Anda di halaman 1dari 4

Zoon Politicon merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh Aristoteles untuk

menyebut makhluk sosial.[1] Kata Zoon Politicon merupakan padanan kata dari kata Zoon yang
berarti "hewan" dan kata politicon yang berarti "bermasyarakat".[2]Secara harfiah Zoon Politicon
berarti hewan yang bermasyarakat.[2] Dalam pendapat ini, Aristoteles menerangkan bahwa
menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal
yang membedakan manusiadengan hewan.[3] [2]
Sedangkan menurut Adam Smith, ia menyebut istilah mahkluk sosial dengan Homo Homini
socius, yang berarti manusiamenjadi sahabat bagi manusia lainnya.[2] Bahkan, Adam
Smith menyebut manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk yang
cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoehnya dan selalu berusaha secara
terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya.[2]
Sedangkan Thomas Hobbes menggunakan istilah Homini Lupus untuk menyebut manusia
sebagai makhluk sosial, yang berarti manusia yang satu menjadi serigala bagi manusia lainnnya

Homo Homini Lupus adalah sebuah kalimat bahasa latin yang berarti manusia adalah serigala
bagi sesama manusianya.[1][2] Istilah tersebut pertama kali dicetuskan dalam karya Plautus
berjudul Asinaria (195 SM lupus est homo homini). Istilah tersebut juga dapat diterjemahkan
sebagai manusia adalah serigalanya manusai yang diinterpretasi berarti manusia sering
menikam sesama manusia lainnya. [1][2] Istilah itu sering muncul dalam diskusi-diskusi mengenai
kekejaman yang dapat dilakukan manusia bagi sesamanya. [2] Sebagai perlawanan dari istilah itu
munculah istilah Homo Homini Socius yang berarti manusia adalah teman bagi sesama
manusianya, atau manusia adalah sesuatu yang sakral bagi sesamanya yang dicetuskan oleh
Seneca.[2] Kedua istilah Homo Homini Lupus dan Homo Homini Socius tercantum oleh Thomas
Hobbes dalam karyanya berjudul De Cive (1651):
Homo Faber merupakan sebuah konsep yang mennggambarkan manusia sebagai pekerja.
[1]
Pekerjaan adalah hal yang utama di dalam kehidupan manusia. [1] Dalam konsep homo ludens,
hidup manusia tidak mempunyai arti tanpa pekerjaan. [1]
Pemahaman deus ludens dipengaruhi konsep Deus Faber.[2] Dalam konsep ini, kemampuan
manusia diukur berdasarkan prestasi kerjanya maupun apa yang dihasilkan
oleh manusia tersebut.[3] Dalam konsep ini, manusia mampu mengenal dirinya melalui apa yang
mereka kerjakan.[1] Nilai-nilai kehidupan manusia ditemukan melalui apa yang mereka kerjakan.
[1]
manusia mampu mengukur kemampuannya sendiri.[4] Perkembangan teknologi turut
mempengaruhi konsep deus ludens.[1] Manusia tidak mempunyai arti untuk hidup jika ia tidak
mengerjakan sesuatu.[1] Dalam konsep ini, manusia memandang kehidupan sesamanya sebatas
pekerjaan.[5] Hal ini menyebabkan relasi antara sesama manusia pun tidak dipandang sebagai
relasi personal atau relasi antar sesama manusia.[4] Dalam konsep homo faber, relasi antara satu
manusia dengan manusia lain berubah menjadi relasi manusia kepada benda atau objek.
[4]
Objek disini berarti sesuatu yang dapat diukur dan dikendalikan. [4]Perkembangan maupun
perubahan yang terjadi dalam diri manusia pun dinilai dari produktivitas atau hasil akhir dari
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tersebut. [4]Dunia atau alam semesta akhirnya pun bisa
diukur karena perkembangan teknologi yang merupakan bagian dari pekerjaan manusia. [5] Homo
faber juga memungkinkan manusia untuk mengukur berbagai hal dalam dunia atau alam
semesta.[5] Secara singkat, manusia melalui apa yang dikerjakan dan apa yang dihasilkan dapat

melihat serta mengukur dirinya maupun hal-hal lain yang berada di luar dirinya. [6] Konsep yang
merupakan pasangan dari homo faber adalah Homo ludens.[
Manusia sebagai makhluk ekonomi bermoral | Makna manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk ekonomi yang bermoral | Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri
dalam memenuhi kebutuhannya tanpabantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan
untuk saling berinteraksi, bermasyara kat bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar
(naluri)manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness.Maka dengan demikian manusia
merupakanmakhluk sosial ( Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan
sesama/ bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidupbersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam Smith ( 1723-1790) dalam
bukunya yang berjudul An Inquiry into the nature and causes of the wealth of nations ,
yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi ( Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah
merasa puas dengan apa yangdiperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam
memenuhi kebutuhannya. (self Interest).
Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu bertindak Rasional artinya selalu memperhitungkan
sebabakibat (untung- rugi) dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka memenuhi
kebutuhannyasehingga tidak merugikan diri sendiri. Namun demikian makhluk ekonomi bukanlah
makhluk
egois
yanghanyaManusia
dalam
memenuhi
kebutuhannyaguna
mencapai
kemakmuran.mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Makhluk ekonomicenderung
menggunakan prinsip prinsip ekonomi dalam aktifitasnya
Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (maksudnya manusia
merugikan/membuat kelicikan/ kejahatan terhadap manusia lainnya.
Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya.
Aristoteles (seorang filsuf yunani ) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu hidup
bermasyarakat. (zoon politicon).
2. Ciri Ciri Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan
toleransiserta simpati dan empati terhadap sesamanya.
Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakatyang baik, harmonis dan rukun, hingga
timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut olehmasyarakat. Bila hal hal diatas
dilanggar atau terabaikan maka terjadilah yang dinamakan penyimpangansosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 harat yaitu:
1.Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya ( Masyarakat).
2.Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki Ciri- ciri yaitu:
1.Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan sendiri
2.Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien. ( selalu memikirkan perbandingan antara
apayang dikorbankan/ dikeluarkan dengan apa yang akan dicapai / hasilnya.).
3.Cenderung memilih suatu kegiatan /aktifitas yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang
diinginkan.
Ketiga kecenderungan ini disebabkan karena kebutuhan atau keinginan manusia yang selalu
bertambahsedangkan sumberdaya / pemuas kebutuhan sifatnya terbatas.

Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah:
A.Faktor Intern:
1.Sikap dan gaya hidup
2.Selera
3.Pendapatan4.Intensitas kebutuhanB.Faktor Ekstern1.lingkungan2.Adat istiadat3.Kebijakan
pemerintah
4.Mode / Trend
5.Kemajuan teknologi dan kebudayaan
6.Keadaan alam
3.Hubungan antara manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tak lepas dari hubungannya dengan orang lain, karena
denganadanya hubungan tersebut maka apa yang dibutuhkan mungkin dapat terpenuhi, sebagai
contoh;
Manusia membutuhkan makan nasi maka ia harus pergi ke pasar untuk membeli beras pada
penjualberas, adapun penjual beras tentunya mendapatkan beras (membelinya) dari para petani di
desa.Hubungan jual beli ini tentunya akan lebih baik dengan mengindahkan etika dan norma (Moral)
yaitu tidakmelakukan kecurangan dalam transaksi jual belinya.
Seperti mengurangi timbangan atau transaksidengan menggunakan sebagian uang palsu dan
berbagai bentuk kecurangan lainya.Bila terjadi kecurangan kecurangan tentunya hubungan antar
manusia tidak akan harmonis. Walaumanusia sebagai makhluk ekonomi yang selalu ingin
mementingkan diri sendiri dalam memenuhikebutuhannya namun tidak dibenarkan untuk melakukan
kecurangan dalam memperoleh apa yangdiinginkannya.Manusia tidak boleh mengabaikan etika dan
nilai nilai moral didalam hubungannya dengan manusia lain(homo socius) dan dalam memenuhi
kebutuhannya (homo economicus).
Ekonomi
merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungandengan
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Isti
lah ekonomi sendiriberasal dari kata Yunani ?
(oikos) yang berarti keluarga, rumah tangga (nomos),atau peraturan, aturan, hukum, dan secara
garis besar diartikan sebagai aturan rumah tanggaatau manajemen rumah tangga. Sementara
yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonomadalah orang menggunakan konsep ekonomi dan
data dalam bekerja.
Manusia sebagai makhluk sosial dan Makhluk ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi
masalahekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa
kebutuhanmanusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia
jumlahnyaterbatas. Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang
berbedadengan jumlah kebutuhan orang lain:?
Faktor Ekonomi
Faktor Lingkungan Sosial Budaya
Faktor Fisik
Faktor Pendidikan
Tindakan , Motif , dan Prinsip Ekonomi
Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan
paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak
tanahsangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :?
Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia
palingmenguntungkan dan kenyataannya demikian.?

yang

dilandasi

oleh

pilihan

yang

Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang
palingmenguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan
tindakanekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas
kemauansendiri.
Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atasdorongan
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai