Anda di halaman 1dari 11

Etiologi

Pada dasarnya penyebab munculnya berbagai jenis penyakit kanker adalah sama yaitu faktor
genetik (keturunan) dan linkungan. Dibawah ini kita akan mengulas kedua penyebab penyakit
kanker tersebut secara lebih rinci.

Radikal Bebas Pemicu Penyakit Kanker

A. Faktor Genetik atau Keturunan


Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Untuk faktor yang pertama ini
memang sangat sulit untuk diatasi. Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan faktor kedua yaitu
faktor lingkungan. Pada umumnya faktor genetik tidak akan berkembang apabila faktor kedua
yaitu faktor lingkungan di tekan seminimal mungkin.
Jadi sekali lagi, untuk mengendalikan faktor genetik atau faktor keturunan adalah dengan
mengendalikan faktor lingkungan. Oleh karena itulah, pembahasan untuk faktor genetik tidak
kami bahas terlalu panjang. Kami akan mengulas secara agak panjang lebar pada faktor kedua
atau faktor lingkungan.

B. Fakor Lingkungan

Faktor lingkungan diyakini menyumbang 90-95% dari keseluruhan penyebab penyakit kanker.
Sisanya sekitar 5-10% disebabkan faktro genetik atau keturunan. Melihat persentase perkiraan
penyebab kanker ini , maka untuk untuk mecegah dan mengatasi penyakit kanker benar-benar
sangat ditentukan oleh seberapa besar dalam mengendalaikan faktor lingkungan. Untuk faktor
lingkungan yang sangat berberan dalam kaitannya penyebaran kanker meliputi beberapa hal di
antaranya:
1. Gaya Hidup
Gaya hidup yang dimaksud di sini adalah gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung pemanis, perasa, pewarna, dan
pengawet buatan. dan juga minuman alkohol. Disamping itu perilaku seksual bebas dan
berhubungan intim di usia dini serta sering berganti-ganti pasangan juga tidak kalah
besarnya sebagai faktor penyebab seseorang terjangkit penyakit kanker. Sebagai contoh,
kanker serviks, kanker ini seringnya disebabkan oleh hubungan seks bebas dengan
terjadinya virus penyebab kanker serviks.
Adapun merokok jugan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk seseorang
terjangkit penyakit kanker. Bahkan berdasarkan banyak penelitian, rokok di tengarahi
(diyakini) menyumbang 25-30 % dalam penyebaran kanker di dunia dan menyumbang
90% dalam penyebaran kanker paru-paru.
Itulah gambaran gaya hidup tidak sehat. Merokok, minuman beralkohol, dan gaya seks
bebas dan berganti-ganti pasangan merupakan gaya hidup tidak sehat yang banyak
dilakukan oleh masyarakat modern saat ini. Sekarang pilihan ada pada kita. Mau hidup
sehat di masa tua atau hidup dengan penuh penderitaan karena di dera berbagai
penyakit ? Semua pilihan ada pada kita.
2. Makanan
Pada ulasan gaya hidup tidak sehat di atas sudah kita singgung sedikit pengaruh makanan
tidak sehat pada faktor resiko seseorang terserang penyakit kanker. Memang tidak
dipungkiri, saat ini kita hidup pada zaman yang banyak menuntut kita untuk bergerak,
bertindak, bekerja serba cepat. Efeknya, akhirnya seseorang banyak terjatuh pada hal-hal
yang ingin serba cepat dan instant.
Dalam hal makanan misalnya, masyarakat kita sudah terbiasa untuk mengkonsumi
makanan yang serba cepat dan instan tanpa mereka memikirkan berbagai efek yang akan
ditimbulkan oleh makanan yang masuk ke tubuh mereka. Makanan-makanan yang
banyak tersajikan dalam bentuk instan kecenderungannya atau kebanyakannya banyak
mengandung zat berbahaya untuk kesehatan. Bahkan banyak sekali jenis sajian instan
yang bisa menyebakan penyakit berat seperti penyakit jantung, kolesterol, asam urat, dan
penyakit kanker.
Ulasan tentang berbagai makanan yang bisa menyebabkan penyakit kanker insya Allah
akan kami bahas pada artikel dan kesempatan lain. Silahkan Anda ikuti terus sajian-sajian
artikel kami yang lain.

3. Virus dan Bakteri


Beberapa penyakit kanker terjangkit karana infeksi virus atau bakteri. Bahkan virus
diyakini berperan hingga 20% terhadap terjangkitnya kanker pada manusia di seluruh
dunia. Misalanya virus papilloma pada kanker serviks, virus polioma pada tumor otak,
virus hepatitis B dan C pada kanker hati dan lain sebagainya. Untuk ulasan tentang virus
penyebab kanker insya Allah akan kita bahas pada masing jenis kanker yang disebabakan
oleh virus dan bakter. Silahkan Anda ikuti sajian artikel kami yang lain. :)
4. Polusi dan Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu atom atau gugus atom dari suatu melekul yang mempunyai
elektron bebas yang tidak berpasangan pada lingkaran atau orbit luarnya sehingga
melekul tersebut menjadi tidak stabil. Radikal bebas memang sering disebut-sebut
sebagai salah satu pemicu kanker.
Radikal bebas terbentuk ketika terjadi proses oksidasi dan ia berusaha mencari pasangan
dengan menempel pada sel yang berpasangan. "Yang menjadi persoalan adalah kadangkadang elektron yang ingin ia ambil berasal dari sel yang sehat dalam tubuh sehingga
menjadi rusak, " demikian penjelasan Anne Chapas, asisten profesor bidang dermatologi
dari New York University School of Medicene.
Ada banyak radikal bebas yang sering masuk ke tubuh kita seperti polusi, asam rokok
dan sinar ultraviolet A dan B. Salah satu efek yang cukup menakut dari radikal bebas
adalah bisa memicu penyakit jantung, paru dan beberapa jenis penyakit kanker. Ulasan
lengkap tentang radikal bebas dan pengaruhnya terhadap kesehatan insya Allah akan kita
bahas pada artikel lain pada kesempatan lain.
5. Ketidakseimbangan hormonal
Terjadinya kelebihan hormon estrogen akan merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung meningkatkan terjadinya sel kanker. Sedangkan hormon progesteron malah
sebaliknya yaitu melindungan dan memperlambat terjadinya pertumbuhan sel yang
berlebihan.
Adanya kelebihan hormon estrogen dan kekurangan hormon progesteron bisa memicu
dan merangsang meningkatnya resiko beberapa jenis kanker seperti kanker payudara,
kanker serviks, kanker prostat dan kanker buah zakar atau skrotum pada pria.
6. Kejiwaan dan emosional
Kondisi stres berat dan keadaan tegang dalam secara terus menerus dalam jangka panjang
berdasarkan beberapa penelitian para pakar, juga bisa mempengaruhi sel, dimana sel jadi
hiperaktif dan berubah menjadi ganas sehingga rentan menjadi sel kanker.
7. Gelombang elektromagnetik dan radiasi
Sumber-sumber radiasi ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker.
Keterpaparan terus-menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan
melanoma dan beberapa penyakit kulit yang berbahaya. Diperkirakan 2% dari penyakit
kanker di masa yang akan datang dikarenakan CT Scan di saat ini. Radiasi dari frekuensi

radio tak berion dari telepon seluler dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga
dianggap sebagai penyebab kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang
mendukung keterkaitan ini http://www.serojamedia.com/2012/12/penyebab-munculnyapenyakit-kanker.html
Pathogenesis
Patogenesis Kanker terjadi ketika sel progenitor tunggal terakumulasi mutasi dan
perubahan lain dalam DNA, histon, dan senyawa biokimia lain yang membentuk
genom sel. Genom sel mengontrol struktur komponen biokimia sel, reaksi biokimia
yang terjadi dalam sel, dan interaksi biologis yang sel dengan sel lainnya.
Kombinasi tertentu dari mutasi pada sel progenitor yang diberikan pada akhirnya
menghasilkan bahwa sel (juga disebut sel kanker batang) menampilkan sejumlah
normal, sifat selular ganas yang, ketika diambil bersama-sama, dianggap
karakteristik kanker, termasuk: kemampuan untuk terus membagi terus-menerus,
menghasilkan jumlah yang eksponensial (atau dekat-eksponensial) meningkat baru
ganas kanker "sel anak" (mitosis tidak terkontrol), kemampuan untuk menembus
permukaan tubuh normal dan hambatan, dan untuk melahirkan ke atau melalui
struktur tubuh terdekat dan jaringan (lokal invasiveness), kemampuan untuk
menyebar ke situs lain dalam tubuh (metastasis) dengan menembus atau
memasuki pembuluh limfatik (metastasis regional) dan / atau pembuluh darah
(metastasis jauh). Jika ini proses pertumbuhan yang berkesinambungan, invasi
lokal, dan metastasis regional dan jauh tidak dihentikan melalui kombinasi stimulasi
pertahanan imunologi dan intervensi perawatan medis, hasil akhirnya adalah bahwa
tuan rumah menderita beban terus meningkat dari sel-sel tumor di seluruh tubuh.
Akhirnya, beban tumor semakin mengganggu fungsi biokimia normal dilakukan oleh
organ tuan rumah, dan kematian pada akhirnya terjadi kemudian.
Gambaran klinis

Diagnosis
Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui screening. Kedua
metode ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi.
Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak
berhubungan.
Karena kanker juga dapat disebabkan adanya metilasi pada promotor gen tertentu, maka deteksi
dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang menjadi biomarker untuk kanker. Beberapa jenis
kanker telah diketahui status metilasi biomarker-nya. Misalnya untuk kanker payudara dapat
digunakan biomarker BRCA, sedangkan untuk kanker kolorektal dapat menggunakan biomarker
Sox17.
Deteksi dini ini sangat penting. Pada beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila diketahui
sejak dini peluang untuk sembuh lebih besar. Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan dokter
untuk memberikan pengobatan yang sesuai.

Simtoma klinis
Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibagi menjadi beberapa kelompok :

Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor, pendarahan
(hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration. Kompresi jaringan sekitar
bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).

Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk, hemoptisis, hepatomegali
(pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-tulang yang terpengaruh,
dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap lanjut menyebabkan rasa sakit,
sering kali itu bukan gejala awalnya.

Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan
dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia,
fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif
seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas bisa
disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis
banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari
setiap gejala.

Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel
endotelial, fibroblas dan matriks ekstraseluler.[40] Pada kanker, terjadi penurunan
konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti
trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan
ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor,[41]
yang memungkinkan sel kanker melakukan metastasis.[42] Terapi terhadap tumor pada
umumnya selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular endothelial
growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi faktor
proangiogenik, dan pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin dan
angiostatin.[41]

Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraseluler (ECM),
jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP. Hingga saat ini telah
diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker,[43] dengan pengecualian yang
terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.[44]

Simtoma paraklinis
Ciri paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi asam laktat dan asam
piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah, walaupun tidak selalu disertai simtoma
hipoksia, percepatan lintasan glikolisis dan perlambatan laju fosforilasi oksidatif, dan pergeseran
lintasan glikolisis dari anaerobik menjadi aerobik, yang dikenal sebagai efek Warburg.[45] Sel
kanker memiliki kecenderungan untuk menghasilkan ATP sebagai sumber energi dari lintasan
glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif. Faktor transkripsi Ets-1 yang ditingkatkan oleh

sekresi H2O2 oleh mitokondria merupakan salah satu pemegang kendali pergeseran metabolisme
pada sel kanker.[46] Ciri lain adalah rendahnya kadar plasma vitamin C yang ditemukan pada
berbagai penderita kanker, baik dari penderita dengan kebiasaan merokok, maupun tidak.[47]
Perubahan morfologi seluler
Jaringan kanker memiliki ciri morfologis yang sangat khas saat diamati dengan mikroskop.
Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan ukuran
nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak terdapat fitur seluler yang khas, tidak terjadi
koordinasi seluler yang biasa nampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan
yang jelas.
Immunohistochemistry dan metode molekular lain digunakan untuk menemukan ciri morfologis
khas pada sel kanker/tumor, sebagai Referensi diagnosis dan prognosis.
Hahn dan rekan menggunakan ekspresi ektopik dari kombinasi antara telomerase transkriptase
balik dengan onkogen h-ras dan antigen T dari virus SV40 untuk menginduksi konversi
tumorigenik pada sel fibroblas dan sel epitelial manusia, yang terjadi akibat disrupsi pada
lintasan metabolik intraseluler. Ciri fenotipe dari sel kanker setelah mengalami transformasi dari
sel normal, antara lain:[48]
Transformasi in vitro

Terjadi perubahan sitologi seperti pada sel kanker in vivo yaitu peningkatan basofil
sitoplasmik, peningkatan jumlah dan ukuran nuklei

Perubahan pada karakteristik perkembangan sel:


a. sulit mati walaupun telah mengalami diferensiasi berkali-kali
b. tumbuh berkembang yang tidak terhenti, walaupun telah berdesakan dengan sel di
sekitarnya, sehingga jaringan kanker memiliki kepadatan yang tinggi
c. membutuhkan serum dan faktor pertumbuhan lebih sedikit
d. tidak lagi membutuhkan lapisan antarmuka untuk berkembangbiak, dan dapat tumbuh
sebagai koloni bebas di dalam medium semi-padat.
e. tidak memiliki kendali atas siklus sel
f. sulit mengalami apoptosis

Perubahan pada struktur dan fungsi membran sel, termasuk peningkatan aglutinabilitas
karena lektin herbal

Perubahan pada komposisi antarmuka sel, glikoprotein, proteoglikan, glikolipid dan


musin, ekspresi antigen tumorik dan peningkatan penyerapan asam amino, heksos dan
nukleosida.

Tidak terjadi interaksi matriks sel-sel dan sel-ekstraseluler, sehingga tidak terjadi
penurunan laju diferensiasi

Sel kanker tidak merespon stimulasi zat yang menginduksi diferensiasi, karena terjadi
perubahan komposisi antarmuka sel, termasuk komposisi molekul pencerap zat
bersangkutan.

Perubahan dalam mekanisme transduksi sinyal seluler, termasuk pada lintasan yang
sangat fundamental, selain lintasan regulasi yang mengendalikan fungsi pencerap faktor
pertumbuhan, jenjang fosforilasi dan defosforilasi.

Kemampuan untuk menginduksi tumor pada model. Kemampuan ini yang menjadi sine
qua non yang mendefinisikan kata "ganas" pada transformasi in vitro. Walaupun
demikian, sel kanker yang tidak memiliki kemampuan seperti ini, tetap memiliki sifat
"tumorigenik" pada model yang lain.

Transformasi in vivo

Transformasi pada sel manusia memerlukan akumulasi dari berbagai perubahan genetik yang
mengakibatkan ketidak-stabilan genomik,[49] seperti:

Peningkatan ekspresi protein onkogen sebagai akibat dari translokasi, amplifikasi dan
mutasi pada kromosom.

Tidak terdapat ekspresi protein dari gen "penekan tumor".

Perubahan pada metilasi DNA.

Terdapat kelainan transkripsi genetik yang menyebabkan kelebihan produksi zat


pendukung pertumbuhan, seperti IGF-2, TGF-, faktor angiogenesis tumor, PDGF, dan
faktor pertumbuhan hematopoietik seperti CSF dan interleukin.

Tidak terjadi keseimbangan genetis, sehingga proliferasi menjadi semakin tidak


terkendali, peningkatan kemungkinan terjadinya metastasis.

Perubahan pada pola enzim dan peningkatan enzim yang berperan dalam sintesis asam
nukleat dan enzim yang bersifat litik, seperti protease, kolagenase dan glikosidase.

Produksi antigen onkofetal, seperti antigen karsinoembrionik dan hormon plasentis


(contoh: gonadotropin korionik), atau isoenzim seperti alkalina fosfatase plasentis.

Kemampuan untuk menghindari respon antitumor dari inangnya.

Dari berbagai perubahan genetik tersebut, pada tumor pada manusia, seringkali ditemukan
translokasi kromosom yang menghasilkan produk kimerik dengan kemampuan transformasi
menjadi sel tumor/kanker atau mengubah ekspresi onkogen.[49]
Cara pemeriksaan dan pengobatan kanker
Bagi yang ada kecurigaan, maka pemeriksaan yang dapat dilakukan
adalah:

Pemeriksaan sitologi dan patologi anatomi

Tes-tes pertanda kanker dalam darah

Rontgen

Mamografi (rontgen khusus untuk payudara)

Ultrasonografi / USG (memotret alat tubuh bagian dalam)

Endoskopi (peneropongan alat tubuh bagian dalam)

Kolposkopi (peneropongan leher rahim)

Laparoskopi (peneropongan rongga perut)

Pemotretan lapisan-lapisan tubuh dengan alat CT Scan, MRI (Magnetic


Resonance Imaging)

Pengobatan kanker terdiri dari salah satu atau kombinasi dari beberapa
prosedur berikut:

Pembedahan (operasi)

Penyinaran (Radio-terapi)

Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi)

Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)

Pengobatan dengan hormon

Transplantasi organ.

Stem Cell

Hasil pengobatan terutama tergantung pada stadium atau tingkatan


kanker.

Pencegahan
Untuk membentuk sel-sel kanker, sel-sel yang rusak harus bereplikasi. Beberapa zat
dalam makanan kita bisa mendukung proses replikasi tersebut dan mempercepat
pertumbuhan kanker atau memperlambatnya serta melindungi kita darai serangan kanker.
Penderita kanker umumnya sering disarankan dokter untuk menghindari atau membatasi tiap
unsur penyebab kanker, misalnya dari makanan penyebab kanker, minuman alkohol dan gaya
hidup yang tidak sehat dan ini berlaku pada semua jenis kanker yang ada. Kebanyakan
kanker yang mendera manusia berawal dari sumber makanan yang dikonsumsi dengan
mengandung kadar sumber vitamin dan kandungan-kandungannya secara tidak seimbang.
Untuk mencegah dan sekaligus menghindari terjangkitnya penyakit kanker ada baiknya
untuk disiplin dalam mengonsumsi berbagai jenis makanan. Ada banyak makanan yang
mengandung zat-zat pelindung yang bisa mengurangi kerusakan jaringan akibat radikal bebas
atau berpotensi mengurangi pertumbuhan sel.
1. Antioksidan
Antioksidan merupakan unsur penting dalam makanan dan terlibat dalam pemeliharaan serta
perbaikan DNA dan sel. Antioksidan bisa menurunkan produksi radikal bebas, mencegah
kerusakan awal pada sel, serta menurunkan peluang sel menjadi sel kanker. antioksidan
dalam makanan bisa berupa vitamin atau mineral seperti vitamin C dan E, beta karoten dan
selenium. Antioksidan dapat pula ditemukan dalam flavonoid pada sayuran.
2. Fitoestrogen
Fitoestogen hampir mirip dengan estrogen, namun lebih lemah daripada estrogen yang
diproduksi sendiri oleh tubuh. Fitoestrogen bisa dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu isoflavon
dan lignan. Isoflavon berhubungan dengan protein pada makanan, sementara lignan dengan
serat.
3. Senyawa bioaktif lain
Banyak makanan mempunyai fungsi di luar vitamin dan mineral yang dikandungnya. Riset
membuktikan bahwa beberapa senyawa kimia yang terkandung serta reaksinya baik untuk
kesehatan. Dalam eksperimen di laboratorium, misalnya ekstrak bawang putih mampu
membunuh Heliobacter pylori, bakteri yang dapat tumbuh dalam perut dan diketahui
meninigkatkan risiko kanker. Senyawa yang mengandung sulfur yang terdapat dalam bawang
putih dan bawang bombai juga dapat menurunkan pembentukan senyawa karsinogen yang
timbul dari pengasapan daging.

4. Makanan kaya karbohidrat dan protein


Makanan kaya karbohidrat mencakup serelia, seperti gandum, gandum hitam, oat, barley, dan
beras serta beberapa jenis sayuran, seperti kentang, ubi jalar, dan talas. Jenis-jenis makanan
ini harus menjadi makanan pokok Anda.
Makanan yang berkarbohdirat dan berprotein nabati, banyak mengandung nutrisi
yang bisa mencegah kanker :
- Serat
- Vitamin (khususnya vitamin B)
- Karotenoid (terdapat dalam ubi jalar dan talas)
- Folat (terdapat dalam kacang-kacangan)
- Vitamin E (terdapat dalam sereal padi-padian
- Vitamin C (terdapat dalam kentang dan plong-polongan)

Pengobatan Kanker
Pengobatan kanker bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita, darimana asal
kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum serta sistem
pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker.
Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui
1.

Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan

2.

Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker)

3.

Radioterapi (menggunakan sinar radiasi).

4.

Terapi hormonal

5.

Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika khusus)

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya
pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali ketiga cara pengobatan tersebut
di atas digunakan.
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karenanya hanya dapat
sembuh kalau yang belum menjalar ketempat lain. Sedangkan kemoterapi dan radiasi
bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker atau
paling tidak memperlambat perkembangan sel kanker baru.

Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi atau
setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.
Konsep modern saat ini adalah bahwa penatalksanaan terhadap kanker tidak dapat berjalan
secara sendiri-sendiri atau terpisah melainkan komprehensif dan multidispliner, dimana
setiap cabang ilmu kedokteran terkait bergerak bersama, saling diskusi dan berinteraksi, sejak
menetapkan penyakit (diagnosis), pengobatan (terapi) hingga rawat lanjut (follow-up dan
rehabilitasi).

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker

http://penyakitkanker.org/

Anda mungkin juga menyukai