dari pada Thallophyta. Pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena
mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di
darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa. Pada Bryophyta alat-alat
kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula sporangiumnya, selalu terdiri
atas banyak sel. Berlainan dengan gametangiumnya dan sporangium Thallophyta, organ-organ
itu selalu berdinding yang terdiri dari sel-sel mandul. Pada semua tumbuhan yang tergolong
dalam Bryophyta terdapat kesamaan bentuk dan susunan gametangiumnya (baik
mikrogametangium = anteridium, maupun makrogametangium = arkegonium) (Gembong, 1994).
Lumut berperan penting dalam ekonomi alam. Bersama Lichenes, mereka merupakan tumbuhan
pertama diantara yang lain yang tumbuh di daerah gersang, batuan yang terbuka oleh glasier
yang bergerak mundur. Mereka tumbuh membentuk banyak bahan tumbuhan yang terurai,
humus, yang dengan cepat pada tanah yang sesuai untuk pertumbuhan sebagai tumbuhan yang
lebih kompleks pada hutan yang sudah mantap, tekstur bunga karang bantalan lumut itu
menyerap air dan salju yang mencair dalam musim hujan dan kekeringan sungai dalam musim
panas. Juga mengurangi hilangnya tanah yang memiliki air (Kimball, 2005).
Bryophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang
nyata. Gametofit berupa tumhuhan lumutnya. Sporofit berupa sporangium atau kapsul spora
yang terdapat pada gametofit itu, jadi gametofit dan sporofit belum terpisah. Dari spora tidak
terlalu menjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut
(Gembong, 1994).
Lumut hati merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri atas tumbuhan berukuran relative
kecil yang dapat melakukan fotosintesis, meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak
dengan mata bugil. Lumut hati dapat dibedakan dalam dua bentuk utama: yang bersifat tipis,
pipih, yang merayap dan cenderung membentuk percabangan berulang hati yang sama kasar, dan
yang bersifat milik kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang panjangnya dapat mencapai
beberapa inci yang mempunyai bagian-bagian rumit mirip daun (Nicholas, 1994).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
b. Polytrichum commune
Keterangan:
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Daun
4. Batang (Seta)
5. Rhizoid
c. Lumut gambut (Sphagnum sp)
Keterangan:
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Batang (Seta)
4. Daun
5. Rhizoid
d. Marchantia polymorpha
Keterangan:
1. Spora
2. Daun
3. Batang
4. Rhizoid
e. Funaria hygrometrica
Keterangan:
1. Spora
2. Daun
3. Batang
4. Rhizoid
2. Pembahasan
a. Lumut daun (Pogonatum cirrhatum)
1. Morfologi
Pogonatum cirrhatum merupakan tumbuhan lumut yang tumbuh tegak, terdiri atas batang, daun
yang tebalnya satu lapis sel dan umumnya berurat daun tengah, dimana rhizoidnya bercabang
dan bersepta. Memiliki batang yang sederhana dan daun dengan selubung dasar dengan
penggabungan secara bertahap. Sporangiumnya mempunyai satu tangkai yang elastic dan sering
disebut dengan seta.
2. Anatomi
Pogonatum cirrhatum memprlihatkan jenis lumut yang memiliki kapsul spora yang telah
mencapai diferensiasi yang paling mendalam. Dimana kapsul spora ini memiliki dinding kapsul
dibagian atas yang tersusun berupa tutup atau disebut operculum. Memiliki tallus yang
bersimetri radial, kaliptra yang berasal dari bagian atas dinding arkegonium dimana sel-sel yang
menyusun kaliptra ini merupakan sel-sel yang diploid akan tetapi terdiri dari sel gametofit yang
haploid yang terdiri atas batang.
3. Sistem reproduksi
Pada umumnya jenis lumut ini, reproduksinya mengalami fase sporofit dan gametofit. Dimana
fase gametofit berupa tumbuhan yang tegak. Anteridium dan arkegonium dibentuk pada pucuk
gametofit diantara daun-daun. Sedangkan fase sporofitnya sangat berbeda dengan fase
gametofitnya. Sporofit juga biasanya disebut sporangium., hidup sebagai parasit pada gametofit
dimana perkembangan sporofitnya berakhir dengan terjadinya pembelahan reduksi yaitu
pembelahan spora.
4. Habitat
Lumut ini merupakan tumbuhan darat yang memiliki habitat pada daerah yang lembab dan
biasanya melekat pada bebatuan, pepohonan, bahkan pada daerah yang cadas.
5. Peranan
Pogonatum cirrhatum merupakan jenis lumut yang berperan dalam kehidupan, karena lumut ini
dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas.
6. Klasifikasi
Pada umumnya spesies ini kebanyakan hidup di rawa-rawa dan membentuk rumpun atau
bantalan yang dari atas tiap-tiap tahun tampak bertambah luas, sedangkan bagian bawah yang
ada dalam air akan mati dan berubah menjadi gambut.
5. Peranan
Sphagnum sp memiliki peranan penting bagi kehidupan yaitu merupakan komponen pembentuk
tanah gambut, pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada Gleocapsa sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphanum
Spesies : Sphagnum sp (Gembong, 1989).
d. Lumut hati (Marchantia polymorpha)
1. Morfologi
Marchantia polymorpha membentuk roset dari tali yang diratakan dengan bercabang-cabang.
Warna tumbuhan ini biasanya hijau kusam dengan gelap, namun jika sudah berumur tua maka
akan menjadi warna cokelat atau keunguan. Tubuhnya terbagi atas dua lobus sehingga tampak
seperti lobus pada hati. Permukaan atas lumut ini tertutup oleh pori-pori yang memungkinkan
udara dan karbondioksida untuk mampu mencapai sel-sel bagian dalam tallus. Pori-pori ini
berupa dengan stomata yang ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi.
2. Anatomi
Spesies lumut ini tidak mempunyai spora. Pada permukaan atas terdapat lapisan kutikula yang
semuanya hampir tidak dilalui oleh air. Terdapat sel yang dorman dan dinding sel pada lumut ini
mengalami penebalan ke dalam yang berbentuk seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.
3. Sistem reproduksi
Dapat bereproduksi dengan baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual
melibatkan sperma dari tanaman jantan dan ovarium dari tanaman betina. Sebuah sel telur yang
dibuahi berkembeng menjadi kecil sporofit tanaman yang masih melekat pada yang lebih besar
arkegonium sehingga dapat melakukan oogami. Lumut ini dapat pula berkembangbiak dengan
cara aseksual karena memiliki spora. Spora yang matang akan pecah dan keluar mencari tempat
yang dapat mendukung untuk hidup menjadi individu baru.
4. Habitat
Jenis umum dari air yang tumbuh pada tempat yang lembab, teduh dan tanah yang lembab.
Setelah itu, dapat pula ditemukan pada dinding yang lembab di cela-cela batu.
5. Peranan
memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan salah satu jenis lumut yang dapat
menyerap air secara berlebihan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Funaria hygrometricum adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Funariales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Spesies : Funaria hygrometricum (Gembong, 1989).
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri organisme yang tergolong lumut yaitu: tubuhnya memiliki dinding sel berupa
selulosa, batang dan daun memiliki susunan yang berbeda-beda, tumbuh memanjang, memiliki
rhizoid, struktur sporofit dan memiliki susunan gametangium (anteridium dan arkegonium).
2. Ciri-ciri yang membedakan antara kelas musci dan hepaticae adalah pada bentuk batang dan
daunnya.
3. Tumbuhan lumut pada kelas musci yaitu: lumut daun (Pogonatum cirrhatum), Funaria
hygrometricum, lumut gambut (Sphagnum sp), dan lumut rambut (Polytricum commune),
sedangkan pada kelas hepaticae yaitu: lumut hati (Marchantia polymorpha).