Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran dan Uji Psikologi


Pengukuran Psikologis adalah suatu proses pengambilan keputusan
terhadap hasil pengukuran aspek psikologis dan hasilnya bersifat kuantitatif.
Agar hasil penilaian yang dilakukan bermakna maka harus dibandingkan
dengan standar yang ada.
Pengukuran psikologi adalah pengukuran aspek-aspek tingkah laku
yang nampak, yang dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan
aspek-aspek kepribadian yang lain (T. Raka Joni, 1977).
Dalam prakteknya, pengukuran psikologi pada umumnya banyak
menggunakan uji sebagai alatnya. Istilah uji psikologis merupakan suatu alat
untuk menyelidiki reaksi atau disposisi seseorang atas dasar tingkah
lakunya.
Dengan demikian pengertian pengukuran psikologi dan uji psikologi
pada dasarnya sama. Perbadaannya terletak pada proses dan alatnya yang
digunakan sebagai dasar penggunaan istilah dalam praktek.
Uji psikologis adalah bidang ditandai dengan penggunaan contoh
perilaku dalam rangka untuk menilai psikologis membangun, seperti fungsi
kognitif dan emosional, tentang individu tertentu.
Sebuah uji psikologis adalah alat yang dirancang untuk mengukur
teramati konstruksi, juga dikenal sebagai variabel laten . Sebuah uji
psikologi berguna harus baik berlaku (misalnya, ada bukti untuk mendukung
interpretasi tertentu dari hasil uji) dan handal (yaitu, internal konsisten atau
memberikan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu, melintasi penilai,
dll).
Uji psikologis ini penting bahwa orang-orang yang sama pada
membangun diukur juga memiliki probabilitas yang sama menjawab item uji
dengan benar. Sebagai contoh, satu item pada uji matematika bisa "Dalam
pertandingan sepakbola dua pemain mendapatkan kartu merah, berapa
banyak pemain yang tersisa pada akhirnya?", Namun item ini juga
memerlukan pengetahuan tentang sepak bola harus dijawab dengan benar,
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

bukan hanya matematis kemampuan. Keanggotaan Grup juga dapat


mempengaruhi kesempatan pada item memiliki benar (berfungsi item
diferensial). Seringkali uji yang dibangun untuk populasi tertentu, dan hal
ini harus diperhitungkan ketika penyelenggara uji. Jika uji adalah invarian
untuk beberapa perbedaan kelompok (gender misalnya) dalam satu populasi
(misalnya Inggris) tidak secara otomatis berarti bahwa itu juga invarian
dalam populasi lain (misalnya Jepang).
B. Penilaian Psikologis
Penilaian psikologis mirip dengan uji psikologis tetapi biasanya
melibatkan penilaian yang lebih komprehensif individu. penilaian psikologis
adalah proses yang melibatkan integrasi informasi dari berbagai sumber,
seperti uji kepribadian normal dan abnormal, uji kemampuan atau
kecerdasan, uji kepentingan atau sikap, serta informasi dari wawancara
pribadi. Jaminan informasi juga dikumpulkan tentang pribadi, pekerjaan,
atau sejarah medis, seperti dari catatan atau dari wawancara dengan orang
tua, suami / istri, guru, atau terapis sebelumnya atau dokter.
Khas jenis fokus untuk penilaian psikologis untuk memberikan
diagnosis untuk pengaturan pengobatan; untuk menilai area tertentu
berfungsi atau cacat sering untuk pengaturan sekolah; untuk membantu
memilih jenis perawatan atau untuk menilai hasil pengobatan, untuk
membantu pengadilan memutuskan masalah seperti anak ditahan atau
kompetensi untuk diadili, untuk membantu menilai pekerjaan atau pelamar
karyawan dan memberikan konseling karir pengembangan atau pelatihan.
C. Ciri-ciri Pengukuran Psikologi
1) Variabel-variabel yang diukur berupa tingkah laku yang nampak sebagai
cerminan dari keadaan kejiwaan itu tidak selalu secara konsisten
mencerminkan suasana batin seseorang.
2) Bahwa dalam pengukuran psikologi sangat sukar atau bahkan tidak
mungkin diperoleh kesepakatan dalam kalibrasi satuan ukuran.
3) Dalam pengukuran psikologis tidak terdapat adanya nol mutlak.

KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

4) Bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran psikologi


jauh lebih besar dibanding dengan kesalahan dalam pengukuran alamiah.
D. Tujuan dan Fungsi Pengukuran Psikologi
Tujuan

pengukuran

psikologi

khususnya

dalam

layanannya

Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat di kemukakan sebagai berikut:


1.Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri.
2.Membantu orang tua untuk mengenal anaknya.
3.Membantu guru dalam merencanakan dan mengelola pengajaran.
4.Membantu kepala sekolah dalam menetapkan kebijakan.
5.Untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling, seperti bahan
diagnostik (baik diagnostik kesulitan belajar maupun diagnostik kesulitan
pribadi lainnya). Bahan informasi dalam layanan penempatan (pemilihan
program khusus, pemilihan kelanjutan studi, pemilihan lapangan kerja dan
penempatan lainnya), dan sebagainya.
Adapun fungsi pengukuran psikologi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi seleksi, yaitu untuk memutuskan individu-individu yang akan
dipilih. Misalnya uji masuk untuk suatu lembaga pendidikan atau uji
seleksi untuk suatu jenis jabatan tertentu
b. Fungsi klasifikasi, yaitu mengelompokkan individu dalam kelompok
sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah yang
sejenis sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai masalahnya. Atau
mengelompokkan siswa ke program yang khusus.
c. Fungsi deskripsi, yaitu menyuguhkan hasil pengukuran psikologis yang
telah dilakukan tanpa kalsifikasi tertentu. Misalnya melaporkan profile
minat seseorang yang telah diuji dengan uji minat.
d. Mengevaluasi suatu treatment, yaitu untuk mengetahui apakah suatu
tindakan tertentu yang telah dilakukan terhadap seseorang atau kelompok
individu telah mencapai hasil atau belum. Misalnya seorang siswa yang
mengalami kesulitan belajar diberikan remidial lalu diadakan uji untuk
mengetahui apakah remidial yang diberikan sudah berhasil atau belum.
e. Menguji suatu hipoujiis, yaitu untuk mengetahui apakah hipoujiis yang
dikemukakan

itu

betul

atau

salah.

Misalnya

seorang

KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

peniliti

mengemukakan hipoujiis sebagai berikut : makin terang lampu yang


digunakan untuk belajar makin baik prestasi belajar yang akan dicapai.
E. Sifat-sifat Pengukuran Psikologi
1. Pengukuran psikologis yang

dilakukan

secara

tidak

langsung,

berdasarkan tingkah laku yang nampak, atau berdasarkan atas respon


terhadap stimulus yang diberikan.
2. Pengukuran psikologis tidak pernah menunjukkan ketepatan 100%
bagaimanapun baiknya instrumen yang digunakan, dan bagaimanapun
cermatnya pengadministrasian yang dilakukan, pengukuran psikologis
selalu mengandung kesesatan (error) tertentu.
3. Pengukuran psikologis tidak mempunyai satuan mutlak. Seorang yang
mendapatkan angka 0 (nol) tidak berarti kosong sama sekali.
4. Hasil pengukuran psikologis tidak mempunyai skala ratio.
F. Metode dan Pendekatan dalam Pengukuran Psikologi
Metode pengukuran psikologi pada garis besarnya dapat dikategorikan
atas dua jenis metode yaitu metode uji dan metode non uji.
1. Metode Laporan Diri (Self Report)
yaitu pengukuran psikologis dengan cara membaca/mendengar
apa yang dikatakan oleh individu yang bersangkutan tentang dirinya
seperti metode angket langsung, inventori dan otobiografi.
2. Metode Laporan Orang Lain (Report by Other)
yaitu pengukuran psikologi dengan jalan mendengar/membaca
apa yang dikatakan orang lain tentang individu yang bersangkutan.
3. Metode Observasi
pengukuran psikologi dengan jalan melihat apa yang dilakukan
individu dalam situasi yang wajar.
4. Metode Proyektif
pengukuran psikologis

dengan melihat/mendengar/membaca

bagaimana reaksi seseorang terhadap dunia imaginer.


Berikut adalah pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran
psikologi:
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

a) Pendekatan Psikomotorik
yaitu suatu cara pendekatan dalam pengadministrasian dan
penginterpretasian

pengukuran

psikologis

yang

didasarkan

atas

perhitungan numerikal dengan menggunakan satuan ukuran tertentu


terhadap suatu aspek psikis tertentu..
b) Pendekatan Impresionistik
yaitu suatu cara pendekatan dalam pengadministrasian dan
penginterpretasian pengukuran psikologis untuk memahami kepribadian
seseorang yang didasarkan atas kesan yang ditimbulkan oleh orang yang
bersangkutan.
G. Ciri-Ciri Alat Ukur dan Ragam Skala dalam Psikologi
Berikut ini adalah ciri-ciri alat ukur dalam psikologi diantaranya
sebagai berikut:
1. Validitas
Validitas menunjukan hasil ujit sesuai criteria yang dirumuskan.
Validitas hanya berlaku untuk criteria tertentu.
Ada 3 validitas yaitu :
a. Validitas semu, hasilnya beraneka ragam dan tidak obyektif.
b. Validitas konten, digunakan untuk ujit hasil belajar.
c. Validitas empiris, validitas yang memuaskan karena ada korelasi
antara hasil dan kriteria uji. Ada 2 yaitu validitas meramal dan
status.
2. Reabilitas
Ketetapan dari nilai yang di peroleh sekelompok individu dalam
kesempatan yang berbeda dengan ujit yang sama/item yang sama.
Dipengaruhi oleh :
a. Koefisien stabilitas
b. Ekuivalen
c. Homogenitas ujit
3. Norma
Norma merupakan status quo (tidak mutlak) dan disesuaikan
dengan

kondisi.

Norma

dipakai

pada

kelompok

yang

besar,

representative, bahan ujit harus sama dengan bahan yang dijadikan


norma.
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

Hasil pengukuran dalam psikologi dapat dibedakan atas empat macam


skala, yaitu:
a. Skala Nominal
Skala nominal dapat dinyatakan sebagai ukuran yang tidak
sebenarnya. Skor untuk setiap satuan pengamatan, atau individu hanya
merupakan tanda atau simbol yang menunjukkan ke dalam kelompok
atau kelas mana individu tersebut termasuk. Misalnya, jenis kelamin
dengan skor yang mungkin 1 untuk lelaki dan 0 untuk perempuan.
Skor 1 dan 0 yang diberikan itu hanya untuk membedakan antara
kelompok yang satu dengan yang lainnya. Urutan, selisih, jumlah, dan
operasi hitung lainnya terhadap data skala nominal tidak mempunyai arti
sehingga tidak bisa dilakukan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa 1 lebih
besar daripada 0 untuk data jenis kelamin tersebut. Dengan skala
nominal, kita dapat mengelompokkan responden atau objek lain ke dalam
dua kategori atau lebih menurut peubah yang diperhatikan.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal menunjukkan urutan (peringkat, tingkatan, atau
ranking) di samping berfungsi sebagai pengelompokan (skala nominal).
Misalnya, peubah tingkatan dalam suatu rumah susun dengan angka 1, 2,
3, .; peubah pendidikan dengan kategori 1 di bawah SD, 2 yang
tamat SD, 3 yang tamat SLTP, dan 4 yang tamat SLTA atau di
atasnya. Pada skala ordinal, selisih antara dua ukuran, serta operasi
hitung lainnya tidak dapat dilakukan karena tidak mempunyai arti,
kecuali urutannya yang mempunyai makna. Kita tidak bisa mengatakan
bahwa jarak antara 2 dan 3 sama dengan jarak antara 3 dan 4, karena
perbedaan antara tamatan SD dan tamatan SLTP tidak sama dengan
perbedaan antara tamatan SLTP dan tamatan SLTA ke atas.
Skala ordinal ini memungkinkan peneliti untuk mengurutkan
respondennya dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi
atau sebaliknya menurut suatu atribut tertentu. Misalnya, ukuran untuk
kelas ekonomi biasanya dipakai ukuran ordinal, yakni kelas ekonomi
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

tingkat atas (skor 3), kelas ekonomi tingkat menengah (skor 2), dan kdas
ekonomi tingkat bawah (skor 1). Ukuran ini tidak menunjukkan angka
rerata kelas ekonomi, dan tidak memberikan informasi mengenai besar
interval atau jarak antara kelas ekonomi rendah dan kelas ekonomi atas.
Karena itu, perhitungan statistik yang didasarkan atas perhitungan rerata
dan simpangan baku tidak dapat diterapkan pada data ukuran ordinal.
Demikian pula, kita tidak dapat mengatakan bahwa kelas ekonomi atas
(skor 3) tiga kali lebih kaya daripada kelas ekonomi bawah (skor 1),
demikian hula tidak dapat dikatakan bahwa kelas ekonomi menengah
(skor 2) dua kali lebih kaya daripada kelas ekonomi bawah. Namun,
skala ordinal sudah beranjak meninggalkan kelas data kualitatif dan
mulai masuk ke kelas data kuantitaif.
c. Skala Interval
Skala interval termasuk ukuran yang bersifat numerik, yaitu
interval antara dua ukuran yang berbeda mempunyai arti. Misalnya, Amat
memperoleh nilai 50 dalam mata pelajaran matematika, sedangkan Badu
mendapat nilai 10, maka tidak dapat dinyatakan bahwa pengetahuan amat
lima kali pengetahuan Badu dalam mata pelajaran matematika. Walaupun
demikian, kita dapat mengatakan bahwa Amat mendapat skor 40
lebihnya dari skor Badu. Jadi, pada skala interval tidak terdapat titik nol
mutlak, misalnya Kasim mendapat nilai nol pada ujian matematika tidak
berarti ia tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Tetapi operasi jumlah
dan kurang dapat dilakukan terhadap data skala interval dan mempunyai
makna. Dengan demikian, skala interval sudah jelas masuk kelas data
kuantitatif yang lebih tinggi tingkatan kuantitatifnya dibandingkan
dengan kelas skala ordinal.
d. Skala Rasio
Skala rasio sedikit berbeda dengan skala interval, yakni skala
rasio mempunyai titik nol mutlak. Sebagai contoh, peubah umur dalam
bulan, tinggi badan dalam meter, luas wilayah dalam kilometer persegi,
dan penghasilan dalam rupiah. Jika Ali mempunyai uang Rp 300,00, dan
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

Bakri mempunyai uang Rp 100,00, maka uang Ali sama dengan tiga kali
uang Bakri. Kayu yang panjangnya 10 meter adalah dua kali lebih
panjang daripada kayu yang panjangnya 5 meter. Sifat ini tidak berlaku
pada skala interval, tetapi semua sifat-sifat skala interval juga berlaku
untuk skala rasio.
Dari pengetahuan kita tentang skala pengukuran, peubah dapat
pula dibedakan atau dikelompokkan menjadi peubah nominal, peubah
ordinal,

peubah

interval,

dan

peubah

rasio

menurut

skala

pengukurannya. Peubah nominal dan peubah ordinal biasa disebut


peubah kualitatif atau peubah kategori, sedangkan peubah interval dan
peubah rasio disebut peubah kuantitatif. Kedua kelompok peubah ini
memberikan pengaruh yang berbeda dalam pemilihan teknik analisis
data.
Setelah membicarakan data dan skala pengukurannya, kita dapat
mengelompokkan peubah menjadi peubah kuantitatif dan peubah
kualitatif. Karena itu, kita perlu membahas pengertian kedua jenis peubah
tersebut.

H. Uji Perilaku dalam psikologi


1. Suatu cara untuk mengetahui seseorang seperti intelegensi, ketekunan,
bakat, minat dengan tujuan untuk menyelidiki watak dan kemampuan
seseorang.
2. Dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu/menelaah
masalah tertentu.
3. Dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal.
4. Dalam uji perilaku kode etik harus diperhatikan,penjualan dan distribusi
ujit di batasi.
5. Teruji dan penguji tidak ada hub batin.
Menurut Dyer suatu ujit tidak pernah menunjukan tujuan akhir dari
suatu penyelidikan karena :
a. Suatu uji tunggal tak cukup member gambaran mengenai suatu
kemampuan, sifat atau sikap perseorangan.
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

10

b. Bahwa uji jangan di kirakan mutlak, abadi interpretasinya.


c. Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja
untuk mendapatkan suatu hasil. Uji adalah suatu penilaian manusia, hasil
pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu yang
bersifat fisik belaka.
I. Tujuan Psikotes
Psikotes sering dianggap menjadi kendala oleh mereka yang sedang
mencari pekerjaan. Banyak yang beranggapan bahwa psikotes sebagai
hambatan yang bisa menjatukan mereka saat mengikuti proses penerimaan
calon karyawan.
Psikotes merupakan suatu pemerikasaan psikologi, dengan alat alat
ukur tertentu (dalam bentuk soal uji) yang diciptakan oleh pakar psikologi,
untuk membedakan perilaku seseorang dengan orang lain.
Psikotes atau pemeriksaan psikologis tersebut hanya memotret
karakter seseorang, antara lain mengenai keadaan emosionalnya ,
hubungannya dengan orang lain, motivasinya, bakatnya, dan sikapnya
dalam menghadapi sesuatu hal. Kelima hal di atas disebut dimensi-dimensi
psikologis. Misalnya Anto melamar menjadi seorang wartawan di suatu
media. proses ini menuntut seseorang untuk memiliki kemampuan
penelitian,

kecermatan,

kreativitas,

ketekunan,

dan

keterampilan

berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Dalam pemeriksaaan


psikologisnya, Anton akan diuji apakah ia memiliki sifat-sifat tersebut. Bila
ya, Anto akan diterima. Namun bila tidak, mungkin ia harus mencari
pekerjaan di bidang lain.
Psikolog hanya memberikan laporan hasil pemeriksaan psikologis
dan saran kepada perusahaan mengenai calon, apakah sesuai atau tidak
dengan pekerjaan yang dilamarnya. Penentu diterima atau tidaknya pelamar
adalah pihak perusaan berdasarkan hasil evaluasi menyeluruh rangkaian uji
seleksi penerimaan karyawan, yang mungkin terdiri dari uji keterampilan,
psikuji, wawancara penilaian latar belakang pendidikan, dan pengalaman
kerja.

KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

11

Psikotes atau pemeriksaan psikologi juga bisa dipakai untuk


menelusuri bakat, penempatan karyawan, keperluan promosi serta mengenai
kekuatan dan kelemahan karyawan (mulai dari tingkat pelaksana sampai
tingkat manajerial). Dengan demikian psikotes membantu perusaan untuk
melihat apakah karyawan-karyawannya bisa dikembangkan lebih jauh lagi
atau tidak.
J. Jenis-jenis Uji Psikologi
Di antara uji-uji yang paling banyak digunakan adalah uji yang
didesain untuk mengkur apa yang telah di pelajari orang yaitu keterampilanketerampilan seperti membaca dan aritmatika dan informasi umum tentang
apa yang sudah dicapai seseorang. Uji prestasi ini telah dikembangkan dan
distandardisir untuk tingkat pendidikan yang merentang dari prasekolah
sampai perguruan tinggi. Uji prestasi ini banyak dipakai oleh para pendidik
dari pada oleh para psikolog.
1. IQ prestasi uji
Uji IQ mengaku menjadi ukuran kecerdasan, sedangkan uji
prestasi

adalah

ukuran

penggunaan

dan

tingkat

perkembangan

penggunaan kemampuan. IQ (atau kognitif) uji dan uji prestasi uji


norma-referensi umum. Dalam jenis uji, serangkaian tugas disajikan
untuk orang yang sedang dievaluasi, dan tanggapan seseorang yang
dinilai dengan hati-hati sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Sesudah
pengujian selesai, hasilnya dapat dikompilasi dan dibandingkan dengan
respon dari kelompok norma, biasanya terdiri dari orang-orang pada usia
yang sama atau tingkat kelas sebagai orang yang sedang dievaluasi. uji
IQ yang berisi serangkaian tugas biasanya membagi tugas ke dalam
verbal (mengandalkan pada penggunaan bahasa) dan kinerja, atau nonverbal (mengandalkan tangan jenis mata tugas, atau penggunaan simbol
atau objek). Contoh tugas uji IQ verbal adalah kosakata dan informasi
(menjawab pertanyaan pengetahuan umum). contoh non-verbal dihitung

KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

12

penyelesaian teka-teki (majelis obyek) dan gambar yang cocok dengan


mengidentifikasi pola (penalaran matriks).
Uji IQ (misalnya, WAIS-IV , WISC-IV, Cattell Culture Fair III ,
Woodcock-Johnson

Uji

Kognitif

Kemampuan-III,

Stanford-Binet

Intelligence Scales V) dan uji prestasi akademik (misalnya WIAT,


WRAT, Woodcock-Johnson Pengujian Prestasi-III) dirancang untuk
diberikan kepada baik individu (oleh evaluator terlatih) atau sekelompok
orang (kertas dan pensil uji).
2. Tes Kemampuan (Ability tests)
Testing kemampuan difokuskan pada pertanyaan apa yang dapat
dilakukan dengan hasil terbagus dari seseorang. Dengan kata lain, tes
kemampuan desain untuk mengukur kapasitas atau potensi seseorang
dari pada untuk mengukur prestasi nyata. Contohnya adalah pertanyaanpertanyaan yang diambil untuk keterampilan dalam memecahkan
masalah-masalah umum atau pengetahuan bahasa dari orang pribumi
dapat membantu membedakan orang dengan kemampuan tinngi dalam
bidang bahasa dari orang dengan kemampuan lebih rendah yang telah
memiliki kesempatan sama untuk mempelajari ketermpilan-keterampilan
yang berhubungan dengan hal tersebut. Contohnya, orang munkin
diminta untuk mengingat dan menggunakan daftar simbol-simbol tidak
masuk akal yang telah ditugaskan dengan beberapa arti yang berubahubah.Simbol ini @ mungki untuk menandai anjing, simbol $ untuk
menandai kucing, dan sebaigainya.
3. Uji Sikap
Uji Sikap menilai perasaan seseorang tentang orang, kejadian,
atau objek. Sikap skala digunakan dalam pemasaran untuk menentukan
individu (dan kelompok) preferensi untuk merek, atau item. Biasanya
menggunakan uji sikap baik Skala Thurston, atau Skala Likert untuk
mengukur item tertentu.
4. Uji Neuropsikologis
Uji ini terdiri dari tugas-tugas khusus dirancang digunakan untuk
mengukur fungsi psikologis diketahui terkait dengan struktur otak
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

13

tertentu atau jalur. Mereka biasanya digunakan untuk menilai penurunan


setelah cedera atau sakit diketahui mempengaruhi neurokognitif
berfungsi, atau bila digunakan dalam penelitian, untuk kontras
kemampuan neuropsikologi seluruh kelompok eksperimental.
5. Uji Kepribadian
Tindakan psikologis kepribadian sering digambarkan sebagai uji
objektif atau uji proyektif . Istilah "uji objektif" dan "ujit proyektif" baru
saja datang di bawah kritik dalam Journal of Personality Assessment.
Semakin deskriptif "rating skala atau ukuran laporan diri" dan "tindakan
respon bebas" yang disarankan, daripada istilah "uji objektif" dan "uji
proyektif," masing-masing.
Uji kepribadian berdasarkan Model Lima Faktor (Lima Faktor
Kepribadian Persediaan - Anak-anak ).
6. Uji proyektif (Free tindakan respon)
Uji proyektif memungkinkan untuk lebih bebas jenis respon.
Contoh ini akan menjadi uji Rorschach , di mana negara masing-masing
orang apa bercak tinta mungkin sepuluh. uji proyektif menjadi
pertumbuhan industri pada semester pertama tahun 1900-an, dengan
keraguan tentang asumsi teoretis di belakang pengujian projektif timbul
pada paruh kedua 1900-an. Beberapa uji proyektif yang digunakan lebih
jarang hari ini karena mereka lebih banyak waktu memakan mengelola
dan karena reliabilitas dan validitas yang kontroversial.
Sebagai sampling ditingkatkan dan dikembangkan metode
statistik, banyak kontroversi mengenai utilitas dan validitas uji proyektif
telah terjadi. Penggunaan penilaian klinis daripada norma-norma dan
statistik untuk mengevaluasi karakteristik masyarakat telah meyakinkan
banyak yang projectives kekurangan dan tidak dapat diandalkan
(hasilnya terlalu berbeda setiap kali uji diberikan kepada orang yang
sama). Namun, banyak praktisi terus bergantung pada uji proyektif, dan
ahli pengujian beberapa (misalnya, Cohen, Anastasi) menunjukkan
bahwa tindakan-tindakan ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

14

hubungan terapeutik. Mereka juga dapat berguna dalam menciptakan


kesimpulan untuk menindaklanjuti dengan metode lain. Yang digunakan
sistem skoring luas paling untuk Rorschach adalah sistem Exner dari
penilaian .Sebuah uji lain proyektif umum adalah Tematik Apperception
Ujit (TAT), yang sering mencetak gol dengan Westen Sosial Kognisi dan
Obyek Hubungan Scales dan Phebe Cramer Pertahanan Mekanisme
Manual. Kedua "skala rating" dan "bebas respon" langkah-langkah yang
digunakan dalam praktek klinis kontemporer, dengan kecenderungan
terhadap mantan.
Uji proyektif lainnya termasuk Ujit House-Tree-Person, Robert
Apperception Ujit, dan proyektif Lampiran.

7. Uji Sexological
Jumlah uji khusus dimaksudkan untuk bidang seksologi sangat
terbatas. Bidang seksologi memberikan psikologis perangkat evaluasi
yang

berbeda

untuk

menguji

berbagai

aspek

dari

masalah,

ketidaknyamanan atau disfungsi, terlepas dari apakah mereka atau


relasional yang individu.
8. Uji Observasi Langsung
Meskipun uji psikologi sebagian besar "skala rating" atau "bebas
respon" langkah-langkah, penilaian psikologis mungkin juga melibatkan
pengamatan orang ketika mereka kegiatan lengkap. Jenis penilaian ini
biasanya dilakukan dengan keluarga di rumah, laboratorium atau dengan
anak-anak di ruang kelas. Tujuannya mungkin klinis, seperti untuk
membentuk dasar pra-intervensi perilaku hiperaktif atau agresif anak
kelas atau untuk mengamati sifat interaksi orangtua-anak untuk
memahami gangguan relasional. prosedur observasi langsung juga
digunakan dalam penelitian, misalnya untuk mempelajari hubungan
antara variabel intrapsikis dan perilaku target tertentu, atau untuk
mengeksplorasi urutan interaksi perilaku.
KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

15

Anak-Orang tua Interaksi Penilaian-II (PCIA) adalah contoh dari


prosedur pengamatan langsung yang digunakan dengan anak-anak usia
sekolah dan orang tua. Para orang tua dan anak-anak bermain rekaman
video di kebun binatang membuat-percaya. Anak-Induk Dini Relational
Assessment (Clark, 1999) yang digunakan untuk mempelajari orang tua
dan anak-anak dan melibatkan makan dan teka-teki tugas. The
MacArthur Story Stem Baterai (MSSB) yang digunakan untuk
memperoleh narasi dari anak-anak. The diad Parent-Child Interaksi
Coding System-II (Eyberg, 1981) trek sejauh mana anak-anak mengikuti
perintah orang tua dan sebaliknya dan cocok untuk penelitian anak-anak
dengan oposisi pemberontak Gangguan dan orang tua mereka.

K. Keamanan Uji Psikologi


Banyak uji psikologi pada umumnya tidak tersedia untuk umum,
tetapi memiliki batasan baik dari penerbit uji dan dari perizinan papan
psikologi yang mencegah pengungkapan uji sendiri dan informasi mengenai
interpretasi hasil.Uji penerbit mempertimbangkan baik hak cipta dan
masalah etika profesional untuk terlibat dalam melindungi kerahasiaan uji
mereka, dan mereka menjual uji hanya untuk orang-orang yang telah
membuktikan kualifikasi pendidikan dan profesional untuk kepuasan
pembuat uji ini. Pembeli secara hukum terikat dari memberikan jawaban
pengujian atau uji sendiri keluar pada publik kecuali diizinkan di bawah
standar itu pembuat kondisi uji untuk administrasi uji.

KELOMPOK 4 | Pengukuran dan Uji Psikologi

16

Anda mungkin juga menyukai