Oleh:
Aqil Abdul Gani
(2411416032)
Maharani Hanata
Putri
(2411416042)
Hilmy Rasyid
(2411416059)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I.
PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...........................................................2
C. Tujuan ............................................................................. 2
BAB II.
PEMBAHASAN .................................................................. 3
1. Arsitektur Hijau .............................................................. 3
2. Energi Bersih .................................................................. 14
3. Transportasi Hijau ...........................................................16
BAB III.
PENUTUPAN ....................................................................... 21
Kritik ..................................................................................... 21
Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan yang mengglobal antara lain disebabkan karena
pemanasan global (gas-gas yang menyerap dan menahan panas dari matahari
sehingga mencegah kembali keruang angkasa), penyusutan ozon, hujan asam
(berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil yang akan bercampur dengan
uap air di awan), sampah padat, dan penyusutan cadangan mineral. Utamanya di
Indonesia, Indonesia adalah negara yang memasuki taraf kritis dalam usaha
mengurangi pemanasana global, seperti di daerah Riau yang seringkali diselimutii
kabut asap sebagai bukti buruknya kesadaran serta upaya rakyat Indonesia dalam
membentuk lingkungan yang ramah, baik serta sehat.
Tidak lepas dari campur tangan manusia, dimana manusia adalah
kontributor terbesar dalam perusakan lingkungan. Seperti halnya tentang
pembangunan yang menggunakan bahan-bahan dari alam yang diambil secara
berlebihan, bahan bakar alat transportasi yang pembakarannya tidak sempurna,
yaitu bensin dengan nilai oktan dibawah 8 sehingga menghasilkan gas CO yang
berbahaya tidak hanya bagi manusia, tetapi bagi alam yakni merusak lapisan ozon.
Berdasarkan banyaknya masalah-masalah mengenai lingkungan yang
disebabkan oleh manusia, harus ada upaya penanggulangan atau setidaknya
mengurangi besarnya tingkat kontribusi manusia dalam perusakan lingkungan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya yang pertama adalah
pembangunan dengan konsep arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah arsitektur
yang minim konsumsi sumber daya alam termasuk energi, air dan material, serta
BAB II
PEMBAHASAN
1. Arsitektur Hijau
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah
arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan
material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang
berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan.
Sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber
energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung
konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Suatu
bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep Arsitektur hijau
apabila bangunan tersebut belum bersifat ramah lingkungan. Maksud dari Ramah
Lingkungan disini bukan hanya berarti tidak merusak lingkungan, namun juga
memiliki area hijau yang mampu menyumbang penghijauan di wilayah bangunan
serta energi yang tidak merusak ekosistem lingkungan. Oleh karena itu bangunan
berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar.
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya
di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di
mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan
Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian
merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco
desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan
berkelanjutan.
Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak
bangunan terhadap kesehatan. Arsitektur hijau juga dapat direncanakan melalui
tata
letak,
konstruksi,
operasi
dan
pemeliharaan
bangunan.
A. PENGELOLAAN AIR
Dalam perencanaan sebuah bangunan, seorang arsitek selalu dihadapkan
pada masalah pengolahan air. Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen
yang baik supaya tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya
dialirkan melalui saluran-saluran (vertikal maupun horizontal) yang ada di dalam
lahan sebelum diteruskan ke sistem drainase kota. Pengaliran dengan
mengandalkan sistem drainae kota ini terbukti sudah tidak efektif dalam
mengelola air hujan.
Banjir besar di Jakarta tahun 2002 dan 2007 adalah bukti betapa lemahnya
sistem drainase kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan,
sistem drainae kebanyakan kota di Indonesia memang sudah tidak memadai
karena semrawutnya tata ruang. Selain itu, kebiasaan hidup masyarakat
membuang sampah ke sungai dan tinggal di bantaran kali juga menyebabkan
kurang berartinya sistem drainase dalam menghadapi limpahan air hujan.
Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang
resapan biopori ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc, seorang Peneliti Institut
Pertanian Bogor (IPB). Resapan biopori meningkatkan daya resapan air hujan
dengan memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman.Lubang
resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara
vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi
kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk
memicu terbentuknya biopori.
telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat
pengembangannya masih ekstensif.
Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya
dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan
tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga
lingkungan melalui pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah
lingkungan, para perancang mulai berpacu mencari solusi cerdas dalam
memanfaatkan bidang datar atap bangunan.
Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan
sistem bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman
melayang (sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya
menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif
sebagaimana taman di darat.
Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau
intensif mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup
rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar
sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi
yang dibutuhkan untuk membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya
peduli lingkungan ini bertentangan dengan semangat mengejar keuntungan
ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap
hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mal gaya hidup
di pusat kota Osaka.
Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan
penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan,
pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi
juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal.
Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani bangunan dengan habitat alam
yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya
Prinsip-prinsip arsitektur hijau :
a. Hemat energi / Conserving energy : Sungguh sangat ideal apabila
menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit
mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat
mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi
iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan
potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan
agar hemat energi, antara lain :
1) Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan
pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2) Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk
energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan
alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap
dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar
matahari yang maksimal.
3) Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya
rendah.
Selain
itu
juga
menggunakan
alat
kontrol
architecture bangunan
beradaptasi
dengan
11
12
Menetapkan
seluruh
prinsip
prinsip
green
pemakai
yang
didirikan
di
dalam
perencanaan
dan
pengoperasiannya.
g. Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di
atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green
architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling
berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah
menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak
mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
2. Energi Bersih
Energi bersih adalah teknologi yang menghasilkan gas rumah kaca dalam
level yang sangat rendah atau mendekati nol jika dibandingkan dengan teknologi
lain. Energi bersih juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan
lingkungan selama masa pakainya.
Semakin bertambah tuanya usia bumi, maka energi yang dibutuhkan
semakin banyak. Namun sangat disayangkan bahwa sumber dari energi bersih
13
jarang ditemukan di kota-kota besar. Oleh karena itu pepohonan yang berperan
sebagai salah satu sumber energi bersih harus digencarkan salah satunya dengan
reboisasi satu orang satu pohon. Menurut Peraturan Rektor Unnes Pasal 8 pilar
energi bersih bertujuan untuk melakukan penghematan energi melalui serangkaian
kebijakan dan tindakan dalam memanfaatkan energi secara bijak, serta
pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan
Program ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan
penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi.
Energy surya (solar energy) merupakan sumber energy terbarukan yang
paling sederhana, sehingga dengan penerapan panel surya di beberapa titik utama,
kampus akan mengurangi konsumsi listrik dari PT.PLN.
Selain itu dikembangkan pula biofuel. Proses composting dari bio-massa
merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan dipadukan pada
sistem pengolahan limbah organik.
14
Transportasi
berkelanjutan
adalah
sebuah
konsep
yang
15
menggunakan
kendaraan
pribadi,
walaupun
tidak
senyaman
16
berasal dari hidrat arang dari tetes tebu ataupun lainnya dicampurkan ke bahan
bakar premium/pertamax yang diberi nama BioPertamax di Indonesia.
c. Sel bahan bakar, merupakan konsep baru yang dikembangkan dimana prosesnya
adalah penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2 yang menghasilkan air
dan listrik, listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
Selain gas H2 juga bisa digunakan gas methan. Permasalahan yang ditemukan
pada kendaraan yang berbahan bakar H2 adalah belum adanya jaringan stasiun
pengisian bahan bakar gas hidrogen.
d. Bahan bakar gas, dapat berupa LPG (liquefied Petroleum Gas) ataupun CNG
(Compressed Natural Gas) yang saat ini sudah digunakan untuk angkutan bus
TransJakarta di Jakarta, sumber gasnya terdapat dibeberapa daerah di Indonesia
Kendaraan dengan Bahan Bakar Batrai
yang ditransportasi melalui pipa dan tangki bertekanan.
Kendaraan TransJakarta
e. Kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil listrik, kendaraan hibrida yang
merupakan gabungan antara mesin mobil konvensional yang menggerakkan
generator yang mengisi baterai dan kendaraannya sendiri dijalankan dengan
motor listrik. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah harga kendaraan
yang relatif mahal, sehingga di banyak negara diberikan berbagai insentip bila
17
Infrastruktur
cerdas
Salah satu
pendekatan yang
dilakukan untuk
menghemat
bahan
bakar
adalah
Mobil Listrik Karya Mahasiswa Unnes
paket
program
transportasi
dan
lalu
lintas
yang
bisa
B. Angkutan umum
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melakukan penelitian tentang arsitektur hijau, energi bersih dan
transportasi hijau dapat diambil kesimpulan :
1. Konservasi dapat dilakukan dengan membangun arsitektur hijau, energi
bersih dan transportasi hijau.
2. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang
berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan.
3. Energi bersih suatu program dengan upaya pemanfaatan sumber energi
terbarukan serta penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya
hemat energi.
4. Transportasi hijau adalah transportasi berbahan bakar yang ramah
lingkungan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat
di
pertanggungjawabkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arsitektur
Hijau.
10
September
2016.
https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi
Hardati, P, dkk. 2016. Pendidikan Konservasi. Kerjasama dengan Pusat
Pengembang Kurikulum MKU MKDK Unnes
Mahajani,
Izrak.
Green
Architecture.
10
September
2016.
http://gospoth.blogspot.co.id/2013/03/green-architecture.html
Meta.
Green
Transport.
10
September
2016
.http://blog.unnes.ac.id/nurchalimah/2015/11/26/green-transporttransportasi-hijau/
21