Anda di halaman 1dari 9

Pengujian Sistem Penegendalian Intern

N
o.

Prosedur
I.
Lingkungan Pengendalian
C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF
Lakukan wawancara serta analisa atas
dokumen, aturan serta pelaksanaan dalam
entitas apakah
1. Pimpinana Entitas memiliki sikap yang
selalu
mempertimbangkan
resiko
dalam pengambilan keputusan.
2. Pimpinan
enitas
menerapkan
manajemen berbasis kinerja
3. Pimpinan enitas mendukung fungsi
tertentu dalam penerapan SPIP,
antara lain pencatatan dan pelaporan
keuangan,
sistem
manajemen
binformasi, pengelolaan pegawai, dan
pengawasan baik intern maupun
ekstern dimana sistem pelaporan
akuntansi
dan
anggaran
untuk
pengendalian kegiatan dan evaluasi
kinerja dilaksanakan dengan baik.
4. Penyelenggaraan
akuntansi
yang
didesentralisasi memiliki tanggung
jawab membuat laporan kepada
pejabat
keuangan
pusat
dan
penyelenggaraan
manajemen
keuangan, akuntansi dan anggaran
dikendalikan oleh pejabat pengelola
keuangan
sehingga
terdapat
sinkronisasi dengan barang milik
Negara.
5. Pimpinan entitas memandang penting
dan
merespon
informasi
hasil
pengawasan
6. Perlindungan atas asset informasi dari
akses dan penggunaan yang tidak sah
7. Terdapat komunikasi yang intensif
dengan pimpinan pada tingkatan yang
lebih rendah.
8. Pimpinan entitas memiliki sikap yang
positif
dan
responsive
terhadap
pelaporan yang berkaitan dengan
keuangan, penganggaran, program,
dan kegiatan mengetahui dab ikut
berperan dalam isu penting pada
pelaporan keuangan serta mendukung
penerapan
prinsip-prinsip
dan

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

N
o.

estimasi akuntansi yang konservatif


serta dapat dipahami sepenuhnya.
9. Pimpinan
entitas
menghindari
penekanan pada pencapaian hasilhasil jangka pendek dan cenderung
mengesampingkan
target
dengan
jangka waktu lebih panjang serta
pelaporan atas target yang akurat.
Prosedur
10.Tidak ada mutasi pegawai yang
berlebihan di fungsi-fungsi kunci,
seperti
pengelolaan
kegiatan
operasional dan program akuntansi
atau
pemeriksaan
intern
yang
mungkin
menunuukan
adanya
masalah dengan perhatian entitas
yang diperiksa terhadap pengendalian
intern.
II.
PENILAIAN RESIKO
A. PENETAPAN TUJUAN INSTANSI SECARA
KESELURUHAN
Reviu dan lakukan analisa atas dokumen
yang berkaitan dengan tujuan instansi dan
rencana strategis instansi serta lakukan
wawancara dengan pihak terkait untuk
memastikan:
1. Pimpinan Entitas telah menetapkan
tujuan entitas yang diperiksa dengan
berpedoman
kepada
peraturan
perundang-undangan dalam bentuk
misi,
tujuan
dan
sasaran
sebagaimanan
dituangkan
dalam
rencana strategis dan rencana kinerja
tahunan sesuai dengan persyaratan
program yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan serta
harus cukup spesifik, terukur dapat
dicapai, ralistis dan terkait waktu.
2. Seluruh tujuan telah secara jelas
dikomunikasikan pada semua pegawai
sehingga pimpinan entitas yang
diperiksa mendapatkan umpan balik
sebagai penanda komunikasi tersebut
telah berjalan secara efektif.
3. Pimpinan entitas telah menetapkan
strategi operasional yang konsisten
dengan rencana strategis entitas yang
diperiksa dan rencana penilaian resiko
dengan mendukung tujuan estimasi

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

yang diperiksa secara keseluruhan,


mencakup
alokasi
dan
prioritas
penggunaan sumber daya, dirancang
secara rinci dan konsisten dengan
kondisi yang terjadi sebelumnya dan
kondisi saat ini.
4. Entitas
telah
memiliki
rencana
strategis yang terpadu dan penilaian
resiko
yang
memepertimbangkan
tujuan entitas yang diperiksa secara
keseluruhan dan resiko yang berasal
dari faktor intern dan ekstern serta
menetapkan
suatu
struktur
pengendalian penanganan resiko.
N
o.

Prosedur
B.

PENETAPAN YUJUAN PADA TINGKATAN


KEGIATAN
Peroleh dan lakukan analisa atas dokumen
yang berkaitan dengan tujuan instansi dan
rencana strategis instansi serta melakukan
wawancara dengan pihak terkait untuk
memastikan:
1. Penetapan tujuan pada tingkatan
kegiatan telah didasarkan pada
tujuan dan rencana strategis entitas
yang dipaksa secara keseluruhan dan
dikaji ulang secara berkala untuk
memastikan bahwa tujuan tersebut
masih
relevan
dan
berkesinambungan.
2. Tujuan pada tingkat kegiatan saling
melengkapi, saling menunjang, dan
tidak bertentangan satu dengan
lainnya.
3. Tujuan pada tingkatan kegiatan
relevan dengan seluruh kegiatan
utama entitas yang diperiksa dan
tujuan pada tingkatan kegiatan telah
ditetapkan untuk semua kegiatan
operasional penting dan kegiatan
pendukung serta konsisten dengan
praktek dan kinerja sebelumnya yang
efektif serta kinerja industry/ bisnis
yang mungkin dapat diterapkan pada
kegiatan Entitas yang diperiksa.
4. Tujuan
pada
tingkat
kegiatan
mempunyai
unsure
criteria

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

pengukuran.
5. Tujuan pada tingkatan kegiatan
didukung sumber daya entitas yang
cukup dimana:
a. Sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan sudah
diidentifikasi.
b. Jika tidak tersedia sumber daya
yang cukup, pimpinan entitas
harus memiliki rencana untuk
mendapatkannya.
6. Pimpinan entitas yang diperiksa
mengidentifikasi
tujuan
pada
tingkatan kegiatan yang penting
terhadap keberhasilan tujuan entitas
secara keseluruhan dan mendapat
perhatian serta direviu secara khusus
serta capaian kinerjanya dipantau
secara teratur oleh pimpinan entitas
yang diperiksa.
7. Semua tingkat pimpinan entitas
terlibat dalam proses penetapan
tujuan pada tingkat kegiatan dan
berkomitmen untuk mencapainya.
N
o.

Prosedur
C. IDENTIFIKASI RESIKO
Reviu dan analisa dokumen dan aturan
serta wawancara apakah:
1. Terdapat
metodologi
identifikasi
resiko yang sesuai untuk tujuan pada
tingkat kegiatan secara komprehensif
dimana
telah
dikomunikasikan,
diidentifikasi, diperingkat, dianalisis
dan diatasi serta dibahas pada rapat
tingkat
pimpinan
entitas
yang
(dapat ) bersumber dari hasil
pertimbangan atas temuan audit
hasil evaluasi dan penilaian lainnya.
2. Resiko
yang
diidentifikasi
pada
tingkat pegawai dan pimpinan tingkat
menengah
menjadi
perhatian
pimpinan entitas yang lebih tinggi.
3. Resiko dari eksternal dan internal
juga
diidentifikasi
dengan
menggunakan
mekanisme
yang
memadai
seperti
perubahan
kebutuhan atau harapan badan
legeslatif, pimpinan entitas yang

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

dipaksa, dan masyarakat sudah


dipertimbangkan,
peraturan
perundang-undangan baru, bencana
alam,
tindakan
kejahatan
atau
tindakan terorisme, rekanan utama,
interaksi dengan entitas lainnya dan
pihak diliar pemerintah, pengurangan
kegiatan dan pengurangan pegawai,
pelaksanaan
program
yang
desentralisasi sudah diidentifikasi.
Kualifikasi pegawai dan tidak adanya
peltihan pegawai. Ketergantungan
terhadap rekanan atau pihak lain
dalam pelaksanaan kegiatan penting.
Ketidaktersediaan
dana
untuk
pembiayaan program baru atau
program lanjutan, ketidakpatuhan
terhadap
peraturan
perundangundangan dimasa lalu dll.

N
o.

III. KEGIATAN PENGENDALIAN


B. REVIU ATAS KINERJA ENTITAS YANG
DIPERIKSA YANG BERSANGKUTAN
Reviu dan analisa dokumen dan aturan
serta wawancara apakah:
1. Reviu pada tingkat puncak pimpinan
entitas
yang
diperiksa
memantau
pencapaian kinerja entitas tersebut
dibandingkan rencana sebagai tolok ukur
kinerja.
Hal-hal
yang
perlu
dipertimbangkan adalah
Prosedur
sebagai berikut:
a. Pimpinan entitas terlibat dalam
penyusunan rencana strategis dan
rencana kerja tahunan.
b. Pimpinan entitas terlibat dalam
pengukuran dan pelaporan hasil
yang dicapai
c. Pimpinan entitas secara berkala
mereviu
kinerja
dibandingkan
rencana.
d. Inisiatif signifikan dari entitas
dipantau pencapaian targetnya
dan tindak lanjut yang telah
diambil.
2.
Reviu manajemen pada tingkat
kegiatan pimpinan entitas yang
diperiksa
mereviu
kinerja

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

dibandingkan tolok ukur kinerja, halhal yang perlu dipertimbangkan


adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan entitas yang diperiksa
pada setiap tingkat kegiatan
mereviu
laporan
kinerja,
menganalisis kecenderungan dan
mengukur
hasil
dibandingkan
target, anggaran, prakiraan, dan
kinerja periode yang lalu.
b. Pejabat pengelola keuangan dan
pejabat
pelaksana
tugas
operasional
mereviu
serta
membandingkan
kinerja
keuangan,
anggaran,
dan
operasional dengan hasil yang
direncanakan atau diharapkan.
c. Kegiatan pengendalian yang tepat
telah dilaksanakan antara lain
seperti
rekonsiliasi
dan
pengecekan ketetapan informasi.
C. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Reviu dan analisa dokumen dan aturan
serta wawancara apakah:
1. Terdapat pemahaman bersama atas
visi, misi, tujuan, nilai dan strategi
entitas
telah
tercermin
dalam
rencana strategis, rencana kerja
tahunan, dan pedoman panduan
kerjalainnya
dan
telah
dikomunikasikan secara jelas dan
konsisten kepada seluruh pegawai.
2. Entitas yang diperiksa memiliki
strategis pembinaan sumber daya
manusia yang utuh dalam bentuk
rencana strategis, rencana kerja
tahunan dan dokumen perencanaan
sumber daya manusia lainnya yang
meliputi kebijakan, program, dan
praktek pengelolaan pegawai yang
akan menjadi panduan bagi entitas
yang diperiksa tersebut.
3. Entitas yang diperiksa memiliki
strategi perencanaan sumber daya
manusia yang spesifik dan eksplisit
yang dikaitkan dengan keseluruhan
rencana
strategis
dan
yang
memungkinkan dilakukan identifikasi
kebutuhan pegawai baik pada saat ini
maupun di masa mendatang.
4. Entitas yang diperiksa telah memiliki

N
o.

persyaratan jabatan dan menetapkan


kinerja yang diharapkan untuk setiap
posisi pimpinan.
5. Pimpinan entitas yang diperiksa
membangun
kerjasama
tim,
mendorong penerapan visi entitas
yang diperiksa dan mendorong
adanya umpan balik dari pegawai.
6. Sistem manajemen pekerja entitas
yang diperiksa mendapat proiritas
tertinggi dari pimpinan entitas yang
dierencanakan sebagai panduan bagi
pegawai dalam mencapai visi dan
misi yang telah ditetapkan.
7. Entitas yang diperiksa telah memiliki
prosedur untuk memastikan bahwa
pegawai dengan kompetensi yang
tepat
yang
direkrut
dan
dipertahankan.
8. Pegawai telah diberikan orientasi,
pelatihan dan kelengkapan kerja
untuk melaksanakan tugas dan
tanggung
jawab,
neningkatkan
kinerja, meningkatkan kemampuan,
serta memenuhi tuntutan kebutuhan
organisasi yang berubah-ubah.
9. Sistem kompensasi cukup memadai
untuk mendapatkan, memotivasi,
dan mempertahankan pegawai serta
insentif dan penghargaan disediakan
untuk
mendorong
pegawai
melakukan
tugas
dengan
kemampuan maksimal.
10.Entitas yang diperiksa memiliki
program kesejahteraan dan fasilitas
untuk meningkatkan kepuasan dan
komitmen pegawai.
11.Pengawasan atasan dilakukan secara
berkesinambungan
untuk
memastikan
bahwa
tujuan
pengendalian intern bisa dicapai.
12.Pegawai diberikan evaluasi kinerja
dan umpan balik yang bermakna dan
jujur.
13.Konstruktif untuk membantu pegawai
memahami
hubungan
antara
kinerjanya dan pencapaian tujuan
entitas yang diperiksa.
Prosedur

Hasil/ output

Reff.
KKP

Tanggal
dan paraf
pemeriksa

14.Pimpinan entitas yang diperiksa


melakukan
kaderisasi
untuk
memastikan tersedianya pegawai
dengan kompetensi yang diperlukan.
F. PENETAPAN DAN REVIU INDIKATOR DAN
UKURAN KINERJA
Peroleh
dan
analisa
dari
dokumen,
keterangan atau wawancara atas:
1. Ukuran
dan
indicator
kinerja
ditetapkan untuk tingkat entitas,
kegiatan dan pegawai.
2. Apakah mereviu dan melakukan
validasi
secara
periodic
atas
ketetapan dan kendala ukuran dan
indicator kinerja.
3. Faktor penilaian pengukuran kinerja
dievaluasi untuk meyakinkan bahwa
faktor tersebut seimbang dan terkait
dengan misi, sasaran, dan tujuan
serta mengatur insentif yang pantas
untuk mencapai tujuan dengan tetap
memperhatikan
peraturan
perundang-undangan.
4. Data capaian kinerja dibandingkan
secara
terus
menerus
dengan
sasaran
yang
ditetapkan
dan
selisihnya dianalisis lebih lanjut.
H.
OTORITAS ATAS TRANSAKSI DAN
KEJADIAN YANG PENTING
Pimpinan
entitas
yang
diperiksa
menetapkan
dan
mengkomunikasikan
syarat dan ketetntuan otorisasi kepada
pegawai. Reviu dan analisis dokumen dan
aturan serta wawancara atas hal berikut:
1. Terdapat
pengendalian
untuk
memberikan keyakinan bahwa hanya
transaksi dan kejadian signifikan
yang dientri adalah yang telah
diotorisasi dan dilaksanakan hanya
oleh
pegawai
sesuai
lingkup
otoritasnya.
2. Terdapat
pengendalian
untuk
memastikan bahwa hanya transaksi
dan kejadian signifikan yang dientri
adalah yang telah diotorisasi dan
dilaksanakan hanya oleh pegawai
sesuai lingkup otoritasnya.
3. Otorisasi
yang
secara
spesifik
memuat kondisi dan syarat otorisasi
dikomunikasikan secara jelas kepada
pimpinan dan pegawai entitas.

4. Terdapat persyaratan otorisasi yang


sejalan dengan arahan dan dalam
batasan
yang
ditapkan
oleh
ketentuan
peraturan
perundangundangan dan ketentuan pimpinan
entitas.

Anda mungkin juga menyukai