DISUSUN OLEH :
Chusnawiyah S,Kep (1401032007)
Dewi Krisdianawati S,Kep (1401032040)
Dio Areza Prastyatama S,Kep (1401032032)
Ervan Setyobudi S,Kep (1401032004)
Jumaidah S,Kep (1401032027)
Munfarikatus Zuhdataini S,Kep (1401032026)
LEMBAR PENGESAHAN
Seminar Mini Riset
Pengaruh Olah Raga Jalan Kaki Untuk Mengurangi Intensitas Nyeri
Pada Penderita Osteoatritis Lutut
Telah dilaksanakan pada 25 september 2015
di Wisma Teratai UPT PLSU Kasiyan Puger Jember
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(Ns. Sofia Rhosma Dewi, M.Kep.)
NPK. 1103586
LEMBAR PENGESAHAN
Literatur Review Jurnal tentang A Four-Week Walking Exercise Programme
In Patient With Knee Osteoatritis Improves The Ability Of Dual-Task
Performance: A Randomized Controlled Trial
Telah Dilaksanakan pada 18 September 2015
Di Aula UPT PSLU Kasiyan Puger Jember
Pembimbing Akademik
(Asmuji, S.KM, M.Kep.)
NIP. 19720615 200501 1004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut
secara alamiah) yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua
makhluk hidup. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia dapat mengenai
sistem muskuloskeletal, yaitu rasa nyeri sendi pada ekstremitas bawah adalah
keluhan yang paling sering muncul pada lansia (Yohanita & Dewi, 2010).
Diperkirakan pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia meningkat
menjadi 19,9 juta jiwa atau 8,48% dari total penduduk Indonesia. Sekitar 80%
lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan nyeri dan hampir
8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendinya.
Nyeri sendi yang paling banyak adalah pada sendi-sendi penahan berat tubuh
(panggul, lutut dan kaki) (Yohanita & Dewi, 2010).
Beberapa kelainan akibat perubahan sendi yang banyak terjadi pada
lansia antara lain osteoartritis, artritis reumatoid, dan gout (Yohanita & Dewi,
2. Pertanyaan Masalah
a. Bagaimana olahraga jalan kaki di Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan
Jember?
b. Bagaimana intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember?
c. Apakah ada pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi olahraga jalan kaki di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember.
b. Mengidentifikasi Intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di
Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember.
c. Menganalisis pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai terapi atau latihan yang dapat diajarkan
kepada pasien dengan Osteoartritis lutut maupun keluarganya.
2.
Ilmu Pengetahuan
Menambah perbendaharaan referensi mengenai terapi atau latihan yang
dapat diajarkan kepada pasien dengan Osteoartritis lutut
3. Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai terapi atau latihan
yang dapat dilakukan pada pasien dengan osteoartritis lutut, sehingga
masyarakat dapat menerapkannya di rumah.
4. UPT PSLU Kasiyan
Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh olahraga jalan
kaki untuk mengurangi intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut
sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang
terkait terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita osteoatritis
lutut.
5. Peneliti Lain
Sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti lain, terutama sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan penelitian lanjutan atau melakukan
penelitian yang sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Osteoarthritis
1. Definisi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi
dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Pada
umumnya penderita OA berusia di atas 40 tahun dan populasi bertambah
berdasarkan peningkatan usia. Osteoartritis merupakan gangguan yang
disebabkan oleh multifaktorial antara lain usia, mekanik, genetik, humoral
dan faktor kebudayaan. Osteoartritis merupakan suatu penyakit dengan
perkembangan slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik,
biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga
menyebabkan gangguan fungsi sendi. Kelainan utama pada OA adalah
kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang
subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan
ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk
efusi. Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu OA primer
dan OA sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor
genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak.
Sedangkan OA sekunder adalah OA yang didasari kelainan endokrin,
inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas
yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan
sebagainya (Soeharyo & Henry, 2007).
2.
timbulnya
nyeri.
Ketika
osteofit
tumbuh,
inervasi
gerakan
yang
berulang
untuk
mempertahankan
atau
aosteoartritis,
latihan
fleksibilitas
ditujukan
untuk
menjangkau
ruang
gerak
sendi
yang
tidak
bahwa
latihan
aerobic
efektif
menghilangkan
nyeri
dan
Terapi farmakologis
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang
timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi
manifestasimanifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi.
a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2
(COX-2), dan Asetaminofen
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan
obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada
penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS
lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat
pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk
mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara
mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2.
b. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat-obatan yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat,
kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya.
Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
B.
Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,
2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002). Sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang
dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional).
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi
atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti
histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang di
5. Teori Nyeri
Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di
antaranya (Barbara C.Long, 1989):
a. Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan
sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis
yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks
sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
b. Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar
ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal
ini mengakibatkan suatu respons yang merangsan ke bagian yang lebih
tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan response dan
otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi
oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
c. Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini,
nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya
berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar
akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan
tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat
besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini
akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan
reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil
akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu
Keterangan
Tidak nyeri
1-3
Nyeri ringan
4-6
Nyeri sedang
7-9
10
Keterangan
Tidak nyeri
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri hebat
8. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat
bedah atau cidera.
b. Iskemik jaringan.
c. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari
atau tak
pembengkakan
jaringan
mengakibatkan
peningkatan
tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat
kimia bioaktif lainnya.
e. Post operasi setelah dilakukan pembedahan.
9.
Manifestasi Klinis
a. Gangguam tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan meng hindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Nadi meningkat
h. Pernafasan meningkat
i. Depresi
C. Konsep Walking Exercise / Latihan Jalan Kaki
1. Definisi Jalan Kaki
Jalan kaki atau berjalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas
fisik yang juga merupakan olahraga, karena berjalan kaki merupakan
serangkaian gerak yang dilakukan secara sistematis dan fungsional juga,
dalam bentuk latihan low impact. Jalan kaki dikelompokkan jenis olahraga
aerobik yaitu jenis olahraga yang dilakukan dan memerlukan oksigen
sebagai sumber energinya dan biasanya dilakukan di lapangan. Aktivitas
jalan kaki memang baru bisa disebut olahraga jika dilakukan secara
kontiniu, minimum 30 menit setiap harinya. Berjalan adalah gerakan siklis
yang diatur oleh medulla spinalis pada tingkat neuron mototris. Berjalan
diawali dengan mencondongkan badan ke depan, menyebabkan posisi
tubuh tidak stabil, kemudian melangkahkan kaki ke depan untuk
mendapatkan keseimbangan kembali (Rachmah Laksmi, 2007). Olahraga
jalan kaki merupakan salah satu olehraga aerobic yang banyak
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Penatalaksanaan OA:
1. Terapi non
farmakologis
2. Terapi farmakologis
Terapi non farmakologis:
1. Edukasi
2. Terapi fisik atau rehabilitasi
a. Latihan
fleksibilitas
Intensitas
nyeri
pada
B.
Hipotesis
H1 : Ada pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan
Jember.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang digunakan 8 orang.
3. Sampling
C.
Definisi Operasional
Definisi
operasional
dirumuskan
untuk
kepentingan
akurasi,
Variabel
Independent
Jalan kaki
Definisi
Operasional
salah satu bentuk
aktivitas fisik
yang aman bagi
lansia
Alat Ukur
Observasi
Dependent
Perubahan respon wawancara
intensitas nyeri responden
pada penderita terhadap rasa
osteoatritis
nyeri sendi pada
lutut
awal dan akhir
penelitian.
Skala
Hasil Ukur
Ordinal
0 : tidak nyeri
(1)
1-3 : ringan (2)
4-6 : sedang
(3)
6-10 : berat (4)
D. Tempat Penelitian
E.
Waktu Penelitian
Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu tatatertib atau kode etik dalam
pengambilan data di suatu tempat. Masalah etika penelitian dalam penelitian
meliputi:
1. Informed Consent (LembarPersetujuan)
Confidentiallity (Kerahasiaan)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga
dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja
yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
G. Alat Pengumpul Data
Instrument
pengumpulan
data
digunakan
dalam
riset
untuk
Analisa Data
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu memeriksa ulang kelengkapan
data yang diisi subyek pada kuesioner yang dibagikan, kemudian setiap
jawaban di konversikan ke dalam angka-angka guna proses analisa.
1. Pengolahan data
a. Editing.
b. Entry
Cleaning.
Merupakan tahap akhir untuk membersihkan data yang sudah
dimasukkan ke dalam program dan membandingkan dengan standar
penelitian yang ditetapkan.
2. Analisa data.
a. Analisa Univariat.
Analisa bivariat.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, peneliti menggunakan alat uji statistik dengan
bantuan komputer yaitu menggunakan program SPSS (Statistical
program for social science) maka, design penelitian ini menggunakan
quasy experiment yaitu non randomize pre test dan post test design uji
statistik yang di gunakan adalah Spearman Rank. Apabila p < 0,05
artinya ada pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh olahraga jalan kaki
untuk mengurangi intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember yang dilaksanakan pada tanggal 19 September
2015 dan diakhiri tanggal 25 September 2015 dengan jumlah responden sebanyak
8 responden. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan observasi yang
akan ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi.
A. Data Umum
1.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
37,50%
Perempuan
62,50%
Total
100%
2.
Usia Responden
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan usia responden di Wisma
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember
No.
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
60 70 tahun
62,50%
71 80 tahun
25,00%
> 80 tahun
12,50%
Total
100%
Pendidikan Responden
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan responden di
Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember
No.
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak Sekolah
62,50%
SD
37,50%
Total
100%
Data Khusus
1. Intensitas nyeri sebelum melakukan jalan kaki di Wisma Teratai PSLU
Kasiyan Jember
Tabel 5.4 Intensitas nyeri sebelum melakukan jalan kaki di Wisma Teratai
PSLU Kasiyan Jember
Intensitas nyeri
Tidak nyeri
Ringan
Sedang
Berat
Total
Kelompok
eksperiment
0
1
3
0
4
Kelompok kontrol
0
2
2
0
4
Total
0
3
5
0
8
Kelompok
eksperimen
1
2
1
0
4
Kelompok kontrol
0
2
2
0
4
Total
1
4
3
0
8
Hasil analisis pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas nyeri
pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU
Tabel 5.7 hasil analisis pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi
intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai
UPT PSLU
Kelompok
Mean
Median
Sd
P value
Kelompok
Pre
1,88
2,00
0,619
0,002
Post
1,56
2,00
0,727
Eksperimen
Kelompok
Pre
1,88
2,00
0,719
0,025
Post
1,00
1,00
0,516
Kontrol
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan bahwa ada pengaruh olahraga jalan
kaki untuk mengurangi intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut
dengan P Value 0,002.
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan pembahasan tentang pengaruh olahraga jalan kaki
untuk mengurangi intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember yang dilaksanakan pada tanggal 19 September
2015 dan diakhiri tanggal 25 September 2015 dengan jumlah responden sebanyak
8 responden.
A. Intepretasi dan Hasil Diskusi
Berdasarkan teori yang ada, osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi
degeneratif dengan etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai
populasi luas, dengan tanda dan gejala adanya nyeri sendi, kekakuan,
deformitas dan hambatan pergerakan sendi. Nyeri dan ketidakmampuan
akibat osteoarthritis pada lansia merupakan faktor resiko penting terjadinya
resiko jatuh. Dalam jurnal yang kami bahas, disebutkan bahwa di Jepang
lebih dari 50% orang dengan osteoarthritis lutut mengalami jatuh pada tahun
sebelumnya, dengan estimasi jumlah kasus osteoarthritis lutut adalah 10 juta
orang yang sebagian besar adalah lansia. Karena hal inilah penulis jurnal
melakukan penelitian dengan menggunakan responden lansia dengan
osteostritis pada lutut.
Teori yang ada menjelaskan ada beberapa latihan yang dapat dilakukan
pada usia lanjut dengan osteoartritis, yaitu:
a. Latihan fleksibilitas (ROM), yang ditujukan untuk osteoarthritis dapat
mengurangi kekakuan sendi, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah
kontraktur
jaringan
lunak.
Teknik
peregangan
dilakukan
untuk
b. Latihan kekuatan, yang terdiri dari latihan isometric, latihan isotonic, dan
berjalan
pada
pasien
osteoarthritis.
Latihan
isotonic
intensitas
latihan,
diberitahukan
pada
pasien
untuk
ini
responden
sebanyak
orang,
peneliti
menggunakan latihan berjalan yang merupakan salah satu dari bagian latihan
kekuatan dan latihan aerobic. Peneliti menggunakan latihan berjalan didasari
oleh alasan karena latihan berjalan adalah salah satu latihan yang mudah dan
menyenangkan untuk dilakukan yang tidak hanya berpengaruh pada terhadap
kesehatan tetapi juga dapat mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis
lutut.
Dalam penelitian ini didapatkan mayoritas responden mengalami nyeri
sedang yaitu sebanyak 62.50% sebelum melakukan jalan kaki. Sedangkan
pada responden setelah melakukan jalan kaki sebanyak 50,00% mengalami
nyeri ringan. Dalam penelitian ini didapatkan pengaruh yang signifikan antara
saat awal pengkajian dengan setelah diberikan intervensi.
Dalam teori yang telah ada sebelumnya diketahui bahwa ada beberapa
manfaat dari latihan berjalan, yaitu merupakan aktivitas aerobic yang
bermanfaat bagi jantung, paru-paru dan peredaran darah, merupakan cara
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian melibatkan subjek penelitian dalam jumlah terbatas, yaitu
Implementasi keperawatan
pergerakan
dan
pengurangan
nyeri
pada
penderita
c.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B.
Saran
1. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
terapi atau latihan yang dapat diajarkan kepada pasien dengan Osteoartritis
lutut maupun keluarganya.
2.
Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi
mengenai terapi atau latihan yang dapat diajarkan kepada pasien dengan
Osteoartritis lutut
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai terapi atau latihan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan osteoartritis lutut, sehingga masyarakat dapat menerapkannya di
rumah.
4. UPT PSLU Kasiyan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas nyeri pada
penderita osteoatritis lutut sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar
penentuan kebijakan yang terkait terhadap penurunan intensitas nyeri pada
penderita osteoatritis lutut.
5. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian pustaka bagi
peneliti lain, terutama sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
penelitian lanjutan atau melakukan penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Azis. (2009). Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Teknik
Analisa Data. Salemba Empat, Jakarta
Kusnadi, Nanang. 2012. Motivasi Pria Lanjut Usia Melakukan Olahraga
Bulutangkis Dan Jalan Kaki Serta Hubungannya Dengan Kebugaran
Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia.
Laksmi, Rachmah. 2007. Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu
Osteoartritis. Yogyakarta: FIK UNY.
Lungit Wicaksono. 2011. Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit
Degenerative. Universitas Pendidikan Indonesia.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta
Soeharyo & Henry. 2007. Faktor-Faktor Risiko Osteoartritis Lutut. Semarang:
UNDIP.
Yohanita & Dewi. 2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Stretching) Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera Gbi Setia Bakti Kediri. STIKES RS Baptis.
MINI RISET
PENGARUH OLAHRAGA JALAN KAKI UNTUK MENGURANGI
INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA OSTEOATRITIS LUTUT DI
WISMA TERATAI UPT PSLU KASIYAN JEMBER
DISUSUN OLEH :
Chusnawiyah S,Kep (1401032007)
Dewi Krisdianawati S,Kep (1401032007)
Dio Areza Prastyatama S,Kep (1401032007)
Ervan Setyobudi S,Kep (1401032007)
Jumaidah S,Kep (1401032007)
Munfarikatus Zuhdataini S,Kep (1401032007)
2015