedangkan kelas kontrol adalah 63,61 %. Kemudian pada jenjang kognitif tingkat
C3 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah 62,92 %, sedangkan kelas
kontrol adalah 43,33 %.
Hal tersebut terjadi disebabkan karena perlakuan yang berbeda antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan
dengan penggunaan media komik dalam pembelajarannya memperoleh hasil
posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak diberi
perlakuan dengan penggunaan media komik dalam pembelajarannya.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis


Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian
persyaratan analisis terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji persyaratan
analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

57

1. Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, terlebih dahulu
kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui apakah penyebaran skor posttest kedua kelompok berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus Liliefors dengan ketentuan
bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria Lo < Ltabel diukur
pada taraf signifikansi 0,05.
a. Uji normalitas kelas eksperimen
Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh Lo sebesar
0,116. Dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30
dan = 0,05 adalah 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka data hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji normalitas kelas kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas kelas kontrol diperoleh Lo sebesar 0,087.
Dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30 dan
= 0,05 adalah 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka data hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Untuk perhitungan lebih lengkap uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
Lo
Ltabel
Kesimpulan

Kelas
Eksperimen
Kontrol
30
30
0,116
0,087
0,161
Normal
Normal

58

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Lo kedua kelas tersebut lebih kecil dari
Ltabel (Lo < Ltabel), maka H0 yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi
normal, diterima. Dengan demikian, sebaran data yang dianalisis dari kedua kelas
tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelas penelitian, yang
menyatakan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam
penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada
taraf signifikansi = 0,05, sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel.
Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6.
Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
S
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan

Kelas
Eksperimen
30
75,64

Kontrol
30
124,35

1,65
1,86
Homogen

Tabel 4.6 menunjukkan Fhitung < Ftabel, maka H0 yang menyatakan bahwa
kedua sampel homogen, diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
data dari kedua kelas tersebut berasal dari kelompok yang homogen.

3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat analisis dan diketahui bahwa
kedua sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

59

matematika siswa kelas eksperimen dan kontrol. Karena kedua data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji statistik yang digunakan
adalah uji-t, pada taraf signifikansi = 0,05. Sampel dinyatakan terdapat
perbedaan yang signifikan apabila thitung > ttabel. Hasil uji-t pada hasil belajar
matematika siswa kedua kelas sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.7
Perhitungan Uji-t Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Statistik
Sampel (n)
Mean
thitung
ttabel
Kesimpulan

Kelas
Eksperimen
Kontrol
30
30
77,42
64,08
9,99
5,17
2,00
Tolak H0

Tabel 4.6 menunjukkan thitung > ttabel dan tolak H0, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kontrol,
yaitu terdapat pengaruh pada penggunaan media komik terhadap hasil belajar
matematika siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komik terhadap hasil belajar
matematika siswa pada konsep faktor dan kelipatan. Hal ini bisa dilihat dari
perhitungan persentase hasil posttest kedua kelas pada jenjang kognitif C1, C2,
dan C3. Pada jenjang C1 diperoleh persentase sebesar 92,92 % untuk kelas
eksperimen dan 84,58 % untuk kelas kontrol. Pada jenjang C2 sebesar 77,08 %
untuk kelas eksperimen dan 63,61 % untuk kelas kontrol. Pada jenjang C3 sebesar
62,92 % untuk kelas eksperimen dan 43,33% untuk kelas kontrol. Analisis data

60

posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif


ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut:

Persentase (%)

Hasil Posttest
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

92.92
84.58

77.08
63.61

62.92
43.33
Eksperimen
Kontrol

C1

C2

C3

Jenjang Kognitif
Gambar 4.1
Diagram Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hal tersebut juga telah dibuktikan oleh pengujian hipotesis, yang
menyatakan bahwa thitung > ttabel (5,17 > 2,00), yang berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan media komik dalam pembelajaran dan pada siswa
kelas kontrol yang tidak menggunakan media komik dalam pembelajarannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media
komik berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah membuat perencanaan yang
matang, diantaranya yaitu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan)
merancang kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen yang menggunakan
media komik dan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Menyiapkan komik yang berisi materi faktor dan kelipatan,
menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan, juga menyiapkan soal-soal
posttest untuk mengukur hasil belajar siswa.

61

Telah dijelaskan dalam temuan penelitian bahwa terdapat perbedaan pada


hasil belajar siswa kelas eksperimen dan pada siswa kelas kontrol. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelas tersebut. Proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu dengan menggunakan
media komik ini adalah siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami
komik yang telah dibagikan oleh guru kepada masing-masing siswa. Komik
tersebut berisi gambar, ilustrasi dan teks yang menceritakan suatu kisah yang
menjelaskan materi tentang konsep faktor dan kelipatan. Sementara proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol adalah dengan pembelajaran
konvensional tanpa menggunakan media komik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan media
komik oleh guru, pembelajaran ini berlangsung dengan baik. Meskipun pada
awalnya terdapat siswa yang masih bingung dalam menggunakannya, namun
dengan bimbingan dan penjelasan dari guru, siswa mampu menggunakan media
tersebut dengan baik. Media komik matematika membantu guru dalam
menyampaikan materi dengan baik dan memudahkan siswa dalam memahami
informasi. Media komik ini juga dapat menarik minat belajar siswa dengan
gambar-gambar dan alur cerita yang unik yang terdapat dalam komik, sehingga
hasil belajar siswa juga dapat maksimal.
Materi konsep Faktor dan Kelipatan yang disajikan dalam bentuk komik
membuat siswa tertarik untuk mempelajarinya dengan baik. Dengan adanya
tokoh-tokoh dalam komik tersebut siswa dapat dengan mudah memahami alur
cerita. Siswa mengingat nama tokoh dan alur cerita yang berisi materi-materi
konsep Faktor dan Kelipatan dengan baik, sehingga tes hasil belajar sebagian
besar siswa pun dapat dikerjakan dengan benar karena pemahaman yang baik dari
siswa tersebut. Bahasa gambar dan teks dalam komik ternyata mampu
mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat terhadap suatu masalah
dibanding hanya dengan tulisan saja. Dengan adanya unsur-unsur tersebut dalam
komik, maka dapat menimbulkan ketertarikan dalam diri siswa sehingga belajar
bisa dilakukan dengan optimal.

62

Gambar 4.2
Pembelajaran dengan Media Komik
Pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap materi dalam komik yang
memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita
bergambar membuat informasi lebih mudah diserap oleh siswa. Teks dalam
komik membuatnya lebih dimengerti, dan alur cerita yang menarik membuatnya
lebih mudah untuk diikuti dan diingat oleh siswa. Sehingga pemahaman siswa
kelas eksperimen terhadap materi juga lebih baik daripada siswa kelas kontrol
yang tidak menggunakan media komik dalam pembelajarannya.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol tidak menggunakan media
komik, melainkan buku teks matematika yang dipegang oleh masing-masing
siswa dan menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana siswa hanya
memperhatikan penjelasan oleh guru. Pembelajaran di kelas kontrol berlangsung
dengan biasa saja, pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan
dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian
keterlibatan siswa dalam pembelajaran hanya sebatas mendengarkan dan menulis
perintah dari guru. Namun, apabila masih ada bagian materi yang belum
dipahami, siswa diperbolehkan bertanya kepada guru. Pembelajaran di kelas
kontrol cenderung pasif sehingga mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Hal ini
jelas bertolak belakang dengan kondisi pembelajaran di kelas eksperimen.

63

Gambar 4.3
Pembelajaran tanpa Media Komik
Dengan demikian, siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media komik
dalam pembelajarannya, hanya belajar dengan cara mendengarkan dan kurang
mengerti isi dari materi yang disampaikan guru. Pemahaman siswa kedua kelas
tersebut jelas berbeda. Hal ini bisa dilihat dari perhitungan persentase hasil
posttest tiap jenjang kognitif siswa. Hasil persentase kelas eksperimen lebih
unggul pada tiap jenjang kognitifnya dibandingkan kelas kontrol.
Persentase yang didapat oleh kelas eksperimen sebesar 92,92 % pada
jenjang kognitif C1, 77,08 % pada jenjang kognitif C2, dan 62,92 % pada jenjang
kognitif C3. Sedangkan persentase yang diperoleh kelas kontrol sebesar 84,58 %
pada jenjang kognitif C1, 63,61 % pada jenjang kognitif C2, dan 43,33 % pada
jenjang kognitif C3. Dari perhitungan persentase tersebut terlihat perbedaan
pemahaman siswa kelas eksperimen dan kontrol pada tiap jenjang kognitifnya
terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang
diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang
berbeda pula. Hasil belajar kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan
media komik dalam pembelajarannya berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol
yang diajarkan dengan tidak menggunakan media komik. Hasil belajar siswa kelas
kontrol lebih rendah dari siswa kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa
memahami materi konsep Faktor dan Kelipatan dari buku teks dimana buku

64

tersebut minim dari ilustrasi atau gambar yang bisa membantu memudahkan siswa
dalam mengingat dan memahami materi.
Perbedaan hasil belajar siswa bisa terjadi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, karena pada kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan
media komik yang memiliki sifat penyajian yang sederhana dan menyenangkan.
Hal ini terlihat pada siswa yang merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut didukung pula oleh Hadi dalam
penelitiannya yang menyatakan bahwa selama pembelajaran menggunakan media
komik siswa menunjukan respon positif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
ditunjukkan oleh siswa yang merasa senang dengan cara pembelajaran yang
dilakukan, mereka merasa belajarnya lebih santai dan tidak tegang dalam
mengikuti pembelajaran.1
Komik juga memiliki alur cerita yang memudahkan siswa untuk
memahami pesan yang disampaikan dalam komik tersebut. Terbukti dengan
menggunakan media komik siswa menjadi lebih mudah memahami konsep faktor
dan kelipatan sehingga hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik. Terlihat
pada persentase jenjang kognitif C1, C2 dan C3 kelas eksperimen yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang tanpa menggunakan media komik dalam proses
pembelajarannya.
Seperti yang dikemukakan Hamalik oleh Azhar Arsyad dalam bukunya
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.2 Minat siswa berbanding tegak lurus dengan hasil belajar. Jika
minat siswa meningkat maka bisa dikatakan hasil belajar siswa bisa turut
meningkat pula. Dalam hal ini komik yang dibuat oleh penulis bisa dikatakan
berhasil dalam menjalankan fungsinya sebagai media pembelajaran yang
digunakan di kelas.
1

Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan


Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, 2013, h. 1.
(http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf).
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 15.

65

Jika siswa antusias dalam membaca materi pelajaran maka pemahaman


siswa terhadap materi pelajaran tersebut juga lebih tinggi, artinya kesulitan siswa
dalam mempelajari dan memahami materi menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan
dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik dari pada
hasil belajar siswa kelas kontrol. Senada dengan hasil penelitian Junaidi yang
menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan media
komik meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa
menggunakan media komik.3
Komik merupakan bagian ragam komunikasi, yakni komunikasi visual.
Menariknya komik secara visual mengajak seseorang yang melihatnya untuk
mengetahui lebih dalam tentang isi dari komik tersebut. Dengan demikian, komik
memenuhi persyaratan sebagai media penyampaian informasi karena mampu
memancing rasa ingin tahu siswa. Komik adalah media komunikasi visual dan
bukan hanya cerita bergambar yang asyik tetapi juga dapat menghibur yang
membacanya. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai
alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan
efisien kepada siswa.
Tujuan utama menggunakan media komik saat proses pembelajaran, yaitu
memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep matematika yang masih
dianggapnya rumit karena komik menyajikannya dengan sederhana dan mudah
dimengerti, membuat siswa lebih fokus dan konsentrasi selama proses
pembelajaran dikarenakan adanya media pembelajaran. Komik sebagai media
pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar dan
membantu siswa dalam memahami konsep faktor dan kelipatan dengan lebih
mudah sehingga hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pada penggunaan media komik dalam pembelajaran
matematika di kelas terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada konsep
Faktor dan Kelipatan.
3

Junaidi, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk Cerita
dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 Balai-Balai Kota Padang Panjang,
Jurnal Guru, Vol. 5, No. 1, 2008, h. 80.

66

D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan memberikan
kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh
hasil yang maksimal. Namun masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol
dan tidak dapat dikendalikan, sehingga hasil penelitian ini pun masih mempunyai
keterbatasan sebagai berikut:
1. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya hasil belajar
matematika siswa saja, sedangkan aspek yang lain tidak dikontrol.
2. Hasil belajar kognitif siswa yang diukur hanya dalam jenjang kognitif C1
C3 saja.
3. Penelitian ini hanya diajukan untuk pembelajaran matematika pada pokok
bahasan faktor dan kelipatan, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada
pokok bahasan matematika yang lainnya.
4. Komik yang digunakan masih kurang berwarna karena tampilan komik
hanya berwarna hitam putih.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Muhara 02
Citeureup, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan media komik pada konsep faktor dan
kelipatan. Ternyata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen yang diajar
dengan media komik lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa kelas
kontrol yang diajar dengan media konvensional.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan media komik dalam pembelajaran matematika
di sekolah sebagai media pembelajaran agar lebih menarik perhatian
siswa, dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa

diharapkan

untuk

bisa

berpartisipasi

secara

aktif

dalam

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.


3. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian dengan mencoba meneliti
konsep matematika dan variabel terikat yang lainnya, membuat komik
dengan alur cerita yang lebih menarik, gambar yang lebih jelas dan penuh
warna, bahasa yang lebih sederhana, menggunakan ilustrasi gambar dan
tokoh yang populer dan lebih disukai oleh siswa.
4. Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan media
pembelajaran yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

67

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP.


Bandung: Alfabeta. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
______. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembahasan. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2006.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral PMPTK Depdiknas. Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Ditjen PMPTK. 2008.
Enawaty, Eny dan Hilma Sari. Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 3 Pontianak pada Materi Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. 1,
2010.
Fathani, Abdul Halim. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. 2009.
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar (Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum
& Konsep Islami). PT Refika Aditama: Bandung. 2007.
Fatra, Maifalinda. Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) pada Pembelajaran
Matematika di MI. Algoritma. 3, 2008.
Hadi, Syaiful. Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik
dengan Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik,
http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/57_Syaiful%
20Hadi.pdf, 16 Januari 2013.
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung:
Rosdakarya. 2010.

Remaja

Indira Maharsi, KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku.
2011.
68

69

Iska, Zikri Neni. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kizi Brothers. 2011.
Junaidi. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Soal Bentuk
Cerita dengan Menggunakan Media Komik di Kelas III SDN 03 BalaiBalai Kota Padang Panjang. Jurnal Guru. 5, 2008.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008.
Nanto, Dwi. Komik Disuka dan Dibenci. Jakarta: Yayasan Citra Bangsa.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak. Jakarta: Kencana. 2010.
Sikumbang, Achyar. Dominasi Komik Asing dan Kontroversi Keberadaan Komik
dalam Dunia Pendidikan Indonesia, Jurnal Seni dan Desain. 02, 2008.
Sudjana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2006.
Supardi. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Ufuk Press. 2012.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. 2010.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &
PP RI Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar. Bandung: Citra
Umbara. 2009.
Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Refika Aditama. 2012.
Waluyanto, Heru Dwi. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Nirmana. 7, 2005.
Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada
Konsep Reaksi Redoks, Skripsi pada FITK UIN SYAHID, Jakarta: 2008.
tidak dipublikasikan.

70

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 4 x 35 menit (2 pertemuan)

Pertemuan ke-

: 1-2

Standar Kompetensi : 2. Memahami

dan

menggunakan

faktor dan

kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menjelaskan faktor suatu bilangan
2. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
3. Menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan faktor suatu bilangan dengan tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kelipatan suatu bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.

71

D. Materi Pokok
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang merupakan hasil perkalian
sebuah bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3, 4, 5,...).
Faktor adalah bilangan yang membagi habis bilangan lain.

E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi kelipatan dan faktor.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.

72

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2. Pertemuan ke-2
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru meminta siswa untuk membaca komik matematika yang telah
dibagikan di pertemuan sebelumnya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.

73

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi kelipatan dan faktor.
- Guru meminta siswa untuk menukarkan pekerjaan mereka ke siswa yang
lain.
- Siswa mengerjakan pekerjaan temannya.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.
- Guru bersama siswa membahas pekerjaan siswa.

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.
2. Komik Matematika Lubang Ajaib.
3. Lembar Kerja Siswa.

74

H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik Bentuk
Tertulis

Isian

Soal

Jawaban

1. Tentukan kelipatan 7

1.

7, 14, 21, 28.

yang kurang dari 30!


2. Lengkapi petak perkalian

2.

berikut ini!
15

...

...

...

...

...

...

...

...

Faktor dari 15 adalah ....


1. Buatlah satu pertanyaan
tentang Kelipatan!
2. Buatlah satu pertanyaan
tentang Faktor!

15

15

15

Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5,


15.
Jawaban disesuaikan dari siswa.
Misal:
1. Tentukan kelipatan dari 5!
2. Tentukan faktor dari 24!

Bogor, Oktober 2013

Wali Kelas IV-B

Guru Matematika

( Ismalia, S.PD )

( Asri Anita )

75

LEMBAR KERJA SISWA 1


(Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut dan ikutilah
kegiatan di bawah ini dengan baik!
1. a. Buatlah bilangan loncat sesuai keinginanmu sendiri dan gambarlah pada sebuah
garis bilangan!

b. Tuliskan bilangan yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan di atas!

c. Jelaskan pengertian kelipatan dengan kata-katamu sendiri!

2. a. Bagaimana cara untuk menentukan faktor dari suatu bilangan?

76
b. Berikan satu contoh bilangan dan tentukan faktor dari bilangan tersebut!

c. Jelaskan pengertian faktor dengan kata-katamu sendiri!

Latihan Soal
1. Tentukan kelipatan 7 yang kurang dari 30!

2. Lengkapi petak perkalian berikut ini!

15

...

...

...

...

...

...

...

...

Jadi, faktor dari 15 adalah ...

SELAMAT MENGERJAKAN

77

LEMBAR KERJA SISWA


(Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut


dan ikutilah kegiatan di bawah ini dengan baik!
1. Simpulkan perbedaan kelipatan dan faktor dengan kata-katamu sendiri!

Latihan Soal
1. Buatlah satu pertanyaan tentang Kelipatan!

2. Buatlah satu soal tentang Faktor!

78

Materi Pokok

79

80

81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit

Pertemuan ke-

: 3

Standar Kompetensi : 2. Memahami

dan

menggunakan

faktor dan

kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


Menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan.

C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan dengan
tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.

D. Materi Pokok
(terlampir)

E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.

82

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan kelipatan dan faktor
suatu bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru, bersama-sama membahas hasil kerja yang telah
dikerjakan oleh siswa.

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan kelipatan dan
faktor suatu bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.

83

o Penutup (10 menit)


- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.
2. Komik Matematika Lubang Ajaib.
3. Lembar Kerja Siswa.

H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik

Bentuk

Tertulis

Isian

Soal
1. Tentukan kelipatan dan
faktor dari 14!

Jawaban
1. Kelipatan 14 = 14, 28, 42,
56, 70, 84, 98, 102, 116,
130.
Faktor 14 = 1, 2, 7, 14.

2. 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32,

2. Kelipatan dari 8= 8, 16, 24,

36, 40, 44, 48, 52, 56, 60,

32, 40, 48, 56.

64.

Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4,

Dari bilangan di atas,

8.

tuliskan bilangan mana saja


yang merupakan kelipatan
dan faktor dari 8!

84

LEMBAR KERJA SISWA 3


(Menentukan Kelipatan dan Faktor Bilangan)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut


dan kerjakanlah perintah di bawah ini dengan baik!
1. a. Tuliskan kelipatan bilangan 2 yang kurang dari 50!

b. Dari bilangan yang sudah kamu tulis pada nomor a, tentukan bilangan
mana saja yang merupakan kelipatan dari 12!

c. Dari bilangan yang telah kamu tulis pada nomor a, tentukan bilangan
mana saja yang merupakan faktor dari 12!

85

Latihan Soal
1. Tentukan kelipatan dan faktor dari 14!

2. 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, 60, 64.
Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan mana saja yang merupakan
kelipatan dan faktor dari 8!

SELAMAT MENGERJAKAN

86

Materi Pokok

Keesokan harinya...

87

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN
Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 4 x 35 menit (2 pertemuan)

Pertemuan ke-

: 4-5

Standar Kompetensi : 2. Memahami

dan menggunakan faktor dan

kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB).

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan.
2. Menentukan KPK dua bilangan.
3. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan.
4. Menentukan FPB dua bilangan.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dengan
benar.
2. Siswa mampu menentukan KPK dua bilangan dengan tepat.
3. Siswa mampu menentukan faktor persekutuan dua bilangan dengan benar.
4. Siswa mampu menentukan FPB dua bilangan dengan tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.

89

D. Materi Pokok
(Terlampir)

E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-4
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan kelipatan
persekutuan dan KPK dari dua bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan kelipatan
persekutuan dan KPK dari dua bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.

90

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2. Pertemuan ke-5
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menentukan faktor persekutuan
dan FPB dari dua bilangan.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru, bersama-sama membahas hasil kerja yang telah

91

dikerjakan oleh siswa.

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menentukan faktor persekutuan
dan FPB dari dua bilangan.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.
2. Komik Matematika Lubang Ajaib.
3. Lembar Kerja Siswa.

92

H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik

Bentuk

Tertulis

Isian

Soal
1. Kelipatan dari 6 adalah

Jawaban
1. Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30,

....

36, 42, 48, 54, 60, 66, 72, 78, ...

Kelipatan dari 9 adalah

Kelipatan 9 = 9, 18, 27, 36, 45,

....

54, 63, 72, 81, 90, ...

Kelipatan persekutuan

Kelipatan persekutuan = 18, 36,

dari 6 dan 9 adalah ....

54, ...

Jadi, KPK dari 6 dan 9

KPK dari 6 dan 9 = 18.

adalah ....

2. Kelipatan dari 10 adalah

2. Kelipatan 10 = 10, 20, 30, 40,

....

50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, ...

Kelipatan dari 15 adalah

Kelipatan 15 = 15, 30, 45, 60,

....

75, 90, 105, 130, ...

Kelipatan persekutuan

Kelipatan persekutuan = 30, 60,

dari 10 dan 15 adalah ....

90, ...

Jadi, KPK dari 10 dan 15

KPK dari 10 dan 15 = 30.

adalah ....
1. Faktor dari 16 adalah ....

1. Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, 16.

Faktor dari 22 adalah ....

Faktor 22 = 1, 2, 11, 22.

Faktor persekutuan dari

Faktor persekutuan = 1 dan 2.

16 dan 22 adalah ....

FPB dari 16 dan 22 = 2.

Jadi, FPB dari 16 dan 22


adalah ....
2. Faktor dari 42 adalah ....

2. Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, 16.

Faktor dari 48 adalah ....

Faktor 22 = 1, 2, 11, 22.

Faktor persekutuan dari

Faktor persekutuan = 1 dan 2

42 dan 48 adalah ....

FPB dari 16 dan 22 = 2

Jadi, FPB dari 42 dan 48


adalah ....

93

LEMBAR KERJA SISWA 4


(Menentukan Kelipatan Persekutuan dan KPK Dua Bilangan)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut


dan isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

Kelipatan 4 adalah ....

Kelipatan 5 adalah ....

Bilangan yang sama dari kelipatan 4 dan 5 adalah ....

Bilangan terkecil dari bilangan yang sama adalah ....

94

Latihan Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kelipatan dari 6 adalah ....
Kelipatan dari 9 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 9 adalah ....
Jadi, KPK dari 6 dan 9 adalah ....

2. Kelipatan dari 10 adalah ....


Kelipatan dari 15 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 10 dan 15 adalah ....
Jadi, KPK dari 10 dan 15 adalah ....

SELAMAT MENGERJAKAN

95

Materi Pokok

96

97

Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, ...
Kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, ...
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48, 72, ...
Jadi, KPK dari 8 dan 12 adalah 24

98

99

LEMBAR KERJA SISWA 5


(Menentukan Faktor Persekutuan dan FPB Dua Bilangan)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut


dan isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

Faktor 12 adalah ....

Faktor 15 adalah ....

Bilangan yang sama dari faktor 12 dan 15 adalah ....

Bilangan terkecil dari faktor yang sama adalah ....

100

Latihan Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Faktor dari 16 adalah ....
Faktor dari 22 adalah ....
Faktor persekutuan dari 16 dan 22 adalah ....
Jadi, FPB dari 16 dan 22 adalah ....

2. Faktor dari 42 adalah ....


Faktor dari 48 adalah ....
Faktor persekutuan dari 42 dan 48 adalah ....
Jadi, FPB dari 42 dan 48 adalah ....

SELAMAT MENGERJAKAN

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit

Pertemuan ke-

: 6

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan


kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dengan
tepat.
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dengan
tepat.
Karakter siswa yang diharapkan : religius, santun, rasa ingin tahu,
perhatian, tekun, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, motivasi.

D. Materi Pokok
(Terlampir)

102

E. Metode Pembelajaran
Penugasan, Tanya Jawab, Ekspositori.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan agenda
kegiatan yang akan dilakukan.
- Siswa berpartisipasi aktif dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru dengan
mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa yaitu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK dan FPB.
o Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
- Guru memberikan komik matematika kepada siswa dan meminta siswa
untuk membaca dan memahami isinya.
- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.
- Salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
- Dengan bimbingan guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.

Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal terkait materi menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK dan FPB.
- Salah seorang siswa mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis.

103

Konfirmasi
- Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami terkait
materi.
- Guru memberikan penguatan singkat terkait materi yang telah dibahas
dengan memberikan latihan soal kepada siswa.
o Penutup (10 menit)
- Guru mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.
2. Komik Matematika Lubang Ajaib.
3. Lembar Kerja Siswa.

H. Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian
Teknik
Tertulis

Bentuk
Isian

Soal
1. Lampu merah menyala setiap 7
menit sekali dan lampu biru
menyala setiap 5 menit sekali.
Jika saat ini kedua lampu
menyala secara bersamaan,
dalam berapa menit kedua
lampu
tersebut
menyala
bersamaan lagi?

Jawaban
1. Merah = 7, 14, 21, 28,
35, 42, 49, 56, 63, 70, 77,
...
Biru = 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, ...
Jadi, dalam 35 menit lagi
kedua lampu tersebut
akan menyala bersamaan.

104

2. Fia mempunyai tali yang


panjangnya 84 cm dan Nafis
mempunyai tali dengan panjang
90 cm. Tali itu dipotong habis
menjadi beberapa bagian yang
sama panjangnya. Tentukan:
a. Berapa ukuran terpanjang
agar setiap potong tali sama
panjangnya?
b. Berapa potong jumlah tali
Fia?
c. Berapa potong jumlah tali
Nafis?

2. Faktor dari 84 = 1, 2, 3,
4, 6, 7, 12, 14, 21, 28, 42,
84.
Faktor dari 90 = 1, 2, 3,
5, 6, 9, 10, 15, 18, 30, 45,
90.
a. jadi, ukuran
terpanjang tali adalah
6 cm.
b. Tali Fia = 84 cm : 6
cm = 14 potong.
c. Tali Nafis = 90 cm : 6
cm = 15 potong.

Jakarta, Oktober 2013


Wali Kelas IV-B

Guru Matematika

( Ismalia, S.PD )

( Asri Anita )

105

LEMBAR KERJA SISWA 6


(Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB)
Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Setelah kalian membaca komik Lubang Ajaib, perhatikan pernyataan berikut


dan isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

1. Pahamilah masalah di bawah ini dengan baik!


Jono mempunyai 36 butir kelereng merah dan 60 butir kelereng biru.
Kelereng tersebut dibagi-bagikan kepada teman-temannya. Masing-masing
kelereng dibagikan sama banyak kepada setiap temannya.
a. Berapa teman Jono yang mendapat bagian?
b. Berapa jumlah kelereng merah dan kelereng biru yang di dapat oleh
teman Jono?
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan konsep ....

2. Pahamilah masalah di bawah ini dengan baik!


Ira menabung di bank setiap 30 hari sekali, sedangkan Nina menabung di
bank setiap 21 hari sekali. Hari ini mereka bersama-sama menabung di
bank. Berapa hari lagi mereka akan menabung bersama-sama di bank?

106

Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan konsep ....

Latihan Soal
Selesaikanlah masalah di bawah ini dengan konsep KPK atau FPB!
1. Lampu merah menyala setiap 7 menit sekali dan lampu biru menyala
setiap 5 menit sekali. Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan,
dalam berapa menit kedua lampu tersebut menyala bersamaan lagi?

2. Fia mempunyai tali yang panjangnya 84 cm dan Nafis mempunyai tali


dengan panjang 90 cm. Tali itu dipotong habis menjadi beberapa bagian
yang sama panjangnya. Tentukan:
a. Berapa ukuran terpanjang agar setiap potong tali sama panjangnya?
b. Berapa potong jumlah tali Fia?
c. Berapa potong jumlah tali Nafis?

SELAMAT MENGERJAKAN

107

108

109

110

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

Pertemuan ke-

: 1-2

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan


kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menjelaskan faktor suatu bilangan
2. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
3. Menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan faktor suatu bilangan dengan tepat.
2. Siswa mampu menjelaskan kelipatan suatu bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.

D. Materi Pokok
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang merupakan hasil perkalian
sebuah bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3, 4, 5,...).

111

Faktor adalah bilangan yang membagi habis bilangan lain.

E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Guru mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait
materi yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru menjelaskan pengertian kelipatan dan faktor bilangan.
- Guru memberikan contoh dari kelipatan dan faktor bilangan.
- Siswa mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

112

2. Pertemuan ke-2
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Guru mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan terkait
materi yang akan disampaikan kepada siswa yaitu kelipatan dan faktor.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru menjelaskan pengertian kelipatan dan faktor bilangan.
- Guru memberikan contoh dari kelipatan dan faktor bilangan.
- Siswa mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit

Pertemuan ke-

: 3

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan


kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


Menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan.

C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan dengan
tepat.

D. Materi Pokok
Menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan adalah mencari bilangan
yang merupakan hasil perkalian sebuah bilangan tersebut dengan bilangan
asli, dan menentukan bilangan yang membagi habis bilangan tersebut.
Contoh:
Tentukan kelipatan dan faktor dari 12!
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48, ...
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12.

114

E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh bilangan yang akan dicari kelipatan dan faktornya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

115

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.

Bogor, Oktober 2013

Wali Kelas IV-A

( Edah Nurlaelah, S.PD )

Guru Matematika

( Asri Anita )

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 4 x 35 menit (2 pertemuan)

Pertemuan ke-

: 4-5

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan


kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB).

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan.
2. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan.
3. Menentukan KPK dan FPB dua bilangan.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dengan
benar.
2. Siswa mampu menentukan faktor persekutuan dua bilangan dengan benar.
3. Siswa mampu menentukan KPK dan FPB dua bilangan dengan tepat.

D. Materi Pokok
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua
bilangan tersebut yang bernilai sama.

117

Faktor persekutuan dari dua bilangan adalah faktor-faktor dari dua bilangan
tersebut yang bernilai sama.
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.

E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-4
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh dua bilangan yang akan dicari kelipatan dan faktor
persekutuannya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal
mengerjakannya.

dari buku paket dan siswa

118

o Penutup (10 menit)


- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2. Pertemuan ke-5
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.
o Kegiatan Inti (50 menit)
- Guru memberikan contoh dua bilangan yang akan dicari KPK dan FPB-nya.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dari buku paket dan siswa
mengerjakannya mengerjakannya di buku tugas masing-masing.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

119

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.

Bogor, November 2013

Wali Kelas IV-A

( Edah Nurlaelah, S.PD )

Guru Matematika

( Asri Anita )

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah

: SDN Muhara 02 Citeureup

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: IV / 1

Materi Pokok

: Kelipatan dan Faktor

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit

Pertemuan ke-

: 6

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan


kelipatan dalam pemecahan masalah.

A. Kompetensi Dasar :
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dengan
tepat.
2. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dengan
tepat.

D. Materi Pokok
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor
persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.

121

Contoh soal KPK:


Lampu merah menyala setiap 7 menit sekali dan lampu biru menyala setiap 5
menit sekali. Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan, dalam
berapa menit kedua lampu tersebut menyala bersamaan lagi?
Jawaban:
Merah = 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, 77, ...
Biru = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, ...
Jadi, dalam 35 menit lagi kedua lampu tersebut akan menyala bersamaan
Contoh soal FPB:
Fia mempunyai tali yang panjangnya 84 cm dan Nafis mempunyai tali dengan
panjang 90 cm. Tali itu dipotong habis menjadi beberapa bagian yang sama
panjangnya. Tentukan:
a. Berapa ukuran terpanjang agar setiap potong tali sama panjangnya?
b. Berapa potong jumlah tali Fia?
Berapa potong jumlah tali Nafis?
Jawaban:
Faktor dari 84 = 1, 2, 3, 4, 6, 7, 12, 14, 21, 28, 42, 84.
Faktor dari 90 = 1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 15, 18, 30, 45, 90.
a. jadi, ukuran terpanjang tali adalah 6 cm.
b. Tali Fia = 84 cm : 6 cm = 14 potong.
c. Tali Nafis = 90 cm : 6 cm = 15 potong.
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional dengan ceramah dan tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
o Kegiatan Awal (10 menit)
- Siswa menjawab salam guru dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah
dibahas sebelumnya.

122

o Kegiatan Inti (50 menit)


- Guru memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
- Guru menjelaskan cara penyelesaian dari masalah tersebut.
- Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru.
- Guru memberikan latihan soal dan meminta salah seorang siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
- Guru membahas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh siswa.
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika merasa belum paham.
- Guru memberikan beberapa latihan soal dan siswa mengerjakannya.
o Penutup (10 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI kelas IV:
- Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika: Untuk SD
dan MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
- Soetopo, Matematika Progresif: Untuk SD Kelas 4, Jakarta: Widya
Utama. 2005.

Bogor, November 2013

Wali Kelas IV-A

( Edah Nurlaelah, S.PD )

Guru Matematika

( Asri Anita )

123

Lampiran 3
MEDIA KOMIK

124

125

Rino dan Ari sedang bermain bola di lapangan, tiba-tiba muncul sebuah lubang di tembok sisi lapangan.

Rino yang penasaran pada lubang tersebut langsung melihat ke dalam lubang, namun Rino terseret masuk
ke dalam lubang. Ari yang melihat sahabatnya terseret ke dalam lubang tersebut mencoba menarik Rino,
tetapi Ari malah juga ikut terseret ke dalam lubang tersebut.

126

Keduanya kini berada di tempat baru yang aneh dan unik.

Saat mereka tengah kebingungan, datang seorang puteri cantik nan jelita.

127

128

129

130

Keesokan harinya...

131

132

133

134

Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, ...
Kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, ...
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48, 72, ...
Jadi, KPK dari 8 dan 12 adalah 24

135

136

137

138

139

140

Rino dan Ari pergi menuju lubang ajaib untuk kembali ke dunia mereka.

Akhirnya mereka sampai di lapangan tempat mereka bermain.

SELESAI

Lampiran 4
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan

: SDN Muhara 02 Citeureup

Alokasi Waktu

: 2 x 30 menit

Mata Pelajaran

: Matematika

Jumlah Soal

: 10 butir

Kelas/Semester

: IV/1

Bentuk Soal

: Isian

Standar Kompetensi :
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.


2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan.
3. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB).
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.

141

Indikator

1.1 Menjelaskan faktor suatu bilangan

3.2 Menentukan KPK dua bilangan

1.2 Menjelaskan kelipatan suatu bilangan

3.3 Menentukan faktor persekutuan dua bilangan

1.3 Menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan

3.4 Menentukan FPB dua bilangan

2.1 Menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK

3.1 Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB

No.
1.

Indikator Soal

Tingkat Kemampuan
C1

Menjelaskan faktor suatu

C2
2

Naskah Soal

C3

Lengkapi petak perkalian berikut ini!

bilangan
28

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

Jumlah
Soal
1

Faktor dari 28 adalah....


2.

Menjelaskan kelipatan suatu

Tentukan kelipatan dari bilangan di bawah ini!

bilangan

a. Kelipatan 3 yang kurang dari 50


b. Kelipatan 8 yang kurang dari 90

3.

Menyimpulkan perbedaan

Tuliskan kelipatan dan faktor dari 12!

faktor dan kelipatan

142

4.

Menentukan kelipatan dan

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54.

faktor suatu bilangan

Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan mana saja yang merupakan


kelipatan dan faktor dari 18!

5.

Menentukan kelipatan

Tentukan kelipatan persekutuan dari 5 dan 7!

Tentukan KPK dari 14 dan 21!

Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan 24!

Tentukan FPB dari 15 dan 30!

Lulu dan Miftah sama-sama ikut les Matematika. Lulu masuk setiap

persekutuan dua bilangan


6.

Menentukan KPK dua


bilangan

7.

Menentukan faktor
persekutuan dua bilangan

8.

Menentukan FPB dua


bilangan

9.

Menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan KPK

4 hari sekali, sedangkan Miftah masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari
ini mereka masuk les bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk
les bersama-sama dalam waktu terdekat?

10.

Menyelesaikan masalah

10

yang berkaitan dengan FPB

Saat merayakan ulang tahunnya, Adit membagikan 75 buku tulis dan

50 pensil kepada anak-anak di panti asuhan. Setiap buku tulis dan


pensil akan dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang sama
banyak. Tentukan:
Berapa anak yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil?
Dan berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?

Jumlah butir soal

10
143

144

Lampiran 5

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


KELIPATAN DAN FAKTOR

1. Tentukan kelipatan dari bilangan di bawah ini!


a. Kelipatan 3 yang kurang dari 50
b. Kelipatan 8 yang kurang dari 90
2. Lengkapi petak perkalian berikut ini!
...
...
...
...
...
...
28
...
...
...
...
...
...
Faktor dari 28 adalah....
3. Tentukan kelipatan dan faktor dari 12!
4. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54.
Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan mana saja yang merupakan
kelipatan dan faktor dari 18!
5. Tentukan kelipatan persekutuan dari 5 dan 7!
6. Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan 24!
7. Tentukan KPK dari 14 dan 21!
8. Tentukan FPB dari 15 dan 30!
9. Lulu dan Miftah sama-sama ikut les Matematika. Lulu masuk setiap 4 hari
sekali, sedangkan Miftah masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari ini mereka
masuk les bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk les bersama-sama
dalam waktu terdekat?
10. Saat merayakan ulang tahunnya, Adit membagikan 75 buku tulis dan 50
pensil kepada anak-anak di panti asuhan. Setiap buku tulis dan pensil akan
dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang sama banyak. Tentukan:
a. Berapa anak yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil?
b. Dan berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?

145

Lampiran 6
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
1.
a. Kelipatan dari 3 yang kurang dari 50 adalah
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48 ...
b. Kelipatan dari 8 yang kurang dari 90 adalah
8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88 ...
2.
28

1
2
4
7
14 28
28 14 7
4
2
1
Faktor dari 28 adalah 1, 2, 4, 7, 14, 28.

3. Kelipatan 12 = 12, 24, 36,48, 60, 72, 84, 96, ...


Faktor 12 =
1
2
3
4
6
12
12
12 6
4
3
2
1
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
4. Kelipatan 18 adalah 18, 36, 54.
Faktor 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18.
5. Kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70 ...
Kelipatan 7 = 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, 77, 84, 91, ...
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 adalah 35, 70, ...
6. Faktor 16 = 1, 2, 4, 16.
Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24.
Faktor persekutuan 16 dan 24 adalah 1, 2, 4.
7. Kelipatan 14 = 14, 28, 42, 56, 70, 84, ...
Kelipatan 21 = 21, 42, 63, 84, 105, ...
Kelipatan persekutuan 14 dan 21 = 42, 84 ...
KPK = 42

146

8. Faktor 15 = 1, 3, 5, 15.
Faktor 30 = 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30.
Faktor persekutuan = 1, 3, 5, 15.
FPB = 15
9.
Lulu

4 hari lagi

Miftah 6 hari lagi

8 hari lagi

12 hari lagi

16 hari lagi

20 hari lagi

24 hari lagi

12 hari lagi

18 hari lagi

24 hari lagi

30 hari lagi

36 hari lagi

Mereka akan masuk les bersama-sama lagi pada 12 dan 24 hari lagi.
Jadi, dalam waktu dekat mereka akan masuk les bersama-sama pada 12
hari lagi.
10. Faktor dari 75 = 1, 3, 5, 15, 25, 75.
Faktor dari 50 = 1, 2, 25, 50.
FPB 75 dan 50 = 25
a. Jadi, jumlah anak yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil adalah
25 anak.
b. 75 buku : 25 anak = 3 buku tiap anak.
50 pensil : 25 anak = 2 pensil tiap anak.
Jadi, tiap anak mendapatkan 3 buku dan 2 pensil.

RUBRIK PENSKORAN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR
No.

Soal

Soal
1.

2.

Tentukan kelipatan dari bilangan di Menjawab kedua pertanyaan dengan tepat dan benar.
bawah ini!
Menjawab kedua pertanyaan dengan benar namun masih kurang lengkap.

4
3

Menjawab kedua pertanyaan namun jawaban salah satu pertanyaan salah.

b. Kelipatan 8 yang kurang dari 90

Hanya menjawab satu pertanyaan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Mengisi seluruh petak dengan benar dan menuliskan faktor dengan tepat.

Mengisi seluruh petak dengan benar namun tidak menuliskan faktornya.

Mengisi seluruh petak dan menuliskan faktornya namun jawabannya kurang tepat.

Hanya mengisi sebagian petak saja.

Tidak ada respon jawaban.

Menjawab kelipatan dan faktor dengan benar dan tepat, lengkap dengan tabel.

Menjawab kelipatan dan faktor dengan benar tanpa tabel.

Menjawab kelipatan dan faktor, namun jawaban salah satunya salah .

Hanya menjawab satu pertanyaan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Menuliskan kelipatan dan faktor dengan benar dan tepat sesuai bilangan yang ada.

Menuliskan kelipatan dan faktor, namun jawaban masih kurang tepat.

Lengkapi petak perkalian berikut ini!


... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...

Faktor dari 28 adalah....

4.

Skor

a. Kelipatan 3 yang kurang dari 50

28

3.

Rubrik Penskoran

Tentukan kelipatan dan faktor dari 12!

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33,


36, 39, 42, 45, 48, 51, 54.

147

5.

6.

7.

8.

Dari bilangan di atas, tuliskan bilangan Menuliskan kelipatan dan faktor, namun jawaban salah satunya salah .
mana saja yang merupakan kelipatan Hanya menuliskan satu pertanyaan saja.
dan faktor dari 18!
Tidak ada respon jawaban.

Tentukan kelipatan persekutuan dari 5 Menjawab dengan benar dan tepat.


dan 7!
Hanya menuliskan kelipatan tiap bilangan saja.

1
0

Menuliskan kelipatan tiap bilangan, namun jawabannya kurang tepat.

Hanya menuliskan kelipatan salah satu bilangan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Tentukan faktor persekutuan dari 18 Menjawab dengan benar dan tepat.


dan 24!
Menjawab faktor kedua bilangan, namun faktor persekutuannya salah.

Tentukan KPK dari 14 dan 21!

Tentukan FPB dari 15 dan 30!

Hanya menjawab faktor tiap bilangan saja.

Hanya menuliskan faktor salah satu bilangan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Menjawab dengan benar dan tepat.

Menjawab sampai kelipatan persekutuan dengan benar, namun jawaban KPK salah.

Hanya menjawab sampai kelipatan persekutuan saja.

Hanya menuliskan kelipatan kedua bilangan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Menjawab dengan benar dan tepat.

Menjawab sampai faktor persekutuan dengan benar, namun jawaban FPB salah.

Hanya menjawab sampai faktor persekutuan saja.

2
148

9.

10.

Hanya menuliskan faktor kedua bilangan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Lulu dan Miftah sama-sama ikut les


Matematika. Lulu masuk setiap 4 hari
sekali, sedangkan Miftah masuk setiap
6 hari sekali. Jika hari ini mereka
masuk les bersama-sama, berapa hari
lagi mereka masuk les bersama-sama
dalam waktu terdekat?

Menjawab dengan benar dan tepat disertai cara pemecahannya.

Jawaban hampir benar.

Hanya menjawab sampai kelipatan persekutuan saja.

Hanya menuliskan kelipatan kedua bilangan saja.

Tidak ada respon jawaban.

Saat merayakan ulang tahunnya, Adit


membagikan 75 buku tulis dan 50 pensil
kepada anak-anak di panti asuhan.
Setiap buku tulis dan pensil akan
dibagikan kepada anak-anak dengan
jumlah yang sama banyak. Tentukan:
a. Berapa anak yang bisa mendapatkan
buku tulis dan pensil?
b. Dan berapa buku tulis dan pensil
untuk masing-masing anak?

Menjawab kedua pertanyaan dengan benar dan tepat disertai cara pemecahannya.

Menjawab kedua pertanyaan disertai cara pemecahannya, namun masih kurang

lengkap.
Hanya menjawab salah satu pertanyaan dengan benar dan tepat disertai cara

pemecahannya.
Hanya salah satu pertanyaan yang benar namun tidak ada cara pemecahannya.

Tidak ada respon jawaban.

149

No.
Nama
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
18
R
19
S
20
T
21
U
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
JUMLAH
rxy
rtabel
STATUS

UJI VALIDITAS INSTRUMEN


X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
3
2
3
4
3
4
3
1
3
1
3
4
2
1
2
4
3
3
2
1
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
1
3
3
2
2
3
2
1
1
3
2
1
1
0
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
1
2
3
4
3
3
3
1
2
3
2
1
1
3
0
1
2
0
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
2
2
2
0
2
1
1
1
1
4
4
2
3
4
4
1
1
3
3
3
4
2
1
3
4
2
1
3
1
2
3
1
1
2
2
1
1
0
3
3
4
1
2
3
4
3
3
3
1
1
3
2
3
0
2
1
1
2
0
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
3
4
4
2
3
4
3
3
3
2
2
3
1
1
1
4
2
1
2
0
2
3
1
1
0
2
1
3
2
1
3
3
1
1
4
3
2
0
2
1
3
3
2
1
4
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
2
2
2
2
1
2
1
1
1
0
3
2
2
3
1
3
1
0
1
1
3
4
3
3
2
3
3
1
1
2
72
86
58
56
58
85
55
48
58
40
0.823
0.744 0.621 0.575
0.784
0.756 0.742 0.707 0.788 0.746
0.404
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Y
27
25
36
31
16
33
28
15
32
14
29
24
16
27
15
32
16
31
17
16
20
29
31
14
17
25
616

152

UJI RELIABILITAS
No.
Nama
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
3
2
3
4
3
4
3
1
3
1
1
A
3
4
2
1
2
4
3
3
2
1
2
B
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
C
3
4
4
4
3
4
1
3
3
2
4
D
2
3
2
1
1
3
2
1
1
0
5
E
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
6
F
4
4
1
2
3
4
3
3
3
1
7
G
2
3
2
1
1
3
0
1
2
0
8
H
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
9
I
2
2
2
2
0
2
1
1
1
1
10
J
4
4
2
3
4
4
1
1
3
3
11
K
3
4
2
1
3
4
2
1
3
1
12
L
2
3
1
1
2
2
1
1
0
3
13
M
3
4
1
2
3
4
3
3
3
1
14
N
1
3
2
3
0
2
1
1
2
0
15
O
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
16
P
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
17
Q
3
4
4
2
3
4
3
3
3
2
18
R
2
3
1
1
1
4
2
1
2
0
19
S
2
3
1
1
0
2
1
3
2
1
20
T
3
3
1
1
4
3
2
0
2
1
21
U
3
3
2
1
4
4
3
3
3
3
22
V
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
23
W
2
2
2
2
1
2
1
1
1
0
24
X
3
2
2
3
1
3
1
0
1
1
25
Y
3
4
3
3
2
3
3
1
1
2
26
Z
JUMLAH
72
86
58
56 58 85 55
48
58
40
VARIAN ITEM 0.58 0.62 0.98 1.18 1.5 0.8 1.07 1.26 0.82 1.298
JUMLAH VAR.ITEM
10.2
VARIAN Y
52.62
RELIABILITAS
0.89
KATEGORI
TINGGI

Y
27
25
36
31
16
33
28
15
32
14
29
24
16
27
15
32
16
31
17
16
20
29
31
14
17
25
616

153

X2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
49
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
37

X3
4
4
3
3
4
2
4
2
2
1
3
1
2
35
3
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
23

TRF KESUKARAN
KRITERIA

X1
0.6
sedang

X2
0.77
mudah

X3
0.41
sedang

KELOMPOK ATAS
JUMLAH

X1
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
43
3
3
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
29

KELOMPOK BAWAH

JUMLAH

TARAF KESUKARAN
X4
X5
X6
X7
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
1
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
1
1
4
4
3
2
3
4
3
4
3
4
3
2
3
4
3
1
2
4
3
35
40
51
36
3
2
3
3
1
3
4
2
1
4
3
2
1
2
2
1
1
1
4
2
1
0
2
1
3
1
3
1
1
1
3
2
1
1
3
0
3
0
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
0
2
1
21
18
34
19
X4
0.38
sedang

X5
0.41
sedang

X6
0.76
mudah

X7
0.37
sedang

X8
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
35
1
1
0
1
1
3
0
1
1
1
1
1
1
13

X9
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
37
1
3
3
2
2
3
1
1
3
3
2
2
1
27

X10
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
1
1
1
29
2
1
1
3
0
1
1
0
0
0
1
0
1
11

X8
0.28
sukar

X9
0.49
sedang

X10
0.18
sukar

154

KELOMPOK ATAS

X2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4

X3
4
4
3
3
4
2
4
2
2
1
3
1
2

X4
4
3
3
3
4
3
2
3
1
2
4
2
1

X5
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2

X6
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

X7
4
3
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3

X8
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3

X9
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2

X10
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
1
1
1

JUMLAH

43

49

35

35

40

51

36

35

37

29

KELOMPOK BAWAH

DAYA PEMBEDA
X1
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2

4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2

3
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2

3
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
2
2

2
3
4
2
1
0
1
1
1
0
2
1
0

3
4
3
2
4
2
3
3
3
2
1
2
2

3
2
2
1
2
1
1
2
0
1
2
1
1

1
1
0
1
1
3
0
1
1
1
1
1
1

1
3
3
2
2
3
1
1
3
3
2
2
1

2
1
1
3
0
1
1
0
0
0
1
0
1

JUMLAH

29

37

23

21

18

34

19

13

27

11

DP
KRITERIA

X1
0.36
baik

X2
0.31
baik

X3
0.31
baik

X4
0.36
baik

X5
0.56
baik

X6
0.44
baik

X7
0.44
baik

X8
0.56
baik

X9
0.26
cukup

X10
0.46
baik

155

156

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Kelas Eksperimen
Skor Hasil
Subjek
Belajar
AA
87,5
AB
65
AC
80
AD
67,5
AE
75
AF
90
AG
70
AH
75
AI
70
AJ
65
AK
90
AL
72,5
AM
85
AN
72,5
AO
75
AP
67,5
AQ
90
AR
77,5
AS
80
AT
65
AU
80
AV
72,5
AW
85
AX
87,5
AY
90
AZ
70
BA
90
BB
70
BC
67,5
BD
90

Kelas Kontrol
Skor Hasil
Subjek
Belajar
CA
72,5
CB
75
CC
45
CD
50
CE
70
CF
72,5
CG
55
CH
50
CI
65
CJ
67,5
CK
65
CL
60
CM
55
CN
80
CO
82,5
CP
85
CQ
65
CR
55
CS
57,5
CT
60
CU
50
CV
60
CW
50
CX
70
CY
45
CZ
80
DA
65
DB
80
DC
60
DD
65

157

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen


Pembelajaran dengan Menggunakan Media Komik
1. Distribusi frekuensi
Diketahui data skor hasil belajar siswa kelas eksperimen sebagai berikut:

65

65

65

65

67,5

67,5

70

70

70

72,5

72,5

72,5

75

77,5

77,5

77,5

77,5

80

80

80

80

85

85

87,5

87,5

90

90

90

90

90

Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 65
Jumlah data (n) = 30

Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen


No.
x
65
1
67,5
2
70
3
72,5
4
75
5
77,5
6
80
7
85
8
87,5
9
90
10
Jumlah

f
4
2
3
3
1
4
4
2
2
5
30

fx
260
135
210
217,5
75
310
320
170
175
450
2322,5

Persentase (%)
13,33
6,67
10,00
10,00
3,33
13,33
13,33
6,67
6,67
16,67
100

158

2. Menghitung Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi


a. Mean/Rata-rata

=
= 77,42

b. Median (Me)

=
=
=
= 77,5

c. Modus (Mo)

= 90

d. Standar Deviasi (S)

=
=
= 8,70

159

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol


Pembelajaran Tanpa Menggunakan Media Komik
1. Distribusi frekuensi
Diketahui data skor hasil belajar siswa kelas kontrol sebagai berikut:
45

45

50

50

50

50

55

55

57,5

60

60

60

60

65

65

65

65

65

67,5

67,5

70

70

72,5

75

75

75

80

80

82,5

85

Skor terbesar = 85
Skor terkecil = 45
Jumlah data (n) = 30

Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol


No.
x
45
1
50
2
55
3
57,5
4
60
5
65
6
67,5
7
70
8
72,5
9
75
10
80
11
12 82,5
85
13
Jumlah

f
2
4
2
1
4
5
2
2
1
3
2
1
1
30

fx
90
200
110
57,5
240
325
135
140
72,5
225
160
82,5
85
1922,5

Persentase (%)
6,67
13,33
6,67
3,33
13,33
16,67
6,67
6,67
3,33
10,00
6,67
3,33
3,33
100

160

2. Menghitung Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi


a. Mean/Rata-rata

=
= 64,08

b. Median (Me)

=
=
=
= 65

c. Modus (Mo)

= 65

d. Standar Deviasi (S)

=
=
=
= 11,15

161

Lampiran 10 :
- Perhitungan Uji Normalitas
- Perhitungan Uji Homogenitas
- Perhitungan Uji-t

162

Perhitungan Uji Normalitas


A. Kelas Eksperimen
Tabel Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
No.
x
f
65 4
1
2 67,5 2
70 3
3
4 72,5 3
75 1
5
6 77,5 4
80 4
7
85 2
8
9 87,5 2
90 5
10
jumlah 30

x
fx
f.x
Z
Z tabel F (Z) fk S (Z)
Lo
Lo
4225
260
16900 -1,43 0,4236 0,076 4 0,133 -0,057 0,057
4556,25
135 9112,5 -1,14 0,3729 0,127 6
0,2 -0,073 0,073
4900
210
14700 -0,85 0,3023 0,198 9
0,3 -0,102 0,102
5256,25 217,5 15768,8 -0,57 0,2157 0,284 12
0,4 -0,116 0,116
5625
75
5625 -0,28 0,1103 0,39 13 0,433 -0,044 0,044
6006,25
310
24025 0,009
0,004 0,504 17 0,567 -0,063 0,063
6400
320
25600 0,297 0,1179 0,618 21
0,7 -0,082 0,082
7225
170
14450 0,871 0,3078 0,808 23 0,767 0,0411 0,041
7656,25
175 15312,5 1,159
0,377 0,877 25 0,833 0,0437 0,044
8100
450
40500 1,446 0,4265 0,927 30
1 -0,074 0,074
59950 2322,5 181994
Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh harga Lo sebesar 0,116,

sedangkan harga Lt dengan n=30, pada taraf nyata 5% adalah sebesar 0,161.
Karena Lo < Lt, maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian tersebut
berdistribusi normal.

163

B. Kelas Kontrol
Tabel Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
x
f
No.
45 2
1
50 4
2
55 2
3
4 57,5 1
60 4
5
65 5
6
7 67,5 2
70 2
8
9 72,5 1
75 3
10
80 2
11
12 82,5 1
85 1
13
Jumlah 30

x
2025
2500
3025
3306,25
3600
4225
4556,25
4900
5256,25
5625
6400
6806,25
7225
59450

fx
90
200
110
57,5
240
325
135
140
72,5
225
160
82,5
85
1922,5

f.x
4050
10000
6050
3306,25
14400
21125
9112,5
9800
5256,25
16875
12800
6806,25
7225
126806

Z
Z tabel F (Z) fk S (Z)
Lo
Lo
-1,71 0,4564 0,044 2 0,067 -0,023 0,023
-1,26 0,3962 0,104 6
0,2 -0,096 0,096
-0,81
0,291 0,209 8 0,267 -0,058 0,058
-0,59 0,2224 0,278 9
0,3 -0,022 0,022
-0,37 0,1443 0,356 13 0,433 -0,078 0,078
0,083 0,0319 0,532 18
0,6 -0,068 0,068
0,307 0,1217 0,622 20 0,667 -0,045 0,045
0,531 0,2019 0,702 22 0,733 -0,031 0,031
0,755 0,2734 0,773 23 0,767 0,0067 0,007
0,979 0,3365 0,837 26 0,867
-0,03
0,03
1,428 0,4236 0,924 28 0,933
-0,01
0,01
1,652 0,4505 0,951 29 0,967 -0,016 0,016
1,876 0,4699 0,97 30
1
-0,03
0,03
-

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh harga Lo sebesar 0,096,


sedangkan harga Lt dengan n=30, pada taraf nyata 5% adalah sebesar 0,161.
Karena Lo < Lt, maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian tersebut
berdistribusi normal.

164

Perhitungan Uji Homogenitas


Kelas Eksperimen
x

Kelas Kontrol

fx
f*(x-xbar)^2
260
617,0256
65
4
135
196,8128
67,5
2
210
165,1692
70
3
217,5
72,6192
72,5
3
75
5,8564
75
1
310
0,0256
77,5
4
320
26,6256
80
4
170
114,9128
85
2
175
203,2128
87,5
2
450
791,282
90
5
2193,542
Jumlah 30 2322,5
rata-rata = 77,42

x
f
fx
f*(x-xbar)^2
45
2
90
678,5928
50
4
200
720,3856
55
2
110
141,7928
57,5
1
57,5
35,0464
60
4
240
46,7856
65
5
325
12,482
67,5
2
135
33,2928
70
2
140
86,5928
72,5
1
72,5
82,4464
75
3
225
402,2892
80
2
160
549,7928
82,5
1
82,5
364,0464
85
1
85
465,6964
3619,242
Jumlah 30 1922,5
rata-rata = 64,08

= 75,639

= 124,801
F =
=
= 1,650

Dengan demikian, diperoleh nilai Fhitung = 1,650, sedangkan nilai


untuk Ftabel pada taraf 5 % untuk derajat bebas penyebut 29 dan derajat
bebas pembilang 29 adalah 1,86. Karena Fhitung < Ftabel (1,650 < 1,86), maka
dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut memiliki varians yang
homogen.

165

Perhitungan Uji-t
Diketahui :

= 77,42

= 75,64

= 64,08
= 124,35

= 30

= 30

Pengujian Hipotesis
1. H0 = rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih kecil
atau sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. (

Ha = rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih besar


dari hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. (
2.

=5%

3. Batas kritis (nilai tabel)


=t(

= t (0,05, 58)
= 2,00
4. Nilai hitung

=
=
=
= 99,993
=
= 9,99965 9,99

166

=
=
= 5,17

5. Kesimpulan
5,17 > 2,00
>

, maka H0 ditolak.

Artinya, rerata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih


besar dari hasil belajar matematika siswa kelas kontrol Dengan demikian,
terdapat pengaruh pada hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan media komik.

167

Lampiran 11 :
-

Surat Bimbingan Skripsi

Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Keterangan Selesai Penelitian

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

Anda mungkin juga menyukai