Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur saya ucapkan atas ridha dan hidayah dari Allah-lah
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Analisis Kenaikan Harga Cabai di Yogyakarta,
yang mana makalah ini sebagai bahan latih serta sebagai tugas Pengantar Ekonomi Mikro.
Analisis ini diharapkan bukan hanya sebagai tugas semata melainkan juga sebagai
solusi dalam memperbaiki kondisi ekonomi nasional yang masih terombang ambing dalam
sengketa politik. Analisis ini juga menjadi bahan ajar saya dalam membaca permasalahan
ekonomi di Indonesia yang mana menjadi penting dan harus ada dalam pengambilan
sebuah kebijakan.
Pembuatan makalah ini saya buat berdasarkan keadaan dan materi yang di dapat
melalui sumber koran dan internet sebagai bahan acuan dalam menguasai materi. Apabila
dalam penulisan makalah ini kiranya ada kesalahan saya mohon maaf sebesar-besarnya,
terima kasih

Yogyakarta, 16 November 2016

Penulis

Muhammad Badar Sofarul H

1 | Page

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......... ................................................................. 3
A. Latar belakang................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 4
C. Tujuan......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5
A. Penyebab Kenaikan Harga Cabai di Yogyakarta............................................................. 6
B. Dampak Kenaikan Harga Cabai.................................................................................... 7
C. Solusi Penanggulangan Kenaikan Harga Cabai............................................................ 7
BAB III PENUTUP................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9

2 | Page

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cabai merupakan salah satu bahan yang harus ada di hampir setiap jenis makanan.Tak heran,
meski bukan suatu kebutuhan pokok namun banyak di cari oleh produsen rumah makan dan
konsumen rumah tangga. Cabai juga mempengaruhi masakan Indonesia yang lain, misalnya
sayur asem yang wajib disajikan dengan sambal dan lalapan walau rasa sayurnya sendiri sudah
pedas karena penambahan cabai dalam pengolahannya.
Lalu apa yang membuat cabai terasa pedas? Capsaicin, adalah zat yang mengakibatkan cabai
terasa pedas dan panas pada lidah saat kita mengkonsumsinya. Zat ini juga mengakibatkan para
pengkonsumsinya merasa ketagihan dan kecanduan, itulah yang mebuat banyak orang begitu
menyukai cabai dan tidak mau berhenti mengkonsumsinya. Berawal dari fakta inilah beberapa
pebisnis dan pengusaha memanfaatkan cabai sebagai bahan baku dalam produksi usaha mereka.
Namun, di akhir tahun 2016 ini, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, harga cabai terus
meningkat sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat, naiknya harga pada
menu di beberapa rumah makan dan juga munculnya problem pada produksi produk dengan
bahan baku cabai . Kenaikan pada harga cabai bahkan bisa mencapai dua kali lipat dengan
melihat dari faktor musim.
Praktek nya dalam ilmu-ilmu Ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama-- meskipun
bukan faktor satu-satunya yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga menjadi faktor utama
pilihan pembeli semakin terlihat di antara kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan
menjadi faktor utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu atau kaya. Namun, teori ini
hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pangan. Untuk kebutuhan cabai
sendiri hargakomoditascabairawitpadadasarnyaterjadiakibatketidak seimbangantara
kuantitaspasokandankuantitaspermintaanyangdibutuhkan konsumen.Jikaterjadikelebihan
pasokanmakahargakomoditasakanturun, sebaliknyajikaterjadikekuranganpasokanmaka
hargaakanmeningkat.
Singkat kata kita bisa lihat dari situasi pasar dan kondisi pasar dengan beberapa
gambaran. Pertama, Jika harga barang primer meningkat, sementara pendapatan tetap, akan
menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. Kedua, Pembelian terhadap barang
sekunder pun akan menurun. Ketiga, Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat
substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula.
Dari 3 gambaran yang sudah dijelaskan, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana
pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan
cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya bahkan
menaikan harga menu untuk menutupi pengeluaran yang bertambah. Dengan demikian, dari
penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak,
maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk
lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.

3 | Page

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab kenaikan harga cabai di Yogyakarta
2. Apa dampak yang dirasakan dari kenaikan harga kenaikan harga cabai ?
3. Bagaimana solusi untuk menanggulangi kenaikan harga Cabai tersebut?
C. Tujuan
Selain sebagai syarat untuk mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester
I, juga sebagai bahan analisis atas permasalahan yang timbul dan belum terkondisikan dengan
baik hingga saat ini. Tujuan utama dalam penulisan makalah Analisis Kenaikan Harga Cabai di
Yogyakarta ini adalah sebagai pemberi informasi kepada masyarakat mengenai kenaikan harga
cabai, penyebab dan dampaknya yang di dapat dari sumber-sumber kuat dan juga sebagai
tuangan ide atas pengalaman pribadi sebagai petani cabai dengan memberikan solusi yang
sekiranya dapat memberikan dorongan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan.

4 | Page

BAB II
PEMBAHASAN

Harianjogja.com,
JOGJA Banyaknya
curah hujan membuat harga sejumlah bahan pangan masih tetap tinggi seperti harg
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA

Harga
cabai
merah
masih
Rp45.000
per
kg, kata
di Demangan,
Harga cabai di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY)dia
terus
meningkat,Jogja,
baik Jumat
cabai (28/10/2016).
keriting, besar maupun rawit. Bahkan ha
Ia mengaku, tidak bisa berbuat apa-apa karena merupakan faktor alam. Harga dari pemasok sudah tinggi. Ia menyebutkan, c
Cabai merah
besarKepala
naik Rp2.000
kg atau 3,82
persen
dari Rp50.333
per Yuna
kg menjadi
Rp52.333
kg,
kataharian
dia. tenta
Menurut
Bidangper
Perdagangan
Dalam
Negeri
Provinsi DIY
Pancawati,
dari per
hasil
survei
Adapun harga cabai rawit hijau masih bertahan di angka Rp30.000 per kg dan cabai rawit merah masih di kisaran harga Rp44
Harga rata-rata daging ayam broiler turun Rp333 per kg atau 1,11% dari Rp30.333 per kg menjadi Rp30.000. Sementara itu,
Apabila dibandingkan dua bulan lalu (September, red), harga cabai rawit khususnya cabai rawit merah mengala
Sumber: http://www.harianjogja.com/baca/2016/10/29/harga-kebutuhan-pokok-curah-hujan-tinggi-cabai-masih-meroket-76459

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofa Noor Indriani mengatakan tingginya harga cabai di

Produksi cabai di DIY hanya 25 persen untuk kebutuhan lokal dan 75 persen untuk kebutuhan di luar DIY. Menur
Sumber :

5 | Page

A. PENYEBAB KENAIKAN HARGA CABAI DI YOGYAKARTA


Dari beberapa sumber artikel diatas ada beberapa penyebab kenaikan harga cabai di Yogyakarta.
Pertama, tanaman cabai merupakan tanaman yang membutuhkan sinar matahari yang tinggi dan juga
kelembaban yang pas. Sedangkan 3 bulan terkhir ini curah hujan di Yogyakarta masih tinggi sehingga
tanaman cabai kurang mendapatkan sinar matahari sehingga masa panennya pun semakin lama, di tambah
kelembaban yamg tinggi membuat cabai jadi lebih mudah busuk. Oleh karena itu tak sedikit petani yang
mengalami kegagalan panen dan berdampak pada turunnya pemasokan cabai ke pasar. Kedua, dalam
mekanisme pasar, petani lebih memilih menjual cabai keluar daerah yang harga jualnya lebih tinggi
sehingga mereka mengirim 75% stok dalam daerah dikirim ke luar daerah dan 25% nya dipasarkan di
dalam daerah. Sehingga komoditas cabai di DIY minus sedangkan komoditas lainnya berlebih. Guna
menjaga kestabilan ketersediaan cabai di tingkat konsumen, pemerintah justru memasok 75% stok cabai
dari daerah lain. Ketiga, permasalahan petani di Indonesia saat ini ialah ketidak berdayaan petani dalam
penentuan daya tawar produknya sehingga mereka hanya mengikuti kesepakan harga oleh tengkulak. Hal
ini mengakibatkan terganggunya distribusi cabai ke pasar-pasar sehingga stok yang ada pun menjadi
minus. Dari stok yang minim tersebut menyebabkan sebagian besar pedagang berspekulasi sehingga dan
berimbas pada kenaikan harga.
Dari situlah tercipta keseimbangan harga (Equilibrium Price) yang baru. Terbentuknya harga
pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Masing-masing
faktor dapat menyebabkan bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya
permintaan dan penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan.

Gambar 1.
Rantai pemasaran cabai dari petani ke konsumen

Gambar 2.
Kurva harga keseimbangan saat terjadi pergeseran pada Komoditas
cabai

Meski pun masih banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai seperti dampak
kenaikan harga kebutuhan pokok, naiknya bahan bakar minyak (BBM), tingginya harga transportasi dan
lain-lain, faktor utama yang saya dapatkan dari beberapa sumber yaitu Anomali atau perubahan cuaca
yang extrim dan unpredictable.

6 | Page

B. DAMPAK KENAIKAN HARGA CABAI


Di Indonesia, kenaikan harga cabai menjadi permasalahan yang cukup serius sehingga banyak
menimbulkan dampak yang serius pula. Salah satunya ialah semakin berkurangnya rasa optimistis
masyarakat kepada pemerintah dalam pengaturan regulasi harga pasar yang mendorong
perekonomian masyarakat dan daerah. Selain itu ketika harga naik maka pengeluaran perusahaan dan
Usaha Kecil Menengah (UKM) -yang menjadikan cabai sebagai bahan baku produk- juga mengalami
kenaikan. Hal ini tentu menimbulkan kebijakan perusahaan untuk menekan pengeluaran seminim
mungkin mulai dari menaikan harga produk, pengurangan pemakaian cabai hingga penutupan usaha
sementara sampai harga cabai stabil kembali. Terlebih lagi Di Yogyakarta banyak sekali rumah makan
dengan menu sambal yang tentu saja membutuhkan cabai yang tidak sedikit jumlahnya.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo
mengatakan Bobot cabai merah terhadap inflasi mencapai 0,7 persen, cukup besar. Karena di setiap
rumah pasti ada cabai (Kompas 1/11). Dengan kenaikan inflansi ini membuat pertumbuhan ekonomi
di Indonesia menjadi terhambat. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi ini juga berakibat pada
penurunan daya beli masyarakat yang turut berkontribusi terhadap menurunnya tingkat permintaan
produk industri. Selain itu, dampak lainnya adalah mendorong penurunan tingkat penyerapan tenaga
kerja yang berarti semakin meningkatnya pengangguran.

C. SOLUSI PENANGGULANGAN KENAIKAN HARGA CABAI


Bicara solusi maka bicara tentang permasalahannya dan sebenarnya bukan hanya
bicara,melainkan action untuk segera bertindak. Pemerintah harus lebih aktif dalam
mengelola kebijakan pengaturan harga pasar dengan cara mengkaji lebih mendalam
mengenai rantai pemasaran komoditas cabai sehingga dapat diketahui di mana problemnya.
Selain itu pemerintah juga harus mengawasi stok di dalam daerah apakah mencukupi atau
tidak sehingga Yogyakarta tidak perlu mengandalkan pasokan dari luar daerah yang harganya
lebih tinggi.
Keberanian dalam mengambil kebijkan harus di mulai dari memutus rantai tengkulak di
antara petani dan pasar. Pemerintah harus mampu mengambil peran dalam mata rantai
tersebut dengan mengganti peran tengkulak. Caranya? Mungkin pemerintah bisa mendirikan
Supermarket Tani di Yogyakarta sehingga hasil panen petani bisa didistribusikan langsung ke
konsumen tanpa ada permainan tengkulak. Dan untuk mendukung hasil panen yang stabil
bisa juga dengan mendirikan Bank Tani yang khusus menyediakan dana kebutuhan petani
dalam rangka mengembangkan usaha pertanian mereka.
Mengenai faktor cuaca, tidak dapat di pungkiri bahwa manusia tidak bisa memprediksi
secara tepat namun kita bisa melakukan beberapa pencegahan. Tugas penting pemerintah
dengan melakukan penyuluhan rutin terhadap kelompok tani di Yogyakarta mengenai
pencegahan dalam menghadapi cuaca ekstrim dan sukar di prediksi untuk tanaman cabai dan
komoditas lainnya.
Sebenarnya petani adalah kunci dari penyelesaian melonjaknya harga cabai ini.
Seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan perhatian kepada para
petani. Hal ini dikarenakan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para petani adalah
dikarenakan modal yang dimiliki oleh mereka tidak mencukupi untuk sekedar melindungi
7 | Page

tanaman pangan yang telah ditanam. Hal ini berarti pemerintah seharusnya menyediakan
kemudahan bagi para petani miskin untuk melakukan pinjam meminjam modal untuk
mengelola pertanian di daerah maupun Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan harga
komoditas cabai rawit pada dasarnya terjadi akibat ketidak seimbang antara kuantitas pasokan
dan kuantitas permintaan yang dibutuhkan konsumen. Jika terjadi kelebihan pasokan maka harga
komoditas akan turun, sebaliknya jika terjadi kekurangan pasokan maka harga akan meningkat.
Penyebab utama tingginya harga cabai adalah faktor cuaca yang ekstrem (musim hujan yang
berkepanjangan). Meningkatnya curah hujan menyebabkan pembusukan sehingga produksi cabai
berkurang.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga cabai adalah dengan
mengendalikan stok dalam daerah, memotong mata rantai tengkulak, memberikan penyuluhan
rutin kepada petani, mengurangi pasokan dari luar daerah dll.
Petani adalah kunci dari penyelesaian melonjaknya harga cabai ini. Seharusnya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan perhatian kepada para petani.

8 | Page

DAFTAR PUSTAKA
Endah. 2011. Sekilas Tentang Cabai < http://tangan-usil.blogspot.co.id/2011/01/sekilas-tentangcabai.html> Di akses pada tanggal 28 Oktober 2016
Wahyono, Budi. 2013. Studi Kasus Penawaran dan Permintaan Pasar <
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/studi-kasus-permintaan-dan-penawaran.html> Di
akses pada tanggal 29 Oktober 2016
Tholib, Abu. 2015. Kenaikan Harga Cabai bagi Rumah Makan di Gresik <
http://www.slideshare.net/085735921075/kenaikan-harga-cabai> Di akses pada tanggal 01
November 2016
Dyah Natalia, Mediani. 2016. http://www.harianjogja.com/baca/2016/10/29/harga-kebutuhanpokok-curah-hujan-tinggi-cabai-masih-meroket-764594 Di Akses pada tanggal 01 November
2016
Ridarineni, Neni. 2016. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/11/01/ofyezw383di-yogyakarta-harga-cabai-lebih-mahal-daripada-daging-ayam Di akses pada tanggal 02
November 2016
Alexander Sirait, Robby. 2011. http://www.kompasiana.com/alexandersirait/penyebab-kenaikanharga-cabai-produksi-dan-distribusi-yang-terganggu-dan-ketidaksiapaan-pemerintah-melakukanantisipasi_55007bafa333119a72510fdd Di akses pada tanggal 07 November 2016
Plengdut. 2013. Harga Keseimbangan https://www.plengdut.com/harga-keseimbanganhargapasar/734/ Di akses pada tanggal 11 November 2016
Supriyatna, Iwan. 2016.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/01/165329626/bps.kenaikan.harga.cabai.merah.
sumbang.inflasi.hingga.0.7.persen Di akses pada tanggal 11 November 2016

9 | Page

Anda mungkin juga menyukai