Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN JOURNAL READING

SISTEM IMUNOLOGI

Head and Neck Atopic Dermatitis


and Malassezia-furfur-Specific IgE Antibodies

Tutor
Kelompok

: Dr. Elyusrar A. Jalal, Ph.D


:8

Oleh :
Agus Karyaman

(2012730004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013

PENDAHULUAN
Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit multifactorial. IgE yang menginduksi allergen
mempunyai peran dalam pathogenesis DA. Aeroallergen terutama tungau maupun allergen
makanan berimplikasi pada perkembangan dari eczematous yang terjadi pada DA klasik. Pada
Dermatitis atopik di kepala dan leher dikenal sebagai entitas yang berbeda. Malassezia furfur
dipertimbangkan menjadi patogenik allergen dalam teradinya dermatisi atopik ini.
Malassezia furfur adalah flora normal pada kulit manusia yang mana biasa berkoloni di
daerah kepala, leher, dan badan bagian atas. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Malassezia
furfur sebagai pathogenesis dari pembentukan head and neck dermatitis atopic (HNAD) pada
remaja dan dewasa.
Demi mengetahui lebih lanjut hubungan dari HNAD dan M. furfur-specific IgE antibody,
maka dilakukan sebuah study dengan mencari korelasi antara keparahan dermatitis dengan level
dari M. furfur-specific IgE antibody pada 106 pasien, dengan membandingkan hasil yang
diperoleh dari pasien dermatitis, terutaman non-HNAD, dermatitis seboroik, dan dermatitis
kontak.

ISI
A. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yakni untuk mengetahui dan menentukan
hubungan level dari IgE anti-M. furfur antibody dan relasinya dengan keparahan dari penyakit
ini.

B. Metode
IgE anti-M. furfur diuji pada 106 pasien dengan HNAD, dan kemdian dilakukan analisis
statistika. Berikut penjelasan mengenai pasien dan pengujian IgE ;
Pasien
Seratus enam pasien HNAD yang tediri dari 39 pria dan 67 wanita, berusia 11-66 tahun,
dengan rata-rata usia 28 tahun. Semua subjek dieksaminasi oleh dermatology. Usia dan onset
dari keparahan penyakit pada semua pasien dicatat. Untuk menilai keparahan penyakit
digunakan luas dari permukaan kulit yang terkena sebagai kriteria. Derajat 1 = dermatitis
dengan luas area <25%; Derajat 2 = 25-50%; Derajat 3 = 50-75%; Derajat 4 = >75%.
Pengujian IgE
Diambil sampel darah dari masing-masing pasien untuk pengujian antibodi IgE dan
total IgE. Anti-M. furfur IgE dihitung dengan menggunakan sistem Pharmacia CAP. Sebagai
kontrol level IgE, diperoleh dari 25 dewasa non-HNAD, 20 dewasa kontak dermatitis, 16
orang dermatitis seboroik, dan 4 orang AIDS.
Analisi Statistika
Setiap variabel dari ke-4 kelompok (HNAD, non-HNAD, dermatitis kontak, dan
dermatitis seboroik) dibandingkan dengan menggunakan tes Kruskal-Wallis.

Variabel

nominal kemudian dibandingkan dengan tes 2. Untuk membandingkan dua kelompok, seperti
HNAD dan non-HNAD digunakan tes Mann-Whitney. Spearmen rank digunakan untuk
mengetahui hubungan dari keparahan HNAD, total IgE dan M. furfur IgE.

C. Hasil
Dari metoda dan analisis statistika, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Menunjukan level dari M. furfur IgE dan total IgE maupun rasio jenis kelamin pada
ke empat kelompok. Titer M. furfur IgE meningkat pada semua pasien HNAD. Sensitifitas
diagnostic 106/106 = 1. Diagnostik spesifisitas = 0,87.
Fig 3. Menunjukan korelasi yang signifikan
antara level IgE dan kriteria keparahan
penyakit.

Fig 4. Menunjukan korelasi yang signifikan


antara total IgE dengan keparahan dengan
asosiasi yang lebih rendah. Total IgE pada
pria lebih tinggi daripada wanita, pria
(median = 2.000 kU/l) wanita (median = 990
kU/l)

KESIMPULAN
Pengenalan dari sensitisasi untuk Mallasezia pada HNAD sangatlah penting. Pada HNAD
terdapat relasi yang spesifik antara level M. furfur IgE dan keparahan klinis penyakit. Maka
sebagai kesimpulan, telah didapatkan bahwa M. furfur IgE merupakan penanda yang tepat dan
spesifik pada penandaan penyakit HNAD (Head Neck Atopic Dermatitis).

Anda mungkin juga menyukai