Anda di halaman 1dari 8

PERAN PT SEMEN INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN PENGRAJIN BATIK

TENUN GEDHOG MELALUI PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN


(PKBL)
(Studi Kasus Tentang PKBL Pada PT Semen Indonesia Tuban)

A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan sebuah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat, dengan demikian proses
pembangunan terjadi pada aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik yang terjadi pada
level makro (nasional). Pembangunan Nasional pada hakikatnya adalah rangkaian
rangkaian perubahan yang dilakukan secara menyeluruh terarah dan berencana dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat yang memiliki
keseimbangan antara kebutuhan lahiriah dan bathiniah. Tujuan pembangunan nasional
Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia baik materiil
maupun spiritual, yaitu dengan tersedianya kebutuhan pokok sandang (pakaian), pangan
(makanan), dan papan (rumah) yang layak (Sidabalok, 2006: p-1).
Pembangunan yang terjadi di Indonesia ini lebih menitikberatkan pada pembangunan
ekonomi, dan terlihat bahwa pembangunan di bidang ekonomi lebih berhasil daripada
pembangunan lainnya. Perkembangan dari pembangunan ekonomi ini berkaitan erat
dengan kemajuan yang dialami oleh suatu perusahaan yang ada di negara tersebut, oleh
karena itu organisasi dalam sebuah perusahaan merupakan komponen yang sangat
menunjang

untuk

tercapainya

visi

dan

misi

perusahaan

dalam

menghadapi

danmengantisipasi berbagai persaingan, baik ditingkat lokal maupun global (Ibrahim,


2006: p-1). Dewasa ini perkembangan perusahaan atau industri di Indonesia semakin
meningkat pesat. Industrialisasi yang terjadi di Indonesia sebagai perjalanan sejarah
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah transisi dari masyarakat
tradisional (masyarakat ekonomi subsisten) menuju masyarakat modern (kegiatan
ekonomi yang bersifat komersial industrial). Perubahan yang terjadi ini merupakan
interaksi yang berlangsung dalam perjalanan waktu di antara dua sektor yang dimaksud
(Djojohadikusumo, 1994: p-97).
Industrialisasi tersebut merubah pola ekonomi masyarakat Indonesia menuju Industri,
hal demikian ditandai dengan bertambahnya dan semakin menjamurnya pabrik-pabrik
industri atau perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan, manufaktur dan lain
sebagainya. Persaingan dunia usaha yang semakin besar ini dituntut dengan kinerja yang

baik agar terus berkembang dan tetap bertahan dalam lingkungan masyarakat sehingga
dapat mencapai prioritas untuk keberlanjutan usahanya. Keberlanjutan usaha ini harus
seimbang dengan kepeduliaanya terhadap aspek lingkungan dan sosial. Sebuah usaha
bisnis tidak akan mampu berjalan dengan optimal bilamana tidak dapat menjaga
cadangan sumberdaya alam yaitu sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam
(SDA).
Tugas dari perusahaan atau Badan umum Milik Negara (BUMN) untuk menerapkan
nilai etis dan standar terhadap praktik bisnis yang dilakukannya secara tanggung jawab.
Kegiatan Industri tersebut dengan segala proses didalamnya akan memberikan dampak
secara ekonomi dan pembangunan, namun pada kenyataannya akan memberikan dampak
yang secara signifikan terhadap masyarakat yang merasakan proses operasionalisasi
perusahaan secara langsung. Didalam perkembangannya perusahaan atau BUMN yang
berorientasi pada bisnis, tenyata tidak hanya berbicara pada aspek keuntungan (profit) dan
proses produksi, namun belakangan ini muncul bahwa aspek sosial lingkungan juga
menjadi bagian yang sangat penting dari suatu proses kegiatan dari produksi perusahaan
yang secara tidak langsung memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan sosial
maupun lingkungan fisik di sekitar perusahaan tersebut seperti limbah industri, polusi dll.
Perlu diperhatikan selain untuk mencapai keuntungan maka perusahaan juga harus
mengetahui keadaan lingkungan sekitar perusahaan yaitu masyarakat setempat dan
pemerintah, karena perusahaan/ BUMN tidak dapat berdiri sendiri dalam keberlanjutan
usahanya. Keberadaan sebuah perusahaan/ BUMN ini tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakat yang merupakan lingkungan eksternalnya. Sehingga dengan demikian
membuat dari beberapa perusahaan di Indonesia melakukan kegiatan yang bersifat sosial
yang merupakan sebuah tanggung jawab dari manfaat ekonomi yang telah diambil oleh
industri dengan mengorbankan potensi atau sumber daya masyarakat lokal, maka
kegiatan tersebut dapat dikatakan wajib bagi industri-industri yang memberikan dampak
negatif. Kegiatan yang bersifat sosial seperti tersebut saat ini sering disebut dengan
Corporate Social Responsibility atau disingkat dengan CSR, untuk istilah dalam BUMN
ialah Program Kemitraan dan Bina Lingkugan (PKBL). Wacana tentang CSR yang
menekankan pada tanggung jawab sosial yang tidak hanya sekedar aktivitas ekonomi
(profit) namun dapat menciptakan pertanggungjawaban dalam masyarakat (people) dan
lingkungan (planet) untuk mencapai keseimbangan.
Di Indonesia ditetapkan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan konsep
tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang

termasuk dalam UU. No 25 tahun 2007 tentang penanaman modal LN No. 67 TLN No.
4274, UU PT No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) menjalankan usaha di
bidang dan/ atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung
jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1), kemudian peraturan mengenai program
CSR terhadap BUMN. Jika di cermati secara detail, peraturan tentang CSR relatif lebih
terperinci adalah UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN dan kemudian dijabarkan lebih
jauh oleh keputusan menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003 tentang Program
Kemitraan dan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program kemitraan
dan Bina Lingkungan dan Peraturan Menteri negara BUMN No. 4 Tahun 2007 tentang
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
PKBL ini merupakan sebuah program pembinaan usaha kecil dan pemberdayaan
kondisi suatu lingkungan oleh BUMN melalui pemnafaatan dari bagian keuntungan
(profit) BUMN tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan/ BUMN diimplementasikan
kepada seluruh stakeholders. Selain memiliki kewajiban secara ekonomis dan legal saja,
namun perusahaan juga diharapkan dapat memiliki perhatian kepada stakeholdersnya.
Seiring meningkatnya kesadaran dan kepeduliaan dari stakeholder perusahaan, maka
konsep sebuah tanggungjawab sosial muncul dan telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan kelangsungan kegiatan perusahaan. Pertanggungjawaban ini dapat
diartikan sebagai konsep atau wadah yang mewajibakn perusahaan untuk melaksanakan
dan memperhatikan para stakeholder dalam kegiatan perusahaan mencapai profit,
stakeholder yang dimaksud yaitu para shareholder yang meliputi karyawan perusahaan,
masyarakat (comunity), pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain
sebagaianya.
Salah satu BUMN di Indonesia yang terlihat dalam pelaksanaan program CSR adalah
PT Semen Indonesia (PT SI) yang berlokasi di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. PT
SI mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan program dari hasil profit yang
didapatkan. PT SI telah cukup lama melaksanakan Program CSR, yang sesuai peraturan
Menteri Negara BUMN No. Per-05/NBY/2007/ maka pelaksanaan Bina Lingkungan,
meliputi yang dilakukan oleh PT SI ialah:
1. Sektor bencana alam,
2. Sektor pendidikan,
3. Sektor kesehatan,
4. Sektor prasarana & sarana umum, sektor sarana ibadah,
5. Sektor pelestarian alam, BUMN peduli.
Program CSR yang dilaksanakan oleh PT SI melalui PKBL bisa merata kepada desa yang
berada dalam kawasan PT SI. PKBL tersebut diharapkan dapat menyelaraskan dengan

kebutuhan dari masyarakat dan memberikan manfaat untuk pemberdayaan masyarakat


untuk bisa berkembang dan mandiri. Pelaksanaan program ini tidak hanya untuk
community development saja tetapi juga mengarah kepada masalah lingkungan.
Bentuk dari kepedulian BUMN berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No.
No. Per-05/MBU/2007, Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan
Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan tersebut di atasdapat dijabarkan kedalam 2
(dua) program, yakni:
1. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Yang
dimaksud dengan Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN (Pasal 1 angka 6).
2. Program Bina Lingkungan adalah programpemberdayaan kondisi sosial masyarakat
oleh BUMN melalui pemanfaatan dana bagian laba BUMN (Pasal 1 angka 7)
Program kemitraan berasal dari penyisihan laba BUMN setelah pajak maksimal sebesar
2% (dua persen) atau hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan jasa giro dari
danaprogram kemitraan setelah dikurangi beban operasi.
Dalam Pasal 7 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, (selanjutnya disebut Undang-undang UMKM), menyebutkan bahwa: Dunia
usaha (corporation) berperan serta menumbuhkan iklim usaha kondusif, yaitu dalam
aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha,
kesempatan berusaha, promosi dagang serta dukungan kelembagaan. Sesuai dengan UU
tersebut, Program CSR dari PT SI melalui PKBL mengarah kepada pengembangan Usaha
Kecil Menengah (UKM) masyarakat sekitar perusahaan. Masyarakat di wilayah dengan
kegiatan operasi PT SI memiliki usaha dalam bidang tenun batik. Di kecamatan Kerek
Kabupaten tuban banyak pengrajin batik yang ingin mengembangkan usahanya karena
Batik merupakan salah satu produk unggulan yang menjadi sentra khas Kabupaten Tuban.
Produk batik khas Kabupaten Tuban ini dikenal dengan nama Batik Tulis Tenun Gedhog.
Batik Gedhog merupakan sektor industri yang mempengaruhi dan membantu promosi
Kabupaten Tuban ketingkat Nasional maupun Internasional. PT SI memungkinkan untuk
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat untuk pengembangan UKM Batik
Tulis Tenun Gedhog yang dimana lokasinya berdekatan dengan PT SI. Usaha ini menjadi
salah satu potensi besar dan memberikan wadah dalam penyerapan tenaga kerja sebagai
sumber pendapatan masyarakat lokal dalam meningkatkan kualitas taraf hidup
masyarakat.

Mengingat bahwa masyarakat di kecamatan Kerek ini tidak semua memiliki latar
belakang pendidikan yang sama, sehingga usaha batik ini dapat memberikan tempat untuk
bersama pengrajin lainnya saling bekerjasama. Keberadaan usaha ini bagi pengrajin Batik
dalam pelaksanaan usahanya menemui kendala dan permasalahan untuk mengembangkan
usahanya dan mempertahankan produk unggulan Kabupaten tuban untuk dapat bersaing
yaitu berkaitan dengan permodalan, pemasaran dan pengelolaan Sumber daya Manusia
(SDM) yang kurang profesional, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang
dimilikinya. Melihat permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin Batik tersebut,
pihak PT SI melalui pelaksanaan Program pembinaan dan kemitraan terhadap pengrajin
batik untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat berkembang
dan bersaing secara kompetitif.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan mengambil judul Peran PT Semen Indonesia dalam Pengembangan Pengrajin
Batik Tulis Tenun Gedhog Melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
(Studi Kasus Tentang Pkbl Pada Pt Semen Indonesia Tuban)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran PT Semen Indonesia dalam Pengembangan Pengrajin Batik Tulis
Tenun Gedhog melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)?
2. Apa sajakah Faktor Pendukung dan Penghambat dari Peran PT Semen Indonesia
dalam Pengembangan Pengrajin Batik Tulis Tenun gedhog melalui Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)?
C. Tinjauan Pustaka
1. Teori Administrasi Publik (Indradi, Sjamsiar Sjamsuddin., Prof.,Dr.,Hj. 2007. DasarDasar dan Teori Administrasi Publik. Malang : Agritek YPN)
2. Teori Pembangunan (Siagian, P. Sondang. 2009 Administrasi Pembangunan. Jakarta:
PT Bumi Aksara),

Suryono, Agus. 2010.

Dimensi-Dimensi

Prima Teori

Pembangunan. Malang: UB Press


3. Coorporate Social Responsibility (CSR) (Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep
dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik: Fascho Publishing)
4. Pemberdayaan Masyarakat (Usman, Sunyoto. 2012. Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka pelajar)

5. Batik (Musman, Asti dan Ambar, Arini. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara.
Yogyakarta: G. Media), (Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofi, Cara
Pembuatan dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi)
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Peran PT Semen Indonesia dalam
Pengembangan Pengrajin Batik Tulis Tenun Gedhog Melalui Program Kemitraan
Bina Lingkungan (PKBL) dan faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap
pengembangan pengrajin Batik Tulis Tenun Gedhog melalui Program Kemitraan
Bina Lingkungan (PKBL).
2. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian diperlukan untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Fokus
penelitian akan memeprtajam penelitian (Sugiyono, 2010: 2008). Fokus penelitian
yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Peran PT Semen Indonesia dalam Pengembangan Pengrajin Batik Tulis Tenun
Gedhog Melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
1) Program Kegiatan yang dilakukan PT Semen Indonesia
2) Dampak yang diperoleh dari pengembangan pengrajin batik
b. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Peran PT Semen Indonesia dalam
Pengembangan Pengrajin Batik Tulis Tenun gedhog melalui Program Kemitraan
Bina Lingkungan (PKBL)
3. Analisis Penelitian
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif.
Sejalan dengan analisisinteraktif yang dimaksud, maka dalam penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan secara sitematis, faktual dan akurat. Adapun alur kegiatan
analisis data interaktif menurut Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2010: 15-17)
meliputi:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
memperoleh data yang valid. Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara
dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, observasi ke lapangan dan
dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi Data yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan,
membuang data yang dianggap tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan proses penarikan kesimpulan atau


verifikasi.
3. Penyajian Data
Penyajian Data yaitu berisi sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dengan melihat
penyajian data, kita dapat memahami apa yang terjadi dan apa yang harus
dilakukan.
4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Proses penarikan kesimpulan atau verifikasi ini dilakukan secara longgar, tetapi
terbuka dan dirumuskan secara rinci dan mengakar. (Sumber: Miles dan Hubberman
dalam Sugiyono (2010:20)).

Model Analisis Data Interaktif (Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2010: 20)
4. Alur Kerangka Berpikir
Perkembangan Industrialisasi di
Indonesia
Adanya UU No. 40 Tahun 2007
tentang PT dan Peraturan Menteri
BUMN tentang PKBL
Pelaksanaan Program PKBL PT Semen Indonesia di Kabupaten Tuban

Pemberdayaan terhadap Pengrajin Batik

Kendala yang dihadapi para Pengrajin Batik

Peran PT Semen Indonesia melalui PKBL

Observasi, Wawancara, Dokumentasi (Creswell, 2012)

Model Analisis Miles dan Hubberman (Bungin, 2010)


Spradley

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai