ABSTRAK
Tindakan budidaya suatu jenis tanaman
pada umumnya adalah untuk memperoleh hasil
panen yang tinggi dan berkualitas. Kadar bahan
aktif pada tanaman sangat mungkin untuk dapat
diinduksi,
dimanipulasi,
dirubah
atau
ditingkatkan baik melalui cara budidaya
maupun penanganan pasca panen yang baik dan
benar. Optimalisasi kandungan bahan aktif
tanaman melalui pendekatan budidaya di lapang
harus diback up oleh data mengenai (1) lintasan
sintesa, dengan (2) jenis prekusor (katalis) yang
berperan dan umumnya (3) menentukan fase
pertumbuhan
Kata kunci : Budidaya, Pasca panen, Tanaman
Obat.
PENDAHULUAN
Dalam sistem pengobatan formal
Indonesia, terdapat perbedaan peran
yang sangat jelas antara penggunaan
obat modern (kimia) dengan obat
tradisional. Utamanya adalah, pada
obat obat modern sudah memenuhi 3
(tiga) paradigma, yaitu Mutu Aman
Manfaat (Quality, Safety, Efficacy
(QSE)). Sehingga obat modern (kimia)
lebih jelas dalam hal khasiat,
kandungan senyawa aktifnya serta
terjamin keamanannya (1). Untuk obat
tradisional, ketiga paradigma diatas
belum terpenuhi dengan baik tetapi
tentu saja dapat diupayakan. Ketiga
kriteria diatas dapat dipenuhi melalui
penanganan
serius
mulai
dari
penentuan spesifikasi dan parameter
100
Tabel 1. Zat Marker dan Kadar beberapa bahan yang digunakan dalam produk
Herbal Medicine
NO
NAMA TANAMAN
Kunyit
(Curcuma domestica)
Simplisia
3.5 %
Bw. Putih
(Allium sativum)
Segar
2.3 ~ 5 %
Antanan
(Centella asiatica)
Simplisia
0.8 ~ 1.4 %
Sambiloto
(Andrographis paniculata)
Sirih
(Piper betle)
Katuk
(Sauropus androgynus)
Kencur
(Kaempferia galanga)
Simplisia
3%
Segar
12%
Simplisia
24.3 ~ 47.5 %
Simplisia
10 ~ 20 %
101
II
III
SAMPEL
RANGE KADAR
(% B/B)
STD (% B/B)
4.323 ~ 5.463
5.012 0.374
5.627 ~ 6.648
6.108 0.358
5.423 ~ 5.811
5.609 0.110
7.799 ~ 8.452
8.107 0.186
7.584 ~ 8.484
7.932 0.248
7.133 ~ 9.707
7.936 0.940
* Alternatif formula - 1
0.158 ~ 0.203
0.180 0.017
* Sediaan 1
0.081 ~ 0.106
0.093 0.009
* Sediaan 2
0.100 ~ 0.115
0.108 0.005
Kunyit Segar
Kunyit Kering
Ekstrak Pekat
* Eks Produksi RG 530 A3
( SC. = 21.32 % b/b)
* Eks Risbang RG 610 A
( SC. = 23.00 % b/b)
IV
Sediaan Jadi
102
Pertumbuhan
Bobot
Produksi metabolit
Waktu
Gambar 2. Pembentukan metabolit sekunder selama fase produksi
melanjutkan fase pertumbuhan
2. Pasca Panen
Simplisia merupakan produk
hasil proses setelah melalui panen dan
pasca panen menjadi bentuk produk
untuk sediaan kefarmasian yang siap
dipakai atau siap diproses selanjutnya.
Proses pemanenan dan preparasi
simplisia merupakan proses yang dapat
menentukan mutu simplisia dalam
berbagai artian, yaitu komposisi zat
kandungan, kontaminasi dan stabilitas
bahan.
Simplisia dibuat biasanya untuk
tujuan pengawetan bahan, pemenuhan
stok untuk proses produksi juga paling
tidak untuk mempertahankan kualitas
bahan aktif (Tabel 3.) Secara teknis
kegiatan pasca panen diawali dengan
proses pengangkutan hasil panen,
sortasi,
pengupasan,
pencucian,
perajangan, pengeringan, pengepakan,
penyimpanan
103
Tabel 3. Pengaruh Berbagai Panenan dgn Kandungan Tannin Total Daun Jambu
Biji
NO
SAMPEL
DAUN SEGAR
* Non Banjaran
* Banjaran
SIMPLISIA
* Non Banjaran
* Banjaran
SIMPLISIA DGN. JENIS PANENNAN
* Banjaran daun bulat
p+3
p+5
p+7
p+9
* Banjaran daun lonjong
p+3
p+5
p+7
p+9
* Banjaran buah merah
p+3
p+5
p+7
p+9
II
III
104
RANGE
KADAR
(% B/B)
KADAR RATA
RATA
STD (% B/B)
15.18 ~ 16.83
14.02 ~ 17.70
15.91 0.59
15.69 1.34
12.72 ~ 18.02
8.86 ~ 9.76
15.29 1.97
9.32 0.29
19.70 ~ 21.07
12.68 ~ 15.21
12.10 ~ 13.89
12.78 ~ 14.64
20.41 0.61
13.96 0.89
13.07 0.68
13.81 0.73
18.75 ~ 19.91
17.88 ~ 18.78
14.01 ~ 16.56
13.97 ~ 14.98
19.36 0.41
18.42 0.33
15.56 1.03
14.55 0.36
18.06 ~ 20.24
15.27 ~ 16.03
12.97 ~ 15.30
11.06 ~ 15.56
18.40 0.31
15.67 0.31
13.95 0.85
14.99 0.40
105
106