CT 1 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas dimana fraksi halus mendominasi dlm perulangan. CT 2 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas dimana fraksi halus (lempung/lanau) & fraksi kasar (batupasir) punya perbandingan yg relatif sama. CT 3 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas dimana sudah terdapat MS ( masif sandstone ) CT 4 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas dimana selain terdapat MS jg terdapat PS ( pebbly sandstone ), CGL ( conglomerates ). # Fasies Batupasir Masif (masif sandstone - MS ) Berasosiasi dg channel dg kedalaman beberapa meter. Penyusun atau perulangan dr fasies turbidit klastik dg lapisan tebal hingga masif. Batupasir dan sisipan lanau yg masif dg batas ketebalan dr 50cm beberapa meter ( biasanya hanya hadir sbg interval A dr sekuen Bouma 1962 Graded bedding dijumpai sesekali / bahkan tdk pernah dijumpai. Struktur mangkok ( dish structure ) dan struktur tiang ( pillar structure ) indikasi banyaknya jln kluar fluida selama pengendapan. # Fasies Batupasir Krikilan ( pebbly sandstone - PS ) Berasosiasi dg gradasi yg baik. Lapisan2 sbg sisipan banyak dijumpai dan slalu berukuran agak kasar. Struktur trough cross bedding dan planar cross bedding, penjajaran fragmen kerikilan. Berbentuk channel dan perlapisan lateral yg tdk menerus, dan tdk dijumpai lapisan serpih. # Fasies Konglomerat ( conglomerate CGL ) Pendiskripsiannya dimasukan pada tipe perlapisan bersusun, baik normal maupun terbalik, tipe stratifikasi dan tipe fabrik Imbrikasi (penjajaran fragmen) tipe ini dilihat dr sumbu panjang fragmennya yg dapat menentukan arah arus dan kemiringan dasar sungai. # Fasies Batulempung Krikilan, aliran butiran, pelongsoran, gelinciran ( pebbly mudstone, debris flow, slump, slide ) Terdiri dr batupasir dan batulempung yg terdapat dalam matrik. Satu sumber terdiri tekstur pasir dan kerakal yg diendapkan oleh arus besar/deras dan pada bagian arus yg banyak mengandung air.
Batulempung yg belum terkompakkan diisi oleh kerikil yg diakibatkan oleh
aktifitas air dan percampuran dr kerikil dan lempung. Bentuk dr pelongsoran (slump) dan gelinciran (slide) dapat digunakan dan mendiskripsikan perubahan2 bentuk kelompok lapisan. Dg gelinciran (slide) secara tdk langsung dpt mengakibatkan sedikit berkurangnya perubahan bentuk. ~pelongsoran serpih (shale) dan batulempung Beberapa lapisan2 batupasir dan ciri khasnya oleh banyaknya kehadiran lipatan2 lembut dr sedimen (soft sediment fold) pd berbagai macam skala yg didominasi oleh batulempung sepanjang lapisan2 yg kaya pelongsoran, memberi kesan diendapkan pd lereng hingga ke dasar. ~ pelongsoran turbidit lapisan tipis Terjadi pd berbagai macam skala dan meliputi berbagai macam lapisan / sebagian besar lapisan yg tebal. Pengendapan berasal dr lantai dasar dan tdk seperti pelongsoran yg diendapkan pd channel / leeves ~ pelongsoran dg susunan penjajaran bongkah2 yg menyudut Massa yg dilongsorkan pergerakan/perpindahan tidak begitu jauh, karena daya tahan lapisan pasir pada bongkah2 tdk mungkin dpt memisahkan diri. Dahulunya akibat reruntuhan dinding2 suatu channel akibat tererosinya lantai dasar channel.
# MODEL FASIES BOUMA 1962
Aliran densitas => sedimen yg beronggok pd suatu lereng yg labil, dapat secara tiba2 meluncur dg kecepatan tinggi bercampur air berupa suatu aliran padat. Flysch => sedimentasi dr arus turbit biasanya berbentuk kipas pd dasar lereng2 bawah laut, potong memotong dg endapan batial. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval with graded bedding (Ta)
Lower interval with paralel lamination (Tb) Interval with current ripple lamination and convolute lamination (Tc) Upper interval with paralel lamination (Td) Pellitic interval (Te)
# Interval with graded bedding (Ta)
~ struktur sedimen yg khas ~ tekstur
=> graded bedding (menghalus), sortasi baik
=> pasiran, kadang gravel atau pebble
~ Terendapkan relatif dekat dg sumber material.
# Lower interval with paralel lamination (Tb) ~ struktur sedimen yg khas
=> laminasi2 sejajar yg kasar
~ tekstur
=> perselingan dg lumpur dg pasir
~ genesa interval a
=> sudah tdk dipengaruhi oleh suspensi seperti
~ kontak interval a dan interval b umumnya berangsur.
~ terendapkan relatif lebih jauh dibandingkan dg interval a # Interval with current ripple lamination and convolute lamination (Tc) ~ struktur sedimen yg khas ~ tekstur
=> current ripple berupa convolute
=> ukuran butir halus /clay/silt antara 60-100 mikron
~batas kontak interval b dan interval c terlihat sangat jelas
# Upper interval with paralel lamination (Td) ~ struktur sedimen yg khas ~ tekstur lempung
=> laminasi paralel
=> ukuran butir dr pasir sangat halus sampai dg
~batas kontak interval c dg interval d jg dpt dibedakan
~terendapkan relatif jauh dr sumber dibandingkan dg interval c # Pellitic interval (Te) ~ struktur sedimen yg khas ~ tekstur
=> laminasi dr lumpur
=> halus (clay/silt/lumpur) -> endapan pelagic
~merupakan interval yg paling atas dr susunan sekuen Bouma
~kadang2 ditemukan foraminifera ~terendapakan paling jauh dr sumbernya
# MODEL FASIES KUENEN 1950
Membagi dan mengklasifikasikan endapan2 turbidit berdasarkan pada jarak transportasi dan keadaan massa sedimennya 1. Fluxo turbidite 2. Proximal turbidite 3. Distal turbidite # Fluxo turbidite Dicirikan oleh ukuran burtir yg kasar. Lapisan bersusun tdk berkembang. Jarang berasosiasi dg slump. Membentuk interval Ta yg sangat tebal. Sole mark jarang dijumpai dan banyak mengandung clay pellets. Jarak transportasi masih relatif dkt dg sumber. # Proximal turbidite Secara umum ciri2 sama dg fluxo turbidite. Jarang berasosiasi dg slump. Gradasi berkembang lbh baik. Ukuran butir pasir. Ketebalan interval Ta lbh tipis. Tidak dijumpai clay pellets. Jarak transportasi sudah lebih jauh dibandingkan dg endapan fluxo turbidite. # Distal turbidite Dicirikan oleh kehadiran sekuen Bouma 1962 yg lbh lengkap. Seringkali membentuk flysch. Pemilahan baik. Butiran yg kasar berada dibawah.